It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
SELAMAT MEMBACA
***************************************************************
SEJATINYA
#Aziz POV
***
Hoamm.... Aku menguap lebar-lebar di pagi hari minggu yang cerah ini. Setelah sholat subuh tadi aku tidur lagi hingga aku terbangun tepat pukul 9.00. Langsung kupriksa hpku tampak ada 8 SMS masuk dari Cah Ganteng. Kubaca satu per satu smsnya.
Cah Ganteng : “jangan lupa, nanti ke rumahku” (pukul 5.00)
Cah Ganteng : “Dah bangun belom. Jiz?” (pukul 5.20)
Cah Ganteng : “Banguuuuunnnnn, dah siang!!!” (pukul 5.50)
Cah Ganteng : “buruan, bangun!!” (pukul 6.00)
Cah Ganteng : “gak punya pulsa ya, jiz. Kasihan.... Dah siap-siap belum” (pukul 6.25)
Cah Ganteng : “ayo kesini dong ,jiz. Tanteku dah mau berangkat nieh!”(pukul 7.20)
Cah Ganteng : “jiz, aku kesepian nih di rumah, tanteku dah berangkat, Bi Nur ke pasar, aku dirumah sendirian, entar kalo ada orang yang nyulik aku gimana? Cepet kesini.” (pukul 8.10)
Cah Ganteng : “Ajiz, bibirku dah jamuran nunggin kamu, cepetan dong kesini,,,” (Pukul 8.45) Aku yang membaca smsnya hanya senyam-senyum, cengegesan gak jelas, langsung deh aku bales.
Aku : “BAWELLLLLL.......!!!!!!!” Sent
Aku langsung keluar kamar, menyambar handuk dan menuju kamar mandi. Setelah mandi aku menuju kamarku. Kubuka lemari pakaianku, kuambil celana jeans hitam dan kaos warna ungu, kusisir rambut dan kucium tubuhku, “kayaknya gak usah pake parfum segala deh, dah wangi” pikirku. Jujur aku jarang pake parfum, paling hanya pergi Sholat Jum’at dan acara lainya, soalnya bagiku bau kecut ketiaku dah cukup dari sekedar parfum buat tubuhku hehehehehe... Lalu aku menuju ruang makan mau sarapan. Kulihat ibuku dan adiku, Indri juga disana. Aku duduk di samping adikku, ibu didepanku.
"Bapak pergi kemana bu? Kan biasanya hari minggu bapak libur." tanyaku pada ibuku yang sedang menata makanan di meja.
"Tadi bapak di telpon katanya ada urusan kantor dadakan, gitu.oh ya, dari tadi hp kamu, bunyi terus, ziz. Siapa to ziz?" tanya ibuku sambil menuangkan nasi kedalam piringku dan piring adikku.
"Oh, temenku, bu. Trisna." jawabku
"La memang ada apa kok bunyi terus tadi? Eh, kok pake celana jeans, mau kemana?" ibuku penasaran.
"Aku disuruh maen kerumahnya, bu. Trisna di tinggal tantenya pergi ke jepara, nengok mertuanya yang lagi sakit, Bu. Jadi aku disuruh nemenin trisna." jelasku
"yo wes (ya sudah) cepet sarapan, kasihan temenmu." kata ibuku sambil menganguk. Kusantap menu sarapan pagi ini dengan lahapnya. Setelah selesai kuambil motorku dan memanasinya sebentar. Kuambil jaket, dompet, dan hp.
"Buuu, aku pergi dulu ya!" teriaku dari depan rumah.
"Nanti dulu!" teriak ibuku dari dalam rumah, tak lama ibuku keluar dengan membawa bungkusan plastik lumayan besar. "Dibawa ya, buat cemilan di sana." kata ibuku seraya menyerahkan kantung plastik tersebut.
"Makasih buuu hehehehe...." jawabku sambil cengegesan. "Pergi dulu ya, bu. Nanti pulangnya agak maleman." kataku lagi.
"Ya sudah, hati-hati". Kata ibuku.
"Assalamua’laikum" pamitku
"Waalaikumsalam" balasnya.
Kulajukan motor metic ku dengan kecepatan sedang. Jarak rumahku dengan Jambul sekitar 6 km, gak jauh-jauh amat. Aku tiba di rumah Jambul pukul 9.45, rumah lantai dua dengan tembok warna orange dan sedikit warna hijau, kuparkirkan motorku di bawah pohon samping rumahnya. Aku berdiri di depan pintu dengan kantung plastik ditanganku dan memencet tombol bel. Tak lama pintu dibuka oleh Bi Nur.
"Eh, udah datang to Mas Aziz, Mas Trisnanya di kamar, langsung kesana saja?" kata Bi Nur.
"Iya, Bi Nur, emang Jambul eh, Trisna lagi ngapain Bi?” Tanyaku keceplosan manggil Jambul.
“tadi lagi baca buku, coba samperin sana.” jawab Bi Nur. Aku pun hanya mengangguk.
“permisi." kataku sambil menunduk ketika melewati Bi Nur. Aku menuju kamar Jambul, kuketuk pintunya, tapi tidak ada respon dari empunya. Kuketuk lagi tetapi tidak ada jawaban, mungkin dia sedang tidur pikirku. Karena tak ingin menggangu aku pun hendak menemani Bi Nur yang sedang didapur. Ketika aku membalikan badan terdengar suara orang bernyanyi,
” I’ve become so numb, I can’t feel you there, become so tired, so much more aware, I’m becoming this, all I want to do, Is be more like me, And be less like you....”
kedengaranya Jambul sedang nyanyi lagu Numb-nya Linkin Park dengan suara memprihatinkan (hahahahaha). langsung ku putar badan dan membuka pintu, ternyata tidak dikunci. Kumasukan kepalaku kedalam kamar Jambul. Tampak dia sedang duduk di meja belajarnya dengan komputer nyala didepanya dengan Headset dikepalanya, dia menghadap kejendela membelakangiku. Dia hanya mengenakan kaos oblong dan celana selutut.
“Mbul?” sapaku. Tidak ada jawaban, mungkin dia mendengarkan musik volume penuh kayaknya nih, apalagi kepalanya nganguk-ngangku, gelang-geleng gak beraturan. Aku menghampirinya dan menutup matanya dari belakang dengan tangan kiriku, serta mencomot potongan peyek didepanya dengan tangan kananku lalu kumasukan kemulutnya
“You finaly here! Ampe bosen aku nungguin lu, Jiz. lihat nih bibirku jamuran” kata trisna berusaha melepaskan Headset dari Kepalanya. Diapun mendongak keatas.
“Bawel , coba lihat bibirnya.” kataku sambil mencomot bibirnya, dia masih mengunyah peyek tadi. “wah bener, gak cuma jamuran, bibir kamu tambah gedean aja, tambah dower loh.” candaku.
“ini semua gara-gara kamu juga sih. rasain nih!” katanya pura-pura marah dan langsung menarik bibirku.
“Aduh, sakit tau gak sih” kataku sewot sambil mengelus-elus bibirku.
“biar sama-sama dower, jiz.” Katanya sambil cengegesan. Aku pun langsung mempoles kepalanya. Setelah itu aku mengambil peyek kacang yang ada di mejanya, langsung aku lalap.
“Itu apaan, Jiz?” tanya Jambul ketika ia melihat bungkuan plastik yang kuletakan di kasur kamarnya. Aku pun langsung menjangkaunya.
“Oh, cemilan dari ibuku. Nih.” ku ulurkan kantong ke hadapanya.
“Matur Nuwun” respon Jambul, aku hanya nganguk dan mengeser jambul dari kursinya. Aku meminjam komputernya. Dia sedang main game ternyata. Aku tengah keasikan bermain komputernya Jambul, aku sadar bahwa aku ditingal entah kemana, tapi gue cuek. Setelah sekitar satu setengah jam aku berkutik dengan game yang mulai membosankan, aku matikan komputernya. Kurebahkan tubuhku di kasur untuk merelaksasikan punggungku. Tak lama kemudian Jambul datang dengan membawa 2 toples makanan ringan dan 2 piring berisi puding .
“sorry ya, tadi aku tinggalin. habisnya kamu keasikan sendiri, aku dikacangin deh. Jadi ya daripada diem mending bikin Puding deh ama Bi Nur. Nih.” kata Jambul sambil mengulurkan sepiring puding. Tunggu, pudingya berwarna ungu dan baunya khas ubi.
“ini puding ubi jalar ya, mbul?” tanyaku. “ih beneran, puding ubi jalar.” kataku lagi setelah kucicipi pudingnya.
“iya, gak suka ya? Tanya Jambul.
“ih, kamu kok tau aja sih kesukaan aku, aku paling demen ama ni puding, ubi jalar yang warnanya ungu manis, enak deh pokoknya. Yang warna kuning juga aku suka. Apalagi kalau yang bikin temen jelekku ini, tambah sepecial deh, hehehe, Makasih yak!” pujiku sambil terus makan pudingnya. Jujur aku suka ama puding ubi jalar, dirumah ibuku kadang-kadang juga bikin.
“oh kamu suka? Diabisin ya, kalo kurang masih ada.” kata Jambul aku hanya mengangguk.
“kok kamu gak ngomong mau bikin ni puding, kan aku bisa bantu.”tanyaku
“kan tadi dah kubilang kalo kamu dari tadi asik dengan komputer, jadi aku tinggal deh, hehehe” balasnya. Aku hanya mengerucutkan bibirku.
“eh, Mbul kamu belum mandi ya? Kamu bau kecut tau.” Tanyaku sambil kudekatkan mukaku ke tubuhnya.
“belum, entar kalo dah mau dzuhur baru mandi.” jawabnya aku hanya ngangukin kepala.
Sehabis makan puding aku dan jambul main PS, main Naruto, NFS, dan PES. Jujur dari ketiga game tersebut yang paling sulit ya PES, soalnya ku kurang tertarik ama tuh game, kalau nggak bertahan ya kegolan, gak bisa ngegolin soalnya. Dan itu sukses membuat jambul senang.
Selanjutnya aku mendengar suara Adzan Dzuhur berkumandang, aku segera menyuruh Jambul untuk pergi mandi, sementara aku pergi ketempat wudhu, kemudian kekamar Jambul nunggu jambul untuk sholat berjama’ah. Tak lama Jambul masuk kamar dengan mengenakan kaos dan handuk melilit di pinggangnya. Kemudian ia mengenakan celana pendek. Aku langsung ambil sajadah dan sholat jamaah. Selesai mengucap salam Jambul menyalamiku,, bahan dikecupnya punggung tanganku, seketika itu langsung kutarik tanganku dan mengusapkan punggung tanganku ke bajunya, kuendus tanganku dan memaang tampang mau muntah, si Jambul hanya tertawa terbahak dengan tidak sopan, tidak ada tata-krama, ungah-unguh, suba-sita dan teman-temanya. Langsung gua jewer bibirnya sampai bibirnya mertambah 5 cm, alias dower (hahahahaha, engak ding).
“Jiz, sms temen-temen suruh kesini biar rame!” perintah Jambul padaku sambil pergi ke kamar mandi, mau beol. Aku hanya mengangguk dan mengambil hpku. Ku SMS Wawan, adit, deni dan eko. Mereka adalah temen gengnya Jambul, walau aku suka nongkrong bersama mereka, pada dasarnya aku kurang suka ngegeng. wawan adalah tangan kananya Jambul, soalnya dulu sempet satu bangku dengannya, sebelum masuk kelas 8 dan duduk denganku. Setelah kukirim smsnya, hanya Wawan dan deni saja menyanggupi untuk datang ke rumah Jambul. Tak lama terdengar suara motor berdatangan. Mereka berdua mengetuk pintu, dan aku membukakanya pintu.
“welcome, welcome” sambutku pada keduanya,mereka hanya tersenyum seraya masuk.
“dah dari tadi ziz?” tanya deni padaku setelah duduk di sofa ruang tamu.
“yep, dah dari tadi, sekitar jam 9-an” jawabku
“Trisna, mana ziz?” tanya wawan padaku.
“dikamar madi, lagi beol, mau ngintip?” aku balik nanya.
“tadinya kalo kamu yang kekamar mandi aku intip, kalo trisna mah dah sering” jawab Wawan dengan gurauan, aku cuma pasang muka jijik.
“eh, ada mas-mas temenya mas trisna ya, mau minum apa nih?” Bi Nur datang menghampiri mereka berdua.
“gak usah repot-repot Bi Nur.” jawab wawan.
“gak repot kok” kata BI Nur sambil pergi kedapur. Tak lama Jambulpun datang dan duduk disampingku.
“hey, dah datang kalian, adikmu mana Wan dan si Eko?” tanya jambul pada keduanya.
“adit lagi maen ama temenya, si eko tau deh” terang wawan pendek.
“Owh, yuk tandingan PES yok. Tadi aku menang lawan Ajiz. Hahahaha, 4-0.” jawab jambul sombong, aku hanya mencibir.
“ya udah yok,” kata deni dan wawan bersamaan.
Siang itu mereka asik dengan tandingan ps, sedangkan aku mudur karena tau bakalan kalah, jadi aku lebih baik pergi kekamar jambul dan pinjam Komputernya jambul buat browsing dan dengerin musik. Kudengar suara teriakan mereka bertiga yang “mbrebeki si*it”, jadi aku keraskan volume Komputer dan volume headset hingga tak terdengar suara mereka. Musik belum selesai aku dengar semua, tetapi mata ini sangat berat. Kumatikan komputerya dan kuberbaring di ranjangnya jambul, tak lama akupun molor.
Bersambung...
***
Sekian dulu ya guys, maaf kalau ada kata-kata yang menyinggung dan membuat teman-teman tidak nyaman. Oh ya, Jangan lupa komentarnya karena
“ KOMENTAR ANDA ADALAH BENSIN BAGIKU ”
Tapi di Jogja biasa berElo-Gue juga kayak di Jakarta ?
Eh Ko @Tsunami gak dimention nih.
maklum korban TV
Eh Aziz orangnya gimana nih?cakep ato manis? #Lirik TSnya
D jogja aku kamu, jarang bgt pake lu gue ...
Makasih ya didi @3ll0
Eh baru pulang kerja,pasti belum mandi. #tutup idung
*tertawa puas ada gajah bernama yanyan* :V
mau liat fotoku? follow twitter q dong. siap2 kecewa liat PP-nya. hihi
soalnya aku orangnya GANTENG (GAmbleh tur iTENG) *Ngakak guling-guling liat expresi wajah ello*
terus manggilnya apa dong?