It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
cuma pengen sharing sesuai judul threat ini aja.
salah satu contoh yg pengen saya share, udah ada tuh di postingan di atas. tentang Tuhan, baik dan buruk.
selebihnya entah nanti apa lagi
who am I ??? mmmm.... saya juga ga tau.
kayanya sih tau, tp kalo untuk ngasih tau.... ga nemu kata yg pas.
jadi nilai sendiri aja.
saya itu apa yg kamu pikir tentang saya.
kalau coming out, biasanya sama stranger di salah satu chat room buat minta advice mereka aja sih...
dan ya inilah aku, mencoba buat gak peduli menjalani apa adanya aja..
Hidup ini seperti salah satu bab paling awal (kalau saya nggak salah inget). Tentang himpunan. Tepatnya diagram venn. Ada himpunan semesta yang digambarkan dengan kotak dan disimbolkan dengan huruf S (atau kalau nggak salah U, untuk standar internasionalnya). Ada himpunan A, B atau huruf huruf lain. Bebas. Asal jangan S (atau U). yang digambarkan dengan lingkaran. Dan ada anggota himpunan.1, 2, 3. Digambarkan dengan titik.
Kombinasinya menarik. Lingkaran lingkaran ini kadang benar benar berdiri sendiri sendiri. kadang, kalau jumlahnya “lingkarannya” ada 3 (seingat saya, saya tidak pernah menemui himpunan semesta di dalamnya ada lebih dari 3 lingkaran), yang 2 bersinggungan, yang 1 terpisah. Kadang A bersinggungan dengan B, A juga bersinggungan dengan C, tapi B dan C masih terpisah. Kadang ketiganya bersinggungan satu sama lain. Kadang lingkaran yang satu tinggal di dalam lingkaran yang lain. Yang jelas, semua tinggal dalam satu himpunan semesta yang sama. Menariknya lagi, ada anggota himpunan yang “independen”. Tinggal dalam himpunan semesta DOANG, tanpa menjadi anggota himpunan lain di dalam himpunan semesta itu.
Menariknya, saya menemukan bahwa saya (karna saya tidak terlalu mengenal banyak orang, jadi ga tega menggunakan kata kita), tidak melulu jadi anggota himpunan, tapi juga himpunan itu sendiri. ketika saya adalah himpunan, anggotanya adalah teman, keluarga, dan…. Mungkin masyarakat (entahlah.saya kurang yakin karna saya kurang bermasyarakat) atau bahkan orang lain, alam sekitar dan semua isi dunia.
Teman pun masih beda beda lagi karna saya pindah pindah pindah dan pindahnya jauh jauh. Jadi kemungkinan balik lagi kecil banget.
Saya sering mengalami perpisahan. Dan belakangan ini saya sadar. Di masa lalu, saya hanya menganggap bahwa saya adalah anggota himpunan yang berpindah pindah. Dan karna kesempatan untuk kembali ke lingkaran yang dulu sangat kecil, nyaris mustahil, saya seolah pindah lingkaran, yang gak bersinggungan dengan lingkaran yang lama. Ibaratnya, masa lalu itu himpunan A, masa sekarang itu himpunan B. nah kalau saya udah di himpunan B, rasanya saya bener bener pisah dari himpunan A. tanpa bersinggungan sama sekali.
Saking seringnya saya mengalami “perpindahan” saya baru paham bahwa saya juga himpunan. Bukan Cuma anggota himpunan, tapi juga himpunan itu sendiri. bukan himpunan A, B atau C, tapi S. saya adalah himpunan semesta yang memiliki segalanya. Memiliki masa lalu dan masa sekarang. Kalau masa depan…. Saya masih belum bisa (dan mungkin tidak mau) “melihat”nya sebagai bagian dari himpunan semesta saya.
Saya menganggap bahwa perpisahan itu ga pernah ada. Karna dalam perpisahan, seolah ada sesuatu yang hilang. Nggak ada lagi. Bukan bagian dari anggota himpunan.
Tapi karna saya adalah himpunan semesta, maka nggak ada yang bukan “anggota himpunan”.
Gampangannya sama seperti alam semesta ini (yang selalu mengajarkan banyak hal, karna Dia hidup). ketika saya di Jawa Barat, bukan berarti Jawa Tengah itu nggak ada. Ketika bulan itu muncul, bukan berarti matahari hilang. Kita selalu punya label untuk memisahkan sesuatu. Untuk selalu memilih mana yang “anggota himpunan” kita, dan mana yang bukan. Padahal dalam himpunan semesta, nggak ada yang bukan anggota.
Saya dulu berpikir bahwa jarak memisahkan, padahal sebenarnya mempersatukan. Entah jauh atau dekat. Toh jauh dan dekat sama halnya kaya hal lain di dunia ini. Relatif. Dan sekarang saya jadi lebih bersyukur. Karna saya tau, yang ada hanyalah ada.
Tanpa dilabeli jauh dan dekat, baik dan buruk, hitam dan putih, saya (sekali lagi karena ga cukup "mengenal" banyak orang lain sampai berani menggunakan kata kita) sebenernya sadar bahwa yang patut disyukuri dari keberadaan “anggota himpunan” dalam semesta saya adalah keberadaan mereka itu sendiri.
Udah agak lupa sama matematika jadi mohon maaf jika ada beberapa yang salah
Kalau ada familiar sama kalimat saya, yaaa wajar. Soalnya saya emang ter-influence dari beberapa buku
kalo gue sih, setelah coba mikir mikir lagi, ga ngasih tau siapa siapa bukannya takut. kayak emang ngerasa ga perlu aja. bahkan ketika ditanya serius, gue jawabnya enggak dengan mantap dan penuh keyakinan. padahal kalo gue ngomong iya ke temen gue yg satu itu, gue yakin dia fine fine aja dan ga akan ember.
cuma emang ngerasanya belom perlu.
gue ga butuh dimengerti. karna sebenernya gue pengen balik normal dan untuk saat ini merasa belum butuh bantuan. tapi... ga tau juga ya. keinginan itu ga bikin gue tersiksa tau deh bisa campur aduk aneh begitu
not exactly. untuk sekarang ngerasanya flat dengan beberapa kebingungan. pengen cari sesuatu yang entah apa dan ga tau mulainya gimana. rasanya ya... flat itu tadi.
oh and if you really want to know me, (kaya yang lobilang di post sebelumnya) boleh PM gue. mau kontak pun gue kasih. tapi kalo mau "kenal" lewat postingan di sini aja juga ga masalah
=====================================
btw, bingung. pas ga ya kalo threat model begini masuknya boyz room? soalnya kalau mau boyz stories juga, ini lebih ke cerita yg ada di otak sih. gampangannya semacam ruang curhat. ROOM for curhat, dengan tema sesuai threat
btw kok mas sil kayaknya ribet yak idupnya..?
perfeksionis?
sederhana kok
tapi ironis juga.
soalnya justru yang paling ribet di dunia ini ya yang paling sederhana
prefeksionis??
hmm.... iya dan tidak
kenapa semua orang sepakat....ahh dasar manusia memang pintar...kalo gak ada kesepakatan itu mungkin gak ada internet,hp,jam,bb,galaksi s4 dll
gak akan ada thread ini
maaf TS, ane lg gak jelas apa yg ane rasain sekarang....jd komennya jg gak jelas
maaf nyepam ya
wahahahaha. kalo thread ini sih, bisa ada bukan karna kesepakatan. tapi dibolehin sama admin (padahalya ga pake ijin)
kalau ga terima sama kesepakatan, "lawan". tapi, hidup udah terlanjur "kejam". jadi ada hal hal "licik" yg harus dilakukan.
untuk menjadi berbeda harus terlebih dulu sama, dan unggul diantara mereka yang sama. jadi ketika kamu tiba tiba memutuskan untuk berbeda, kamu akan diterima. atau kalaupun ditolak, kamu masih "aman".
sama halnya dalam hal kesepakatan.
pintarlah berpura pura ikut sepakat.
jalani kesepakatan itu lebih baik dari mereka yang sepakat beneran.
begitu kamu udah unggul, kamu bikin mereka sepakat dengan kamu.
yang paling penting, ikuti kata hati.
kalau kamu emang ga mau sepakat 1+1 = 2, ya jangan diikuti.
tapi pastikan kamu tau dan yakin kalau yang ngomong itu beneran hati kamu.
tanpa ada bumbu takut, ragu, marah.
kalau bener yg ngomong itu hati kamu, resiko apa pun yang ada bakalan siap kamu terima.
semoga sepakat.
dan semoga tidak
ini juga sama aja relatif sih.
di dunia ini kan nggak ada yg bisa disamaratakan.
kalo saya ga nganggep rumit sih. apalagi himpunan doang
soalnya saya kebalikannya situ.
saya suka dan cukup baik di matematika dari SD sampe SMA :P
entah nanti ya kalo udah 30 taunan.
yang jelas saya udah bilang ke orangtua kalo mungkin aja saya memutuskan ga menikah. alesannya karna pacaran gitu gitu ribet. malesin. dan sayanya orangnya susah.
ga ampe coming out kalo saya gay sih.
soalnya emang masih ada ketertarikan sama cewe. jadi emang asli, alasan utamanya males.
bisa berubah asal emang ada yang klik.
kalo ga nemu nemu, tau deh.
orangtua juga fine fine aja.
kalo mau nimang cucu, toh ada kakak gue
saya juga ga pernah peduli sama "gosip keluarga".
lagian keluarga besar saya semuanya mencar mencar jauh.
jadi sejauh ini aman aman aja.
yaaahhh semoga begini terus.
kalopun enggak, semoga penyikapan saya bisa biasa biasa aja
mungkin nanti yang cukup berat tapi harus ikhlas itu ngurus orangtua yang udah mulai "rapuh". fokus utamanya mau di sini aja. sama ngejar kerja, karir, cita cita, atau hal hal lain yg masih pengen saya pahami. soal berumah tangga, ga ada yg bisa maksa saya. titik! hihihihihi
kyk ntya cumn axioma deh;
blom prnh terbukti secara ilmiah kebenarannya..
euww...
kt gw;
ngomongin idup gk sejajar dgn ngomongin mitamitik;
abis kalo kebawa yg bijitu;
bisa atit jiwa deh...
hidup masalah pemahaman sih.
mau sejajar atau nggak, itu juga sama aja penilaian relatif.
semua bagian dari hidup.
gue baca "perumpamaan" hidup pake "teori" fisika sama biologi aja pernah.
sekilas ribet.
gegara otak udah kebiasaan bikin hidup jadi kelewat simple dan males.
tapi waktu gue ulang ulang lagi, emang kenyataannya ternyata bener begitu.
susa juga mo keliat seperti viki prasetyo;
butuh kamus extra kusus abal2....
si dundi lagi dibuahin;
jd gk bisa komen..
mulut nya kepenuhan itu..
uppss...
.