BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

[Ini blognya Budi] "Sexual or Hopeless Romantic; is This Gay Culture?" (@ page 19)

145791020

Comments

  • lightsaber wrote: »
    Aku juga discreet. Tapi aku tetep mau menikah dengan cewe.. pengen banget jadi ayah, nemenin anak mencapai hal yang ga bisa aku capai. pengennya sih anak COWO. dia mesti lebih ganteng dari aku, lebih manly dari aku, aku ga mau dia jadi gay, aku ingin dia bisa capai cita-citanya dengan perjuangannya, ga kayak aku yang penuh kebimbangan kadang kalau harus berkeputusan.. Masalah aku dan orientasi seksualku, biar aja tersimpan sampai aku mati, anggap aja Tuhan anggap aku kuat makanya aku dianggap mampu nerima rasa ini dan ngalahin rasa ini untuk buktiin kalo aku emang lebih cinta Tuhan daripada diriku sendiri..

    tapi lo gaynya seberapa parah sih? untungnya walau gue homo dan kadang hasrat seksual sama cowo tinggi, ga pernah ampe beneran ngelakuin. mentok coli trus selesai. karna takut juga ntar gue makin homo. karna gue ga mau perasaan suka gue ke cewe jadi makin ilang
  • Deal with it
  • Pemikiran orang sekitar bla bla bla
  • oke @silencewords‌ .

    kalau gue jengah banget dengan kultur baby-blue stuffs untuk baby boys dan baby-pink stuffs untuk baby girls.

    eksklusifitas warna untuk gender tertentu sedari kecil. bad...
  • @algonzo sejujurnya gue juga masih terjebak dipenilaian macem begitu. tapi itu gue terapkan untuk diri gue sendiri. misal, gue ga suka banget sama warna pink, anti sama V neck, ga suka sama celana kedodoran. well, kadang juga suka jadi males sama orang yg demikian sih tp bukan berarti gue jadi anti sama dia.

    lagi belajar untuk perlahan lahan menghilangkan rasa ga suka. bukan mengekspresikannya
  • LIVE YOUR LIFE

    [T.I.]
    Ay, this a special what’s happenin’ to all my, all
    my soldiers over there in Iraq
    Everybody right here, what you need to do is to be
    thankful for the life you got, you know what I’m
    sayin’
    Stop lookin’ at what you ain’t got, start bein’
    thankful for what you do got
    Let’s give it to ’em, baby girl
    [Rihanna]
    You’re gonna be a shining star
    With fancy clothes and fancy cars
    And then you see, you’re gonna go far
    ’Cause everyone knows who you are (Rihanna,
    let’s get it)
    So live your life (Hey) Ay-ay-ay
    You steady chasin’ that paper
    Just live your life (Oh) Ay-ay-ay
    Ain’t got no time for no haters
    Just live your life (Hey) Ay-ay-ay
    No telling where it’ll take ya
    Just live your life (Oh) Ay-ay-ay)
    Cause I’m a paper chaser
    yo yo peeps listen up to me right now!
    Just livin’ my life (Ay), my life (Oh), my life (Ay),
    my life (Oh)
    Just livin’ my life (Ay), my life (Oh), my life (Ay),
    my life (Oh)
    Just livin’ my life Yeah Yeah What?
    [T.I.]
    Nevermind what haters say, ignore ’em ’til they
    fade away
    Amazing they ungrateful after all the game I
    gave away
    Safe to say, I paved the way for you cats to get
    paid today
    You still be wastin’ days away now had I never
    saved the day
    Consider them my protégé, homage I think they
    should pay
    Instead of being gracious, they violate in a major
    way
    I never been a hater, still I love ’em in a crazy
    way
    Some say they sold the yay, and no, they couldn’t
    get work on Labor Day
    It ain’t that black or white, it has an area the
    shade of gray
    I’m West Side anyway, even if I left today and
    stayed away
    Some move away to make a way, not move away
    ’cause they afraid
    I brought back to the hood, and all you ever did
    was take away
    I pray for patience but they make me wanna melt
    they face away
    Like I once made ’em spray, now I couldnever ever
    but always make them put the K’s away
    Been doin’ ballet all my life, can’t say I don’t do
    my plietts to take a break
    You rather see me catch a case, then watch my
    being so good at ballet fade away fade away wooh!
    [Rihanna]
    You’re gonna be a shining star
    With fancy clothes and fancy cars
    And then you see, you’re gonna go far
    ’Cause everyone knows who you are
    So live your life (Hey) Ay-ay-ay
    You steady chasin’ that paper
    Just live your life (Oh) Ay-ay-ay
    Ain’t got no time for no haters
    Just live your life (Hey) Ay-ay-ay
    No telling where it’ll take ya
    Just live your life (Oh) Ay-ay-ay
    Cause I’m a paper chaser
    Just livin’ my life (Ay), my life (Oh), my life (Ay),
    my life (Oh)
    Just livin’ my life (Ay), my life (Oh), my life (Ay),
    my life (Oh)
    Just livin’ my life
    [T.I.]
    I’m the opposite of moderate, immaculately
    polished with
    The spirit of a hustler and the swagga of a college
    kid
    Allergic to the counterfeit, impartial to the
    politics
    Articulate but still’d grab a nigga by the collar
    quick
    Whoever havin’ problems with they record sales,
    just holla Tip
    If that don’t work and all else fails, then turn
    around and follow Tip
    I got love for the game, but ay, I’m not in love
    with all of it
    Could do without the fame, and rappers nowadays
    are comical
    The hootin’ and the hollerin,’ back and forth with
    the arguin’
    "Where you from, who you know, what you makin,’
    what kind of car you in?"
    Seems as though you lost sight of what’s
    important when depositin’
    Them checks into ya bank account, and you’ve up
    out of poverty
    Your values is in disarrayed, prioritizin’ horribly
    Unhappy with the riches ’cause you’re piss-poor
    morally
    Ignorin’ all prior advice and forewarnin’
    And we mighty full of ourselves all of a sudden,
    aren’t we?
    [Rihanna]
    You’re gonna be a shining star
    With fancy clothes and fancy cars
    And then you see, you’re gonna go far
    ’Cause everyone knows who you are
    So live your life (Hey) Ay-ay-ay
    You steady chasin’ that paper
    Just live your life (Oh) Ay-ay-ay
    Ain’t got no time for no haters
    Just live your life (Hey) Ay-ay-ay
    No telling where it’ll take ya
    Just live your life (Oh) Ay-ay-ay
    Cause I’m a paper chaser
    Just livin’ my life (Ay), my life (Oh), my life (Ay),
    my life (Oh)
    Just livin’ my life (Ay), my life (Oh), my life (Ay),
    my life (Oh)
    Got everybody watchin’ what I do
    Come walk in my shoes
    And see the way I’m livin,’ if you really want to
    Got my mind on my money, and I’m not goin’ away
    So keep on gettin’ your paper, and keep on
    climbin’
    And look in the mirror, and keep on shinin’
    ’Til the game end, ’til the clock stop
    We gon’ post up on the top spot
    Livin’ the life, my life
    In a brand new city, got my whole team wit’ me
    The life, my life, I do what I wanna do
    I’m livin’ my life, my life, and I will never lose
    I’m livin’ my life, my life, and I’m not stopping
    So live your life.
  • NOTE : nama nama yang saya gunakan dalam tulisan berikut mungkin cukup familiar buat beberapa orang. karna memang saya menggunakan nama nama tokoh yg pernah saya baca di buku. semata mata karna saya discreet. so, here's the story.

    ikatan ini dimulai saat saya memasuki masa SMP. sebelumnya, selama 12 taun saya berada di satu tempat dengan 1 kelompok teman yang sama. lalu semesta berpikir seolah saya sudah cukup puas, hingga akhirnya saya dipindahkan ke sebuah desa di Jawa Tengah. saya punya banyak teman di sekolah. saya bahkan sempat memiliki seorang sahabat. namanya Saman. semua warga di sekolah berpikir kita saudara karna kita sangat dekat.
    tapi ternyata semesta tidak menempatkan saya di tempat yang cocok, setelah 3 tahun saya pindah ke tempat yang saya kehendaki karna saya sudah tidak tahan dengan lingkungan tempat tinggal saya. waktu pastinya sebenarnya 4 tahun, tapi satu tahun di SMA lama yg ga berasa, anggap saja tidak pernah ada. saya masih sempat berkomunikasi beberapa kali dengan teman teman sekolah saya yang lama.
    waktu kosong sambil mencari sekolah yang baru membuat saya khawatir. saya selalu berdoa dan percaya bahwa dimana pun sekolah baru saya, saya yakin itu tempat yang terbaik. bagaimana pun saya orang introvert yg sulit menjalin pertemanan. jadi saya selalu khawatir jika pindah ke lingkungan baru.

    akhirnya saya bersekolah di salah satu SMA di sekitar Jabodetabek. saya ikut eskul paskibra. pernah jadi kibra walau bukan di tingkat kota, pernah jadi danton untuk lomba mewakili sekolah, punya teman yang baik, lucu, seru, dan layaknya anak SMA pada umumnya, pertemanan saya berjalan bahagia. tapi perlahan, saya hilang kontak dengan teman teman SMP. saya kehilangan kontak dengan Saman. saya kesal karna dia tak pernah bilang nomor handphone-nya berapa, alamat emailnya apa, atau apa pun untuk dihubungi. untuk beberapa waktu saya sedih. beberapa waktu sisanya saya kesal, muak dan memutuskan untuk melupakan mereka mereka yg sulit dihubungi atau tidak pernah menghubungi saya lebih dulu, termasuk Saman. sisi positifnya, kekhawatiran saya saat awal saya pindah tidak terjadi.

    ikatan 3 tahun yang kedua sudah saya habiskan di bekasi dengan teman teman SMA.
    tak lama, saya harus memutuskan mau kuliah dimana, jurusan apa. seperti kebanyakan siswa di SMA saya (dan sepertinya beberapa siswa SMA lain juga) saya dapat beasiswa di salah satu universitas berinisial G. tidak terlalu banyak memang dan orangtua saya bilang sebaiknya saya kuliah di sana.
    tapi seolah tidak sadar dengan ikatan 3 taun (yang berakhir dengan perpisahan tanpa jejak), saya malah memilih kuliah D3 di Jogja. berhadapan lagi dengan lingkungan 3 taun yg lain.
    di sana saya tidak punya teman, kenalan, ga tau ada saudara. benar benar sebatang kara.
    lagi lagi, saya khawatir apakah saya akan punya teman (yang berkualitas. kuantitasnya tak jadi soal). sampai akhirnya saya bergabung dengan teater kampus. perlahan saya merasa punya banyak teman (sebenarnya sedikit, tapi karna mereka semua menyenangkan, rasanya jadi banyak). di antara teman teman saya itu, banyak diantaranya yang lebih tua dari saya. saya lalu merasa punya banyak kakak. saya bisa ngobrol serius yang belum pernah saya lakukan dengan teman teman saya yang lama yang sekedar ngobrolin hobi atau "ngelawak".
    saya ga peduli apakah saya dianggap teman atau tidak, yang jelas, dari yang saya rasakan, mereka adalah teman teman saya yang baik dan menyenangkan.
    lagi lagi kekhawatiran saya sama sekali tidak terjadi.
    tambah lagi saya tidak kehilangan jejak teman teman masa SMA saya. kami masih sering berkumpul saat saya libur kuliah sebulan atau 2 bulan. bahkan sampai sekarang, saat saya sudah bekerja dan libur seminggu dua kali, walau tidak sesering dulu.

    ikatan 3 taun yang berikutnya sudah saya lalui. saya lulus kuliah. saya sudah diwisuda dan harus kembali ke rumah di bekasi. saya berpisah dengan teman teman teater dan teman teman kuliah.
    lalu saya diterima kerja di Jakarta. kontraknya setahun. yang wajib perpanjang 2 taun lagi setelah kontrak taun pertama selesai.
    another 3 years!!!
    lagi lagi saya khawatir apakah saya akan punya teman atau tidak. setidaknya teman seperti jaman SMA atau jaman kuliah.
    saya sempat beberapa kali galau karna belum ada teman yang saya anggap dekat. pertemanan saya "gitu gitu aja" dan cenderung membosankan. lalu saya sempat berpikir ini akan menjadi ikatan 3 taun saya yang berakhir tidak menyenangkan.
    sampai suatu hari saya kepikiran hal ini di gereja. saya tidak terlalu memperhatikan misa waktu itu. bacaan kitab suci saat itu juga tidak ada hubungannya dengan masalah saya. saya justru kepikiran masalah ini dan membawanya dalam doa saat misa selesai. saya ambil tempat di kursi depan altar, saat gereja mulai sepi. saya tidak ingat persis apa yang saya doakan. yang pasti saya malah berterimakasih atas ikatan 3 tahun yang beberapa minggu terakhir saya anggap kutukan (bahkan sampai beberapa saat sebelum saya membuat tanda salib).
    memang selama beberapa kali, setelah 3 taun saya pasti berpindah tempat. meninggalkan teman teman saya. ke lingkungan baru yang belum pernah saya kenal sebelumnya.
    lalu sedikit banyak, saya kehilangan jejak tempat lama, teman teman lama dan kenangan kenangan lama. beberapa dari mereka yg lama tidak pernah menghubungi saya lebih dulu. tapi yang baru selalu ada dan memberi warna baru. mereka yang baru, lebih baik dari mereka yang lama. lagi pula, ternyata masih ada teman teman dari ikatan-tiga-tahun yang lama yang ternyata masih bisa saya hubungi dan masih menghubungi saya. beberapa bahkan berharap, saya kembali. satu dua orang bahkan mau mengunjungi saya dari kotanya yg jauh.

    lalu lebih jauh saya berpikir lagi, kalau Tuhan selalu memberi yang terbaik untuk saya saat saya terikat selama 3 tahun, tak ada alasan bagi-Nya untuk berhenti memberikannya di ikatan 3 tahun yang ini.
    mungkin akan ada lagi teman berkualitas yang baru. mungkin akan ada lagi orang yang menuliskan definisi sahabat ke dalam kamus hidup saya, yang secara sengaja saya hapus sendiri. mungkin akan ada kekasih, yang belum pernah ada di hidup saya walau cuma sekali (malah sudah tidak saya masukkan dalam daftar hal hal yang wajib ada dalam hidup saya).
    ini bukan harapan, ini kepercayaan. dan kalau pun ternyata saya batal mengalaminya dalam sebuah realita, saya tidak kecewa, karena ini hanyalah salah satu bagian dari kehidupan yg berisi ketidakpastian.
  • kadang saya merasa curhat itu aneh. mengungkapkan apa yg sedang saya rasakan secara terang terangan itu aneh. makanya kadang kadang, saya mencari hal lain yg sederhana yg bisa menggambarkan apa yg saya rasakan. seperti ini contohnya :

    LAMPU KUNING
    saya sedang berada di jalan raya. macet sekali
    di sini. polisi yang ada tak banyak membantu
    mengurai kemacetan. saya kesal karna saya
    jadi tidak bisa segera sampai tujuan padahal
    saya sudah sangat lelah menempuh perjalanan
    yang sangat jauh.
    setelah beberapa lama, saya akhirnya sampai di
    persimpangan, dimana pusat kemacetan berada.
    saya bertanya tanya mengapa bisa sedemikian
    macet?! apa yang terjadi pada lampu lalu
    lintasnya?!
    tak butuh waktu lama untuk menemukan
    jawabannya. ternyata semua lampu lalu lintas
    yang menyala adalah lampu kuning.
    ketidakjelasan ini membuat semua pengguna
    kendaran bermotor dari segala arah memutuskan
    untuk maju terus. tak ada yang mengalah.
    lalu bagaimana dengan saya? saya hanya diam
    saja menyaksikan kemacetan ini. di depan
    lampu kuning di depan saya. karna maju atau
    berhenti pun sebenarnya sama saja. menunggu
    lampu hijau menyala juga rasanya percuma,
    tapi saya masih yakin hal itu akan terjadi.
    saya melihat jam, membayangkan tempat
    tujuan saya, kembali melihat lampu kuning
    itu, lalu mematikan mesin motor saya.
    "saya lelah"
  • Baru ngeh masih ada thread beginian.
    Malu juga baca tulisan tulisan lama.
    Karna gak nemu temen curhat (saya rasa sih mereka juga pasti males dengerinnya), ya saya tulis di sini. Setidaknya, kalau dalam bentuk tulisan, ada yg males baca pun, yang tertulis sudah tertulis. Setidaknya jadi sedikit lega.

    Beberapa bulan terakhir saya akhirnya belajar bagaimana gak pentingnya pandangan orang lain tentang diri saya.
    Tapi beberapa minggu terakhir, saya sedang dilanda kesulitan betapa sulitnya untuk gak peduli dengan orang lain.
    Saya terlalu sama sendiri (single/jomblo/lajang, sebut sesukanya).
    Saya nyaman dengan keadaan tersebut.
    Tapi saya lalu mulai mencoba terhubung dengan orang lain.
    Ingin tau, siapa saya, jika dikaitkan dengan orang lain, yang mungkin bisa semakin memperdalam siapa saya, bahkan ketika sendirian.
    Saya menjalani hubungan sex pada akhirnya.
    Ide ide seputar berhubungan sex dengan orang yg disayang saya hapus dari kepala.
    Setelah coming out ke belasan teman, banyak baca baca, dan lain lainnya, saya berpikir eksplorasi seksual itu fine fine aja asal sama sama suka. Bukan pemeksaan atau pemerkosaan.
    Saya coba bikin logika berpikir biar gak baper pasca berhubungan sex.
    Hasilnya, saya dapat pemahaman bahwa sex adalah apresiasi tubuh.
    Saat berhubungan sex, orang membutuhkan saya. Tubuh saya dihargai.
    Dan apresiasi tubuh gak harus lama, juga gak harus diikuti dengan apresiasi perasaan. Bagus kalau lama dan diikuti dengan perasaan, tapi gak jelek kalau hanya soal tubuh dan sementara. Toh judulnya tetep penghargaan.

    Maka saya berhubungan sex. Beberapa kali.
    Dari situ saya jadi pede. Saya gak minder lagi sama badan saya yang kurus. Saya juga udah mulai pede dengan wajah saya.

    Lama lama saya bosan dengan hubungan seksual.
    Ingin yg lebih.
    Saya gak menuntut sama satu orang.
    Ketika having fun lalu pergi gitu aja, saya gak menyalahkan orang itu. Setidaknya secara langsung.
    Mungkin saya menyalahkan fenomenanya secara general.
    Yang jelas saya merasa..... Capek.
    Lelah gitu.
    Kenapa banyak orang yang bisa santai banget ilang gitu aja?
    Kenapa saya masih sulit menemukan hubungan romantis?
    Apa kebodohan saya dalam berkomunikasi via pesan teks pada orang baru itu besar perannya dalam masalah ini?
    Dengan seringnya orang bisa ilang gitu aja, salahkah kalau saya insecure bahkan dengan intensitas yang keciiillll banget?
    Dengan kebodohan saya dalam percakapan teks (yang cuma basa basi itu), salahkah kalau saya sering ngajak ketemu? Karna saya lumayan asik kok kalau diajak ngobrol tatap muka. Yah kecuali sama orang pendiem sih. Saya emang banyak omong, tp saya juga butuh banyak mendengar.
    Anywaaayy, kalau misalnya salah, kenapa gak nolak?
    Yang ada ilang gitu aja.
    Saya emang gak seberapa kuat, tapi bukan berarti saya lemah nerima penolakan.
    Saya justru gak bisa santai dengan fenomena menghilangnya orang.
    Saya benci gak tau apa apa.
    Saya sulit untuk cuek sama pola pikir orang orang kayak gini. Apa mungkin karna mereka gak gampang bosen kayak saya, makanya apresiasi tubuh yang sementara itu masih jadi hal yg menyenangkan?
    Atau malah karna malas berproses? Biar gimana, hubungan romantis kan butuh proses.

    Di depan temen temen, saya masih bilang "yah kalau emang gak mau berteman jangka panjang, itu terserah mereka, urusan mereka."
    Pada kenyataannya, itu juga jadi "urusan" saya juga.

    Lalu saya ke coffee shop sampai pagi, ke sevel beli pop mie doang sampai pagi, mampir ke forum ini. Mikir yang itu itu lagi. Bertanya tanya hal hal yg itu itu lagi.

    Mudah mudahan ini karna sayanya aja yang gak sabaran.
    Baru juga mletek sekitar 4 bulan ini. Hahahahahaha
  • edited August 2016
    AROMA KAMU

    Akhirnya saya beli parfum ini.
    Sumpah, harganya mahal banget!
    Tapi toh saya beli juga karna saya suka aromanya.
    Saya gak bisa lupa darimana saya kenal aroma ini.
    Dari kamu.
    Saya jatuh cinta sama aroma tubuh kamu.
    Aroma terwangi yang pernah saya cium.
    Aroma yang lembut, sopan, dan rendah hati.
    "Saya suka deh sama parfum kamu, beli di mana?"
    tanya saya (yang tadinya mau saya tujukan sebagai pujian, tapi gak jadi karna saya malu malu).
    Sayangnya, jawaban kamu adalah satu satunya yang bisa saya ingat dari percakapan terakhir kita.
    Kamu menghilang, dan saya cukup tau diri untuk gak nyari nyari kamu.
    Tapi saya masih ingat di mana kamu beli parfum yang bikin saya jatuh cinta itu.
    Saya gak tau variannya karna kamu gak bilang dan saya gak sempat tanya.
    Botol pertama yang saya cium di toko, rupanya memiliki aroma yang sama.
    Saya tau saya benar karna saya ingat betul.
    Saya ingat kamu.
    Ingat rasanya mencium aroma yang menempel di tubuhmu.
    Ingat bagaimana saya merasakan kesopanan, kelembutan, keramahan diri kamu.
    Saya sulit melupakan kamu,
    makanya saya berteori,
    jangan jangan cara tercepat melupakan adalah dengan terus menerus mengingat sampai otak saya bosan,
    makanya langsung saja saya beli parfum itu dan saya pakai banyak banyak.
    Supaya saya bisa terus menerus mengingat aroma tubuhmu di tubuh saya.
    Barangkali benar, nanti otak saya bosan mengingat, lalu jadi lupa.
    Eeeehhh, ternyata di badan saya, aromanya gak wangi wangi amat.
    Apa ini tandanya saya gak boleh mengingat kamu lagi?
    Trus gimana cara efektif supaya bisa lupa?
    Atau jangan jangan saya malah gak diijinkan untuk lupa,
    karna semesta lagi ngasih kode, bahwa saya akan mencium aroma parfum ini di tubuh kamu seperti dulu.
    Saya berharap sih gitu.
    Kalau ternyata gak,
    saya harap ada aroma parfum lain yang bisa bikin saya jatuh cinta.
    Atau parfum yang sama yang kekuatan aromanya juga sama, tapi orang yang berbeda


    Ditulis di awal Juli. Ceritanya lagi keingetan sama orang yg niatnya mau gue gebet tp gagal dan ilang gitu aja. Gue beneran suka banget sama wangi parfumnya. Dan kejadian di tulisan di atas itu benar terjadi. Ahahahaha
  • Baru ngeh dulu kak @sunnyhoney sempet mampir sini, kak @2000LY sempet kepo, sama kak @LittlePigeon bertanya tanya 'opo iki?' yang gue tangkep sebagai 'ga jelas banget sih' tp gue diemin aja karna belum tentu bener demikian dan emang beneran cenderung ga jelas isinya. Ahahahaha
  • Sek ta lha
    Kamu kuliah di jogjes jg? Ato solo sih?
  • @LittlePigeon solo. Kok bisa ngira Jogja?
  • NOTE : nama nama yang saya gunakan dalam tulisan berikut mungkin cukup familiar buat beberapa orang. karna memang saya menggunakan nama nama tokoh yg pernah saya baca di buku. semata mata karna saya discreet. so, here's the story.

    ikatan ini dimulai saat saya memasuki masa SMP. sebelumnya, selama 12 taun saya berada di satu tempat dengan 1 kelompok teman yang sama. lalu semesta berpikir seolah saya sudah cukup puas, hingga akhirnya saya dipindahkan ke sebuah desa di Jawa Tengah. saya punya banyak teman di sekolah. saya bahkan sempat memiliki seorang sahabat. namanya Saman. semua warga di sekolah berpikir kita saudara karna kita sangat dekat.
    tapi ternyata semesta tidak menempatkan saya di tempat yang cocok, setelah 3 tahun saya pindah ke tempat yang saya kehendaki karna saya sudah tidak tahan dengan lingkungan tempat tinggal saya. waktu pastinya sebenarnya 4 tahun, tapi satu tahun di SMA lama yg ga berasa, anggap saja tidak pernah ada. saya masih sempat berkomunikasi beberapa kali dengan teman teman sekolah saya yang lama.
    waktu kosong sambil mencari sekolah yang baru membuat saya khawatir. saya selalu berdoa dan percaya bahwa dimana pun sekolah baru saya, saya yakin itu tempat yang terbaik. bagaimana pun saya orang introvert yg sulit menjalin pertemanan. jadi saya selalu khawatir jika pindah ke lingkungan baru.

    akhirnya saya bersekolah di salah satu SMA di sekitar Jabodetabek. saya ikut eskul paskibra. pernah jadi kibra walau bukan di tingkat kota, pernah jadi danton untuk lomba mewakili sekolah, punya teman yang baik, lucu, seru, dan layaknya anak SMA pada umumnya, pertemanan saya berjalan bahagia. tapi perlahan, saya hilang kontak dengan teman teman SMP. saya kehilangan kontak dengan Saman. saya kesal karna dia tak pernah bilang nomor handphone-nya berapa, alamat emailnya apa, atau apa pun untuk dihubungi. untuk beberapa waktu saya sedih. beberapa waktu sisanya saya kesal, muak dan memutuskan untuk melupakan mereka mereka yg sulit dihubungi atau tidak pernah menghubungi saya lebih dulu, termasuk Saman. sisi positifnya, kekhawatiran saya saat awal saya pindah tidak terjadi.

    ikatan 3 tahun yang kedua sudah saya habiskan di bekasi dengan teman teman SMA.
    tak lama, saya harus memutuskan mau kuliah dimana, jurusan apa. seperti kebanyakan siswa di SMA saya (dan sepertinya beberapa siswa SMA lain juga) saya dapat beasiswa di salah satu universitas berinisial G. tidak terlalu banyak memang dan orangtua saya bilang sebaiknya saya kuliah di sana.
    tapi seolah tidak sadar dengan ikatan 3 taun (yang berakhir dengan perpisahan tanpa jejak), saya malah memilih kuliah D3 di Jogja. berhadapan lagi dengan lingkungan 3 taun yg lain.
    di sana saya tidak punya teman, kenalan, ga tau ada saudara. benar benar sebatang kara.
    lagi lagi, saya khawatir apakah saya akan punya teman (yang berkualitas. kuantitasnya tak jadi soal). sampai akhirnya saya bergabung dengan teater kampus. perlahan saya merasa punya banyak teman (sebenarnya sedikit, tapi karna mereka semua menyenangkan, rasanya jadi banyak). di antara teman teman saya itu, banyak diantaranya yang lebih tua dari saya. saya lalu merasa punya banyak kakak. saya bisa ngobrol serius yang belum pernah saya lakukan dengan teman teman saya yang lama yang sekedar ngobrolin hobi atau "ngelawak".
    saya ga peduli apakah saya dianggap teman atau tidak, yang jelas, dari yang saya rasakan, mereka adalah teman teman saya yang baik dan menyenangkan.
    lagi lagi kekhawatiran saya sama sekali tidak terjadi.
    tambah lagi saya tidak kehilangan jejak teman teman masa SMA saya. kami masih sering berkumpul saat saya libur kuliah sebulan atau 2 bulan. bahkan sampai sekarang, saat saya sudah bekerja dan libur seminggu dua kali, walau tidak sesering dulu.

    ikatan 3 taun yang berikutnya sudah saya lalui. saya lulus kuliah. saya sudah diwisuda dan harus kembali ke rumah di bekasi. saya berpisah dengan teman teman teater dan teman teman kuliah.
    lalu saya diterima kerja di Jakarta. kontraknya setahun. yang wajib perpanjang 2 taun lagi setelah kontrak taun pertama selesai.
    another 3 years!!!
    lagi lagi saya khawatir apakah saya akan punya teman atau tidak. setidaknya teman seperti jaman SMA atau jaman kuliah.
    saya sempat beberapa kali galau karna belum ada teman yang saya anggap dekat. pertemanan saya "gitu gitu aja" dan cenderung membosankan. lalu saya sempat berpikir ini akan menjadi ikatan 3 taun saya yang berakhir tidak menyenangkan. Ji
    sampai suatu hari saya kepikiran hal ini di gereja. saya tidak terlalu memperhatikan misa waktu itu. bacaan kitab suci saat itu juga tidak ada hubungannya dengan masalah saya. saya justru kepikiran masalah ini dan membawanya dalam doa saat misa selesai. saya ambil tempat di kursi depan altar, saat gereja mulai sepi. saya tidak ingat persis apa yang saya doakan. yang pasti saya malah berterimakasih atas ikatan 3 tahun yang beberapa minggu terakhir saya anggap kutukan (bahkan sampai beberapa saat sebelum saya membuat tanda salib).
    memang selama beberapa kali, setelah 3 taun saya pasti berpindah tempat. meninggalkan teman teman saya. ke lingkungan baru yang belum pernah saya kenal sebelumnya.
    lalu sedikit banyak, saya kehilangan jejak tempat lama, teman teman lama dan kenangan kenangan lama. beberapa dari mereka yg lama tidak pernah menghubungi saya lebih dulu. tapi yang baru selalu ada dan memberi warna baru. mereka yang baru, lebih baik dari mereka yang lama. lagi pula, ternyata masih ada teman teman dari ikatan-tiga-tahun yang lama yang ternyata masih bisa saya hubungi dan masih menghubungi saya. beberapa bahkan berharap, saya kembali. satu dua orang bahkan mau mengunjungi saya dari kotanya yg jauh.

    lalu lebih jauh saya berpikir lagi, kalau Tuhan selalu memberi yang terbaik untuk saya saat saya terikat selama 3 tahun, tak ada alasan bagi-Nya untuk berhenti memberikannya di ikatan 3 tahun yang ini.
    mungkin akan ada lagi teman berkualitas yang baru. mungkin akan ada lagi orang yang menuliskan definisi sahabat ke dalam kamus hidup saya, yang secara sengaja saya hapus sendiri. mungkin akan ada kekasih, yang belum pernah ada di hidup saya walau cuma sekali (malah sudah tidak saya masukkan dalam daftar hal hal yang wajib ada dalam hidup saya).
    ini bukan harapan, ini kepercayaan. dan kalau pun ternyata saya batal mengalaminya dalam sebuah realita, saya tidak kecewa, karena ini hanyalah salah satu bagian dari kehidupan yg berisi ketidakpastian.

    Lha disini ditulis jogja
Sign In or Register to comment.