It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Ada apa?" tanya gw langsung duduk.
"Aku mau minum..."
Gw langsung geregetan menahan kesal. "Itu air ada di atas meja. Tinggal ambil aja. Kenapa mesti bangunin aku segala...?!"
"Aku kan sakit..."
"HEI! Emang situ sakit keras apa?!"
"Aduhhh...aduuhhh....kepala aku pusing bangett..." keluh Rizky tiba-tiba.
"Nggak ada! Nggak ada! Boong...!"
"Hufhh..."
"Sakit aja masih bikin orang sebel kamu ya..." gerutu gw.
"Eehh, kamu itu di sini ditugaskan buat jagain aku. Bukannya tidur..."
"Ini bukan adegan drama romantis yang aku harus duduk di sebelah kamu semalaman sambil genggam tangan kamu ya!"
"Terus tujuan kamu di sini apa? Cuma mau tidur bareng aku doang?"
"Aku bisa pulang sekarang juga kalo kamu mau!"
"Kok kamu yang marah sih?"
"Siapa yang marah?"
"Kamu."
"Kamu sih kurang kerjaan ketimbang mau minum aja mesti bangunin..."
"Ya udah maaf..." Rizky bangkit dan mengangkat teko.
"Biar aku aja," cegah gw buru-buru melompat dari ranjang dan meraih gelas di atas meja. "Sia-sia aku bangun kalo akhirnya kamu juga yang ngambil minumnya..."
Rizky mangut-mangut.
"Mau sekaligus diminumkan?" gw mendekatkan gelas ke bibir Rizky.
Rizky pun minum.
"Segelas aja?"
"Iya..."
Gw menempelkan tangan ke keningnya. Suhu tubuhnya udah normal.
"Udah enakan?"
"Udah..." jawab Rizky sambil kembali berbaring.
"Jadi besok udah bisa sekolah la---"
"Kayaknya kepala aku masih berat deh!" potong Rizky cepat.
"Ish!"
"Bed rest dulu sehari sayang. Lusa baru sekolah lagi..."
"Terserah kamu lah..." timpal gw sambil naik keranjang lagi.
Setelah sama-sama berbaring, kami bertatapan. Nggak berapa lama kemudian, Rizky angkat bicara,
"Kamu masih marah?"
"Aku nggak marah, cuma kesel."
"Sekarang masih kesal?"
"Uhmmm...sedikit."
"Kesal kenapa?"
"Pake nanya! Udah deh, jangan bikin aku tambah kesal."
"Hehehe...oh, iya, Kak Fredo bakal pulang."
"Oh ya?"
"He-em."
"Kamu tahu dari mana? Dia kasih tahu kamu?"
"Dari status facebooknya."
"Oohhh..."
"Gimana menurut kamu?"
"Gimana apanya? Dia punya rumah di sini. Wajar dong kalo dia pulang..."
"Iya. Kalo dia pulang kamu gak bakal CLBK lagi kan sama dia?"
"Tergantung sih..."
"Tergantung apanya?"
"Gimana penampakan dia sekarang. Kalo dia berubah jadi keren maksimal, kenapa nggak?"
"Ooh, jadi gitu? Dasar murahan..."
"Apa kamu bilang?!"
"Kamu gampangan banget. Cinta kok berlandaskan penampilan fisik doang..."
"Harus dong. Gak bisa dipungkiri, rasa cinta itu tumbuh berawal dari tatap. Dari mata turun ke hati. Dari apa yang kita lihat... Aku gak percaya kalo orang suka seseorang tanpa melibatkan wujud ragawinya..."
"Tapi bukan berarti kita harus jatuh cinta ke setiap orang yang lebih keren secara penampilan dari pada pasangan kita kan?"
"Ya nggak lah!"
"Tapi tadi kamu bilang kamu bakal CLBK atau nggak tergantung gimana penampilan Kak Fredo sekarang. Itu sama aja kalo kamu---"
"Habis kamu nyebelin. Kenapa mesti nanya-nanya apa aku bakal CLBK atau nggak? Kamu gak percaya sama aku? Kamu masih mikir kalo aku masih nyimpan rasa suka sama Kak Edo?"
"Tujuan aku tadi cuma bercanda sih..." gumam Rizky pelan.
"Gak lucu!"
"Kamu serius banget sih? Aku percaya kok sama kamu. Aku cuma mau ngasih tahu aja kalo Kak Fredo bakal balik..."
"Biar ajalah dia pulang. Gak ada urusannya sama aku."
"Iya, iya. Kamu gampang banget sewot kalo ngomongin dia..."
"Iya. Karena dia seharusnya gak pernah ada dalam hidup aku. Mencintai dia suatu kesalahan."
"Segitunya sih... Apa aku juga bakal kamu giniin nantinya?"
"Maksud kamu apa? Kita harus putus dulu kalo kamu mau tahu bagaimana aku mengenang kamu nanti."
"Amit-amit..."
"Makanya gak usah mikir macam-macam. Satu macam aja, cukup aku."
Rizky terkekeh.
"Aku serius. Cukup mikirin aku. Sama kayak aku yang cuma mikirin kamu..."
"Gombalannya luar biasa..."
"Aku serius. Dan sekarang masih tengah malam. Kita harus tidur lagi," pungkas gw.
"Ok."
"Kamu nggak mau minum lagi?"
"Nggak. Kembung ntar."
"Atau kamu ngompol."
"Iya, ngompolin kamu. Eh, ada kan genre film biru yang dikencingin itu? Namanya apa?"
"Nggak tahu. Kenapa? Kamu suka? Ish!"
"Nggak. Aku suka yang normal-normal aja."
"Masa?"
"Hu-um. Yang lembut dan romantis...liar sedikit gak apa-apa sih..."
"Liar sedikit itu kayak apa sih?"
"Mau aku coba?"
"Hmmm...jebakan."
Rizky terkekeh.
"Udah ah. Ayo tidur..." gw menepuk-nepuk pelan pipi Rizky.
Rizky menangkap tangan gw. Lantas ia mendaratkan ke bibirnya sebelum akhirnya melabuhkan ke dadanya. Ia menggenggam tangan gw sampai kami tertidur...
***