It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
hanhan lg denial. ayok leo deketin jemmy biar hanhan cemburu
~ Jemmy pov ~
Sekolahku dibubarkan lebih awal satu jam. Karena hari sabtu besok lusa ada pensi, jadi siswa dan siswi mempersiapkan diri mulai sekarang. Sedangkan siswa dan siswi yang nganggur, alias tidak diikut sertakan dalam kesibukan persiapan memilih pulang. Aku ingin menghampiri Hanhan dan mengajaknya pulang, tapi karena Hanhan harus menemani Mega latihan dance akhirnya aku duluan. Kalau ditanya aku kecewa apa tidak, jelas aku kecewa. Semakin hari Hanhan semakin perhatian ke Mega. Jelas aku kecewa. Aku cemburu. Tapi aku sadar diri kok. Aku sadar dimana posisiku. Mengingat apa yang sudah aku lakukan pada Hanhan, dia tidak membenciku saja itu sudah luar biasa. Untuk lebih dari ini aku tidak berani bermimpi.
"Jem, bagus nggak??" Okki memamerkan kalung padaku.
Aku mengeram kesal.
"Mau sampai kapan sih di sini?? Daritadi milih kok nggak selesai-selesai. Nggak lucu kali dua cowok ke tempat serba pink gini," omelku tanpa jeda.
Yup...kami berdua ada ditempat yang serba pink. Namanya 'naughty '. Tempatnya aksesoris cewek.
"Mau gimana lagi?? Aku mau ngasih kalung nih buat doi. Siapa lagi yang bisa aku ajak kesini???!!" Okki gantian yang menggerut, "ikhlas nggak sih nemenin??"
"Nggak."
"Brengsek!! Ya udah pilihin mana yang menurutmu bagus!!!"
"Nih," aku langsung menyambar satu kalung tanpa aku lihat lebih dulu.
"Gila aja, masa aku kasih motif tengkorak?!"
"Hehehehe..."
"Ck..."
"Udahlah pilih aja yang menurutmu bagus! Susah banget sih. Lagian pacarmu itu juga pasti seneng ama apapun yang kamu kasih ke dia."
"Iya sih tapi kan ya harus milih yang bagus."
"Halaaah beliin emas aja lah. Kalung emas."
"Duitnya?? Nyolong??"
Aku terkekeh.
"Modal dong modal!!!" aku berteriak tepat ditelinga kanan Okki.
Aku sukses mendapat tampolan di kepala.
Ck...aku mendengus kesal. Aneh sebenarnya kalau dulu aku ketempat serba pink sama Hanhan biasa aja, happy-happy aja. Tapi saat kesini sama Okki kok risih ya.
Saat Okki masih mengomel nggak jelas aku melihat sosok yang aku kenal sedang berjalan melewati naughty. Tanpa pikir panjang aku berlari menyusulnya dan langsung menarik lengannya. Cowok itu nampak terkejut karena ulahku, begitu juga dengan cowok yang ada disebelahnya. Cowok itu lebih terkejut lagi saat melihatku.
"Sorry...sorry...apa kita bisa ngobrol sebentar??" tanyaku pada cowok yang lengannya aku tarik tadi.
Cowok yang memakai kacamata itu menatap cowok yang ada disebelahnya.
"Berdua," jelasku.
Yossi nenatapku bingung.
"Gimana kalau nanti malam ketemuan di bigcafe?" Yossi menyarankan.
Aku menatap sekilas cowok yang bersamanya.
Keren.
Selingkuhannya?
"Oke. Jam tujuh."
Yossi mengangguk setuju.
Setelah itu Yossi dan cowok itu melenggang pergi.
Bagus. Kenapa tadi aku minta waktu buat ngobrol? Apa yang mau aku obrolin sama pacar mantanku yang punya selingkuhan? Apa nanti aku bertanya 'Apa kamu selingkuh dari mantanku??'
Sinting.
"Siapa??" tanya Okki yang sudah ada dibelakangku.
"Kenalan," sahutku, "udah beli??"
"Udah," Okki memamerkan kalung yang dia beli, "balik yuk!"
"Makan dulu atau langsung pulang."
"Makan aja kali ya."
***
Kini aku duduk di kursi yang terbuat dari bambu. Didepanku duduk Yossi yang sedang sibuk dengan laptopnya. Maklum di cafe ini free wifi.
Aku menatap lemon tea ku yang tinggal setengah. Sudah hampir lima belas menit lamanya aku dan Yossi duduk terdiam seperti ini.
"Kamu mau ngomong apa?" tanya Yossi yang mengawali percakapan lagi setelah beberapa lamanya waktu berlalu.
Dia masih mengutak-atik laptopnya.
Aku sedikit stres duduk didepan selingkuhan mantanku seperti ini. Satu batang rokok akhirnya aku nyalakan untuk menenangkan pikiranku.
"Ah ya.. tolong pinjam laptopmu bentar."
"Huh??" kali ini Yossi menatapku bingung, tapi tangannya memutar laptopnya untukku.
Aku langsung mengetik link youtube yang diberi oleh Tiar kapan hari itu.
"Sudah dihapus," desisku, "sayang banget."
Aku melihat Yossi membakar satu batang rokok juga.
Kanker pasti mengintai kami kelak haha...
"Jadi???" Yossi nampaknya mulai nggak sabar.
Aku menghela nafas panjang beberapa kali sebelum memutar lagi laptop ke arahnya.
"Kamu udah berapa lama jalan sama Leo?" tanyaku dengan berat.
Yossi menatapku sekilas sebelum dia melemparkan pandangannya ke arah lain.
"Jujur aja ya Jem. Kami nggak pernah pacaran."
"Oh..." suara datar tanpa rasa percaya melesat dari bibirku.
Jelas-jelas Leo bilang kalau mereka pacaran.
"Serius," kini Yossi kembali menatapku, "aku bener-bener nggak jalan sama dia."
"Tapi kalian pernah 'tidur' berdua kan?!"
Yossi menggeleng pelan.
"Nggak pernah dan nggak mungkin," kali ini aku yang mulai penasaran sama kata-katanya, "aku minta maaf karena udah bikin kamu salah paham. Tapi saat itu kami nggak 'tidur' bareng."
Aku melihat Yossi yang mentapku lurus.
Apa dia ngomong jujur?
"Aku..sejak kami sekolah dulu, aku udah suka sama Leo. Dia orangnya baik, sabar, dia suka nolong temen, dia enak diajak curhat. Munurutku dia orang terkeren yang aku kenal. Keren dalam segala hal," Yossi terkekeh pelan.
"Leo memang kayak gitu itu."
Aku jadi inget gimana khawatirnya dia saat kakiku patah karena jatuh dari motor saat dia bonceng. Dia sampai gendong aku dipunggungnya sambil cari-cari taxi atau setidaknya minta bantuan sama orang yang lewat. Makhlum waktu itu sudah hampir merapat ke dini hari. Dia lupa sama motornya dan lupa sama lukanya sendiri. Padahal aku tau kalau kakinya juga sakit. Aku tau karena waktu gendong aku, dia maksain diri buat jalan. Saat sampai dirumah sakit, Leo langsung jatuh lalu nggak bisa jalan lagi untuk waktu yang tidak sebentar. Lututnya cidera. Dulu aku sampai nyumpahin orang mabuk yang menyetir kijang secara ugal-ugalan mati tertabrak truk.
Aku juga inget dia itu nggak bisa makan kacang panjang, lebih tepatnya nggak doyan. Dia juga nggak doyan pedas. Tapi dia pasti makan kacang dan makanan pedas itu kalau aku yang minta, aku cuma iseng sih. Dia juga nggak pernah lupa hari ulang tahunku atau hari penting lainnya buat kami berdua, padahal dulu nama belakangnya aja aku nggak tau apalagi hari ulang tahunnya.
Aku sih senang-senang saja sama semua pemberiannya dan perhatiannya, waktu itu aku masih smp. Siapa sih yang nggak suka dibelikan sesuatu atau ditraktir makan?? Sekarang aja aku pasti nggak akan nolak. Biarpun aku masih smp, dia nggak pernah mau mengambil keuntungan yang iya-iya dariku hahaha... Dia memperlakukanku seperti benda mahal yang wajib dijaga.
"Aku suka banget sama dia, tapi dia melihatku nggak lebih dari temen baiknya. Padahal aku sayang sama dia."
"Tapi....saat itu kamu bu..gil..."
"Aku yang memaksanya. Aku berusaha menggodanya," Yossi terkekeh pelan, "tapi dia menolakku. Sorry ya Jem. Tapi aku hanya ingin mendapatkan perhatiannya. Hatinya."
Aku menghela nafas panjang.
"Tapi kenapa dia nggak ngomong ke aku kalau kalian nggak ngapa-ngapain? Kenapa dia diem aja saat aku mutusin dia secara sepihak??"
"Aku juga nggak tau. Sejak kejadian itu aku ingin bilang jujur ke kamu, tapi Leo melarangku. Aku nggak tau alasannya."
"Hm...." kali ini aku dibuat bisu oleh kenyataan yang diberikan Yossi.
Kenapa Leo hanya diam? Kenapa dia nggak bilang apa-apa?
"Jadi kalian nggak pernah pacaran?"
"Nggak pernah."
Aku menghisap rokokku kuat-kuat.
"Makasih kamu udah jujur sama aku. Tapi untuk sekarang itu sudah nggak penting lagi."
Sudah ada Hanhan. Benar. Sudah ada Hanhan.
"Ah...ya. Tapi ini memang salahku sih kamu jadi salah paham jadi sekalian aku mau minta maaf."
Jujur aja, biarpun daritadi Yossi minta maaf dan bilang merasa bersalah, tapi aku tidak merasa dia benar-benar minta maaf apalagi menyesal.
"Aku tuh sebenernya risih ngobrolin ini di tempat sepeti ini," aku melihat sekelilingku.
Yossi terkekeh.
"Mau gimana lagi, aku nggak ada tempat enak buat ngobrol."
"Ini mahal nih," dengusku kesal saat ingat berapa satu gelas minumanku.
Yossi terkekeh.
"Aku traktir deh."
"Oke makasih."
Bisa aja aku ini hahaha...
~ Hanhan pov ~
Hari ini sekolahku mengadakan pensi alias pentas seni, yang artinya bebas semua mata pelajaran. Daritadi pagi semua sibuk sama kegiatan masing-masing. Ada yang mempersiapkan pertunjukan kelasnya, ada yang sok sibuk mondar-mandir nggak jelas, ada yang sibuk dandan, ada yang sibuk ngegosip, ada yang berkerumun untuk foto-foto. Intinya hari ini sangat ramai.
Kelasku hari ini akan menampilkan band dengan lima pesonil. Salah satunya Tiar. Dia main drum. Dia sudah berlatih keras dengan kakaknya untuk penampilan perdananya ini. Semoga dia bisa tampil bagus hari ini.
"HAAAAANNN...PELUK AKU PELUK AKUUUUUUU...." tiba-tiba Tiar berlari masuk kedalam kelas dan langsung memelukku.
"Apaan sih??!!"
"Aku grogiiii...aku takut," rengek Tiar yang masih memelukku.
Biarpun dia memelukku dari depan, aku tidak merasakan sesuatu yang menonjol didadanya.
Astaga...hahaha
"Kamu kan sering main basket di depan banyak orang, kenapa masih grogi aja sih?!"
Kali ini Tiar melepas pelukannya.
"Gila kamu!! Ini penampilan pertamaku memukul drum di depan banyak orang. Gimana nanti kalau aku keliru??"
"Udah santai aja. Nggak ada yang marah juga kok kalau kamu keliru," Shintia yang baru saja selesai melukis sesuatu di wajah Rio ikut menyahut.
Nanti yang nyanyi Rio. Suaranya bagus. Wajah Rio jadi keren karena lukisan wajah yang dibuat Shintia. Kalau Tiar dilukis di tangan kirinya. Keren juga. Personil band dikelasku yang nanti tampil dilukis sama Shintia dibagian tubuh yang berbeda.
Karena Tiar sekarang sedang nempel ke Shintia, aku memutuskan keluar kelas. Aku mau melihat Mega dan teman-temannya tampil. Sepertinya ini sudah waktunya.
Baru saja aku melangkahkan kakiku keluar kelas, aku melihat dua cewek yang nampaknya adik kelasku saling dorong mendorong saat melihatku.
Smile...
"A...anu kak. Ini aku buat sendiri," akhirnya salah satu cewek itu berhasil didorong temannya sampai mendekatiku.
Ditangannya ada bungkusan dari plastik bermotif love.
"Apa ini?" aku langsung mengambilnya dari tangannya.
"Co...coklat kak."
Aku membukanya dan memakan satu coklat bulat yang memiliki huruf U yang dilukis dengan coklat putih atau mungkin sejenis itu.
Smile...
"Makasih ya," aku melihat nama yang tertera di dadanya, "Zusan."
Cewek bernama Zusan itu tersenyum lebar. Tiba-tiba dia berlari menjauh sambil menarik temannya tadi. Aku terkekeh melihatnya.
Lucu.
Aku kembali melihat coklat itu. Semua coklat itu memiliki huruf yang berbeda. Tapi karena aku malas menyusunnya satu persatu ya langsung saja aku makan.
Buuuggghh..
"Ah...sialan!!"
Aku langsung menoleh kebelakang saat mendengar umpatan dari suara yang aku kenal.
"Ha...ha...ha..." aku tertawa datar saat melihat siapa gerangan yang sedang jatuh dengan tololnya, "ha...ha...ha..."
"Bantuin!!!"
Aku masih memamerkan sederet gigiku saat berjalan mendekatinya.
"Ngapain?? Salto??" ejekku saat membantunya berdiri.
Jammy hanya cemberut kesal menatapku.
"Lantainya licin."
Ha...ha...ha...
"Mau kemana??" tanya Jemmy.
"Liat penampilan Mega. Ikut??"
"Ya...ya ikut deh."
"Mau??" aku menawarinya coklat.
Jemmy menggeleng pelan.
Lapangan yang biasanya diisi oleh anak-anak yang bermain sepak bola sekarang diisi oleh sekerumunan anak-anak yang sedang menyaksikan pertunjukan kelas. Aku tiba disana saat Mega akan tampil. Mega dan beberapa temannya yang lain sudah bersiap di atas panggung.
"Cantik kan?!" aku meminta pendapat Jemmy yang langsung aku sesali, "ah..sorry...sorr.."
Aku tidak berani melihat Jemmy.
"Cantik kok."
Nah kali ini aku baru berani melihatnya. Sekilas.
Smile...
Coklat di tanganku sudah habis saat Mega memulai aksinya. Dance nya sangat keren. Dia memakai atasan kemben berwarna hitam dipadukan dengan bawahan hotpants berwarna senada dan sepatu boots pendek. Rambutnya dibiarkan terurai dengan sedikit gelombang. Biarpun aku bilang cantik tapi menurutku Mega lebih ke arah sexy. Body nya memang bagus sekali. Untuk masalah wajah...
Aku melotot kaget disertai gemuruh suara riuh yang memekakkan telingaku. Kejadiannya begitu cepat. Aku bahkan hanya bisa terpaku ditempat.
"Haaan!!!"
Suara Jemmy seakan menyadarkanku. Aku buru-buru berlari menuju panggung. Diatas sana salah satu anak ossis sedang memeluk Mega dengan sebuah kain berwarna merah. Kain itu salah satu taplak meja yang disambar cepat oleh anak ossis itu untuk menutupi tubuh Mega.
Mega menatapku nanar. Aku buru-buru memeluknya. Dia langsung menangis dipelukanku.
"Bawa dia diruang ossis. Disana sepi," kata anak yang aku tidak tau namanya itu.
"Oh..ah..ya."
hmm..soalx aq bikin se'real2x haha..jd kesanx g drama gtu..
Jemmy ama Leo aja deh....
Smoga si jemmy gak balikan lagi ama si leo hehhehe
Kasian mega y pasti malu skali gara2 kembennya mlorot d dpn banyak org
Di tunggu y cerita lanjutannya
karena malu, akhirnya mega minta putus dari hanhan #apaini :v
hanhan kenapa masih belum mau nunjukin reaksinya secara frontal ke jemmy -_- #pukpuk jemmy...
titip mention donk kalo update @whoami88