It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
semoga ts penganut paham "nandur ngunduh" (dlm bahasa jawa, pa yg sdh diperbuat pst da blsan yg setimpal)
kok gw rasa alur narasinya kecepetan yee?
ihh kok wiji jd gitu yee.
kok gw ngerasa rusli jd gak suka (gak hormat) sama papa ridwan yee? sabar rusli, papamu kan lg puber kedua
kok gw rasa alur narasinya kecepetan yee?
ihh kok wiji jd gitu yee.
kok gw ngerasa rusli jd gak suka (gak hormat) sama papa ridwan yee? sabar rusli, papamu kan lg puber kedua
"ondeh ... si Rusli iko, kamaaaaaa..... lah lamo kami manunggu" kata salah seorang cewek angkatanku
itulah pemandangan yang kami temukan di depan kosanku, saat memarkirkan mobil di halaman. Mereka dapat remediasi lagi untuk kesempatan tidak dapat nilai D. Pantesan nilai belum bisa juga diumumkan dosen, hemmm namun berdasarkan kalender akademik, ini adalah hari terakhir input nilai. Terbayang bagaimana sibuknya dosen harus ngoreksi lagi remediasi
"iko apo loh tuh ! karateh soal titipan rombongan cowok, campaakan se lah" kata mereka lagi ... (ini apa pula tuh, kertas soal titipan rombongan cowok, buang saja lah)
"waduh, jangan gitu, mereka juga mau lulus pastinya" kalimatku
Aku bersegera masuk, malah belum sempat mengenalkan papa Ridwan dah keburu gaduh seperti ini.
"A... lo tuh si Rusli ! ayolah selesaikan yang nomor 3 dulu baru tolong kertas rombongan cowok tu"... protes mereka
"ya salin lah jawaban nomor dua itu, sementara aku isikan kertas kawan nih yang lain" aku menyabarkan
heeem heeemmm dehem papa Ridwan
"Nah tuh kan, ngenalin papa saja belum sama kalian" kataku
"hahah, maaf pa, kami ko lagi tunggang-langgang dek profesor ciek tu !" kata mereka
"nih dah ngulang yang keberapa kali ????" canda papa Ridwan
"kalau ambo baru sakali pa, yang itu lah tigo kali" katanya menunjuk teman yang lain
"aiii bocet kau ! jaan pacayo pa" yang itu merasa terhina, wahahaha. Bocet itu apa ya, mirip istilah setengah sinting
"Pa sebentar yo, istirahat di kamar atau silaturahmi dengan ibu kos ?" aku minta izin sama papa Ridwan untuk menolong teman-teman ini dulu
"aku ke kamar bae Rus" jawab papa Ridwan
"iyo pa" balasku
Kemudian aku beri perhatian lagi pada nasib kawan-kawan cerewet ini
"a... lo tuh ! capeklah ha soal nomor 3" .... masih ga sabaran hahah aku jadi terbiasa dengan istilah keren mereka a... lo tuh (apa pula tuh !)
capeklah ha soal nomor 3 = cepatlah soal nomor 3
"aduuh haus aku nie ! tau kalian tidak aku baru jemput papa" komen ku
"alah... bekolah urusan ang ! capeklah" desak mereka selanjutnya (sudah.... nantilah urusan kamu ! cepatlah)
Akhirnya dengan kesabaran tingkat wahid aku selesaikan untuk mereka bahagia, kami juga bahagia bebas dari kebisingan ngiung-ngiung bergema, hemmm
Setelah itu mereka keluar menuju halaman dan segera pulang. Di samping kamar yang lain mereka masih berceloteh super brisik, kamar itu terbuka dan ada 3 orang cowok di dalamnya sambil berkata
"dari tadi kau nih marepeeeeetttttttt " kata salah seorang penghuni (dari tadi kamu nih brisiiikk)
"apa pulo ang tuh ! ado pulo cowok banyak protes" sorak mereka (apa pula kamu tuh ! ada pula cowok banyak protes)
"baa loh ndak buliah ! kau tuh mangganggu ! marepet petpet" balas satu cowok dengan sangar (gimana pula tidak boleh ! kamu tuh mengganggu ! brisiikk sikk sikk)
"hoih gilo ang ko ! bagayuk lah di batang toge" balas kawanku dengan sangar (uh gila kamu nih ! bergantung lah di batang touge) hahahah sulit menterjemahkan toge itu apa ya ? kecamba ?
Papa Ridwan keluar dari kamar mendengar yang super brisik
"ado yo cewek seperti ini, brisik nian, percuma wajah cantik" protes papa Ridwan
"ado lah pa, tuh sudah papa saksikan" jawabku
"hahaha laki-laki gemetar takut dihardik" papa lumayan terhibur dan segera balik kamar
adu urat leher itu akan segera berakhir
"bakirok lah kau dari siko ! jaan pernah datang lai ! mangganggu kau" kata si cowok tetangga hahaha
"maeboh se ang ko ! den bae ang jo sapatu" ada sepatu yang terlepas dan berdentang di pintu kamar tu ! baru si cowok terdiam
waduh...
"masih lanjut mereka Rus ? kapan usai?" papa kembali melongok dari pintu ketika mendengar benda yang berdentang
"sudah selesai pa" jawabku
kemudian suasana jadi tenang
"Rus ini makanan papa beli tadi di Soeta, cobalah" tawaran papa Ridwan
"oh... di Jakarta papa tinggal dimana ?" tanyaku
"di rumah etek Rohana, ndak kenal kau" jawab papa Ridwan
"oh aku kira di hotel, terus mas Wiji dari semarang kapan ?" tanyaku
"kemaren sore" jawab papa Ridwan
"Pa, kalau ketahuan orang tua mas Wiji susah loh pa" aku agak memasukkan opini
"kalau mereka tahu, artinya kamu yang memberitahu" kata papa Ridwan
"waduh asal tuduh, apa mereka percaya omongan ku ? mereka temannya papa" alasanku
"ini yang harus kamu paham nak, rasanya saat Bapak kau meninggal aku sudah terus terang samo kau, aku banyak kekurangan" kata papa Ridwan
"tapi tidak harus sama anak muda juga, om Fajar tuh baik pa" saranku
"iya baik Rus, apo orang-orang disekitarnyo juga baik ? terutama karyawannya di Jakarta" informasi dari papa Ridwan
"kalau om Fajarnyo suko sama papa, apa masalah samo anak buahnyo" kalimatku
"baik itu butuh uang nak" jawab papa Ridwan
"oh om Fajar memanfaatkan uang papa ? yang muda tidak minta imbalan ????" tanyaku agak apalah gitu
"imbalan untuk yang muda tidak sebanyak kerugian bisnis percetakan si Fajar" kata papa Ridwan
"bisnis om Fajar diambang pailit ???" tanyaku
"bukan urusan kita" kata papa Ridwan
"iyo pa maaf, nah itu pihak keluarga mas Wiji, pihak nenek ?" tanyaku
"siapo ? si Rusli ? anakku ? heheheh" papa mencoba menarik nafas
"kalau aku lah janji samo Bapak akan menjaga papa, jangan khawatir" jawabku
"terus ???? kau pergi ninggalin keluarga apa itu yang mau jaga keluarga" ....
"agak susah rasanyo menata sikap dengan orang yang seumuran" alasanku masih masuk koridor sandiwara bahwa aku tidak ada perasaan apa-apa pada mas Wiji.
"zaman lah berubah Rus, kalau si Wiji yang mau itu tanggung jawab pribadi, resiko tanggung sendiri" kata papa dan membuat aku harus mendukung opini papa, teruslah ! dan saat ini aku sudah ikhlas, sudah tidak merasa apa-apa, semua sudah berlalu. Keluarga adalah keluarga, tak akan berubah.
Setelah istirahat, kami pergi makan ke Pasar Raya. Sambil berputar-putar di TapLau kontras dan kelihatan tumpukan payung ceper, apa itu payung ceper hihihihi kami melihat indahnya sunset. Jingga temaramnya merambah wajah papa. Aku sih asik saja hihihi sambil menikmati kacang rebus. Karena di kota Jambi tidak ada laut, maka papa puasin lari-lari di pantai landai yang senja itu bewarna oranye.
Malam harinya kami balik. Karena aku akan menelpon nenek, maka papa Ridwan berinisiatif menyetir. Namun sayang, nenek sudah tidur.
Aku perkirakan nenek Jambi tidak pernah curiga apapun pada papa, ini esensi karena aku pergi, papa juga pergi ke Jakarta.
Selagi ada uwo menjaga nenek, aku percaya, insyaAllah
Lagian nenek bukan orang yang lemah-lemah begitu. Terlalu galak malah kesannya kalau belum kenal sama beliau.
"Nenek dah tidur pa" kataku
"tidak apalah Rus, kapan-kapan saja di telpon" kata pada Ridwan
"iya pa" persetujuanku
"Rus, sempit nian mobil ini ! gantilah nak sama Yaris kalau kau suka model yang kecil" saran papa Ridwan ketika menyetir balik ke kosan
"biarlah pa, aku hargai pemberian etek" jawabku
"Rus, maaf aku tanyo ini, kato uwo baju kau masih utuh dalam lemari" papa mulai meyelidik
"biarlah pa, kalau nenek kangen, nenek bisa buka lemari tuh, aku bisa beli baju disini" alasanku
"iyo apo ?" selidik dia lagi, dan aku tidak akan pernah goyah dalam bersandiwara
"iyolah pa, daripado berat-berat berkoper ke Padang" alasanku
Papa Ridwan terdiam dan berfikir, namunterlambat, kami sudah keburu sampai di halaman kosanku di Pauh. Mobil di parkir papa, dan kami turun. Sambil memberi salam untuk tetangga kamar yang bebala sama gerombolan cewek angkatanku tadi, heheh
Selesai itu aku mandi dan bersiap sholat isya dan mengaji lebih panjang dan rutin dibandingkan waktu sama papa Ridwan di kota Jambi. Hingga papa selesai sholat isya dan tertidur aku tidak tahu.
Setelah itu aku juga tertidur.
Keesokan harinya, saat dapat kesempatan makan siang di RM paling terkenal di kota Padang dekat Padang Baru yang menghadap ke Banjir Kanal indah sekali. Sedikit membuatku mengacuhkan mas Wiji. Mereka asik dengan topik pembicaraan tentang urusan Jakarta, aku tidak ngerti.
"Nyenyak tidurnya om ?" tanya dia... jiaaahhhh om, selama ini papa. Dulu pertama kenal dia manggil papa perasaan om ! setelah aku kenal langsung dia manggil papa juga sok akrab, mungkin ini strateginya agar aku tidak curiga
"si om nyenyak lah tidurnya, meski tidak ada guling hidup" suaraku
"rendahkan suara kau, ini tempat umum" kata papa Ridwan
"sebelum aku kenal kamu mas, kamu sudah kenal papa ?" tanyaku
"Iya, saat om sering ke rumah urusan bisnis dengan pemda Jambi sama mamaku" jawab dia
ya begitulah, benar juga sih
"itu urusan kami" ultimatum papa Ridwan
"iyolah urusan papa, hingga aku bodoh mau saja nuruti ngajar les Nana, ternyata untuk alasan itu ! ingat ndak, ide les ide papa ?" desakku
"ingatlah, itu caro ku agar nenek kau tidak curiga aku sering kerumah Wiji, ado kau yang belajar dengan Nana" kata papa..... cerdas dan licik..... ini kasusnya sebenarnya aku yang lugu dan bodoh, ikut perangkap permainan mereka.
"hati-hati, jago perasaan nenek dan orang tua mas Wiji" pesanku dengan tulus untuk mas Wiji
"jangan kawatir" kata dia
"Kita sudahi yo, beralih ke hal santai ! kami mau lihat mall dimana itu Rus ?" tanya papa
"Air Tawar" kataku dan mereka setuju, maka
Aku drop papa Ridwan dan mas Wiji disana dan aku segera balik ke arah kosan bang Syahrial. Papa Ridwan dan mas Wiji pengen berdua di sore dan malam ini. Lanjutlah
Keesokan harinya, aku ke kampus untuk acara hajatan jurusan SP lumayan banyak juga jenis perlombaan yang tersedia mumpung libur. Papa Ridwan dan mas Wiji akan datang karena ada pertemuan dengan temannya yang anak manajemen itu. Tapi aku belum lihat mereka tuh.
Jam empat sore aku penuhi hajatan jurusan SP (tetangga) di FE, rame berjubel. Wajah-wajah baru kulihat, aku saja yang tidak tahu, wajah yang menghilang (makanya aku baru melihat) dari kelas kuliah, tapi masih tercatat sebagai mahasiswa. Istilahnya mhs abadi.
"Oh hadir semua jurusan undangan ? yang dari kampus Air Tawar juga hadir !" kata bunda Teti yang menggandeng pinggangku menuju ruang aula yang lebar untuk lomba karaoke.
"Ini karena mereka ingin merasakan bersaing dengan Rusli" kata teman-teman manajeman
Aku dapat nomor undian ke 8, dan menunggu beberapa kali. Prinsipnya ada gulungan kertas undian dalam botol bening, dikuncang dan dalam kertas itu tertulis lagu apa yang kita dapat
Satu jam setelah itu datang juga giliranku, aku tahu penampilan seperti apa yang cocok untuk bentuk tubuhku dan kepribadianku, semoga dapat lagu melo ya Allah !, kalo lagu ngebit, ohh... hatiku sedang ga kuat untuk melawan rasa nyesak, dalam sandiwara hidup. Dan ......
Tercabut lagu SOME ONE LIKE YOU, syukurlah.
seluruh makhluk dari FE bersorak, lagu ini akan ku terkam ! itu sudah mereka perkirakan. Utusan fakultas lain tercengang dan mengadah. Mungkin penulis di BF juga telah mempresentasikan lagu ini, tapi ini akan berbeda jika aku yang mendendangkan nya, semoga.
Aku keluar dari tirai. Tubuhku dibaluti dengan warna kerajaanku silver dan biru tua berpadu, jas semiformal, kemeja tide dasi panjang langsing, celana katun, merubah keseharianku. Ini wajah show ! bukan wajah aku yang pendiam dalam kelas.
Selamat sore
aku menyapa
sore Rusli ................................................................................. sivitas FE berteriak meski biasanya anak manajemen yang gimana gitu hihihihi
Bang, turun 4 step ! ...... kataku,
Ini lagu akan kusantap, Semua orang tahu tingkat kesulitan lagu dan hafal, jadi jangan salah saja.
weehh, di samping kanan dekat meja panitia terlihat papa Ridwan dan konconya, hemmm sudah datang. Mreka senyum dan tak sabar ingin mendengar
Kemudian bunyi musik intro yang ku minta turunkan itu, terdengar jadi sagat sejuk .........
dingin....... membeku.....
Aku luncurkan bait pertama tanpa cacat, saat itu aku berdiri agak mendekat pada posisi kawan-kawan FE yang so far sangat mendukung. Aku tatap mata salah satu mereka, hanya untuk berpaling dari mata papa Ridwan dan mas Wiji
I heard that you're settled down
That you found a MAN and you're HAPPY now.
I heard that your dreams came true.
Guess HE gave you things I didn't give to you.
Merintih apa lagi ini, menyayat perasaan, dan mereka terpaku. Jarang sekali aku dengar di Padang cowok nyanyiin lagu some one like you, biasaya selalu cewek, ini gimana kalau cowok kurus, wajah memelas, suara lantang tanpa bass, ini hal baru bagi telinga mereka.
Akan terus aku gelitik dengan nada menyayat perasaan semakin lama semakin tinggi, rasakanlah !
Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I'll remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,
Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead"
Sesak di dada mereka tak berakhir dalam memberikan tepuk tangan setelah notasi lantang diatas itu. Jiwa melo mereka semakin aku aduk-aduk dengan irama berikut ini
You know how the time flies
Only yesterday was the time of our lives
We were born and raised
In a summer haze
Bound by the surprise of our glory days
I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I'd hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over.
Masih saja seseorang menunjukkan wajah sandiwaranya, pura-pura tidak mendengar kesakitan yang kulantunkan, emosi ini makin menjadi ketika meresapi makna lagu ini sebenarnya hanya untuk dia seorang !
Aku ingin bertemu orang seganteng dia, itu benar ! tapi aku ga mau orang yang bersifat seperti dia.
Sekali lagi aku keluarkan segala rasa, pertama dengan rytme lambat makin lama makin meninggi notasinya hingga head voice mendera-dera
Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I'll remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead".
Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I'll remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,
Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead."
Puasssss .................................
Dengan akhir lagu membanting asa mereka,
hingga perlu terdiam sejenak.....
dalam mengumpulkan energi untuk bertepuk tangan !
Terima Kasih semua ............
Ini hanya kemenangan preliminary untuk menghadapi even musik kampus,
namun demikian, fakultas lain akan waspada dan berbenah diri mengingat daya serang FE dengan materi musik dan vocalis yang ada saat ini.
Aku ingin lihat tanggapan bang Syahrial
Bersambung .......
bro @3ll0 , bro @Tsunami , bro @balaka , bro @d_cetya , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28
Selamat datang ya Bro RereLiem, dan makasih atas suport nya
Yang agak datar tidak aku rangkai Bro, ini yang penting saja. Karena di penghujung tahun 2014 lalu banyak sekali kejadian yang penting yang dialami Rusli. Hahaha aku yang agak over kali bro dalam merumuskan kalimatnya, namun part terakhir sudah aku santun pola kalimat Rusli pada pak Ridwan.
Mokasih nian yo Bro
Senang sekali Bro semua masih mau menemani langkah Rusli, makasih banyak ya, Di atas ada lanjutan kisah Rusli, moga berkenan.