It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
sumpah aku kecewa berattttttttttttt, terus juga aku bingung mana yang jadi bot and top nya hheheeheh )
please buat semua keindahan cerita daya dan jala kayak awal2 yang manissssssssssss
aku sekarang jadi benci jalaaaaaaaaaaaaa, tapi masih setuju seh klo jala ama daya.. heheheh
@ DAYAHATERS @onewinged_bird
Empat hari setelah weekend di Bandung itu, aku diminta mama untuk duduk di hadapan beliau. Ada hal penting yang hendak disampaikan mama sehubungan dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh paman.
"emang paman menyatakan apa ma ?" tanyaku mulai gusar
"dia merasa keberatan dengan 6 bulan kita menumpang hidup di Jakarta" jawab mama
"keberatan apa ma ? kita ga minta makan sama mereka ! wajarlah paman menolong kakaknya sedikit karena paman punya pekerjaan yang tetap" balasku
"Iya ah ! padahal dulunya dia yang menyarankan kita pindah, agar masa depanmu bisa dipantaunya" kata mama
"masa depan ! masa depan apa ? tidak jelas masa depan di Jakarta sini" alasanku
"Ya sudah, sebelum kita bayar kontrakan lagi, mama telah sepakat dengan sepupu di sana, kita pulang saja ke surabaya" kata mama
Aku tercengang
Ini lah yang dikatakan hidup
Hidup itu bagai roda pedati menurutku ada juga benarnya
Roda pedati itu terseok-seok, kadang di bawah diinjak orang. Kadang juga di atas sementara waktu selanjutnya berputar lagi ke bawah.
Seharian kami berberes merapikan rumah kontrakan ini. Alat-alat masak yang tidak begitu banyak ku satukan dan ku bungkus rapi.
Baju adek dan baju mama juga kusatukan rapi dalam kardus
Selanjutnya bajuku, perlengkapan sekolah, dan buku-buku juga kusatukan dalam sebuah kardus.
Barang penting seperti surat-surat dan dokumen aku masukkan dalam tas ransel.
Beres
Ada tiga kardus dan dua tas
Satu tas dipegang mama, dan yang satunya lagi aku sandang
Jam setengah enam sore kami sudah berada di stasium Senen. Mengingat kami belum membeli tiket makanya datang agak cepat. Tetapi hari ini bukan weekend atau hari libur jadi biasanya kereta ekonomi tidak penuh. Hari gini yang punya uang lebih memilih naik pesawat dari Jakarta ke surabaya. Namun kami hanya mampu naik kereta ekonomi menuju Surabaya.
Selesai sholat magrib, mama membeli nasi bungkus untuk kami bertiga. Saat makan begini aku teringat kak Felix dan koko. Minggu-minggu yang lalu kami biasa makan nasi bungkus.
Biarlah, mungkin pas tiba di Surabaya saja aku kirim sms untuk mereka. Daripada banyak tanya, atau diekspos. Rasanya kurang enak saja mengumbar ketidak berdayaan anak miskin menggapai mimpi di Jakarta. Ujung-ujungnya malah hinaan yang kudengar dari orang-orang jahat.
Berjalanlah kereta ekonomi ini
Setelah dua jam,
Kulihat mama dan adekku sudah tertidur
Adek ditidurkan mama di atas pangkuannya. Mama menyandar ke pintu jendela, kaki mama diluruskan di atas kardus, dan kaki adek juga berselonjor di atas kardus.
Sampai saat ini aku masih menyimpan cita-cita untuk membahagiakan mama ! tetapi mungkin sekarang belum waktunya ! kapan ? Jika mama telah meninggal maka tentunya mama meninggal dalam ketidak bahagiaan saat ini. Aku betul-betul memohon dalam titik air mata agar mama masih diberi kekuatan menjalani hidup jangan pergi dulu meninggalkanku.
tuk tak, tuk tak, kudengar bunyi roda kereta ekonomi menyusuri rel yang membentang dari Jakarta ke Surabaya.
Lamunanku panjang menembus cakrawala raya
Terasa diri ini begitu kecil
Untuk kesekian kali ku ulang, bahwa aku tidak menyesal telah pindah ke Jakarta.
Aku tidak menyesal pernah bertemu dengan Daya
Tentunya aku juga tidak menyesal pernah berurusan dengan orang baik ataupun orang dengan prilaku yang tidak baik
Karena, inilah Jakarta ! orang baik dan tidak baik menyatu dalam suatu area yaitu area abu-abu ga jelas
Apakah Daya itu jahat ? menurutku tidak. Daya itu manja, memang begitu. Hidupnya senang dan banyak orang yang sayang pada dirinya.
Dia belum terbiasa saja bersikap kritis, dan juga tidak terbiasa menghadapi tekanan.
Tetapi Daya juga tidak terbiasa menyakiti orang di depan khalayak umum. Aku paham kalau dia tidak bisa bersikap tegas.
Di satu sisi dia mau melindungi diriku, di sisi lain dia tidak tegaan menyakiti Natasya di depan orang banyak.
Daya akan bahagia saja dalam hidupnya. Aku memang telah berjanji untuk tidak pernah marah pada Daya.
Tetapi janjiku untuk datang pada Daya suatu hari nanti, mungkin tidak pernah terjadi
Kerena saat itu Daya telah melupakan diriku
Memasuki jam 09 pagi, kereta juga masuk di kota kelahiranku Surabaya.
Aku bahagia pernah tinggal di Jakarta dalam kebaikan dan kejahatan yang diciptakan oleh orang-orang yang mengitari hidupku.
Ini akan ku kenang selalu.
Selamat tinggal Daya, Dika, dan Kak Felix
ya jangan donk! Natasya aja belom menderita~ hihi
lanjutttt^^
yah sedihh, jala nya pergi?
Salam kenal kawan
Ini sang ketua kelas "Dika", izinkan aku angkat bicara ya kawan
Perkenalkan, namaku Dika Primordian,
didaulat menjadi ketua kelas X dan XI. Sewaktu kelas X, tidak ada yang melawan kepemimpinanku. Rata-rata anak cowok seperti Daya CS senangnya clubbing dan happy-happy.
Di kelas XI datanglah seorang anak sederhana dengan jiwa kepemimpinan yang tinggi
dialah "Jala".
Rasanya pesonaku tenggelam oleh kepintaran dan ketulusan budi pekertinya.
Namun demikian, Jala tidak pernah menyombongkan diri di depanku.
Di dalam kelas, kami ada teman yang bernama Daya dan Natasya.
Setelah kedatangan Jala itu, ada hal yang drastis berubah pada diri Daya dan Natasya. Bakat positif dari Daya yang terpendam jadi muncul oleh pesona yang dimiliki Jala, sedangkan bakat jahat Natasya menjadi-jadi juga berhubungan dengan pesona Jala.
Aku bingung
Kesempatan belajar kelompok di rumah Daya, aku lihat baik Daya ataupun Natasya saling berebut perhatian Jala.
Setelah waktu berjalan, Jala menjauh dari mereka !
Itu sangat menguntungkan diriku, jadinya aku akrab dengan Jala. Sehingga aku bisa menjalankan tugas ketua kelas untuk menjadikan Jala serasa dimiliki oleh teman satu kelas.
Itu lebih adil ! dari pada hanya berduaan dengan Daya.
Saat kurangkai kalimat ini, aku biasanya menghabiskan waktu dengan Pratiwi dan Felix. Tetapi dekat dengan Jala membuat hatiku bergelora. Ada keinginanku untuk dekat selalu dengan Jala.
Jala super cakep kalo aku bilang. Aura luhur budi pekerti menghiasi wajah dan senyumnya.
Jala tidak pernah pakai parfum, tetapi aroma tubuhnya menyejukkan hati karena di dalam tubuhnya dipenuhi oleh hal-hal baik dan sederhana. Tidak bisa kuceritakan sejuk saja rasanya berdekatan dengan Jala saat kubonceng dengan motorku.
Waktu itu (tahun 2012) aku tidak tahu sedikitpun tentang suka pasangan sejenis. Setelah tahun 2013, ketika tamat SMA baru aku mengerti oleh kemajuan informasi dan pengalaman beberapa teman kuliah.
Sayang Jala tidak seberuntung kami, Jala yang malang harus berjuang menghidupi mama dan adiknya.
Kalau Jala bisa mendengar saat ini, aku akan meraung JALA KEMBALILAH PADA KAMI
Apa yang terjadi setelah kepergian Daya ?
Awalnya aku senang, sungguh senang mempersiapkan liburan ke KL. Sehari sebelumnya aku telah berbuat kebaikan dalam membiayai fisioterapi adik Jala.
Duitnya tidak seberapa, tetapi rasa terima kasih Jala begitu besar.
Rasa senang itu kubawa pada senyumku yang kembang menikmati liburan di KL. Jika Jala tidak kerja part-time dengan Felix, pasti sudah ku ajak serta dia liburan.
Bangun tidur saat liburan itu, pasti Jala yang pertama ku ingat berupa perhatian dengan sms untuknya.
Ternyata, beginilah kejadiaannya !
Felix dan Daya memang tidak bisa diandalkan
Kelas XII ini : aku, Daya, Riki, Jala, wawan, dan Rini adalah sekelas. Sangat beryukur rasanya tidak ada Natasya di dalamnya. Itulah kertas pengumuman yang tertempel. Ku lihat Natasya langsung mencak-mencak ga jelas seperti kebiasaan sehari-harinya. Bawaan lahir kata orang. Dia langsung ke ruang kepala sekolah memasukkan lobby nya.
Tetapi satu hari pertama kelas XII itu telah berlalu, Jala tidak datang ke sekolah.
Anak-anak termenung, matanya selalu menatap ujung pintu kalau Jala muncul.
Daya sibuk menelpon staf adm sekolah, terdengar olehku masalah pendaftaran ulang yang mereka bahas.
Pendaftaran ? Aku sudah memerintahkan Felix ataupun Pratiwi untuk mendaftarkan aku dan Jala
Usai sekolah, terlihat natasya senyum-senyum penuh kemenangan berlalu begitu saja meninggalkan sekolah
Lalu, Aku dan Daya didesak oleh Fanni-Rini Cs geng cantik untuk mengumpulkan teman-teman kelas XI dulu, belum satupun yang pulang kecuali si nenek lampir itu. Ada juga kumpulan anak kelas lain yang akrab dengan geng cantik .... seruuuu.....
"teman-teman merasa ada ketimpangan tidak di sekolah ini ?" kalimat pembuka dari Fanni
semua diam seperti biasa berfikir kemana arah diskusi ini
Daya menekur
"Kami tidak menyindirmu Daya, kami kira kamulah yang mengerti untuk semua ketidak adilan ini" kataku sebagai ketua kelas
"Benar ! Kebetulan ini Terjadi pada Jala, coba misalnya ada siswa lain yang tidak mampu tetapi tidak menonjol seperti Jala, mungkin sudah diusir oleh kepala sekolah itu" teriak Fani
"benar-benar" teriak teman semua
"Aku tidak habis fikir apa hubungan kepala sekolah itu dengan natasya ?" tanya sederhana dari Riki
"Aku merasa berdosa, menyisihkan Jala seorang diri untuk tidak bisa jalan-jalan dengan kita. Kalau kami mau, bisa saja kami patungan membiayai Jala. Tetapi itu tidak memecahkan masalah !" kata Rini
anggota geng cantiknya juga membenarkan, benar-benar. Panas suasana saat itu
Tidak dapat kami hindari keingintahuan yang besar ini.
Jika ketidak adilan ini benar, maka Jala adalah seorang yang diutus oleh yang maha kuasa untuk memperbaiki sistem yang tidak baik di sekolah ini.
Apakah ini kebetulan ? rasanya tidak ! ada sebab dan akibat dari peristiwa ini.
Kami semua dengan Bismillah bergerak menuju ruang administrasi
Makin lama rombongan ini makin besar diikuti oleh siswa lain yang penuh dengan rasa ingin tahu. Termasuk ibu guru kesayangan kami Ibu guru bahasa inggris honorer dan ibu guru bahasa indonesia bergabung dalam arak-arakan ini.
Kemudian pak pimpinan staf administrasi itu bicara juga
"Ibu-ibu dan anak-anak sekalian ! Jala telah kembali ke Surabaya, karena Jala tidak sanggup membiayai sekolahnya disini" kata bapak pimpinan administrasi itu
ada sakit dalam perasaanku teramat sakit
aku tidak mampu berkata
anak-anak juga terdiam
"Jalaaaaa, tidak adil.......... !!!!" teriak ibu guru bahasa Inggris
kami menahan nafas
"kemana bantuan dari ikatan wali murid ???????? kemana ? jawab pak !" ibu guru bhs Indonesia menjerit sejadi-jadinya
"Jalaaa..." teriak teman-teman cewek
Daya bersimbah air mata dan bertekat untuk melakukan sesuatu. Dia bergerak menuju mobil jemputannya
Kemudian kami pulang bersama dengan dongkol, besok subuh akan kami luapkan kekesalan ini
Tunggu saja
Gabungan Ibu guru juga berkumpul
Fanni-Rini Cs juga punya rencana yang besar
Prinsipnya sebelum ospek anak baru kelas X dimulai hari Rabu, maka besok hari Selasa subuh lihat saja kejadiannya !
Subuh nya, anak-anak gabungan dari beberapa kelas memenuhi halaman sekolah
Spanduk yang besar-besar telah mereka usung bertuliskan :
"hindari ketidak-adilan"
"hindari tindakan tidak bermoral"
"audit keuangan secara transparan"
"kami butuh pimpinan yang pro siswa bukan pro uang"
"kami butuh teman panutan ! kami tidak butuh teman mengandalkan kekuasaan"
Jam 07 pagi rombongan diknas kota Jakarta yang diusung rombongan ibu guru itu, berbaur dengan kami
Tidak terfikirkan olehku, teman-teman merasa sakit hati separah ini
Terakhir satu persatu datanglah ikatan wali murid dari kalangan elit juga berbaur bersama kami, mereka membawa para peliput berita
Ada Daya dan papa nya mencoba masuk pada rombongan yang sudah begitu padat
Teman-teman kelas yang aku pimpin dulu, menunjukkan wajah simpatik dengan menahan perasaan kehilangan mengusung spanduk "kembalikan Jala ke sekolah ini" Tak terasa air mataku mengalir juga, seandainya Jala melihat saat, kami peduli sama dia. Janganlah Jala pergi dengan membawa rasa pilu seperti ini. Oh Jala
Inilah Indonesia ! cinta damai, namun kalau kelewat batas tunggu saja kebusukan itu akan terungkap
Jam setengah delapan, dengan alasan macet pak kepala sekolah itu datang juga. Padahal takut barangkali ! dihakimi masa segala lapisan begini
kami mencibir padanya UUUUUUUUUUUUUUU
"masa untuk seorang anak yang benar-benar miskin, punya suara indah, punya otak encer, ga ada beasiswa untuk dua semester saja ?????????" seorang ibu wali murid histeris berteriak
"iyaaaa....... kemana uang sumbangan yang kami kumpulkan ????? kembalikan uang sumbangan kami" teriak seorang bapak wali murid
"iyaaaa........ payah ....... matreee......." kata para siswa
"tenang bapak-bapak, Ibu-ibu, pihak Jala tidak pernah mengajukan beasiswa" bela diri si kepala sekolah itu
"Tenang apa pak ??? Masa siswa bapak yang potensial harus minta-minta ? tidak dimintapun bapak harus menginformasikan bahwa ada besiwa dari negara" kata orang diknas itu
"jangankan beasiswa negara pak, 0.1% saja dari uang sumbangan kami cukuplah untuk menolong Jala. Balikin Jala ke sekolah ini !" protes Fanni dengan suara lantang
"tenang-tenang kita harus berembuk di dalam" kata kepala sekolah itu mengulur-ulur waktu
Rombongan polisi juga datang stelah itu melihat perkembangan suasana
Alot sekali perundingan di dalam aula itu
Tidak ada satupun guru penjilat yang hadir, kalau bagi-bagi uang mereka mau dengan kepala sekolah, kalau memikul beban biarlah pimpinan saja, memang ini sekolah dengan sistem yang kacau
Dalam pertemuan besar-besaran itu, banyak sekali kejanggalan yang tidak bisa dijelaskan oleh kepala sekolah itu dengan catatan keuangan yang super jelex
Ikatan wali murid dilawan, mereka ini adalah kalangan pebisnis yang handal
Satu rupiahpun akan mereka hitung
Akhirnya pihak diknas dan pihak ikatan wali murid sepakat untuk memeja hijaukan kasus ini.
Ini temuan yang besar saat itu di Jakarta, tentang kebablasan otonomi sekolah, korupsi besar-besaran
Dan ini tentunya hanya sebuah contoh sekolah ! masih ada ribuan sekolah yang lain kalau diselidi lebih dalam.
Rabu paginya, giliran ratusan orang tua anak baru yang berkumpul riuh rendah
Mereka menuntut trasparansi biaya OSPEK dan sumbangan untuk sekolah ini ! bukankah sekolah ini sudah super dan sangat kaya ? untuk apa lagi sumbangan semahal itu ?
"harusnya tidak ada siswa yang bimbel lagi di luar !!!!! tirulah sekolah besar lain !!!! semua matang dalam sekolah, guru-guru mereka profesional !!!!!"
Ini salah satu bentuk protes lain
kami membuka mata
mencermati apa yang telah terjadi dan apa yang telah dilakukan para guru di sekolah ini
Pengusutan oleh pengadilan masih terus berlangsung
Diknas Jakarta, mengangkat wakil kepala sekolah untuk memimpin sementara mengingat ada anak baru yang harus dibina, jadi sangat dibutuhkan pemimpin di sekolah ini.
Seiring dengan pencekalan kepala sekolah, Natasya pun tidak pernah lagi melihatkan batang hidungnya di sekolah ini.
Beberapa guru muda yang cerdas dan berwawasan direkrut oleh sekolah !
Beberapa guru senior atau merasa senior si pembuat sistem sekolah mandul, yang takut datang sewaktu demon besar-besaran, dituntut oleh siswa dan ikatan wali murid serta diknas untuk dipindahkan pada sekolah yang lebih berdisiplin
Baguslah biar mereka bisa bercermin. Mungkin kaca ga ada di rumah mereka
Karena dalam pantauan wartawan dan kepolisian, maka OSPEK anak baru di sma kami berlangsung sangat tertib. Jauh dari pungutan yang tidak perlu seperti zaman kami dulunya.
Setelah kegiatan ospek anak baru dan proses penyelidikan oleh pengadilan terus berlansung, maka kami kembali belajar di kelas XII dengan atmosfir baru lebih segar.
Semoga tidak ada lagi Jala yang lain diperlakukan tidak adil oleh kehidupan ini.
Kawan, ini cerita setelah kepergian Jala
@Yohan_Pratama , @YogaDwiAnggara, @dafaZartin, @tarry , @Tsu_no_YanYan , @alfa_centaury , @darwin_knight , @d_cetya , @arieat , @onewinged_bird , @Gabriel_Valiant , @alvaredza , @greenbubbles , @fends , @zeva_21, @boybrownis , @kimo_chie, @admmx01 , @bumbellbee , @Adra_84 , @haha5 , @3ll0 , @LastBreath , @nakashima