It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Oh iya misal aku lebih suka dengan yang lebih muda juga. kebalikan juga kan itu. tapi lambat laun aku juga lebih milih yang klik ketika ngobrol sih. tapi klik saja tak cukup juga. tapi tetep memperitmbangkan banyak hal dengan yang terlalu beda jauh umurnya. ah gitu deh. :T
Beberapa orang perlu jadi pesimis dulu untuk nanti berubah jadi optimis.
It's okay.
Like I said, gak harus mudah, gak harus cepet.
Tapi hidup kan soal sebab akibat.
Make sure u know that your thoughts, your words, and your action has consequences.
Kalau udah tau, either kamu coba untuk berubah, atau yaaahh siap siap aja untuk nerima konsekuensinya.
Hope your life will gett better
Aku pun msh sering banget insecure dan khawatir sama hidup sendiri. Sekarang masih dalam proses belajar
@Llybophi
Aku banget.. luweh sak karepe mengko dadi apa lan oleh apa.
Sing penting wis usaha. Lol
Dalam hal apa contohnya?
Would like to share some details?
@Llybophi
Akupun juga sih.
Ning seh rodo angel.
Jik rodo ruwet uripku
@iuss
Apa karena aku orang yang malas dan "nggampangke"?
Ntah lah.. lol
@iuss
Aku mikirnya gitu.
Gue emang bilang lagi belajar untuk hidup tanpa ekspetasi.
Which mean, now, I still have expetation. Probably a lot.
Gue juga masih suka khawatir, dari mulai hal hal kecil misalnya cari cowok, sampai hal hal yang jauh di masa depan (yang sebenernya belum jadi dimulai di masa sekarang).
If u read my previous notes, u must be think that I'm an overthinking person. You're right. I am an overthinking person.
Perkara kencan misalnya. Kencan pertama gue dengan seorang pria gay baru dimulai awal tahun ini. Sebelumnya belum pernah sama sekali.
He's a 37 years old man. Berwajah ramah, jenggotan, badannya agak muscle, besar, sedikit pendek (dia bahkan pernah bilang dia pendekar. pendek tapi kekar. masih suka gemes kalau inget fisiknya), suaranya adem didengerin, pokoknya "idaman gue banget" lah.
Pada akhirnya gak bisa lama. Kencan cuma 3 kali, lalu ilang. Gue lalu curhat sama temen kantor. Soal gimana kalau gue ga bisa dapet yang sama atau malah lebih baik?
Dia cuma bilang kalau dia pernah ada di posisi gue, dan katanya akan ada masanya di mana gue bisa aja gak mementingkan kriteria lagi.
Beberapa waktu kemudian gue move on dan mulai cari cari kenalan lagi. Mostly hanya berujung di kasur satu kali doang dan bye. Yaaahh buat gue sendiri pun kesannya juga cuma kesan sekejap di kasur aja.
Lalu gue ketemu pria usia 39. Katanya gak akan menikah dan udah bilang ke nyokapnya.
Ketemu, ngopi, ngobrol asik, lanjut bobok bobok cantik. Berkesan, tp harus gue tinggalin karna terlalu tertutup.
Gue gak bisa sama orang yang terlalu berhati hati sama orang lain.
Lalu siklus ONS jalan lagi.
Setelah itu ketemu lagi yg berkesan. Gak nyangka banget waktu pertama kali liat fisik dan denger suaranya. Dibilang tertarik jelas enggak, dibilang ilfeel gak juga. Yaaahh gue coba coba aja lah ngobrol sama bobok bareng. Ternyata orangnya asik banget. Paling asik dari semua yang pernah gue temui.
Bukan cuma paling asik, tp paling baik.
Semua yang gue ceritain di atas berumur di atas 30 tahun. Gue kadang agak agak stress kalau mikir 'gue bisa gak ya kayak mereka atau malah lebih nantinya kalau udah di atas 30?'
Belum yang terakhir gue ceritain di atas ini dulunya waktu sekolah pinter (sekarang juga sih).
Rajin belajar, pekerja keras.
Sedangkan gue masih pemalas yang masih kurang tegas sama diri sendiri.
Belum lama ini, gue dapet kenalan baru lagi, yang gue ceritain di post sebelumnya. Ini nambah beban pikiran lagi di gue, walau gue juga belajar dari dia. Gue mikir apa bisa gue temenan lama sukur sukur jadian. Gue masih belum apa apa, sedangkan he's so damn succesful.
Maksud gue sukses membangun diri sendiri. Gue suka banget banget dan percaya sama hal hal yang tertulis di buku Supernova sama Conversation with God.
But he, not only he knows and believe, he DO all of that things on the book.
Dia udah kayak versi manusia dari Conversation with God. Well, a close one at least.
Gue khawatir, kami gak bisa berteman jangka panjang atau malah mungkin pacaran karna gue berada di level yang berbeda.
Gue khawatir gue gak bisa sampai di level dia, baik di level meditasi dan pola pikir, maupun progress hidup lainnya kayak pekerjaan, finansial, cita cita, dan lain lainnya lagi.
Dan masih sama, gue khawatir gue gak akan nemu yang lebih baik. Dari 4 yang berkesan, pertama fisik oke buangeett juga personalitynya oke. Yang ke dua personalitynya not so bad. Yang ke tiga, the best person so far. Yang ke empat, orang paling gue kagumi banget hidupnya.
Trus gue ini bakal sama orang yg kayak gimana lagi nih? Masa sih masih ada yang lebih baik lagi?
Cuman yah gue gak mau berlarut larut.
Semua pikiran berlebih ini gak lantas bikin gue pesimis.
Gue terus jalani hidup dengan keyakinan yang kuat bahwa "gue bisa!"
Kalau lagi lemah, stress atau capek, ya gue istirahat dulu bentaran.
Managemen emosi gue msh belum seberapa baik, tapi gue yakin akan terus berkembang ke arah yg lebih baik lagi
There's my negative side
@Llybophi
Aku masih segitu overthinking nya