BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Bayang-Bayang Sepanjang Badan

123468

Comments


  • Makasih bang Aieat, koko Tsunami, mas Cansetya_s, mbak Cetya_D, mas bianagustine :)
    Karena ini tokoh baru ya koko, agak adaptasi dulu menggigitnya part tengah dan akhir setelah kemunculan Daya dan Jala. Masih dalam berusaha mendapat referensi ya kawan semua
  • edited September 2014
    @EtonaKotakhijau hmmm kelapa gadingnya dmn tuh ? :))
  • masih belum jelas peran toni
  • hemmmm.... baru baca lagi...




  • "Nah Ton, bersih ya kamar gue sekarang ? karena gue tau, mulai sekarang elu akan banyak ngabisin waktu disini kerena di kamar elu ada Felix" kata Wirya

    "ga lah Wir, ga separah itu, Felix dah gue kenal sejak dia masih kecil" jawabku

    "tapi sekarang dia akan terusan menggayuti langkahmu" kembali Wirya beropini

    "dia butuh kakak ! karena kokonya sekarang sudah bertempat di rumah orang tua Anita" aku kembali meluruskan

    "oh baiklah kalo begitu, berarti masih ada kesempatan untukku datang mengunjungi mama" jawab Wirya

    "elu suka nyimpulin sendiri, ada atau tidak ada Felix ga akan merubah apapun ! mirip orang baru kenal aja ! padahal dari dulu elu juga betah berlama-lama di rumah gue" kataku


    tok tok tok ...

    pintu kamar kosan Wirya di ketok

    "Nah ini orangnya sudah datang, gue hanya mau negasin sesuatu ke elu ! " kata Wirya

    "negasin apa ? sana bukain pintu dulu, siapa tau yang datang itu saudara elu !" suruhku

    "ga saudara, ini orang sebagai saksi sudah datang" kata Wirya


    Saksi ????????


    Lagi kesambet apa nih si Wirya ?


    "Hi Wirya" kata seorang cewek sambil memeluk Wirya

    "Hi juga Tine" Wirya membalas dengan mesranya

    "Gini Ton , biar elu ga salah paham, nih gue tegaskan bahwa gue serius dengan anak baru ini" kata Wirya

    "Loh kan sudah elu kumandagkan sejak bulan yang lalu" jawabku

    "karena gue kaget kemaren, di depan Felix elu bilang orang yang elu suka itu gue ! itu ga baik untuk hubungan gue dengan Tine" kata Wirya

    aku terdiam, sedang mencermati kemana arah pembicaraan akan dialirkan oleh si Wirya

    "wah Wirya, temanmu bercanda saja kamu tanggapin serius ! jadi hanya untuk ini kamu ngundang aku ?" sergah Tine

    "ada sedikit lagi, sabar ya" kata Wirya

    "maaf, kalau candaku kemaren buat kamu berfikir serius, itu hanya membuat Felix diam dan ga mengungusik ketenangan kokonya" jawabku

    "ya baguslah, nah karena kosan ini sudah rapi, jadi elu jangan terkejut kalau Tine juga akan sering main kesini, dan kamu ga boleh mikir bahwa kamar ini hanya kamu pengunjungnya" info dari Wirya

    duuuggg, kasar sekali mulut si Wirya kalau sedang dihadapan cewek, ga ada cewek mulutnya manis sekali, aku berfikir tenang dan pandai-pandai membawa diri

    "haha Wirya, meski ada Felix yang sudah pasti bertempat tinggal di rumah gue, rasanya gue dan mama ga pernah berkata seperti kalimat elu ini" pembelaan diriku secara sopan tapi tajam

    "eh bukan begitu juga Ton" Wirya memotong

    "haha ya sudah Wir, selamat bersenang-senang, aku balik ya" kataku segera berlalu sebelum perasaanku tambah bergemuruh

    hmmm...................... Wirya, elu tahu sekali bagaimana cara mengecewakan orang yang care sama elu. Iya, dulu sepupu ku, sekarang aku. Aku akui bahwa aku perhatian sama Wirya apalagi akhir-akhir ini dalam rangka mendinginkan suasana dan membuat koko serta anita mantap dengan planningnya.
    Tapi ga perhatian yang gimana-gimana gitu, karena Wirya tetaplah cowok macho yang haus sentuhan cewek, hmmm ga ada bagusnya berharap terlalu banyak sama cowok seperti ini.

    "loh kok balik ? masih ada sedikit acara lagi, tunggu dong" potong Wirya

    "Iya Ton, denger dulu" bujuk Tine

    "hmm kan udah gue bilang si Wirya pengen senang-senang, ya sekali lagi gue ucapin selamat senang-senang" kataku yang sudah keburu sampe di ruang parkir motor, ogah juga untuk membalikkan badan

    "gimana dong ?" samar-samar ku dengar keheranan Tine


    Cowok dodol ! susah-susah dia tadi naik taxi nuju kantorku, minta dibonceng, tiba dikosan seharusnya dia aku kasih perhatian, eh ini malah buat aku keki !
    elu sendiri yang rugi Wirya !
    senja ini gue, Felix, dan mama happy-happy pastinya dengan menu makan malam dan keakraban keluarga.

    Mungkin kawan-kawan pembaca nganggap aku terlalu sensitif ? terlalu ga juga, buktinya aku masih bisa senyum sama mereka, ga ada kata-kata nada tinggi atau terkesan marah. Tapi gimana ya ? rasanya seperti terjatuh gitu ! harus merangkak lagi dari bawah mencari cowok yang lain heheheh, kapan ya ada cowok yang baik hadir untuk ku ?
    Di bandingkan Kurniawan, aku lebih ada feel dengan Wirya,
    Aku tertantang dengan cerita-cerita keindahan alam Sumatra ala Wirya,
    Sama Kurniawan, topik pembicaraan kami selalu sama dengan topik yang ditawarkan papa, yaitu masalah DAGANG
    hahahah



    Sesampainya di rumah


    "Siippp....... ayo bang, cicipin semur jengkol bikinan mama" ajak Felix

    "semur jengkol, waahh amboi..." sergahku

    "iya dulu Tamam pengen semur jengkol, yang ada semur ayam" kata mama

    "aduffffffff mama, orang seperti itu diingat-ingat" komenku

    "kenapa emang ?, orang ingat ya ingat aja" kata mama

    "bagus juga, jadi dia mati penasaran ga sempat nyicipi semur jengkol bikinan mama" komen pedas meluncur dari mulut Felix

    "ya sudaahhh.... tapi kok makan elu sedikit amat Ona ?" tanya mama

    "lagi banyak fikiran kali ma" kata Felix

    "gue dah makan di kantor" kataku

    "elu ngeles ! kalo dah makan pasti elu ga mampir di meja makan" kata mama yang sungguh hafal kebiasaan anaknya


    aku diam seribu bahasa


    kemudian aku berlalu ke kamar mandi


    Jam 12 malamnya, saat Felix sudah tertidur pulas, aku masih berbetah-betah mengedit tulisan yang akan dicetak esok subuh.
    Masih berbekas ucapan Wirya, dia alergi kalau aku merasa perhatian sama dia, dia merasa akan merusak hubungannya dengan Tine, dan dia juga merasa aku akan berbetah-betah dikosannya dikarenakan ada Felix di rumahku.
    Tidak akan demikian Wirya, selama ini kamu malah yang merepotkanku dan keluargaku.

    Masuk Satu SMS, bertuliskan
    "aku orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun" SMS dari teman geng cibubur


    "Masuk lagi SMS yang lain

    Dari Wirya

    "Sebenarnya malam ini kami mau merayakan bersama kawan-kawan, tadi maksud gue hanya untukbuat elu shock di malam jelang ulang tahun" kalimat Wirya

    Kalimat yang ga berharga

    Kamu bahagia melihat aku shock, karena kamu menolakku mentah-mentah di hadapan cewekmu.
    Semisal ga ada cewek itu, aku sih ga akan terlalu nanggapin.


    huuufffffffff


    aku berdiam diri,
    sekarang suasana sudah tenang,
    Kurniawan sudah menapaki jalan baru dengan Anita, Wirya ternyata ga kenapa-kenapa, sekarang Wirya bahagia dengan cewek barunya
    dan Felix mulai merasa tenang di bawah asuhan mama dan juga tidak mengusik waktu liburan Daya di Depok yang tidak tinggal beberapa hari lagi untuk selanjutnya Daya akan kembali ke Jerman melanjutkan kuliahnya.

    Lebih dewasa rasanya, aku juga akan membenahi perasaan. Mulai menata hidup yang berorientasi masa depan yang baik.
    Aku tidak akan membuat orang-orang di sekitarku jadi resah, termasuk Wirya


    Jam istirahat siang di kantor, aku hanya berdiam diri di meja kerja, sambari membuka email yang masuk berjibun
    ada satu emal dari Daya

    "Bang Toni, aku ngimel ini setelah membaca tulisan abang lalu kutemui alamat email abang di catatan kakinya.
    Apa kabar bang ? Cerita yang abang kasihkan ke aku sangat menyentuh perasaan, kecuali cerita tentang si Tamam.
    Aku turut simpati untuk dek Rizki dan mbak Yuyun
    Kesan dari cerita yang abang tulis tentang Tamam adalah sesuai dengan kesan yang aku rasakan
    Aku tidak akan meminta pembelaan terhadap perbuatan papa, kalau abang mau detil perbuatan Tamam di rumah, aku bersedia jadi nara sumber, sehingga abang lebih pas menceritakannya, tidak hanya sosok malang Tamam yang aang kenal sebagai tetangga rumah.
    Aku yakin, akan ada pembalasan yang setimpal dari Allah di kemudian hari.

    Kalau abang ada waktu, datanglah malam ini, aku dan teman-teman UI ku lagi ngumpul dan tolong telpon nomor ini kalau abang bersedia datang"

    Aku semakin merenung, Daya bisa bertutur seperti ini, berarti Daya benar-benar menginginkan upah untuk orang yang suka berbuat binasa, meski berat rasanya jika itu menimpa papa kita sendiri.
    Bagaimana cara Daya menyikapinya ? hmmmm seorang anak yang misterius sekaligus kurang beruntung.


    Masuklah seorang rekan kantor dan dia memberitahuku bahwa ada seseorang menunggu di ruang istirahat, namanya Wirya, begitu info darinya

    "Tolong deh, bilang gue lagi sibuk" kataku sambil melihatkan tumpukan artikel dan komputer yang menyala, padahal hanya email yang ku baca hmmmm

    "OK" kata dia menyanggupi

    Itu adalah hari pertama, aku memulai menjaga diri dari pemikiran Wirya,
    Jika dia menyangka aku benaran suka sama dia, maka mulai hari ini dia dapati bahwa aku memenuhi semua tuntutannya, bahwa aku ga akan mengganggu hari-harinya.
    Lihat sekarang, siapa sekarang yang menganggu.

    Lima menit kemudia, masuk dua makhluk yang dengan izin siapa dia boleh masuk
    gigi mereka blink-blink dari kejauhan

    "Hi Toni, sibuk amat" kata cewek barunya yang bernama Tine itu

    "Iya, kami mau minta traktirannya siang ini juga" kata si Wirya besar kepala

    dhuuuggggsssss, traktiran nenek moyang elu ! siapa juga yang mau traktir kalian ! dah dibilang gue ga mau ketemu, malah nyelonong seenaknya

    aku ga tergubris, lebih waspada dengan wajah sibuk dan tentunya jauh dari kesan marah dan dendam

    "benaran gue lagi sibuk ini, maaf...." kataku

    "ya sudah, kapan-kapan kami main lagi ya kesini" kata Tine

    "wah kalau bisa ga usah Tin ! karena ini bukan kantor bapak elu" aku suruh Tine mikiiiiiirrrrr jadi orang

    Wirya termenung

    aku mengucapkan kata-kata menohok tetapi masih dengan wajah berusaha untuk senyum !


    Sebelum keduluan di jemput Wirya, sorenya aku pulang dini,
    aku segera menelpon Daya untuk menyanggupi undangan Daya pada kumpul-kumpul dengan teman akrabnya di UI dulu. Dan tentunya mohon tuntunan Daya pada alamat rumah yang akan ku tuju, aku jarang bepergian ke Depok.

    Di jalan mengarah rumah Daya di Depok, HPku bergetar, agak susah untuk mengambil HP dari kantung kemeja, dan terambil juga......
    Call dari Wirya ...................
    Ku masukkan lagi HP itu dalam kantung kemeja, ga ku angkat.
    Ngapain juga Wira, lihat elu pacaran, sambil ngina gue yang elu anggap benaran hina-dina. Hanya bengitu diri gue dimata elu, setelah bertahun-tahun jadi sahabat elu. Meskipun benar, yang namanya sahabat ga akan merasa terganggu kalau lagi pacaran, kalau masih merasa terganggu, itu bukan sahabat namanya, tapi itu apa namanya adalah ? .....

    Bersambung .......


  • hmmm ... sempet lupa cerita sebelumnya lho Ton :D ... lanjutt
  • Toni cemburu sama Wirya ...
  • Ets dah, ternyata si tonie da rasa ke si wirya ya? X_X
    Menohok ye kata2 wirya, walo maksudnye canda. :)
  • edited September 2014


    Sebuah rumah mungil nan moderen, rapi, penuh dengan bunga-bunga yang terawat. Rasanya rumah ini bertaburkan kesan damai, aku berharap isi di dalamnya juga berhati damai.
    Aku disambut oleh seorang bibi yang sangat ramah


    "hmm ini teman Daya ? yang mau ketemu Daya malam ini ?" tanya bibi itu

    "iya bu, nama saya Toni" perkenalan diriku pada bibi itu

    "saya bi Surti, silahkan masuk nak Toni, Daya sudah memulainya dengan kawan-kawan kuliahnya dulu" kata bi Surti

    aku suka dan terkesan pada wajah bi surti yang emang damai, itu tercermin dari sikapku yang juga langsung direspon oleh bi surti. Kesan pertama tidak salah biasanya,

    "wajah nak Toni mengingatkan saya pada seseorang" kata bi surti

    "siapa bu ?" tanyaku

    "Teman den Daya, namanya nak Dika" kata bibi itu

    duuuggggsshhh .......
    astagrfirullah bi ! hatiku berbisik

    "Iya, namun sayang den Dika telah berpulang dan dia dimakamkan di Surabaya" kata bi surti

    "oh mirip ya bi ? tapi dika yang ini agak tua" info dariku

    "heheh... iya nak Dika seumuran den Daya" kata bibi itu


    Masuklah aku di ruang tamu itu


    Ada 5 orang berkumpul, dipimpin oleh Daya, hmmm Daya masih keren ! Tingginya lebih kelihatan kalau pake T_Shirt putih begini, rona putih kinclong ini membahana di diwajahnya.
    Senyum Daya menyambutku

    "teman-teman, kenalkan ya ini bang Toni, teman Felix dan koko Kurniawan" kata Daya

    "oh iya, perkenalkan juga bang, kami teman-teman Daya " kata mereka

    "sama-sama, dah pada kenal koko dan Felix ya ?" tanyaku penuh persahabatan

    "sudah bang, kalau Daya dulu cabut kuliah, pasti diantar Felixnya sore hari ke depok sini. Kalau koko, aku pernah main biola waktu resepsi perkawinannya " kata salah satu dari mereka agak ntentrik

    hmmmmm

    agak tercium aroma minyak yang agak nyesak dihidung, namun sesekali bolehlah minyak si nyong-nyong, wahaha, minyak untuk sholat, ya mereka sekelompok remaja mesjid. Aku langsung ingat, dia ini yang main biola waktu ngiringin Jala bersenandung di hari resepsi pernikahan Kurniawan.

    "asik juga ya kalo kamu bawa biola, kita bisa dengar lagi dan rasakan kehadiran Jala disini" kataku sekedar memasukkan propaganda politik (smile)

    mereka diam ....

    hening

    entah apa yang mereka fikirkan


    "mirip Dika ya" kata seorang ibu muda

    "ha ?????" Daya terhentak

    menilik sekali lagi wajahku, hmmmmm

    "iya agak mirip, ini tapi agak tua yang ini" kata Daya

    "wkwkwk bisa saja, oh iya saya tantenya Daya, panggil saja bi Astuti" kata ibu muda itu

    "iya bi, saya Toni" kataku


    Acara selanjutnya aku habiskan dengan caraku, karena Daya selalu dikepung teman-temannya itu, ga begitu banyak waktu untukku berbincang dengan Daya.
    Ada hidangan mewah ayam dan daging sapi bakar bertabur irisan tomat dan basilicum beserta kentang goreng renyah yang sangat menggugah selera. Dipadu dengan air lemon yang tertuang dalam gelas tinggi cantik ada irisan lemon nangkring di atas gelas itu.

    Waduuhhhh serasa di Jerman heheheh Daya telah membawa citra rasa tersendiri padahal belum terlalu lama ia di Jerman sana, benar-benar anak misterius. Tanpa dikomandoi aku coba hidangan yang sangat aku suka itu, meski terkesan mencicipi, itu dah lebih dari cukup rasanya.
    Konsepnya Standing lah
    ga disediakan meja
    setelah diambil, ya dimakan
    aduuhh
    yang ini semisal ala Jerman, aku kurang suka, lumayan capek berdiri sambil makan


    Aku pura-pura menghampiri sound system Daya, Luxurious !
    aku on kan, dan ku hubungkan dengan HP ku, ku pilih lagu HERO oleh Enrique Iglesias versi softnya, yang populer itu versi techno, meskipun itu aku mendalaminya sangat soft suatu rintihan hati pada seseorang untuk menjadikan dirinya sebagai pahlawan, semoga Daya berfikir, bahwa yang melantunkan ini adalah Jala untuk dirinya seorang.
    Daya, Lihatlah perjuangan seorang Jala yang pantas jadi Hero bagi dirimu.
    Alunan lagu ini menjadi mantab dari sound system di rumah bibi si Daya ini, ga terlalu keras ku stel, namun semua bunyi-bunyian nya nyaris terdengar tentunya dentuman bass nya juga acungan jempol lah ......

    Would you dance
    If I asked you to dance?
    Would you run
    And never look back?
    Would you cry
    If you saw me crying?
    And would you save my soul, tonight?

    Would you tremble
    If I touched your lips?
    Would you laugh?
    Oh please tell me this.
    Now would you die
    For the one you loved?
    Hold me in your arms, tonight.

    I can be your hero, baby.
    I can kiss away the pain.
    I will stand by you forever.
    You can take my breath away.

    Would you swear
    That you'll always be mine?
    Or would you lie?
    Would you run and hide?
    Am I in too deep?
    Have I lost my mind?
    I don't care...
    You're here tonight.

    I can be your hero, baby.
    I can kiss away the pain.
    I will stand by you forever.
    You can take my breath away.

    Oh, I just want to hold you.
    I just want to hold you, oh, yeah.
    Am I in too deep?
    Have I lost my mind?
    Well, I don't care...
    You're here tonight.

    I can be your hero, baby.
    I can kiss away the pain, oh, yeah.
    I will stand by you forever.
    You can take my breath away.

    I can be your hero.


    Daya terhening mendengar semua ini..... wajahnya gusar


    Jelang jam 8 malam, Setelah berterima kasih atas jamuan dari Daya dan teman-teman, aku mohon pamit.
    Sebelum pergi, aku titipkan lagi SELEMBAR TULISAN untuk Daya. kali ini hanya satu lembar, tidak sebanyak dulu.
    Dalam hal ini aku tidak punya kemahiran untuk berkata, maka kutulis saja dengan sangat indah.
    Aku lebih memilih untuk menulis, rasanya lebih mewakili apa yang ku fikir, dari pada berkata-kata apa lagi sama orang yang baru aku kenal.
    Inti dari semua, aku ingin Daya bisa menjernihkan suasana.
    Aku tulis dengan jujur, apa sebenarnya keinginan Kurniawan yang mengompori Dika untuk berjuang ke Surabaya, tidak lepas dari strateginya mempererat hubungan Daya dengan Felix.
    Namun Daya tidak mencintai Felix, Daya harus memperjuangkan hatinya pada Jala dengan cara yang baik dan smart ke Surabaya sana.


    Malam ini aku tidak tahu harus mengambil jalan kemana, buntu ...


    HP sudah ku off kan sejak selesai memutarkan lagu HERO, itu sebuah lagu penyemangat untuk Daya.


    Aku putuskan untuk kembali ke kantor, membantu teman-teman mengedit tulisannya, dan bertemu dengan bos yang cantik dan super cerewet.
    Aku bertekat untuk mencoba lagi tugas meliput, yaitu tugas luar rumah dan lain sebagainya
    Moga-moga aku bisa bertemu dengan cowok baru, yang baik, yang suka sama aku, dan aku juga suka sama dia.
    Agak kapok rasanya jika suka sama sahabat, nyesek juga terasa disanubari.
    Ada dua orang sahabat, dua orang pula yang menghukum perasaanku pada mereka, sehingga layu sebelum berkembang seperti saat ini.

    Jam setengah dua belas malam, kami selesaikan editan itu.
    Aku termasuk orang yang dipercaya si boss, aku ga pernah banyak tingkah, dan satu visi dengan si boss
    Dia kaget sekali, tatkala mendengar bahwa aku berkeinginan kembali meliput berita, ga hanya sekedar duduk di balik meja.
    Ada restu dari beliau !
    Akan kusambut restu itu dengan Bismillah
    semoga tugasku lancar amiiinnn....................
    Semoga Felix betah di rumahku sama mama, tidak lagi sekedar menurutkan maunya hati, sehingga kepergianku tidak terlalu berpengaruh untuk suasana rumah.


    Aku malam itu ga balik ke rumah, lebih memilih tidur di kantor sebagai malam perpisahan rasanya, tapi ga ada teman-teman kantor ynag tau
    Besok, ketika aku sudah ga ada mereka akan tau dengan sendirinya.

    Jelang tidur itu, agak GeEr aku coba ON kan lagi HP, sekedar melihat siapa saja yang call, berapa call dari Wirya ?


    ON ..... tu li li lit .....


    hmmm ga ada SMS, ga ada call


    Lebih bagus begini kan ?


    zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz aku berhasl tertidur setelah berupaya dengan kuat ...


    Keesokan paginya, ketika sampai di rumah, aku dapati kedaan yang takkalah sepinya
    Felix sudah ke kampus, motornya sudah tidak ada di parkiran
    mama tentunya ke pasar kalau pagi seperti ini.


    Setelah membersihkan tubuh dan berganti pakaian, aku pakcing beberapa baju dan celana untuk tugas peliputan berita. Saat itu aku ditugaskan untuk meliput suasana setelah penetapan pasangan presiden dan wakil presiden yang baru, hingga persiapan gugatan ke MA.
    Aku ditugaskan ke daerah Jawa Tengah.
    Setelah itu aku bergerak meninggalkan rumah untuk bertugas,
    di ujung kompleks, aku lihat Felix membonceng mama dari arah pasar menuju kompleks ini.
    Mereka tidak melihatku, karena pada jalur itu mereka waspada pada ratusan motor lainnya yang berseliweran merancah pasar.
    Hmmmm....... mama akan baik-baik saja dengan adanya Felix .......


    Saat menikmati ketoprak dan segelas teh hangat kesukaanku pagi itu, aku menerima SMS dari Daya

    "Makasih ya bang, telah membuka mataku" kalimat Daya

    "masa depan Jala ada padamu" kubalas kalimat Daya

    "Iya bang, ini aku lagi siap-siap ke Surabaya untuk mohon pamit sama Jala dan mamanya" kalimat Daya lagi

    "nurutku, jangan dulu sama mamanya, hindari dulu bertemu beliau, termasuk mama dan papa Dika" saranku

    "iya bang, do'a in aku ya bang" pinta Daya

    "amiinn, Daya, tidak mudah memperjuangkan sesuatu yang berharga" itulah penyemangat terakhir untuk Daya, semoga Jala bisa sedikit membuka hatinya, karena setelah ini Daya akan kembali melanjutkan studinya dan meninggalkan Indonesia tentunya.


    INI MUNGKIN AKAN MENJADI PERBUATAN YANG BISA DIANGGAP BAIK, aku ga minta balas jasa apapun dikemudian hari, semata-mata hanya untuk KEBAHAGIAN DAYA DAN JALA, semoga berhasil ! Setelah ini, akan ku dalami kasus yang di Batam. Apa detail pertemuan dengan Jala hingga papa Daya tertangkap oleh polisi, akan diceritakan sendiri oleh Daya pada p.o.v setelah ku selesaikan bagian ini.


    Di kantor


    Aku bereskan semua komputer yang ku pakai dan meja yang ku gunakan
    ada beberapa Email yang harus ku jawab
    dan Alhamdulillah, Jala juga telah menulis Email untukku ...
    Sebuah langkah awal yang baik !
    Selanjutnya, aku akan berEmailan dengan Jala, sukur-sukur bisa dapat nomor HP nya yang baru, dan tentunya ini akan memudahkan Daya bertemu dengan Jala di Surabaya sana.
    HP yang sudah ku stel untuk bisa berEmailan, akan kubawa serta dalam perjalan ini.


    Di atas kereta api menuju Solo, aku membentangkan seluruh asaku sehingga semua uneg-uneg bisa menguap.... terbang.
    Sesampainya di Solo nanti dan jika tugas sudah sedikit lega, aku segera ke Jogja yaitu ke kali urang untuk mejenguk makam Rizki
    Bintang yang terlihat di malam hari sepanjang perjalanan ini memberitahuku bahwa Rizki sekarang berada di atas salah satu bintang itu.
    Aku berharap Rizki bisa melihatku dari atas sana. Aku kangen sama anak kecil itu


    Bersambung .....


  • emang Toni mirip Dika ...
  • Tsunami wrote: »
    hmmm ... sempet lupa cerita sebelumnya lho Ton :D ... lanjutt

    Kelapa gadingnya adalah rumah seorang koko yang langsung minta nomor HP ku :) siapa ya koko itu ? hahaha
    Oh iya agak lama OFF nya aku semaput cari info tentang Daya dan jala, syukurlah Koko kembali ingat ceritanya, dan selamat menikmati lagu HERO ya ko

Sign In or Register to comment.