BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

kumpulan cerita misteri by @ruby

1252628303142

Comments

  • Update lagi dong lolik, gw suka banget bacanya..gw percaya kok meskipun jarang yang komen, tapi pasti banyak yang baca..
  • 171. Sahur
    Suara ayam berkokok dari arah belakang kontrakanku yang kecil ini. Aku bangun pukul 03.45 untuk menyantap makanan sahur yang sudah kusiapkan sendiri dari semalam, ya cuma sebungkus nasi goreng. Padahal ini bukan bulan puasa. Ya, aku sudah terbiasa melaksanakan puasa sunah Senin-Kamis sejak SMA.

    Nasib bujangan yang harus menyiapkan segalanya seorang diri. Setengah sadar kutahan rasa ngantuk ini, sambil kulahap makanan yang sudah dingin ini. Setelah selesai, kuteguk segelas air untuk melegakan tenggorokanku dari rasa amis mie goreng yang kumakan ini. Mungkin karena ngantuk, aku merasa tidak enak badan, dan suasana di dalam kontrakanku mendadak mencekam. Ditambah aku merasa ada yang aneh dengan makananku. Suara ayam yang daritadi terus berkokok dari belakang kontrakanku mendadak hilang, ketika kusadar di daerah ini termasuk aku tidak ada yang memelihara ayam.
  • 172. Sister

    Aku selalu ingin punya adik perempuan. Ketika orang tuaku membawa Sarah ke rumah, itu adalah saat yang paling membahagiakan dalam hidupku. Dia sangat imut! Aku tidak sabar untuk berbagi mainan dengannya.

    Dia tidur di kamar ayah dan ibuku saat hari-hari pertama. Dia menangis awalnya. Dia menangis sangat keras dan terkadang membuat kami terjaga saat malam. Aku terkejut tetangga-tetangga tidak mendengarnya.

    Akhirnya Ayah membuatkan kamar untuknya di lantai paling bawah (basement). Dia juga membuatkan tempat tidur dengan penghalang (seperti tempat tidur bayi) sehingga dia tidak dapat keluar. Kadang kadang aku ke basement untuk melihatnya. Aku melihatnya terbaring dengan mata terbuka, memandangi langit-langit.

    Orang tuaku berkata untuk tidak memberikan sesuatu yang tajam kepada Sarah karena dapat melukai dirinya. Aku menaruh mainan ke kasurnya tapi ia melemparnya dan mulai menangis lagi. Dia tidak peduli dengan mainan.

    Aku pergi ke sekolah tetapi sarah di rumah. Ibu berkata dia belum siap ke sekolah. Aku tidak akan pernah lupa hari ketika aku pulang sekolah dan Sarah menghilang. Tempat tidurnya kosong dan semua pakaiannya hilang. Ibu duduk di kursi dan terlihat sedih. Saat kutanya di mana Sarah, ia mulai menangis. “Sarah pergi” ujarnya. “dia meninggal dan di surga sekarang”

    Aku amat bingung. Suatu hariibuku mengajak berbelanja. Saat itu aku melihat poster di dinding dan terkejut saat melihat wajah sarah di poster itu. “Telah hilang. Sarah Winfield, usia 16. Diculik dari rumahnya tahun 2011. Jika kamu tahu informasi tentangya, harap hubungi polisi segera”
  • 173. Rabun

    Hallo. Namaku rabun. Aku adalah anak yang memiliki kelebihan seperti bisa melihat hantu. Mungkin karna bakat ini aku jadi sering menyendiri. Banyak temanku yang menjauhiku. Mereka mengatakan bahwa aku sudah gila. Mereka tidak tau apa rasanya menjadi diriku. Aku memang telah terbiasa melihat hantu. Mulai dari yang menyeramkan sampai yang menyenangkan. Jadi, aku tidak lagi merasa takut. Hingga pada suatu hari aku melihat sosok yang benar benar membuatku sangat ketakutan. Dia menyerupai diriku. Aku seperti bercermin. Dia mengikuti semua tingkah laku yang telah aku lakukan. Apa maksudnya ini? Aku tidak mengerti. Dan, siapa yang aku lihat itu?
  • 174. Mimpi

    -Minggu Malam-

    Aku berbaring di kasurku, bersiap untuk tidur. Beberapa saat kemudian, aku tertidur dan bermimpi. Dalam mimpiku, aku menyadari bahwa aku bermimpi. Di mimpi itu, aku sedang berada di depan rumahku. Hujan mengguyur dengan lebat. Kupikir, jika kuketuk pintu rumah, aku akan terbangun dari mimpi ini. Pintu pun kemudian kuketuk

    DOK DOK DOK

    Aku tebangun, terkejut mendengar suara ketukan di pintu. Suara itu sangat keras, sangat menakutkan, dan sangat nyata. Keringat deras mengucur dari tubuhku yang kepanasan. Jantungku berdetak kencang. Kupikir aku salah mendengar degup jantungku sendiri sebagai ketukan di pintu. Karena rasanya hampir mustahil ada yang mengetuk pintu jam segini. Aku pun kembali tertidur.

    -Senin Malam-

    Malam ini, aku bermimpi tentang hal yang sama. Bedanya, kali ini pintu depan terbuka. Aku pun masuk dan entah mengapa menuju dapur. Kubuka laci peralatan dapur, dan kuambil pisau daging paling besar yang ku punya. Kulihat cerminan mataku di pisau itu. Pikiranku dipenuhi oleh bayangan mataku sendiri. Tiba-tiba, melalui cerminan pisau, kulihat ada orang lain di belakangku. Orang itu tersenyum. Dengan keras kututup laci itu.

    BRAK

    Aku terbangun. Suara gemerincing peralatan logam di laci ketika kututup terdegar dengan jelas dan jernih. Itu bukan mimpi. Dengan ketakutan, aku menuju ke arah dapur. Walau masih setengah tertidur, aku harus memeriksanya. Kubuka laci peralatan dapur. Pisau itu masih ada di sana, Kututup laci, dan kembali ke tempat tidur. Meski memerlukan waktu sedikit lama, aku kembali tertidur.

    -Selasa Malam-

    Aku bermimpi lagi. Kali ini mimpiku dimulai dengan senyuman yang kulihat di pantulan pisau itu. Dari pandangan matanya, aku tahu dia mengetahui ia sedang melihat seseorang yang ketakutan dan kebingungan. Sekali lagi aku melihat cerminanku di pisau itu, yang entah mengapa sudah ada di tanganku. Luar rumah. Hujan. Pintu depan terbuka. Aku pun masuk ke dalam rumah, menaiki tangga dan menuju kamarku. Kulihat ada seseorang di tempat tidur. Diriku sendiri. Entah mengapa, kuangkat tanganku ke atas, siap menghunus. Aku terus berpikir "Bangun, bangun, bangun". Aku ketakutan, namun tetap berusaha untuk membangunkan diriku sendiri.

    "BANGUN!"

    Aku terbangun. Tubuh dan kasurku basah karena keringat. Tapi aku bersyukur karena tidak ada orang yang membawa pisau di kamar itu. Beberapa saat kemudia, kusadari ada sesuatu yang kugenggam di tanganku yang masih berada di balik selimut. Kuangkat tanganku untuk melihatnya. Pisau daging. Dengan cerminan diriku di dalamnya. Kulihat wajahku sendiri yang berubah menjadi ekspresi ketakutan.

    Aku tidak bisa tidur. Mungkin untuk selamanya.
  • lolik wrote: »
    171. Sahur
    Suara ayam berkokok dari arah belakang kontrakanku yang kecil ini. Aku bangun pukul 03.45 untuk menyantap makanan sahur yang sudah kusiapkan sendiri dari semalam, ya cuma sebungkus nasi goreng. Padahal ini bukan bulan puasa. Ya, aku sudah terbiasa melaksanakan puasa sunah Senin-Kamis sejak SMA.

    Nasib bujangan yang harus menyiapkan segalanya seorang diri. Setengah sadar kutahan rasa ngantuk ini, sambil kulahap makanan yang sudah dingin ini. Setelah selesai, kuteguk segelas air untuk melegakan tenggorokanku dari rasa amis mie goreng yang kumakan ini. Mungkin karena ngantuk, aku merasa tidak enak badan, dan suasana di dalam kontrakanku mendadak mencekam. Ditambah aku merasa ada yang aneh dengan makananku. Suara ayam yang daritadi terus berkokok dari belakang kontrakanku mendadak hilang, ketika kusadar di daerah ini termasuk aku tidak ada yang memelihara ayam.

    dia makan ayam mentah.
    lolik wrote: »
    172. Sister

    Aku selalu ingin punya adik perempuan. Ketika orang tuaku membawa Sarah ke rumah, itu adalah saat yang paling membahagiakan dalam hidupku. Dia sangat imut! Aku tidak sabar untuk berbagi mainan dengannya.

    Dia tidur di kamar ayah dan ibuku saat hari-hari pertama. Dia menangis awalnya. Dia menangis sangat keras dan terkadang membuat kami terjaga saat malam. Aku terkejut tetangga-tetangga tidak mendengarnya.

    Akhirnya Ayah membuatkan kamar untuknya di lantai paling bawah (basement). Dia juga membuatkan tempat tidur dengan penghalang (seperti tempat tidur bayi) sehingga dia tidak dapat keluar. Kadang kadang aku ke basement untuk melihatnya. Aku melihatnya terbaring dengan mata terbuka, memandangi langit-langit.

    Orang tuaku berkata untuk tidak memberikan sesuatu yang tajam kepada Sarah karena dapat melukai dirinya. Aku menaruh mainan ke kasurnya tapi ia melemparnya dan mulai menangis lagi. Dia tidak peduli dengan mainan.

    Aku pergi ke sekolah tetapi sarah di rumah. Ibu berkata dia belum siap ke sekolah. Aku tidak akan pernah lupa hari ketika aku pulang sekolah dan Sarah menghilang. Tempat tidurnya kosong dan semua pakaiannya hilang. Ibu duduk di kursi dan terlihat sedih. Saat kutanya di mana Sarah, ia mulai menangis. “Sarah pergi” ujarnya. “dia meninggal dan di surga sekarang”

    Aku amat bingung. Suatu hariibuku mengajak berbelanja. Saat itu aku melihat poster di dinding dan terkejut saat melihat wajah sarah di poster itu. “Telah hilang. Sarah Winfield, usia 16. Diculik dari rumahnya tahun 2011. Jika kamu tahu informasi tentangya, harap hubungi polisi segera”

    orang tua si'aku' adalah penculik.
    lolik wrote: »
    173. Rabun

    Hallo. Namaku rabun. Aku adalah anak yang memiliki kelebihan seperti bisa melihat hantu. Mungkin karna bakat ini aku jadi sering menyendiri. Banyak temanku yang menjauhiku. Mereka mengatakan bahwa aku sudah gila. Mereka tidak tau apa rasanya menjadi diriku. Aku memang telah terbiasa melihat hantu. Mulai dari yang menyeramkan sampai yang menyenangkan. Jadi, aku tidak lagi merasa takut. Hingga pada suatu hari aku melihat sosok yang benar benar membuatku sangat ketakutan. Dia menyerupai diriku. Aku seperti bercermin. Dia mengikuti semua tingkah laku yang telah aku lakukan. Apa maksudnya ini? Aku tidak mengerti. Dan, siapa yang aku lihat itu?

    arwahnya keluar dari tubuhnya.
  • lolik wrote: »
    174. Mimpi

    -Minggu Malam-

    Aku berbaring di kasurku, bersiap untuk tidur. Beberapa saat kemudian, aku tertidur dan bermimpi. Dalam mimpiku, aku menyadari bahwa aku bermimpi. Di mimpi itu, aku sedang berada di depan rumahku. Hujan mengguyur dengan lebat. Kupikir, jika kuketuk pintu rumah, aku akan terbangun dari mimpi ini. Pintu pun kemudian kuketuk

    DOK DOK DOK

    Aku tebangun, terkejut mendengar suara ketukan di pintu. Suara itu sangat keras, sangat menakutkan, dan sangat nyata. Keringat deras mengucur dari tubuhku yang kepanasan. Jantungku berdetak kencang. Kupikir aku salah mendengar degup jantungku sendiri sebagai ketukan di pintu. Karena rasanya hampir mustahil ada yang mengetuk pintu jam segini. Aku pun kembali tertidur.

    -Senin Malam-

    Malam ini, aku bermimpi tentang hal yang sama. Bedanya, kali ini pintu depan terbuka. Aku pun masuk dan entah mengapa menuju dapur. Kubuka laci peralatan dapur, dan kuambil pisau daging paling besar yang ku punya. Kulihat cerminan mataku di pisau itu. Pikiranku dipenuhi oleh bayangan mataku sendiri. Tiba-tiba, melalui cerminan pisau, kulihat ada orang lain di belakangku. Orang itu tersenyum. Dengan keras kututup laci itu.

    BRAK

    Aku terbangun. Suara gemerincing peralatan logam di laci ketika kututup terdegar dengan jelas dan jernih. Itu bukan mimpi. Dengan ketakutan, aku menuju ke arah dapur. Walau masih setengah tertidur, aku harus memeriksanya. Kubuka laci peralatan dapur. Pisau itu masih ada di sana, Kututup laci, dan kembali ke tempat tidur. Meski memerlukan waktu sedikit lama, aku kembali tertidur.

    -Selasa Malam-

    Aku bermimpi lagi. Kali ini mimpiku dimulai dengan senyuman yang kulihat di pantulan pisau itu. Dari pandangan matanya, aku tahu dia mengetahui ia sedang melihat seseorang yang ketakutan dan kebingungan. Sekali lagi aku melihat cerminanku di pisau itu, yang entah mengapa sudah ada di tanganku. Luar rumah. Hujan. Pintu depan terbuka. Aku pun masuk ke dalam rumah, menaiki tangga dan menuju kamarku. Kulihat ada seseorang di tempat tidur. Diriku sendiri. Entah mengapa, kuangkat tanganku ke atas, siap menghunus. Aku terus berpikir "Bangun, bangun, bangun". Aku ketakutan, namun tetap berusaha untuk membangunkan diriku sendiri.

    "BANGUN!"

    Aku terbangun. Tubuh dan kasurku basah karena keringat. Tapi aku bersyukur karena tidak ada orang yang membawa pisau di kamar itu. Beberapa saat kemudia, kusadari ada sesuatu yang kugenggam di tanganku yang masih berada di balik selimut. Kuangkat tanganku untuk melihatnya. Pisau daging. Dengan cerminan diriku di dalamnya. Kulihat wajahku sendiri yang berubah menjadi ekspresi ketakutan.

    Aku tidak bisa tidur. Mungkin untuk selamanya.

    saat tidur, arwahnya keluar.
    Mungkin arwahnya bersifat jahat sehingga berani membunuh orang / sisi gelap dirinya.
  • @lolik akhirnya update juga. Aku tunggu cerita-ceritamu selanjutnya ya.
  • kalau bisa jangan cuma @lolik yang kasih cerita...yang lain juga dong...sekali-kali lolik santai dan ikut nikmatin cerita
  • -sahur
    suara ayam pertanda ada mahluk astral,
    lgian dia blg slma ini tdk ada yg memelihara ayam.
    mitosnya jika ada suara ayam terdengar pelan mahluk astralnya dekat dengan anda, klo suaranya kencang berarti jauh dari anda.

    -rabun
    yg dia lihat itu doppelganger nya yah.. klo bnr berarti dia akan mati segera.
  • iansunda wrote: »
    -sahur
    suara ayam pertanda ada mahluk astral,
    lgian dia blg slma ini tdk ada yg memelihara ayam.
    mitosnya jika ada suara ayam terdengar pelan mahluk astralnya dekat dengan anda, klo suaranya kencang berarti jauh dari anda.

    -rabun
    yg dia lihat itu doppelganger nya yah.. klo bnr berarti dia akan mati segera.

    astral itu apa?
  • mahluk astral tu hantu.. :)
  • lolik akhirnya update lagi.....

    aku ikut baca lho....

    Sahur - dia msak nasi goreng tapi yang dia makan mie goreng.... ckckck...
  • lolik wrote: »
    171. Sahur
    Suara ayam berkokok dari arah belakang kontrakanku yang kecil ini. Aku bangun pukul 03.45 untuk menyantap makanan sahur yang sudah kusiapkan sendiri dari semalam, ya cuma sebungkus nasi goreng. Padahal ini bukan bulan puasa. Ya, aku sudah terbiasa melaksanakan puasa sunah Senin-Kamis sejak SMA.

    Nasib bujangan yang harus menyiapkan segalanya seorang diri. Setengah sadar kutahan rasa ngantuk ini, sambil kulahap makanan yang sudah dingin ini. Setelah selesai, kuteguk segelas air untuk melegakan tenggorokanku dari rasa amis mie goreng yang kumakan ini. Mungkin karena ngantuk, aku merasa tidak enak badan, dan suasana di dalam kontrakanku mendadak mencekam. Ditambah aku merasa ada yang aneh dengan makananku. Suara ayam yang daritadi terus berkokok dari belakang kontrakanku mendadak hilang, ketika kusadar di daerah ini termasuk aku tidak ada yang memelihara ayam.

    nasi goreng jadi mie goreng?
  • Sore itu aku dan enam temanku maen petak umpet di belakang rumah temanku, dibelakang rumahnya banyak tanaman bambu.

    Dan setelah melakukan suit maka temanku bernama Toni yang giliran jaga, dan saat Toni mulai menghitung satu sampai sepuluh, aku dan kelima temanku berlari mencari tempat tuk sembunyi.

    Lalu saat kulihat rimbunnya daun di sekitar bambu aku pun sembunyi dibawahnya dan duduk jongkok disana, setelah itu kudengar toni selesai menghitung dan mulai mencari aku dan teman-temanku. Kulihat toni berlalu didepanku tapi dia tak melihatku, dan kudengar satu temanku telah ditemukan oleh toni menyusul temanku yang lain.

    Beberapa kali toni berlalu melewati aku saat mencari teman-temanku tadi, tapi aneh mengapa dia tak melihatku padahal tempatku sembunyi tidak begitu sulit tuk ditemukan, jika kuperhatikan tadi mungkin kakiku kelihatan dari luar karena daun yang rimbun hanya bagian atas, lalu kuperhatikan lagi tempatku bersembunyi ini, aku melihat ke sekitarku dan diatasku ini seperti ada dua buah pepaya yang menggantung. Tapi... mana ada buah pepaya sebesar ini
Sign In or Register to comment.