BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

The Statuette : Story of Lian and Alvan

1246710

Comments

  • 09.00
    14 Maret 20XX


    Hampir satu bulan lamanya. Sekarang dua anak adam itu terlihat bahagia bercanda di atas bangku taman. Berbeda dengan pasangan lainnya yang aku lihat, tidak ada pelukan mesra ataupun ciuman hangat. Yang ada hanyalah tatapan penuh cinta dan ucapan sayang yang selalu diucapkan Lian dan Alvan.

    “Alvan hari ini nggak kerja?” tanya Lian dengan nada manja.

    “Nggak, ah. Aku mau nemenin kamu kerja aja,” kata Alvan menatap penuh kasih sayang ke arah Lian.

    “Ngejeeek, nih.. Lian kan cuma ngamen,” Lian merajuk.

    “Siapa yang bilang pacarku ngamen? Pacarku itu musisi hebat. Sekarang emang baru bisa nyanyi ditaman ini. Tapi aku percaya masa depan Lian bakal lebih baik.” Apa? Lian sering bernyanyi ditaman ini? disebelah mana? Ah! Pasti di salah satu sudut taman yang jauh dari tempatku berada, sehingga aku tidak dapat mendengar suaranya dan melihat wujudnya. Aku benci aku tidak dapat memutar wajahku!!

    “Apaan sih Alvan,” Lian tersipu malu, ada semburat merah diwajahnya. Aku yakin Alvan juga melihat semburat itu. Lian terlihat lebih menggemaskan.

    “Aku cuma ngomong jujur kok,” kata Alvan tersenyum melihat tingkah laku kekasihnya itu.

    Bagus, mereka menghilang selama satu bulan dan sekarang mereka muncul bermesraan di depanku. Rasanya aku ingin terlepas dari badan kaku ini dan bertanya kepada mereka apa saja yang telah terjadi selama satu bulan ini. tapi itu tidak mungkin.

    Alvan dan Lian. Keduanya terus berbicara mengenai topik-topik yang menurutku tidak penting. Kadang keduanya tertawa, atau Alvan akan menjahili Lian membuat laki-laki berkulit putih itu tersipu malu. Membuatku ikut serta dalam kebahagiaan mereka. Menurutku ini merupakan akhir cerita yang indah dalam cerita cinta mereka.
  • 15 Maret 20XX

    Aku ingin membuktikan kalimat Alvan yang menyatakan bahwa Lian selalu bernyanyi disini. Aku menajamkan pendengaranku, memusatkannya pada satu suara. Hmmm, ada banyak hal yang aku dengar disini. Suara anak kecil tertawa, suara tangisan bayi, obrolan gerombolan remaja yang berada beberapa meter dariku, dan suara petikan gitar. Petikan gitar!!

    Ya, petikan gitar itu dan suara itu sangat familiar di telingaku. Itu suara Lian. Pantas saja aku tidak pernah mendengarnya, suara lantunan lagu indahnya itu berbaur dengan segala macam bebunyian yang ada di taman ini.

    Kembali aku memfokuskan pendengaranku dan menikmati lantunan lagu yang dinyanyikan oleh Lian.

    ***
    ...And in this crazy life, and through these crazy times
    It's you, it's you, you make me sing.
    You're every line, you're every word, you're everything... (Michael Buble-Everything)

    ***

    Aku tidak tahu jenis lagu apa itu, siapa penyanyinya dan apa judulnya. Yang aku tahu Lian terlihat menikmati dirinya membawakan lagu itu. Aku rasa lagu ini ditujukan untuk Alvan, laki-laki yang selalu membuat wajahnya berubah seperti bunga crimson. Mereka memang manis.
  • 20 April 20XX

    Akhir-akhir ini aku menikmati rutinitasku mendengarkan lantunan musik Lian setiap sore. Begitu juga sore ini. Suasana di taman sore ini cukup ramai. Mungkin karena hari ini adalah hari sabtu. Hari dimana muda-mudi menikmati akhir pekan bersama sahabat, teman-teman, dan kekasih mereka.

    Sementara telingaku fokus terhadap suara lantunan musik yang dinyanyikan oleh Lian, mataku terus mencari sosok Alvan. Seharusnya dia ada di sini sore ini menemani Lian, tetapi mataku tidak bisa menemukannya. Ya, pandanganku hanya terbatas di beberapa titik taman. Apa dia ada di taman ini? Atau dia berada di suatu tempan di luar sana? Bukankah seharusnya Alvan menemani Lian seperti sepasang kekasih pada umumnya yang selalu aku lihat di akhir pekan.

    Hah! Aku patung dan aku tidak mempunyai otak secerdas anak adam, tidak seharusnya aku memikirkan hal rumit seperti ini.
  • 28 September 20XX

    Lian menghilang. Begitu juga Alvan. Maksudku mereka tidak benar-benar menghilang. Aku berani bertaruh demi semen putih di tubuhku kalau mereka masih berada di kota ini. Hanya saja aku tidak pernah melihat mereka berkunjung ke taman ini. Hah! Rasanya aku ingin terlepas dari tubuh kaku ini dan segera mengelilingi kota ini dan mencari dua anak adam itu.

    Lian yang selalu menyanyi di sini pun pergi entah kemana. Sudah hampir beberapa bulan belakangan aku tidak mendengarkan lantunan lagu yang dibawakan oleh Lian.

    Terakhir kali aku melihatnya tiga bulan yang lalu, Lian hanya duduk terdiam di kursi taman. Ia memeluk erat gitar tuanya yang biasa ia gunakan untuk mengiringi suara merdunya. Pandangannya kosong entah apa yang sedang dia pikirkan di dalam kepalanya. Sejak saat itu aku tidak pernah lagi melihatnya hingga hari ini.

    Tiba-tiba saja aku merindukan mereka. Aku merindukan Lian.
  • maaf gk bakal mention ya.. mandiri ah dateng kemari nggak harus diseret-seret. hehe *becandaaaaa*
    nggak ak mention soalnya, updateannya jg gk terlalu banyak... dan kayaknya kurang berkesan. kalo tulisan punya aura. kayaknya aura tulisanku itu abu-abu. sooooooooooow bowring..
    blah blah blah..
  • @mamomento nonton bokep bel -Ami ahahahah #lol ahahahah,,, nonton yang seger-seger, nggak sih saya buka youtube liat si siapa tuh penyanyi amerika yang (all-american boy)
  • @Irfandi_rahman : liat yg seger2 = liat es kelapa muda / es buah / es campur
    ya kan? *ngerasa pinter*
  • jadi ikut penasaran tentang liam-alvan,. Terlalu sedikit hal" yg diungkap/diketahui si patung.. Jd kayak kurang dapet feelnya.. Aku boleh ngasi saran? Gimana kalo sudut pandangnya ga cuma dari 1 patung? Kalo 1 jd terbatas karena terbatasnya pandangan, dengan nambahin 2 ato 3 patung jd lebih leluasa 'memantau' liam-alvan kan? Wkwk.. Ditunggu updatenya
  • @Kim_Kei : LiaN bukan liaM. hihihi
    masukannya bagus..
    thanks masukannya. ditampung dulu
  • 059.gif,

    Itu jaraknya kenapa jauh banget? April - September? Kejauhan! hahahahaha.

    So far sih masih fine2 aja buat dibaca. Aku malah sekarang ngerasa, update yg pendek2 itu justru sesuai sama karakter patungnya. jadi kayak mirip diari gitu. Menurutku, malah pas dibuat seperti itu. Tapi mungkin, posting nya bisa dibuat 5-10 tanggal per posting jadi nanti nggak pendek2 banget juga postingannya.

    Lian itu pengamen atau apa? Soalnya kamu bilang kalau Lian itu berkulit putih. Mungkin, perlu satu scene dimana si patung ini denger penjelasan entah dari Lian atau Alvan tentang diri mereka, karena sampai sejauh ini, aku masih belum tahu Lian atau Alvan itu siapa. karakternya masih belum jelas. jangan terlalu lama ngejelasin karakternya ya? hehehe

    Anyway, lanjutkan!!! :)
  • @mamomento
    Good job, dude! Sudut pandangnya anti-mainstream.
    Baca story ini harus pelan2 & gue bs langsung membayangkan alur ceritanya. :-)
  • @Abiyasa : Soal update yg pendek-pendek, penulisnya minta maaf ya. hehe
    untuk diskripsi tokoh nanti ada di pertengahan cerita kok, bang. tunggu aja

    @MikeAurellio : Thanks, pal! makasih udah di baca yak :)
  • 8 Januari 20XY

    Kalau saja aku merupakan salah satu dari anak adam itu saat ini yang aku lakukan adalah menghajar tubuh Alvan, menendangnya, dan membuat wajahnya bengkak seperti baru disengat lebah. Aku tidak peduli dengan suara seraknya yang menggoda atau wajahnya yang sangat tampan dan berkelas. Lian masih menghilang dan sekarang Alvan muncul di taman ini bersama seorang wanita yang bergelayut manja di lengannya.

    Wajah Alvan membelakangiku seolah ia menghidar dari tatapanku. Aku tidak bisa melihat raut wajahnya dan ekspresi yang dibuatnya saat ini. Yang bisa aku lihat hanyalah ekspresi berlebihan yang ditunjukan wanita menor itu kepada Alvan. Senyumnya yang berlebihan, pandangan mata yang berlebihan, wajah berseri-seri yang berlebihan. Aku tidak menyukainya.

    Semua itu terlihat memuakan bagiku. Seperti yang sudah sering aku katakan, aku pernah melihat jutaan pasangan. Tapi pasangan Alvan dan wanita-yang-selalu-bertingkah-berlebihan itu membuatku muak.

    Ya Tuhan, Lian, kemana saja kau!
  • 9 Februari 20XY

    Aku sudah tidak terlalu berharap lagi untuk bertemu dengan Lian dan Alvan. Kenyataannya mereka benar-benar menghilang dan sebulan yang lalu merupakan kunjungan terakhir dari Alvan di taman ini. Aku berharap Alvan tidak lagi membawa wanita genit itu ke taman ini untuk yang kedua kalinya.
    Hari ini terasa membosankan. Tidak ada alunan musik Lian. Tidak ada suara canda Lian dan Alvan. Semua pasangan yang melintas di depanku justru mengingatkanku kepada wanita genit yang selalu bertingkah berlebihan di samping Alvan. Salahkan Alvan yang membuatku mengomel tidak karuan sepanjang hari.
  • 22.00
    29 Februari 20XY


    Hari terakhir di bulan Februari. Seharusnya hari spesial yang hanya muncul sekali dalam empat tahun ini dinikmati dengan cara yang spesial. Sedangkan Alvan dengan bodohnya ia hanya duduk terdiam di kursi taman. Sendirian. Dengan pandangan mata lurus menatap ke arah bintang-bintang dilangit. Apa yang dia cari di sana? UFO? Di sisi lain kursi yang kosong—tempat dimana seharusnya Lian berada, aku melihat sebuah kotak berwarna coklat berbahan kulit dan terlihat sangat... elegan. Tiba-tiba muncul perasaan menggelitik yang memaksaku ingin mengetahui tentang kotak itu.
Sign In or Register to comment.