It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kawan semua,
Terimakasih atas waktu dan kunjungannya.
Kita ketemu lagi Sabtu jam 20.00 ya, inshaallah
Ada kesibukan yang ga mungkin aku tinggalkan saat ini.
Sukses untuk kawan semua !
wah gakgak aku baca koment ini
Hari ini adalah hari ke-lima seorang Daya terbaring lemah tidak berdaya di ranjangnya. Tatapannya kosong dan badannya limbung. Ada dokter keluarga mereka yang memantau kondisi Daya. Tiga bulan yang lalu, menyaksikan Natasya berlaku kelewat batas membuang kue jualan mama Jala, si Daya ini juga pingsan. Sepengetahuanku, dia syock waktu itu mendengar Jala pulang ke rumah karena tidak enak badan.
Waktu itu aku yang mengantarkan dia ke rumah sakit setelah mendapat persetujuan dari Jala, bahwa jala akan baik-baik saja kerena mamanya ada di samping Jala sedangkan Daya tidak ada mama. Itu sebagian kecil yang lain sisi kekagumanku pada Jala.
Mengetahui bahwa, Jala yang menyarankanku untuk mengantar Daya ke rumah sakit dapat kusaksikan sendiri Daya sangat bahagia dan hanya dalam semalam, esok harinya dia kembali sembuh dan ikut jalan-jalan kelas XI IPA itu. Setelah itu Daya masih juga pura-pura tidak peduli pada Jala, di depan orang banyak ia selalu kelihatan membela Natasya.
"Adek, mana orang tua atau bibi Daya ?" tanya dokter itu
"Papanya lagi di Bogor dok bentar lagi juga balik, bibinya masih di Palembang sepertinya. Biasanya kita bisa bicara kok dengan bi Surti" kataku
"Bi Surti lagi ke pasar" kata dokter itu lagi
"dokter boleh saja bicara dengan saya, ntar saya sampein ke bi Surti" kataku
"baiklah, siapa namamu dek ?" tanya dokter itu
"Dika dok" balasku
"kamu siapanya Daya ?" tanyanya lagi menyelidik tetapi aku agak bergidik menyelami pertanyaannya
"saya kawannya dok" kataku memerah
"kawan ? setia kawan banget ya !" sindir dokter itu
"ohhh maunya dokter seperti apa ? saya ga boleh menjenguk kawan ?" kataku
"bukan, dek, bukan, maksud saya ! perhatian kamu sangat berharga untuk pemulihan Daya" jawab dokter itu
"Bingung sama sakit Daya ini, ini menurutku penyakit cengeng ya dok ?" kataku sekenanya
Tangan Daya bergerak, ada bentuk protes, wahahaha
"Bukan cengeng tapi manja" timpal dokter itu wkwkwkw
'eeeeeehhhhhhhhhhhhh" erangan protes dari Daya, mata Daya masih terpejam tapi mulutnya protes sejadinya-jadinya tatkala dia kita bilang cengen da manja hahahah
"hahaha, tuh bangun dong Daya ! jangan larut sedih gitu ah" hiburku
tak lama kemudian
masuklah Papa Daya ke kamar anaknya
"met sore dok" sapa papanya
"sore pak" kata dokter itu
"Daya dah agak baikkan ya ?" kata papanya melihat wajah anaknya yang sudah kelihatan tenang dan nafasnya juga tenang
"ya kebetulan ini yang mau sarankan, sepertinya Daya selalu meminta untuk antarkan dia ke Surabaya. Tadi saya katakan minta persetujuan papa dulu, dia langsung drop dan tertidur lagi" kata dokter itu
"hmmmmm' papa kelihatan berfikir
"kan masih lemes, tambah sakit ntar berpanas-panas di surabaya" keterkejutanku
"siapa pak di surabaya ? mama Daya ?" tanya dokter itu
"bukan dok ! teman Daya !" kata papanya
"turuti aja pak ini dalam rangka memulihkan semangat Daya" kata dokter itu
"loh kami ga tahu alamat temannya itu dimana ?" kata papanya
hmmmmmm Daya mau ke surabaya ? ada rasa ciut dalam hatiku ! kalau tahu dia mau ke surabaya ngapain juga aku capek-capek ada untuk dia ! enakan aku langsung saja ke surabaya dan menyembunyikan Jala hahaha
aku memeilih diam sambil mengamati kejadian selanjutnya
"boleh saja, tapi Daya janji dulu harus kembali sehat, berusaha !" pancing papanya
'emmmhhhhhhhhhh" Daya bersuara parau bibirnya senyum, tubuhnya masih lemah
Daya gitu dong, aku juga berdoa cepatlah sembuh ! susulah Jala. Kalau sudah bertemu Jala ku tunggu cerita indahmu.
Melihat Daya sudah sangat-sangat tenang, akupun kembali memacu sepeda motorku pulang ke rumah.
Ada rasa yang berkecamuk ! saat itu aku benar-benar tidak tahu ! apa hanya rasa simpati untuk Jala atau rasa suka ? Kalau hanya simpati mungkin aku tidak merasa ciut mendengar Daya mau menemui Jala ke surabaya diantar papanya lagi.
Aku membanting pintu masuk ke rumah
Ada papa dan mamaku lagi nonton acara berita di saluran TV.
Aku menjerembabkan badan di samping mereka
"LIburan lagi yuk !" ajakku dengan kesal sama orang tua ku
"Liburan lagi ? anak aneh ! barusan saja dari KL !" kata mamaku
"KL dan KL aku pengen libur ke surabaya !" ajakku
"asik juga sih, sudah lama kita ga kesana. Bisa langsung ke Malang dari sana" goda papa
"ah papa, mencurigakan tiba-tiba dua lelaki ingin liburan ke surabaya" selidik mama
"kenapa ? mama ga kepengen ke surabaya ?" tanyaku
"pengen sih tapi ga dalam minggu ini, kerjaan mama banyak yang deadline" alasan mama
"kapanpun itu, tolong di informasikan ya ma" balasku
Akhirnya sabtu dan Minggu ini kuhabiskan untuk sendiri lagi
Pratiwi sudah beberapa kali ngecall, Felix juga ! tidak ku angkat
Aku lebih tertarik ke sekolah tetangga kami, kata Jala ada pamannya yang ngajar disitu. Kalau ngajar disitu ? masak keponakan satu-satunya tidak bisa ditolong ? pamannya mungkin OK belum tentu OK kan istri serta anak-anak paman itu.
Lumayanlah, ku ungkap informasi sedikit demi sedikit. paman itu guru apa, dimana dia tinggal, setiap hari apa dia datang ke sekolah, bisa ga siswa minta waktunya sedikit sekedar bertanya. Sampai akhirnya aku beranikan diri bicara dengan dia dan tentunya aku akan dapat informasi dimana Jala tinggal di surabaya.
Semoga informasi itu bisa cepat ada di tanganku. Sehingga kalau mama berkata setuju ke surabaya aku akan buat mereka pusing mencari alamat jala, hahahha
Aku merasa haus sekali keluar dari lokasi sekolah itu
Di bawah pohon mahoni ke luar dari area sekolah itu, aku ingin sekali minum es dawet itu kelihatannya seger. Di bawah sepoi-sepoi angin aku berkata pada tukang dawet itu
"mas es dawetnya satu ya" kataku
"iya mas, lagi piket sekolah ya mas" tanya dia
waaaawwwwwwww seumuran dengan ku, wajahnya bersih meski wajah Jala lebih bersih heheheh
duuuh otak ini Jala aja isinya
"bukan mas, saya ga kebagian piket seminggu ini" kataku
"piket juga ga apa mas, palingan cowok-cowok piket itu hanya main basket di sabtu siang ini" kata dia
"mas hafal betul ya kegiatan disini" tanyaku
"lumayan mas, banyak juga diantara mereka yang mbeli es dawet saya" kata dia
"mas tidak pernah lihat saya kan ?" kataku
"iya belum pernah" katanya polos
"kerena saya bukan anak SMA sini" jawabku
"oh gitu, pantesan" kata dia
"mas, namaku Dika, nama mas siapa ?" tanyaku
"weleh, yang nanya-nanya nama gini biasanya pengen dawet plus" katanya
"dawet plus ? apa itu" tanyaku
"servis tambahan gitu mas" jawabnya
"mas kok ga sekolah ? masa main servis-servisan ?" tanyaku sambil terus melahap es dawetnya yang benar-benar seger
"tamat sma pun ujung-ujungnya jadi tukang es dawet mas" jawabnya polos
"hahahahha, betul juga ya" aku mengiyakan
senyum teman baru ini sungguh manis, aku merasa betah melihatnya di bawah pohon rindang, suasana sepi, dan angin sepoi-sepoi ini
aku betah berlama-lama duduk disana
inikah bentuk kekangenanku pada Jala ?
Ngobrol dengan teman tukang dawet inipun cukuplah bagiku untuk hari yang sepi begini
Dia sangat ramah dan menerima takdir hidup dengan tulus.
Tapi tidak kulihat ada cita-cita di matanya, ini juga letak beda mata dia dengan mata jala
"mas dawet plus itu apa ? cerita dong ?" desakku
"dulu aku ada langganan anak kelas XII mas, suka kesini" katanya
"oohhh umur mas berapa sih ?" tanyaku
"masuk 18 tahun" katanya
"Oh sama-sama lah mas ga beda-beda amat dengaku" kataku
"ada bedanya ! kekuatanku bedalah dengan sampean" katanya
"aku juga kuat kok mas" jawabku
"yah gitu mas, anak itu suka sama tubuhku. Tapi dia bilang untuk senang-senang saja dijamin ga sakit-sakit amat mainnya" kata dia
"ohhh main apa ?" aku makin bingung
"mas belum pernah pacaran ya ?" tanya dia
"belum kan? ntar aku ajarin ! tetapi ga boleh main cinta-cintaan. Karena untuk anak sepertiku duitlah yang penting mas. Kalau mas cintanya sama cewek pilihan orang tua saja" kata dia
"ooohhhhh gitu ! aku belum pernah mas ! siapa lagi ayo yang mau diajak pacaran ! rata-rata mereka pacaran cowok dengan cewek" kataku
"betul kah ?" dia kasihan melihat rasa ingin tahuku
"mas namamu siapa sih ? ini nomor hp ku" kataku
seketika ia menulis sms," namaku Solihin, kalau ada waktu, sms aku ya mas" kata dia
OK kata hatiku dengan riang
Aku akan belajar sedikit tentang memaknai sosok cowok yang asik diajak bicara dan nyambung
BERSAMBUNG
[IMG]http://eemoticons.net/Upload/yoyo and cici funny monkey/81.gif[/IMG] bagus nih @EtonaKotakhijau dah semakin rapi penulisannya makin enak bacanya.. tetep semangat ya..ditunggu update selanjutnya..
jngan gnggu jala. biar jala move on!!! jala sama dika ajah..
Esok Minggunya, bertemu dengan solihin adalah hal yang sangat ku tunggu. Ada keyakinan di hatiku bahwa dia punya informasi tentang paman Jala.
Dengan tekhnik wawancara yang pas, aku lakoni pencari-tahuan ini. Enak dan seger es dawet solihin ini, angin masih saja sepoi-sepoi di bawah pohon mahoni ini, asseeek. Aku buka pembicaraan dengan menampilkan sebuah foto.
"Nah ini fotonya, bapak ini dibutuhkan oleh seseorang" strategiku pada solihin
"eh bapak ini kan suka sekali kalau sore-sore jelang pulang mampir minum es dawet" kata solihin
"oh gitu ya ? kalo yang ini foto temanku. Mungkin kamu juga tahu anak ini. Anak inilah yang butuh bapak tersebut !" pancingku
"lah inikan anak si penjual kue ! kenal aku itu, kata bapak itu adalah keponakannya" kata solihin yang mulai aneh ditelingaku
"Jadi anak ini jualan kue di sekolah ini" tanyaku
"Iya. Pantesan sekarang anak ini sudah tidak pernah lagi kelihatan" balasnya yakin
"wah ada juga ya untungnya kamu berjualan di sekitar sekolah ini" pujiku
"kalo mas pengen, dalam waktu dekat aku yakin mas akan tahu banyak hal tentang bapak ini" kata solihin
"aku hanya pengen tahu dimana daerah asal Bapak ini. Itu saja. Eh btw es dawet kamu makin enak saja di lidahku" kataku.
"Heheh iya mas makin enak lah ! tapi tunggu, maksud mas Dika, kemungkinan anak ini balik ke daerah asalnya ?" tanggapan solihin
"iya begitulah ! tolong ya fren !" pintaku
"dengan senang hati mas Dika" tanggapan si solihin
Anak ini juga baik hati dan bersenyum manis, tetapi solihin bukanlah Jala, aku ga mau terjebak, hahaha
Jedah waktu santai-santai dengan mama, aku yang santai-santai tetapi mama dengan setumpuk tugas adm dari kantornya, ya ginilah PNS hahahahahh
"ma jadikan kita ke surabaya ? kalo ga maka aku akan mundur dari jabatan ketua kelas" ancamanku pada mama
"jangan gitu dong, jabatan ketua kelas, akan selalu jadi bahan perbincangan mama dengan rekan kantor" kata mama sekenanya dia masih saja asik dengan laptop pengimput data entah apalah itu
"ya gitu dong, jangan kaget saja kalau aku sendiri yang berangkat ke surabaya ga janji balik" keterangan dari bibirku
"iya...... kan mama dah janji kalau kerjaan ini dah kelar ! sableng amat kamu !" sergah mama
"nah gitu dong, harus tunduk sama ketua kelas" seringaiku
"hahah anak gila ! sudah sana mandi ! bau amat tubuhmu" goda mama
"ada gitu temanku, anak cowok yang wangi ? rata-rata anak cowok itukan bau ma !" balasku
"adalah ! itu si penyanyi idola mama ! sayang kamu sang ketua kelas mengusahakan bantuan sedikit saja untuk dia, kamu tidak becus" goda mama lagi
kata-kata mama ini sungguh menusuk perasaan ku saat itu,
aku memang salah !
aku memang ketua kelas tidak berguna !
harusnya aku punya kepekaan hati nurani. Sehari sebelum berangkat ke KL kan sudah dikasih tahu oleh Jala, bahwa untuk berobat adiknya saja dia pinjam sedikit uang padaku.
hatiku terpuruk
mulutku kelu
akan kutempuh meski perjalanan yang jauh untuk memastikan Jala akan baik-baik saja di Surabaya sana ! Jangan biarkan ya Tuhan Jala tidak bersekolah ! Jala milik bangsa Indonesia
ada bulir air hangat membasahi mataku
"aduh, anak mama menangis ? maafin mama ya, tadi mama becanda kok" kata mama
"ga apa ma ! Dika emang tidak berguna di hadapan Jala" kataku pasrah sambil menyeka air mata
"ga hanya kamu ! kita sebagai ikatan wali murid juga merasa tidak berperasaan sebagai manusia. Harta yang berlimpah tidak bisa menyelamatkan masa depan seorang anak miskin" desah mama
aku masih kelu, berselonjor dan tafakur memohon belas kasihan Tuhan untuk Jala
"tenang ya Dika, Jala akan baik-baik saja. Kita ke surabaya setelah kerjaan mama ini selesai. Lagian minggu-minggu ini mama masih ingin memantau persidangan kasus kepala sekolah kamu itu" kata mama
"masih juga disidang-sidang, jeblosin saja ke penjara !" kesal hatiku
"bagus juga sih nak ! biar kasusnya diketahui dan dipelajari oleh orang banyak ! Biar Jakarta lebih baik" pendapat PNS mama hahahhh
Pintu diketok orang !
ngiiiiuuuuukkkkk ada suara pintu dibuka oleh seseorang
"Selamat siang semua" suaranya judes
uwheeeekkkkk, jiaaahh ......
si mak lampir NATASYA !
Berani sekali dia nongolin hidungnya di hadapanku
Mungkin dikiranya aku masih seorang ketua kelas yang adil dan beradap
"Boleh gue duduk ?" jutex nya si mak lampir ini ga habis-habis ! untung saja ga diusir sama mama, mama memilih konsen saja pada pekerjaannya, tidak tergubsir oleh kehadiran Natasya
"silahkan Nat, gue lagi sibuk dengan kerjaan mama" basa-basiku mungkin Natasya melihat tumpukan kertas mama yang seabrek
"oh ga apa, gue hanya mau ngsihkan CD rekaman suara Jala" kata si mak lampir
"kok ada sama elu ?" kataku, diikuti oleh kecurigaan mama, mata mama mendelik mendengar setiap jengkal omongan Natasya
"itu cd sebagai syarat Jala ikut festival lomba lagu, tapi CD itu gue ambil" kata si mak lampir
"elu tahu kan, bahwa elu itu pencuri" kataku
"gue gak suka saja Jala lebih dari gue, makanya CD itu gue ambil dan tasnya gue buang ke halaman sekolah" kata si mak lampir dengan argumennya
mendengar itu mama langsung berdiri, sangat emosi dengan kekurang-ajaran Natasya
aku segera menahan mama dan mengeluarkan suara dengan lantang
"Silahkan pergi dari sini ! kalau tidak jangan salahkan mama akan berbuat sesuatu padamu"
Pintu sudah tertutup
"Dia kah salah satu anak berlindung di balik ke kuasaan para guru dan kepala sekolah ?" tanya mama yang mulai tenang
"iya ma" kataku
"di persidangan mama sedikit mendengar ada masalah itu yang diungkit-ungkit, tapi mama baru tahu hari ini dia berani membuang tas temannya ke halaman sekolah hanya karena Jala punya suara bagus !" komentar mama
"aku juga baru paham, ternyata si mak lampir ini masih yakin kalau aku masih ketua kelas yang bisa disetirnya, beraninya datang kesini, berlaku ga salah lagi" batinku, karena ulahnya, sekarang aku uring-uringan ditinggal Jala
"ga ada untungnya nak ! teman dengan orang macam dia" saran mama
Kalimat basi dari mama, siapa lah yang ingin disakiti Natasya lagi. Orang tidak berguna ! beraninya sama orang yang lemah ! Dari segala segi, Jala akan lebih sukses dari elu Natasya, besok elu yang ngemis-ngemis minta maaf sama Jala, sukuriiiinnn.
Dengan alasan bau, aku mohon pamit dari mama untuk mandi sebelum magrib menjelang.
Selesai berpakaian, ada sms dari si anak manja Daya, Daya ??????? hahahaaaaaa,
beginilah rasanya jadi seorang cowok yang dibutuhkan dan dihargai
Aku segera ingin berpamitan dengan mama, namun mama telah masuk kamar. Terdengar mama bersenandung apa dalam kamar sendu amat, dan aneh ! mana kerjaannya masih numpuk di ruang tamu.
Aku melajukan sepeda motorku ke rumah Daya. Siapa tahu Daya bertambah sembuh oleh suara Jala dalam CD ini
Untuk kebaikkan Daya, dan untuk kesembuhan Daya, aku akan setia di balik layar seperti biasanya.
Berat juga memaknai arti menyukai seseorang
"Nak, naik langsung ! dari tadi pagi den Daya diaaaaaaammmmmm aja kerjanya" kata bi surti bengong
Pak Imam hanya duduk dengan chanel TV kesukaannya sambil memerintahkan :
"Bi, titipin sama Dika makanan untuk Daya !" kata papa Daya
"Iya pak" kesediaan bi surti dengan sigap
akhirnya aku menenteng nampan itu dan masuk dalam kamar Daya
suara Daya masih sangat lemah
"ada si Dika oon !" suaranya serak dan berusaha santai dengan ku
"loh aku kok dibelang oon ? iya deh aku ga sepintar Jala" kataku ikut guyon
"ga apa oon Dika, tapi kamu sahabat baik Jala yang melindungi Jala saat aku jahat sama Jala" kalimat Daya terputus-putus
"hahaha, itu Daya, kamu merasa kehilangan setelah dia pergi jauh ! hidup ini cuma sekali !" kataku tanpa sadar dan tanpa maksud
Tapi Daya menjadi hening dan air matalah yang ada di pipinya
aku segera meletakkan makanan itu dan berlari menutup pintu. Aku ngeri sekali kalau Daya sakit kembali. Duuuuuhhhhh ada SMS lagi masuk di HP ku siapa sih... ohhhh ganggu aja ! tidak kugubris
aku juga berlari menutup pintu dan segera berbaring dekat Daya
"jangan nangis ya Daya ! maaf, aku ga sengaja kok ! maksud ku bukan kamu saja yang salah ! kita semua juga salah kok tidak peka dengan lingkungan !" kataku sambil menghapus air mata Daya
"aku ga apa Dika, dekat sama kamu serasa dekat dengan Jala" kata Daya berusaha menghentikan tangisnya
"ya gitu, hidup kita masih panjang kan ?" saranku pada Daya
"iya Dika, makasih ! Dulu Jala pernah janji akan kembali datang padaku, setelah kami bisa mengatasi Natasya" kata Daya lirih
Tuaaanggggg duuuuunngggggg, kurang ajar juga nih si Daya tukang tipu !!!!! ngapain juga nih aku menolong kamu ? ingin ku cekik leher kamu ! ternyata benar ya mereka saling suka. Coba aku seganteng dan sekeren si tukang tipu ni, pasti sudah ku bahagiakan Jala !!!!! hari itu, aku mulai menarik simpatiku pada Daya. Tetapi ...
Jika Jala juga sayang pada Daya, tentu Jala akan sedih kalau aku tidak menjaga Daya dalam kedaan sakit begini.
"ya sudah ! mau kamu apa ? mau sakit terus ? Jala akan sedih dong dah menderita kamu sakiti. sekarang menderita lagi kalau tahu kamu begini ! " semangatku pada Daya
"ooohhh kamu jadi galak nya ! segalak Jala" protes Daya
"ya galak dong ! biar semua kembali baik" kataku masih jengkel dengan cowok tukang tipu ini
"kembali baik hal yang ga mungkin lah ! aku hanya pengen ketemu Jala, lalu minta maaf sama dia" kata Daya dengan ikhlas akan segala kesalahannya
Persaanku begitu kacau-balau saat itu, bingung !, berkecamuk ! satu sisi kasihan sama Jala, satu sisi aku rasanya ada kemampuan untuk membahagiakan Jala dari pada cowok ini.
"Ya udah. Nih ada rekaman suara Jala, kalau iya kamu kangen sama Jala" suaraku menahan perasaan apa-apa, seolah-olah tidak ada yang terjadi.
"ohh... makasih Dika, kamu baik mau berbagi untukku" suara Daya tambah serak, kasihan Daya. Moga Daya kembali sehatlah ! biara aku ga dekat-dekat sama dia lagi ! biar ga ada cerita yang kudengar tentang dia dan Jala.
"Daya maaf ya, hanya pengen tahu ! kenapa Jala yang kamu perdaya ? kenapa ga cowok-cowok teman smp mu dulu jauh lebih keren !" kataku pada Daya, sambil memutarkan CD rekaman suara Jala dengan sound system yang teramat bagus di kamar Daya
"aku ga tahu, senang saja kalau dekat Jala" kata Daya seadanya. Kulihat matanya masih malu setelah menyakiti Jala. ya sakit !
Mengalunlah suara Jala dengan instrumen Karaoke, kualitas rekaman yang tidak bisa dikatakan sembarangan.
Ada musik intro dan ada suara Jala mengalun lembut membuka lagu, makin lama maik tinggi dan mendayu-dayu khas Jala merobek perasaan yang mendengar. Saat Jala merasa disakiti oleh ketidak beruntungan cintanya, ohhh Jala ..... mengalunkan pergilah Daya ! kejarlah semua keinginanmu dengan Natasya ....
Tak pernah kusangka ini terjadi
Kisah cinta yang suci ini
Kau tinggalkan begitu saja
Sekian lamanya kita berdua
Tak kusangka begitu cepat berlalu
Tuk mencari kesombongan diri
Lupa sgala yang pernah kau ucapkan
Kau tinggalkan daku
Pergilah kasih
Kejarlah keinginanmu
Selagi masih ada waktu
Jangan hiraukan diriku
Aku rela berpisah demi untuk dirimu
Smoga tercapai sgala keinginanmu
Aku tidak mau menjatuhkan air mata di hadapan Daya ! pura-pura ku buka HP ada SMS dari solihin tentang informasi daerah kelahiran paman Jala di surabaya sana. Kutulis di atas kertas ! ini informasi sangat berharga
aku kira Daya sudah tidak mampu lagi menangis ! ada sesuatu yang akan dilakukannya sekarang juga, dan harus !!!!!! semua adalah kesalahannya, minimal minta maaf sama Jala !
Jika tidak, akupun sudah tidak sudi melihat muka pengecut cowok ini !
"Dika, tolong bukain lemari bajuku" pinta Daya dengan sangat memelas
aku segera membukan lemari bajunya
"di pojok kanan, ada dua buah baju Jala tergantung !" kata dia
aku melihat dua baju itu ! kemeja kotak-kotak biru dan satu baju seragam SMA dengan papan nama Jala Tifatul Usman.
Ketika melihat itu,
Jahanam, oooohhhhhhhhhh, aku tidak dapat lagi menahan kerinduan pada Jala !
aku menekurkan kepala di lemari baju Daya dan berjalan sempoyongan ke kasur dimana Daya terbaring.
Akhirnya aku menangis juga !!!!!! puaslah si cowok tukang tipu ini.
Aku sadar, aku tidak boleh egois. Saat ini Dayalah yang harus minta maaf dan ketemu dengan jala! maka aku serahkan pada Daya alamat dimana kerabat Jala bertempat tinggal di surabaya.
Bahagia sekali rasanya esok hari aku akan mendengar cerita indah dari Daya setelah bertemu dan meminta maaf pada Jala.
Tidak lupa aku titipkan salam dan doa tulus untuk kesuksesan Jala di surabaya sana.
Aku akhiri malam itu rangkaian kalimat ini, sebelum kertas yang ku tulis penuh dengan buliran air hangat yang jatuh menetes dari mataku.
BERSAMBUNG