BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mari Berbagi Kisah Inspiratif

1828385878898

Comments

  • Sebuah keset mengeluh pada temannya yang
    adalah sekuntum bunga mawar segar. Berikut
    percakapan mereka:
    Keset: "Aku iri padamu. Setiap pagi kamu dipetik,
    diberi air, kadang dicium oleh para wanita cantik
    karena keharumanmu. Setiap orang mengagumi warna merahmu yang indah. Sedangkan aku? Aku
    diinjak-injak setiap hari. Tak ada seorang pun yang
    memandang, apalagi menghargaiku. Mereka hanya menggunakan aku untuk membersihkan alas sepatu mereka yang kotor."
    Bunga Mawar: "Keset, kamu dan aku memang berbeda. Kamu memiliki fungsimu sendiri, demikian
    juga dengan aku. Kalau aku dipilih untuk
    mempercantik dan mengharumkan ruangan, maka
    para manusia itu memilih kamu untuk tujuan lain."
    Keset: "Aku tak melihat ada kegunaan baik dari
    diriku. Lihat saja diriku! Penuh dengan kotoran lumpur dan debu. Aku bosan terus menerus begini."
    Bunga Mawar: "Siapa bilang kamu tak berguna?
    Coba sekarang kamu lihat ruangan sekelilingmu!
    Debu maupun tanah yang biasanya melekat di dasar sepatu orang-orang itu tak sampai mengotori
    ruangan. Dan semua itu karena siapa? Karena kamu. Karena jasamulah ruangan ini bisa tetap
    bersih."
    Keset: "Ii..iya sih, tapi lihat aku kan yang jadi
    kotor..."
    Bunga Mawar: "Keset yang kotor masih bisa dicuci
    dan dibersihkan lagi. Selain itu, kamu juga selalu ada di ruangan ini sepanjang waktu karena kamu
    memang dibutuhkan. Lain dengan aku. Aku tidak
    bisa dicuci. Sekali layu, aku akan dibuang begitu
    saja. Tidak setiap saat aku bisa berada dalam
    ruangan ini. Aku hanyalah sebuah hiasan, bukan
    kebutuhan."




    Sejak mendengar penjelasan panjang lebar dari si
    mawar, keset mulai menegakkan kepalanya dan
    berbangga hati. Meski diinjak-injak setiap hari,
  • itu Abah Nur sudah meninggal kah ... ? mengharukan ...
  • Ketika seseorang tak pernah patah semangat, sabar dan yakin akan menemukan kesuksesan, apapun serta bagaimanapun kendalanya, dipastikan ia akan menemukan keberhasilan. Kendala fisik bukan suatu halangan bagi seseorang untuk melakukan yang terbaik. Dilansir dari laman dailymail.co.uk, meski tuna netra (buta), seorang polisi bernama Pan Yong (43) di sebuah kota di Provinsi Guizhou, China, telah melakukan yang terbaik untuk wilayah yang ia jaga yakni di kota tempat tinggalnya. Pasalnya, meski buta dan hanya bisa melihat kilauan cahaya, Pan telah bekerja dengan baik sebagai seorang polisi.




    Pan sendiri merupakan satu-satunya polisi di pos
    polisi Lanba, Guizhou untuk menjaga 3 desa
    administratif dan 13 desa lainnya yang tersebar
    sepanjang 38 kilometer dari stasiun kereta api Chi
    Chong. Yang menarik adalah, meski Pan adalah
    polisi yang memiliki keterbatasan fisik, selama lebih dari 10 tahun, tidak ada tindak kejahatan ataupun
    tindak kriminal di wilayah yang ia jaga.




    Hal ini tentu tidak terlepas dari peran istri Pan yang
    juga turut membantu suami bekerja dan setia
    mendampingi pria 43 tahun tersebut. Istri Pan yang
    bernama Tao Hongying (46) adalah seorang anggota satuan keamanan di stasiun kereta api setempat. Tao inilah yang sehari-hari membantu Pan memeriksa keamanan di kota kecil mereka bertugas dan tinggal. Pasangan suami istri ini telah membuat suatu keajaiban dan membuat kenyamanan serta keamanan warga terjamin. Sejak kecil, Pan Tong telah memberanikan diri untuk melawan segala bentuk kejahatan. Meski saat ini ia bisa melihat lagi, ia merasa bahagia dan berharga telah menjadi seorang polisi yang bisa melindungi masyarakat




    Pan mengatakan "Meski pangkat saya rendah, saya mencintai pekerjaan saya. Istri saya mengatakan bahwa saya adalah seseorang yang kecanduan bekerja. Walau saat ini saya tidak bisa melihat kereta api lagi, saya masih bisa mendengar
    suaranya. Saya yakin, bekerja untuk melayani masyarakat akan memberikan arti kehidupan
    tersendiri yang sesungguhnya bagi saya." Pan mengaku bahwa saat ia kehilangan penglihatannya, ia sempat frustasi dan kecewa.
    Namun, saat ia menikah dengan istrinya tahun 2004 silam, ia merasakan menemukan semangat dan kebahagiaan baru. Baginya, sang istri adalah orang terhebat dalam hidupnya.
  • Kita tak bisa menghakimi seseorang dari masa
    lalunya. Setiap orang punya jalan hidupnya sendiri.
    Dan kita semua pasti pernah mengalami lompatan
    perubahan yang besar dalam hidup kita. Nasir Sobhani, pria 26 tahun ini dulunya adalah seorang pecandu narkoba. Dilansir dari dailymail.co.uk, Nasir dulu tumbuh besar di Jepang kemudian pindah ke Kanada. Di Kanada itulah, ia mulai kecanduan narkoba. Kemudian, ia pun pindah ke Melbourne tempat kakaknya sedang mengejar gelar PhD. Di Melbourne inilah ia memulai hidup yang baru.




    Pria yang dikenal dengan sebutan Streets Barber
    (tukang cukur jalanan) ini melakukan sesuatu yang
    luar biasa setiap seminggu sekali. Sebagai bagian
    dari proyeknya Clen Cut Clean Start, Nasir akan
    mencukur rambut para tunawisma seminggu sekali
    di setiap hari liburnya. "Seorang tunawisma tak mendapat rasa hormat atau perhatian yang ia
    butuhkan," papar pria yang sudah tiga tahun
    belakangan ini lepas dari narkoba. Ia menambahkan kalau tujuannya memberi jasa cukur gratis ini adalah agar bisa membuat para tunawisma bahagia dan tahu kalau mereka pun punya hak untuk berinteraksi sosial seperti orang lain.




    Sudah setahun ini, Nasir turun ke jalanan setiap
    minggunya. Klien pertamanya adalah seorang pria
    pecandu heroin yang biasa membersihkan kaca
    jendela tempat Nasir bekerja sebagai tukang cukur
    rambut. Suatu hari, pria tersebut bilang pada Nasir
    kalau dirinya sudah berhenti pakai narkoba selama sebulan dan ingin potong rambut




    Nasir pun dengan senang hati memotong rambutnya sambil saling bertukar cerita tentang masa lalu masing-masing. Setelah selesai potong rambut, pria tersebut puas sekali dengan hasilnya bahkan ibunya ikut datang dan mengambil foto dengan air mata bercucuran. Momen itu juga menjadi titik balik Nasir bahwa dengan melakukan sesuatu yang ia bisa (mencukur rambut), ia bisa membuat perubahan.




    Dalam akun instagramnya (@thestreetsbarber),
    Nasir mengabadikan sejumlah foto transformasi
    para tunawisma sebelum dan sesudah potong
    rambut. Setiap kali selesai mencukur rambut para
    tunawisma, Nasir tak meminta imbalan apa-apa. Ia
    sudah cukup bahagia bisa melakukan sesuatu untuk orang lain, khususnya kepada mereka yang baru memulai hidup baru dari masa lalu yang kelam.
  • Tengah hari itu, matahari bersinar begitu teriknya.
    Keringat menetes di sekujur tubuh setiap orang
    yang berlalu lalang di jalanan kecil pasar
    Kembangsari. Di pasar itulah ibuku berjualan
    sembako dan pritilan-pritilan lain untuk keperluan sehari-hari. Di sebuah warung kecil dan sederhana. Oh bukan, amat sangat sederhana lebih tepatnya sebab tak ada ruang untuk sekedar meluruskan kaki ketika pegal. Bahkan lampunya tidak menyala di saat malam. Tapi tak apa. Warung kecil itu adalah sumber kehidupan keluarga kami.




    Ketika itu, aku sedang libur sekolah. Sudah menjadi kebiasaan saat libur sekolah aku datang ke pasar untuk membeli sayur atau sekedar melihat aktivitas ibuku di warung. Sayangnya hari itu dagangan tidak terlalu laris, sedang sepi. Sedikit miris melihat ibuku duduk merenung menunggu hadirnya seorang pembeli. Saat aku lihat kotak kayu yang biasa dipakai untuk menyimpan uang hasil jualan, di sana hanya terdapat beberapa lembar uang sepuluh ribuan dan beberapa keping uang receh. Sesaat kemudian, datang seorang gadis belia seusiaku. Aku kira dia akan belanja di warung ibuku. Tetapi kenyataannya justru sebaliknya. Dia datang ke warung ibuku untuk menawarkan barang dagangannya, berupa gelas kayu.




    Melihat gadis itu bertubuh kurus dan basah kuyup oleh keringat, tanpa memikirkan jumlah uang yang
    dimiliki, ibu langsung mengiyakan untuk membeli
    satu dari gelas kayu yang dijualnya. Tentu saja aku
    heran melihat itu.
    “Buat apa bu gelasnya? Kan di rumah sudah ada
    banyak,” tanyaku.
    “Ibu kasihan melihatnya. Lagipula, ibu juga kan
    punya anak perempuan seusianya. Harapan ibu,
    seandainya suatu saat kamu mengalami kesulitan di luar sana, akan ada orang yang membantu.”
    Saat itu, aku masih heran dan bertanya-tanya
    dengan semua itu. Aku hanya bisa mengamini harapan sederhana dan mulia di balik keputusan ibu membeli gelas kayu.




    Keesokan harinya, aku berangkat sekolah seperti
    biasanya. Seorang siswa kelas X salah satu SMK
    negeri di Yogyakarta. Berangkat dan pulang naik
    bus. Hari itu hari Senin, artinya pagi hari aku harus upacara dan dilanjutkan dengan praktek kejuruan
    sampai sore hari. Semua berjalan seperti hari-hari
    biasanya. Hanya saja, ada yang sedikit berbeda.
    Mendadak, kami diharuskan membayar iuran
    sebesar 15.000 untuk membeli bahan praktek
    kejuruan. Untunglah, aku membawa uang dua puluh ribu. Masih tersisa lima ribu untuk naik bus pulang nanti. Kebetulan hari itu aku sedang puasa senin kamis sehingga tak memerlukan uang jajan.
    Pukul 17.00 WIB jam pelajaran selesai. Lalu aku
    pulang naik bus kota menuju terminal Giwangan
    untuk transit menggunakan bus selanjutnya. Sesampainya di terminal, terdengar kumandang
    adzan maghrib. Badanku sudah teramat lemas dan
    letih. Bibir dan tenggorokanku telah kering. Ingin
    sekali membeli sebotol air mineral sekedar untuk
    berbuka. Namun apa daya, uang hanya tersisa tiga
    ribu rupiah saja. Lalu aku mengambil air wudu di masjid terminal untuk menunaikan salat Maghrib
    terlebih dahulu sembari menunggu bus selanjutnya
    datang. Saat berkumur, air wudu itu aku telan
    seteguk untuk membatalkan puasa. Segaaarrr
    rasanya.




    Tak sabar rasanya ingin segera sampai di rumah. Di dalam bus, duduklah seorang ibu separuh baya
    memangku bakul berisi roti. Ia duduk tepat di
    sebelahku. Tiba-tiba ia menawarkan roti itu padaku.
    “Baru pulang ya Nak. Malam sekali. Ini roti sisa
    jualan ibu hari ini. Kalau mau, ini buat kamu.
    Makanlah sepuasnya. Daripada mubazir Nak.” Sapanya sambil menyodorkan bakul itu padaku.
    Entah mengapa rasanya aku ingin menangis detik
    itu. Terlintas bayangan ibu dalam benakku. Rupanya itulah buah dari benih yang ibuku tanam tempo hari. Terima kasih Ibu. Semoga aku adalah benih yang kau tanam dan dapat berbuah lebat untuk kau panen hari esok.
  • Ini kisah perjuangan seorang ibu merawat anak-anaknya. Cerita yang menginspirasi banyak
    kaum hawa pada Hari Ibu. Dan ibu hebat itu adalah
    Ma Zhiqiu. Perempuan asal Shenyang, China. Perjuangan Ma Zhiqiu tidaklah mudah. Selama 20
    tahun lebih dia harus membesarkan dua anaknya
    seorang diri. Dan kedua anaknya itu dalam kondisi
    khusus, yaitu mengalami obesitas serta celebral
    palsy dan autisme. Dikutip dari laman Shanghaiist, Minggu 17 Mei 2015, Ma Zhiqui melahirkan putra kembar, Zhang Hangjun dan Zhang Yuanjun, pada 23 Februari 1994. Kala itu usianya 26 tahun. Tak lama setelah dilahirkan, kedua putra kembar Ma
    Zhiqui didiagnosa mengalami cerebral palsy dan
    autisme karena komplikasi yang disebabkan
    distosia –kesulitan dalam proses kelahiran– dan
    lahir prematur.




    Karena kondisi kedua putranya itu, Ma Zhiqui keluar dari pekerjaan pada sebuah badan usaha milik negara. Dia mencurahkan hari-harinya untuk
    merawat kedua buah hatinya itu. Bebannya semakin berat setelah bercerai dengan sang suami. Kini, berat putra pertamanya, Zhang Hangjun, mencapai 250 kilogram. Dia tidak bisa
    meninggalkan ranjang. Hangjun juga tak bisa
    berkomunikasi dengan orang lain. Oleh sebab itu,
    Ma Zhiqui harus mendampinginya sepanjang waktu. Sementara, putra ke dua Ma Zhiqui, Zhang Yuanjun, masih bisa merawat diri. Tak memerlukan banyak bantuan Ma Zhiqui. Yuanjun bahkan kerap
    membantu pekerjaan ibunya. Meski memiliki keterbatasan, sejak kecil Zhang Yuanjun memiliki bakat dalam bermusik. Sejak 2012, Ma Zhiqui selalu menemani Zhang Yuanjun les piano dan bernyanyi pada pusat pendidikan anak-anak yang berjarak 3 jam perjalanan dari rumah mereka.




    Ma Zhiqui tak mampu memberikan piano kepada
    putranya. Sehingga sang guru les, Luo Yang,
    memberikan pianonya kepada Zhang Yuanjun.
    Piano itulah yang dipakai oleh Yuanjun untuk
    berlatih saat sang ibu sibuk mengurus kakaknya.
    Tak hanya mahir bermain piano. Zhang Yuanjun
    ternyata juga pandai bernyanyi dalam berbagai
    bahasa, termasuk Italia dan Rusia. Sejumlah medali pun berhasil disabetnya dalam berbagai lomba. Kini, Ma Zhiqui berusaha mengajari Zhang Yuanjun untuk merawat sang kakak. “Saya tidak bisa tinggal dengan dia selamanya. Saya berharap dia bisabelajar banyak keahlian sehingga dia dapat makan sendiri dan merawat kakaknya di masa mendatang,” tutur Ma Zhiqui.
  • Yusuf Supriyatna sudah berusia uzur, 72 tahun. Lazimnya pria seusia itu selalu menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah dan menikmati hari tua dengan kegiatan ringan. Tetapi, bagi Yusuf hal itu tidak berlaku. Meski sudah uzur, ia tetap mencari nafkah sebagai sopir angkot. Tidak hanya itu, Yusuf ternyata cukup berbeda dengan sopir lainnya. Ia begitu ikhlas dalam menjalani hari-harinya sebagai sopir. Kisah tentang Yusuf disaksikan sendiri oleh Meirna Nurdini Thomas. Ia menceritakan keikhlasan Yusuf dalam tulisan yang diunggah di akun facebook miliknya.




    Meirna bertemu Yusuf saat ia bepergian di pagi hari menggunakan angkot Elang Gedebage, angkot yang dikemudikan Yusuf. Saat itu, ia melihat seseorang menghampiri angkot dan memasukkan air kemasan. Yusuf memasukkan air itu ke dashboard. Ia memilih untuk tidak menyentuh air itu. "Air ini enggak saya minum, Neng. Haram. Kenapa haram? karena bukan dari hasil jual beli atas kesepakatan, tapi pemaksaan. Filosopi jual beli adalah si pembeli membutuhkan, dan penjual memiliki barang yang kita butuhkan. Ini, saya tidak butuh, karena saya bawa minum dari rumah. Ini namanya jual paksa. Tapi, ya, bapak mah ikhlas aja, karena rejeki bapak sudah diatur oleh Allah. Tidak akan berkurang karena itu," kata Yusuf. Beberapa saat kemudian, angkot tersebut berhenti tidak jauh dari perempatan Pondok Kelapa. Seorang anak turun dari angkot itu dan memberikan beberapa keping uang. Yusuf menerima uang itu. Jumlah uang itu masih
    kurang dari ongkos yang telah ditetapkan. Tapi
    Yusuf tidak menagih sisa ongkos yang belum
    dibayar. Hal itu membuat Meirna jengkel kepada si anak.
    "Dasar anak-anak, dimaklumi ya pak," katanya
    kepada Yusuf. Yusuf malah membalas dengan jawaban mengejutkan. Ia justru mengingatkan kesalahan itu tidak layak ditimpakan ke anak tadi. "Anak itu enggak salah, Neng. Namanya anak-anak, tergantung ajaran orang tuanya. Nggak apa-apa, kan rezeki bapak mah sudah diatur oleh Allah," kata dia.




    Terlibat perbincangan antara Yusuf dengan Meirna. Wanita itu bertanya mengapa Yusuf masih mau mengemudikan angkot di usia senjanya. Yusuf kemudian menunjukkan identitasnya berupa
    KTP dan kartu Pensiunan TNI Angkatan Darat. "Alhamdulillaah, selalu dikasih sehat oleh Allah,
    namanya kerja ngeluarin tenaga pasti fisik mah
    capek, tapi sepanjang kita ikhlas Insya Allah sehat
    terus. Namanya ikhtiar kita harus sabar dan ikhlas.
    Dan yang utamanya adalah harus yakin kepada
    Allah. Kalau kita tidak yakin, percuma. Pasti yang kita dapat hanya capek, dan jangan lupa ngado'a,"
    katanya, Selain itu, Yusuf memiliki alasan sendiri mengapa masih bekerja meski sebenarnya dia punya dana pensiunan. Baginya, meski mendapat uang pensiun, kewajibannya mencari nafkah tidak lantas hilang.
  • Seorang gadis 16 tahun, Amie Cresswell, meluluskan permintaan terakhir kekasihnya, Omar
    Al Shaikh, yang seumur dengannya. Dengan penuh keharuan, Amie melangsungkan pernikahan dengan pasangannya tersebut. Amie memutuskan menikah setelah dokter menyatakan Omar menderita leukimia. Hidupnya divonis hanya mampu bertahan hidup kurang dari sepekan.




    Ditemani teman dan keluarga, Amie melangsungkan pernikahan di kamar inap Omar. Sebelumya, Omar melamar Amie di lantai dasar Rumah Sakit dengan sekuntum bunga dan cincin. Usai pernikahan, Amie masih tetap mengenakan
    pakaian menikah dan setia menemani kekasihnya
    hingga detik-detik terakhir napasnya. Tiga hari
    setelah mereka menikah, Omar meninggal dunia. "Saya sangat sedih," kata Amie seperti dikutip Dream dari laman Metro.co.uk, Jumat, 26 Juni 2015. "Kami pernah berdiskusi untuk menikah
    namun tak pernah membayangkan di usia 16 tahun. Kami berpikir tumbuh bersama hingga tua.
    Pernikahan ini menyedihkan namun penuh cinta."




    Omar didiagnosa mengidap leukimia akut setelah
    pingsan saat pertandingan footbal tahun lalu. Ketika mulai berkencan dengan Amie, wanita yang
    dikenalnya di Four Dwelling Academy di Birmingham Inggris delapan bulan lalu, kanker darah Omar dinyatakan berhenti. "Ketika dia mengatakan penyakit kambuh, itu sangat mengejutkan. Saya tahu saya ingin berada di
    sampingnya melalui semua ini," ujar Amie. Sebetulnya Omar berharap mendapat donor untuk
    membantu pemulihannya. Namun hal itu cukup sulit.




    Omar merupakan keturunan Arab dan Rumania. Saat jaringan sel sudah tersedia, dokter justru
    mengatakan penyakit Omar sudah semakin parah. "Saya bangga menyaksikan pernikahan Omar. Saya telah kehilangannya namun mendapatkan cucu menantu terbaik di dunia," ujar nenek Omar, Al Shaik.
  • Varun Pruthi, seorang aktor Hollywood, membuat sebuah video inspiratif. Dalam video itu,
    dia memerankan seorang penjual kelapa di pinggir
    jalan. Dalam adegan, seorang lelaki turun dari mobilnya dan menghampiri Varun. Dia bertanya berapa harga untuk segelas air kelapa muda. "30 Rupee. Sangat manis dan segar," jawab Varun. Si pembeli tidak terima dan lantas marah-marah.
    Pembeli tadi menuduh Varun terlalu mahal menjual
    air kelapanya. Varun berkilah. Dia menetapkan harga itu karena sudah berjualan dari pagi hingga siang hari di tengah terik matahari.




    Beberapa saat kemudian pembeli itu datang
    membawa air mineral yang dibelinya di supermarket. Harga mineral itu ternyata sama dengan harga air kelapa yang ditawarkan oleh Varun. Ternyata, dalam video itu Varun menyindir
    kebiasaan orang-orang kaya yang suka menawar
    kepada penjual kecil. Yang menurutnya turut
    memperparah kemiskinan. Anehnya, bila orang kaya membeli barang di supermarket atau mall mewah, mereka segan dan malu menawar harga barang yang ditawarkan.




    Dalam video itu, Varun mengingatkan orang kaya jika sebagian besar pedagang kecil tidak berjualan
    untuk menjadi kaya. Tapi, mereka berjualan untuk
    bertahan hidup. Dia juga mengajak masyarakat kaya mau berbagi rejeki. Varun Pruthi mengungggah video ini pada 24 Mei di laman YouTube. Pengguna media sosial Facebook, termasuk di Indonesia, banyak membagikan video ini untuk menjadi pengingat sesama.
  • Terlahir dari keluarga serba pas-pasan tidak mengendurkan semangat Parara Wendy Indarjo untuk mengukir prestasi. Mahasiswa sarjana Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Pertanian Bogor ini, berhasil meraih predikat sebagai lulusan terbaik dengan IPK sempurna 4.00 saat 'Wisuda dan Penyerahan Ijazah Tahap VI Tahun Ajaran 2014/2015', Rabu kemarin.




    Mahasiswa asal Sampit, Kalimantan Tengah ini,
    lulus empat bulan lebih awal dan meraih gelar cum laude. Sebanyak 53 mata kuliah yang diikutinya semuanya memberikan hasil yang memuaskan,
    semua nilainya A. Mahasiswa berprestasi penerima beasiswa Bidikmisi ini terlecut maju mencetak prestasi karena melihat kondisi keluarganya yang kurang mampu. Pekerjaan ayahnya cuma membersihkan semak belukar di perkebunan, lalu menyadap getah karet di Inhutani. Wendy sering sedih jika melihat sang ayah banting tulang demi menghidupi keluarga. Agar tak terus membebani keluarga, untuk biaya hidup selama kuliah, Wendy mencari penghasilan tambahan dengan menjadi pengajar privat mata pelajaran matematika bagi mahasiswa di Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB.




    Semasa kuliah, sejumlah pretasi telah dicetaknya.
    Mulai dari Juara 1 Gumatika Calculus Cup, Juara 2
    Lomba Debat Nasionalisme Fateta se-IPB tahun
    2012, Juara II Kompetisi Statistika Dasar Statistika
    Ria tahun 2013, Mahasiswa Berprestasi Departemen Matematika IPB, Juara 2 Danone Young Socio Entrepreneur dan Juara 2 Kompetisi Essay Nasional Statistika Ria. Pemuda yang bermimpi menjadi birokrat dari kalangan profesional berharap ia bisa segera membantu perekonomian keluarga. Dan kini ia sudah mulainya, meraih prestasi membanggakan saat resmi memakai jaket kebesaran IPB.
  • wow hebat ...
  • Menjadi polisi bukanlah mimpi terakhir dalam kehidupan Aiptu Rusmieadi. Meski sudah
    menyandang pangkat di pundak, angota Unit
    Reskrim Polres Klaten, Jawa Tengah, itu masih
    punya keinginan lain: mendirikan pesantren. Mimpi itu mulai dirajut pada tahun 2001. Saat
    Rusmieadi kerap berkunjung ke Masjid Golo di
    Kecamatan Bayat. Pada saat itulah dia berkenalan
    dengan seorang guru yang mengajarkan tentang arti hidup. “Saya waktu itu sedang dalam titik di mana hati saya bertanya, siapa sesungguhnya orang yang dianggap paling benar,” kata Rusmieadi




    sebagaimana dikutip Dream dari Fanspage Facebook Divisi Humas Mabes Polri, Jumat 26 Juni 2015. “Kemudian dari seorang guru, saya diajarkan bahwa orang yang paling benar adalah orang yang merasa dirinya paling bersalah,” tambah dia. Pertemuan dengan seorang guru tersebut seolah
    membuat Rusmieadi tersadar. Bahwa melakukan
    perbaikan harus dimulai dari diri sendiri. Bukan dari
    orang lain. “Jangan sibuk mencari siapa yang paling benar, namun perbaiki diri kita dulu. Dari situlah saya mencoba membangun mental saya terlebih dahulu,” ujar Rusmieadi. Kesadaran itu menyeret Rusmieadi pada keinginan untuk membangun sebuah pesantren. Sedikit demi
    sedikit gaji bulanan dia sisihkan. Dan akhirnya,
    pondok pesantren yang diidam-idamkan terwujud
    pada 2006. Pondok pesantren milik pria 54 tahun itu terletak di Dusun Dukuh, Desa Dukuh, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Jalur menuju ponpes itu tidak mulus. Terjal berbatu, seperti kerasnya usaha mendirikan pesantren ini. Pendirian pesantren itu dimulai setelah gempa
    Yogyakarta tahun 2006. Saat itu, Rusmieadi
    menjadi salah satu warga yang mendapat bantuan.
    Uang bantuan inilah yang digunakan Rusmieadi
    untuk memperbaiki rumah dan membangun pondok kecil. Namun, usaha itu tidak mudah. Sebab, keluarga dan kerabat malah menjadi penentang utama keinginan itu. Rusmieadi sempat bertahan beberapa tahun. Tapi kemudian memutuskan memindah pesantren ke tengah sawah. Ke dekat petilasan Syekh Subakir, ulama terkemuka di Tanah Jawa tempo dulu. Dari sebuah gubuk kecil yang dipergunakan untuk musala, Rusmieadi kemudian membangun pondok pesantren yang baru secara bertahap. Selain dari
    sebagian gaji bulanan, Rusmieadi juga mendapat
    sumbangan dari sejumlah kawan yang berempati
    atas perjuangannya.
  • Karena kebaikan dan ketulusannya mengembalikan dompet berisi uang tunai 250 poundsterling atau Rp 5,2 juta, seorang tunawisma di Amerika Serikat (AS) diizinkan tinggal di sebuah
    apartemen. Pria tunawisma yang tinggal di tempat
    penampungan Hearts for Homeless menemukan
    dompet berisi uang tunai di bangku taman State
    College, Pennsylvania. Rasa ragu mengembalikan
    dompet itu sempat menghampiri pria 30 tahun ini
    ketika mengetahui jumlah yang lumayan besar. Namun, tunawisma yang enggan disebutkan
    namanya ini memilih menghubungi direktur tempat
    penampungan, Ashton Munoz, dan memberitahu
    telah menemukan dompet berisi uang. Bersama Munoz, pria itu mencari alamat pemilik dompet dan akhirnya menemukannya. Pemilik dompet itu ternyata seorang ibu berusia sekitar 20- an yang membesarkan anak tunggalnya sendirian dan tengah berjuang melawan kanker otak. "Dia mengatakan telah menemukan dompet di taman dan ada uangnya. Kami kemudian mencari alamat si pemilik dompet dan berhasil menemukannya," kata Munoz seperti dikutip laman Metro.co.uk, Kamis, 25 Juni 2015.




    Munoz menerangkan wanita itu pergi ke taman
    untuk bersantai dengan anaknya. Ketika pulang,
    dompetnya tertinggal di bangku taman. Beberapa jam kemudian dia balik ke taman untuk
    mengambil dompetnya, tapi sudah hilang. Wanita
    itu, kata Munoz, sangat terpukul dompetnya telah
    hilang. Sementara itu, kepada WJAC-TV 6, wanita tersebut mengatakan uang yang ada dalam dompet itu adalah harapan seluruh hidupnya. Tetapi dia bersyukur dompetnya akhirnya kembali tanpa kurang suatu apa pun. Baik tunawisma dan wanita itu menolak untuk diidentifikasikan namanya.
  • Sopir taksi Blue Bird, Safdirzon tak pernah menyangka bisa berangkat umrah. Kebaikannya
    mengembalikan iPad penumpang yang tertinggal
    membawanya ke Tanah Suci. Kejutan yang diperoleh Safdirzon ini bermula ketika dirinya mengantarkan dua orang penumpang.
    Terburu-buru cek in mengejar pesawat di Bandara
    Halim Perdanakusuma, sebuah iPad tertinggal
    dalam taksinya. Kedua penumpang ini ternyata Direktur Utama Hannien Tour, Farid Rosyidin dan Direktur Humas, Arief Munandar. Keduanya tengah menumpang taksi Safdirzon dari Cibinong menuju Bandara Halim Perdanakusuma. "Safdirzon mungkin hanya menjalankan SOP yang
    ada di perusahaannya dan panggilan jiwanya untuk
    selalu bertindak jujur," kata Arief Munandar dalam
    keterangan tertulis yang diperoleh Dream, Selasa, 16 Juni 2015. Menyadari ada barang penumpang yang tertinggal, Safdirzon segera kembali memutar taksinya ke Bandara Halim Perdanakusuma.




    Dengan tergesar dia mencoba menghubungi petugas bandara agar bisa masuk ke ruang cek in guna memberitahukan adanya barang yang tertinggal. "Singkat cerita Safdirzon berhasil mengembalikan iPad Dirut Hannien Tour yang tertinggal di mobilnya," katanya Arief. Dia menambahkan, aksi Safdirzon bagi perusahaan
    travel umrah di Cibonong Bogor ini terbilang luar
    biasa. “Kejujuran adalah kesederhanaan yang mewah saat ini. Kami berharap Piagam Kejujuran dan hadiah umrah ini akan membuka mata kita dan para pemimpin negeri ini, bahwa budaya kejujuran ini masih hidup di tengah masyarakat kita.” ungkap
    Arief
  • Aksi pelanggan memberikan uang tip dalam jumlah besar mungkin sudah banyak terjadi. Namun apa jadinya jika kebaikan hati juga dilakukan seorang pelayan kepada pembelinya? Kejadian langka inilah yang terjadi di Restoran West Side Cafe, Forth Worth, Amerika Serikat. Merasa iba dengan pembeli yang baru kehilangan bayi putrinya, pelayan kafe tersebut menggratiskan makanan yang dipesannya. Kayle Lane, pelayan dari Cafe tersebut memutuskan membayar semua tagihan makanan dari pasangan suami istri, Shaun dan Debbi Riddle.




    Dalam akun Facebooknya, Debbi menjelaskan jika
    dia bersama suaminya memang kerap makan di
    kafe tersebut. Bahkan mereka kerap mengajak
    putrinya. Ketika berkunjung ke restoran tersebut pekan lalu, Kayle secara alami menanyakan keberadaan putri yang kerap dibawanya. Kala itulah, pasangan suami istri ini harus menceritakan kisah sedih karena telah kehilangan anaknya yang meninggal empat pekan sebelumnya. Usia putrinya kala itu masih 9 pekan. "Ketika waktunya membayar tagihan, Kayle membawa kami tagihan. Dia bahkan tak mau kami memberikan tip karena perusahaan sudah memberinya tip cukup layak," kata Debbie seperti dikutip Dream dari laman Metro.co.uk, Rabu, 10 Juni 2015. Namun beberapa saat kemudian, Debbie baru menyadari jika tagihan makanannya dibayar sendiri oleh Kayle. Bahkan pelayan ini dikabarkan seringkali melakukan kebaikan, di antaranya membayar tagihan petugas sosial, polisi, dan pemadam kebakaran. "Saya merasa saya bisa memberikan itu," kata Kayle kepada CBS.
Sign In or Register to comment.