It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
“Hmmm, kak, itu papa kakak?” tanya Sayans dengan tiba – tiba sambil menghentikan aktivitasnya yang hikmat itu. Mendadak raut muka Sayans berubah. Terlihat seperti ada yang memaksanya untuk bermimik seperti itu.
“Iya” jawab Sayans lirih. Abi hampir kesusahan untuk mendengarnya.
“Papa kakak kemana? Kok kemarin yang Abi liat cuman mama kak Sayans” tanya Abi penasaran.
“Papa sudah meninggal” jawab Sayans sambil tersenyum. Tak lama senyum itupun memudar. Abi terdiam. Membeku. Dadanya terasa sesak. Sepertinya ia salah berucap. Ia ingin sekali berteriak “Bawa aku pergi dari sini, atau, cabut kembali kata – kataku”.
“Ma-ma-maafin Abi kak” Abi meminta maaf sambil menunduk. Air matanya seketika jatuh membasahi pipinya yang kenyal itu. Sayans hanya terdiam.
“Kak Sayans maafin Abiiiii! Kak Sayans ngga boleh sedih! Kak Sayans punya Abi! Pokonya kalo kak Sayans sama Abi, kak Sayans, kak Sayans ng-ngga boleh sedih, huaaaa” Abi berteriak sambil menangis. Sayans terdiam - lagi. Sesuatu yang mengganjal hatinya tiba – tiba terlepas bebas. Pikiran – pikiran yang mengubahnya menjadi murung terhempas sudah. Ia tersenyum. Tertawa.
“Dasar bocah, sini lo! Gue sayang sama lo Abisena!” Sayans kemudian memeluk erat tubuh Abi yang sedang gemetaran karena menangis. Sayanspun ikut menitikkan air mata.
“Kan bokap gue yang meninggal, ngapain lo minta maaf, apalagi sambil mewek gini, dasar bocah” ucap Sayans terkekeh. Ia tersenyum memandangi wajah Abi yang sedang sekuat tenaga menahan air matanya namun malah terlihat kacau.
“Pa, Sayans sayang sama Abi, Abi boleh buat Sayans ya Pa” ucap Sayans dalam hati.
Kemudian keduanya larut dalam pelukan. Cukup lama. Mungkin sekitar 1 jam.
“Kak Sayaaaans! Abi ngga bisa nafas nih!”. Abi berontak dari pelukan Sayans.
“Hahahahaha, dasar ya bocah” untuk kesekian kalinya Sayans memanggil Abi dengan sebutan itu. Bisa dibilang itu sebutan kesayangan.
“Papa meninggal karena serangan jantunng ketika sedang berada di laboratorium” jelas Sayans. Abi kembali mendekat. Kali ini ia menggulingkan badannya sehingga sekarang kepalanya berada di pangkuan Sayans.
“Papa kak Sayans pasti pinter kaya kakak” ucap Abi sambil memainkan jemarinya. Abi nampak canggung dan tak harus berbuat apa ketika harus membicarakan hal yang mengungkit duka seperti ini.
“Papa selalu bilang bahwa jadi juara kelas itu sangat penting” tambah Sayans. Abi kini mengerti, kenapa Sayans selalu menyuruhnya untuk terus belajar, belajar, dan terus belajar. Tiba – tiba Abi bangun dan menggenggam erat tangan Sayans.
“Om, Saya Abi, saya pacarnya kak Sayans, saya masih kelas satu dan semester kemarin masih dapet peringkat ketiga di kelas, tapi setelah ini, Abi janji, Abi bakal jadi juara kelas, biar Om bangga soalnya pacar anak Om juara kelas” ungkap Abi dengan lantang.
“Hahahaha” Sayans langsung memeluk Abi. Ia tertawa. Ia menangis. Bahagia.
@arifinselalusial @octavfelix @lulu_75 @mustaja84465148 @jacksmile @CurhatDetected
@Grem @kogou_shigeyuki25 @Mr_Makassar @kogou_shigeyuki25 @arieat @3dhyart_cusman
@rio_san @caetsith @d_cetya @ramadhani_rizky @Monic @Adityaa_okk
“Eh, eh itu kan Abisena, anak kelas sepuluh A, iya ngga sih?” bisik salah seorang gadis kepada temannya.
“Aaaaa, imut banget yaaa, liat deh” teman sebelahnya mengiyakan.
“Eh tapi lo udah tahu gossipnya belum sih?”. Intensitas percakapan disana kian memanas. Mungkin lebih pantas disebut dengan gossip ketimbang sebuah pembiicaraan atauh bahkan diskusi.
“Gossip apaan deh?” tanya teman yang lain menimpali.
“Dia kan lekong cyiiin, ngga doyan sama kita – kita” balas si pelempar gossip sambil melambaikan tangannya dengan kemayu.
“Ihhhh, sayang banget yaaa, padahal manis banget anaknya”. Mimik muka gadis itu nampak sedih.
“Lo kata permen manis? Tapi emang bener sih manis, hahahaha”. Tambah si pelempar gossip sambil tertawa ngga control disusul oleh bunyi tertawa satu gerombolan yang lebih mirip dibilang suara tikus.
“Dan kalian tau, doi pacaran sama Sayans lho! Patah hati ngga sih lo lo semua?” mulut si pelempar gossip komat – kamit penuh nafsu.
“Anjiiirrr, seriusaaaan? Sayans yang anak basket itu? Doi kan first love gueee!” pekik salah satu gadis berambut kepang.
“Iya, mereka berdua kan sering pulang bareng sis” nampak seorang gadis berkaca mata membenarkan hal itu.
“Tapi kan, kalo kaya gitu doang mah, mana bisa dibilang pacaran cyiiin” salah seorang gadis yang lain mencoba menanggapi dengan bijak.
“Iya sih, bener juga lo, tumben pinter” balas gadis berambut kepang yang mengaku fans dari Sayans semenjak kelas sepuluh itu. Ia nampak lega.
“Eh eh, Abi kemari tuh!”. Gadis pelempar gossip menunjuk ke arah Abi. Gerombolan gadis itu langsung menoleh secara kompak.
“Pagi kak” sapa Abi dengan senyumnya yang manis.
“Ehmm-mmm, pagiiii Abiii” jawab gerombolan tukang gossip itu sambil nyengir dan membiarkan Abi berlalu.
“Dasar ya kalian ini, udah dibilang lekong tapi masih doyan aja” tutur si pelempar gossip sabil geleng – geleng kepala.
“Sendirinya tadi cengengesan gitu disenyumin Abi! Dasar ngga konsisten!” balas segerombolan gadis itu dengan kompak sekali lagi. Mereka semua akhirnya berakhir dengan tawa – tawa jahat yang tak beretika. Mengisi lorong di depan ruang ganti dengan polusi udara yang cukup untuk membuat ketenangan pagi itu beranjak.
----------------------------------------
“Tadi yaa, Abi liat lho waktu kak Sayans bikin three-point, woooshwooosh gitu, keren bangeet”.
Abi bercerita dengan serius khas dengan gayanya yang kekanakan. Sayans hampir saja kehilangan fokusnya ketika menyetir saat mendengar cerita Abi itu.
“Hmmm, tumben lo ngga bolos Bi?” tanya Sayans menggoda.
“Ihhh, Abi kan anaknya rajin kak, Abi mana pernah bolos” jawab Abi sambil menggembungkan pipinya yang kenyal. Banyak orang yang suka mencubit pipi Abi karena pipinya terlihat kenyal dan lebih mirip bakpao.
“Halah, bilang aja lo sengaja ngga bolos buat ngeliatin gue kan, ngaku lo!” ucap Sayans sambil tetap fokus menyetir. Muka Abi langsung berubah merah dan tertunduk malu. Sayans hanya bisa tertawa melihat kelakuan Abi dari kaca spion. Sayans kemudian meraih tangan Abi dan melingkarkannya di pinggang Sayans. Abi hanya bisa pasrah dan membiarkan dirinya memeluk punggung lelaki tercintanya itu. Aroma wangi tubuh Sayans memenuhi khayalan Abi. Tak tertahankan dan ingin meledak. Jantung Abi berdegup kencang. Darahnya seakan mengalir cepat memenuhi otaknya.
Sesampainya di rumah Sayans, Sayans bergegas ke kamar mandi. Abi masih duduk terdiam di kursi ruang makan.
“Bi, gue mandi dulu ya, gerah ini habis main basket tadi” ucap Sayans sambil mengambil handuk di dekat Abi. Tubuh Abi seketika menegang dan gemetaran.
“Bi, lo nggapapa? Lo sakit?” tanya Sayans panik sambil memegang bahu Abi.
“Abi mau ikutan mandi!!!” teriak Abi dengan muka merah padam. Sayans mampu melihat ekspresi itu di raut muka Abi. Ekspresi yang ia tahu bagaimana harus menuntaskannya. Wajahnya seketika ikut memerah tak kalah dari Abi.
“Ngga pake yaa, ntar aja lo mandinya habis gue!” sergah Sayans dengan cepat.
“Abi mau mandi bareeeeeeeeeng!” rengek Abi memaksa. Sayans hanya bisa menelan ludah. Ia sendiri sudah mulai terpancing dengan aura Abi yang sedikit menggoda.
“Duh bocaaaah! Kalo dibilang ngga ya ngga!”. Sayans berusaha menguatkan mentalnya untuk melawan serangan yang dialncarkan oleh Abi.
“Yaudah, Abi mau pulang jalan kaki aja kalo gini” ucap Abi sambil berdiri dengan cepat. Untuk kali ini pertahanan Sayans runtuh sudah. Ia paling tidak bisa jika Abi mulai mengeluarkan jurus mengancamnya ini.
"Lagian kan kita sama - sama cowok sih, masa iya ngga boleh mandi bareng!" tambah Abi menggurui.
“Eh-eh, siapa suruh pulang! Dasar bocah! Yaudah ambil handuk sana, gue mau masuk duluan!”. Muka Sayans nampak sangat merah, ia tak kuasa membayangkan bagaimana rasana mandi bersama Abi.
"Yeay!" Abi berteriak kegirangan.
Sayans bergegas melangkah masuk menuju kamar mandi. Ia segera menanggalkan seluruh pakaiannya dan masuk ke dalam bath-tub. Ia cepat – cepat menenggelamkan dirinya.
“Shit! Abi ngga boleh tau kalo gue turn-on” ucap Sayans dalam hatinya yang sedang bergejolak tak karua itu. Tiba – tiba pintu kamar mandipun terbuka.
“Kak, Abi bawa bebek karet, kwek kwek” Abi masuk dalam keadaan telanjang sambil membawa bebek karet di tangannya. Ia mencoba memainkan bebek karet itu sehingga menimbulkan bunyi yang cukup berisik. Sayans nampak bengong. Ia tidak peduli dengan bebek karet yang dibawa Abi. Matanya terfokus pada bagian tubuh Abi yang gemuk dan menggantung itu. Merasa terintimidasi, Abi langsung loncat ke dalam bath-tub.
“Kak Sayans ngeliatin apaan sih! Abi kan malu!” ucap Abi dengan mulutnya yang setengah tenggelam di dalam air sambil menggembungkan mulutnya dan meniup – niup air. Sayans hanya bisa terdiam. Ia benar – benar takluk kali ini. Ia tak kuasa melihat makhluk yang tepat berada di depannya itu. Sayans terdiam cukup lama. Abi kemudian memutuskan untuk menyabuni punggung Sayans.
“Kak, balik badan gih, sini biar Abi bersihin punggungnya” tawar Abi. Sayans hanya bisa diam sambil menuruti komando dari Abi. Ia membalikkan tubuhnya sehingga menghadap ke tembok. Abi menggosok – gosok punggung Sayans dengan lembut. Sekujur tubuh Sayans mendadak merinding. Beberapa getaran elektrik terasa menjalar pada tubuhnya. Abi kemudian membilas punggung Sayans.
“Oh iya kak, kemarin akhirnya Abi nonton bokep lho” Abi mengaku sambil tertunduk malu. Sayans mendadak kaget. Petir seolah menyambar tepat di jantungnya.
“Abi-mmm-Abi mau ituuu” pinta Abi malu – malu.
Seketika Sayans langsung berdiri, mengambil handuk, dan bergegas keluar kamar mandi.
“Bi, gue udahan, g-gue mau ngangkat jemuran”. Terdengar suara Sayans dari luar kamar mandi. Ia berusaha sekuat tenaga untuk beralibi agar terbebas dari surga yang panas itu. Abi hanya bisa bengong bersama bebek karetnya yang mengapung di atas air.
“Baru kali ini gue ngeliat kak Sayans gelagapan kaya tadi”. Abi tertawa kecil dalam hatinya. Dia seolah memenagkan sebuah pertandingan. Desiran deras dalam tubuh Abipun kini menghilang.
“Sialan ya nih bocah” umpat Sayans dalam batin.
@Grem @kogou_shigeyuki25 @Mr_Makassar @kogou_shigeyuki25 @arieat @3dhyart_cusman
@rio_san @caetsith @d_cetya @ramadhani_rizky @Monic @Adityaa_okk @Agova