SEJATINYA

black_skies · October 2014

Derek langkung, Guys.
sebelumya perkenalan ya,(maaf saya tidak memperkenalkan diri di BOyZALBUM). Ok, panggil saja saya Mr. Skies (18 th) bergabung di BOYZFORUM bulan september 2014. selama ini hanya menjadi silent reader, soalnya tidak punya nyali dihadapan Sesepuh Boyzforum

. ok, Disini saya hanya ingin berbagi cerita pertama kali yang kubuat, judulnya SEJATINYA (saya binggung buat judulnya, jadi maaf kalau tidak sesuai). Jadi ini cerita hanya fiksi walau para tokohnya adalah teman-teman di kehidupan nyata. oh ya, karena ini adalah cerita pertamaku, kuharap teman-teman sekalian maklum. Teman-teman sekalian boleh mengomentari ceritaku apa adanya, baik itu membangun atau menjatuhkan akan saya terima. satu lagi, ambil hal-hal positifnya dan buang hal-hal negatifnya. Terimakasih dan selamat membaca.....

Oh ya lupa SALAM KENAL SEMUA....

black_skies · October 2014

SEJATINYA

Boleh jadi kamu menyukai sesuatu....
Padahal itu tidak baik bagimu....
Boleh jadi kamu mendambakan sesuatu....
Padahal itu tidak baik bagimu....

Namun apa daya ....
Engkau menciptakan nafsu....
Nafsu yang merasuki setiap jiwa....
Nafsu yang dapat membuat seseorang lupa akan SEJATINYA....

Boleh jadi kamu membenci sesuatu....
Padahal itu baik bagimu....
Boleh jadi kamu menghindari sesuatu....
Padahal itu baik bagimu....

Tetapi apa daya....
Kami hanya seorang hamba yang lemah....
Namun demikian kami akan berusaha....
Berusaha untuk menjadi SEJATINYA....

***

#Aziz POV

Baru 6 hari ini aku menjadi anak kelas 9, seolah baru kemarin aku masuk sekolahan ini. Hari sabtu ini pulang pagi, karena sekolahan akan diadakan rapat. Aku langsung pulang kerumah. Sampai di rumah masih tampak sepi, karena ibuku belum pulang dari tokonya, bapaku masih dikantor dan adiku belum pulang sekolah. Kulihat jam tanganku baru menunjuk pukul 10.00. Aku langsung mengambil kunci dari di tempat persembunyianya.

Ku buka pintu dan menuju kamar, disana aku tiduran sambil membaca komik padahal belum ganti baju. 2 jam kemudian sayup-sayup adzan dzuhur berkumandang. Bangkit dari kamar langsung ganti baju, sholat, makan siang dan lanjutin baca komiknya. Niatnya sih biar mata cepet lelah/kantuk. Mataku lama-lama semakin berat, kemudian baru saja memejamkan mata, tiba-tiba

Dreett......Dreettt…….

Segera aku bangkit dari kamar tidurku, tadinya aku lagi baca komik Doraemon (ih gak banget ya???? Tapi aku suka je….) dan kuraih Hp sony ericsson seri K kesayanganku yang kuletakan di meja belajar bergetar, kulihat di layarnya tampak kontak dengan nama “Cah Ganteng” , ya begitulah namanya dikontakku. Itu bukan aku yang menamainya, tetapi sang pemilik nomerlah yang menamainya sendiri dihpku. Padahal dulunya aku kasih nama “Jambul”. Jambul ingin menelpon ku, tumben pikirku, biasanya kan SMS. Kemudian aku angkat telponya.

Aku :“Hallo, mbul?”

Jambul :“ya, Jiz. Ini aku. Sorry ya ganggu! Lagi ngapain nih?”

Aku : “dah biasa, mbul? Tadinya mau tidur siang. Nah ade ape?” tanyaku logat Malaysia.

Jambul :“hehehe sorry. Eh, besok minggu sibuk ga?”

Aku :”besok minggu aku sibuk banget, mbul.”

Jambul :“emang sibuk napa?”

Aku :“Biasa urusan kamar, molor (tidur) sepuasnya, hehehehe” balasku cengengesan

Jambul :”kirain, apa. Ternyata Cuma molor doang.”

Aku :”emang ada apa, mbul? Penting ya?”

Jambul :”besok kerumah ku ya, Tante Ida besok pergi Jepara, mau jenguk mertuanya. Dika juga ikut. Jadi dirumah besok kesepian deh. Cuma sama Bi Nur jagain rumah sampe malem.”

Aku :“ya ampun, kasihan banget kamu. Ya udah aku kesana besok. Siapin cemilan yang enak ya!”

Jambul :”nah gitu dong, yu are my bestpren, Jiz! Jadi makin sayang deh, hehehehe”. Dia cengegesan

Aku :”halah,, GOMBAL!!! Jangan lupa loh sesajinya… ok?,”

Jambul :”tenang aja Jiz, entar aku beliin peyek, ok?”

Aku :”entar kamu yang aku bikin peyek. Udah kan? Aku tutup telponnya ya?”

Jambul :”udahan kok, see ya”.

Aku :”see ya”. Kututup panggilanya, kuletakan kembali hpku di atas meja belajar. Telepon selesai, kulanjutkan baca komiknya, sampai mataku tertutup, tidur siang.

Namaku Aziz Al-Farizi atau panggil saja namaku, Aziz. Walau teman-teman banyak yang memanggilku dengan Ajis,Ayes, Ayis dan Ajiz. Aku dipanggil Ajis dari kalangan cewek-cewek centil, Ayes dari kalangan cowok, Ayis untuk tanteku dan kerabatku, sedangkan sebutan Ajiz dari temenku Jambul, dan lainya cukup memanggilku Aziz. Aku tinggal di Jogja yang lumayan jauh dari perkotaan, anak pertama dari dua bersaudara. Tinggi/berat badanku 158cm/40 kg, maklum masih SMP. Fisikku tergolong lemah, karena aku jarang olahraga, tepatnya aku kurang suka olahraga, mungkin hanya waktu disekolahan saja aku melakukanya atau kadang main futsal atau sepakbola bareng jambul. Main futsal atau sepakbola itupun aku sering jadi kepper atau back yang tidak banyak gerak. Oh ya aku sekolah di salah satu SMP di kecamatanku bareng ama Jambul. Saat ini aku kelas 9.

Jambul, ya begitulah aku memanggilnya, nama aslinya sih Trisna Kurniawan, karena dia memiliki rambut tatanan jambul jadi aku lebih suka memanggilnya Jambul. Dia adalah sahabat dekatku, bestpren , teman semeja dikelas. Awal kita kenalan saat aku masuk di kelas 7, saat itu cuma kenalan doang, setelah itu dia akan menyapaku jika berpas-pasan, dan aku akan menjawabnya dengan anggukan tanpa senyuman, kemudian berlalu. Jika dia mengajak ngobrol aku hanya menjawab seadanya dan pergi menjauh. karena waktu itu aku orangnya cuek banget, pendiam, seriusan, anti sama anak nakal, kurang bergaul dan lebih suka menyendiri sambil baca buku atau komik. Sedangkan aku gak suka dengan dia karena orangnya usil, cerewet, suka berkelahi dan nge-geng dengan teman-temanya. Jadi aku benar-benar menutup pergaulan, menyedihkan.

Dikelas 7 aku duduk sebangku dengan edi, seorang yang sangat pendiam (bayangin aja pendiam + pendiam bagaimana suasana yang tercipta???). Dia menjadi temanku yang paling akrab, mungkin malah teman satu-satunya. Baru, ketika memasuki kelas 8, edi pindah sekolahan karena ayahnya pindah tugas ke sumatra. Dan akhirnya aku jadi duduk sebangku dengan jambul berkat bantuan guru wali kelas, walau awalnya aku merasa bahwa dia agak takut denganku. Tapi lama-kelamaan kami jadi deket deh. Sering ngajak ngobrol, dan sukses membuatku menjadi seorang yang bukan pendiam lagi, Dia itu jadi nempel banget sama aku. Kekantin, keperpustakaan, kekantor guru, belajar dan bermain dirumah juga barengan. Ak kadang diajak jambul bermain futsal atau sepakbola dengan teman-temannya, walau aku bukan pencinta futsal or sepakbola, tapi aksiku di lapangan hijau tergolong lumayan, maksudnya lumayan hancur, bahkan teman-teman jambul menganggapku hanya untuk menggenapi tim, ingat hanya untuk menggenapi tim, sial gak tuh.

Orangnya menurutku ganteng, kulit kekuning-kuningan, asik, cerewet, gokil, suka foto-foto, dia suka olahraga futsal dan sepakbola, dulunya dia bandel banget, suka berkelahi dan mencontek. Tetapi semenjak duduk denganku, aku sering memarahinya, menasehatinya bahkan mengancam aku tidak mau semeja denganya dan tidak mau berteman dengannya lagi jika hal-hal yang tidak aku suka tetap dijalaninya. Anehnya dia menuruti apa yang aku perintahkan, dia mau berubah, dia menjadi baik banget, bahkan dia manja terhadapku, tetapi sikap jahil dan cerewetnya tidak hilang, ia tetap suka gelitikin or jahilin orang lain termasuk aku. Padahal aku paling gak kuat digelitikin, terutama bagian pinggang.

Semakin lama, kejahilanya sering kelewatan, dia semakin berani kepadaku, main peluk-peluk disekolahan bakan ketika itu aku sedang serius main game di HPnya dia duduk disamping ku deket banget. Dan dia juga mengendus-endus tengkukku dan leherku, aku sih cuek masih serius main gamenya, kuanggap Jambul sedang menjahili ku, teman-temanku Adit, Wawan, Deni dan Eko yang melihat kejadian itu tidak terkejut, bahkan cuma bilang, “ih, Trisna belum punya cewek, Ayes pun jadi.”kata Wawan. Sedangkan Deni “mesra banget lu tris, cocok”. Lebih gila lagi komentarnya Eko, “ya elah, cuma tengkuk doang, coba yang lain”. Sepontan Jambul langsung mencium pipiku. Karena kaget aku langsung mengelap bekas ciuman tadi, ku jewer telinganya, dia hanya meringis kesaikitan tetapi masih ngeledek. Tak puas aku langsung menjewer bibirnya sampai dower (hahahahaha...lol). Seketika itu teman-temanku tertawa terbahak-bahak, bahkan siswa lain yang melihat tingkah kami berdua juga ikutan tertawa. Kemudian ia memperhatikanku sambil mengalungkan lenganya ke leherku seolah-olah tak terjadi apa-apa.

Perasaan ku sih biasa aja, tidak ada kecurigaan aku terhadap tindakan Jambul padaku, jujur aku belum tahu tentang pacaran. Bahkan aku saja menganggap, orang yang menikah itu tidak melakukan apa-apa (hubungan badan), cukup hidup saling berdampingan, melakukan segala aktifitas bersama, pegangan tangan, saling menyayangi maka perempuan akan hamil (gila gak tuh, pengetahuan tentang sex sangat NOL besar hahahaha, LOL).

Apalagi aku tak tahu apa-apa tentang orientasi seksual itu ada macem-macem. Setahuku ya, cuma laki-laki tertarik sama perempuan, itu aja. Tidak sampai aku berfikir bahwa laki-laki bisa tertarik (maksudnya cinta) dengan laki-laki juga. Atau perempuan tertarik dengan perempuan ketimbang laki-laki

Oh ya, Jambul tinggal di Jogja ikut tantenya. Yup benar sekali dia bukan orang asli daerahku, dia orang sunda. Alasan ia tinggal di jogja karena tantenya yang menginginkan trisna untuk menemani anaknya semata wayang, Dika, dia kesepian kalau ibunya dan bapaknya sedang kerja, hanya dtemani Bi Nur pembantunya aja. Alhasil Jambul pun mau tinggal bersama tantennya. Itu yang kutahu tentangnya.

***

Sekian dulu ya guys, maaf kalau ada kata-kata yang menyinggung dan membuat teman-teman tidak nyaman. kalau ada kesalahan dimaafkan soalnya baru pertama memposting di sini.