Hai... Hai... newbie mau berbagi cerita nih... ini adalah cerita REal yamg penulisannya sengaja aku buat kaya novel biar nggak ngebosenin, tapi di beberapa scene ada yang kutambah biar lebih dapet feel dan greget. So, maybe cerita ini gak bakaln ketemu endingnya. karena akan aku update sesuai dengan semua hal yang terjadi di hidupku. bagi yang gak mau baca cerita gantung, Bye aja!!!. mohon kritik dan sarannya ya.... tapi kritik yang membangun jangan cuma bilang "Lanjut". Okay this is it>>>>
You Are My Life
Prolog
Verdi. jika ditanya siapa dia. Aku akan sangat susah menjelaskannya.
Dia adalah hidupku, Dia adalah nafasku, Dia adalah Cintaku, Dia adalah segalanya untukku. Namun jika kalian bertanya apa artiku dalam kehidupannya, ia hanya akan menjawab “Aku hanya menganggap dia teman”.
Yah, kalian benar. Cintaku bertepuk sebelah tangan. Aku menganggapnya segalanya namun, dia hanya menganggapku teman. Sakit? Sudah pasti. Tapi untuk apa aku sakit hati. Dia sudah menganggapku teman saja sudah membuatku senang. Apalagi dia memang belum tahu keadaanku yang sebenarnya. Ya, Aku GAY.
Aku sebenarnya tidak sepenuhnya Gay. Aku masih mempunyai nafsu pada Wanita. Tapi, aku masih tidak bisa menyangkal kalau aku juga punya rasa suka terhadap sejenisku. Yang jelas aku membenci Diriku sendiri.
Comments
panjangin lg ya next chapternya!
oia,, paragrafnya jangan terlalu rapet, biar lebih nyaman bacanya, ok!
Jadi disinilah aku sekarang.di smp k***s yang memang jaraknya lebih dekat dari sekolahku yang dulu. Kupandangi sekitaran lapangan depan sekolah ini… Emmm lumayan untuk sekolah yang terletak di desa, bangunannya baru, banyak pepohonan rindang dan WOOOW……..
Mata nakalku menangkap sesosok pria(eh)seorang maksudku…sedang berjalan dengan kedua orang temannya. dia tidak terlalu tinggi, tidak terlalu tampan. Namun, entahlah?Aku sepertinya menyukainya. Ya ya aku tahu ini terlalu cepat. Tapi siapa peduli. Kupandangi sekali lagi tubuhnya…Dan
DEG…..
Dia melihat ke arahku. Cepat cepat ku palingkan wajahku kearah lain. Ahh aku yakin wajahku sangat merah seperti kepiting rebus sekarang…… Setelah yakin dia tidak ada disana lagi kucoba untuk melihat dimana aku melihatnya terakhir kali dan…Aaahh.
Sial dia sudah ada di depanku sekarang. Tapi kemana kedua temannya tadi? Ah, masa bodoh…. Lalu sekarang apa? Tuhan! bantu aku!!!!!
“Ehh, Emmm ada apa ya?”tanyaku setelah beberapa saat kami hanya beradu pandang. Matanya yang tajam menyipit saat melihatku.
“Kamu yang anak baru itu ya? Yang pindahan dari SMP 5 itu kan?” tanyanya dengan suara berat, yang aku yakin bulu kudukku merinding karenanya.
“Iya”jawabku setelah paham apa maksudnya tadi. Aww aku sangat ingin sekelas dengannya nanti. Tapi apakah kelas kita sama? Ahh aku harap begitu. Kulihat di lengan sebelah kanan tertera kelas 8F. Semoga saja aku juga masuk ke kelas itu juga.
“Perkenalkan, nama ku Verdi. Kamu?” terangnya sambil mengajakku bersalaman.
“Rizky”jawabku singkat. Karena suaraku sudah menguap dari tadi gara-gara ada dia didekatku. Bukan berarti aku tidak suka atau apa? Tapi kalian pasti pernah merasa canggung atau nerveous jika di dekat orang yang kalian sukai bukan?
“Ayo ikut aku!” belum sampai aku bertanya kemana dia akan membawaku, dia sudah menarik tangan kananku ke dalam genggamannya. Aduh mana tanganya kasar banget lagi,dah kayak alat parutan kelapa. Tapi gak papa deh, yang penting Happy….
***
Tak berapa lama aku sudah sampai di salah satu ruang kelas yang bertuliskan 8f. Aku yakin inilah kelas si Verdi itu. Tapi tunggu! Untuk apa aku dibawa kesini? Apa mungkin dia tahu kalu aku akan sekelas dengannya nanti? Tapi aku rasa tidak.
“Guys, ni temen baru kita nih!” teriak Verdi pada teman-temannya yang udah kaya anak ayam kebanjiran. Kenapa?karena mereka pada naik ke atas meja. Benar-benar tidak sopan. Tapi apa yang dia bilang tadi? Teman barunya?
“Eh, emangnya kita sekelas? Aku aja belum tahu kelasku di mana!” tanyaku setengah berbisik di telinganya. Aku memang benar-benar tidak tahu kalau kita akan sekelas.
Belum dia menjawab dia sudah terkikik kayak orang gila.Emang yang aku omongin lucu ya?kayaknya enggak deh!.
”Kamu belum liat di papan penerimaan siswa baru ya?” tanya Verdi sambil sedikit mendongak ke arahku. Aku memang sedikit lebih tinggi darinya. Aku tidak menyangka kalau dia sedikit lebih rendah dariku.
Dengan tegas kugelengkan kepalaku. Karena itu memang benar adanya. Aku belum melihat papan yang dia maksud itu tadi.
“Tadi salah satu temenku ada yang liat papan pengumuman. Eh ada kelas 8F disana, dia liat deh siapa murid baru yang masuk ke kelas kita. Di papan pengumuman ada nama kamu, kebetulan aku liat kamu tadi, pas aku cek ternyata bener. Kamu lah Rizky itu” jelasnya panjang lebar yang justru membuatku malah makin bingung. Otakku benar benar sudah meledak gara gara dia. Sial..
“Owh gitu ya? Aku belum sempet liat tadi. Jadi gak tahu deh. Hehehe” kusunggingkan senyuman termanisku untuk Verdi.
“Kamu manis banget sih kalo senyum!” Verdi berujar sambil mentoel bibir ku yang merah dengan senyuman yang aku yakin juga sama manisnya dengan Black forest yang aku makan kemarin.
Astaga aku memang ingin segera menciumnya sekarang. Tapi tunggu…Apa maksud dari pernyataannya tadi? Senyum? Manis? Apakah dia juga? Tidak. Aku tidak boleh berpikir yang tidak tidak. Aku harus positive thinking.
“Nah kamu sekarang duduk bareng aku ya? Ayo!” ku ikuti langkah Verdi yang tidak terlalu cepat itu. Tempat dudukku berada paling pojok. Aku benci tempat ini. Aku kadang suka kurang dengar apa penjesan dari guru karena pasti suaranya hanya terdengar sayup-sayup saja. Tapi tak apalah yang penting aku bisa duduk dengan “pangeranku” hehehehe…
***To Be Continued***
Ditunggu kritik Dan sarannya….
maksudnya life bukan live.
Baru saja kuhempaskan bokongku ke atas tempat duduk bel masuk udah bunyi aja.
Ahh menyebalkan. Mana di sekolah ini ada acara baris di depan kelas sebelum masuk lagi. Emangnya kita masih anak TK apa? Kita udah Smp kali.
Tapi ya udahlah ya? Nggak penting. Ikutin aja anak-anak ini. Lagipula ibu gurunya udah dateng juga.
***
Setelah selesai berdoa, ku lihat ibu guru yang ada di depan melihatku dengan mata disipitkan. Ada apa ya? Ahhh aku tau dia pasti heran kenapa ada murid baru di kelas ini.
Belum sampai aku angkat bicara guru itu sudah memanggilku duluan.
“Kamu, yang murid baru itu? Maju ke depan!” perintah guru cantik tersebut dengan suara lembut.
“Iya bu. Ada apa?” jawabku setelah berada di dekatnya. Kalo di lihat lagi wajahnya cukup cantik tapi sayang dia terlalu tua. HaHaHa
“Kamu yang anak baru itu ya? Silahkan perkenalkan diri kamu ke teman-temanmu yang baru!” jelas ibu guru tersebut sambil mersilahkanku.
“Baik bu.” jawabku singkat.
“Selamat pagi semua ” sapaku ke teman-temanku yang baru.
“Pagi” jawab mereka dengan malas. Errghhh memang benar benar menyebalkan. Awas aja kalian semu. Tapi sabar, Aku harus bersabar karena ini hari pertamaku di sekolah ini. Aku tidak mau berbuat onar di sekolahku yang baru.
“Perkenalkan nama saya Rizky Prima Wiratmaja, usia 14 Tahun, Zodiak Pisces. Saya tinggal di desa m******o. Ada yang ingin di tanyakan? ” kuakhiri perkenalanku dengan sebuah senyuman.
“Udah punya pacar belum? Terus, nomor hapenya berapa?” teriak salah satu cewek yang duduk di bangku paling depan. Ahhh kebiasaan cewek jaman sekarang.
“Kalo pacar Belum, dan nomor hape, saya tidak ingat!” kuukirkan sebuah senyuman palsu pada cewek tersebut.
“Jadi boleh dong aku daftar jadi pacar kamu?” , ”huuuuuuu” sahut cewek itu diikuti teriakan dari teman-temannya. Errrgggghhh aku sudah muak dengan cewek satu ini, aku ingin segera duduk, karena kakiku sudah pegal berdiri di sini.
“Sudah? tidak ada yang ditanyakan?” tanya ibu guru tersebut pada anak-anak yang ada di depanku itu.
“gak ada bu!” sahut mereka serempak.
“yaudah, kamu boleh duduk!” kata bu guru tersebut sambil mempersilahkanku duduk kembali.
“baik bu, terima kasih” jawabku sembari melangkahkan kaki kembali ke tempat duduk ku. Kuletakkan kembali bokongku ke tempat yang seharusnya.
“Eh, Riz nati pulang sekolah kita bareng ya?” tanya Verdi sambil mengukir sebuah senyuman tipis untukku. Aahhh senyumnya benar benar manis.
“Emmm, iya deh!”ku jawab singkat karena guru di depan kelas sudah mulai ber Bla-Bla liar di sana.
***
Tak terasa bel pulang sudah berbunyi. Aku dan Verdi berjalan sembari mengobrol tentang hal-hal yang tidak begitu penting. Tapi siapa peduli? Aku suka mendengar suaranya. Aku suka saat dia tersenyum padaku.
Dan aku suka pada wangi tubuhnya… Heeemmm wangi keringatnya benar benar manly. Meskipun aku akui dia tidak terlalu tampan, bahkan aku kira aku masih lebih tampang dibandingkan dengannya. Bukan bermaksut sombong, tapi memang seperti itu. Tapi percayalah! jika dia tersenyum, kalian pasti akan terpesona dibuatnya. Senyumnya seperti sirup yang terlalu banyak gula.
“Ehh Riz, aku boleh minta nomer hapemu gak? biar kita gampang komunikasi gitu!” tanya Verdi saat kami sudah sampai di parkiran.
“Iya boleh kok! Mana Hapemu?”
“Nih!” jawabnya sambil menyodorkan hapenya, Wow Apple Iphone 4s, pasti dia anak orang berkecukupan. Tapi, darimana aku tau itu Iphone 4s? karena Back covernya terbuat dari glass, bukan alumunium seperti halnya Iphone 5.
“udah nih” kusodorkan kembali gadget berlogo apel tersebut pada Verdi.
“Thanks ya! ”
“sama-sama” kuukir senyuman tipis dari bibirku yang merah ini.
“yuk pulang! ” ajak Verdi kemudian.
“ayo! lagipula udah gak ada orang lagi nih” kuanggukan kepalaku sambil berlalu mengambil sepedaku. Ahhh senangnya bisa bertemu dengan pria sebaik dia, semoga aku bisa lebih dekat denganya nanti. Aminnn
Belum juga aku sempat menaiki sepedah ku tiba kurasakan ada yang menarik kerah bajuku dari belakang, kutelengkan kepalaku untuk melihat siapa yang berani menantangku. Begitu aku berbalik dan…..
***To Be Continued***
Ditunggu saran dan kritiknya ya….
Ahiauw…
Begitu aku berbalik dan...
"BUKKK"
Sebuah pukulan tepat menghantam perutku.Keseimbangan ku langsung goyah, Dan...
"BRUKKK"
Aku terjatuh dan hampir tak sadarkan diri. Aku bisa melihat bahwa yang memukulku tadi adalah Laki-laki anak kelas 9. karena perawakanya yang tinggi.
Tapi, apa alasannya? Apakah aku pernah mengenalnya dan berbuat jahat padanya? Emmm. Sepertinya aku belum pernah mengenalnya. Verdi yang melihatku tersungkur langsung berlari menhampiriku.
“Rizky, kamu kenapa? Kamu baik-baik aja kan” tanyanya sembari membangunkanku.
“Gak papa Ver, aku tadi Cuma dipukul sama anak kelas 9 aja kok!”
“Hah, dipukul? Sama siapa? Kamu kenal ama dia?” berondong Verdi dengan ekspresi wajah yang sangat aneh. Ekspresinya antara ingin tahu, takut, dan kaget.
“Aku gak kenal, lagipula dia siapa sih? masa dateng-dateng main mukul aja!” gerutu ku kearah Verdi dengan wajah cemberut.
“Tapi kamu gak papa kan? apa perlu aku bawa ke dokter? ”
“Gak usah kok, aku baik-baik aja.”
“Owh, yaudah kalo gitu. yuk pulang! Nanti keburu gerbangnya ditutup lagi!”
“Ayo!” ku berusaha bangkit dari dudukku, dan merapikan baju dan tasku yang semrawut. Kulihat Verdi datang dengan menuntun sepedanya dengan sedikit terburu-buru. Hemmm, mountain bike nya sepertinya masih baru. Terlihat masih kinclong.
“Emmm, Rizky kayaknya aku harus buru-buru deh, aku udah ditunggu dirumah. Maaf ya!”
“Gak papa, kamu duluan aja.”
“Okay, Good Bye!”
“Bye!” kulambaikan tanganku kearah Verdi yang mulai menghilang dari pandanganku.
Huffttt, kuambil nafas panjang sembari merogoh saku celanaku untuk mengambil hape android ku. Tidak mahal memang, tapi cukup untuk berkomunikasi. Kulihat ada pesan masuk dari nomer yang tidak kukenal.
“Hemmm, dari siapa ya?” Gumamku dalam hati.
“Dari gue!” kutelengkan kepalaku untuk melihat ke sumber suara itu. Dan…
“Kamu?”
“Kenapa? Lo kaget ha?” dia adalah orang yang memukulku tadi. Ternyata dia cukup tampan, tinggi, putih, wajahnya tegas dengan dagu yang lancip. Memberikan kesan Manly pada wajahnya yang rupawan.
Oh tuhan. Apa yang aku pikirkan? bukankan dia yang memukulku tadi? bisa jadi dia berbuat yang lebih buruk lagi! Tuhan tolong aku!
“Kenapa lu bengong? Gila lu? ” bentaknya tepat di depan wajahku. Kurasakan kakiku bergetar karena ketakutan. Aku meang selalu seperti ini jika takut.
“Gak ada pap-pa kok Ka-kak” sial, kenapa pake gagap sih.
“Ayo ikut gue!” dia menarik paksa lenganku dengan kasar.
“Kita mau kemana?”
“Diem lu!” terpaksa aku hanya diam dan tak berani melawan karena dia adalah kakak kelasku. Tak berselang lama kita sampai di sebuah ruangan mirip gudang. Bau apak kayu tercium jelas oleh indra pembau ku.
Kemudian dia menutup dan mengunci pintu ruangan ini. Dengan kasar dia mendorongku sampai punggungku menghantam tembok ruangan ini. kedua tangannya mengunci kedua tanganku.
“Kak, Sakit. kenapa aku dibawa ke sini? Apa aku punya salah sama kakak?” tanyaku padanya. Tatapan yang semula penuh amarah berganti menjadi sendu. Tatapannya seperti?
“Aku kangen sama kamu!”
***To Be Continued***
Ditunggu kritik dan sarannya!!!
Ahiauw...
iya kali ya?hehehe
habis kalo akses Boyzforum dari laptop ato warnet selalu siteblock"INTERNET POSITIF".jadi jarang bisa update.kalo dari hape karakternya terbtas dan psti hasilnya ruwet dan tanpa spasi.
“Aku kangen sama kamu!”
“Apa maksud kakak?” tanyaku langsung pada intinya. Aku tidak pernah merasa mengenalnya. Dan aku juga yakin belum pernah sekalipun bertemu dengannya.
“Kamu lupa sama aku?” kuanggukan kepalaku dengan pasti. Karena aku memang yakin begitu.
“Coba kamu inget-inget deh wajah aku!” tangannya yang tadi mencengkeram tanganku kini menuntunku untuk menyentuh wajahnya. Aku masih mencoba menggali memori ingatanku. Matanya, Hidungnya, Wajahnya….
Ahhh aku ingat sekarang, dia adalah…
***Flashback***
Hari ini adalah kali pertama aku touring seorang diri menggunakan bus. Aku memang penggemar bus. Dari kecil aku suka terhadap balok beroda empat yang bisa berjalan ini. Aku memilih touring jarak dekat terlebih dahulu.
Aku memilih bus AKDP jurusan Bojonegoro-Surabaya. Pagi sekali aku sudah sampai di terminal Rajekwesi Bojonegoro. Aku tadi diantar oleh pamanku.
Di terminal ini cukup ramai rupanya.Banyak penumpang Hilir mudik, naik-turun bus baik bus AKDP maupun AKAP. Tak berselang lama bus yang akan membawaku touring datang juga.
Aku memilih untuk naik bus ATB (ac tarif biasa) Rajawali indah berbody “Aristo” dari New Armada Karoserie, bermesin Hino Ak.
Kupilih tempat duduk yang berada tepat diatas roda belakang. Aku memang pasti duduk di tempat ini, karena aku selalu ingin merasakan suspensi dari Chassis bus.
Tak berapa lama kemudian ada “sesosok” eh seorang maksudku, duduk di sebelahku. Hemmm….
“Wangi banget ni orang”pikirku dalam hati.
Kuperhatikan pria ini. Hampir sebaya dengan ku. Kurasa masih muda. Mungkin usianya sekitar 15 tahun. Wajahnya tegas, hidungnya tidak terlalu mancung tapi juga tidak pesek. Tingginya semampai, badan cukup atletis(kebetulan dia pakai polo yang agak ketat). Dan wanginya itu lo, Manly banget.
”Pria idaman gw nih” gumamku.
Setelah puas memperhatikannya daritadi, kucoba untuk angkat bicara.
“Mau kemana Mas?” tanyaku dengan sedikit keras karena bus sudah mulai berangkat.
“Surabaya” jawabnya singkat dengan suara berat ala perokok. Ergghhh, aku benci orang yang merokok.
“Lha lo mau kemana?” tanyanya lagi-lagi dengan suara berat.
“Aku ke Surabaya juga Mas!” jawabku dengan melukis sebuah senyuman tipis.
“Owh, bisa barengan donk? hehehe” tuturnya sembari tertawa kecil.
“Iya” kujawab singkat karena pak kernet sudah menarik karcis bus yang kunaiki ini. Kuambil uang 20 ribu dari dompetku yang kutaruh di saku celana.
“Kemana dek?” tanya pak kernet yang sudah mulai tua itu.
Belum sempat aku menjawab pertanyaan pak kernet tadi, Ehh malah cowok yang ada di sampingku sudah menyela duluan.
“Surabaya pak. Untuk 2 orang ya!” jawab cowok yang ada di sebelahku tadi sembari menyodorkan uang 50 ribu. Tapi tunggu, 2 orang. Kulihat dia hanya naik sendiri, Lalu karcis yang satu buat siapa?
“Nih gw bayarin.” jelasnya sembari menyodoriku sebuah karcis berwarna biru dengan tujuan Surabaya.
“Hah? serius? Buat aku?” tanyaku setengah tak percaya. Tentu saja aku tak percaya. Dia baru mengenalku tapi sudah rela
“mentraktir” ongkos bus yang memang tidak terlalu mahal ini. Tapi tetap saja aneh.
“Iya, kenapa? gak mau? yaudah kalo gak mau.” terangnya sembari ingin menarik kembali karcis yang sudah ada dalam genggaman tanganku. Tapi kalo dipikir-pikir lumayan lah hemat 20 ribu.
“Yaudah deh aku mau” kujawab singkat saja karena ternyata bis ini sialan. Udah jalan daritadi, kenceng, jalan bergelombang tapi kok malah gak goyang sama sekali. Bikin ngantuk nih.
“Hoammm!”aku menguap cukup lebar karena aku sudah mengantuk.
“Kamu ngantuk ya?” tanyanya, Tumben ga pake lo-gw. Perasaan daritadi pake lo-gw deh.
“Iya”
“Sini” tuturnya sembari memegang kepalaku untuk bersandar di pundaknya. Aku yang saat itu sudah sangat mengantuk hanya diam menuruti apa yang dia perbuat.
Tak berapa lama kurasa ada yang memegang daun telingaku sembari berbisik ”I like you”.
***
Entah berapa lama aku tertidur. Hingga aku sudah hampir sampai di tujuanku. Kucari mas yang ada di sebelahku tadi… Loh, kok gak ada? Kemana ya?
Bodo amat.
Gak penting juga. Kurapikan baju dan tasku sebelum turun. Kurasakan ada secarik kertas menyembul dari dalam tasku yang sedikit terbuka. Kutarik kertas itu dan ternyata ada sebuah tulisan yang bunyinya “Rendi is my name”.
***End of Flashback***
“Gimana? udah inget?” tanyanya.
“Kak Rendi?” entah apa yang sudah merasukiku hingga tanpa sadar aku memeluknya erat hingga kudengar pintu gudang ini terbuka…
“KREEEK”
***To be Continued***
Ditunggu Kritik Dan Sarannya ya.
Ahiauw…
dan msalah aku gampang percaya ma orang itu, Karena aku kan masih kelas 1 smp,jadi masih labil...hehehehe