BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

MY SEXY ROOMMATE (MSR) END & REVIEW (p.31)

1282931333439

Comments

  • adamy wrote: »
    edrick biar sama gue aja :))
    @adamy iya tuh kamu tampung aja.
    Ayo dong lanjutnya jgn lama"

    @fransleonardy_FL oke. last chapter
  • cevans wrote: »
    asyik... mas @sinjai is back ^.^ sekian lama menantikan nasib kelanjutan salman havi dkk, akhirnya lanjut juga. untung udh dikasih bintang ini story dr awal baca, jd bisa tau kalo mas sinjai nongol buat update. dan yg ku tau dr smua crita mas sinjai sih pasti ampe tamat smua, ga mungkin putus tngah jalan, jadi ya emg bersabar aja klo ada yg macet, pasti bakal ditamatin kok, i'm trust it. Maaf slama ini hanya jd silent reader. Soalnya baru baca crita mas sinjai yg lampau stlah saya buka topik profil mas pas awal baca crita ini dulu. Hehehe v(^.^(V monggo dilanjut mas. Banyak yg nungguin loohh...

    @cevans makasih ya. aku sebagai penulis seneng jika liat ada yang komen panjang seperti ini.
  • Feel nyeseknya dapet banget,,,aq jadi ikut nyesek,,,bisa ngrasain feel cemburunya juga. ,

    Titip mention kalo update yahhh
    @cute_inuyasha hehe... siapkan tissu kalau begitu
    Unprince wrote: »
    Olala begitu ya... kasian edric. -_-!
    @unprince kenapa gak ada yang kasihan sama penulisnya?
    cute cowo wrote: »
    next
    okeeeh,
    lulu_75 wrote: »
    waduh Salmannya galau nih ...
    @lulu_75 kayaknya semua galau.
    Salah satu cerita yang aku tunggu updatetannya :-)
    @christianemo95 you will not longer waiting. :)
    kuroy wrote: »
    loanjut gan........
    @kuroy okay...
    KLJ wrote: »
    Nah lho ketahuan wkwk...
    Ditunggu lanjutannya ya :D

    @klj nikmati chapter terakhir.
  • Aku berangkat lebih pagi dari biasanya. Jam 6.30 aku sudah tiba di kampus. Aku jalan cepat menuju ke papan pengumuman yang tersebar di berbagai sudut kampus. Ku datangi satu persatu. Aku berdiri di depan papan pengumuman depan fakultas. Ku cari-cari tidak ada info yang aku inginkan. Yang ada hanya penerimaan anggota baru beberapa UKM. Sempat terlintas untuk gabung agar aku memiliki kesempatan itu. Tapi itu bukan pilihan yang aku cari.

    Aku pun mendatangi papan pengumuman lain dekat tempat parkir. Ku lihat ada beberapa info ada di situ. Ada 3 info yang ku cari ada di situ. Ku catat no telepon itu. Ku ambil hape dan mulai mengetik no telepon yang tertera di papan pengumuman. Sebelum tiba-tiba ada seseorang menepuk bahuku dari belakang.

    “Cari Apa Man?” ujarnya.

    “Oh, edrick. Kok udah sampai?” ucapku.

    “Iya ada perkuliahan jam 7. Kamu cari apa?.”

    Aku bingung menjawabnya. Aku tak mau membohonginya karena merasa bersalah telah menolak dan berkata tidak benar kepadanya. Tapi jika jujur, dia akan menawarkan hal yang seperti sama tempo hari.

    “Kamu cari kos?”, ucapnya.

    Aku tersentak mendengar dia tahu apa yang ku cari. Aku Cuma mengangguk pelan.

    “Kenapa kamu cari kos.? Kan dulu pernah ku tawari untuk tinggal di rumah ku? Tawaran itu tetap berlaku kok.”

    “Makasih Ed, tapi aku ingin kos dekat kampus sini saja. Lagian aku gak bawa motor. Kalau tinggal di rumahmu jauh.”

    “Jangan khawatir. Ada motor yang jarang dipakai kok di rumah. Kalau kamu gak mau kamu bisa naik angkot atau bareng aku.”

    “Ah semakin gak enak. Udah numpang malah dikasih fasilitas. Aku cari kos deket kampus aja” jawabku.

    “Kamu mau gak?” Tanya nya sekali lagi.

    “Enggak deh. Gak enak. Beneran.” Ucapku.

    “Apakah kamu mau menolak ku dua kali?”

    Mak jleb… sejenak aku terdiam. Memikirkan apa yang Edrick barusan katakan.
    “Bukan begitu.” Duh aku jadi serba salah.

    “Katanya mau jadi teman terbaik kemarin”, ucapnya sekali lagi yang membuatku tidak berkutik.

    “Ah aku cari info kos Cuma iseng kok. Gak beneran pengin pindah Cuma buat jaga-jaga.” Ucapku berkilah.

    “Walau perasaan ku masih sama terhadap mu. Jangan khawatir aku masih punya akal sehat tapi pliss aku juga tidak menginginkan nya. Jangan jauhi aku. Biarkan rasa cinta ini menjadi masalahku sendiri.”
    Maaf Edrick, aku telah membohongi mu. Walau aku mungkin mencintaimu tapi aku gak bisa. Maaf telah membuatmu dalam posisi sulit, Batinku.

    “Enggak aku gak mungkin menjauhi mu. Aku sudah bilang akan menjadi teman terbaikmu.” Ujarku.

    “Biar aku pikirkan lagi ya? Toh aku masih belum ada sebulan di kos yang sekarang. Setidaknya sampai akhir bulan.” Sambungku.

    Edrick mengangguk. Edrick kemudian pamit karena udah hampirr pukul 7. Karena kelas ku di mulai jam delapan. Aku pun mencari tempat duduk di bawah pohon di sekitaran kampus. Ku ambil buku yang ku beli di pameran buku semalam. Walau aku berusaha konsentrasi membacanya tapi tetep saja. Aku bingung , aku malah memikirkan hal lain. Aku berencana pindah kos. Karena se kamar terus dengan Havi malah membuatku menderita. Tapi jika aku pindah ke tempat Edrick aku pasti menjadikan Edrick sulit move on. Tapi obrolan barusan dengan Edrick menjadikan ku seperti tidak punya pilihan lain. menolak dua kali terngiang-ngiang di benakku.

    Saat terhimpit dengan persoalan seperti ini aku kangen ayah dan ibu. Aku bisa menceritakan segalanya tapi soal asmara.??? Aku gak bisa dan gak pernah cerita ke mereka. Aku kangen kamu Jay. Tapi Jay pasti reaktif jika aku cerita tentang hal ini. Semilir angin tidak mampu mendinginkan suasana hati ku. Rencana ku untuk bertanya tentang kos di sekitar kampus kepada temen-temen sekelas terancam batal. Tapi sebaiknya aku Tanya-tanya saja.

    Aku bergegas ke ruang kelas walau belum menunjukkan pukul 8. Dalam perjalanan menuju kelas aku juga berpikir jika aku harus menunggu sampai satu bulan untuk pindah. Sayang sekali uang kos yang telah aku bayarkan. Apalagi belum tentu juga aku bilang ke ortu kalau aku pindah kos, sehingga otomatis akan mengambil jatah uang makan. Jika aku jadi pindah kos dan tidak tinggal di rumah Edrick. Ah pusing.

    Ku lihat beberapa teman sudah di dalam kelas beberapa membuat grup kecil, ada yang sendirian sibuk dengan hapenya, dengan laptop nya. Aku datangi kelompok besar di belakang. Ku Tanya beberapa dari mereka yang kos. Hanya 4 anak yang kos di sekitar kampus. Hanya 2 anak yang kos di tempat yang lebih murah dengan kos ku sekarang. Aku pun membuat janji untuk ikut ke kos mereka. Apalagi mereka bilang masih ada kos yang kosong.
    Dosen masuk ke kelas dan langsung memulai perkuliahan. Aku mencari posisi duduk ditengah. Jujur aku gak bisa konsentrasi penuh memperhatikan dosen. Apalagi dosen sering melempar pertanyaan. Jika tidak bisa menjawab pasti lah malu. Aku ingin perkuliahan nya cepat selesai tapi Perkuliahan hari ini akan berlangsung sampai sore hari. -__-“


    Aku tiba di kos pukul 6.30 malam. Cepat cepat ku ambil wudhu dan sholat magrib. Aku pun merapikan sajadah bersiap ganti baju dan cari makan. Tiba-tiba Havi masuk dan membawa dua bungkus makanan.

    “Nih aku belikan makanan. Ayo kita makan bareng”, tawarnya.

    “Wah tumben banget” ledek ku.

    “Kamu gitu sih.” Ucapnya sambil cemberut.

    “Iya, iya. Makasih ya?” ucapku.

    Havi mengangguk. Mengambil sendok dan mengambil botol minum. Kami pun makan sambil duduk di lantai. Karena sangat lapar dalam sekejab nasi di depanku habis. Ku lihat Havi masih meneruskan makanannya. Aku teringat nasihat ayahku, jika makan bareng jangan selesai terlebih dahulu. Usahakan selesai bareng. Jika tidak yang habis belakangan akan berkurang selera makannya. Aku pun tetap dalam posisiku. Ku lihat nasi Havi udah hampir habis.

    “Kamu kok baru pulang?” Tanya Havi.

    “Iya tadi mampir ke kos temen.” Jawabku.

    “Aku nunggu kamu lho dari tadi.”

    “Gombal banget kamu Hav” ucapku sambil tertawa.

    “Eh serius. Aku mau pinjam flashdisk. Flashdisk ku ku cari gak ketemu ketemu. Mau ngeprint.”

    “Oh, ngeprint apa emang?”

    “Ada tugas yang di beri dosen.”

    Aku pun berdiri mengambil flashdisk di dalam tas. Ku berikan padanya. Setelah itu ku bereskan sisa makan malam itu. Aku jadi kepikiran untuk memberi tahu rencana ku untuk pindah pada Havi. Bagaimanapun aku sebaiknya bicara pada Havi kalau aku mau pindah (entah pindah kemana) kos. Havi lantas menyalakan laptopnya dan keluar. Sepertinya dia langsung mau ngeprint.

    Aku Cuma tiduran dan main hape. Tidak selang berapa lama Havi masuk. Setelah ragu sejenak aku pun memberanikan diri ku untuk cerita kepada Havi.

    “Havi, aku sepertinya mau pindah kos.”

    “Napa? Baru berapa hari di sini.” Ucapnya sambil sedikit terkejut.

    Sebenarnya aku gak punya alasan yang bisa ku beri tahukan pada Havi. “Aku tadi cari ada yang lebih murah, 200 sebulan.”

    “lha di sini kan Cuma 250. Beda 50 kan gak banyak.”

    “YA tetep aja sih. Aku cari yang lebih murah. Di kos sana tadi lumayan kok, dengan 200 sudah dapat kamar yang nyaman.” Terangku.

    “Kamu tau nggak. Sebelum aku kos di sini aku udah cari belasan kos. Ku datangi satu persatu. Dan sejauh ini yang paling enak fasilitas dan harganya ya di sini.” Timpalnya.

    Aku gelagapan mendengar ceritanya. Aku bingung bilang apa lagi. “Masak? Tadi di kos yang ku datangi enak kok. Ya emang sedikit sempit, untuk satu orang dan kasur dibawah” ucapku ragu.

    “Lha emang. Kos yang ada di sana kan?” lantas dia menyebutkan tempat kos yang ku maksud. Memang kos itu yang ku maksudkan.

    Aku gak mungkin bilang kalau aku menderita jika terus sekamar dengan dirinya. Aku sakit karena semakin besar rasa suka ini.

    “Napa Man? Kamu punya alasan lain? Kenapa kamu pindah?” Tanya nya penuh selidik.

    “Nggak juga sih”, jawabanku yang justru membuat dia semakin curiga.

    “Jika kamu gak kos di sini. Aku harus bayar 500 untuk bulan depan. Apalagi jika tidak ada penggantimu. Karena emang jarang yang mau satu kamar dua orang. Please gak usah pindah. Aku keberatan jika harus pindah tapi jika harus bayar 500 itu kemahalan bagi ku.” Ucapnya penuh permohonanan.

    “Setidaknya pertimbangkan lah posisi ku juga.” Ucapnya mengiba.

    Havi, kamu bikin aku semakin pusing. Teriak ku dalam hati. Ku lihat wajahnya menunjukkan tanda Tanya sekaligus sedih.

    “Havi aku gak bisa satu kamar terus dengan kamu. Aku menderita. Aku semakin lama semakin menyukai mu. Aku gak bisa.” Tak terasa air mataku meleleh.

    Dia kaget mendengar pernyataanku. Dia mendekati ku yang tiduran di kasur. Dia bingung harus bereaksi bagaimana. Dia tetap diam. Dan sialnya air mataku malah tidak mau berhenti mengalir. Rasanya terhimpit dari berbagai arah. Aku hanya ingin kuliah dengan baik. Itu saja. Aku semakin terisak.

    Aku tetap diam. Havi tetap diam. Hanya keheningan yang tetap ada. Aku bingung harus bilang apa lagi. Aku juga kasihan jika dia bakal seperti yang dia bilang, jika aku jadi pindah. Ku yakin Havi juga serba salah menahan ku tetap tinggal sama sulitnya membiarkan ku pindah kos.

    “Setidaknya, tinggal lah di sini sampai akhir bulan”, ucapnya memecah keheningan.

    “Bahkan tiap detik cinta ku pada mu semakin besar . dan aku tidak sanggup lagi”, aku biarkan diriku menangis sejadi-jadinya. Aku tidak peduli lagi terlihat cengeng di depannya. Aku sudah tidak kuat dengan cinta yang menyesakkan dada ini.

    “Apakah kamu menginginkan ku mencintai mu? Mungkin aku bisa belajar dari mu. Asal kamu tetap di sini aku mau melakukan apa saja. Kamu orang yang baik Salman.”

    Sebenarnya rasanya seperti melayang ke angkasa mendengar kata-kata nya barusan. Tetapi seketika juga aku sadar kalau aku langsung jatuh, terjerembab semakin dalam. Ah aku lelah dan tidak sanggup lagi.


    Epilog
    FLASH BACK
    Sudah dua bulan Jay dan Salman tidak komunikasi. Jay benar benar memegang apa yang terakhir dia katakan. Bahwa dia akan memberi waktu yang cukup untuk Salman berpikir. Selama itu pula tidak ada komunikasi. Salman antara takut dan merasa bersalah juga tidak berani memulai. Teman-teman sekelas sebenarnya sudah bertanya-tanya ke mereka. Tapi tidak Salman maupun Jay mengatakan yang sebenarnya.

    Hingga suatu hari Salman melihat salah satu display picture dari salah satu kontaknya di BBM berisi tulisan “Minta maaf tidak menjadikan mu hina. Minta maaf menjadikanmu seperti ksatria.” Seketika itu pula walau jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Salman segera naik motor dan meluncur ke rumah jay. Aku harus meminta maaf, ucap Salman dalam hati.

    Setibanya di rumah Jay, Ibu Jay kaget melihat Salman muncul malam-malam. Apalagi sudah sejak lama Salman tidak berkunjung. Ibu Jay sudah berulang kali Tanya kepada Jay. Tapi Jay selalu menjawab kalau Salman sedang sibuk belajar karena sebentar lagi ujian nasional.

    “Selamat malem, tante. Jay ada tante?” Tanya Salman ketika dibukakan pintu oleh ibunya Jay.

    “Ada, ada silakan masuk. Wah udah lama nak Salman gak kesini. Ayo duduk dulu.” Ucap ibu Jay.

    Salman duduk, dan ibu Jay memanggil Jay ke kamar Jay. Walau Salman berdebar-debar tapi dia harus melakukannya sekarang. Dia tidak bisa menunggu lagi. Tidak lama ibu Jay turun dan memberitahukan pada Salman untuk Langsung ke kamar Jay.

    Dengan dada penuh gemuruh Salman naik ke atas menuju kamar Jay. Sesaat Salman ragu untuk mengetuk pintu. Rasanya sangat lama tidak masuk ke kamar Jay. Dengan pelan Salman mengetuk pintu. Sesaat kemudian berdiri sesosok Jay membukakan pintu untuk Salman. Dengan senyum sumringah, Jay membentangkan tangannya. Sesaat sirna ketakutan Salman. Tanpa Babibu langsung dia memeluk Jay. Betapa mereka saling merindukan. Tak terasa air mata menetes dari kedua bola mata mereka.

    Kemudian mereka duduk di ranjang. Masih dengan perasaan ragu-ragu Salman berbicara.

    “Jay, aku kesini mau minta maaf. Betapa bodohnya aku membiarkan sahabat terbaik sepertimu pergi dari ku. Aku sungguh-sungguh minta maaf.” Ucap Salman.

    “Gak papa Man, aku sudah memaafkan mu jauh sebelum kamu minta maaf. Aku selama ini selalu memikirkan mu. Dan aku selalu menunggu mu untuk meminta maaf.”

    “Maaf, aku seharusnya datang lebih awal. Tapi hatiku mungkin masih keras untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf.”

    “Aku yakin kamu akan dating kok. Aku tidak pernah meragukan mu.”

    Sesaat mereka terdiam. Senyum kelegaan muncul dari bibir Salman. Dia tahu Jay tidak akan membenci dia selamanya.

    “Man, aku mau kamu berjanji.” Ucap Jay.

    “Janji apa Jay?”

    “Berjanji hiduplah secara normal. Aku gak mau kamu seperti itu. Aku tidak yakin kamu benar benar-benar menyukai cowok. Tapi aku takut kamu seperti itu. Aku ingin kamu hidup normal seperti kebanyakan laki-laki. Carilah pacar.”

    Sejenak salman ragu. Karena dia tidak yakin kalau dirinya adalah seorang homoseksual. Tapi demi menyenangkan sahabatnya Salman mengiyakan saja ucapan Jay.

    “Iya aku berjanji akan berusaha hidup normal dan mencintai seorang perempuan”, ucap Salman.

    Kemudian Jay mendekati Salman dam memeluknya. Jay melepaskan pelukannya menatap wajah Salman dengan jarak yang sangat dekat. Dan kemudian hal yang tidak pernah dibayangkan oleh Salman terjadi. Jay mendekati dan mencium bibir Salman dengan hangat.

    “Aku rela memberikan ciuman pertama ku padamu. Agar kamu selalu ingat janji mu.” Ucap Jay.

    “Kamu normal kan Jay?” ucap Salman masih terheran-heran.

    “Tentu saja aku normal”, ucap Jay.

    Janji yang bakal sulit dilanggar oleh Salman sekarang dan seterusnya.
  • aku akan sangat menghargai siapapun yang mau membuat review, sinopsis atau penilaian terhadap cerita ku ini. nanti akan saya pilih 2 review dari pembaca sebagai guide buat pembaca lain sebelum mengikuti cerita ini. take n give!
    okay? satu minggu waktunya.
  • edited November 2014
    Unprince wrote: »
    Eung, apa ya? Alurnya menurutku agak terlalu cepat. Pilihan kata udah bagus tapi ada beberapa ganggu, spt kata jam dan waktu dipake di 2 kalimat dempet. Ada beberapa pemakaian bhasa formal dan nonformal yg jadi 1. Eng, maksudnya kalo pake nonformal, pake ini terus aja. Kalo formalpun cuma percakapan sama orang tua gt.

    Temanya pertemanan, amanatnya dapet pas ending aja. Dan judulnya agaknya kurang tepat sama maksud dari ending cerita. Imo. Kan inti pokok dari judul itu si havi, knapa ending jadi jay yg jadi bhasan? Agaknya kak @sinjai ganti pemikiran alur pas buat ini. Jai agak kurang greget di 2 page akhr. Ibrat ada awal yg uda menarik, ada klimaks tapi endingnya kurang nendang.

    Ini kalo aku lho xg nilai dr sudut pembaca. Ja! Suwun.
    babayz wrote: »
    Gini, gak masalah kalo cerita mau dibuat ending menggantung atau sure, tapi yang jadi masalah cerita ini belum klimaks, diawal part secara detail penulis memberikan view yang apik dan juga memberikan konflik yang lumayan banyak, cuma sayang pada akhir yang menurut penulis itu ending semua konflik tidak disolve dengan klimaks, bagaikan seorang performer yang sedang perform, diawal bagus, dipart reffrain makin bagus tapi dipart ending klimaksnya tidak dieksekusi dengan WOW jadi kebanyakan readers masih bingung, karna masih banyak konfliknya yg ngambang baik dari view flashbak jay dan salman, maupun antara havi,edrick dan salman.

    Saya nonton berkali2 First Love( Crazy Little Things Called Love) coba liat sendiri diending kisah Nam dan Pshone sebenernya masih ngambang, tapi dengan sedikit Epilog penonton ngerti secara pasti gimana ending itu movie, atau film Bangkok Traffic Love Story dimana si cowo ke jerman dan balik lagi ke thailand and ketemu terakhir dikereta, walau endingnya gak pasti pasangan itu jadian lagi atau enggak tapi penonton tau kalo endingnya jelas, cerita lain juga di hello stranger, sama kaya cerbung ini endingnya masih ngambang apakah si cowok dan cewek bakalan ketemu lagi setelah mereka balik dari liburan di korea itu.

    Yah itu menurutku aja, so far diawal aku ngikutin dgn antusias cerbung ini, makanya saat ditamatkan padahal konflik yang disuguhkan belum disolve dgn apik dan klimaks its feel like we making love and u got orgasm but I don't , and with a reason I won't U disspointed I pretending having orgasm, don't u feel it sound so ego. Author merasa its end and he's orgasm, and readers think this continued

    Sorry ya bang sinjai ini cuma apa yg saya rasa aja, saya yakin masih banyak pembaca yg bingung

  • reserved for reader's review
  • Arie jadi pembaca je ye @sinjai :)
    Ga bisa wat bikin sinopsis or review.

    Bagusnye pindah kos je man, malah kalau bisa jauh dari kampus. Biar semuanye bisa move on :)
  • Heh, ini beneran ending @sinjai‌
  • Wah... Ceritanya berakhir. Serasa berjalan di jembatan yg tiba2 jalurnya putus. Hiks...


    Jay, ciuman keduamu buat siapa Jay? Hahaha

    Thanks @sinjai‌ story nya
  • ngambang ....
  • @arieat hoho... Masak gak bisa? Coba dulu lah.

    @bennext Yup, no more updates. It's final chapter.

    @bi_ngung Hehe... Aku suka mengakhiri cerita seperti itu. :D
  • @alfarros serasa tersesat di gang buntu. :p

    Ciuman kedua Jay untuk pacar cewek nya lah. Dia kan str8.
Sign In or Register to comment.