It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Datanglah sebuah mobil dalam kegelapan komplek rumah sederhana ini. Ga jelas lagi seperti apa mobilnya dan siapa pengemudinya jika tidak segera memunculkan diri di pintu depan ruang tamu.
Terdengar sebuah sapaan setelah itu
"Selamat malam" gema sebuah suara
"iya, silahkan masuk" balasku dari dalam rumah
"makasih Ton" suara itu terdengar lagi
"hemmm koko, apa kabar ko ? oh iya ini dia si jagoan kecil itu" info dan sapa dariku
"OK, namamu Adrian ya ?" sapa Kurniawan
"iya" jawab Adrian dengan sopan, hahah jhowo tenan
"oh Adrian dari Jogja ya ?" tanya Kurniawan lagi
Adrian mengangguk
"Duuhh kalem sekali anak elu Ton, ngemeng-ngemeng ntu anak mane papanye ? rumahnya yang mana ?" tanya dia lagi
"papanya lagi dinas malam, mamanya tuh ada di rumah sebelah, lagi bersih-bersih" infoku
"baru datang ya ?" tanya dia lagi
"Iya, tadi sore kata mama" aku bersuara lagi
"hemmm ini om ada hadiah untuk Adrian" kata dia
"duh makasih ko, merepotkan" balasku
"iya, dan Adrian harus berkata apa ?" canda si dia
"waduh kagak ihklas elu !" aku menimpali
Adrian masih bingung dengan bahasa Jakarta gini elu gue elu gue
"ikhlas dong" balas si dia
Adrian tersenyum
"Berapa tahun ya umurnya ?" tanya dia lagi
"5 1/2 tahun ko" balasku
"hmm tahun depan dah boleh masuk SD yak" kesimpulan si dia
"yeahh tanya sama mamanya donk, masa tanya ma gue" balasku
Aku minta izin untuk menemui mama yang lagi bertelponan dengan papa. Mama sedang duduk di meja makan
"hemmm" aku hanya menarik nafas. mama masih serius bertelponan dengan papa
akhirnya aku yang mengambilkan minuman pulpy kemasan botol kesukaan koko dari dalam kulkas
"maaf ya ko, nih coba diminum" saranku
"tau aje elu bahwa gue haus" kata si dia
Koko kemudian meneguk meinuman itu dengan lancar..... haus emang kelihatannya setelah bermacet ria mencapai lokasi ini
Giliran gue yang dapat telpon dari rekan kantor masalah ketikan
Gue titipkan Adrian sebentar sama Kurniawan
Mereka asik berbincang berdua entah apa yang mereka perbincangkan
seteah selesai bertelponan dengan rekan kantor itu baru aku mengerti, bahwa Kurniawan dan Adrian kecil bermain games di HP yang ajaib kataku wahaha, lebar dan guwedhe amat keluaran samsung entah apa typenya
Ketika Adrian memilih duduk di sampingku, Kurniawan menghentikan games dan fokus ke media sosial dan menu pesan singkat gratisan
"gimana kabar Felix ko ?, pasti sekarang dia sudah kelas XII SMA ya ? " kesimpulanku
"Kelas XII apaan ? Oon ! udah kuliah kaleee......" info dari koko
"wadoh dah kuliah ? dah besar dia ya" aku agak malu karena sok tau, wahaha
"yah gitulah" balas dia
"dah bisa pacaran juga pastinya, meski koko paksa jaga toko" kataku
"heheh iya itu juga benar ! kadang dia jaga toko, kadang dia pacaran dengan cewek, kadang dia pacaran dengan cowok teman SMP nya, dan lain lain" info dar koko
"hahah ga koko, ga adek, sama saja ! giraaaaaang aja bawaannya" candaku
"selagi masih muda Ton, jangan serius amat lah" ajaran dari si dia, hemmmmm
"makanya ada yang ragu ko, apa iya koko sungguh-sungguh, atau hanya jadi jimat pembuat City menang" candaku menyamankan si dia biar ga terkesan aku mulai bertanya tentang hatinya
"hahaha iyah benar elu, kalo ada elu pasti City menang, ayo kita hancurkan MU" sorak koko
tiba-tiba nata notif media sosial di HP koko berbunyi lucu
Adrian berkonsentrasi pada wajah Kurniawan, nada itu menggelitik indra pendengaran Adrian kecil
"hahah.... si Felix ada-ada saja, cemburu dia nih Daya jadian sama Dika. Bodoh padahal ini hanya candaan si Daya, lihat deh Ton, wajah felix sekarang seperti apa!" ajak si dia
Aku melihat sebuah foto yang menampilkan 3 cowok keren,
aku kenal dengan Felix adek Kurniawan, dan yang satu ini ?
inikan si Daya ?
Tadi koko sebut-sebut nama Daya ?
Aku coba sedikit memancing, apa penglihatanku benar
"koko, bukannya teman akrab Daya di Surabaya ?" pancingku pada si dia
.....Daya.... Adrian bersorak menirukan kata-kata itu
koko tersentak
"Kok kamu tahu ?" sangat heran si dia
"supir keluarga Daya itu loh ko rumahnya di samping" kataku
"oo..... pantesan elu tau ! Daya pernah kesini ?" tanya si dia
"Ga ko, supirnya aja mulut ember, Daya terus yang dikeluhkanya sama mama ! dia benci banget sama Daya" info dariku
"benar ituh, malah lebih dari banget ! kemaren si supir berani menampar Daya. begitu Daya curhat sama Felix" info hangat dari si dia
"menampar ? itu anak orang loh ! bukan goreng pisang ! apa ya perasaan papanya ?" kesan minusku pada supir dan majikan
"orang tuanya pastilah membela si supir !" jawab si dia
"orang tua yang aneh !" gumanku
"loh kamu tau lagi dia aneh ?" selidik si dia
"pernah beberapa kali bertatap wajah ko, dia nginep di rumah sini" kataku
"nginap atau tugas luar kota ? hahaha" ketawa dan hinaan dari si dia
Datanglah mama yang sudah selesai bertelponan dengan papa
"aduh, Adrian dapat om baru ya ?" sapa mama
"iyah" jawab Adrian pendek, anak ini mals ngomong atau sopan ya ? kkkkkk
"siapa nama om ini ?" uji mama
"Om koko" jawab Adrian
Kami ketawa gerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
"mulai besok kamu harus memanggilku om Kurniawan, biar Adrian niru ! jadi ga om koko lagi, please yah" ajak si dia, wkwkwk
"Iya" jawabku
Kurniawan balik pulang setelah merasa sangat senang dan bahagia melepas penat, bertemu mama, bertemu anak kecil !
Kurniawan adalah seniorku dan assisten dosenku waktu masa kuliah dulu
Seorang senior yang sangat perhatian pada semua orang. Jiwanya baik tidak diragukan. Saking baiknya dia susah untuk ditebak ! hahaha
pokoknya senang dan girang selalu .....
Dan hari ini yang dijanjikan untuk duduk serius membicarakan hari esok, kurniawan juga lupa. Hahah dia lebih fokus dengan gambar-gambar adiknya dan kawan-kawan.
Adrian di jemput oleh bunda nya yaitu mbak yuyun. Kemudian mereka meminta kesediaan mama untuk hari ini ke rumah sebelah.
Aku kemudian segera pula membaringkan tubuh di kasur dan kembali lagi berfikir
bahwa Tamam telah mengambil jalan yang kurang bijaksana menurutku
Apa dia takut sama majikan ? rasanya tidak,
mata si majikan ga galak-galak amat. Sepertinya Tamam memang suka pada majikannya
Tetapi mengapa Tamam kawin ya ?
Apa ya perasaan seorang anak jika mengetahui papanya adalah seorang ........ apa ini akibat rayuan si Tamam ?
Betul-betul kompleks masalahnya, sekarang anak seganteng itu juga terjebak dalam perasaan dan jalinan hati. Zaman sudah jauh berkembang kita tidak hanya disuguhkan oleh jalinan hati cowok-cewek, tetapi juga cowok-cowok, tanpa menutup mata.
Beberapa minggu setelah itu saat mata ini hampir terlelap jelang 12 malam, masuk call dari Kurniawan
"duuuh dah mau tidur gue nih ko" suaraku
"Ton, benaran Daya suka sama anak yang di Surabaya ?" tanya si dia
"kata si Tamam begitu, atau mungkin juga itu fitnah si Tamam" jawabku
"wajar sih si Daya begitu, karena siapapun akan ingin memeluk tubuh anak Surabaya itu" kata si dia lagi
"sotoy koko ! emank koko kenal gitu sama anak Surabaya itu ?" tanyaku
"kenal lah ! dia pernah 23 hari jadi karyawanku !" kata si dia
"just in your imajination !" kataku
"benaran ! namanya Jala, tanya deh sama Felix" kata si dia lagi
"ya ok, terus ?" kataku
"aku minta tolong mikir sama kamu ! mumet otakku ! masalah ini" kata si dia
"iya... bawell, apa ? ceritalah" sergahku
"Ton.... aku lebih simpati jika tamanku yang sama anak Surabaya itu" kata dia
"Jala ? gitu ya kata koko nama anak itu ?" penegasanku
"Iya, dan nama temanku itu Dika, dia juga teman Felix sih" jawab dia
"terus..." kataku
"Dika lebih mengerti cara membahagiakan Jala dan iya biar Felix bisa sama Daya" kata si dia
"hemmmm" gumanku
"Felix telah berjuang dari SMP untuk mendapatkan hati Daya" kata si dia
"wooohhh pusing gue ko, Jala, Daya, Dika, ....... nama yang baru, gue ga kenal mereka ! nyerah deh ko" pengakuanku yang sudah sangat mengantuk
"nyerah ?, bilang aja elu ngantuk, tolong ya !" rengek si dia
"iyah iyah bawel" aku ingin segera menutup pembicaraan ini
"bagus kalau begitu, eh... elu ga ingin melihat Felix ? dia butuh kakak yang lain kale, sama gue dia ga ada sayang-sayangnya" kata si dia berikutnya
"kalo gue ada waktu ! tapi gue juga lagi ada anak" jawabku
"bawa aja ! Felix suka anak-anak kok ! sambil berkenalan dengan Daya !" kata si dia
"kenapa ?" tanyaku
"karena Daya sudah pindah dari rumah itu ! sudah ga serumah dengan papanya" info dari si dia
Astagfirullah...... pantesan si Tamam Jahanam semangat sekali untuk pamit nginep malem....... asoy....... deh....... genjoootttttt
Apa ya salah si anak majikan ? bukannya si Tamam keparat yang harus diusir dari rumah itu ! lihat ini istri dan anaknya yang tidak berdosa ditinggal di rumah, dan mamaku ikut-ikutan repot mendampingi istrinya.
Kalau dia pulang besok pagi, ku kasih dia minuman beracun........ mampus deh ......
Tetapi feelingku mengatakan, mana mau si Tamam pulang kesini !
lagi mabok harta !
sekarang dia leluasa di rumah itu.
Bersambung .....
@ReyhanZa , @dafaZartin, @tarry , @cansetya_s , @arieat , @onewinged_bird , @Gabriel_Valiant , @alvaredza , @greenbubbles , @fends , @zeva_21, @boybrownis , @AlexanderAiman , @kimo_chie, @bumbellbee , @haha5 , @3ll0 , @nakashima , @pradithya69 , @mumura , @astlyo , @Kiyomori, @Mr_Makasar, @d_cetya , @kuroy , @congcong , @Tsunami , @Akbar Syailendra , @rone , @uci , @diditwahyudicom1 @bianagustine , @Wooyoung , @marioALDI , @Fistjump , @lulu_75 , @rasdidin
Demikianlah kawan semua, hari-hari yang berlalu tidak mematahkan dugaanku bahwa Tamam sekarang begitu merasa leluasa dalam rumah majikannya, sehinga tidak fokus lagi pada istri dan anaknya, kadang dia balik sekejab untuk mampir di rumahnya, setelah itu dia kabur lagi.
Seperti dugaanku sebelumnya: sudah tidak ada orang yang membuatnya merasa risih yaitu Daya anak majikannya, maka saat ini Tamam dan majikannya merasa bebas. Kalau memang begitu adanya maka sekarang mereka menganut prinsip: benar menurut mereka tetapi tidak pas untuk rasa keadilan. Benar menurut mereka adalah karena dalih-dalih hak azazi manusia. Misal sekarang mereka dipojokkan dan dituduh bersalah, mereka akan menjawab bahwa mereka juga punya hak untuk saling jatuh cinta dan menikmati waktu dalam bersamaan tanpa ada yang meresa risih, toh itu adalah rumah pak Imam sendiri bukan rumah orang lain.
Seharusnya dan menurut hatiku yang terdalam, demi rasa keadilan, kesenangan pribadi bukanlah harga mutlak seperti itu. Dari sinilah masyarakat bisa memberikan penilaian. Nah menurut kawan baik semua di boyzstories bagaimana ? belum tentu juga seperti kata hatiku,
ga apa kok,
itu tergantung darimana kita memandang pangkal persoalannya.
Seringnya pada malam hari, Adrian dan mbak Yuyun tidur di kamar mama yang luasnya lebih dari cukup.
Tidak pernah aku lihat raut kekecewaan di wajah mabk Yuyun, karena di Jawa pun dia selalu ditinggal oleh Tamam.
Adrian juga tidak pernah menanyakan keberadaan Ayahnya
Hari Minggu di penghujung bulan Agustus 2013, sepupu perempuan dari pihak papaku terkena PHK dari salah satu perusahaan rokok di Kudus. Dulu kami satu kampus pada masa-masa perkuliahan. Dia ini dulu yang tidak senang melihat keberadaan Kurniawan dekat-dekat dengan ku. Bukan dalam artian dia homophobia, bukan. Tahupun dia tidak mengenai tendensiku jadi homo ! rahasia pribadi, heheh. Dia memang tidak suka pada Kurniawan, jadi dia merasa susah kalau mau ngobrol denganku, padahal sepupu hemmm begitu kawan semua. Mungkin ini karma untuk dia, Kurniawan sukses dengan bisnisnya, dia malah kena PHK.
Nama sepupuku ini adalah Anita
wajahnya flat heheh, putih, mata sipit, hidung minimalis. orang tua perempuannya adalah saudara papaku yang ada darah Chinese cirebon dan orang tua laki-lakinya berdarah chinese pontianak.
Dengan alasan untuk menenangkan diri, dia ingin berada dalam dekapan mamaku.
Pagi dan siang hari mbak Yuyun dan Adrian masih menghabiskan waktu berdekatan dengan mamaku namun setelah itu, jika malam menjelang, mbak Yuyun sudah terbiasa tidur sendiri.
Sepupuku sebenarnya belum pernah merasakan punya adik namun sekarang dia didapakan pada situasi untuk tabah berdekatan dengan anak kecil. Tabah ? Adrian terlalu baik dan pendiam, Anita yang membacot seiap hari
"sudah bacot elu disimpan sehari dong bisa kan ?" goda mama
"he.......m tante segitunya" tanggapan Anita
"jodoh akan jauh selalu dari elu, jika elu ga suka sama anak kecil"nasehat mama
"Noh... si Oon terlalu sayang sama anak kecil ! kok belon dapat jodoh juga ?" kata Anita
"eloh, gue dari tadi diam , lihat-lihat dong siapa yang mau elu ajak becanda !" saranku untuk anita
"itu lain Anita, kalo cowok yang sayang sama anak kecil sebaliknya, malah jadi sulit jodoh! karena jiwa keibuannya lebih besar dari kebapakan" canda mama
"wkwkwkwk....... ibu-ibu rempong elu tu ye" hinaan Anita
"heheh bisa aje mama, ga pa juga kale ! dari pade ibu tiri !" balasku
"mbak Yuyun, ADrian sudah makan ?" tanya Anita
"sudah" jawab mbak Yuyun
"haha, tumben elu perhatian anak gue ! takut ga dapat jodoh ya ?" godaku
"iya nih, capek-capek bangun karir malah di PHK juga, lebih baik cari suami pengasih penyayang dan dapat setoran uang bulanan" tanggapan Anita
"nah itu baru benar " jawab mama
"fikir ! siapa cowok yang mau sama elu ? banyak hayal" kali ini aku yang menghina anita
Mungkin kawan-kawan sudah menjatuhkan tebakan, bahwa Anita lah yang dipersunting Kurniawan secara mendadak, setelah kematian Dika dan terkaparnya Jala oleh seorang Tamam yang sudah kehilangan hati nurani. Bagaimana Kurniawan menjatuhkan pilihannya, bagaimana Anita termakan oleh ucapannya sendiri ? Ini tidakah penting untuk aku ceritakan,
Tetapi yang kuanggap penting adalah:
Apakah Anita dan Kurniawan bahagia ?
jawabnya TIDAK kawan-kawan
Sebelum hari HUT RI bulan Agustus 2013, berita tabloid tidak lagi rame, mereka hanya mencetak sedikit examplar yang bercerita tentang semangat heroisme. Waktu itu aku manfaatkan untuk berkunjung ke Kurniawan dan Felix
Untuk mendapatkan waktu Kurniawan, ada strateginya, hahahh
Usahakan sebelum jam 6.30 pagi di depan rumahnya
Lewat jam itu dia sudah meluncur untuk memuluskan segala macam bisnisnya
"selamat pagi Om......." kataku menggoda si dia
"Oh kamu bawa Adrian........ selamat pagi juga Adrian" kata si dia
"nih aku datang kan ko ? apa kabar koko pagi ini ?" sapaku selanjutnya
"baik, nah Om ambiln saran pagi untuk Adrian ya" lagak si dia kehebatan, wahaha
"walah, koko masak ????? masak apa ? sarapan pagi ?" keterkejutan ku
"Masak ? gue ga bisa masak, gue beli bakpau isi kacang merah tadi" kata si dia
"adohh, beli ! kirain masak beneran" kataku
"brisik aja elu ! Adrian suka ga kue jenis ini ?" tanya koko
"ga tau ! coba aja dan moga dia suka" jawabku
kemudia koko menyerahkan kue yang masih hangat itu untuk Adrian kecil, kue itu diletakkan koko dalam magic jar untuk Felix sepertinya.
Ternyata Adrian menerima, anak ini penurut sekali ! ga bawel ! bangga aku ngajaknya jalan-jalan
"Mana Felix ko ?" tanyaku
"ada tuh di kamar" petunjuk si dia, dan kemudian dia menggendong Adrian menuju koleksi mainan pesawat dan mobilan milik Felix
Aku gunakan kesempatan ini untuk bertemu dengan Felix
Dari kamar Felix yang terbuka, ku capakan salam
"selamat pagi Felix" sapaku
"waaahhhhhh ada Bang Toni" sorak Felix
Aku melihat cowok keren bertubuh sempurna lagi terbaring lemes di kasur Felix
Leme.......s habis ngapain ya mereka malam ?
Alas kasur dan celananya berjatuhan di lantai
Ya itulah Daya, aku hari ini live melihatnya... ga hanya dari HP dan cerita Kurniawan
Bahagia sekali Felix bisa mendapatkan cowok sekeren Daya, selamat ya dek........
"bang.... kok diam aje ?" Felix membuyarkan lamunanku
"oh... maaf dek, gue terkesima aja lihat pasangan elu ! duh duluuuuu masih bandel SD dan SMP sekarang sudah punya teman tidur, ckckckckcck" kataku takjub
"hahah bang Ton bise aje ! ya iyalah bang, manusia itu akan tumbuh dan berkembang" kata Felix
"Iya tapi ga secepat ini juga kale dek ! gue aje belon dapat-dapat !" godaku
"Apaan ! yang di cibubur itu siapa ?" Felix menanggapi candaanku
"Itu para mahasiswa abadi ! ga tamat-tamat ! eli ga boleh main-main sama mereka ! semangat saja ya kuliahnya" saranku
"ga bisa nolak, pas datang ke kampus saja, sudah mereka sambut !! ini dia adik si Kurniawan" kata Felix
"salah elu ! masuk Univ yang sama dengan kakak" kataku
Terlihat Daya menggeliat............ mungkin agak terganggu tidurnya, meski sudah jam 06.41 hahahaha
Akhirnya kami keluar dan menuju posisi Kurniawan dan Adrian yang digendongnya
"adooohhh, ini anak siape ?" Felix terkejut
kami diam ....
"Ngapain koko raba-raba mainanku ? sana-sana" usir Felix
Adrian terkaget dan meringkuk di balik lengan Kurniawan
"duhhhh, segitunya kamu sama anak gue !" aku kaget Felix begitu kasar
"baru aja pegang-pegang mainan yang berdebu ini ! untung burungmu ga gue raba-raba" kata kakaknya
"oh... maaf bang ! ini anak abang ? duh maaf" kata Felix
"elu kalo teriak-teriak, sama anak jalanan aje ! nih Adrian jadi nangis kan ?" Kurniawan akhirnya turut emosi
Aku ambil nafas ! sepertinya Felix betulan ga sengaja, karena dia terlalu sayang sama koleksi mainannya, yang punya nilai memori kebahagian masa kecil
"ayo, Ton, kita tinggalin aje mereka berdua ! biar hamil sekalian !" ajak Kurniawan
Aku diantar Kurniawan balik ke rumah !
"ton, tuh ada lotek ! gue dah lama ga makan lotek" kata si dia ketika melihat deretan gerobak di ps cempaka putih
"koko laper ?" tanyaku
"iya, sambil minta maaf pada Adrian" kata si dia
Akhirnya kami turun dari mobil yang disetirnya, untuk mencicipi lotek itu, plus lontong dan kerupuk emping, wiiihh sedaaaapppp.
"Untuk adrian ga pake rawit kali ya" saranku
"bilang aja sama si ibunya" jawab si dia
Ketika lotek sudah selesai diramu dan diaduk, aku mencobakannya sedikit pada Adrian
Nah, Adrian suka ! karena tidak begitu pedes. Lontong dan sedikit sayur dilahapnya. Kami juga melahap makanan bersamaan.
Hanya 1/4 porsi yang muat diperut anak kecil ini. Sisanya aku bagi dua dengan Kurniawan
"adrian tentunya masih tidur dengan mama kamu ya" tanya si dia
"sudah ga ! Sekarang ada Anita" jawabku
"woh ? ngpaian dia Jakarta ? udah ga betah di Kudus ?" Kurniawan heran
"tau ! kangen sama elu kali, hehehe" jawabku asal
"elu ikhlas ? kangen itu masalah hati !" kata Kurniawan
"ya ikhlas lah untuk kebahagian elu dan sepupu gue" jawabku
"enteng amat mulut elu ! makin terbukti deh, elu sebenarnya ga peduli" canda Kurniawan
"hahah si koko, mau serius juga, apa ada jalan untuk kita ! mikir ko, banyak mikir" kataku dengan nada penuh nasehat
"wkwkwk tau aje elu ! tapi gue dekat dan lihat elu saja sudah cukup rasanya ! ga pernah gue berharap lebih" jawab si dia
"iya karena yang selalu koko harapkan berlibih adalah duit" kesimpulanku
"tuh elu pintar" jawabnya
"ya sudah, kita balik ya ko" ajakku
Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju rumahku, agak khawatir jika Kurniawan ada meeting yang penting pagi ini.
Sore harinya, papaku balik dari Cikupa karena sudah waktunya untuk setoran lahir dan bathin pada mama. Kata papa, kondisi nenek sudah agak mendingan sehingga ada kesempatan balik. Kayak cikupa itu dimana.... gitu, padahal dekat Tanggerang doang
Alhamdulillah, dengan alasan memesrakan papa dan mama, aku ambil kesempatan yang baik untuk menjalankan mobil yang nganggur. Mobil akan kugunakan untuk membawa Adrian dan mbak Yuyun keliling Jakarta.
Kasihan mereka, sudah berbulan-bulan, tidak pernah melihat sudut-sudut Jakarta, hanya seputar cempaka mas mulu....
"Ya...elahhh... gue masih mau ngobrol sama Adrian ! kalain aja sono pergi" protes papa
"lebih afdhol mama yang papa ajak ngobrol" candaku
"dah di telpon tiap malam" alasan penolakan papa
"tiap malam ? berkelebihan papa ini" jawab mama
"ayo mbak, kita berangkat" ajakku pada mbak Yuyun
"gue ikut........ masa gue ditinggal" paksa Anita
"sana elu balik ke serpong ! ganggu orang aja ! rumah dah sempit gini lagi ! anak gampang" kataku
"anak gampang......" adrian menirukan kata-kata itu dan mbak Yuyun berfikir melihat wajahku, apa kira-kira arti anak gampang
"mbak... anak gampang itu artinya anak kesayangan orang tua karena membuatnya dengan gampang" penjelasanku, si mbak masih saja berfikir tanda ga ngerti
"gampang..." kata Adrian sekali lagi
panas rasa hati mama dan menabok pantatku .... bhukkssss.....
"mulut elu dijaga didepan anak kecil !" nasehat mama
papa cekikikan ............
"ya sudah, elu duduk sama mbak di belakang!" kataku
"ga gue dimuka pangku adrian" paksa anita lagi
"tumben elu sayang anak kecil" keherannku
"ya sayang lah mas Ton, tiap hari kami bertiga masak untuk Adrian" jawab mbak Yuyun
aku segera menjalankan mobil segera setelah mereka naik
"mhhhh mas Tamam ngasih biaya ga mbak selama di Jakarta ini" tanyaku
"ngasih mas, kalo dia datang sebentar-sebentar, kadang majikannya yang ngasih, alasannya itu bonus" kata si mbak
"bukan bonus mba, tapi modus !" kataku
"emang kenapa Ton ?" tanya anita
"elu ye... pasti ingin tahu urusan orang" jawabku
"hmmm mbak Yuyun bukan orang lain kali bagi ku" alasan anita
"serah elu dah, simpulkan aja sendiri" suruhku
"berbuat baik untuk alasan modus" kira-kita anita minta penegasan
"iya begitu" jawabku
Tiba-tiba masuk telpon dari Kurniawan
"eh Ton, gue ga ada di toko, mendadak ! gue lagi jalan RS, Daya dirawat" kata si dia
"dirawat ? siapa yang ngantar ke RS ? habis dari rumah tadi pagi koko langsung ke RS ?" tanyaku
"Bukan, temanku Dika yang membawa Daya ke RS" info dari mulut si dia
Dika..., Dika ?, iyaaahhh cowok yang direstui Kurniawan untuk menjaga Jala
Berarti tadi pagi aku lihat Daya lemes, karena Daya lagi sakit ? Ya Tuhan, aku telah berdosa menyimpulkan Daya yang bukan-bukan
"Mbak dan Anita, kita jenguk orang sakit sebentar boleh ga ?" permintaanku
"boleh" jawab mereka
Sampai di ps cempaka putih, kami membeli buah-buhan di deretan tenda-renda yang menjual buah
oleh-oleh ini kamu bawa masuk
Terlihat ada Daya yang sedang tidur terbaring lemah, ada Kurniawan daaannnnnnn Felix serta satu orang temannya
Adrian langsung berbalik, karena masih ingat wajah Felix yang marah-marah pagi tadi
"tuuh elukan marah-marah sama dia tadi, buat anak kecil takut" umpat Kurniawan
"elu marahin keponakan gue ? kenapa ?" sergah Anita
"sudah-sudah ! Felix hanya ga senang koleksi mainnya di pegang adrian" kataku
"ga boleh dipegang ? udah segede mesum gini, masih nyimpan mainan ?" hina anita
"itu urusan pribadi gue ! elu ga diundang kesini" jawab Felix
"koko elu yang nyuruh kami kesini, karena ga mungkin ketemu dikedai" balas anita
"kedai ? kedai bakso ? toko handphone kale nona" seru koko
"iya toko handphone orang sombong, awas elu suruh-suruh lagi sepupu gue jenguk orang" ancam anita pada Kurniawan
"sudah... semua.... kita mau jenguk orang sakit, jangan adu urat leher gini. Dek Felix mana Dika ?" kataku untuk mentramkan suasana
"Dika dah balik, jemput mamanya. Oh ya bang, ini teman Dika namanya Prass" kata Felix
"Ga deh, teman dia itu Ton" sergah Kurniawan
"hahah iya, saya Toni mas" sapa perkenalanku
Sesaat kemudia kami ke luar dari ruangan perawatan Daya, kurniawan juga mengikuti dari belakang. Agak kecewa juga aku ga bisa melihat secara langsung wajah Dika. Terutama waktu kami yang terbatas telah disita untuk kegiatan ini.
Tapi mbak Yuyun dan Adrian senang-senang saja, mereka happy melihat keramaian Jakarta dari dalam mobil. Jelang magrib kami sudah sampai kembali di rumah.
Saat makan malam termasuk Adrian dan mbak Yuyun, aku melihat lampu rumah mbak Yuyun dinyalakan orang, ada mas Tamam yang datang
Aku minta izin untuk melihat mas Tamam
Terlihat bibir yang bonyok, pelipis mata dan kulit dekat kening juga bengkak
"hahaha habis ngapa elu ? bonyok-bonyok gini" tanyaku heran, antara kasihan dan geli hahaha tambah jelex saja si Tamam ini
"si Dika keparat, berani dia melempar kepalaku dengan botol minuman kemasan, dan body gardnya juga telah memerdaya tubuhku jadi seperti ini, akan kubalas mereka" dendamnya si Tamam
hmmmm berarti Dika sangat emosi melihat kondisi Daya yang sakit akibat ulah orang tuanya dan si Tamam...
Aku ambilkan kompres
"makasih ya Toni, hanya kamu yang baik sama aku" kata Tamam
"bukannya baik, kelewat baik malah, hingga jadi pembantu jaga anak elu" jawabku
hmmmm dia meringis kesakitan
"ini karena gue kasihan sama jalan yang elu pilih ! sudahlah, tinggalkan tempat itu ! cari orang lain yang tidak bermasalah !" saranku
"dah tanggung berendam Toni" jawab dia asal, ketahuan saja dia ketagihan sama lobang lembut dari om-om yang ganteng
Kemudian Tamam menitipkan se amplop uang untuk mbak Yuyun dan anaknya si Adrian kecil dan kemudian dia berlalu entah kemana, katanya ga akan balik ke rumah majikannya itu sampai suasana aman.
Kalo ga kesana, ngapain juga ga tinggal disini saja ?, urus istri, dan manjain anak ! Tamam-tamam...
Mungkinkah dia dan majikannya yang bernama pak Imam itu membeli rumah yang lain lagi ? buang-buang duit. Padahal itu akan menjadi lebih berharga jika disumbangkan pada panti asuhan.
Bersambung...
Kawanku, selamat weekend .....
mat istirahat ya ....
@ReyhanZa , @dafaZartin, @tarry , @cansetya_s , @arieat , @onewinged_bird , @Gabriel_Valiant , @alvaredza , @greenbubbles , @fends , @zeva_21, @boybrownis , @AlexanderAiman , @kimo_chie, @bumbellbee , @haha5 , @3ll0 , @nakashima , @pradithya69 , @mumura , @astlyo , @Kiyomori, @Mr_Makasar, @d_cetya , @kuroy , @congcong , @Tsunami , @Akbar Syailendra , @rone , @uci , @diditwahyudicom1 @bianagustine , @Wooyoung , @marioALDI , @Fistjump , @lulu_75 , @rasdidin
Koko apa kabar ? bagian ini lebih meminimalisir peran Jala, kasihan aku mengingat Jala. Pada Bayang2 sepanjang badan ini lebih bebas rasanya diceritakan krologis kematian Tamam dan tertangkapnya pak Imam
Maju mundur enak dong