It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kanye
Pas trisom X'D
Let You Go
Don't Let me Down Lyric
Ini mv wtf tuing XD
Don't Let Me Down
Roses Lyric
So kecei :v
Roses
Ariana Grande. Tidak terasa ia sudah merilis album ketiga saja. Berjudul “Dangerous Woman“, album ini merupakan susulan dari debutnya, “Yours Truly” (2013) dan album sophomorenya, “My Everything” (2014). Dua album ini mendapat sambutan yang cukup baik dan pastinya mengangkat nama Grande ke permukaan. Hanya saja, meski dua album ini memiliki kualitas hiburan yang cukup tinggi, namun Grande dikritisi karena kurang memiliki ciri khas dan terdengar seperti imitasi penyanyi lain.
Tampaknya Grande benar-benar ingin fokus dalam mengerjakan album ini. Dan setelah sempat merilis ‘Focus’ yang sayangnya gagal masuk dalam album, “Dangerous Woman” pun dirilis. Harus diakui kalau Grande tampaknya belajar dari setiap masukan yang diterimanya setelah merilis dua album tadi. Hasilnya, “Dangerous Woman” adalah albumnya yang paling matang, memiliki warna dan karakter tersendiri, serta kuat dalam aspek soulful.
Pemilihan genrenya masih variatif, akan tetapi mulai dari gaya bernyanyi hingga aspek musikalitasnya, mulai terasa sangatAriana Grandesque. Grande kali ini ingin memusatkan konsentrasinya pada sisi musikalitasnya dengan memberi penekanan pada timbre suaranya agar lebih bermain dengn dinamika ketimbang pop-catchysaja.
Dari sisi produksi, Grande dibekali nama besar Max Martin dan kolaborator setianya, Tommy Brown, selain tercatat nama-nama seperti Savan Kotecha atau Ilya Salmanzadeh yang berada di belakang layar. Sementara dari segi duet, Grande mengajak nama-nama tenar seperti Nicki Minaj, Lil Wayne, Macy Gray, dan Future.
Senangnya, meski memiliki usungan genre yang cukup variatif, mendengar “Dangerous Woman” tidak harus terdengar seperti sebuah album karaoke, sebagaimana kritisi yang dijatuhkan pada album-album Grande sebelumnya. Sekali lagi, hal ini disebabkan karea Grande memfokuskan pada dinamika karakter vokalnya, ketimbang mengejar aspek ke-catchy-an belaka.
“Dangerous Woman” dibekali materi dengan dimensi yang cukup luas, mengizinkan Grande untuk mengeksplorasi mereka tidak hanya berbekal vokal powerful, namun juga penjiwaan yang kuat. Indikasi ini sudah ditunjukkan melalui track pembuka, sebuah track pop-soul yang manis, ‘Moonlight’. Grande bernyanyi layaknya sebuah nina-bobo, membawa pendengarnya seolah memasuki dunia awang-awang. Kita pun tersadar jika “Dangerous Woman” akan menjadi pengalaman musikal yang berbeda dari seorang Ariana Grande. Sebaiknya lepas harapan akan lagu-lagu “ringan”.
Track yang menjadi judul album, ‘Dangerous Woman’, bisa disebut bagaimana album ini sebenarnya. Pop, soul, RnB dihadirkan Grande dengan pendekatan yang lebih “konservatif”. Tidak ada bumbu EDM. Tidak ada aransamen musik terlalu mengandalkan teknologi. Lagu berfokus pada Grande menyanyikan lagunya.
Dan “Dangerous Woman” punya banyak lagu kuat agar ia terdengar menjulang dibandingkan album pop lain yang dirilis tahun ini. Simak kolaborasi Grande bersama Macy Gray dalam track doo-wop menghanyutkan, ‘Leave Me Lonely’. Harus diakui kalay Gray terdengar lebih mencorong dibandingkan Grande di track ini, mengingat Gray mampu bernyanyi dengan menguarkan suasana “haunting“, sebagaimana yang ingin disampaikan lagunya. Tapi Grande setidaknya lumayan mampu mengimbangi Gray. Mungkin yang harus dilakukan Grande adalah menahan diri untuk tidak terlalu pamer teriakan dalam nada-nada tinggi, agar kolaborasi ini terasa lebih sempurna.
Dalam ‘Be Alright’, Grande coba mengikuti trend house yang saat ini tengah berkembang. Tapi ia cukup cerdik dengan mengemas lagunya dalam balutan RnB yang tebal, sehingga lebih mirip house awal 90-an ketimbang deep house kekinian misalnya.
Tapi Grande tetap menawarkan sesuatu yang kekinian juga, kok. Coba simak ‘Into You’, yang merupakan fusi dance-pop-RnB. Tentunya EDM bukan hal aneh bagi Grande, namun dalam ‘Into You’ ia lebih mengedepankan aroma pop-RnBnya sementara dance menjadi tekstur yang memperkaya lagunya. Lantas trap dihadirkan dalam ‘Everyday’ dimana Future menjadifeaturing act.
Yang tak boleh dilewatkan adalah track penutup, ‘Thinking Bout You’. Dance dalam ‘Thinking Bout You’ terdengar lebih low-key, meski sebenarnya bisa menjadi lebih riuh dibandingkan ini. Namun, entah mengapa versi stripped down ini lebih pas sebagai latar vokalpowerful Grande, sehingga lagunya bisa terdengar lebih mengesankan.
Sebenarnya “Dangerous Woman” masih memiliki pendekatan yang sama dengan dua album Grande sebelumnya, yaitu materi terdiri atas genre yang variatif dengan pop dan RnB sebagai dasar. Tapi stripped down mungkin adalah kunci yang membedakan mereka. Dalam “Dangerous Woman” Grande ingin lagu-lagunya hadir dengan lebih dewasa, cenderung gelap, dan edgy. Riskan sebenarnya, karena Grande dikenal dengan lagu-lagu ringan yang sangat easy listening.
Meski begitu ini juga pilihan yang tepat, karena pada akhirnya Grande bisa keluar dari ranah aman dan leluasa mengeksplorasi karakter dan kekuatan vokalnya dalam pilihan genre yang lebih sesuai untuk itu. Jangan kuatir, Grande tidak benar-benar menghadirkan “Dangerous Woman” se-“berat” itu juga. Sebagai sebuah album pop, ia tetap gampang diakses dan mudah dinikmati, tentu saja.
TRACKLIST
1. “Moonlight” 3:22
2. “Dangerous Woman” 3:56
3. “Be Alright” 2:57
4. “Into You” 4:04
5. “Side to Side” (featuring Nicki Minaj) 3:46
6. “Let Me Love You” (featuring Lil Wayne) 3:43
7. “Greedy” 3:34
8. “Leave Me Lonely” (featuring Macy Gray) 3:49
9. “Everyday” (featuring Future) 3:14
10. “Bad Decisions” 3:46
11. “Thinking Bout You” 3:20
credit
). Kemajuan dunia internet saat ini tak mengikis kecintaan mendengarkan siaran radio walau tidak fokus seperti dulu, seiring bertambah usia ( dan beban hidup ) .
Charlie Puth – Nine Track Mind
Sebelumnya ada ‘Martin Gaye’, yang merupakan kolaborasinya bersama penyanyi pendatang baru yang tengah naik daun lain, Meghan Trainor. Nomor doo-woop ini memang sedap didengar. Pas pula dengan karakter musik yang biasa dibawakan oleh Trainor. Kerjasama kompak ini memberi semacam jalan pembuka yang cukup signifikan bagi karir Puth.
Retro-pop sepertinya memang yang ingin ditawarkan Puth dalam album “Nine Track Mind”. Setidaknya seperti yang ingin digambarkan Puth melalui track pembuka sekaligus single berikut yang dilemparnya ke pasar, ‘One Call Away’. Tapi track ini juga mengindikasikan jika Puth pun cinta akan pop RnB, sehingga bisa dikatakan ‘One Call Away’ memberi penegasan arah “Nine Track Mind” berikutnya. Retro, pop, RnB, namun tetap terdengar urban atau modern.
Maka simaklah track-track seperti ‘Dangerously’ yang gempita, atau ‘Left Right Left’ yang laidback, atau ‘Sufffer’ dimana Puth mencoba memamerkan dirinya dalam meliuk-meliukkan vokal. Nomor doo-woop kembali diimplementasikan dalam track catchy berjudul ‘As You Are’ yang menggandeng Shy Carter.
Selepasnya, “Nine Track Mind” diisi oleh track-track RnB kontemporer yang kekinian dan memamerkan vitalitas seorang Charlie Puth. Dalam ‘Losing My Mind’, meski tetap memasukkan sentuhan retro, tapi lagu pop RnB ini jelas ingin membuat pendengarnya merasakan sentuhan urban. Puth harus dipuji mampu menyanyikan lagunya dengan emosi yang pas, sehingga lagu romantis ini terdengar menghanyutkan tanpa harus terdengar terlalu melodramatis.
Charlie Puth memang seolah menjawab tantangan jika ia bukan penyanyi spesialias lagu retro atau klasik melalui album “Nine Track Mind”. Dalam ‘My Gospel’ ia terdengar begitu hip, bahkan sensual, di tengah tema lagu yang cenderung…obsesif-kompulsif. ‘Up All Night’ mungkin mencoba mengulang formula sukses ‘See You Again’, tapi setidaknya lagu ini masih mampu memberi rasa haru yang cukup tebal untuk pendengarnya.
Tidak terlalu luar biasa memang. Masih menawarkan pop easy listening dan catchy. Tapi setidaknya tidak melulu sebuah bubblegum pop yang mudah terlupakan. Mungkin lain kali ia perlu mengeksplorasi lebih jauh pilihan musiknya, karena ia memiliki modal untuk itu.
Tapi, terlepas dari itu, “Nine Track Mind” adalah sebuah debut yang menjanjikan, dan Charlie Puth sudah memulai langkahnya dengan cukup baik.
TRACKLIST
1. “One Call Away” 3:14
2. “Dangerously” 3:19
3. “Marvin Gaye” (featuring Meghan Trainor) 3:10
4. “Losing My Mind” 3:32
5. “We Don’t Talk Anymore” (featuring Selena Gomez)3:37
6. “My Gospel” 3:30
7. “Up All Night” 3:10
8. “Left Right Left” 3:26
9. “Then There’s You” 3:34
10. “Suffer” 3:30
11. “As You Are” (featuring Shy Carter) 3:55
12. “Some Type of Love” 3:07
13. “See You Again” (featuring Wiz Khalifa) 3:49
Fighting flames of fire
Hang on the burning wires
We don't care anymore
Are we fading lovers?
We keep wasting colors
Maybe we should let this go
We're falling apart, still we hold together
We've passed the end, so we chase forever
'Cause this is all we know
This feeling's all we know
I'll ride my bike up to the road
Down the streets right through the city
I'll go everywhere you go
From Chicago to the coast
You tell me, "Hit this and let's go
Blow the smoke right through the window"
'Cause this is all we know
'Cause this is all we know
'Cause this is all we know
Never face each other
One bed different covers
We don't care anymore
Two hearts still beating
On with different rhythms
Maybe we should let this go
We're falling apart, still we hold together
We've passed the end, so we chase forever
'Cause this is all we know
This feeling's all we know
I'll ride my bike up to the road
Down the streets right through the city
I'll go everywhere you go
From Chicago to the coast
You tell me, "Hit this and let's go
Blow the smoke right through the window"
'Cause this is all we know
'Cause this is all we know
'Cause this is all we know