It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@3ll0 oh iya aku lupa kalau di sini suka yg panjang2 :-D
@haha5 siap gan. :-D
@3ll0
@Tsu_no_YanYan
@Tsunami
@Lulu_75
@Wita
@Indrawan506
@Alfa_centaury
@DafaZartin
@Arifinselalusial
@Haha5
@Half_blood
@Cute_inuyasha
Thank You
Selamat Membaca
SEJATINYA
By : Black_Skies
#Trisna POV
***
“Napa kamu senyum-sunyum gak jelas di lenganku. Gila kamu ya” suara ajiz membuyarkan lamunanku dan sedari tadi aku nemplok dilengannya, dia sambil mengecek keningku. Sementara itu Dika asik melihat pemandangan dan Omku sibuk menyetir mobil.
“eh, iya. Aku gila gara-gara aku mau ninggalin kamu.” bisikku sok manja sambil melepas templok-anku dari tubuhnya.
“sebelumnya kan juga udah sedeng. Iya kan” katanya bercanda.
“ih, segitunya kamu sama temen, jiz. Tega.” kataku cemberut sambil menghujamkan telunjukku ke pinggangnya, dia kaget dan Sontak bibir ku dijewer, baru saja tadi di lamunanku di jewer, eh sekarang dijewer lagi, haduh dower beneran nih bibir, batinku.
“terus aku harus ngapain dong?.” katanya mengejek.
“cum.” aku memonyongin bibir ku hendak mencium ajiz. Tetapi naas, bibirku sekarang berada digenggamnya. Tahukan cara mengenggamnya? Yakni seperti saat Tuan Crab memegang bibirnya sphongebob untuk menghentikan ocehannya. Kemudian bibirku ditarik sampai tangannya lepas dari bibirku kemudian dia membuang wajahnya ke arah jendela, tahu apa yang terjadi? Bibirku sekarang berubah menjadi sebuah belalai gajah yang panjang. Mengerikan.
“ah, sakit tau jiz,” kata Aku sambil nemplok lagi ketubuhnya. Kutempelkan wajahku ke pundaknya sambil mata tertutup. Kuhirup aroma tubuhnya yang tidak wangi parfum, melainkan wangi khas ketiak dan sabun mandi, bikin melting. Aku akan merindukan aromamu bang ajiz. Hemmmmm.....
“bodo amat,” katanya santai tetap melihat pemandangan. Aku hanya mengulas senyuman aja sembari mata tetap terpejam.
Tak lama mobil sudah sampai di terminal. Barang-barang bawaanku kutaruh didekat kursi. Kami duduk sambil menunggu bus yang akan mengantarku balik. Kulihat jam tangan masih ada waktu lima belas menit sebelum keberangkatan.
“jiz, antar aku kekamar mandi yuk.” ajakku pada ajiz, kemudan dia mengangguk setuju. Akhirnya kami pergi ke kamar mandi, sepi sekali suasananya. Kubuka pintu toilet, didalam aku tidak mau pipis atau BAB, kubuka tasku dan kuambil plastik putih yang berisi sebuah kotak berbungkus kertas kado. Kuhampiri ajiz dengan tanganku dibelakang memegang plastik tadi. Dia menungguku sambil berdiri bersandar tembok dengan kaki kanan ditekuk memijakan ke tembok dan jempol tangannya di gantungin di mulut saku celana jeans hitamnya. ‘Sok cool banget kamu jiz, but aku akuin kamu memang cool kok jiz. Menarik banget buat gue.’ pikirku. Dia tersenyum melihatku.
“udahan pipisnya? Kok cepet.” katanya.
“iya, pake jalur express tadi.” balasku asal. Dia tersenyum.
Kresek......kresek....kressek....
Tanganku meremas plastik yang kubawa. Sengaja aku membunyikanya agar dia bertanya.
“apaan tuh dibelakang?” tanyanya. Yes dia terpancing.
“ada deh... Mau tahu aja kamu” kataku sambil mengedipkan mataku jahil.
“buat aku ya.... coba lihat.” Katanya. Tangannya hendak merebut dari tanganku.
“iya, ini buat kamu, tapi ada syaratnya.” ucapku sambil menjauhkan plastik kresek dari jangkauanya, bikin penasaran dia.
“syaratnya apaan.” Katanya tak sabar.
“emmm…. tapi janji harus dilakuin.” Kataku lagi
“siap.” sahutnya cepat.
“meski syaratnya agak aneh.” aku tersenyum nakal.
“no problem….” Dia makin tak sabar.
“beneran?” kataku memastikan.
“ya. bawellll” Jawabnya agak ketus, mungkin sebal aku berele-tele.
“tapi kalau kamu hhmmmm…..” belum selesai ngomong ajiz sudah mengatupkan bibirku dengan tangannya sambil dikenyot-kenyot (diremas) gemas.
“bawelll tau gak sih kamu tuh, kamu mau bibirmu kubetot?” sahutnya ajiz cepat, melotot sambil menarik-narik bibirku seolah mau dibetot. Aku mengeleng, kemudian dia melepaskan tangannya dari bibirku.
“syaratnya, boleh enggak kalo aku meluk kamu?” akhirnya ku katakan syaratnya dengan malu-malu kucing.
“jiahh, itu mah udah biasa kali, mbul. Dah sering tau.” ujar ajiz malas.
“jadi boleh dong?” aku memastikan lagi.
“crewet. Sini. Dasar anak manja.” jawabnya sambil merentangkan kedua tangannya.
“biarin. Aku kan manja sama kamu doang kok.”kataku yang langsung jatuh, maksudku menjatuhkan diri kepelukannya, kuhirup wangi tekuknya dan aku mengeratkan pelukan. Nyamannya. Kurasakan pelukanya agak kaku. Agak lama kami berpelukan.
“kok cuma sama aku doang?” tanyanya penasaran. Mampus aku jawab apa dong, kucari file-file tentang alasan yang mujarab diotaku. Nah ketemu, ternyata terselip di lemari kecil dekat ubun-ubun. Ting, bohlam warna kuning muncul tepat di atas kepalaku.
“iya dong, kamu kan baik sama aku, kalo yang lain biasa saja,” alasan yang kurang tepat kayanya. Bodohnya diriku. Kurasa dia hanya mengangguk, entah percaya atau tidak.
“makasih ya, jiz. Udah mau jadi temenku disini, udah bikin aku jadi lebih baik. Pokoknya kamu yang terbaik deh. Dan maaf ya kalo selama ini aku bikin kamu marah, kecewa, ngrasa gak nyaman dan ngrepotin kamu terus. Intinya aku ucapin makasih dan maaf ya. Oh ya, satu lagi jiz. Maksaih pelukanya,hehehehehe” kataku panjang kali lebar mengalihan perhatian, masih dipelukannya.
“iya, aku juga minta maaf kalo sering marahin kamu dan sok ngatur kamu. Kita sama-sama kosong dan saling memaafkan, OK” katanya sambil mengusap punggungku. Aku hanya menganguk pelan.
“udahan yuk, sini bagi kadonya.” katanya membuyarkan momen berpelukan.
“nih, dirawat ya.” kuberikan kadonya padanya.
“isinya apaan? Tanyanya penasaran sambil mengocok kadonya.
“buka aja dirumah..” jawabku. Kulihat jam tanganku sudah menunjukan pukul 15.25 yang artinya bus akan berangkat 5 menit lagi.
“jiz foto yuk.” pintaku sambil kukeluarkan HPku dari tas. Dia mengangguk. Kemudian kami saling merangkul, tangan kiriku dipundaknya, tangan kanannya dipundaku.
“aku hitung 1...2...3....” aku memberi aba-aba. Pada hitungan ke tiga aku langsung nyosor kepipinya, sontak dia kaget dan melepaskan rangkulan.
“kurang ajar kau, pake nyium segala. Mau aku betot bibirmu, hah?” protes ajiz sambil mencomot bibirku dan menariknya seolah benar-benar mau di betot. Aku mengeleng dan kemudian aku tersenyum jahil setelah dia melepaskan bibirku. Dia kayaknya pura-pura marah, atau marah beneran, soalnya matanya tajam seperti menusuk mataku, aku tak berani menatapnya. Haduh tindakanku bodoh banget deh.
“udah cepetan, busmu dah mau berangkat.” ujarnya dengan suara agak tinggi sambil berlalu. Aku hanya menunduk dan membuntutinya menuju tempat duduk dimana omku dan dika menungguku. Aku dan ajiz saling diam.
“kok lama, mas?” tanya dika padaku setelah aku duduk disampingnya.
“iya, banyak yang musti dikeluarin, hehehehe.....” jawabku berusaha tersenyum.
“pipisnya?” tanya dika polos aku hanya mengangguk. Tak lama bus ku datang, aku, ajiz dan omku menaikkan barang bawaanku. Kulirik ajiz sebentar, beneran marah gak sih? Para penumbang sudah pada masuk ke bus. Aku menyalami ketiganya dan berpamitan.
“maafin aku ya? Sampai jumpa” bisiku ke ajiz takut terdengar omku dan dika, dianya memandang datar. Kemudian aku naik ke dalam bus, aku duduk di bagian tengah kiri dekat kaca. Kupandangi wajah mereka bertiga, dan mataku tertuju pada wajah ajiz. Aku memandangnya nyaris menangis, tetapi dia memasang wajah dingin, atau mungkin wajah marah. “aduh kok jadi gini sih, inikan perpisahan kok malah marah-marahan. Jadi gak enak nih.” pikirku.
Bus berjalan menjauhi mereka,kulambaikan tanganku dari dalam bus. Kulihat omku dan dika melambaikan tangannya, sedangkan ajiz melipat tangannya ke dada dengan wajah datar, segitunya kah jiz?. Aku merasa sangat bersalah, aku terlalu berani dan betapa bodohnya aku bisa-bisanya aku mencium seseorang cowok, dan cowok itu aku sukai, mungkin aku cintai. Walau aku belum pernah menyatakan perasaanku dengan nada tidak bercanda kepada ajiz, aku akan tetap memendamnya entah sampai kapan. Apalagi wawan juga merekomendasikan untuk menjaga persahabatan yang telah terbangun. YaTuhan, perasaan apa yang telah Engkau tiupkan kedalam hatiku ini, kenapa aku bisa suka sama lelaki, apa yang salah denganku?.
Kupandangi mereka hingga mereka tertutup oleh bangunan-bangunan sekitar terminal. Diperjalanan tak sadar aku meneteskan air mata, sedih akan kejadian tadi. Entahlah aku sebelumnya belum pernah sesedih ini kecuali ditinggal oleh bapakku pergi waktu itu. Tetapi aku sekaligus senang karena berjumpa dengan seeorang yang aku cintai, ibuku. Kemarin saat liburan kondisi ibuku sehat walafiat, walau agak kurusan. Yap, mungkin dengan aku kembali ke kampung halamanku, aku dapat meringankan pekerjaanya. Membantunya dan berbagi senyuman dengannya. Aku sayang ibu.
Kuambil Hpku, kutulis permohonan maaf ku dan hendak ku kirim kenomornya ajiz, tetapi ku urungkan niatku, aku sepertinya belum berani untuk menghubungi ajiz sekarang, apalagi setelah ku chek pulsaku menipis. Mungkin besok aku akan menghubunginya. Dan untuk sekarang aku tidak akan memikirkanya dulu. Kutancapkan earphone, kuputar lagu-lagu Linkin Park untuk menghilangkan sejenak persoalan tadi. Tetapi sialnya aku malah keingetan saat-saat bersama ajiz, waktu karaokean dirumahku. karena sebal, kumasukan hpku kembali dan kuambil nafas dalam-dalam kemudian aku terdiam, melamun sembari menikmati pemandangan disepanjang perjalanan di sore hari ini.
“Ajiz, terimakasih ya, sudah mau menemaniku di sini. Sudah mau mengisi, mewarnai dan menghiasi hari-hariku. Aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu dan persahabatan kita, walaupun aku mungkin yang telah merusak sendiri persahabatan kita selama ini. Dengan tingkah bodohku yang kulakukan, aku mohon maafin aku ya, jiz. kamu boleh nglakuin apa saja yang kamu mau, apapun aku akan lakukan perintahmu, asalkan kamu maafin aku. kamu boleh mempermainkan bibir nan aduhaiku ini kapanpun kamu mau. Kamu boleh membetot bibir seksiku ini kok, atau kamu malah mau aku mencipok mu yang kedua, Muaaccchhh????? Soalnya kamu tidak tahu kapan aku mencipokmu yang pertama, soalnya kalau kamu tahu, bisa angus mukaku” pikirku sambil tersenyum ketika mengingat aku mencipoknya untuk pertama kali dan dia tidak tahu tentunya... Hahahahaha kamu jahat Trisna, benar-benar Jahat...hahahahaha. Sorry ya jiz, peace..heheheheheheh.....
Good bye everyone, aku akan merindukan kalian semua.
Bersambung....
***
Maaf ya updatenya sedikit lagi. Next update tak bikin panjang deh.
Kalau Bapak-Bapak sekalian ingin di mention, bapak tinggal lapor ke pihak yang berwajib.
“Tidak Afdol kalau tidak meninggalkan jejak Keren, Suka, LoL or Komentar”
lanjuttt^^/