It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
cuma kita yang tahu yooo ....
pengen tahu, bagaimana TS bisa menjabarkan penjelasannya dalam cerita. hati2 lo dengan pembaca yang kritis. aku ingat dengan sarannya @inlove, jangan sampai pembaca membelokkan cerita yang kita buat, jangan sampai kita terjebak untuk membuat cerita sesuai dengan keinginan pembaca. hehehe
kalau aku sih mikirnya kenapa alfi tidak bisa dengan pasti menebak apa yang dirasakan rei, itu trik penulis saja, agar pembaca juga merasa bingung, sama seperti edwar cullent yang tidak bisa membaca isi pikiran bella.
nah begitu juga dengan alfi yang ragu ketika melihat ibunya rei, yah, kita juga harus masukkan kondisi dimana alfi kan juga manusia. apalagi kejadiannya sudah bertahun2 yang silam. belum lagi kita juga tidak menemukan diawal2 cerita seberapa dekat hubungan emosional antara alfi dan ibunya rei.
kepanjangan ya? haahaa
iya uda. aku jg suka komen yg mempertanyakan gitu..
uda jg makasih komennya..
yah kira2 seperti itulah..
tp aku justru lbh kepikiran sm si Auraya di novel Priestiesss of the White-nya Trudi Canavan. bkn Edward Cullen di Twilight..
disitu Auraya yg bs baca pikiran kaget pas tau klo Leard ternyata suka sm dia. pdhl selama ini pikiran Leard ga prnh mengarah ksana..
makasi penjelasannya om @ularuskasurius ...
#silentreaderagain#
@ularuskasurius novelnya so so uda.. tebel lagi..
***********************
SIDE STORY – SONYA INDIRA HARTAWAN
SECRET MAKES A WOMAN.. WOMAN
Apa yang tidak cukup untuk satu, pas untuk berdua dan terlalu banyak untuk bertiga? Takukah kalian jawabannya? Jika tidak, aku beritahu pada kalian semua. Itu adalah Ra-ha-sia. Yup, rahasia.
Rahasia terlalu berat jika hanya dipendam sendiri bukan? Karena itu baru bisa disebut suatu rahasia jika melibatkan orang kedua. Satu orang yang memegang rahasia dan satu lagi yang memilikinya. Karena itulah rahasia tercipta.
Pernahkah kalian mendengar kalimat seperti ini, ’Wanita itu cantik karena berhiaskan rahasia’ atau ini, ‘Rahasia membuat seorang wanita itu wanita’. Tahukah kalian maksudnya? Aku beritahu.. Seorang wanita itu, siapa pun dia, apapun latar belakangnya, pasti memiliki satu atau dua rahasia. Kenapa begitu? Karena rahasia itu yang menjadikan mereka seorang wanita. Yang menjadikan mereka menarik untuk ditelisik. Setujukah?
Sejauh apa kalian bisa menyimpan rahasia? Tidak.. tidak.. Aku ganti pertanyaannya. Bisakah kalian menyimpan rahasia? Satu rahasia saja? Bisakah? Karena aku jelas tidak bisa. Aku bukan orang yang suka bermain-main dengan rahasia. Tapi sialnya aku termakan oleh satu rahasia. Satu rahasia yang melumatku dan menguburku dalam selimut duka yang tiada kata sudah. Rahasia yang kusimpan sekian lama dan hanya pada ‘dia’ kupercayakan semuanya. Siapa dia? Tunggu dan baca saja..
Aku orang yang bebas dan tidak suka berpura-pura. Semua yang ada dipikiranku akan kukatakan dengan jelas dan tanpa tendensi apa-apa. Hanya ingin mencoba terbuka. Karena itu tadi, aku benci berpura-pura. Dan aku benci berada dalam kungkungan nama besar keluarga. Tidak seperti papa.
Papaku orang yang sangat keras dalam mendidik. Setiap generasinya dididik untuk menjadi orang yang berhasil dan harus selalu mengikuti caranya. Itu wajib dan tidak bisa dibantah. Tapi aku tidak suka. Dan langsung kukatakan semua pada papa. Dia murka. Bukan saja karena aku membantah peraturannya. Tapi juga karena aku seorang wanita.
Entah mengapa, papa menganggap rendah pada sosok seorang wanita. Dia bilang wanita itu lemah dan mudah terbawa perasaannya. Wanita itu tidak layak diberi kepercayaan olehnya. Mungkinkah karena ibu telah tiada? Sejak kecil aku tidak begitu ingat sosok ibu. Padahal usiaku belum genap tujuh. Aku hanya mampu mengingat ibu dihari ulang tahun keenamku. Karena itu kali terakhir aku bertemu dan melihat sosok ibu. Bagaimana setelah itu? Aku tak tahu. Tak mau tahu.
Bukan karena mauku. Tapi papa yang memaksaku melupakan sosok ibu. Percuma aku bertanya karena papa selalu menghukumku jika aku melakukan itu. Diantara adik-adikku, aku yang paling tua. Dua adikku laki-laki semua. Perbedaan umurku dengan adik laki-lakiku hanya berjarak kelipatan 2. Dengan Joe aku beda 2 tahun dan Sebastian 4 tahun. Jadi mungkin diantara mereka aku yang paling mengingat sosok ibu. Mungkin juga johan tahu karena dia telah 4 tahun waktu itu.
Seperti kubilang, aku orang yang bebas dan tidak suka berpura-pura. Karena itu aku tidak suka dengan semua peraturan papa. Sejak kecil akulah yang paling banyak membantah dirinya. Aku tidak suka dikekang dan tidak suka dengan segala hal yang mengikat kebebasanku. Mungkin karena itu papa tidak begitu suka padaku.
Aku memang pembuat onar. Sejak kecil sudah begitu. Laporan guru-guru pun menegaskan hal itu. aku pernah memukul anak-laki-laki karena dia kurang ajar padaku. Pernah berkelahi dengan 3 orang wanita (sekaligus) karena mereka mencari masalah denganku. Pernah membuat guru bahasa kelimpungan karena wignya kusembunyikan selalu. Maksudku baik, untuk apa berpura-pura memiliki rambut jika memang tidak punya. Lagi pula wig itu tidak cocok untuknya. Jadi aku membantu penampilannya kan? Setuju? Tidak? Tidak apa-apa. Seperti kubilang kalian bebas. Termasuk bebas berpendapat tentu saja.
Oh maaf, ngomong-ngomong, aku Sonya. Sonya Indira Hartawan. Anak dari konglomerat keluarga Hartawan. Fakta ini sering sekali didengungkan oleh papa yang mengatakan jika kami harus bangga dengan namanya yang dia sematkan dibelakang nama kami. Dan satu hal yang pasti, Tidak boleh membuat malu nama keluarga. Itu peraturan utama. Papa memiliki banyak peraturan seperti itu. Peraturan yang membelenggu, dan membuatku tidak suka karenanya, selalu.
**
Rahasia itu dimulai pada suatu waktu. Kapankah itu? Haruskah kuberitahu? Coba kalian bujuk aku.. Aku memang tidak suka menyimpan rahasia, tapi untuk yang ini sebaiknya ditutup rapat-rapat agar tidak menimbulkan mudharat. Masihkah kalian ingin tahu?
Aku tahu, bahwa tidak bisa mengetahui suatu rahasia adalah hal yang paling menjengkelkan dan membuat kesal di dunia ini. Benar begitu kan? Sudahkah kalian kesal? Atau aku harus bertele-tele dulu, sebelum kuungkap ada rahasia apa yang terjadi padaku disuatu waktu itu?
Baiklah.. baiklah.. aku akan cerita. Kalian tidak perlu marah. Santai saja. Sekarang aku cerita..
Tapi haruskah aku cerita? Maksudku, ini rahasia.. Rahasia itu seharusnya disimpan dan dikubur dalam-dalam kan? Berarti aku harus menyimpannya dan membawanya sampai ajal menjemputku nanti kan? Oh, tidak.. Tolong jangan kesal. Maaf juga, jika kalimatku terlalu bertele-tele. Tapi rahasia ini sedikit memalukan sekaligus memilukan. Aku tidak yakin, aku sanggup menceritakan ini pada kalian.
(Lagi..) Sudahkah kalian kesal? Tolong paksa aku cerita sekarang.. Ha ha ha . . .
Maaf.. maaf.. akan segera kubuka rahasia milikku yang selama ini kusembunyikan selalu. Hanya diketahui orang satu orang itu. Adikku. Adik laki-lakiku, Jonathan. Yang biasa kupanggil Jojo atau kadang Joe. Hanya kepada dia rahasiaku ini kupercayakan dan padakulah segala Rahasia Jojo kusimpan.
**
INGATAN MALAM KELAM
Seperti cerita-cerita lainnya, kejadian ini terjadi disuatu waktu. Di umur tertentu. Umur berapakah itu? Kuberitahu.. Awal mula rahasia ini terjadi tepatnya ketika umurku 14 tahun, dulu. Baru saja lulus SMP dengan prestasi yang lumayan mentereng. Walau aku pembuat onar, tapi otakku ter-upgrade selalu.
Entah kebetulan atau nasib sial, hari itu pun Papa berhasil memenangkan tender besar yang merupakan tonggak baru dalam prestasi bisnisnya. Papa merayakan kemenangannya di Hotel berbintang lalu berlanjut ke rumah dengan pesta untuk seluruh keluarga. Aku senang pesta, aku senang keramaian yang terjadi dalam pesta. Aku benci sepi, tak pernah suka sesuatu yang sunyi. Karena itu, aku sangat menikmati pesta ini.
Pesta berlangsung hingga larut malam dan para keluarga besar yang datang pun sudah banyak yang pulang. Hanya tersisa keluargaku juga Tante Maria bersama suaminya. Tante Maria ini adik bungsu papa. Dan suaminya Om Farid merupakan pencetus ide yang membawa keberhasilan tender bisnis papa. Karena sama-sama ambisius, mereka (papa dan om Farid) sangat cocok berdua.
Aku yang telah lelah sudah berada di kamar sekarang. Tidak kuhiraukan papa yang masih berbincang senang dengan om Farid karena berhasilnya proyek mereka. Di pesta tadi aku benar-benar tak terkendali. Aku joget kesana kemari juga dansa disana sini. Sekarang bisa kurasakan lelah yang sudah menanti. Tak perlu waktu lama kujemput tiket mimpi yang sudah kuraih.
Tidurku yang terasa lelap sekali terganggu oleh buaian sentuhan durjana dimalam sunyi. Aku merasa ada seseorang yang menelusuri setiap senti diri ini. Aku masih tertidur sekaligus terbangun karena hal ini. Kupaksakan diri dan otak untuk segera memproses hal memualkan ini.
Ketika kubuka mata perlahan, aku sadar akan sosok menghitam di ujung samping kanan kakiku. Tangannya menjelajah paha atas juga dadaku. Aku tersentak. Bersiap untuk berteriak. Tapi aku kalah cepat. Sosok hitam itu segera menutup mulutku erat. Aku berontak, aku menggeliat kuat. Suara yang ingin kukeluarkan teredam oleh tangan durjana bersosok hitam itu.
“Ssstt.. anak manis.. jangan melawan.. kalau tidak, saya bisa kalap sama kamu..” kata suara berat laki-laki itu padaku. Sepertinya aku kenal tone suara ini. Tapi benarkah?
“Waktu melihat kamu yang liar dipesta itu, saya udah panas dingin dari tadi..” Kata laki-laki itu sambil mengelus-elus rambutku gemas dan masih menutup mulutku. Di pesta? Tamu papa? Tapi tone suara ini.. Gila!! Tidak mungkin!!
“Kamu sengaja ya, mau godain saya? Kamu tadi jogetnya liar banget pas pasangan sama saya..” APA?!! ORANG SINTING. Pikiran orang ini yang bermasalah!! Joget semangat kok dibilang liar. Aku terus saja masih mencoba berontak.
PLAAKKK PLAAKKK
Tamparan bolak balik pun mampir di pipiku.
“Diam!!” Katanya geram. “Kalo kamu ga diam juga, saya bisa kasar sama kamu. Saya bunuh kamu. Saya ga peduli kamu siapa. Ngerti?!” kata laki-laki itu penuh nada ancaman. Aku lihat matanya berkilat mengerikan. Aku mulai ketakutan. Benar-benar takut sekarang.
Aku Sonya, orang yang bebas dan tidak takut apa-apa, gemetaran di bawah ancaman lelaki bermata setan ini. Sial. Aku benci diriku yang sekarang. Aku merasa lemah. Sial. Sial. Sial.
Lelaki itu membuka topengnya sekarang. Benar saja. “Om.. Fa . . rid..” Dia tersenyum culas menatapku. Tebakanku memang benar. Tone-nya yang sedikit bariton itu memang khas.
“Sonya.. kamu semakin cantik. Mata om ga bisa lepas dari kamu dipesta tadi.. ditambah tarian kamu yang erotis..” Nadanya penuh rindu dan gemas. “Kamu harus tanggung jawab.. kamu udah bikin om gelisah dengan pikiran-pikiran tak pantas..” katanya geram dan wajah setengah waras.
Orang gila. Edan. Sinting. Pikirannya yang kotor dan dia menyalahkanku. Dan aku gemetar hanya karena orang sinting ini. aku tidak terima. Aku bangkit dan mulai melawan lagi. Lalu aku berteriak kencang. Sangat kencang.
HAHAHAHAHAAAA... HAHAHAHAAAA...
Om farid malah tertawa membahana seperti orang yang kehilangan akal pikiran.
“Kamu pikir om bodoh? Om sudah menaruh obat tidur pada minuman papa, tante dan adik-adikmu tadi setelah yang lain pulang. Kamu tidak ingat kalau om yang mengambilkan kalian minuman yang terakhir?” Mataku membesar dengan kesadaran yang menghantam keras. Sial.
“Cuma kamu sonya yang ga mau minum.. kamu ga sopan. Kamu langsung masuk kamar. Padahal om mau lakuin ini diam-diam” Sinting. Tidak waras om Farid ini. Gila. Kata-kata itu terus saja kuulang-ulang dalam pikiranku.
“Sekarang. Om tidak sabar ingin mencicipi kamu, Sonya manis..” dengan kata itu om Farid merangsek menindih tubuhku. Aku berontak, dia memaksa. Tanganku dikuncinya keatas. Leherku dijelajahi dengan lumatan bibir dan jilatan lidah busuknya. Satu tangannya yang bebas menelusuri paha bagian dalamku. Kemudian naik dan meremas-remas gundukan dadaku yang sudah mulai membusung. Aku merasa kotor. Aku terhina.
Om Farid buas menerkamku. Aku kepayahan, tak kuasa untuk menahan. Tenagaku kalah kuat. Tubuhku dibolakbalik tak tentu, rambutku, dadaku diremas-remas tak pandang bulu. Leherku dilumat-lumat selalu. Kejantanannya yang biadab, merobek kesucianku. Aku meratapi nasib sialku, malam itu. Aku pingsan oleh kebuasannya yang tak kenal waktu. Entah berapa lama dia menggauliku. Kesadaranku telah hilang lebih dulu.
Malam itu aku berteriak kencang berharap ada yang datang, siapapun tidak masalah. Tapi tak ada satu orang pun yang menolong, tak ada yang mendengar jerit lolong putus asa yang keluar dari mulutku yang tak berdaya. Tak ada siapapun yang menghentikan kebejatan om Farid padaku.
Malam itu om Farid telah merenggut keperawanan yang telah kujaga utuh. Walaupun aku bengal, aku pembuat onar, aku tahu batasanku. Selalu kujaga kehormatanku. Dan kujaga selalu diriku utuh. Namun lelaki bejat ini. Om ku sendiri, tega merampasnya dariku. Aku akan ingat selalu dan membalasnya suatu waktu. Itu tekadku.
**
Keesokan harinya aku terbangun dan Om Farid sudah tak ada dikamar. Aku terbangun dengan badan yang sakit luar biasa. Pakaianku berantakan tak tentu gaya. Tempat tidurku acak-acakan sejadi-jadinya. Selangkanganku sakit luar biasa. Untuk berdiripun aku tak sanggup sepertinya.
Dengan kaki gemetar aku keluar kamar. Tak kupedulikan tampangku yang acak-acakan tidak karuan. Namun tidak ada seorangpun di rumah. Tak ada siapa-siapa. Aku berteriak, memanggil pembantu.
“Bi, kemana semua orang?” Tanyaku pada Bi Inah pembantu dirumahku.
“Lho, non Sonya ga dikasih tau juragan toh.. Kan yang lain pada pergi tadi pagi.. ke Bali. Kata juragan tuan masih mau ngerayain blender atau apa gitu non..” tender mungkin maksud bi Inah. Tadi pagi? Memang jam berapa sekarang? Kupandang sekeliling mencari jam. Astaga. Sudah lewat siang hampir sore hari. Berapa lama aku pingsan?
Aku merasa gamang. Ingin segera menangis sekeras yang kubisa. Dengan langkah gontai kupaksa diriku kembali masuk kedalam kamar. Bi inah melihatku heran tapi tak kuhiraukan. Tak pedulikah mereka padaku? Meninggalkan kusendiri disini, menatapi dosa-dosa dan kotornya tubuh ini?!
Kubawa diriku masuk kamar mandi di dalam kamar. Tubuh ini telah kotor, ternoda, dengan aksi biadab dan berlimpahan dosa. Aku putar kran shower, kubiarkan air menyirami tubuhku. Lunturlah segala dosa, segala noda, segala kotor yang hinggap sudah.
Kugosok-gosok keras tubuhku, aku merasa hina. Bergelimangan dosa. Tubuh ini penyebabnya. Tingkah liarku penyebabnya. Aku benci diriku, benci segala tingkah liarku. Sambil menjerit-jerit histeris, berulang kali kugosok tubuhku dengan sabun. Entah sudah yang keberapa kali. Aku tidak akan lupa ini semua. Aku akan dendam selama-lamanya. Akan kucari Om Farid walau harus ke ujung dunia. Akan kutuntaskan segala rasa sakit ini. Aku dendam dengan semuanya, dengan papa, dengan Jojo juga Bastian. Mereka tidak ada yang peduli padaku. Buktinya aku ditinggal sendiri. Apa karena aku wanita? Kalau begitu, aku benci semua pria. Mereka semua sampah. Sampah tidak layak mendapat hormat dari siapa-siapa. Akan aku perlakukan semua pria seperti sampah. Dasar sampah. Otak mereka pun sampah. Kotor dan berbau busuk.
Aku akan menjadi Sonya yang baru mulai sekarang. Dengan dendam kugenggam, kulibas setiap pria yang menghadang.
TOKK TOKK TOKK
“Non.. Non..” itu suara bi Inah.
Ku ambil handuk yang tersampir, kubuka pintu. Dengan pandangan dingin dan sekali anggukan. Aku bertanya. “Ada apa?”
“Itu, ada telpon dari den Joe..” Jojo? Huh, mau apa dia. Kenapa tidak senang-senang saja dengan papa?!
“Den Joe khawatir sama non Sonya.. Udah 3 kali sebenarnya den Joe telpon. Tapi tadi bi Inah panggil non Sonya masih tidur..” Jojo.. hanya Jojo yang baik denganku. Selalu begitu.. Adikku itu.. Tapi kenapa dia meninggalkanku? Disini.. Sendiri..
“Ya udah, Sonya angkat dikamar aja..” aku langsung menuju telpon yang ada di meja samping tempat tidurku.
“Halo Joe..”
“Kak Sonyaaa.. Akhirnya diangkat juga. Jojo khawatir ninggalin kak Sonya sendirian di rumah. Tadi Jojo udah bilang papa tunggu kak Sonya bangun, tapi papa ga mau dengerin Jojo..” Papa? Dengerin kamu? Ga mungkin. Ga akan pernah mungkin. Orang tua itu tidak pernah mendengarkan siapa-siapa dalam hidupnya. Hanya dia dan pikirannya saja yang terpenting dalam hidupnya. Menyusul status dan kekayaannya. Dasar papa tidak berguna..
“Kak Sonya udah makan belom? Baru bangun ya? Kok kamar kak Sonya tadi berantakan banget? Kak Sonya juga? Kakak habis ngamuk yah semalem? Kamar kakak kayak kapal pecah tau..” Jojo masuk kamarku tadi pagi? Dan melihat kondisiku yang tak tentu? Karena itukah dia menelpon? Karena khawatir padaku? Aahh Jojo.. Kakak kan jadi ga bisa benci sama kamu.. Kenapa kamu selalu baik sama kakak? Ga kayak papa sama Bastian. Mereka udah nganggep kakak kayak alien dirumah sendiri.
“Halo kak.. kak.. Kak Sonyaaa.. Kak..”
“Iya Joe.. Kakak gapapa. Kamu senang disana?” kupaksakan nada suara ramah riang pada Jojo.
“Senang sih kak. Tapi ga ada kakak ga seru. Kakak nyusul donk.. Kan tadi Jojo udah nyuruh Mang Joko pesenin tiket juga buat ke Bali pake uang tabungan Jojo.. Habis papa ga mau beliin kakak tiket.. Kakak nyusul yah.. Jojo kesepian disini..” Jojo beli tiket? Buat aku? Jojo kamu bener-bener deh.. Cuma kamu yang peduli sama kakak.. Kalo aja semua pria sebaik dan semanis kamu..
“Joe..”
“Hmm...”
“Joe.. .. Makasih yah.. Iya nanti kakak nyusul.. Kamu nginep dimana?” Jojo segera memberi tahu hotel tempatnya menginap di Bali sana. Aku mendengarkan segala celotehan riang dan sikap bermanja-manjanya padaku. Sejak dulu, hanya Jojo yang sangat dekat denganku. Dia selalu baik dan selalu perhatian padaku. Selalu membelaku diam-diam dari papa.
Ketika aku dikunci dikamar karena ulah bengalku disekolah dan tidak boleh makan seharian, Jojo yang diam-diam membawakan makanan untukku. Ketika papa berhasil menemukan sebungkus rokok yang lupa kusembunyikan dari tas sekolahku, Jojo yang mengakuinya saat itu. Hingga papa urung memarahiku. Hanya Jojo, cuma dia, yang selalu ada untukku. Jojo adalah pengecualian atas segala kebencianku kini dengan semua pria. Hanya dia, cuma dia dan untuk dia aku rela korbankan segalanya.
**
THE BITCH IS BORN AND GONE
Sejak malam durjana itu, aku berubah. Aku menganggap semua pria sampah. Setiap ada yang mendekatiku, kuperlakukan mereka tak ubahnya pembantu. Menjemputku kesana kemari. Membelanjakanku baju-baju, sepatu dan segala hal yang kumau. Keuntungan bersekolah di sekolah elit, menjadikanku mudah untuk mendapatkan pasokan baru. Papa memang tidak menyukaiku, tapi dia rutin memberikan uang bulanan padaku.
Lagipula tingkahku bukan karena aku butuh. Tapi karena aku ingin pria-pria yang mendekatiku, menuruti semua perintahku, semua keinginanku. Jika mereka sudah mulai terikat, aku tinggalkan mereka begitu saja. Mereka tak ubahnya seperti baju untukku. Jika sudah bosan, ganti yang baru.
Dengan wajahku yang memang cantik memukau. Aku selalu berhasil menggaet setiap pria yang kuanggap brengsek. Entah kenapa, target-targetku selalu pria-pria yang bertingkah menyebalkan. Aku merasa senang jika bisa membuat mereka merana, menderita. Menghabiskan uang mereka, juga waktu mereka untukku. Setelah itu, seperti yang sudah-sudah. Aku say bye-bye pada mereka.
Pernah ada beberapa yang sampai nekad karena tidak terima dengan ulahku. Setiap pria yang seperti itu, ingin sekali melampiaskan amarah mereka pada tubuhku. Aku tidak peduli. Kulayani nafsu mereka itu. Toh tubuhku sudah bukan kuil suci lagi untukku. Tubuh ini sudah kotor dan ternoda. Setelah mereka menjemput nafsu mereka, aku foto tubuh-tubuh telanjang mereka dan menyebarkannya ke seluruh sekolah. Mereka dan nafsu mereka mendapatkan balasannya. Aku puas, aku lega.
Sejak SMA, tingkahku semakin liar tak terkendali. Segala amarah papa kuanggap angin lalu tak berarti. Sampai aku kuliah kelakuanku tak juga berubah. Aku layaknya seorang pelacur wanita yang berganti-ganti pasangan dan meraup uang-uang para pria durjana. Memperlakukan mereka seperti sampah. Hingga akhirnya kata-kata Jojo mengembalikan kewarasanku.
**
Mungkin kalian bertanya-tanya, mengapa aku tak bercerita kepada papa tentang pelecehan seksual yang dilakukan oleh om Farid padaku? Aku jawab: Sudah. Dan papa menganggapnya angin lalu. Papa menganggapku berbohong untuk membuat ulah baru. Bahkan papa menghardikku karena berani membuat tuduhan palsu. Astaga! Aku anaknya dan papa tidak percaya padaku. Aku membencinya karena itu. Aku kecewa. Aku sakit hati pada papaku.
Waktu itu, aku sedang dikamar merawat kuku. Jojo masuk dan ingin berbicara denganku tentang sesuatu. Aku lihat raut mukanya keruh. Kenapa dia begitu? Siapa yang berani macam-macam dengan adikku? Akan kubuat menderita orang itu..
“Kak.. sibuk?” aku menggeleng dan memukul tempat tidur disampingku. Menyuruhnya duduk disebelahku.
“Kak.. Maafin Jojo yah..” Hah? Apa yang perlu dimaafkan?
“Nanti kalo seandainya kata-kata Jojo nyakitin hati kakak, tolong kakak jangan marah. Kak Sonya cukup ingat kalo Jojo sayang banget sama kakak..” aku mengernyit. Alisku terangkat. Masih tak mengerti arah pembicaraannya. Tidak mungkin aku marah dengannya. Hanya dia satu-satunya orang yang kusayang.
“Kak Sonya kenapa sekarang berubah?” Jojo menatapku dalam. Belum pernah tatapannya penuh geram seperti itu padaku. Sangat tajam.
“Berubah?” tanyaku. Jojo mengangguk. Masih menatapku. Aku hentikan aktifitasku dengan kuku-kuku.
“Kak Sonya yang Jojo kenal itu baik sama semua orang. Walau kak Sonya orangnya ga bisa diprediksi tapi dulu kakak selalu hormat sama semua. Sekarang kakak dingin. Kakak nganggep orang-orang lebih rendah dari kakak.. Kakak sekarang mirip Papa..” APA?! AKU?! MIRIP ORANG TUA ITU?!
“JOE..!!” Jojo tersentak. Aku terhenyak. Itu pertama kali dia kubentak.
“Kak Sonya jangan marah. Jojo sayang kak Sonya. Jojo cuma ga pengen kak Sonya berubah. Jojo udah denger semua kata orang-orang tentang kak Sonya. Tapi Jojo yang paling tahu kakak itu seperti apa. Jadi Jojo tutup kuping sama semuanya..”
“Tapi kak. Jojo lihat sama mata Jojo sendiri. Kemarin, waktu Jojo berenang di Hotel sama teman. Jojo lihat kakak keluar dari lift hotel sama seorang cowok. Dan itu bukan pertama kalinya Jojo lihat..” Jojo menatapku dalam. Aku terdiam.
“Jojo tahu, kalo Jojo ga berhak ngatur hidup kakak. Cuma satu yang perlu kakak tahu, kakak tuh terlalu berharga untuk laki-laki seperti mereka. Kakak itu kakak paling hebat sedunia. Kakak selalu jagain Jojo. Tapi sekarang saatnya Jojo yang jagain kakak..”
“Seburuk apapun penilaian orang tentang kakak, Jojo bakal selalu sayang sama kakak. Karena cuma kakak yang sayang Jojo dengan tulus. Kak.. Jojo mohon jaga diri kakak. Dan ga bosen Jojo bilang, Kakak tuh berharga, terlalu berharga untuk laki-laki ga berguna seperti mereka-mereka” Jojo meremas tanganku. Aku tenggelam dalam kata-katanya. Aku tidak menyangka.
Jadi, selama ini Jojo tahu kelakuanku? Dan dia khawatir padaku? Aku hanya memikirkan dendamku. Semua karena Om Farid, aku begini. Harusnya dendamku hanya kutujukan padanya bukan ke semua pria. Jojo, maafin kakak yang ga mikir panjang. Makasih juga atas semua kata-kata kamu yang bikin kakak (sedikit) sadar. Kakak jadi tahu kalau di dunia ini masih ada orang yang sayang sama kakak. Tapi dendam didada ini? Kemana harus kakak lampiaskan?
“Joe.. Maafin kakak ya..” Jojo masih meremas tanganku. Dia mengangguk.
“Mulai sekarang kakak akan berubah jadi kakak yang Jojo kenal dulu. Ga bikin Jojo malu..”
Jojo menggeleng “Kakak ga pernah bikin Jojo malu. Jojo selalu bangga sama kakak. Kakak pintar, cantik dan supel. Ga kayak Jojo yang susah bergaul..” Jojo manyun. Aku tertawa. Walaupun dia sudah dewasa sekarang. Sudah kuliah sepertiku. Tapi di depanku manjanya tak pernah hilang selalu.
Kami pun berbincang seperti biasa. Bercanda dan berbicara tentang apa saja. Tentang semua, tentang mimpi-mimpinya, juga tentang semua hal yang meresahkan hatinya. Dan terutama tentang satu nama. Iya satu nama saja. Hanya dengan nama itu Jojo ceria. Karena nama itu mendung menyapa mukanya. Dalam nama itu kutemukan binar dimatanya sekaligus getir disenyumnya. Ada apa? Kenapa bisa? Hanya dengan satu Nama saja..
Sekarang giliranku yang bertanya. Aku penasaran dengannya. Dengan nama yang disebutkan olehnya. Aku akan mencari tahu segala hal tentang nama itu darinya. Jojo tak pernah bermain rahasia denganku. Dia selalu jujur tentang segalanya padaku. Namun kini, kutemukan satu rahasia yang sepertinya sedang dia sembunyikan. Tapi aku sudah bisa menciumnya. Walau aku tak tahu itu apa.
Tapi yang pasti rahasianya berhubungan dengan satu nama. Iya, hanya satu nama. Satu nama itu saja pastinya. Frans Gunawan Kertanegara. Itu namanya..
**
JOJO’S SECRET
Frans Gunawan Kertanegara adalah mahasiswa cemerlang yang mendapat beasiswa prestasi. Dia bahkan masuk universitas tempat Jojo dan aku tanpa harus ikut tes masuk. Karena dia peraih NEM tertinggi di seluruh Indonesia. Walaupun tetap saja dia mengikuti UMPTN (bener kan ya dulu tuh namanya ini..) atas keinginannya sendiri. ‘Biar lebih afdhol katanya’ cerita Jojo. Yang tentu saja berhasil didapatkan oleh Frans ini.
Sejak SMP dulu dia selalu mendapat beasiswa prestasi dan selalu memenangkan juara-juara olimpiade ilmiah yang selalu diikutinya. Walau tidak selalu juara 1, tapi Frans ini selalu pulang membawa medali. Ketika SMP itulah adikku Jojo bisa berkenalan dan dekat dengan si Frans itu. Karena mereka teman sebangku.
Jojo bilang Frans itu supel dan populer. Walau dia murid beasiswa tapi semua anak menaruh hormat padanya. Hanya segelintir saja yang memandang iri dan cari masalah dengan Frans. Namun karena tahu Frans ini murid kesayangan guru-guru tidak ada anak yang berani mengganggu. Melihat fakta itu Jojo minder berada sebangku dengannya. Astaga. Yang benar saja. ‘Joe please.. Kamu tuh seorang Hartawan! Minder itu kata terlarang!’ aku protes keras pada Jojo ketika dia cerita itu. Meminjam karakter papaku. Karena adikku yang pemalu ini membuatku gemas dengan tingkahnya.
Yup. Jojo itu pemalu. Sejak kecil papa mendidiknya menjadi seorang penerus bisnis papa. Karena itu Jojo jarang terlihat ceria. Karena papa sangat keras padanya. Sifat pemalunya tersamarkan oleh sikap tertutupnya kepada semua orang. Jojo menjadi sosok tertutup dan terasing dari dunia. Tidak ada teman yang betah. Jojo itu pintar. Wajar. Papa memberinya semua guru privat terbaik untuk mengajarinya. Tugasnya belajar, belajar dan belajar. Bermain itu tabu untuk adikku. Kalaupun boleh, orang itu harus sederajat dengan keluarga kami atau lebih tinggi lagi. Kasihan adikku.
Ketika kutanya kenapa minder, Jojo menjawab ‘karena orang populer dan pintar kayak Frans mau temenan sama aku’. ‘God.. Joe.. Please.. Who wouldn’t lil’ brother? Kita itu Hartawan!’ Sial. Aku jadi terdengar seperti papa dengan tanggapanku atas kata-katanya.
Gemas sekali aku mendengar cerita Jojo. Sehebat apa si Frans ini, sampai membuat adikku minder. Awas saja jika dia hanya benalu dan mendekati adikku untuk berteman karena ingin memanfaatkan Jojo saja. Akan kucabik-cabik jika si Frans ini begitu. Tidak ada yang boleh macam-macam dengan adikku. Itu harga mati untukku. Hanya Jojo yang kupunya untuk selalu mendukungku. Cuma Jojo, selalu.
Wajah adikku berbinar sekali menceritakan tentang Frans padaku. Aku sedikit menaruh curiga akan ekspresi itu. Wajah yang seolah bercahaya itu.. bukankah itu wajah orang yang sedang jatuh cinta? Mungkinkah adikku jatuh cinta dengan Frans ini? Bagaimana jika iya? Itu bisa gawat jika papa sampai tahu. Dan aku? Seperti kubiilang di awal. Aku orang yang bebas. Karena itu aku membebaskan setiap orang dengan orientasi dan pilihan hidupnya.
Jojo masih menceritakan seluruh kehebatan Frans dan segala hal yang dia lalui bersama ‘sahabatnya’ itu. Aku mendengarkan sambil lalu, karena otakku penuh dengan fakta yang sepertinya Jojo sendiri tidak menyadarinya apa itu (atau mungkin dia memang pura-pura tidak tahu?). Tapi aku tahu. Pancaran bahagia itu, semangat menggebu itu, juga ekspresi penuh binar cahaya itu. Jojo jatuh cinta pada sahabatnya itu. Yup. Pasti itu.
Akhirnya dengan hati-hati kutanyakan pertanyaan ini padanya “Joe.. kamu nganggep Frans itu sebagai apa?”
“Maksud kak Sonya?” ternyata Jojo memang belum menyadarinya.
“Maksud kakak, kamu nganggep Frans itu sebagai sahabat atau..?” sengaja kugantungkan kalimatku.
“Sahabatlah kak. Sahabat dekat. Dekat banget..” senyumnya terkembang lebar sekali dengan jawabannya yang mantap. Aku bimbang.
Haruskah aku memberi tahu Jojo tentang penilaianku? Atau aku simpan untuk diri sendiri saja sementara waktu? Tapi tidak. Aku ingin Jojo segera menyadari perasaannya. Agar dia tidak sakit hati nantinya.
“Joe, gimana perasaan kamu kalo ada didekat dia?”
“Senang. Gembira..”
“Perasaan kamu kalo ga ada kabar dari dia sehari aja?”
“Resah. Gelisah..”
“Terakhir, gimana perasaan kamu kalo kamu tau dia jatuh cinta sama orang lain” Untuk pertanyaan ini Jojo terlihat resah. Jawabannya pun sedikit lebih lama dari yang sudah-sudah.
“Senang.. Tapi.. ga re..la..” atas jawabannya ini Jojo menutup mulut dengan tangannya. Sedikit tidak percaya atas jawabannya sendiri.
Tangan kananku meraih tangannya dan menggenggamnya erat. Tangan kiriku mengelus pundaknya pelan. “Joe.. Kakak rasa.. kamu.. well.. kamu jatuh cinta..” Jojo menatapku tidak percaya. Pupilnya melebar tapi ada gurat sendu penuh haru disana. Sepertinya dia menyadari fakta ini benar adanya. Jadi, Jojo benar jatuh cinta?
Tapi benih-benih cinta itu ada dan nyata. Aku melihatnya dalam setiap binar bahagia yang terpancar ketika Jojo bercerita tentang sahabatnya. Hanya bercerita saja dunianya terasa indah, bayangkan bagaimana perasaan Jojo bila bisa selalu bersama, berdua.
“Joe..” Lagi. Ku usap pundaknya lembut.
“Aku.. ga.. Kak.. Aku ga.. Ga mungkin kak..” Jojo mengelak. Tapi aku tahu aku tak mungkin salah.
“Joe.. kakak cuma mau kamu jujur sama perasaan kamu. Karena kamu adalah kamu. Yang terpenting itu perasaan kamu, keinginan kamu, bukan perasaan dan keinginan orang lain. Apapun kamu, bagaimana pun diri kamu, kamu harus tahu kalo kakak itu sayang banget sama kamu dan akan selalu mendukung kamu. Inget. Selalu Joe..” kugenggam tangan Jojo erat.
“Makasih kak..” kami berpelukan hangat. Sepertinya ada kelegaan yang Jojo rasakan. “Kak tolong.. hmm..” aku mengerti. Dia ingin aku merahasiakan ini. Tentu saja akan kulakukan dengan senang hati. Rahasia Jojo ini akan kubawa mati.
“Tentu Joe. Kakak ngerti. Sekarang cerita.. gimana kamu bisa sampai jatuh cinta sama si Frans ini..” dan Jojo pun mulai menceritakan bagaimana dia menyadari rasa yang beda terhadap Frans.
Entah bagaimana awalnya. Jojo bilang mungkin karena Frans adalah orang yang pertama dekat dengannya. Kebersamaan yang mereka lalui bersama menumbuhkan benih-benih rasa itu dalam diri Jojo. Hingga satu waktu ketika Frans dirawat di rumah sakit, Jojo merasa merana. Dan menyadari perasaannya lebih dari sekedar sahabat belaka. Frans yang ramah juga ceria mewarnai hari-harinya. Menawan hatinya dan menumbuhkan rasa cinta yang semakin sulit dilenyapkan begitu saja. Adikku sudah dewasa ternyata. Sudah mengerti rasanya jatuh cinta. Sedang aku? Aku menjalani hari tanpa cinta, tanpa rasa apa-apa. Hatiku kebas dengan semua rasa sentimentil tiada guna.
“Makasih ya Joe udah mau jujur sama kakak. Sekarang kakak mau jujur sama kamu tentang rahasia kakak..” Iya. Aku harus memberitahu Jojo tentang perkosaan yang dilakukan Om Farid padaku. Mungkin Jojo tidak seperti papa yang tidak mempercayaiku. Dan akan mengerti semua kelakuanku ini.
“Ga usah kak. Masalah kakak yang di hotel itu ga usah kakak ceritain ke Jojo. Yang penting...”
Aku memotong “Bukan Joe.. Bukan tentang itu. Tapi ada satu rahasia yang bikin kakak berubah begini. Kakak cuma mau kamu tahu. Dan ngerti semua tindakan kakak..” Jojo mengernyit. Sedikit penasaran dengan apa yang ingin kukatakan. Wajahnya seperti bertanya ‘rahasia apa?’
Akhirnya kuceritakan pada Jojo tentang perkosaan itu. Juga tentang ayah yang pergi meninggalkanku terpuruk di kamar penuh dosa, sendiri, tanpa siapa-siapa. Dan tentang papa yang tidak mempercayaiku ketika kukatakan semua itu. Jojo berapi-api mendengar ceritaku. ‘Anjing. Bangsat. Bajingan. Kubunuh manusia brengsek itu’ adalah kata-kata yang diucapkan Jojo ketika ceritaku mengalir. Aku senang dia percaya. lebih senang ketika dia ingin sekali membelaku. Aku terharu. Memang hanya Jojo yang menyayangiku, selalu.
“Joe.. udah. Ga usah marah. Kakak yang suatu saat bakal balas dendam ke dia.. Kamu pegang kata-kata kakak” Jojo bersikeras tapi aku menenangkannya.
Hari itu aku bahagia. Karena akhirnya kutemui tempatku bersandar di dunia. Pada dirinya kusingkapkan segala rahasia. Dia yang rela menantang dunia untuk membela kehormatanku yang luntur dimata semua. Karena itu, untuknya aku rela melakukan segalanya. Well, what can i say.. The bitch that born is gone.. Aku pribadi yang baru sekarang. Step aside boys.. Sonya datang..
**
PERKENALAN (AWAL MULA DAN LAHIRNYA BENCANA)
Sebenarnya aku tahu Frans yang dimaksud Jojo, karena bagaimanapun aku satu kampus dengannya. Dia, seperti yang dikatakan Jojo adalah murid peraih beasiswa. Mungkin atas dasar itulah dia tak pernah masuk kriteriaku. Aku hanya menganggapnya sambil lalu.
Sampai akhirnya Jojo mengenalkanku pada si Frans ini. Dari situ aku dilema. Bagaimana tidak? Jika Frans memandangku dengan binar mata penuh puja penuh rasa. Sial. Aku benci berada dalam situasi begini. Bagaimana aku bisa menghadapi Jojo setelah ini. Dan dengan bodohnya si Frans tidak terlihat menutup-nutupi semua perasaannya di depan Jojo. Dasar lelaki bodoh. Tidak sadarkah dia adikku itu mencintainya? Sial.
Frans berkata sudah lama ingin mengenalku. Namun baru memiliki kesempatan itu. Jelas saja. Aku tidak peduli dengan sosoknya. Dan Jojo pun tidak pernah ingin mengenalkannya. Oh wait, sepertinya pernah. Tapi aku menghindarinya setelah aku tahu latar belakangnya. Maaf saja, dulu aku mencari yang banyak harta untuk kubuat sengsara. Aku jahat ya? Biarlah. Terserah orang mau berkata apa.
Sejak perkenalan itu, Frans selalu ingin dekat dan bertemu denganku. Di kantin, dikelas juga ketika aku baru sadar kami satu mata kuliah. Sial. Ternyata dia memang pintar. Dia mengambil banyak semester diatas semesternya. Aku tidak suka. Dan apa-apaan dengan senyum yang selalu diperlihatkannya padaku. Juga binar penuh puja penuh cinta ketika menatapku, apa pula itu. Sial. Aku jengah.
Aku memang mengurangi pergaulanku yang sempat tak terkendali. Tapi Frans ini membuatku ingin kembali pada kelakuanku yang dulu. Aku jengah dengan perhatiannya. Mantan-mantanku di kampus ini menatap tidak suka. Peduli setan dengan mereka. Yang aku pedulikan hanya Jojo, bukan lainnya. Aku takut adikku terluka. Hingga suatu ketika Jojo berbicara tentang ini semua.
“Kak.. kayaknya Frans cinta sama kakak. Dia baik kok kak. Kalo sama kakak, aku rela..” WHAT?! WHAT THE’FUCK WAS THAT?!! Percuma aku mengkhawatirkan dia.
“JOE.. PLEASE.. He’s not my type..!!” sergahku keras.
Aku menolak tegas usaha Jojo menjodohkanku dengan pujaannya. Lagipula aku masih punya satu misi yang belum terlaksana. Dendamku akan segera kumulai begitu aku lulus dari kampus segera. Yang mana tinggal menghitung bulan saja. Cinta hanya akan menghambatnya. Persetan dengan segala tetek bengek cinta dan embel-embelnya. Semua itu hanya membuat lemah. Aku tidak suka. Karena aku Sonya, wanita kuat, bebas dan tanpa ikatan. Jangan coba-coba mengikatku.
*
REVENGE TIME
Akhirnya aku lulus juga. Aku sudah meminta pada papa segera setelah aku lulus kuliah, aku ingin bekerja di kantornya. Aku telah menyelidiki om Farid sejak kuliah dan akan segera memulai aksi balas dendamku segera. Lihat saja. Akan kubuat dia menderita. Untung saja dia dan tante Merry tidak memiliki anak. Jadi aku tidak akan merasa terlalu berdosa ketika aku berhasil menjatuhkannya.
Om Farid itu mandul. Makanya dia tidak bisa memiliki keturunan. Mungkinkah kelakuan bejatnya karena ingin membuktikan segala keperkasaan yang dimilikinya? Tai kucing itu semua. Itu bukan dalih pembenaran untuk segala tingkah busuknya. Lagipula, aku sudah tahu sepak terjangnya. Ingat, aku sudah menyelidikinya. Dia selalu memesan gadis-gadis belia untuk menemaninya. Dasar tua bangka menjijikkan.akan kubongkar segala kebusukan setan tua itu.
Aku memilih kantor papa bukan tanpa alasan. Menurut mata-mata yang kupekerjakan disana, om Farid melakukan tindakan penggelapan pada data keuangan kantor papa. Selama ini papa tertipu oleh mulut manisnya. Sehingga tidak sadar dengan semua kecurangan yang om Farid lakukan. Kita lihat saja berapa lama dia bisa menipu semua orang. Jangan panggil aku Sonya jika aku tidak bisa menjadikan hidupnya bagai neraka. Watch and learn girls.. and boys..^^
Aku telah hapal jadwal om Farid. Kapan dia datang ke kantor, jadwal dia makan siang, jadwal dia pulang dan setiap hari apa dia ijin ke rumah sakit atau pulang lebih awal ke gym. Aku telah menghapal semua datanya. Ketika dia melihatku dikantor ini, senyum liciknya terkembang melihatku. Aku balas dengan senyum malu-malu sedikit takut. Aku sudah melatih ekspresiku. Kubiarkan dia berpikir jika aku takut padanya. Tua bangka, taringmu sudah tiada. Kau sekarang hanya bandot tua ompong tiada guna.
Ini rencanaku. Aku akan mengodanya. Membawanya ke hotel bersama. Kubius dia dengan obat tidur. Lalu memasukkan gadis yang masih belia, di bawah umur pula, untuk ku foto bersama. Tenang aku tidak sejahat itu hingga membiarkan gadis itu menderita. Aku hanya perlu dirinya untuk kufoto saja. Setelah itu kukirim hasilnya pada papa dan juga media massa. Akan kujerat dia dengan pasal yang seharusnya sudah sejak dulu dilayangkan padanya.
Ini fase pertama. Seperti kubilang, aku hapal semua jadwal om Farid. Seperti sekarang dia akan makan siang di restoran hotel yang letaknya tidak begitu jauh dari kantor. Karena itu aku sudah lebih dulu berada disana. Aku tahu meja yang biasa di pesannya, jadi aku pun telah memesan meja di sebelahnya. Hingga dia bisa melihatku.
Perhitunganku jelas dan tepat sasaran. Begitu om Farid melihatku, dia menghampiri mejaku. Dia mengajakku pindah ke mejanya. Dia bertanya aku dengan siapa? Aku jawab menunggu teman (yang tidak akan pernah datang karena memang tidak ada). Aku memainkan tampang terkejut dan takut-takut. Dia memainkan peranan menyesal dan meminta maaf atas perbuatannya dulu. Dia bilang dia khilaf dan telah berubah. Yeah right, talk to my ass. Dasar bandot tua. Khilaf kok tahunan. Itu doyan namanya.
Om Farid merayuku agar memaafkannya. Aku yang (pura-pura) sedikit takut-takut menjawabnya dengan anggukan dan akting gemetarku sempurna. Dia tersenyum culas penuh ide licik dikepalanya. Aku tahu dia akan mengajakku kemana setelah ini. Terbukti dari rayuan-rayuannya, juga kata-kata yang diucapkannya. Hotel, kamar, hotel, kamar lagi. Damn old cow.
Sambil berakting takut aku mengikutinya menuju hotel yang satu gedung dengan restoran ini. Berkali-kali aku mengatakan ‘tolong om. Jangan kayak dulu’. Dia hanya tertawa dan menghiburku tapi tidak membantah ucapanku. Tentu saja. Kata-kata itu sengaja kuucapkan untuk menggiring pikiran mesumnya kearah yang kuinginkan. Dasar saja penjahat kelamin, melihat mangsa bening yang ketakutan pasti pikiran liarnya merasa menang di atas angin. Lihat saja akan jadi apa dia setelah ini.
Dia mengajakku masuk. Dia bilang dia ingin mengambil berkas dikamar ini. Astaga. Dia pikir aku gadis ingusan yang bisa dengan mudah dibohongi? Tidak apalah, toh memang ini yang kumau. Ketika masuk dia mempersilakanku duduk. Dia meminta diambilkan dan dituangkan air mineral ke dalam gelas. Ah.. kesempatan. Aku membelakangi om Farid ketika memasukkan obat tidur yang sudah kusiapkan dan menuang airnya. Dia pura-pura sibuk dengan gadgetnya.
Ketika kuserahkan air tadi om Farid memegang tanganku. Aku (pura-pura) gugup. Kusuruh dia minum dalam getar. Dia menurut sambil tangannya tak lepas memegang tanganku dan matanya menatapku yang (pura-pura) ketakutan. Ada kepuasan di wajahnya kala itu. Dipikir aku sudah jatuh dalam perangkap yang dibuatnya. Guess what? Dia salah. Aku yang telah berhasil menjebaknya. Selesai minum dia menyerahkan gelasnya padaku. Ketika kutaruh gelas itu, aku berkata ‘om, aku balik ke kantor duluan ya’. ‘Sebentar. Kita bareng’ jawabnya. Dengan itu, tahu-tahu dia sudah di belakangku mendekap tubuhku dari belakang.
“Sonya.. Sonyaa.. kamu cantik banget sekarang. Waktu om tau kamu kerja dikantor, om udah ga sabar ngulang kejadian dulu. Ternyata kesabaran om terbayar juga..” Orang tua brengsek tak tahu diri. Mati saja sana. Sudah bau tanah kenapa tidak insyaf juga. Aku layani nafsunya itu. Dengan terus berpura-pura sebagai mangsa tak berdaya, om Farid menggiringku ke tempat tidur. Aku sedikit melawan. Well, aktingku harus sempurna bukan? Lagipula, bandot tua seperti dia lebih senang menggarap mangsa yang tak berdaya dan merona-ronta lemah. Untuk menunjukkan kuasanya.
Tak butuh waktu lama sebelum obat tidur itu bekerja. Ketika dia berada di atasku, kepalanya mendadak pening. Setelah itu dia tertidur di atasku. Sial. Berat sekali dia. Aku balikkan tubuhnya. Kuambil video yang kusembunyikan di dekat tempat minum tadi. Kulihat hasil rekamanku. Sempurna. Rekaman ini akan kukirim kepada papa. Hanya papa saja. Biar dia bisa melihat kebejatan om Farid dan membuktikan ucapanku dulu. Aku ingin Papa menyesal atas tindakannya dulu. Lalu segera kutelpon gadis belia yang telah kusiapkan.
Tuntas sudah semua. Segala macam pose sudah kupotret sempurna. Aku bayar gadis belia itu dan menyuruhnya untuk tutup mulut atas ini semua. Dia menurut. Lagipula aku juga telah membalaskan sakit hatinya. Gadis ini juga korban kebejatan om Farid. Aku tahu, karena orang tua anak ini adalah sekretaris om Faris sendiri. Kami senasib. Gadis itu menangis setelah sesi foto itu. Dia lega karena orang yang telah menodainya akan mendapatkan balasan. Aku menenangkan dan menasehatinya. Aku tidak ingin dia sepertiku dulu. Liar tak terkendali. Selesai. Akhirnyaa.. Aku puas.
**
Esoknya aku menemui papa dan menunjukkan video dan foto-foto om Farid padanya. Papa murka. Papa tahu kelakuan om Farid yang suka main perempuan di belakang adik bungsunya. Tapi tidak menyangka bahwa om Farid tega menodai aku, anaknya. Aku sedikit geram padanya. Telat kataku. Aku sudah membalas sakit hatiku sendiri. Aku bilang aku sudah mengirim foto-foto ini ke media. Aku juga beberkan bukti-bukti kecurangan om Farid pada data keuangan perusahaan papa. Sejumlah dana diselewengkan agar om Farid dapat membuka bisnis sendiri tanpa embel-embel nama besar papa. Papa shock tidak menyangka.
Sejak itu papa sedikit menaruh hormat padaku. Bagaimana pun aku juga Hartawan katanya. Dia mulai membangga-banggakan aku. Aku muak dengan tingkahnya. Kemana saja dia selama ini. Om Farid ditendang dari perusahaan papa. Diberhentikan secara tidak hormat dalam Rapat umum pemegang saham. Juga diceraikan oleh tante Merry. Setelah berita hebohnya dengan gadis di bawah umur merebak. Sialnya dia berhasil lolos dari jeratan hukum karena bukti yang tidak cukup katanya. Sudahlah tidak mengapa. Lagipula aku juga tidak bisa melibatkan gadis itu sebagai saksi. Masa depannya masih panjang. Aku tidak ingin gadis itu menceritakan aibnya didepan semua orang.
Tapi rencanaku sudah sesuai prediksiku. Om Farid jatuh dari bergelimangan harta hingga hanya mampu mengontrak rumah kecil saja. Banyak perusahaan yang menendangnya karena notice dari papa pada setiap perusahaan yang bekerja sama dengannya. Karena itu om Farid susah mencari pekerjaan di bidang yang sama. Kasihan dia. Bahkan keluarganya pun tidak mau lagi mengenalnya. Namanya dicoret dari silsilah keluarga karena tindakan asusilanya. Apa aku sudah kelewatan padanya? Haruskah aku menyesal atas tindakanku padanya? Maaf saja. Tidak akan pernah.
*
RAHASIA YANG (SEHARUSNYA) TERKUBUR
Dendamku sudah terbayar lunas semua. Tapi ada satu masalah yang datang menerpa. Papa mengendus Rahasia Jojo. Astaga. Bagaimana bisa? Dari mana orang tua itu bisa menciumnya?
Waktu itu, Jojo datang padaku dengan satu permohonan. Selama ini Jojo tidak pernah meminta apa-apa dariku. Kecuali dulu itu, ketika dia ingin aku berpacaran dengan temannya. Sekarang Jojo sudah bekerja di kantor papa. Tentu saja si Frans itu juga bekerja dikantor yang sama. Jojo sendiri yang meminta pada papa. Aku pun ikut merekomendasikannya ketika papa (tumben) meminta pendapatku. Karena aku mengenalnya juga seluruh prestasinya. Aku beri penilaian baik untuk Frans ini. Lagipula aku tak tega memisahkan Jojo dari cinta matinya.
Tapi aku mulai jengah lagi dengan ini semua. Si Frans ini tak hentinya menunjukkan rasa suka, penuh puja penuh cinta. Astaga. Sial. Persetan dengan cinta.
Oh iya, permohonan Jojo.. Waktu itu, malam hari Jojo masuk ke kamarku dan melepaskan seluruh resah gelisah didirinya. Dia bercerita papa mulai curiga jika dia suka dengan sahabatnya. Karena papa melihat sendiri bagaimana binar mata Jojo ketika Frans ada di dekatnya. Sial. Itulah mengapa kubilang cinta itu membuat lemah. Karena kelemahanmu bisa terlihat sempurna.
Jojo memiliki rencana, katanya aku harus menikahi Frans. Jadi dia bisa bilang pada papa kalau Frans dekat dengannya untuk dijodohkan denganku. Sial. Apa-apaan dia. Menyusun rencana tanpa meminta pertimbanganku. Mana mungkin juga papa akan setuju. Frans dari kalangan bawah. Rakyat jelata kalau mengutip kata papa. Tidak akan pernah setuju. Aku yakin itu dan ternyata aku keliru.
Entah lobby seperti apa yang dilakukan Jojo, hingga papa merestui ketika Frans datang ke rumah kami. Ternyata papa licik. Dia melihat kinerja Frans yang sangat hebat. Papa bahkan memuji Frans sebagai gabungan dari aku, om Farid dan Jojo dijadikan satu. Pintar, ide cemerlang dan boneka penurut. Sial. Ternyata ada udang dibalik batu.
Akhirnya Papa merestui aku disunting oleh Frans Gunawan Kertanegara. Malam hari sebelum akad nikah digelar. Jojo datang ke kamar pengantinku. Yup. Kamarku telah dihias sempurna.
“Kak.. Maafin Jojo..” mendung menggelayuti wajahnya. Aku masih kesal dengan idenya. Tapi aku memang telah bertekad akan melakukan segalanya demi dia.
“Joe.. kenapa harus gini.. kamu tau kan kalo kakak ga cinta Frans..” Jojo mengangguk.
“Jojo yakin kalo Frans bisa bikin kakak jatuh cinta. Kakak ga liat apa matanya. Dia bukan cuma cinta, tapi dia juga memuja kakak. Lagipula tahun depan Jojo juga bakal nyusul nikah. Papa udah curiga kak sama Jojo.. Makanya sekarang papa lebih milih Bastian yang megang perusahaan. Karena kata papa aku terlalu terbawa perasaan kalo menyangkut Frans di kantor..” Ya ampun Joe. Jelaslah papa curiga. Padahal udah dari dulu aku wanti-wanti agar Jojo bisa menutupi binar dimatanya itu. Tapi ternyata cinta melemahkannya sedemikian rupa. Sial kau cinta. Kau buat adik kesayanganku serba salah.
“Joe.. Jojo harus ingat. Kakak rela lakuin apa aja buat Jojo. Jadi kamu harus kuat ga boleh lemah kayak sekarang. Lagi juga kenapa ga jujur aja sama papa?”
“Dan dibunuh setelahnya? Maaf kak Jojo belum mau mati..” benar juga. Papa tidak akan pernah memaafkan aib yang mencoreng nama keluarga.
“Trus maksud kamu nikah nanti itu sama siapa?” Akhirnya Jojo cerita, bahwa ada satu wanita yang selama ini mendukungnya. Dia tahu perasaannya pada Frans tapi wanita itu selalu menyemangatinya. Dia sahabat Jojo dan Frans juga. Lagipula wanita itu setuju untuk menikah karena umurnya memang tidak akan lama. Selain itu juga karena wanita itu ternyata memendam rasa cinta pada adikku. Lagi-lagi, karena cinta orang rela melakukan hal konyol seperti ini. (Kutegaskan) Persetan dengan cinta.
**
Pernikahanku dengan Frans akhirnya terselenggara. Begitupun dengan pernikahan Jojo di tahun berikutnya. Wanita pilihan Jojo cantik. Tapi aku tidak menyangka dia mengidap penyakit berbahaya. Dia mengidap tumor otak. Sudah setahun lebih ini. Ketika akhirnya mengetahui penyakitnya, wanita itu jujur pada Jojo akan perasaannya dan mengusulkan pernikahan ini. karena dia tahu seluruh permasalahan Jojo dan bersedia membantunya. Aku jadi sayang pada wanita ini. aku menganggapnya sudah seperti adik perempuan yang tak pernah kumiliki.
Wanita itu bernama Putri Handayani Hayuningtyas. Masih keturunan darah biru keraton Jogja. Dan keluarganya memiliki bisnis yang lumayan sehingga papa menyetujui pilihan Jojo. Ayu orangnya, lemah lembut tata lakunya. Penuh dengan sopan santun budaya Jawa senyata-nyatanya. Jika bersama putri aku merasa urakan sekali. Akhirnya aku mendengar kabar jika Putri mengandung. Aku senang. Akhirnya Jojo akan memiliki anak juga. Sedang aku terus saja menundanya. Pil KB tak pernah alpa. Kuminum selalu. Setiap malamnya. Maaf saja aku belum mau punya anak.
Jojo memang suami yang setia. Dia membuktikan kata-katanya, bahwa ketika menikah dia akan selalu setia pada istrinya. Cintanya memang masih ada pada Frans, tapi dia pendam dan kubur dalam-dalam. Sedang Frans tak hentinya memujiku dan selalu berusaha membahagiakanku. Sikapnya dari hari ke hari kian manis denganku. Frans bahkan selalu memperhatikan hingga detail terkecil. Seperti berapa banyak gula dalam tehku, bagaimana jeleknya moodku di pagi hari, juga warna lipstik yang biasa kupakai. Dia tahu semuanya.
Astaga. Jika dia terus begitu hatiku bisa luluh. Tapi aku tidak bisa mengkhianati Jojo dan merebut cinta darinya. Salahkah jika aku mulai menemukan rasa nyaman pada Frans yang sekarang menjadi suamiku?
Tahun-tahun dalam pernikahan kami berlalu sudah. Aku pun telah memiliki anak kini. Hutomo Putra Kertanegara. Biasa kami panggil Tomo atau Tom-Tom. Aku tidak ingin anakku menyandang nama papa. Lagipula anak harus menyandang nama ayahnya kan. Keluargaku dikucilkan oleh papa. Karena aku dengan seenaknya keluar dari kantor papa begitu menikah. Padahal papa (katanya) membutuhkan diriku di perusahaannya. Peduli setan dengan itu semua. Dendamku sudah tunas kulaksanakan. Biar suamiku saja yang mencari uang.
Aku menikmati hidup sebagai ibu rumah tangga. Ternyata Frans memang sangat mencintaiku. Lebih tepatnya memujaku. Semua kata-kataku diturutinya, semua permintaanku dikabulkannya. Astaga. Semoga saja dia tidak tahu dengan kelakuanku dulu. Dan semoga dia tidak menemukan kaset-kaset video juga foto-foto itu. Bisa jungkir balik dunianya jika tahu.
Oh satu yang belum aku sebutkan. Aku menyimpan semua foto-foto, dan video kelakuan liarku dulu di ruang bawah tanah rumahku. Kurasa Frans tidak tahu semua itu. Jangan sampai tahu. Aku tidak bisa membayangkan jika seluruh masa laluku dia temukan. Jojo telah menyarankan aku untuk membuang dan membakarnya, tapi barang-barang itu yang membuatku waras dan menjadi pribadi yang baru. Video dan foto itu membuatku jijik dengan diriku dulu. Karena itu ketika melihatnya, aku tidak akan mengulang segala kecerobohanku.
Keluargaku harmonis dan bahagia. Aku pun sudah menaruh rasa pada Frans. Aku telah memberi tahu Jojo dan syukurlah dia merestuinya. Anakku juga lucu dan menggemaskan bersama temannya yang juga merupakan anak dari teman kuliah Frans dulu. Mereka terlihat ceria. Hanya Jojo yang menemani keluargaku. Papa dan Bastian bahkan tidak pernah repot mengunjungi rumahku. Padahal papa dulu mulai menghargaiku. Hanya karena aku tidak mau membantu perusahaan keluarga papa mengucilkanku. Sial. Padahal ada Frans yang membantunya. Sudahlah. Aku tidak peduli. Papa memang selalu bertindak semaunya. Jojo pun mulai mendapat kepercayaan papa lagi setelah dia melahirkan cucu laki-laki pertama untuk papa. Sayangnya tak berapa lama Putri meninggal ketika anak Jojo, Robby masih berumur 5 tahun.
Hingga satu ketika datang kabar yang mengejutkan dari om Farid. Dia menelponku di satu waktu. Di siang hari yang menyengat itu. Dia bilang dia menemukan ibuku. Yang katanya sekarang tinggal di Jogjakarta. Aku tidak percaya dengannya. Lalu dia mengirimkan MMS padaku. Dari mana dia dapat nomorku? Sial. Ternyata dia dendam padaku. Dan foto itu. Memang ibuku. Tidak salah lagi. Walau rambutnya telah memutih dan kerutan terlihat diwajahnya kini, tapi aku mengingat mata sendu ibu, selalu. Mata itulah yang selalu mengantarkan tidurku. Ibu.. Mau apa om Farid dengan ibu?
Om Farid meminta sejumlah besar uang agar aku tutup mulut sebagai jaminan ibuku tidak akan dilukai. Segera aku memesan tiket ke Jogja siang itu. Untungnya masih ada penerbangan sore hari. Dengan cepat kukemas pakaian dalam koper seadanya. Lagipula aku tidak akan lama. akan kubereskan masalah ini sekarang juga. akan kubuat om Farid menyesal berani berurusan lagi denganku. Namun sayangnya, pesawatku tidak pernah berhasil mendarat sampai tujuan. Om Tom.. Frans.. Jojo.. Maafkan aku harus pergi meninggalkan kalian.. Semoga rahasiaku terbawa bersama hancurnya pesawat itu. Semoga kaset-kaset video dan foto-foto itu terkubur dibawah tanah selamanya. Tom, belum banyak yang bisa ibu lakukan untukmu. Jadilah anak yang kuat meski tanpa ibu.
Maaf
Hanya itu yang terucap dari bibir yang terkatup rapat
Perihnya luka hati masa lalu
Tolong jangan kau bawa hingga maut menjemput ragaku
Maaf
Aku punya rahasia durjana yang mungkin kau tak suka
Tapi itu terlanjur terjadi sebelum kau kucinta
Haruskah kubersimpuh dari tempatku di awang-awang kini hai arjuna
Tolong maafkan
Benci aku hina aku caci maki diriku sumpah serapahi aku
Tapi jangan salahkan anakku
Anak kita berdua dan kau tahu itu
Tolong maafkan
Segala khilaf dimasa lalu
Segala sesal yang terlambat kau jamu
Segala dendam yang membunuhku dalam penyesalan tanpa jeda
Cinta
Aku tahu kini apa itu cinta
Cinta adalah kamu yang membuatku mengerti itu semua
Cinta adalah aku yang menyadari bahwa diri terjatuh dalam pesona nyata
Cinta adalah anak kita buah cinta kita bukan lainnya
Tolong jangan ragukan itu
Aku cinta kamu
Dan kau tahu itu
Aku cinta anakku anak kita
Dan kau tahu itu
Maaf cintaku terlambat datang untukmu
Kukatakan ini agar kau tahu
Hanya itu..
**
CUUUUTTTTTT
Mungkin ini postingan terakhir di bulan ini. Karena bulan puasa nanti TS mau libur nulis dulu. Dan baru akan lanjut setelah lebaran. Doa in aja sebelum puasa Rei PoV udah selesai diketik, jadi bisa di post sebelum hiatus..
Nb: buat SR tinggalin jejak klo mo di summon. en buat yang ga berkenan untuk di summon lagi bilang jg ya.. takutnya ganggu..
So..
Happy Reading Guys..^^
@octavfelix
@bayumukti
@titit
@tarry
@angelsndemons
@alvaredza
@TigerGirlz
@Zazu_faghag
@arifinselalusial
@FransLeonardy_FL
@haha5
@fadjar
@zeva_21
@YogaDwiAnggara
@inlove
@raka rahadian
@Chy_Mon
@Cruiser79
@san1204
@dafaZartin
@kimsyhenjuren
@3ll0
@ularuskasurius
@Zhar12
@jujunaidi
@edogawa_lupin
@rickyAza
@rebelicious
@rizky_27
@greenbubles
@alfa_centaury
@root92
@arya404
@4ndh0
@Angello
@boybrownis
@jony94
@Sho_Lee
@ddonid
@catalysto1
@Dhika_smg
@SanChan
@Willthonny
@khieveihk
@Agova
@Tsu_no_YanYan
@elsa
@awangaytop
@Lonely_Guy
@ardi_cukup
@Hiruma
@m1er
@maret elan
@Shishunki
@Monic
@cee_gee
@kimo_chie
@RegieAllvano
@faisalits_
@Wook15
@bumbellbee
@abay_35
@jacksmile
@rezadrians
@topeng_kaca
@wahyu_DIE
@Just_PJ
@nand4s1m4
@danar23
@babayz
@pujakusuma_rudi
@HidingPrince
@Jean_Grey
@nand4s1m4
@tahrone
@alamahuy
@eswetod
@aw_90
@Akbar Syailendra
@diditwahyudicom1
@PahlawanBertopeng
@ryanadsyah
@Mr_Makassar
Yuk kita kemooonnn.. Happy Reading,.^^
hmm, emg "pnyakit" nya lutfi ini bneran ada ya di dunia nyata?
who's 'lutfi'?
tgl rahasia dmna tom skrg..
btw anjir ini cerita sumpah keren bgt!!! lnjutkan mas rei :x