It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
YANG NGGAK MAU KESERET MENTION, LEKAS KASIH TAU. CARANYA:
KETIK: UNFOLLOW spasi BLJ posting ke : Kolom Komentar
***
Gw berjalan sepelan mungkin supaya jangan menimbulkan suara sekecil apapun. Gw gak mau Bang Albert tau.
Oke. Gw bisa mencapai garasi dengan sukses. Yess! Gw langsung naik motor , nyalain mesin motor, ngengas dan...
Bruuummmmmm....!
Deg!
Sial! Gw gak memperhatikan yang ini. Raungan motor gw bisa membangunkan seisi rumah!
Benar aja. Cuma dalam hitungan detik Bang Albert udah berdiri di tepi teras sambil teriak, "MAU KEMANA LU?!"
"Pergi," jawab gw singkat.
"Ya, tau. Kemana??"
"Ke rumah teman."
"Ngapain? Lu kan sakit?"
"Udah sehatan."
"Masa? Jangan berangin-angin dulu."
"Pake jaket juga," jawab gw sambil ngeluarin motor dari garasi.
"Kenapa gak teman lu aja suruh main kesini?"
Tuhkan, rempong nih orang. Nanya mulu kayak wartawan!
"Bentar aja kok, Bang," gw pakai jurus memelas setengah terpojok sih sebenarnya.
"Terserah dah. Tapi kalo kenapa-kenapa jangan nyalahin gw. Inget!"
"Iyaaa...," jawab gw dengan penuh sopan santun. "Thanks ya, Bang..."
Bang Albert gak jawab bahkan langsung masuk ke rumah lagi.
Gw menghela nafas lega. Setelah itu langsung tancap gas ke rumah Kak Fredo.
Kak Edoooo, I'm comiiingggg....
***
Sesampainya di rumah Kak Edo...
Tuh orang lagi gonjrang gonreng metik gitar di teras. Pas lihat gw dia langsung bangkit menyambut gw disertai senyum manisnya.
"Gimana? Dibolehin sama Bebet?"
Gw mangguk.
"Kok bisa?"
"Mungkin dia lagi kesambet jin baik."
"Haha."
"Kakak di rumah sama siapa?" tanya gw sambil celingak celinguk lirik ke dalam rumah.
"Ada Mama."
"Oohhh..."
"Emang kenapa?"
"Nanya aja."
"Beneran???" Kak Edo nyipitin matanya dengan gaya menyelidik.
Gw mangguk.
"Kalo cuma sendirian kenapa?"
"Iya nggak apa-apa. Iiih, apaan sih...Gak maksud."
"Siapa tau aja kalo cuma sendiri kamu ngajak mesum," kata Kak Edo sambil metik gitarnya lagi.
"Njir! Dasar piktor!"
Kak Edo ngakak.
"Jangan bilang lu udah nyiapin kondom ya?"
Kak Edo langsung ngeplak pala gw. "Kalo ngomong ya...sembarangan aja..."
"Aduh!! Sakit tahu..."
Kak Edo langsung mendaratkan kembali telapak tangannya ke kepala gw. Tapi kali ini berupa elusan.
"Sorry. Sakit ya?"
"Ehmmm..."
"Lagian ngomong asal aja. Bukan apa-apa, kalo Mama dengar ntar mikirnya macem-macem..."
"Tapi beneran udah nyiapin kondom?" goda gw lagi.
"Ya, bener!"
"EH?!" gw terlonjak kaget.
Kak Edo langsung ngakak. "Kena deh!"
"Yaaahhhh..." gw mendesah pelan.
"Kenapa?"
"Kirain beneran..."
"Ish!"
Gw ngakak. "Satu sama!"
"Hmmm..."
"Udah ah. Ayo petik lagi gitarnya..." gw ngalihin topik pembicaraan.
"Bosen."
"Jeh, gimana sih? Aku kesini karena mau denger kakak main gitar..."
"Bosen petik gitar. Pengennya petik kamu," Kak Edo ngedipin mata ke gw.
"Aahhhh, pengsan gw!" gw langsung ngejatuhin kepala ke bahu Kak Edo.
"Cari kesempatan aja lu!" Kak Edo bergeser ngejauh. Tapi karena gerakan itu kepala gw akhirnya malah merosot ke pangkuan dia.
"Alll... Ntar diliatin orang loohhh..."
Gw pura-pura gak dengar.
"Anjrit! Bebet kok kesini---"
Dengar nama Bebet gw langsung bangkit dengan dada berdegup amat cepat.
"Man---" omongan gw langsung terputus dengar ledakan tawa Kak Edo.
Hhhh. Sial. Dia ngerjain gw.
"Shit! Gw kira beneran. Jantung gw ampir copot..." desis gw.
Kak Edo mencebikkan bibirnya.
"Udah ah. Yok, buruan mainin gitarnya."
"Iya, iya. Ke dalam aja tapi ya?? Ntar ganggu tetangga."
"Emang kalo main di dalam dijamin tetangga gak keganggu?" Tanya gw sambil ngekorin langkah Kak Edo.
"Nggak. Kamar aku kan kedap suara."
"Serius?"
"Haha. Becanda."
"Cih!"
"Kalo main di dalam kan minimal suaranya lebih kecil..."
Kak Edo langsung bawa gw ke kamarnya. Itu pertama kali gw nginjakin kaki ke ruang pribadinya dia itu. Kesan pertama yang gw dapatkan ialah kamarnya itu rapi dan minimalis. Bahkan gw ngerasa suasana kamar ini sedikit dingin, kurangnya kehangatan di dalamnya.
"Inilah kamar gw. Gak sebagus kamar kamu atau bebet sih..."
"Aku suka kamarnya. Rapi."
"Gimana nggak rapi kalo isinya kagak ada, haha..."
"Hehehe. Eh, Mamanya Kakak dimana?"
"Di dapur atau di kamar. Emang kenapaaa...? Dari tadi nanyain Mamaku mulu..."
"Pengen liat aja beliau itu secantik apa kok bisa punya anak setampan kamu?? Ahaydee..."
"Bisa aja gombalnya."
"Hahaha."
"Ntar aku kenalin..." kata Kak Edo sembari mulai bersiap memetik senar gitarnya lagi. "Mau lagu apa?"
"Uhmmm... Apa ya???"
Kak Edo gonjrang gonjreng mainin gitarnya seraya nunggu gw mikirin lagu.
"Apa aja deh."
"Saat ku tenggelam dalam sendu...
Waktupun enggan untuk berlalu
Kuberjanji tuk menutup pintu hatiku
Entah untuk siapapun itu..."
Adera - lebih indah. Oke. Boleh, boleh, gumam gw sambil mangguk-mangguk.
Lagu Adera yang berlirik romantis ini disenandungkan dengan merdu sama Kak Edo yang notabene pernah gw taksir. Lu bisa ngebayangin gimana gw nggak meleleh. Apalagi cuma berdua aja di dalam kamar!!! Lama-lama gw bisa luber!
Hihihi
Pertamax
Ngilang kmn aja ni kang @Locky