It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Grem @kogou_shigeyuki25 @Mr_Makassar @kogou_shigeyuki25 @arieat @3dhyart_cusman
@rio_san @caetsith @d_cetya @ramadhani_rizky @Monic @Adityaa_okk
duh so sweet, bikin ngiri, dech,, moga gk ada problem ya? ok...
Fragment
“Lo kenapa deh Bi?” tanya Nisa yang sedang duduk sambil menenggak cappucinonya dengan anggun.
“Iya, daritadi gue perhatiin kayanya lo bengong terus deh Bi” tambah Okta di sebelah Nisa.
“Hmm, gue ngga kenapa – kenapa kok guys” jawab Abi sekenanya. Ia nampak menyembunyikan sesuatu.
“Apaan sih lo Bi, ngga usah sok kuat deh, ngga pake topeng – topengan ya kalo sama kita – kita” timpal Nisa dengan sedikit ganas. Oktapun ikut mengangguk sambil menatap wajah Abi yang murung. Kemudian ada seseorang yang datang menghampiri meja mereka.
“Hei guys, hei sayang” pria itu mengecup lembut pipi Okta.
“Hallo mas Harris, kemana aja sih, ditungguin dari tadi juga” balas Nisa tak biasa
“Eh, halo mas Harris” Abi membalas sedang senyum tipis yang manis.
“Sorry yaa, tadi masih ada urusan di kantor, hehehe” balas Harris tak mau kalah.
“Iya – iya yang udah kerja, da kita mah apa atuh mahasiswa tingkat akhir yang ngga lulus – lulus” ujar Nisa.
“Huuusssh! Awas lo Nis ntar ngga lulus beneran nyaho lo!” Okta menasihati.
“Hahahaha, ampun Ta ampun, segitunya sih lo” Nisa tertawa cuku keras sambil kembali menenggak cappucinonya.
“Abi kenapa? Ada masalah lagi ya sama Ken?” tanya Harris dengan lembut. Abi langsung saja memeluk Harris dan menangis sejadinya. Okta dan Nisa hanya bisa menggeleng – nggelengkan kepalanya.
“Inget ya sayang, cowok yang boleh meluk kamu kaya gini cuman Abi ngga boleh ada yang lain!” Okta memperingatkan Harris.
“Hahaha, iyalah, Abi kan udah kaya adek Mas sendiri” jawab Harris sambil mengusap lembut rambut Abi.
“Ihhh, gue iri deh ya sama lo Bi!” ledek Nisa dari seberang meja.
“Hahaha, kebiasaan deh lo Nis” timpal Okta sambil menyikut lengan Nisa.
“Udah tante – tante jangan pada berantem”. Abi mulai duduk ke posisi semula sambil sesekali sesenggukan.
“Ihh sialan lo ya ngatain kita, hahaha”,
“Sendirinya cengeng gitu” balas Nisa ngga mau kalah.
“Lo sama Ken-Chan kenapa sih Bi?” tanya Okta.
“Gue habis berantem nih” ungkap Abi dengan lirih.
“Gue bingung deh, gue itu sebenernya kangen sama dia, tapi gue ngga tahu kenapa, gue selalu aja nyari gara – gara sama dia” tambahnya dengan tone yang sedikit naik. Ia menggengam tangannya dengan erat seolah ingin menghakimi dirinya sendiri atas kebodohannya. Harris hanya bisa tersenyum melihat kelakuan Abi.
“Itu namanya lo bocah! Udah tau LDR masih aja hobbi nyari gara – gara”. Seperti biasa omongan pedas Nisa keluar. Okta nampak menahan tawanya mendengar ucapan Nisa.
“Mungkin Abi cuman pengen diperhatiin kali sama Ken, ya ngga?”,
“Abi pasti ngerasa kangen soalnya Ken jauh disana, terus Ken juga lagi sibuk kuliahnya, jadinya Ken cuma punya sedikit waktu sama Abi, iya?” tanya mas harris beruntun.
“Oktaaaaa, mas Harris buat Abi ajaaaa” Abi langsung menangis dan memluk Harris lagi.
“Ehhhh, ngga pake yaa, lagian mas Harris itu ngga doyan sama lo, hahaha!” ujar Okta dengan tawanya yang khas sedikit medok.
“Ya gitu deh, gue selama ini ngerasa ya, kayanya Ken – Chan itu ngga bener – bener sayang sama gue deh, dia selalu sibuk sama kulianya, padahal lo tau sendiri gue juga sibuk parah kan? Tapi gue masih bisa tuh nyempetin buat nge-line dia atau nelpon dia, but he?” tutur Abi panjang lebar.
“Definisi sayang menurut lo apasih Bi?” tanya Nisa.
“Gue ngga tau, buat gue sayang itu ya gimana seseorang bisa menerima pasangannya apa adanya sih” balas Abi kurang yakin.
“Nah, lo udah ngelakuin itu belum buat Ken – Chan? Lo sadar ngga sih Bi, lo itu terlalu banyak nuntut Ken-chan tau” balas Nisa sedikit serius. Abi tersentak. Ia terdiam namun bukan marah. Ia nampak sedang terbenam dalam pikirannya. Masa lalu seperti menariknya masuk kembali ke dalam dimensi nostalgianya bersama Sayans. Tiba – tiba terdengar suara nada dering ponsel yang sedang berbunyi. Abi melihat ponselnya.
Ken-Chan is calling
“Gue, gue sayang Ken – chan”.
----------------------------------
“Bi, sini deh lo” panggil Sayans dari kebun di belakang rumahnya. Ini sudah kesekian kalinya Abi belajar bersama dengan Sayans.
“Apaan sih kak? Serius banget” tanya Abi balik sambil mendekati Sayans ke dekat sungai.
“Lo liat ngga rumah di seberang sungai itu” ucap Sayans sambil menunjun rumah yang berada tepat di belakang rumahnya namun dibatasi oleh sungai yang cukup lebar.
“Iya liat, kenapa emang kak?” tanya Abi penasaran.
“Di rumah itu lo tau, ada anak-, anak SETAN!” balas Sayans sambil mengguncang bahu Abi. Abi terlonjak kaget.
“Aaaaah, sialan, awas ya, Abi hampir masuk sungai tauuu!” teriak Abi yang disusul oleh tawa Sayans.
“Yakali siang – siang gini ada setan, di rumah itu tuh, ada anak cowok, dia suka sama gue” Sayans meluruskan dengan sedikit sombong.
“Ihhh, mana buktinya?” tantang Abi.
Tiba – tiba pintu rumah itu terbuka dan keluarlah seorang anak laki – laki yang sepertinya sudah menginjak kelas sepuluh sama seperti Abi.
“Hei kamu!” sapa Sayans kepada anak pemilik rumah seberang.
“Iya?” anak itu nampak sumringah ketika disapa oleh Sayans, namun seketika Sayans mencium Abi, tepat di hadapan anak itu. Mata Abi terbelalak lebar. Abi langsung melepaskan ciumannya dan menoleh ke arah anak tadi.
“Hei, ja-jang-jangan salah sangka, orang ini sinting” Abi mencoba menetralkan suasana. Namun anak itu menangis dan kemdian masuk kedalam rumahnya sambil membanting pintu.
“Tuh kan, dia pasti patah hati” ujar Sayans enteng.
Abi langsung meninju perut Sayans.
“Dasaaaar yaaa kak Sayans sarap!”.
“Gini – gini lo sayang kan?” ledek Sayans sambil mengusap – usap perutnya.
Muka Abi seketika berubah merah padam. Ia tak dapat menyembunyikan rasa malu bercampur bahagia yang ia rasakan sekarang ini.
“Udah ayo masuk, udah mau gelap ini”. Sayans menarik tangan Abi. Untuk kesekian kalinya, Abi merasa senang ketika Sayans menarik tangannya dan mengajaknya kemanapun ia ingin pergi. Mereka berdua menghilang ke dalam rumah. Pohon – pohon jambu di halaman belakang nampak asyik bernyanyi bersama angin sore itu, merasa senang karena rumah ini sekarang sedang didekap oleh kehangatan cinta.
@Grem @kogou_shigeyuki25 @Mr_Makassar @kogou_shigeyuki25 @arieat @3dhyart_cusman
@rio_san @caetsith @d_cetya @ramadhani_rizky @Monic @Adityaa_okk
suka ma karakter abi nya,, ngebayanginnya pasti cakeb banget ni anak hehehehe