BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

ALL ABOUT MUSIC

24567

Comments

  • Lagi suka lagunya magic rude dan sweet despire nya cher lloyd
  • lg sk lagunya sam smith "stay with me" , kmrn di grammy doi menang besar, penyanyi gay paling sukses di grammy mungkin ......
  • lagu cita cita yang goyang dumang.. horor banget
  • lebih horor pusing pala berbi pusing pala berbih
  • edited March 2015
    Fenomenal
    take%2Bme%2Bto%2Bchurch.jpg
    Hozier - take me to cruch

    My lover's got humour
    Kekasihku punya selera humor yang unik
    She's the giggle at a funeral
    dia bahkan bisa menghadirkan tawa diliang
    kubur

    Knows everybody's disapproval
    seakan-akan dia tahu penderitaan semua orang
    I should've worshiped her sooner
    seharusnya aku mempercayaiNya dulu

    If the heavens ever did speak
    jika langit bisa bicara
    She's the last true mouthpiece
    dia akan mengatakan yang sebenarnya
    Every Sunday's getting more bleak
    setiap mingguku menjadi hari yang suram
    A fresh poison each week
    Selalu ada racun doktrin baru setiap khotbah
    dihari minggu(/color]

    'We were born sick, ' you heard them say it
    kita terlahirkan sakit, kamu mendengar mereka
    mengatakan itu


    My Church offers no absolutes.
    Gerejaku tidak memberikan kenyataan sama
    sekali

    She tells me, 'Worship in the bedroom.
    Lalu kekasihku berkata pada ku, "berdoa lah di
    tempat tidur saja bersama ku"

    The only heaven I'll be sent to
    Hanya itu lah satu-satunya kenikmatan nyata
    yang bisa aku berikan

    Is when I'm alone with you
    ketika aku sedang bersama mu

    I was born sick,
    Aku terlahir sakit,
    But I love it
    tapi aku menyukainnya
    Command me to be well
    perintahkan aku untuk menjadi baik dan normal
    kembali

    Amien. Amien. Amien. Amien.

    [Chorus x2:]
    Take me to church
    Bawa aku ke gereja
    I'll worship like a dog at the shrine of your
    lies
    Aku akan menyembah mu seperti anjing di kuil
    kebohongan Mu

    I'll tell you my sins and you can sharpen your
    knife
    Aku akan mengatakan dosaku padamu, dan
    Kamu bisa mulai mengasah pisauMu

    Offer me that deathless death Good God,
    berikan aku kematian, ambilah nyawaku tuhan
    yang baik

    let me give you my life
    ku persembahkan hidupku pada Mu

    If I'm a pagan of the good times
    Andai aku hidup di zaman dulu dan beragama
    pagan

    My lover's the sunlight
    maka engkaulah dewi matahari ku
    To keep the Goddess on my side
    sinar terangmu lah yang akan selalu
    menemaniku

    She demands a sacrifice
    menuntunku untuk melakukan apa yang Engkau
    mau


    Drain the whole sea
    menguras lautan pun aku sanggup
    Get something shiny
    mencari sesuatu yang berkilaupun aku rela
    Something meaty for the main course
    bahkan mencarikan daging segar pun akan aku
    lakukan

    That's a fine looking high horse
    Demi keyakinanku padamu, aku persembahkan
    segalanya

    What you got in the stable?
    Apa yang Engkau inginkan?
    We've a lot of starving faithful
    Akan aku berikan semuannya

    That looks tasty
    Lihatlah sangat lezat
    That looks plenty
    terlihat sangat banyak
    This is hungry work
    Ini terlihat sangat lapar

    [Chorus x2:]
    Take me to church
    Bawa aku ke gereja
    I'll worship like a dog at the shrine of your
    lies
    Aku akan menyembah mu seperti anjing di kuil
    kebohongan Mu

    I'll tell you my sins and you can sharpen your
    knife
    Aku akan mengatakan dosaku padamu, dan
    Kamu bisa mulai mengasah pisauMu

    Offer me that deathless death Good God,
    berikan aku kematian, ambilah nyawaku tuhan
    yang baik

    let me give you my life
    ku persembahkan hidupku pada Mu

    No Masters or Kings
    Tidak ada guru ataupun raja
    When the Ritual begins
    Ketika Ritual dimulai
    There is no sweeter innocence than our
    gentle sin
    Tidak ada rasa salah dari dosa manis kita

    In the madness and soil of that sad earthly
    scene
    Dalam kegilaan adegan duniawi yang
    menyedihkan ini

    Only then I am Human
    Hanya karena itu lah aku Manusia
    Only then I am Clean
    Hanya karena itu lah aku suci
    Amien. Amien. Amien. Amien.

    [Chorus x2:]
    Take me to church
    Bawa aku ke gereja
    I'll worship like a dog at the shrine of your
    lies
    Aku akan menyembah mu seperti anjing di kuil
    kebohongan Mu

    I'll tell you my sins and you can sharpen your
    knife
    Aku akan mengatakan dosaku padamu, dan
    Kamu bisa mulai mengasah pisauMu

    Offer me that deathless death Good God,
    berikan aku kematian, ambilah nyawaku tuhan
    yang baik

    let me give you my life
    ku persembahkan hidupku pada Mu


  • kok... ah gagal pos :v
  • love me like you do nya fifty shades of grey (ellie goulding) vs Already Gone nya Kelly Clarkson 😃
  • love me like you do nya fifty shades of grey (ellie goulding) vs Already Gone nya Kelly Clarkson 😃
  • lagi suka Earned it nya The weeknd, sama album Maroon 5 - V .. lagunya enak semua~
  • The Jesus and Mary Chain. Cmon darling ~
  • Dari dulu suka efek rumah kaca, 30 second to mars, hardwell, tiesto, sama ludovico einaudi. Klo musik yg agak2 'gayish' suka bigbang, il divo, adam lembert, sama jessie j
  • muse-still-860x450.jpg

    kemaren liat mv muse - starlight di breakout, wiih kangen juga ya sama lagu2nya muse
    terus tadi pagi di temlen ada yg ngetuit album baru muse, w... ><
    terus browsing lah
    titel album barunya (album ke 7) Drones ada 12 lagu gitu :3
    terus liat dua singlenya di youtube
    psycho

    sama dead inside

    keren.... njir :D

  • edited June 2015
    Muse – Drones
    825646121205.400x400-75.jpg

    Setelah 16 tahun dari perilisan album debut mereka, “Showbiz” (1999), Muse masih bertahan dan bahkan makin perkasa. Rangkaian album yang mereka rilis (dengan beberapa album terakhir secara konsisten dirilis per-3 tahun) menunjukkan pergerakan bermusik mereka yang tetap mengedepankan semangat progressive rock dengan balutan brit-rock, glam, metal atau musik klasik. Kabarnya dalam “Drones“, yang merupakan album ke-7 mereka, Matt Bellamy, Christopher Wolstenholme dan Dominic Howard akan kembali ke akar musik mereka.

    Tapi akar musik mereka begitu beragam, sehingga mungkin pertanyaan tersebut menjadi sumir. Mungkin maksudnya kembali ke sound yang mereka usung di album-album awal, mengingat “The Resistance” (2009) dan “The 2nd Law (2012)”, album terakhir mereka, terdengar lebih ngepop, meski memasukkan sensasi eksperimental dari segi sound, serta tentunya tak terlupa dengan akar rock Muse itu sendiri.

    Mendengarkan ‘Dead Inside’, track pembuka album, tentu saja rock alternative gloomy ala Muse masih kental mewarnai, hanya saja penggunaan synth memang cenderung membuat arsiran pop menjadi lebih tebal. Track ini masih belum indikasi akan kembalinya Muse ke akar.

    Tapi jangan takut, karena “Drones” menyimpan itu di track berikutnya. Dengan ‘Psycho’ dipastikan penggemar Muse akan terpuaskan karena menampilkan kekuatan rock moody dan glam ala Muse dengan cukup prima. Dan meski ia adalah ebuah lagu rock gahar, namun masih sangat mudah dicerna dan memiliki melodi dan struktur yang cukup sederhana.

    Rock-rock organis dengan cabikan gitar elektrik dan ketukan drum prima menjadi andalan dalam track seperti ‘Reapers’, ‘The Handlers’ atau track yang Queen-esque, ‘Defector’, menjadikan Muse sebagai pengusung metal yang meriah dan riuh, siap untuk memanaskan arena.

    Muse juga tidak senantiasa gahar, karena mereka juga mengusung semangat brit-rock yang manis dalam track ‘Mercy’ dan ‘Revolt’, yang secara efektif akan mengembalikan kenangan akan Muse di awal karirnya, jika itu yang memang kita inginkan.

    Secara tematis “Drones” berbicara tentang deep ecology, the empathy gap, dan World War III, seperti yang dikatakan oleh Bellamy dalam sebuah wawancara. Terdengar agak distopian memang, sehingga nuansa fiksi ilmiah terdengar mengurai kuat dalam beberapa lagu.

    Contoh paling kuat akan aspek tematis ini mungkin terdapat dalam track paling ambisius di album ini, ‘The Globalist’. Berdurasi sekitar 10 menit, lagu dibuka dengan instumental atmosferik yang terdengar seperti lagu tema film western. Kemudian masuklah vokal Bellamy, yang bernyanyi dengan berlarat, seolah merasakan sensasi sedih yang akut, sampai kemudian enerji mengeskalasi dengan riff gitar yang merobek-robek sedang choir di latar memberi kesan menghantui. Dramatis. Sensasional. Sesuatu yang memang bisa kita harapkan dari Muse.

    Kelebihan Muse lain adalah bisa menghantarkan subtilitas dalam lagu-lagunya dan “Drones” tak terlupa untuk menyertakan lagu sejenis. Hadirlah track yang menghanyutkan seperti ‘Drones’ dengan nuansa ethereal yang kaya atau kesedihan yang diusung dalam ‘Aftermath’.

    Mendengarkan “Drones” kita menyadari jika Muse memang ingin back-to-basic. Sound-sound eksperimental dipinggirkan, dan mereka memilih untuk mendekati lagu-lagu yang mengedepankan melodi rock yang lebih tradisional, sebagaimana yang dulu mereka usung di awal karir.

    Rasanya mereka tepat untuk menggandeng Robert John “Mutt” Lange sebagai mitra produser untuk “Drones”. Mutt sudah berpengalaman mengerjakan banyak album dari musisi rock kenamaan, seperti AC/DC atau Def Leppard misalnya, sehingga ia mengerti benar tone dan arah yang diinginkan oleh Muse dalam albumnya. Kerja kolektif merekalah yang membuat “Drones” bersinar begitu terang dan sulit untuk dihindari pesonanya.

    “Drones” adalah bukti tegas bagaimana corak lama bukan berarti usang. Yang paling penting bagaimana mengolah atau memoles corak tersebut dengan ciri khas dan karakter yang membawakannya. Muse membuktikan jika mereka memang masih perkasa dan terkuat saat ini. “Drones” adalah pembuktiannnya. Sebuah album yang terkonsep dengan matang, dengan kualitas produksi papan atas, serta lagu-lagu yang memikat.



    TRACKLIST
    1. “Dead Inside” 4:24
    2. “[Drill Sergeant]” 0:21
    3. “Psycho” 5:28
    4. “Mercy” 3:52
    5. “Reapers” 5:59
    6. “The Handler” 4:33
    7. “[JFK]” 0:54
    8. “Defector” 4:33
    9. “Revolt” 4:05
    10. “Aftermath” 5:48
    11. “The Globalist” 10:07
    12. “Drones” 2:51
    creativedisc.com 9 juni 2015
  • edited June 2015
    Zedd - True Colors
    UMG_cvrart_00602547351814_01_RGB72_1500x1500_15UMGIM20773.400x400-75.jpg

    Anton Zaslavski atau Zedd mungkin membuat namanya berkibar melalui album debutnya, “Clarity” (2012) dan menjadikan dirinya sebagai salah satu selebritas kenamaan saat ini. Tidak hanya memperkenalkan dirinya serta musikalitas yang ditawarkannya, album itu juga menarik banyak musisi lain untuk bekerjasama. Lady Gaga, Justin Bieber, atau Ariana Grande mungkin bisa disebut sebagai contoh sukses kerjasama tersebut.

    Tiga tahun berlalu dan kini hadirlah album sophomorenya, “True Colors”. Kata orang jika album pertama adalah album untuk memperkenalkan diri maka album kedua adalah album pembuktian, apakah ia akan bertahan dan lanjut atau tersendat dan kemudian berhenti. Penentuan nasib seorang musisi pendatang baru tergantung pada kualitas album keduanya. Lantas bagaimana dengan Zedd. Apakanya produser dan DJ yang baru berusia 25 tahun ini bisa membuktikan jika ia pantas untuk tetap maju ke depan?

    Ada alasan kenapa Zedd menamakan albumnya dengan “True Colors”, karena setiap lagu yang terdapat dalam albumnya diasosiasikan dengan sebuah warna. Setiap lagu hadir dengan warnanya sendiri. Setelah mendengarkan “True Colors” secara keseluruhan, sebenarnya agak sulit untuk menemukan warna yang tepat sebagaimana yang diinginkan oleh Zedd, tanpa terlebih dahulu melihat contekan perwakilan warna setiap lagu. Mengapa? Karena sebagian besar materi dalam “True Colors” justru kini terdengar lebih seragam, yaitu nomor pop yang familiar kalau tidak mau disebut formulatis.

    Contohlah kolaborasinya dengan Selena Gomez, ‘I Want You To Know’, yang dengan tegas menampilkan Zedd dalam mode pop, dibandingkan hardcore EDM ala electro house. Agak mengingatkan akan ‘Break Free’-nya Ariana Grande. Tapi jika pop yang dikejar oleh Zedd, bolehlah, meski sayangnya Zedd akhirnya agak meminggirkan aransemen dan sound yang lebih canggih dan kompleks, sebagaimana yang biasa kita kenal darinya.

    Inilah yang terjadi pada album “True Colors”. Terlepas dari track instrumental yang porsinya sangat minim, hanya satu tepatnya, yaitu ‘Bumble Bee’, sebuah electro yang merupakan hasil kerjasama Zedd dengan Botnek, semua lagu adalah nomor-nomor pop yang mengejar melankolisme dan drama. Mungkin agak pengecualian ada di nomor hibrida trap, dubstep, electro, dan pop, ‘Transmission’.

    Selebihnya Zedd akan mengajak kita pada pahit manisnya romansa. Simak saja seperti ‘Beautiful Now’ yang menghadirkan vokal Jon Bellion. Tampaknya Zedd masih percaya pada EDM yang begaya progressive house bercampur pop sebagai singlenya. ‘Beautiful Now’ adalah sebuah pop manis yang dinyanyikan Bellion dengan sedikit melodramatis, meski beat yang bergerak dengan berderap tentunya dapat menjadi teman di lantai club. Hasilnya memang menjadi terdengar lebih melankolis.

    Kita masih akan menemukan sensasi yang sama dalam track seperti ‘Done With Love’ atau ‘Straight to Fire’. Tapi jangan salah. Meski lagu-lagu ini memang terdengar nge-pop dan tipikal atau klise, tapi setidaknya Zedd mampu membangun emosi yang tepat, baik melalui lirik maupun notasi melodi. Lagunya terdengar manis sekaligus getir, dan rasa-rasanya itu cukup sulit untuk dilakukan, meski Zedd mampu untuk melakukannya.

    Yang juga patut dicermati adalah ‘Papercut’, sebuah nomor moody dimana Zedd mengajak penyanyi muda Troye Sivan sebagai pengisi vokal. Juga track yang terdengar layaknya sebuah indie-pop, berjudul ‘Daisy’, dan menjadi pemberi “warna” kuat di album ini. Sebagai penutup, Zedd mengajak band remaja Echosmith untuk membantunya di track ‘Illusion’, dimana semangat indie-pop tadi kembali dibangun sebagai pengemas lagunya.

    Baiklah. Mungkin Zedd memang tidak ingin mengeksplorasi kekuatannya sebagai seorang DJ dengan keluar dari ranah aman dan bereksperimen dengan sound dan gaya serta corak EDM. Ia hanya melanjutkan gaya pop yang sudah membesarkan namanya melalui album “Clarity”. Sebuah pilihan yang sebenarnya tidak bisa dihakimi juga, karena setiap musisi memiliki cara dan keyakinan tersendiri dalam pilihan karir mereka.

    Dengan “True Colors” Zedd bisa membuktikan kalau ia seorang musisi EDM dengan pendekatan pop yang kuat. Membuktikan jika nomor pop generik juga masih bisa dinikmati dengan manis dan memikat. Lagipula, “True Colors” adalah album yang renyah untuk disimak. Relax and enjoy the so-called colors, tanpa harus banyak beban di benak.

    So, is Zedd here to stay or what? Jawaban terbesar adalah “yes!”.



    TRACKLIST
    1. “Addicted to a Memory” (featuring Bahari) 5:03
    2. “I Want You to Know” (featuring Selena Gomez) 3:59
    3. “Beautiful Now” (featuring Jon Bellion) 3:38
    4. “Transmission” (featuring Logic and X Ambassadors) 4:02
    5. “Done with Love” 4:56
    6. “True Colors” 3:48
    7. “Straight Into the Fire” 3:41
    8. “Papercut” (featuring Troye Sivan)7:23
    9. “Bumble Bee” (with Botnek) 4:07
    10. “Daisy” 2:54
    11. “Illusion” (featuring Echosmith) 6:30
    creativedisc.com 12 juni 2015
  • Download
    Zedd - True Colors (2015).zip
    ZIP file, 101 MB
Sign In or Register to comment.