It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Ketika Abel Tesfaye atau The Weeknd mendapat nominasi Nickelodeon Kids Choice Awards untuk lagu tentang adiksinya akan kokain, ia tahu bahwa ia sudah mencapai level yang tidak ia bayangkan sebelumnya. Momen tersebut membuat Abel bingung karena bagaimana bisa lagu tentang narkoba bisa disukai oleh anak-anak dan remaja.
Pengaruh The Weeknd dalam setahun terakhir memang tidak bisa dihindari, berkat “Can’t Feel My Face” ia berubah menjadi seorang musisi indie hipster yang dielu-elukan Pitchfork menjadi seorang mega bintang dengan rambut khasnya. Album “Beauty Behind The Madness” seolah menjadi pengakuan para pendengar pop yang ingin terlihat mengikuti perkembangan tapi ingin terlihat edgy dalam waktu yang bersamaan lewat single lo-fi “The Hills” yang menjadi juara di Billboard Hot 100 meski nuansa lagunya terhitung berat.
Abel seolah ingin menceritakan apa yang ia alami dengan menjadi mega bintang dalam setahun terakhir maka dari itu setelah “Beauty Behind The Madness” selesai dipromosikan ia langsung masuk ke studio dan membuat album yang menceritakan tentang statusnya yang baru yaitu seorang international superstar dalam “Starboy”.
Album ketiga The Weeknd menceritakan tentang bagaimana ia menjalani hidup sebagai superstar beserta bumbunya seperti sex, drugs, love, dan ketakutannya akan nasib barunya. Ia berperan sebagai Starboy seorang bintang musik baru yang mempunyai banyak masalah dan ketakutan akan jati dirinya. Pada lagu pembuka “Starboy” ia seolah mempersilahkan pendengarnya untuk masuk ke ceritanya dengan penuh kesombongan dan kebanggan dibalik kesedihan diiringi musik disko minimalis dari Daft Punk. “Party Monster” tentang sebuah pesta yang keras sambil mempertanyakan esensi cinta satu malam dengan musik trap. “False Alarm” berbicara tentang materialisme dan nafsu dalam kesatuan dance-punk. “Reminder” berjalan dengan musik hiphop midtempo dan menjadi statement bahwa ia ingin menjadi musisi R&B arus non-mainstream bukan menjadi idola remaja. “Rockin’” terlihat out of blue dan terdengar seperti tempelan, lagu ini seperti rip-off dari lagu Disclosure dengan sentilan UK garage-nya.
“Secrets” mencoba bermain-main dalam musik soul dan new wave, ia meminjam lagu “Pale Shelter” milik Tears For Fears untuk menguatkan kesan new wave. “True Colors” kembali ke jalur awal The Weeknd yang memainkan musik alternative R&B yang dalam sembari mengeluarkan manuver Michael Jackson-nya, lagu ini seolah mempertanyakan kesetiaan pasangan Starboy dalam album ini entah dia mengincar cinta atau uang darinya. Lana Del Rey seolah menjadi gadis yang dicintai oleh Starboy dan ia menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya di lagu sebelumnya pada “Stargirl Interlude” dengan jawaban yang pasti
Pada “Sidewalks” ia mengajak Kendrick Lamar serta Daniel Wilson dan bernyanyi dengan balutan blues. Musik blues dalam lagu ini seolah menyatu dengan liriknya yang bercerita tentang kehidupan Starboy yang berantakan sebelum masuk ke industri musik, sayangnya suara The Weeknd bernyanyi dalam kesan autotune dan terdengar tenggelam dengan kolaboratornya. “Six Feet Under” bercerita tentang prostitusi dengan mengembalikan musik slow jam R&B yang ia bawakan di trilogi mixtape-nya. Starboy seolah dilanda dilema dalam percintaan dan komitmen di lagu “Love To Lay” yang kembali memainkan musik new wave. Pada “A Lonely Night”, Starboy seolah yakin untuk memutuskan cinta dengan kekasihnya dalam musik post-disco dengan arsiran funk. Lagu ini seolah menjadi “Billie Jean” versi The Weeknd apalagi beberapa tarikan vokalnya mirip dengan The King of Pop.
“Attention” adalah sebuah kode kepada infotainment dan berita skandal dengan arahan musik yang moody. “Ordinary Life” bercerita tentang sex dan pengakuan Starboy sebagai seorang pendosa dengan musik slowjam yang terdengar biasa saja dan terdengar emotionally forced. “Nothing Without You” seolah memanggil musik Usher di pertengahan 2000’an dengan tambahan trap beat. Ia menjadi sadboys dengan bantuan cloud rap dari Future dalam “All I Know” yang lebih cocok untuk Future bukan The Weeknd. “Die For You” mengeksplor synthpop yang emosional. Lagu penutup perjalanan Starboy “I Feel It Coming” seolah menjadi penutup yang sempurna dimana Starboy menerima garis hidup dan mendapatkan cinta yang ia dambakan. Daft Punk seolah memainkan musik yang menjadi trademark mereka disini yaitu musik electric soul yang memadukan disco, funk, synthpop, new wave dalam satu lagu. Mendengarkan lagu ini seolah mendengarkan George Michael dan Michael Jackson dalam satu sesi.
Mendengar album “Starboy” seperti mendengar sebuah biopik dari The Weekend atas apa yang sudah ia alami selama setahun terakhir. Ia membuat “Starboy” menjadi sebuah concept album tentang kepopuleran, cinta, materialisme, sex, dan adiksi akan narkoba dan alkohol. Dia menceritakan semuanya secara in your face dan tidak memberikan makna tersirat sehingga memudahkan pendengarnya untuk mengetahui apa yang terjadi di album ini.
Cerita Starboy memang terdengar epik dan apa adanya tetapi musik pengiringnya terlihat tidak seambisius atau seemosional ceritanya. Beberapa musik di album ini seolah tidak menyatu dengan ceritanya dan hasilnya malah membosankan. Permasalahan durasi juga menjadi satu titik letdown di album ini, 18 lagu yang disajikan oleh The Weeknd seperti hit and miss dan ia seolah berdiri diantara posisi ingin laku dan tidak ingin laku dalam album ini karena memasukan elemen yang terlalu edgy dan terlalu pop. Ketimbang bereksplorasi The Weeknd justru malah mengulang formula yang sama meski dalam batas yang wajar. Sisi raw yang menjadi kekuatan utama The Weeknd perlahan dikikis untuk mencapai target musik yang lebih banyak lagi.
Mendengar cerita The Weeknd sebagai Starboy memang terdengar seru dan menegangkan, disini kita bisa melihat dua sisi dari The Weeknd dimana dia menjadi seseorang mega bintang dengan menggunakan nama The Weeknd dan menjadi dirinya sendiri yang seolah canggung menikmati gelar tersebut sebagai Abel Tesfaye. Sebagai pendengar kita hanya bisa memilih untuk hanyut dalam cerita kesendiriannya atau menjauhinya karena cerita tentang kepopulerannya terkesan membosankan dan itu-itu saja. Itulah pilihan yang ditawarkan oleh Starboy.
Tracklist:
1. Starboy (Feat. Daft Punk)
2. Party Monster
3. False Alarm
4. Reminder
5. Rockin’
6. Secrets
7. True Colors
8. Stargirl Interlude (Feat. Lana Del Rey)
9. Sidewalks (Feat. Kendrick Lamar)
10. Six Feet Under
11. Love To Lay
12. A Lonely Night
13. Attention
14. Ordinary Life
15. Nothing Without You
16. All I Know (Feat. Future)
17. Die For You
18. I Feel It Coming (Feat. Daft Punk)