It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Cc: @cokker_69 @cevans @QhudelMars @LostFaro hmm siapa lagi ya, lupa XD
Tpi gw bacanya senyum2 sendiri~
Wkwkwk
Yahh elaahhh ngapain pula sih kamfred pake balik sgala -_- btw albert udh lama ga nongol yaa... apa kabar tuh abang al tukang ngeselin
Kak Fredo pulang. Gw tahu dari Bang Albert dan juga facebook-nya dia.
Waktu itu hampir maghrib saat gw nyampe rumah. Gw buru-buru mandi. Selesai mandi gw istirahat merilekskan otot-otot yang udah tegang seharian. Baru hitungan menit gw duduk, Bang Albert datang menghampiri gw dengan sesuatu di tangannya.
"Nih!" Bang Albert naruh sweater ke pangkuan gw.
"Itu dari Edo buat lu," terang Bang Albert sebelum gw tanya.
"Gw?" gw membentang sweater berwarna hijau tua itu. Dan di depan terdapat rajutan berbentuk love berwarna merah. Gw sedikit mendengus.
"Katanya : Maaf cuma bisa ngasih hadiah itu meskipun dia udah hitungan tahun di Palembang."
"Jadi dia udah pulang ke sini?"
"Iya."
"Oohhh... Lu dapat hadiah apa?"
"Gak ada."
"Serius?"
"Iya. Makanya gw marah sama dia. Yang temannya itu GUE. Kenapa lu yang dikasih?!"
"Uhmmm..." gw berusaha nahan ketawa. "Tanya aja sendiri sama dia."
"Pasti lu yang minta oleh-oleh kan?" tuduh Bang Albert.
"Gw aja gak tahu dia bakal pulang,"kilah gw.
"Sialan tuh anak. Masa cuma ngasih pempek doang sama gw..." gerutu Bang Albert.
"Hahaha. Bilang sama dia thank you."
"Lu aja bilang sendiri! Gak sopan banget udah dikasih oleh-oleh..."
"Oke!" gw bangkit dan berjalan menuju kamar.
Sesampai di kamar, gw langsung kasih tahu soal Kak Fredo pada dua teman chatting gw, Azzam dan Hanta.
Hanta : Jangan sampai lu CLBK lg sama dia!
Gw : nggak lah.
Hanta : tapi kayaknya dia sengaja mau goda lu lagi dgn cara ngasih sweater itu
Azzam : iya. Mana sweater nya ada lope-lopenya pula
Gw : itu hak dia lah.
Hanta : iya. Tapi tetap lu harus hati-hati.
Azzam : wah, kayaknya episode baru drama percintaan lu bakal dimulai nih..
Gw : drama pala lu!
Azzam : hahaha. Udah kayak drama korea aja hidup lu.
Gw : Korengan bukan korea. Haha.
Azzam : lu tau kenapa Kamfred balik?
Gw : nggak tahu.
Azzam : bukan karena mau ngejar lu lagi?
Gw : Nggak lah.
Hanta : kalaupun iya, pokoknya JANGAN!
Gw : pasti. Emang gw bego apa?
Azzam : kalo dia balik demi lu, berarti pengorbanannya lumayan tuh. Cintanya ke lu juga gede...
Hanta : Setan lu! Jangan pengaruhi Al woey! (emot devil)
Gw : hahaha. Dia pulang karena pengen kumpul lagi sama keluarganya gw rasa.
Azzam : dan pengen dekat sama lu lagi.
Hanta : APAPUN ALASANNYA GAK BOLEH. AWAS KALO LU NYAKITIN RIZKY.
Azzam : *casplock jebol*
Hanta : gw cuma gak mau lu nyesel, Al. Gw juga gak mau Rizky sakit hati.
Gw : iya. Gw tahu.
Hanta : gw pernah dicampakkan. Rasanya sakit banget.
Gw : curcol, bu? Gw tahu. Gw gak akan menyia-nyiakan Rizky.
***
Malam harinya Kak Fredo telepon gw.
"Halo..."
"Halo, Al. Sombong banget sih?"
"Sombong gimana?"
"Kamu pasti udah tahu aku pulang. Tapi gak nanya kabar sama sekali..."
"Gw aja sebelum Maghrib tadi baru pulang. Gak sempat..."
"Hadiahnya udah dikasih sama Bebet?"
"Hadiah apa?"
"Belum ya? Aku beliin kamu sweater."
"Ooh, itu. Kirain ada hadiah yang lain. Udah kok. Barusan dia kasih..."
"Gimana? Kamu suka?"
"Suka. Thanks."
"Sama-sama."
"Bang Albert ngambek tuh dia gak dibeliin juga..."
"Hehehe..."
"Kenapa dia gak dikasih hadiah juga?"
"Bebet kan suka makan. Makanya aku bawain pempek yang banyak."
"Oohh..."
"Kamu lagi apa?"
"Gak ada."
"Kalo aku habis beres-beres kamar. Masih banyak nih. Barang-barang belum dikeluarin."
"Ya udah, kalo gitu lanjut kerja aja..."
"Ini lagi istirahat dulu. Besok lanjut lagi."
"Lu pasti capek. Mendingan istirahat gih... Tidur..."
"Belum ngantuk. Lagian kamu kayaknya gak suka ditelepon ya? Mau teleponan sama Rizky?"
"Nggak kok. Gw cuma nyaranin aja..."
"Rizky gak telepon?"
"Ini bukan malam minggu. Lagi pula kita gak tiap malam teleponan..."
"Oh, gitu..."
"Hhhh... Akhirnya bisa balik ke kota ini juga..." desah Kak Fredo.
"Lu benar-benar pindah ke sini? Gak bakal balik ke Palembang lagi?"
"Nggak. Barang-barang aku aja udah dibawa ke sini semua."
"Termasuk Bang Victor ?"
"Eh? Emang dia barang...?"
"Gimana reaksi dia ketika lu bilang mau pindah?"
"Dia sih pengen aku tetap di Palembang. Tapi aku udah gak betah di sana. Aku kangen keluarga, teman-teman di sini, kota ini..."
"Hehehe..."
"Kangen kamu juga sih..."
"Masaaa???"
"Iya. Kangen kamu, Bebet, dan yang lain."
"Bang Bet pasti senang sohib dia udah kembali..."
"Kamu sendiri gak senang aku balik?"
"Senang. Tapi kita kan gak temenan..."
"Iya. Kita mantan."
"Yup. Hahaha...!"
"Mantan terindah."
"Siapa?"
"Kamu."
"Hahaha."
"Serius."
"Aaahh, aku tersanjuuunggg..."
"Hehehe..."
"Udah ah. Jadi ngelantur kemana-mana. Gw mau buat tugas kuliah dulu ya, Kak."
"Oh, oke, oke! Sorry jadi ganggu kamu."
"It's okey. Welcomeback to the jangle yo..."
"Iya. Thanks. Hehehe..."
***
Baru aja gw tutup telepon, udah masuk panggilan baru.
Ternyata Brondong tampan gw.
"Ya, Sayang?"
"Kamu teleponan sama siapa sih? Dari tadi sibuk mulu?" cecar Rizky.
"Kak Fredo."
"Fredo?"
"Iya. Fredo yang mantan aku itu loohhh..."
"Tau! Pake dijelasin lagi..." gerutu Rizky.
"Hehehe. Ada apa kamu telepon?"
"Emang kenapa? Kamu mau teleponan sama dia lagi?"
"Rencananya sih gitu..."
"Ya udah, OKE! Aku tutup ya..."
"Aiihhh, bebeb gw ngambek. Gak kuat bayangin mukanya pasti unyu banget..." goda gw.
"Dia kenapa telepon kamu? Eh, kamu atau dia yang telepon?"
"Dia. Dia cuma ngasih tahu kalo udah balik lagi kesini."
"Oohh."
"Dia ngasih oleh-oleh buat aku."
"Apaan? Dildo? Kondom?"
"Dua-duanya."
"Njirrr! Serius?"
"MENURUT LOE?!" gw emosi.
"Mau mati tuh orang kalo dia ngasih itu beneran."
"Dia ngasih sweater."
"Sweater? Buat menghangatkan tubuh ya? Hmmm..."
"Ya. Ada gambar love-nya lhooo..."
"Terus kamu suka?"
"Suka dong dikasih hadiah. Tapi lebih suka kalo kamu yang ngasih...hihihi."
"Aku? Pilih sweater apa kasih sayang?"
"Dua-duanya."
"Kamu mah gak pernah mau rugi."
"Iya dong! Kalo bisa dapat dua kenapa harus satu?"
"Tapi kalo soal pacar tetap satu kan?" terdengar Rizky sedikit menggeram.
"Aahh, jebakan..."
"Jawab!"
"Mau jawaban tulus apa boong?"
"Boong aja deh," sambut Rizky disertai tawa.
"Jujur aja! Aku pengen pacar sejuta."
"Sejuta? Nyari pacar apa mau nyalon DPR?"
"Dengar dulu... Sejuta itu Setia, Jujur dan Takwa."
"Aahh, aku banget!"
"Kepedean, weee..."
"Biarin! Oh, ya, aku cuma mau bilang senin depan aku udah mulai Ulangan kenaikan kelas."
"Kalo gitu kamu mesti rajin belajar. Ntar nggak naik kelas lagi."
"Nggak mungkin gak naik kelas. Aku nggak separah itu kali sampai tinggal kelas..."
"Kenapa nggak?"
"Aku nggak bego-bego amat kali. Sebenarnya aku pintar, cuma malas aja."
"Orang pintar bakal kalah sama orang rajin. Percuma pintar kalo otaknya gak dipake."
"Iya, aku bakal belajar. Kamu bantu, oke?"
"Oke."
"Berarti kamu tiap malam bakal kerumah?"
"Ntar aku bilang dulu sama Papa."
"Oke. Wah, belajar sama kamu bakal jadi moment seksi kita kayaknya nih..."
"Moment seksi apaan? Belajar, bukan yang lain-lain."
"Iya, belajar. Belajar bareng pacar itu seksi tauk."
"Korban drama."
"Drama itu bisa kita buat jadi nyata, Sayang..."
"Kapten futsal, ekskul-nya bela diri, tapi sukanya drama... Harusnya action."
"Aku juga suka action! Apa lagi kalo beraksi diranjang. Itu aku suka banget!"
Gw menghela nafas.
"Iya, iya. Kayaknya lebih bagus action deh. Kita bikin action-nya jadi nyata. Gimana? Mau...?"
"Kamu 16 atau 17 taun sih?"
"Sebentar lagi 17. Kenapa?"
"Semoga aja selama ini gw gak menyesatkan lu ya... Gw merasa berdosa..."
Rizky terkekeh. "Jelas banget dosa. Macarin anak dibawah umur..."
"Oke! Kalo gitu kita putus!" sambar gw cepat.
"Umur aku 16. Tapi otak aku 20 kok sayang..."
Gw ngakak. "Pintar ya ngelesnya...."
"Hehehe..."
"Eh, kamu udah makan?"
"Belum."
"Sebentar lagi makan ya. Terus di rumah aja. Gak usah kemana-mana."
"Iya."
"Jangan nge-game mulu."
"Lha, terus aku ngapain? Keluar gak boleh, main game gak boleh..."
"Istirahat. Tidur."
"Belum juga Isya. Perawan desa aja tidurnya jam sembilan... Masa aku jam delapan udah tidur..."
"Ya udah, belajar aja."
"Besok gak ada PR."
"Nonton teve."
"Acaranya gak ada yang bagus. Gak mendidik."
"Browsing. Tambah wawasan."
"Kalo browsing ntar ujung-ujungnya aku buka situs porno..."
"Ada aja jawabannya ya! Ya udah, nge-game aja!!"
"Nah, gitu dong... Hehehe..."
"Dasar..."
***