It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
dan melindungi Mika dari serangan penghianat Aemestry..
Aku sama sekali gak masalah ketika cewek-cewek yang dulu begitu getol pengen kenalan sama aku tiba-tiba beralih teriak “kakak ....kakak...” dengan sangat histeris ketika melihat anak baru itu dengan dahsyatnya melompat dan melakukan smash bola voli saat pelajaran olahraga. Atau ketika sorak sorai lebay saat dia nyaris melakukan dunk ke ring basket saking tingginya dia bisa melompat. Aku gak masalah. Udah gak peduli lah sama itu. Yang bikin aku bete setangah mati karena Mika tiba-tiba lebih sering dekat dengan anak itu. Ya aku tahu dia adalah teman lama dari masa lalu Mika, walaupun ini juga kenyataan yang berujung pada sebuah tanda tanya besar penuh kejanggalan, tapi tetap saja, aku panas melihat Mika begitu akrabnya sampai ketawa ketiwi menjijikkan di samping bocah sialan itu.
Aku dan Mika tetap makan siang bareng, duduk bersebelahan nyaris sepanjang waktu di sekolah, tapi ada waktu yang biasa kuhabiskan bersamanya tiba-tiba dipakai Mika buat berduaan dengan Chris. Ya anggep aja namanya Chris lah.
Makin sering Mika bicara serius sama anak itu. Di pojokan, di deket toilet, yah kebanyakan di tempat yang agak sepi sih. Aku Cuma bisa ngintip kepo aja.
Belum lagi saat aku mengajak Mika pulang bareng beberapa hari yang lalu, aku terkejut Mika menolak halus. Aku tahu Mika sangat berhati-hati saat mengatakan hal-hal yang mungkin bisa membuatku ngambeg, tapi tetap saja.....tetap saja....
Aku melihat dari kejauhan dan sedikit tercengang melihat apa yang dilakukan Chris pada Mika sore itu. Pantas saja mika gak mau pulang bareng aku, mentok kami Cuma jalan kaki sampai di perempatan Klojen lalu udah deh bakal naik angkot masing-masing, lah ini aku gak ngira kalau orang tua Chris sebegitu kayanya sampai bocah bau kencur kayak dia dikasih izin bawa Porche ke sekolah. Pelatnya N 13 CRS lagi. Sialan! Mana nih dewan sekolah kok gak ada pergerakan buat larang-larang anak SMP bawa mobil. Gimana sih guru-guru ini. Aku kesal bukan kepalang.
“Woy! Emang kamu dah punya SIM?” teriakku ketus saat Chris dan Mika hendak masuk ke dalam mobil.
“Dimas!” Mika berteriak mengingatkanku untuk tenang.
Chris Cuma diam aja. Kulihat ia mengeluarkan dompet kulitnya yang terlihat mahal dan mengeluarkan beberapa lembar kartu di atas kap mobil. Aku melihat berbagai macam SIM ada di situ. SIM A, SIM, C, sampai International Driving License juga ada. Mukaku merah. Entah malu atau murka.
Masih tetap dengan raut dingin Chris masuk ke dalam kabin mobil. Tampak ia menyalakan mesin dan menginjak gas dalam-dalam berulang kali. Beberapa siswa lain terlihat mengamati dengan pandangan yang aneh. Cewek-cewek sih tetap saja penuh kekaguman pada Chris. Satpam sekolah juga Cuma bisa diem. Sialan.
“Dim....please....aku minta waktu yah...hari ini aja. Aku perlu bicara sama dia.” Kata Mika sedikit memelas.
Aku terdiam. Aku tak menyangka Mika akan mengatakan hal itu padaku. Segera aku berbalik dan berjalan masuk lagi ke dalam sekolah. Membiarkan Mika yang berteriak memanggilku. Namun tak berapa lama kudengar deru mobil berlalu. Mika dan chris Sudah pergi entah kemana.
“Koen opo’o?(kamu kenapa)” tanya Joko melihat mukaku yang ditekuk berantakan.
Aku Cuma diam saja tak mempedulikan dia.
“Sek sek....boleh aku nanya, Dim?” kudengar Lia yang saat itu masih berada di dalam kelas bersama Joko dan beberapa teman lainnya tapi mereka sedang asyik sendiri di sudut lain ruang kelas. “Kamu....maaf yo...Cuma nanya.....hmm...” Lia berpandangan dengan Joko. “Aku sama Joko sama beberapa temen yang lain ngeliat kamu sama Mika.....anu Dim...”
“Pacaran?” tanyaku memperjelas.
Joko dan Lia mengangguk.
Aku memandang mereka agak lama. “Mbuh gak eruh. (entah aku tidak tahu)” jawabku singkat.
“Maksudku Mid...anu Mid....” Kulihat Joko berhenti bicara saat Lia menyenggol tangannya.
“Kalau kalian ga suka bilang aja. Gak papa.” Jawabku ketus. “Gak mau bertemen juga gak papa.” Kataku sambil menenteng tas ranselku. Aku tengah bersiap pegi dari ruang kelas itu tapi Joko dan Lia buru-buru menahanku.
“Sabar Mid. Koen dadi ngamukan saiki. (Sabar, Mid. Kamu jadi gampang marah sekarang)” kata Joko menenangkan.
“Dim....kita sih gak masalah. Kita bakal tetep temenan kok.....tapi kan...sayang Dim....” kata Lia setengah takut-takut.
“Ngene Mid! Koen iku ngganteng Cuk! (Gini Mid...kamu itu ganteng, Cuk- kependekan dari jancuk, umpatan khas Jawa Timuran)” Joko berpandangan sejenak dengan Lia. “Lia ae naksir awakmu, Mid. (Lia aja naksir sama kamu, Mid)”
“Taek Koen Jok!” kata Lia sambil memukul kepala Joko.
Mau tak mau aku tersenyum juga melihat tingkah mereka. Entahlah....seperti kata mama...mungkin aku sedang belajar mengenai perasaan yang kualami.
“Aku.....” belum sempat aku selesai bicara Joko sudah buru-buru memotong.
“Tapi kalau koen memang suka sama Mika ya gak papa Mid. Cocok kok.” Kata Joko sambil nyengir.
Aku bengong. Lia juga. Iki piye sih. Kukira mereka ini mau nasehatin aku lha kok cepet banget berubah jadi mendukung.
“Yo wes....aku tak jalan dulu sama anak-anak. Mau nyari kostum baru.” Kata Joko sambil beranjak dari ruang kelas.
Aku dan Lia berpandangan. Bengong.
Lia memegang tanganku. “Maaf kalau aku ikut campur....tapi kamu keganggu sama kehadiran Chris ya?”
Aku tersentak....kok tiba-tiba Lia bilang gitu?
“Aku ngelihat kamu jadi uring-uringan sejak Chris ada di sini. Dan aku jua ngelihat emang si Mika jadi agak akrab sih sama dia......tapi....” Lia terdiam. “...tapi aku ngelihat kalau Mika juga khawatir sama kamu. Dia sering beberapa kali curhat sama aku. Dia tahu kamu marah karena dia banyak ngobrol sama Chris anak baru itu. Aku juga ga tau apa yang diobrolin, si Mika gak bilang juga, tapi katanya hal penting dan gak ada hubungannya sama perasaan dia ke kamu.”
Aku menatap Lia tajam. “Perasaan dia ke aku?”
Lia mengangguk. “Dia pernah bilang kalau dia suka sama kamu. Aku juga kaget waktu dengernya tapi kupikir.....ya sudahlah, udah 2015 ini...dah gak aneh-aneh banget lah.” Lia tampak makin gugup. “Awalnya kukira Cuma dia yang naksir kamu sedang kamunya biasa-biasa aja, ternyata setelah aku lihat sikap kamu akhir-akhir ini.....aku paham kalau kamu juga suka dia.” Lia sedikit meneteskan air matanya.
Reflek aku memeluk Lia. Teman-teman yang tadi ada di pojokan udah pada pulang, jadi gak akan ada gosip aneh-aneh yang bakal nyebar.
“Untung aku gak pernah nyatain perasaanku sama kamu Dim....” kata Lia menahan isak tangisnya. Seragamku sudah agak basah di bagian depan kena air mata Lia.
Aku memeluknya sedikit lebih lama lagi. Menungu hingga Lia sedikit lebih tenang.
Lia menegakkan dirinya. “So...” kulihat tanannya menghapus sisa air mata yang masih menempel di wajahnya. “Kamu jangan uring-uringan dong.....jelek tau!”
Aku tersenyum. Kemudian mengangguk pelan.
“Iya.....” jawabku singkat.
tenang aja Dimas..Mika cuma cinta sama kamu kok...#mungkin
Ohya Ka klo daftar mention taruh diatas lebih enak,jadi gak ngescrol keatas dulu.
Anggap aja olah raga buat jari mu atuh ell @3ll0
Anggap aja olah raga buat jari mu atuh ell @3ll0
lagian christ kan kerjasama dgn cia, harusnya kalo pake mobil ya buatan amerika.