It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Jack_White5 iya bener,, ada temen yg share kisah itu d fb..
Pas baca gila nyesek + nyentuh bget..
Gw jadi inget sama ibu yg memang jarang ketemu..
Dari kecil ayah cerai sm ibu..
@Tsunami
Nice thread on
Seorang pemuda yang hidup di Perth telah sampai usia saat ia merasa harus mencari pasangan hidup. Jadi ia mencari-cari gadis sempurna di seluruh negeri untuk dinikahi. Setelah berhari-hari, berminggu-minggu mencari, ia bertemu dengan gadis yang sangat cantik-jenis gadis yang bisa menghiasi sampul majalah perempuan bahkan tanpa make-up atau kosmetik!
Namun, meski dia kelihatan sempurna, pemuda itu tak bisa menikahinya. Sebab gadis itu tidak bisa masak! Jadi pemuda itu pun pergi. Gadis ini tak cukup sempurna baginya.
Lalu ia mencari lagi, selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan akhirnya ia menemukan gadis yang bahkan lebih cantik lagi, dan kali ini masakan gadis itu luar biasa lezat-lebih baik dari yang bisa Anda dapatkah di restoran terbaik di Australia, bahkan lebih baik dari yang bisa Anda dapatkan dari restoran keluarga. Gadis ini bahkan menjalankan usaha restorannya sendiri!
Namun pemuda ini tak bisa menikahinya pula. Sebab kekurangan gadis itu adalah dia bodoh. Dia tak bisa menjalin percakapan sama sekali, sama sekali tidak cerdas. Dia belum menamatkan pendidikan, segala yang ia tahu cuma memasak! Jadi pemuda itu pun pergi. Gadis ini tak cukup sempurna baginya.
Maka ia mencari selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, hingga ia akhirnya menemukan gadis yang satu ini! Ia begitu cantik, masakannya melebihi restoran bintang lima, bahkan ia punya tiga restoran sendiri: ala Thai, ala Jepang dan ala Italia. Dan ia begitu cerdas, ia punya dua gelar doktor, pengetahuannya begitu luas, bisa menjalin percakapan begitu hebat, begitu baik, begitu welas asih. Ia sempurna!
Tapi, pemuda ini tak bisa menikahinya. Sebab gadis ini mencari pria yang sempurna!
Setiap hari dia memandangi cakrawala berharap ada sebuah kapal yang datang dan menyelamatkannya. Lelah dan putus harapan, akhirnya ia mencoba untuk hidup dan mempertahankan diri dengan membuat gubuk dan pondok kecil untuk berlindung dan mulai mencoba bertahan hidup. Setelah beberapa lama ia mulai terbiasa hidup sendiri di pulau tersebut.
Suatu hari ia mencoba berburu di hutan di
belakang pantai mencoba mencari hewan buruan
yang sekiranya dapat dimakan. Setelah lelah
seharian berburu, ia kembali ke pondok yang telah
dihuninya selama beberapa waktu. Tapi alangkah
terkejutnya ketia ia mendapati gubuknya telah rata dengan tanah, terbakar habis. yang tersisa
hanyalah api dan asap pekat yang membubung
tinggi. Apa yang telah diusahakannya selama
terdampar dan tinggal di pulau tersebut habis tak
bersisa. Alam hatinya ia mulai marah dan putus
asa. "Ya Allah, mengapa Engkau timpakan ini semua padaku!" jeritnya sambil menyalahkan Allah atas musibah tersebut. Dan malam itu ia lewatkan
dengan tidur di alam terbuka dekat gubuk yang
terbakar tersebut.
Hari berikutnya ia terbangun dari tidurnya oleh suara kapal yang perlahan mendekat ke pulau tersebut. Perahu tersebut menurunkan sebuah sekoci yang segera merapat ke pulau terpencil
tersebut. Tampaknya perahu tersebut tahu bahwa
ada orang di pulau tersebut. "Bagaimana kau tahu di sini ada orang yang perlu pertolongan?" tanyanya pada penumpang sekoci tersebut. "Kami melihat tanda asap yang engkau nyalakan", jawabnya.
seorang nenek yang mangkal di depan Pasar
Godean, Sleman, Yogyakarta. Ketika itu hari
Minggu, saat dia dan keluarganya hendak pulang
usai silaturahim bersama kerabat, mereka
melewati Pasar Godean. Ibu dan teman saya tergoda membeli ayam goreng di depan pasar untuk sajian makan malam. Kebetulan hari mulai gelap.
Di samping warung ayam goreng tersebut ada seorang nenek berpakaian lusuh bak pengemis, duduk bersimpuh tanpa alas, sambil merangkul tiga ikat sapu ijuk. Keadaannya terlihat payah, lemah, dan tak berdaya. Setelah membayar ayam goreng, ibu teman saya bermaksud memberi Rp. 1000,- (tahun 2004) karena iba dan menganggap nenek tadi pengemis. Saat menyodorkan lembaran uang tadi, tidak diduga si nenek malah menunduk kecewa dan menggeleng pelan. Sekali lagi diberi uang, sekali lagi nenek itu menolak. Penjual ayam goreng yang kebetulan melihat kejadian itu kemudian menjelaskan bahwa nenek itu bukanlah pengemis, melainkan penjual sapu ijuk.
Paham akan maksud keberadaan sang nenek yang sebenarnya, ibu teman saya akhirnya
memutuskan membeli tiga sapunya yang berharga
Rp. 1.500,- per ikat. Meskipun ijuknya jarang-
jarang dan tidak bagus, ikatannya pun longgar. Menerima uang Rp. 5.000,- si nenek tampak
ngedumel sendiri. Ternyata dia tidak punya uang
kembalian. "Ambil saja uang kembaliannya,", kata ibu teman saya. Namun, si nenek ngotot untuk mencari uang kembalian Rp. 500,-. Dia lalu bangkit dan dengan susah payah menukar uang di warung terdekat. Ibu teman saya terpaku melihat polah sang nenek.
Sesampainya di mbol, ia masih terus berpikir,
bagaimana mungkin di zaman sekarang masih ada
orang yang begitu jujur, mandiri, dan mempunyai
harga diri yang begitu tinggi.
bersama ayahnya. Pemuda itu berusia 24 tahun, sudah cukup dewasa tentu. Di dalam kereta, pemuda itu memandang keluar jendela kereta, lalu berkata pada Ayahnya.
"Ayah lihat, pohon-pohon itu sedang berlarian" Sepasang anak muda duduk berdekatan. Keduanya melihat pemuda 24 tahun tadi dengan kasihan. Bagaimana tidak, untuk seukuran usianya,kelakuan pemuda itu tampak begitu kekanakan. Namun seolah tak peduli, si pemuda tadi tiba-tiba berkata lagi dengan antusiasnya,
"Ayah lihatlah, awan itu sepertinya sedang
mengikut kita!"
Kedua pasangan muda itu tampak tak sabar, lalu
berkata kepada sang Ayah dari pemuda itu.
"Kenapa anda tidak membawa putra Anda itu ke
seorang dokter yang bagus? Sang Ayah hanya tersenyum, lalu berkata. "Sudah saya bawa, dan sebenarnya kami ini baru saja dari rumah sakit. Anak saya ini sebelumnya buta semenjak kecil, dan ia baru mendapatkan penglihatannya hari ini"
Suatu hari, seorang bocah laki-laki berumur 10
tahun mendatangi kedai kopi sebuah hotel dan
duduk di satu meja. Seorang pelayan menaruh
segelas air di depannya. "Berapa harga es krim sundae?" tanya bocah itu."50 sen," jawab si pelayan. Bocah itu mengeluarkan kepingan uang dari kantong celananya dan menghitungnya. "Hmmm...Kalau es krim yang biasa berapa?" tanyanya lagi. Saat itu, sudah banyak pelanggan yang menunggu untuk dilayani. Dan si pelayan menjadi tidak sabar. "35 sen," jawabnya dengan kasar. Bocah itu menghitung uangnya sekali lagi dengan hati-hati. "Aku pesan yang biasa saja," lanjutnya. Tak lama kemudian, si pelayan membawa pesanan bocah itu dan menaruh bonnya di meja, lalu dia pergi.
Setelah menghabiskan es krimnya, ia membayar ke kasir dan pergi. Ketika si pelayan hendak membersihkan meja yang tadi dipakai bocah itu, ia kaget dan mulai menangis. Di samping piring tempat es krim terselip dua koin bernilai 5 sen dan lima koin bernilai 1 sen. Inilah alasannya bocah tadi tidak jadi memesan es krim sundae karena ia ingin memberikan uang tips yang layak kepada si pelayan.
dan untuk pembukaannya langsung kisah mengenai kakak-adik..
dapur. Ia menyerahkan selembar kertas yang telah
ditulisinya. Setelah sang ibu mengeringkan
tangannya dengan celemek. Ia pun membaca
tulisan itu dan inilah isinya:
Untuk memotong rumput Rp. 5000
Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini Rp.
5000
Untuk pergi ke toko disuruh ibu Rp. 3000
Untuk menjaga adik waktu ibu belanja Rp. 5000
Untuk membuang sampah Rp. 1000 Untuk nilai yang bagus Rp. 3000
Untuk membersihkan dan menyapu halaman Rp.
3000
Jadi jumlah utang ibu adalah Rp. 25000
Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh
harap. Berbagai kenangan terlintas dalam benak
sang ibu. Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan
kertasnya. Dan inilah yang ia tuliskan:
Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, gratis
Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis
Untuk semua mainan, makanan, dan baju, gratis
Untuk membawamu ke dokter dan mengobati saat
kamu sakit, serta mendoakan kamu, gratis
Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu, gratis
Kalau dijumlahkan semua, harga cinta ibu adalah
gratis Anakku… dan kalau kamu menjumlahkan
semuanya, Akan kau dapati bahwa harga cinta ibu adalah GRATIS.
Seusai membaca apa yang ditulis ibunya, sang anak pun berlinang air mata dan menatap wajah ibunya, dan berkata: “Bu, aku sayang sekali sama ibu” ia kemudian mendekap ibunya. Sang ibu tersenyum sambil mencium rambut buah hatinya.”Ibupun sayang kamu nak” kata sang ibu.
Kemudian sang anak mengambil pulpen dan
menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar sambil diperhatikan sang ibu: “LUNAS”
@hananta : hehehe ... I love brothership
@whysoasian : thanks for smile in this bright Sat Night
Manusia melihat apa yg d depan mata ... tp hanya Tuhan yg melihat hati ...