BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

He's ALBER ( END ! )

edited August 2013 in BoyzStories
Ini post pertamaku di boyzstory, semoga kalian menyukainya, aku pertama kali bergabung ke bf karena boyzstory, aku sangat menyukai cerita yang di posting disini seperti “FAM” milik @totalfreak atau “Bianglala Satu Warna” milik @santay dan cerita lainya yang luar biasa

Cerita yang aku buat hampir keseluruhan Based On Experience yah 70% lah, mungkin penggunaan bahasa yang berbeda dengan keseharianku, dan munggkin jadi cerita yang membosankan
Ternyata menulis seperti ini sangat sulit, at least I try it. ^^

Sebelum kalian mulai membaca, satu hal yang perlu kalian ketahui, disini tidak ada sex scene karna memang aku belum pernah melakukanya,

I’m straight yang menyukai gay, or
I’m straight yang turn into gay,

Terserah kalian menilainya, happy read ^^
___________________________________________________________________________
part 1

Malam ini cukup cerah, walaupun sedari siang kota ini di guyur hujan, tidak banyak memang bintang malam ini, Setidaknya rembulan masi menemani perjalanan pulang. Jam sudah meNunjukam pukul 8.45 malam, Memang belum terlalu larut tapi di sekitar perjalanan kembali pulang hanya segelintir kendaraan bermotor yang lalu lalang.apa karena cuaca yang cukup dingin dan hujan yang menguyur sejak siang membuat orang orang enggan keluar dari tempat terhangat mereka. Entahlah.

Saat menatap langit semua jadi terasa berat hari ini. Seorang FaRant a workholic bisa juga mengalami titik jenuh. Tuntutan kesempurnaan hasil kerja dari pimpinan, erkas meNumpuk di meja dan harus di selesaikan, ini hari yang cukup berat.

"Huuuft" Aku menghela nafas panjang
"Seharusnya aku bisa menikmati hari ini dengan mereka, umur bertambah 1 tahun dan hanya di lewatkan di belakang meja kerja" keluhku dalam hati. Ya. Hari ini usia ku bertambah 1 tahun genap 22 tahun, untuk umur seusiaku hari hari ku hanya di habiskan dengan kerjaan. Dalam satu hari ada 2 pekerjaan yang harus aku selesaikan. Sedikit iri memang melihat teman teman yang masi bisa bermain di usia seperti ini, yah setidaknya aku musti bersyukur dan cukup beruntung menyelesaikan bangku kuliah di usia 20 tahun dan sudah bekerja.

Jalanan semakin sepi, kecepatan motorpun aku pelankan, aku menikmati perjalanan kerumahku cukup rindang dengan adanya pepohonan di kanan dan kiri jalan, walaupun gelap, lampu jalanan sudah jadi penerang yang cukup. Yah. Kurang dari 500 meter aku sudah sampai kerumah. Rumah berada di ujung jalan lumayan menyenangkan sepi dan masi asri dengan pepohonan rimbun spanjang jalan. Saat siang mungkin jadi tempat menyenangkan.
Sesampainya di depan rumah Aku parkirkan motor kesanyangan ku di depan pintu, memeriksa isi tas mengambil kunci rumah dan kembali menghela nafas.

"Ah siapa yang akan menungguku di rumah sudah bertahun tahun ini tinggal sendiri juga. Hahaha" memaksa tertawa di malam yang cukup dingin ini
"Dasar bodoh" keluh ku ke diri sendiri.

Klak. Aku membuka pintu

" happy birthday "
" selamat ulang tahun "

Ucapan yang ku tunggu di hari ini. Suara conffeti dan letusan balon yang sengaja di pecahkan serta lagu ulang tahun di nyanyikan 2 orang yang ada di dalam rumah yang seharusnya kosong karena kutintidakalkan untuk bekerja.

" Kalian " ucapku haru sambil memebersihkan sisa letusan confeti di kepala.
" Selamat ulang tahun Rant" ucap Ibnu sambil merangkul pundak ku
" Wish time. Tiup lilin" suara yang tidak asing dari arah belakang sambil membawa cake dengan 2 buah lilin menunjukan angka 22. Itu Dion.
"Fuuuuuh" dengan semangat aku meniup lilin
"So. What r u wish for tahun ini Rant?" Kata Dion
"Jadian ama Naira yak? Hahahaha" olok Ibnu
"Kok jadian ama Naira. Udah mantan yah" jawabku ketus sambil memotong cake.
"Tau tidak yang ngerencanain ini Naira loh. Tanya aja Dion kalo gak percaya?"
"Beneran Yon?" Tanyaku penasaran
"Iya. Cake ini aja dia yang pilihin" jawab Dion sambil mencicipi cake blackforest yang di balut cream berwarna biru itu
" kok. Dia gak dateng?" Aku semakin penasaran
"Ahh" suara Ibnu menikmati soda dingin "takut lu ajak balik kali Rant?"
"Hahahaha" Ibnu dan Dion kompak tertawa
"Ngaco yah. Aku victim disini. Aku di putusin yak" jawab ku kesal
"Iya. Iya we knew lah. Ada acara kampus katanya makanya tidak bisa datang, dia titip salam katanya!

Dion berdiri dan berjalan ke arah kulkas. Matanya menyelidik ke tiap arah kulkas seperti mencari sesuatu
"Cari apa Yon?" Teriak ku dari depan
"Soda. Cola. Atau apa kek. Tidak ada lagi ya" jawab Dion kecewa semabari ke arah ruang tamu di depan
" Nu. Temen kamu ada yg mau kesini kan. Nitip cola deh
Skalian mixmax atau guiness pas nih dingin gini" Dion merengek ke Ibnu.
"Tua ya tua. Tidak cocok tampang kumisan lu ngerengek gitu" sambil mendorong wajah Dion di dekatnya.

Ibnu dan Dion sahabat ku sejak sma. Bahkan kuliah pun kami satu kampus walaupun beda jurusan. Aku ambil jurusan ekonomi manajemen, Ibnu lebih memilih jurusan tehnik sipil dan Dion, setelah 1 semester masuk di jurusan akuntansi malah berhenti dan mengulang kembali di jurusan komunikasi. Usia Dion dan Ibnu terpaut beda 1 tahun. Walaupun satu angkatan tapi usiaku paling muda satu angkatan. Mereka sangat mengetahui keadaan rumah ku. Tidak heran mereka bisa seenaknya masuk ke rumah. Bahkan Dion menduplikasi kunci pintu depan buat menumpang tidur siang.

Sejak sma. Aku sudah tinggal sendiri, ayah ibu ku pindah tugas ke Dumai, adik ku yang usianya 4 tahun lebih muda dari ku juga memutuskan untuk tinggal di Dumai. Aku sendiri lebih memilih tinggal di Pekanbaru di rumah warisan kakek, sayang dari pada di jual atau di sewakan lebih baik aku yang menjaganya. Ayah dan ibu biasa pulang 2 sampai 3 bulan sekali itupun kalo ada libur.

Selama ini Ibnu dan Dion sudah seperti saudara sendiri, mereka sering menginap disni. 6 tahun hampir setiap hari Ibnu dan Dion menemaniku. Dion yang selalu bertingkah ceroboh dan manja dan Ibnu yang terlalu serius membuat hari hari ku 6 tahun ini jadi lebih menyenangkan. Sepi dan kesepian itu kita yang membuatnya, kita yang merasakanya, dan aku lebih memilih tidak kesepian.

" Rant boleh kan aku bawa teman kesini?" Tanya Ibnu
" minuman minuman" rengek Dion
"Ababil" ketus Ibnu
Sambil melipat tangan Dion berteriak "EGP"
"Sudah sudah" kata ku
"its okey lah.ajak aja. Lagian makanan ini banyak sekali kalian bawa. Bawa minumam bole. Tapi jangan sampai bikin mabuk. Sadar umur" jawab ku sambil tersenyum

Waktu menunjukan jam 10 malam. Cuaca semakin dingin. Yah walaupun malam ini bergadang kufikir tidak akan apa apa karna besok libur. Sabtu hari yang tepat untuk menghabiskan waktu di kamar dengan tumpukam dvd.

"Assalamualaikum" suara laki-laki terdengar di pintu depan
"Waalaikum salam" kompak kami bertiga menjawab.

Ibnu dengan cepat membuka pintu. Kulihat seorang laki-laki mengenakan kemeja biru polos dengan lengan dinaikan sampai ke sikut lengkap dengan celana dasar berwarna coklat tua dan sepatu kulit yang senada dengan warna celananya. Kulitnya putih bersih, tinggi nya kurang lebih 176cm lebih pedek sedikit dari aku yang 179cm, tubuh nya proposional tidak terlalu kurus dan tidak gendut . Kacamata bermerk ck dan potongan rambut klimis. Sepertinya dia baru saja pulang dari kantor. Karna terlihat dari wajahnya yang putih terlihat seperti kelelahan.

"masuk ber" Ibnu mempersilahkan laki-laki itu masuk
"Woi. Kenalin nih temen aku. Alber pegawai salah satu bank nih." Jelas Ibnu bangga
Alber menjulurkan tanganya mengajak berasalam dan berkenalan

"Dion"
"Alber"
"Ini minumanyan kan. Kubawa kebelakang yah" Dion mengambil kantong plastik berwarna hitam yang berisi minuman dan snack yang sudah di pesan Ibnu.

Giliranku berkenalan
"Farant. Namaku Farant"
"Alber, sebelumnya kita udah pernah ketemuan Rant. Ah iya ... ini" Alber mengeluarkan sesuatu dari tas punggungnya. Sebuah kado berbentuk kotak kecil
"Kamu ulang tahun kan Rant"
"Aduh. Ngerepotin kamu Alber. Duduk dulu deh" aku mempersilahkan dia duduk di sofa.
"Baru pulang kerja ya ber?" Tanya Ibnu.
" iya nih. Lembur kantor. Maklum lah bagian pelayanan. Tantidakalan segini banyak kerjaan" jawab Alber sambil tersenyum.

"Ini ber minum dulu" tawar Dion smbil menyodorkan cangkir berisi es dan sekaleng Guiness
"Makasi. Tapi aku tidak minum Dion" tolak Alber halus
"Masa? Kata Dion sinis " kaya si Rant nih alim lu ya, hahaha"
"Kamu tau aku dimana ber? Dari Ibnu ya" Tanyaku memotong obrolan Dion.
"Iya dan tidak" jawab Alber
"Maksudnya?" Tanyaku penasaran
"Aku beberapa kali melihat kamu manggung pas dikampus dulu"
"Artis" celetuk Dion
"Artis kabupaten" Dion tertawa
"Oot yah, kamu kenal Alber dimana Nu?"
"Aku? Hahaha. Dulu pas ada kunjungan kampus dia ke kampus kita. Aku yang bawa dia keliling. Dia kuliah di Padang. Trus kerja nya di tugasin kesini. Dua bulan kemarin kita ketemuan lagi."
"Trus kenalnya Alber ke aku?" Makin penasaran nih"
"Dulu pas kamu lagi manggung sama band kamu, aku sempat liat. Ibnu yang ngajak buat liat peform kalian, waktu itu kamu manggung keren loh. Pas aku ketemuan sama Ibnu lagi. Beberapa kali aku liat kalian lunch di ST. Aku mau sapa rada malu. Td sore Ibnu bilang mau adakan party buat kamu. Aku mau ikutan. Sekalian kenalan sama kamu. " jawab Alber sambil tersenyum.
"Ahahahaha. Rant masi ada yg ngefans nih" celetuk Dion.

Tumpukan snack. Potongan cake. Kaleng dan botol kosong berserakan di meja. Dengan sigap Dion menggeser nya ke bawah meja.

"Let's play a game" suara Dion kencang.
"Game apaan. Tidak pake minum yah?" Jawab ku protes.

Dibalik sifatnya yang kekanak kanakan Dion menyukai minuman beralkohol. Ibnu selalu melarangnya minum. Walaupun begitu Dion tetap minum Setidaknya minuman berakhohol yang dijual bebas di swalayan.

"Truth or dare" kata Dion sambil tersenyum lebar.
Kulihat Dion sudah memegang botol kosong ditanganya. Tanpa fikir panjang meja dia memutar botol di atas meja di depan kami.
Botol berhenti di depan ku

"Eh langsung nih?" Tanya ku sedikit kecewa
"Hahaha. Oke truth or dare?" Dion tertawa sambil mengusabkan kedua tangan nya.
Seperti biasanya Dion tau betul cara mengerjaiku, aku begitu takut jika mengatakan dare. Dion selalu menyuruhku melakukan hal ekstrim. Pernah suatu hari kami bermain truth or dare. Aku memilih dare. Dion menyuruhku untuk meminum jus bawang putih yang memang sudah disiapkanya.

Yah kali ini aku harus memilih truth. Lagi pula mereka sudah mengenalku aku apa adanya. Tidak ada hal yang aku sembunyikan" itu fikir ku

"Truth!" Jawab ku tegas
"Yakin?" Dion terlihat sedikit kecewa
Aku hanya menganggukan kepala ku
"Hmmmm sehurnya kamu memilih dare Rant. Aku sudah menyiapkan sesuatu" Dion mengambil sesuatu dari katongnya. Toples kecil berisi kodok hidup berwarna hijau
"Paling aku hanya menyuruh mu menyentuh ini"
“Ini… ini bisa membunuh ku Dion”

Kuliahat Ibnu dan Alber hanya tertawa melihat tingkahku yang jijik melihat benda yang di bawa
Dion. Ya Dion membawa hal paling menjijikan dalam hidup ku. Kodok. Hewan yang membuat bulu kuduk ku berdiri. Berlendir dan mengeleuarkan suara aneh.
"Simpan Dion benda itu. I chose truth. Truth. Truth key" and thanks God I choose truth
"Ish! Dion kembali menyimpan toples berisi kodok hidup iti ke saku jaket nya
"Oke. Truth. Kalau naira meminta balikan sama kamu gimana Rant"
"Hmmmm. Kalau boleh jujur yah." Aku menjawabnya dengan senyuman. Sepertinya Ibnu dan Dion juga mengerti alasanya tanpa harus di jelaskan. Naira mungkin satu satunya wanita yang menerimaku apa adanya. Mungkin aku saja yang tidak bisa mengerti Naira sepenuhnya sehingga kami putus.

"My turn" Ibnu mengambil botol dan memutarnya
Berhenti di Alber
"Truth or dare?"
"Truth" Alber menjawab tegas
"Ber. Kalo misalnya smua orang hanya pria di bumi ini. Diantara kita bertiga kamu pilih siapa" Ibnu tersenyum jahil setelah memberikan pertanyaan
"Eh pertanyaan macam apa itu" kataku dengan nada mengejek.
"Baru tau kamu suka cowok Nu" Dion tertawa terbahak bahak.
"Its just question guys!" Ibnu jengah
"Hahahahah" Alber tertawa
Sedari tadi memang Alber hanya tersenyum dan kali ini tertawa. Kulihat giginya putih dan tertata rapi, terlihat dia sangat menjaga penampilanya.

"Aku jawab yah"
"Siapa" Ibnu penasaran
"Farant" jawab Alber enteng
"Kok aku ber"

"Iya kamu Rant. Kan uda aku bilang. Aku perhatiin kamu dari dulu, dari pertama kamu perform dengan band kamu, sampai di tugasin disini setelah bekerja, ngeliat kamu makan, sendiri atau ramean dengan Ibnu atau Dion atau teman kamu lainya. Jadi gak ada alasan aku gak menyukai kamu" Alber tersenyum ke arah ku.

Aku diam. Ibnu diam. Dion yang biasa gak pernah diam. Terdiam.

"Hey… Kalian kok diam" suara Alber memecah hening.
"Truth or dare kan"

"Hahahahaha. It just question kan" aku tertawa paksa mencairkan suasana. Yang lain pun ikut tertawa.

Malam itu kami habiskan dengan bergadang. Ngemil. Minum. Ngobrol. Banyak hal yang kami obrolkan. Ternyata banyak kesamaan antara aku dan Alber. Dari hobi. Selera makanan. Usianya 2 tahun lebih tua dari ku. Walaupan. Di angakatan yang sama. Dia berkerja disalah satu Bank swasta, dan obrolan lain mengabiskan malam itu. Walaupun terlihat sepertinya dia kelelahan tapi Alber menikmati menghabiskan waktu dengan kami. Kurasa aku mendapatkan teman baru.
Walaupun masih kepikiran dengan jawaban Alber di game bodoh itu. Dia hanya menjawab pertanyaan bodoh Ibnu. Ya pertanyaan bodoh "dunia tanpa wanita"

Jam 2 malam. Ibnu dan Dion seperti biasa memutuskan menginap di rumah ku. Dion sudah hampir tidak sadarkan diri. Wajahnya merah. Sepertinya dia mabuk. Hampir semua minuman berakohol diminumnya. Aku menawarkan Alber untuk menginap malam itu. Tapi dia memutuskan untuk pulang. Khawatir memang, karna sudah sangat larut sekali.

2.10 am
"Ini" Ibnu mengeluarkan 2 buah kado
"Eyy. Kado? Tumben"
"Yang pake pita dari Naira. Yang biru itu dari aku"
Kulihat Ibnu seperti malu menyerahkan kado pemberianya.
"Aku buka yah"
"Iya. Tapi kado dari aku jangan di ledekin yah" muka Ibnu semakin memerah

Aku membuka kado dari Naira. Dan isinya toples berisi cookies lemon kesukaan ku. Dari bentuknya aku yakin ini buatan Naira. Saat pacaran dia sering sekali membuatkan cookies ini. Dan aku menyukainya. Jika diingat sebenarnya tidak ada masalah berat yang membuat kami putus. 1 tahun menjalani hubungan dengan Naira hampir tidak pernah ada pertengkaran yang berat. Cemburu pun masi dalam tahapan wajar. Sesaat kami putus Naira mengatakan hubungan kita terlalu baik. Aku terlalu baik. Mungkin dia mengharapkan laki-laki yang penuh kejutan bukan seperti aku yang cenderung membosankan. Sudahlah masa lalu buat pelajaran berharga. Jika ditanya perasaan. Yah.. aku masi sayang Naira.

Aku membuka kado dari Ibnu. Bungkusnya berwarna biru. Ibnu mengerti betul warna kesukaan ku. Dengan hati hati aku membuka isi kado dari Ibnu. Kotak yang berisi secarik kertas dan gelang perak bertuliskan inisial “F” di balik gelangnya.

Aku membaca tulisan di kertas itu.

Teruntuk. Farant
Teman. Sahabat. Saudara dan keluarga. Ini pertama kalinya aku memberikan mu hadiah. Tidak sebanding mungkin dengam hadiah hadiah yang pernah diberikan untuk ku.
Semoga gelang dan puisi ini bisa membuat mu bahagia

Puisi untuk sahabat.
Terimakasih …
telah membuatku kagum
telah membuatku tertegun
mengingatkanku akan kelemahanku
menjadi cermin atas ilmuku yang lusuh

Terimakasih …
telah membuatku sadar
telah membuatku tak gentar
mempertahankan apa yang kuyakini benar
menghilangkan ragu, dan khawatir

Terimakasih …
telah membuatku bangkit
telah membuat hatiku tak lagi sakit

Terimakasih …
telah membuatku tak sendiri
telah membuatku kuat dalam hidup ini
saling menghormati, saling memotivasi
Terimakasih …
telah membuatku terus berkarya
telah membuatku berharga
meski dengan cara yang sederhana
jujur …. , rasa itu begitu indah
Menambah syukurku, menopang letihku

Terimakasih …
telah membuatku tersenyum dan tertawa
telah membuatku ceria dan bahagia
mengobarkan kembali semangatku
memberikan energi kuantum atas kreatifitasku
Sahabat …
Engkau inspirasi bagiku
Mengingatkanku di tengah alpaku
Menjagaku di tengah lalaiku
Mendo’akanku meski aku tak pernah tahu

Ibnu ayurizal

Aku memandang wajah Ibnu yang tertunduk malu. Tanpa pikir panjang aku memeluk Ibnu.
"Terimakasih Nu"
Mungkin banyak kata dan bahasa di dunia ini tapi Hanya itu kata yang bisa mengambarkan perasaan saat ini.
"Kamu nangis Rant?" Kata Ibnu
"Tidak aku kelilipan Nu" jawabku sembari mengusap mata
Aku terharu? Ya. Aku bahagia? Ya
Dan aku meneteskan air mata! Ya. Mungkin terdengar muluk. Tapi Ibnu memberikan kado paling menyentuh untuk ku di usia ku yang ke 22.




maaf klo bahasanya tidak tepat, atau malam membosankan, ^^
«13456722

Comments

  • edited August 2013
    ceritanya bagus, cuma agak terganggu sama replace 'gg' yg diubah menjadi 'tidak'. masih ada yg terlewat.

    lebih baik judulnya bahasa indonesia daripada bahasa asing tapi salah
  • edited August 2013
    wah akhirnya udah debut d sini jga. lol.

    krena ini based on true story q g bkal komen konten ya. cma mgkn km bsa teliti lg sblum update. typo nya lumayan byk Rant. jd kdang q mlah g tw it kata apa, kayak 'tandidakalan' atw bbrapa kta laen. bkal lebih asik n enak kan klo semua katanya bner dan jelas.

    km dlu prnh blg sulit gambarin suasana sama karakter, tp yg d atas itu udah oke kok. udh nyicil brapa chapter btw?

    td 70 persen nyata, yg 30 fiksi d sblah mana klo blh tau? nama atw kjadian trtentu?
  • Hellow,

    Aku blm bc sih tp judulnya itu maksudnya gimana ya? Agak bikin aku bingung. Maksudnya, His Name Is Alber atau apa :)
  • semangat tees! Hehehe...
  • @adinu iya. soalnya posting pagi.hahaha lupa replace nya rada kacau

    @totalfreak so far nama asli kok. hahaha. cuma kejadian tertentu aja yang dibuat lebih dramatis

    @abiyasa iyah bro. maksudnya beneran itu kok. namanya alber

    @santay makasi bro
  • Ehmm ehmm aku bingung ah om mau komen apa.. Tapi ciyussan ditunggu ya yang selanjutnya.. Kasih tau kalo udah up part berikutnya..

    Sampe gantung ceritanya gw bunuh lo om.. Hahaah..

    Eh iya nambah penulisannya ada yang beberap ga gw ngerti.. :)
  • Mention @yuzz ah sama @adam08 biar ikutan baca..
  • @andhi90 gw ke replace gg dengan tidak. trus lupa gw edit lagi. bakalan gw update klo dapat respons bagus disini hihi
  • Oh, soalnya secara gramatikal harusnya His Name Is Alber atau diilangin name nya jadinya He's Alber. Bukan sok tahu sih cuma kalau gak salah, yg bener begitu. Coba tanya @DarrenHat ya? :)

    Sori kalo agak riweh dan rewel, cuma Biar yg lain nggak bingung aja :)
  • @abiyasha. okeh bro. bingung cr judul. posting pagi salah ketik. hahahahahaha #cr alasan.

    ntr pas di rumah ane edit lagi ^^ butuh komen lagi yah buat part berikutnya
  • @abiyasha. okeh bro. bingung cr judul. posting pagi salah ketik. hahahahahaha #cr alasan.

    ntr pas di rumah ane edit lagi ^^ butuh komen lagi yah buat part berikutnya
  • yup,,, nongkrong d sni juga...
  • @greenbubles hoho makasi broh
  • @Ricky89, lanjut tro0oz, buat ku semua cerita punya warna. Memang ada kata yang saya gak ngerti, nanti itu bisa di ganti ama kata yg lbh umum di pake
  • @erickhidayat makasi bro. ada kata yang gg sengaja ke replace semua dari "gg" jadi "tidak"

    ntr di edit lebih oke lagi. makasi udah mampir.

    klo response bagus disini besok udah bisa update ^^
Sign In or Register to comment.