It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Eh, kok aku dibawa-bawa?? emang tadinya judulnya apa?
Anyway, untuk @Ricky89 emm kalo bisa jangan buru2 di-post ya kl abis ngetik. Sperti yg dibilang di atas, banyak salah ketik yah? Trus td ada kalimat kerahnya dinaikkan sampai ke sikut?? (Sorry yah bukan maksudku jadi sok tau hehe..)
Iya nih, buru buru kmaren, ahahaha, gak teliti pas di edit nya,
@erickhidayat itu "tinggal" bro maksudnya, kesalahan ketik gg jadi tidak ^^
@erickhidayat itu "tinggal" bro maksudnya, kesalahan ketik gg jadi tidak ^^
selalu menyenangkan bisa membaca tulisan2nya..
@greenbubles makasi bro. smoga suka dengan karya gw
Salut sama penulis disini.
Minta saranya lagi nih @adinu, @totalfreak, @abiyasha, @santay, @andhi90, @greenbubles, @erickhidayat, @darrenhat
Maaf juga panggil kalian yang pernah mampir di threat gw sebelumnya, @littlepigeon, @hitam_terlarang @jonatjco @hakenun @fatih22 @ron89 @pratamaderie @adam08 @ascareus @jokie @jkt69 @raffi_harahap, @aditya_jr @egalite @b_hyun @suka_bpk2 @arixanggara
Maaf panggil kalian ^^
____________________________________________________________________________
Malam itu butuh tenaga extra membopong Dion masuk ke kamar. Walaupun usia Dion dan Ibnu beda setahun dari ku dan tubuhku paling besar diantara mereka. Tetap saja membopong Dion ke kamar dengan fisik yang sudah letih jadi olahraga malam yang melehkan. Ukuran tubuh Dion tidak jauh beda dengan ku. Hanya saja tubuhnya sudah terbentuk hasil dari kebiasaan sehat yang menghabiskan uang "fitness". Walaupun Dion memiliki tubuh proposional dan memiliki kumis tipis, sifat kekanak kanakanya tidak pernah hilang. Koleksi action figure dikamar tidurnya, character dragon ball di t-shirtnya, koleksi kartu Yu-Gi-Oh yang dikoleksinya dari SMP sampai sekarang. Sampai merengek minta di ajak jalan ke pusat permainan di mall. Dari SMA hanya Ibnu yang bisa menghadapi Dion. Aku? Jadi korban rengekan Dion dan selalu mengabulkan keinginanya.
Bzzz
Suara getar ponsel ku. Saat kulihat ternyata pesan dari Alber.
"Hmmm" aku mengucek mata
"Jam 8 pagi yah"
Ibnu dan Dion masi tertidur nyenyak. Wajar saja Dion tidak sadarkan diri karena kebnyakan minum. Ibnu? Aku dan dia tidur hampir jam 4 pagi.
September 30,
Alber : Pagii. Masi tidur kamu Rant?
Me : has just wakin up nih
Alber : Gak kebangun krna aku kan Rant?
Suka tidak sama kado dari aku Rant.
Alber : Maaf kalau kamu gg suka
Ah iya. Aku lupa Alber memberikan kado. Saat kubuka ternyata isinya jam tangan hitam digital dengan design simple tapi terlihat eksklusif. Casio. Aku membolak balik jam pemberianya.
"Hmmm seleranya boleh juga" pikir ku
Me : Keren jamnya ber. Tapi gak apa nih. Aku pake jamnya?
Alber : Kan emang buat kamu Rant. Pake yah
Hadiah ulangtahun skalian perkenalan
Me : Hahahahaha. Makasi makasi
Alber : Btw. Kamu posting foto mlm td di path yah.
Me : Eh kok tau. sejak kapan?
Alber : Hihi udah lama pak vokalis
Sore dirumah gak. Aku mampir yah?
Me : Sure.
Alber : thanks ({})
End of chat.
Masih sekitar jam 8. Sabtu dan libur.
"What should I do?"
Akhirnya aku beranjak dari tempat tidur. Tumpukan sampah sisa pesta tadi malam masih belum aku bereskan. Mengharapkan Ibnu atau Dion membersihakan
"Nope. It can be disaster
Sudah bisa di banyangkan Dion hanya akan duduk manis di depan tv menyalakan playstation yang sengaja dia ditinggal dirumah, atau menonton film fox movie. Ibnu? Pungut 1 sampai 2 sampah, daan bengong terdiam seperti batu.
10.30 am
Aku selesai membersihkan rumah menyiapkan. Menyiapkan sarapan dan berencana akan kembali tidur. 4 jam tidur. Pesta dan beres beres menyita tenaga ku.
"Aku pulang Rant!" Ibnu menghampiriku di pintu depan.
"Udah sarapan? Aku udah siapin"
"Iya udah, Dion mana Rant" tanya Ibnu
"Udah duluan, dia buru buru td. Katanya siang ini udah janjian sama Riko mau cobain game baru"
"Anak itu. Kapan dewasanya sih" Ibnu menggelengkan kepalanya.
Aku hanya tersenyum, melihat Ibnu yang kadang kesal melihat kelakuan Dion. yah selama ini memang Ibnu sedikit jengah dengan kelakuan Dion yang kadang lupa waktu kalau sudah berhadapan dengan game. Ps yang di tinggal Dion di rumah ku saja hanya Dion yang memainkanya. Tidak heran lagi ketika aku pulang jam makan siang pintu depan tidak terkunci dan kulihat Dion sudah duduk tenang di ruang tengah bermain playstation nya.
You say good morning
When its midnight
Going out of my head
Alone in this bed
Jetlag - Simple Plan yang kujadikan nada dering membangunkan ku dari tidur siang. sudah jam 3 sore.
Dari Naira ternyata
F "ya ney"
N "Rant. Selamat ulang tahun. Maaf gak bisa datang tadi malam"
F "iya gak apa. Makasi cake dan cookies nya yah. I loved it and I ate it
N "U did. Lagi apa. Suara kamu rada serak ya Rant
F " baru bangun tidur ney
Hampir setengah jam kami mengobrol di telp. Mulai dari hal hal kecil. Bertanya kabar, lagi apa dan lainya. Memang tidak bisa ku pungkiri kalo aku masi sayang sama Naira. Dan tidak bisa di pungkiri pula kami terkesan menjaga jarak sekarang ini. Yah. Mungkin karna putus jadi seperti ada dinding pemisah di antara kami. Ada hal hal yang tidak bisa di ungkapkan dengan mudah jika tidak terikat status. Ibnu pernah bertanya "menurut kamu cinta itu apa?" Mungkin jika aku masi berusia belasan aku hanya menjawab "cinta itu perasaan suka sama seseorang" tapi semakin dewasanya seseorang pola pikirnya juga akan berubah.
"menurut kamu cinta itu apa?"
Untukku me cinta itu rasa sayang dan ingin membuat orang spesial kita merasa senang. Yang kadang menuntut kira untuk bisa memilikinya sepenuhnya.
Egois? Ya. Cinta itu terkadang egois.
Mungkin semua orang punya presepsi masing masing tentang cinta. Dan aku memiliki penilaianku sendiri tentang bagaimana aku memaknai perasaan itu.
"Ting tong" bunyi bel di depan.
Aku segera bangkit dari kamar dan bergegas keluar. Aku sudah bisa menebak siapa tamu di luar. Tidak mugkin Ibnu dan Dion. Mereka memiliki duplikasi kunci. Kemungkinan teman kantor atau teman kampus juga kecil. Karna biasa mereka langsung memanggil nama ku. Kemungkinan lainya hanya penagih bayaran tv kabel bulanan. Yah bulan ini aku belum membayar tagihan.
"Ting tong" suara bel kembali.
"Yah. Sebentar"
Saat aku mebuka pintu ternyata Alber yang datang. Aku mengalihkan pandangan ke kiri kanan. Sepertinya dia datang sendiri. Tidak ada Ibnu. Dan tidak mungkin juga dia datang dengan Ibnu membunyikan bel.
"Ah. Alber. Tumben?" Tanya ku heran
"Ia Rant, ganggu yah. Td pagi aku udah bilang mau mampir" Alber tersenyum
Aku hanya bisa menepuk kepalaku saja. Aku benar benar lupa kalo dia mau datang sore ini.
"Duduk ber" aku mersilahkan dia duduk.
Sepertinya dia ingat dimana posisi duduknya tadi malam. Sore ini dia kembali duduk di tempat yang sama. Di sudut kiri sofa sebelah meja yang di hiasi pahatan kayu jati berbentuk miniatur kapal.
"Mau minum apa ber. Aku ambilin" tanyaku ramah
Alber hanyanya tersenyum melihatku. Apa ada yang salah dengan wajahku kenapa Alber memandangku seperti ini. Ge er? Ya. Heran? Iya. Suasana sedikit hening.
"Gak usah ran, duduk disini aja dulu"
"Oh ia" aku salah tingkah ketika dia menepuk sofa di sebelahnya. Seakan mengisyaratkan "duduk disini saja"
"Kita keluar yuk, kamu belum makan kan. Aku yang traktir deh" dia kembali tersenyum.
Aku memang belum makan siang. Terakhir aku makan sekitar jam 11 tadi setelah selesai beres beres. Kupikir lumayan lah. Tidak perlu masak atau cari makan diluar sendirian.
"Yakin nih"
"Iya. Aku belum makan juga nih"
"Gak apa aku mandi dulu ber?" Tanyaku sembari berdiri
"Iyah" katanya tersenyum
"Kalo mau minum ambil aja yah sendiri di kulkas dari sini lurus aja ke belakang baru belok kiri. Anggap aja rumah sendiri ber"
Dia hanya mengangguk dan tersenyum.
Aku bergegas ke kamar dan mandi. Penampilan Alber sedikit berbeda sore ini. Tadi malam dia terlihat seperti pegawai kantoran yang serius. Sore ini lebih terlihat muda. Mungkin karna dia mengenakan kaos dan jeans.
"So. Apa yg aku pakai hari ini"
Shorty jeans. T-shirt orange dan cardigan hitam. lumayan" gumam ku sendiri dikamar.
Sedikit canggung jadi nya Alber memperhatikan aku dari ujung kaki ke pangkal kepala.
"Hey. Something worng ber" tanya ku.
"Cakep. Lucu juga pake celana pendek" Alber tersenyum.
Jam 4 sore. Aku dan Alber pergi keluar keliling kota sekalian mencari makan. Sore itu Alber yang membonceng ku dengan motor satria miliknya. Sebelumnya aku juga sudah menghubungi Ibnu atau Dion biar rame. Tapa mereka berdua sepertinya tidak bisa. Dion masi main game di rumahnya. Sedangkan Ibnu berkutat dengan motornya di bengkel.
Entah kenapa aku menyukai wangi tubuh Alber. Sepertinya bukan wangi parfum atau sabun. Semilir angin menghembuskan aroma manis dari tubuh Alber. Sadar Rant dia cowok jangan fikirin macam macam dengan jawaban game bodoh tadi malam. aku coba memfokuskan fikiran dengan mengobrol denganya di atas motor. Sore itu kami memutuskan ke salah satu cafe outdoor dikawasan Panam-PKU.
Biasa cafe ini setiap weekend selalu menampilkan live perform band accoustic. Dan jujur saja sewaktu kuliah sempat beberapa kali aku tampil dengan band ku. Bayaranya lumayan. Yah cukup lah tambahan uang jajan. Lagi pula di cafe ini makananya cukup terjangkau dan sesuai dengal lidah orang indonesia. Saat sampai di cafe tidak banyak perubahan dekorasi, ada corner untuk duduk lesehan. Meja meja dan kursi dari kayu. Lampu lampu hias. Simple dan etnic itu kesan pertama masuk di cafe ini. Corner untuk band pun tidak banyak berubah. 1 buah standing mic ada di tengah. Sebuah keyboard dengan merk yamaha dan gitar. Walaupun sore sabtu. Cafe ini cukup penuh. Tempatnya yg nyaman dan free wi-fi semakin membuat betah pengunjung.
"Pesan apa mas?" Kata salah seorang pegawai di cafe itu
"Pesan apa Rant?" Tanya Alber
"Steak ayam pake saus mushroom ya mb. Mibumnya jus jeruk saja satu"
Kulihat Alber masih membolak balik menu
"Bingung yah ber?" Tanyaku sembari melihat ke arah buku menu yang di pegang Alber
"Iya. Nasi goreng seafood ini pedes gak mb?" Tanyanya ke arah pegawai cafe
"Gak mas. Bisa kok gak pake cabe atau merica" jawabnya ramah.
"Ia deh itu aja satu. Sama jus apel merah yah"
Alber mengembalikan buku menu ke pegawai itu
"Kamu gak tahan pedes yah?" Tanya ku penasaran
"Iy perutku gak tahan Rant"
"Cukup aneh yah warga padang gak suka pedas" aku tertawa geli. Kulihat Alber hanya tersenyum.
Tidak berselang lama. Menu yang kami pesan tiba. Iringan instrument menemani tamu yang hadir makan. Kulihat Alber makan dengan lahap nasi gorengnya. Beberapa kali dia melihat kearahku lalu tersenyum. Aku hanya mengangguk mengarahkan dagu ku kearah makananya mengisyaratkan "cepat di habisin".
"Rant!" Panggil seorang pria menghampiri meja kami.
"Mas adit" aku berdiri menghampirinya dan mengulurkan tangan ke arahnya. Dia juga bersalaman dengan Alber dan memperkenalkan dirinya sebagai pemilik cafe ini.
"Duduk mas" kataku sembari menarik kursi disebelahku.
"Berdua aja Rant. Temen band kamu mana" tanya mas Adit ramah
"Iya mas yg lain pada sibuk smua"
"Itu yang sering sama kamu. Anak yang paling ribut itu mana?"
"Dion? Paling main game mas"
"Hahahaha. Masi belum berubah dia"
"Iya mas"
"Gak buru buru kan. Isi 1 atau 2 lagu dulu la Rant!" Pinta mas adit
"Malu mas. Udah lama gak main"
"Ayo lah Rant" timpal Alber
Seperti biasa aku tidak bisa menolak permintaan mas Adit. "Sluurp" aku menghabiskan jus jeruk dan ke arah corner band tepat berada di depan meja kami. Sudah lama aku tidak memainkan keyboard. Suara feedback mic jd awal yang bagus menurutku. Seperti baru pertama kali tampil. Aku merasa gugup dengan pandangan tamu yang ada. Mas adit dan Alber juga memandang ke arah ku "oke lagu apa yang akan aku nyanyikan. Huuuuft" aku menarik nafas panjang
"Cek.. cek. Emm selamat sore semuanya. Selamat sore juga buat mas adit yg lagi duduk disana yang udah minta saya bernyanyi. Semoga suara sumbang saya cocok untuk di sumbangkan"
Suara gelak tawa dari tamu cafe setidaknya bisa mencairkan suasana dan setidaknya bisa mengurangi rasa gugup ini.
Dadakan seperti ini hanya teringat lagu Aerosmith – I Don’t Want To Miss A Thing.
"Okey. Semoga kalian menyukai lagu ini. Aerosmith – I Don’t Want To Miss A Thing”
Aku mulai memaikan keyboad itu.
I could stay awake just to hear you breathing
Watch you smile while you are sleeping
While you’re far away and dreaming
I could spend my life in this sweet surrender
I could stay lost in this moment forever
Where every moment spent with you is a moment I treasure
Don’t wanna close my eyes, I don’t wanna fall asleep
’Cause I’d miss you baby and I don’t wanna miss a thing
’Cause even when I dream of you the sweetest dream would never do
I’d still miss you baby and I don’t want to miss a thing
Lying close to you feeling your heart beating
And I’m wondering what you’re dreaming
Wondering if it’s me you’re seeing
Then I kiss your eyes and thank God we’re together
I just wanna stay with you in this moment forever, forever and ever
I don’t wanna close my eyes, I don’t wanna fall asleep
’Cause I’d miss you baby and I don’t wanna miss a thing
’Cause even when I dream of you the sweetest dream would never do
I’d still miss you baby and I don’t want to miss a thing
I don’t wanna miss one smile, I don’t wanna miss one kiss
I just wanna be with you, right here with you, just like this
I just want to hold you close, feel your heart so close to mine
And just stay here in this moment for all the rest of time
Don’t wanna close my eyes, don’t wanna fall asleep
’Cause I’d miss you baby and I don’t wanna miss a thing
’Cause even when I dream of you the sweetest dream would never do
I’d still miss you baby and I don’t want to miss a thing
I don’t wanna close my eyes, I don’t wanna fall asleep
’Cause I’d miss you baby and I don’t wanna miss a thing
’Cause even when I dream of you the sweetest dream would never do
I’d still miss you baby and I don’t want to miss a thing
I don’t wanna close my eyes, I don’t wanna fall asleep
I don’t wanna miss a thing
Setidaknya setelah aku menyanyikan satu lagu ada yang bertepuk tangan. Awal yang bagus.
"And this is my last song"
"Especially for my new friend Alber and my ex boss Mr. Adith there”
Mas adit dan Alber tertawa kecil di meja kami. Dan aku pun tersenyum
"Iris"
Aku mulai memaikan piano kembali.
Sangat menyenangkan bisa kembali bernyanyi disini di panggung yang sama 3 tahun lalu. Disaat semua perhatian menuju kearahku. Menikmati nyanyiaku, menikmati alunan nada piano atau sekedar mendengarkan apa yang ku suguhkan.
And I don't want the world to see me
Cause I don't think thay they'd understand
When everything's meant to be broken
I just want you to know who I am
Bait terakhir iris. Ada sepasang mata yang tidak berpaling menatap ku. Yah. Alber menatapku. "Ada apa denganya" fikirku aku tau tatapan itu. Aku mengerti tatapanya. Itu bukan tatapan seorang teman. Tatapan itu sama seperti aku menatap Naira.. "Oke Rant. Kau berfikir tertalu keras. Be positive" itu yang aku tanamkan di otak ku ketika aku menyelesaikan nyanyian aku dan kembali ke meja kami.
6.45 pm saat aku dan Alber meningalkan cafe mas radit. Cukup lama kami bertahan dsana mengobrol dengan mas radit kadang memang bisa lupa waktu. Malam minggu! Ini bukan malam ku. Semenjak putus dengan Naira aktifitas sabtu malam hanya kuhabiskan dengan menonton dvd atau menikmati alun alun kota dengan Ibnu atau Dion ketika mereka bertengkar dengan pacar-pacar mereka. "Apa yang di lakukan Naira yah? Apa aku mengajaknya jalan saja. Atau hanya sekedar mampir ke rumahnya"
"Hey Rant. Habis ini kemana kita" suara Alber membuyarkan ku dari lamunanku
"Kamu gak ada janji sama pacar mu apa ber. Ini kan malam minggu?"
"Aku lagi pdkt sama seseorang Rant"
"Eh kita ke gramed dulu yah" aku memotong pembicaraanya.
Alber membelokan motornya ke arah Gramed.
"Tadi kamu bilang lagi pdkt. Kok gak diajak jalan aja dia ber?" Tanyaku penasaran
"_____" Alber hanya diam dan menambah kecepatan motor nya. Yah. Mungkin dia tidak ingin terlalu membahasnya
7.40 pm. Alber memarkir motornya di kawasan parkiran Gramedia. Dibanding Dion dan Ibnu. Aku lebih menyukai buku.
Aku mendekati Alber yang duduk di sudut kiri.
" Pemulihan jiwa. Wah berat bacaan mu ber?" Aku duduk tepat di sebelahnya.
" Gak juga. Kamu baca apa?" Alber melirik buku yang ku pegang.
" Jeng jeng. 10 jurus terlarang " sambil menunjukan buku itu ke arahnya.
"Hahahahaha" dia tertawa
"Rant .... "
"Mmmm"
"Kamu tadi tanya dengan siapa aku deketin sekarang" Alber menutup bukunya. Dia melirik kanan dan kiri nya.
"Kamu masi ingat yang aku bilang kemarin malam"
"Yang mana?"
"Truth or dare"
"Ah pertanyaan bodoh Ibnu"
"Iya" Alber menganguk
"Gimana kalo yang aku bilang itu benar. Kalau aku menyukaimu" Alber tersenyum.
kepalaku pasti lgsg pusing dI tembak bgtu,,,,
owowowowwowo
alber aq suka kamu #lho... hahahaha
Penggambaran suasana cafe nya bagus tuh, cukup detil. Anyway, Alber pede banget
@greenbubles gw malah jadi hank. bingung linglung
@darrenhat makasi bro. kebetulan emang kafe favo. tp ttp aja masi sulit buat mendeskripsikan sesuatu gitu bro