BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

OneShoot Story ( Boys Love )

1121315171828

Comments

  • WOW,,, gw bngt" yah, aku harus menangis dalam hati, meratap dalam sendu, berteriak dalam pilu, akhirnya aku harus pasrah dg takdir hidupku,,, THANX.
  • Udh bs ketebak sih dr awal pasti yg bersuara itu suara hatiny sndiri... Pergolakan batin seorang gay yg harus menikah hanya karena nama baik..intiny sih klo mau menikahi seseorang harus sepenuh hati, jgn setengah2... Lumayan ceritany, walaupn krg greget.. :D
  • Kalau ada wanita yg cantik luar dalam yg mau dijodohkan ma aku langsung aja aku iyakan saja.
    Masalah cinta entar biar tumbuh dgn sendirinya.
  • Nice, ini seperti yang akan aku jalani sebentar lagi...
  • Dari "suara"itu lah...mmbuat kta lbih mmprtimbngkn ktlusan & cinta,salut smu bungT.S karya2 mu mmng penuh warna,truslah brkarya d'ats awan untk mlukis pelangi
  • I like it!
    Berperang dengan diri sendiri tentang hakiki hidup.
  • BOYS LIKE BOYS


    **
    Anak itu sangat manis, matanya bulat dan jernih, bibirnya yang tipis dan mungil selalu mengukir senyum di sana, kulitnya bersih, bocah itu entah kenapa telah membuatku gundah.

    Umurnya masih sekitar 9 tahun, jika dia bisa sekolah mungkin sekarang dia sudah kelas empat sekolah dasar, namun sayang sekali kehidupan yang sulit membuatnya tak bisa bersekolah, seperti aku yang hidup di jalanan.

    Di mataku anak itu begitu sempurna, wajahnya manis dan lucu, walau masih kecil dia tampan, dan dia terlihat lugu, membuat diriku yang tak bisa menahan diri selalu mencuri pandang saat aku tak sengaja berpapasan dengan dirinya, di gank sempit rumah-rumah kumuh tempat kami bernaung di kota besar ini.

    Dia tersenyum, sekilas menatapku, ada hampa di sorot matanya, ada luka tersembunyi di balik senyumnya, ada apakah dengannya, andai ku mampu menghapus kehampaan dan luka itu.

    Aku ingin mengabadikan senyum memabukan itu di wajah polosnya, lebih ceria, lebih indah.

    Namun hingga dia melewatiku aku masih membeku dengan wajah menunduk menyatukan dagu dengan dadaku membeku hingga dia menghilang di kegelapan ujung gang, lalu aku berlari ke rumah, mengambil cermin, memandangi wajah memerahku, merasakan debar jantungku yang penuh gemuruh.
    Dan aku meratap, oh kenapa aku begitu pemalu, oh aku pecundang, bahkan tak kuasa walau hanya sekedar menyapa.

    *****
    Cuaca hari ini sangat panas, kulit terasa terbakar oleh matahari yang panasnya begitu menyengat, jalan-jalan tersapu angin hingga mengepulkan debu dan membuat dada sesak, lalu lintas yang macet seperti biasanya membuat suasana lampu merah menjadi gersang.

    Aku duduk terlena di bawah pohon tua yang tumbuh subur di tengah kegersangan kota besar nan kumuh, gitar kusam dan usang tergeletak di sisi tubuhku, dengan pembungkus permen yang biasa ku jadikan penampung recehan itu kini terlipat di balik dawai yang membisu.

    Duduk bersender di tubuh renta beringin tua, aku sedang menatapnya, dan aku tak bosan menatapnya, menatap dia si pemuda pemilik senyum manis yang senantiasa ku puja dan ku kagumi, sejak dahulu saat dia masih bocah kecil hingga kini dia telah menjadi sosok tampan nan kuat pemuda belia lima belas tahunan.

    Dia selalu menjadi si rupawan yang menggetarkan hatiku walau kini kulit putihnya berubah lebih gelap termakan teriknya matahari setiap hari.
    Setiap hari saat dia dengan gesitnya berlari dari satu mobil ke mobil lainnya, disini, di lampu merah ini, menawarkan setumpuk koran harian di tangannya, dengan senyum ramahnya dan bahasa tubuh yang tanpa kata.

    Ah pemuda itu benar-benar telah memabukan jiwaku hingga aku selalu tak berkutik di depannya,
    Mahendra namanya, nama yang keren sekali, bagiku, sekeren pemiliknya yang telah meluluh lantakan jantungku.

    Hingga tergumam janji, andai apapun yang terjadi, akulah sang pelindungnya, seperti selama ini, yang akan selalu ada untuknya, suka atau duka dirinya, aku akan selalu menjadi kalimat dan kata-kata baginya yang tak pernah ia miliki.

    *****
    Satu hari yang melemaskan sekujur saraf dan seluruh semangatku, tanpa Mahendra apalah artinya hidupku, tanpa dia hanya kesuraman ku lihat jalanan gersang ini,..
    Oh kemana dia Mahendraku? Tak tahukah betapa khawatirnya aku?
    Apakah yang terjadi dengannya gerangan yaa Tuhan!

    Sang pujaanku telah menghilang dari pandangan, dari gemuruh dadaku saat memandangnya, berhari dia tiada oh sesak di dada, bahkan satu detik saja rindu kalbuku, berat niat derita mendera andai kehilangan beribu masa.

    Biasanya, duduk di bawah pohon tua ini, bagai duduk di singgasana indah yang sejuk dan damai, karena ku lihat dia hai sang idaman, betapa indah memujanya hingga mata ini berbinar .

    Namun kini dia tiada, entah aku merasa bagai duduk di atas bara, hatiku memanas oleh khawatir yang memendam, aku tiada tenang, aku gelisah.
    Aku merindu..

    Haruskah kini ku mencari...!!


    ***

    Alam berpeluk gelap malam, dan aku berdiri gamang, memandang nanar ke penjuru gang gelap nan kotor itu, bimbang melanda jiwa, beberapa langkah lagi aku padanya, pada sang pujaan.

    Ragu semakin bertumpu, tak kuasa menahan rindu, haruskah kembali dan pulang dengan sesal membelenggu?
    Ah tidak! Ku tak ingin menjadi pecundang lagi, tinggal beberapa langkah lagi, aku pasti bisa, demi dia, demi senyum manis yang menjadi tanda kabar kebaikan dirinya.

    Satu langkah perlahan aku mendesah..

    Dua langkah kaki mulai bergetar..

    Tiga langkah dan aku ingin meledak..


    Mataku terbelalak membesar kalap, mulutku menganga menguapkan amarah yang membuncah di dada, kedua kakiku bergetar hebat seakan takan mampu lagi menopang tubuh yang mengigil di balut angkara murka.

    Oh Tuhan dia sedang tersaruk berjalan ke arahku, ada air mata yang tersisa mengembun, perih hatiku tak sanggup melihatnya, ada banyak lebam dan luka bagai tatto di tubuhnya, kenapakah dia?
    Siapa yang berani melakukan kekejaman itu kepadanya, kepada pujaanku?

    Gigiku gemeretak oleh amarah, tetesan hangat menjalar dari sudut mataku mengalir di pipiku, seperti tangisannya yang tiada henti, menaburkan mutiara-mutiara berkilau dari matanya yang penuh luka mendalam, luka di hatinya.

    Sejenak dia berhenti menatapku, dan tiada lagi senyuman itu, wajah ini penuh ketakutan menatap nanar diriku, menusuk jantungku, aku merasakan lukanya yang begitu perih.

    Tak kuasa aku membiarkannya merana sendiri, dengan sekuat hati ku coba bergerak, tak ingin lagi membeku, aku hanya ingin memeluknya, membuatnya nyaman, mengirimkan kekuatan pada hatinya yang terluka,

    Menangislah.. Bahuku ada untukmu..

    Dekaplah.. Tubuhku kini menjadi tameng pelindungmu..

    Jangan takut lagi, jangan bersedih lagi, kau kini sudah bersamaku, kembalilah tersenyum, kembalilah menjadi pemuda manis yang penuh semangat dan ceria..
    Karena kau juga semangat hidupku, kebahagiaan hidupku..


    ****
    Secangkir susu coklat hangat ku berikan padanya, di ujung sudut kota yang temaram, semoga bisa menghangatkan tubuhnya yang masih mengigil, antara dingin dan takut, tangannya bergerak-gerak memberi isyarat, membuat kalimat dengan caranya, mempersembahkan rasa terimakasihnya padaku.

    Ku layangkan senyum lembut padanya, kau akan selalu membisu, mungkin sampai kau mati, bahkan sejak kau lahir pun kau membisu, tiada tangisan tiada celotehan, tapi kau punya senyuman hebat yang begitu indah.

    Dan aku akan selalu tahu kata hati mu pujaanku, tetaplah kini bersamaku, karena kau adalah hidupku, kau sebagian nyawaku..

    Dia menatapku malu-malu, ujung bibir tipisnya bergerak, memaksakan untuk tersenyum, memberikan sapaan padaku, oh aku melayang..

    Dan tak tertahan lagi..

    Ku tepuk pipinya lembut, lalu ku cium keningnya penuh cinta kasih dan kerinduan yang tulus, tak ku pedulikan mata bulatnya membelalak kaget dengan apa yang ku lakukan padanya, takan ku pedulikan karena yang ku tahu hanya rasa sayang ini begitu hebat dan indah padanya.

    Aku lelaki pengagummu wahai pemuda, memang aneh, tapi tiada yang mustahil akan cinta, walau mesti terpendam namun cinta ini suci, aku tak menyesalinya..

    Mulai saat ini hanya ada kita berdua, menjalani kerasnya hidup, mengarungi kejamnya kehidupan ibukota, namun tenanglah aku akan selalu jadi tameng hidupmu, aku akan selalu ada untukmu..

    -Tamat-


    **
    Mensyeeeeen ah..

    @HidingPrince @boljugg @pokemon @diyuna @sasadara @erickhidayat @putra8081 @iansunda @danu_dwi @yeniariani93 @firkhafie @eizanki @Ray_Ryo @Flowerboy @adhie_Prhasetya @dheeotherside @drajat @faisalits @cool_boys @solous @callme_DIAZ @permana21 @rhamadani_rizky @jony94 @hananta @trisastra @haha5 @masbaddud @angelsndemonds @nakashima @aries18 @san1204 @waisamru @enykim @caetsith @angga_rafael2 @abracadabra @farrosmuh @maret elan @adam25 @bayumukti @farizpratama7 @Rimasta @rizky_27 @eldurion @mustaja84465148 @Tsu_no_YanYan @arieat @rez_1 @YANS FILAN @adinu @ularuskasurius @Donxxx69 @fad31 @MikeAurellio @PohanRizky @3ll0 @agova @ruki @jamesfernand084 @venussalacca @Gabriel_Valiant @putra_prima @Qwertyy @fansnya_dionwoyoko @rendifebrian @Beepe @dota @danielsastrawijaya @leviostorm @komo_chie @bonanza @dimz @StoYadi @inlove @hehe_adadeh
  • Narasi Ўğ enak :)
  • Terus Gimana yah.... Btw lanjutin dong... Mermaid boy
  • Seperti cerita yg di-zip. overall bagus
  • bayumukti wrote: »
    Terus Gimana yah.... Btw lanjutin dong... Mermaid boy

    Mermaid boy msh dalam bntuk draft hehe @bayumukti
  • Huaaaaahaahaah :'( banget
  • eizanki wrote: »
    Huaaaaahaahaah :'( banget

    Kenapa @eizanki
  • ** DUL **



    ***
    Terlahir

    Bayi laki-laki itu menangis kencang saat dengan selamat dia terlahir kedunia, Ibunya mempertaruhkan jiwa raganya untuk melahirkannya setelah sembilan bulan menjaganya dengan baik di dalam rahimnya.

    Bayi mungil yang masih polos dan suci itu telah memberi kebahagiaan pada semua orang yang sedari tadi menunggu dengan cemas di kamar berdinding Bilik bambu, kini mereka tersenyum riang gembira menyambut sang malaikat kecil.

    Sang ayah di luar kamar tiba-tiba spontan berjoget saking bahagianya saat nenek Paraji ~dukun beranak~ memberi tahu bahwa anaknya itu berjenis kelamin laki-laki, seorang bayi laki-laki yang lucu telah terlahir kedunia yang luas ini, setelah beberapa anak perempuan yang selalu hadir, akhirnya lahir juga seorang bayi laki-laki kedalam pelukannya, bayi yang selama ini selalu di impikannya, lengkap sudah kini dia menjadi seorang ayah.

    Sang ibu tersenyum bahagia dengan raut lega di tengah-tengah rasa sakit selepas berjuang melahirkan sang jagoan, senyum bahagia terpancar dari matanya penuh haru.

    Bayang-bayang harapan terpancar di mata mereka yang menatap sang bayi dambaan penuh suka cita.

    Tuhan telah memilih sang bayi untuk di lahirkan dan dipercayakan pada keluarga mereka, titipan anugerah yang harus di jaganya baik-baik.

    Mereka beri nama bayi itu Doel.



    ***
    Usia 5 tahun.

    Sang ibu menghela nafas resah, di belai lembut rambut anaknya yang masih basah oleh air bekasnya tadi dia mandi, dengan penuh kasih sayang, lalu kembali disodorkan pakaian yang ada digenggamannya untuk segera dipakaikan pada anaknya.

    Doel, sang anak yang masih telanjang bulat selepas mandi itu tetap keukeuh gak mau dan ingin memakai baju yang jadi pilihannya, baju yang kini di peluknya erat, doel suka baju itu, matanya berbinar-binar saat menatap baju itu.

    ''Ini baju kamu sayang, kamu pakai yang ini saja ya, itu kan baju teteh kamu, dan kamu gak pantes pake baju itu'' kata sang ibu tetap lembut dan sabar menghadapi anaknya yang rewel.

    Tapi bocah laki-laki itu keras kepala, dia tetap dengan pilihannya dan mulai menangis, merengek-rengek ingin mencoba baju kakak perempuannya, baju gaun yang penuh renda-renda dan berwarna merah cerah, serta banyak gambar bunganya.

    Sang ibu menghela napas berat, memandang anak tersayangnya dengan khawatir, dipeluknya anak laki-laki satu-satunya itu penuh kasih sayang.

    "Ada apa dengan mu Doel?" bisiknya resah



    ***
    Usia 8 tahun.

    Dul termenung sendirian di pinggir lapangan halaman sekolah dasar tempatnya dia mencari ilmu, seragam merah putihnya tampak sudah kumal karena debu tanah lapang, teman-temannya riuh rendah bermain ditengah lapangan dengan keasyikan-keasyikannya sendiri.

    Digenggamannya beberapa butir kelereng masih utuh belum ia mainkan.

    Matanya menatap bergantian pada segerombolan anak laki-laki yang sedang bermain bola di tengah lapangan, lalu beralih memandangi pada sekelompok anak-anak perempuan yang asyik dengan permainan lompat tali diteras depan kelas.

    Wajahnya terlihat ragu.

    "Doel main bola yuk, gantikan si Jaka, dia udahan" seorang teman laki-laki datang mengajaknya bermain bola, Doel tak menjawab hanya diam dengan rona malas di wajahnya.

    "Doeeeeelll sini ikutan main, gantiin si Rini nih..." teman perempuan yang sedang bermain Sapintrong ~lompat tali~ di teras sekolah berteriak memberikan ajakan sambil melambaikan tangannya.

    Doel langsung tersenyum cerah lalu berlari menghampiri anak-anak perempuan yang mengundangnya dan sebentar saja terlibat dengan permainan.

    Sebuah Pilihan telah ia tentukan atas keinginan hatinya, dan ia senang melakukannya.

    Teman laki-lakinya memandang Doel dengan tatapan aneh dan mengejek.

    ***
    Usia 14 tahun.

    Di belakang sebuah rumah, sore hari.

    Doel membeku terdiam di samping gadis kecil berseragam SMP itu, lidahnya terasa kelu dan berat, dia bingung harus berkata apa, sang gadis kecil juga terdiam menunduk malu-malu, sebuah amplop berwarna pink dengan pola bunga terselip di genggaman jari jemarinya yang kecil dan lentik.

    Sesaat mereka terdiam dengan kegalauan hatinya masing-masing.

    ''Aku telah memilihmu, surat itu sebagai bukti bahwa kamu pilihan hatiku, kamu mau jadi pacarku?'' ucap Doel pelan dan terbata-bata setelah ia pikir cukup mengumpulkan keberaniannya untuk bicara.

    Gadis itu hanya tersenyum dan menunduk semakin dalam, wajahnya merona bagai warna amplop pink yang dia genggamnya.

    ''Aku mau..'' jawabnya lebih pelan dari Doel, seperti bisikan yang hampir tak terdengar, namun cukup jelas di telinga Doel.
    Doel harusnya bahagia, kini dia telah jadi seorang kekasih buat gadis itu, dia dengan mudah menaklukan gadis manis ini.

    Tapi entah kenapa hati doel merasa biasa saja, bahkan sangat biasa, atau Doel malah mungkin jadi malas.

    Wajah Doel hanya tersenyum samar.



    ***

    Usia 18 tahun.

    Doel gamang, haruskah dia melakukannya?

    Dia ingin melakukannya, tapi doel juga ingat itu adalah sebuah dosa, Doel ingat ibunya selalu menasehati agar Dia jangan sampai menyentuh itu, namun sesuatu itu kini di depannya dan sangat menggodanya untuk Doel coba.

    Apalagi teman-temannya sudah sedari tadi begitu asyik menikmati itu, Dan mereka menyemangati doel untuk mencobanya.

    Menikmati minuman beralkohol yang mereka beli secara patungan itu, ada 5 orang disana termasuk Doel.

    ''Ayo doel, jangan cemen kamu, ayo coba..'' bisik sahabatnya sambil menepuk bahu Doel, dengan ragu Doel meraih cangkir yang penuh dengan minuman yang di tuang dari botol bermerk Topi Miring itu.

    Doel tersenyum samar, setan-setan sedang menari dalam dadanya mendukung Doel untuk segera memilih mencoba minuman itu.

    Semenit kemudian cangkir itu telah kosong.

    Teman-temannya bersorak memuji atas pilihan Dul yang berani mencoba sesuatu yang baru dan hebat menurut mereka itu.

    Mereka bilang Doel anak gaul, dan doel suka mendengarnya, Doel segera meraih cangkir penuh lagi, demi pujian-pujian menyenangkan itu lagi.

    Hingga dia mabuk parah.

    Dan doel merasa ingin mencium semua teman-teman laki-lakinya yang ada di situ, mereka terlihat menggairahkan di mata doel, membuat celananya menyempit.

    Doel bingung!


    ***
    Usia 20 tahun.

    Duduk sendirian di keremangan lampu pilips 15 watt yang menggantung di langit-langit sebuah rumah kosong,
    Dadanya masih mual setelah muntah-muntah karena kebanyakan minum minuman alkohol.

    Doel sedang menunggu dengan tak sabar, menunggu pergaulan baru yang di tawarkan teman-temannya.
    Kali ini lebih berani Dan lebih gaul.

    Doel yakin ingin mencoba, kini walau harus menjadi yang kedua Doel rela menunggu giliran.

    Dari sebuah kamar Temannya keluar dengan senyum puas, dan memberi isyarat agar Doel masuk ke kamar yang barusan dia keluar, temannya itu masih telanjang bulat dan berkeringat, melihat itu Doel merasa berdebar, lagi-lagi celananya menyempit karena kemaluannya tiba-tiba mengeras.

    Doel selalu heran karenanya?

    Dengan langkah pasti Doel pun segera masuk.

    Di dalam di keremangan lampu, Doel terbengong menatap seseorang yang duduk di ranjang, seorang wanita yang sudah cukup dewasa, tidak cantik tapi tidak jelek juga, wanita itu masih telanjang juga.

    Dengan modal wajah pas-pasan dengan tubuh yang lumayan masih kencang, wanita itu jual dirinya demi uang, bahkan walau harus di gilir, Dan sekarang giliran doel.

    Wanita itu melambaikan tangannya, mengundang Doel agar naik ke ranjang dan menyelesaikan pekerjaannya, Doel yang masih dalam pengaruh Alkohol segera naik, dan bersiap mengakhiri keperjakaannya malam itu.

    Tapi doel tak merasa Ia berhasrat, kemaluannya malah mngkerut lemas, tak seperti saat melihat temannya tadi.

    Doel bengong tak tahu harus melakukan apa? Dia merasa mual.



    ***
    Usia 26 tahun.

    Berbaring berdua dengan seorang teman Lelaki dikamarnya yang sempit dan berantakan,
    Doel gelisah, dia bingung harus melakukan apa?

    Kawan baru yang Ia kenal di chat itu tampan, Dan sepertinya berpengalaman.

    ''Aku bawa kondom, kamu tenang saja?'' bisik Toni teman yang baru di kenalnya seminggu ini

    ''Aku takut, ini pertama buatku'' bisik Doel tegang

    ''Tidak usah takut, kamu hanya harus memilih, berhenti sampai disini sebelum terjadi atau lanjutkan sampai selesai''

    ''Aku ingin mencoba, itu pilihanku, aku hanya masih merasa takut saja''

    ''Itu wajar buat yang pertama kali, pelan-pelan saja, santai, nanti jika telah mencoba kamu juga akan terbiasa''
    Doel memejamkan matanya, sebuah pilihan yang berat, hatinya ingin sekali melakukannya, namun dia takut pilihan itu akan menjadi buruk buat kehidupannya.

    Doel tahu ini pilihan tabu, pilihan terlarang, tapi Doel merasakan ini pilihan dari dasar hatinya, dia suka, dia nyaman, Doel hanya masih takut.

    Doel tahu, sekali dia memilih jalan ini dan mencoba liku-liku didalamnya, maka Doel akan selalu terikat dan sulit keluar, tapi Doel merasakan bahagia.

    Sekali lagi Doel hanya masih takut karena ini pertama kali buat Doel, tapi doel ingin mencoba.

    Malam semakin berlalu dan Doel masih diambang keraguan, lanjutkan atau berhenti?

    Temannya berbaring disampingnya setia menunggu, dengan bujukan dan rayuan.



    ***
    Usia 30 tahun

    Dul Menikah..

    Dan pacar lelakinya hadir dalam antrian undangan,
    Mereka bersalaman dengan senyuman penuh arti.
    ***



    @HidingPrince @boljugg @pokemon @diyuna @sasadara @erickhidayat @putra8081 @iansunda @danu_dwi @yeniariani93 @firkhafie @eizanki @Ray_Ryo @Flowerboy @adhie_Prhasetya @dheeotherside @drajat @faisalits @cool_boys @solous @callme_DIAZ @permana21 @rhamadani_rizky @jony94 @hananta @trisastra @haha5 @masbaddud @angelsndemonds @nakashima @aries18 @san1204 @waisamru @enykim @caetsith @angga_rafael2 @abracadabra @farrosmuh @maret elan @adam25 @bayumukti @farizpratama7 @Rimasta @rizky_27 @eldurion @mustaja84465148 @Tsu_no_YanYan @arieat @rez_1 @YANS FILAN @adinu @ularuskasurius @Donxxx69 @fad31 @MikeAurellio @PohanRizky @3ll0 @agova @ruki @jamesfernand084 @venussalacca @Gabriel_Valiant @putra_prima @Qwertyy @fansnya_dionwoyoko @rendifebrian @Beepe @dota @danielsastrawijaya @leviostorm @komo_chie @bonanza @dimz @StoYadi @inlove @hehe_adadeh
  • Yang ini jleb banget....
Sign In or Register to comment.