It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Maaf kalo ceritanya gaje, gak masuk akal, endingnya ngawur, adegannya kacau, dialognya garing, typo, dsb ^:)^
Terima kasih buat semua para readers yang mau meluangkan matanya siwer baca tulisan saya..
I lop u pulllll..... haa..haa..haa..haa...
#alm.mbah surip mode on
@callme_DIAZ @Adhi48 @chibipmahu @tyo_ary @masdabudd @Silverrain @idhe_sama @yuzz @Dhika_smg @greenbubles @afif18_raka94 @sasadara @half_blood
@Sicnus @bocahnakal96 @wiraone @AjiSeta @galau_er
ntar lagi ganti wortel deh @4ndh0
@andhi90 waduh kalo lagi tegang diputus sakit atuh..
Lov u too @Obay :-*
sama-sama bang @Adam08 ">
gomenn.. @mr_Kim
@Venussalacca kenapa eaa..
@Just_PJ udah mau dibantu tp rico nya gamau tuh..
Wah! Gadun Lovers detected! @-)
ini udah lanjut @pyolipops
Siap bro @Sicnus !
@bocahnakal96 genjot??
@arieat ahuhuhu..
makasi @Gabriel_Valiant ">
@Tsu_no_YanYan Tau, yang bisa jadi setan itu kan, gambarnya mirip ben 10
@wiraone ini lanjut
@YuuReichi ampunn... X_X
iya gapapa.. pengen tau juga..
Aslinya kan udah disebut diawal cerita judulnya "203 Goushitsu No Jinco-San by Nari Yamada"
@totalfreak maapp telat...
@AjiSeta belajar di hogwarts yuk,hehe
@galau_er makasi ini dilanjut!
Wuohh! another Gadun Lovers! eh gak ding, pak guru kan masi muda..
Ini apdet sekarang @Duna
cup cup cup...
Selamat membaca...!
jangan lupa komen, kritik dan sarannya!
Enjoy last update!
Gracias!
“Rico!! Ternyata cerita tentang iblis wanita itu beneran lo!!”
“Uhukk! Uhukk!
Egghh!
Pak Darma! Jangan bikin kaget deh! Datang-datang langsung teriak kayak gitu!”
Aku menepuk-nepuk dadaku, berusaha mengatur napas.
“Eh? Maaf maaf aku gak tau, tersedak ya? Hehehe” Pak Darma cengengesan dengan separo tubuh masih diluar. Aku sedang minum tadi saat dia mendadak masuk menembus jendela kamarku.
“Ada apa? Sepertinya ada masalah ya?” Aku meletakkan gelasku di meja dan duduk di kasur.
“Begitulah, baru saja aku mendapatkan kabar dari hantu tua dipinggir kota.
Dulu kabarnya ada perempuan yang dikhianati kekasihnya, perempuan itu jadi gila dalam kecemburuannya. Hingga akhirnya dia bertingkah gila, berhati iblis dan mati membawa dendam. ”
Pak Darma melayang di atas meja belajarku.
“Trus, apa hubungannya dengan kejadian belakangan ini?” Aku bersila di atas kasurku dan mengambil bantal, memeluknya.
“Dengan hati iblisnya itu, dengan pandainya dia menipu manusia untuk mengumpulkan seribu jiwa. Rupanya itu akal bulusnya agar bisa berubah wujud dengan sempurna dan bisa membalas dendam”
“Jadi kejadian tadi sore saat di taman itu..
jangan-jangan.. semua hantu dan arwah yang menghilang selama ini berada dalam tabung bambu itu?”
“Kemungkinan besar begitu..”
Aku menunduk resah, meremas ujung bantalku.
“Umh.. sepertinya Pak Chris guruku juga berada dalam perangkap iblis wanita itu..”
“Kalau begitu.. kita harus segera merampas tabung bambu itu.
Kalau tidak cepat, Pak Gurumu dan dua hantu fansmu bakal dimakan oleh iblis wanita itu.
Itu artinya.. mereka akan lenyap selamanya!”
Ughh..
Aku meremas bantalku makin kuat.
“Tapi..bagaimana caranya..” aku membenamkan mukaku pada bantal.
“Umm.. sepertinya tidak bisa bila kita hanya berdua saja, kita butuh bantuan..” Pak Darma mengusap-usap dagunya. “Aku punya rencana..!”
Aku mendongak menatap Pak Darma yang tersenyum lebar.
* * * * * *
“Ini bambunya! Cepat kalian bawa pergi..!” Pak Darma, yang kini berada dalam raga si Bapak Tua menyerahkan tabung bambu yang berhasil diambilnya di dalam rumah itu.
Kembaliikaannn.....!
Kembaliikaannn ituuuu......
“Kalian cepat pergi! Sisanya biar aku yang urus!” Pak Darma kembali masuk ke dalam rumah mencoba menahan Iblis wanita.
Ide yang brilian!
Rencana Pak Darma dengan mencoba merasuki raga Bapak Tua itu dimulai setelah perbincangan di kamar, setelah itu kami segera keluar dan mengintai di dekat rumah itu.
Dan keberuntungan berada di pihak kami, melihatnya berjalan sendirian menenteng bungkusan plastik putih, sepertinya dia baru saja dari minimarket di ujung blok. Langsung saja pak Darma merasuk ke dalam raga Bapak Tua itu dengan cepat dan pergi ke rumah nya.
Kami, ya, Aku dan Ferro, menunggu di depan rumah itu beberapa waktu sampai Pak Darma berhasil keluar dan menyerahkan tabung itu pada kami. Sesaat setelah rencana itu dicetuskan oleh Pak Darma entah kenapa tanganku reflek menekan nomor ponsel Ferro, meski sempat menggerutu toh akhirnya dia datang juga kerumahku.
Kami berlari meninggalkan rumah itu, menuju taman kota.
Hosh..hosh..hosh...
“Fiuhh..merepotkan sekali...!” Ferro terduduk di rumput dan mengatur napasnya.
Aku mengecek ke sekelilingku, setelah yakin tidak ada hantu yang berada di sekitar sini aku membuka penyumbat tabung bambu itu.
Plop!
“Bagaimana? Apa yang terjadi?” Ferro menoleh ke atas, kanan, kiri dengan muka bingung.
“Sial.. tidak berfungsi. Mungkin karena tidak ada mangsa jadi tabung ini tidak bereaksi apapun”
Aku berjongkok dan menurunkan ransel dari punggungku, mengeluarkan gergaji berukuran sedang.
“Buat apa gergaji itu?” Ferro mengernyitkan alisnya bingung sementara tangannya membuka zipper jaketnya.
“Kita harus membukanya, kita harus mengeluarkan mereka yang ada di dalam sini” ujarku sembari menggergaji bambu itu.
Srak..! srak..! srak..!
“Sial! Bahkan gak tergores sama sekali!” Aku melempar kecil gergaji itu.
“Sini! Coba gantian aku!” Ferro merebut tabung bambu dari tanganku dan mengambil gergaji.
Srak..! srak..! srak..! srak..! srak..!
Ctaakkk..!!
“Sial gak bisa juga! bambu apaan ini?! Bahkan gergaji besi sampai patah seperti ini!” Ferro geram dan membuang gagang gergaji yang masih dipegangnya.
“ Ugghhh....” aku meremas rambutku frustasi.
Plukk!
Ferro menepukkan telapak tangannya di atas kepalaku, mengacak rambutku kasar.
“Tenanglah.. kita pasti akan menemukan caranya..” Aku mendongak menatap Ferro, tangannya kini mengusap-usap rambutku lembut.
“Iya.. makasih..” Aku tersenyum padanya yang langsung memalingkan mukanya, telinganya memerah. Aku hanya mengernyitkan alisku bingung dengan reaksinya.
“Eh, em, gi..gimana kalo coba dibakar?” Ferro berbicara dan menurunkan tangannya dari kepalaku dengan kikuk.
“Sepertinya sama saja kalau dibakar”
“Pak Darma!” Aku berbalik dan mendongak melihat Pak Darma yang melayang di atas kami. Ferro ikut-ikutan mendongak, walau aku yakin dia tidak bisa melihat dimana sosok Pak Darma sekarang.
“Bagaimana dengan iblis wanita itu??”
“Dia pasti datang.. hanya tinggal menunggu waktunya saja, sekarang kita harus bergegas membuka tabung bambu itu” Pak Darma melayang turun.
“Tapi gimana caranya? Gergaji saja tidak sanggup menggoresnya sedikitpun” Aku berdiri dan membersihkan tanganku dari tanah yang melekat.
“Sebenarnya ada satu cara.."
"apa?"
"Aku akan masuk ke dalam tabung itu... dan menarik mereka keluar..”
“Apa?? Tapi bagaimana kalo Pak Darma nggak bisa keluar??”
“Santai saja..”
Ctik!
Pak Darma menjentikkan jarinya
Zaassshh.....!
Aku dan Ferro merunduk saat angin bertiup kencang hingga menggerakkan pepohonan di sekitar kami.
Heggh!!
Tiba-tiba saja di depan kami kini sudah ada sesosok hantu kecil, bajunya putih lusuh..
tanpa muka..
Aku memalingkan wajahku dari sosoknya.
“Hei bocah! Kumpulkan hantu sebanyak mungkin kesini!” Pak Darma memerintah sosok hantu kecil itu.
baikklaahh....
Zaaassshhhh......!!
Tiupan angin kencang berikutnya membawa pergi sosok hantu kecil itu.
“Kita tunggu sebentar, setelah itu aku akan masuk kedalam tabung itu dan hantu-hantu lainnya nanti akan berantai menarikku keluar”
Aku menunduk diam, bagaimana bila nanti pak Darma tak bisa kembali, meskipun kekuatannya besar, dia juga hanya sesosok hantu..
Hemmhhh.....
Baiklah
“Pak Darma! Biar aku yang akan masuk ke dalam!” Aku mendongak menatap mata pak Darma yakin. Sementara Ferro melongo tidak mengerti apa yang kubicarakan.
“Biarkan aku pergi”
“Jangan bercanda, manusia kan nggak bisa masuk ke dalamnya”
“Pasti ada caranya Pak!”
“.....”
“Mereka semua..
Reo.. Feo.. dan pak Guru....
Aku ingin menyelamatkan mereka dengan tangan ini!” Aku mengepalkan tangan kananku di depan dada.
Pak Darma hanya menatapku tajam
“Baiklah..
Tapi apapun yang terjadi nanti jangan menyesal..
Mengerti?”
“Iya..”
“Mungkin kau nggak akan bisa kembali lagi...”
“Nggak, aku pasti akan kembali..”
Pak Darma tersenyum tipis.
“.....”
“Hei hei! Kalian ngomong apaan sih!” Ferro yang sejak tadi hanya diam kebingungan mendengarkan percakapan kami, aku meraih telapak tangannya...meremasnya, tersenyum padanya.
* * * * * *
.......
Ricoo....
Keluarlaahh.....
Ricoo...
Ricoo...
Keluarlahhh....
Ricoo...
Ricoo....
Keluarlaahhh....!!
Aku menggeliat bangun dan meregangkan tubuhku yang terasa ringan sekali.
“Rico! Berhasil!” Pak Darma berseru padaku.
Eh?
Aku melihat di sekelilingku, berbagai jenis hantu berpegangan tangan melingkar mengelilingiku dalam 3 lapisan.
Aku melihat kearah tempatku berbaring, aku melihat diriku masih berbaring memejamkan mata.
Berhasil!
Seperti yang terjadi tadi, sekarang arwahku berhasil terlepas dari ragaku, dengan beberapa ritual dan konsentrasi akhirnya arwahku bisa keluar.
Ferro yang tadinya berdiri di dekat pohon agak jauh dengan tempatku berbaring kini berlari mendekat, ya kami memang sudah merencanakannya, bila dalam beberapa menit aku tidak bangun, maka Ferro yang akan menjaga ragaku selama aku masuk ke dalam tabung itu.
Ferro memegang tabung bambu di depan dadanya dan meletakkan tangan pada penyumbatnya.
“Semuanya! Menyingkirlah!” Pak Darma berseru dan melayang menjauh bersama hantu-hantu lainnya. Hingga tinggal aku yang berdiri di dekat Ferro.
Plop!
Ferro membuka penyumbat tabung bambu.
Engghh...!!
Mendadak aku merasa diriku ditarik masuk secara paksa.
* * * * * *
Aku merasa tubuhku tenggelam.. menjauhi gelombang berwarna biru diatas, seperti gelombang air ketika kita menyentuhkan jari kita ke dalam air yang tenang..
Hoooiii.....
Kauu..ricoo kann....
Ricoo....!
“Feo! Reo!” Aku melihat mereka! Aku segera melayang turun, tempat ini seperti ruang kosong besar yang tak terbatas. Beberapa hantu yang pernah ku kenal karena pernah datang ke rumahku juga ada disini.
Kenapa kau ada disini?? Jangan-jangan kau sudah meninggal ya?!
Feo dengan panik memegang tanganku, aku menggeleng dan tersenyum, disini sosok mereka lebih jelas daripada di luar.
“Bukan, aku datang untuk menolong kalian”
Syukurlaahhh....
Akhirnya kita bisa keluar dari siniii.....
Hantu-hantu itu bergumam senang saat mengetahui maksud kedatanganku.
Aku melihat ke kumpulan hantu-hantu itu..
mencari satu sosok..
Pak guru....
Apa dia benar ada disini...
“Ricoo! Heii! Cepat pegang tanganku!” Aku mendongak, pak Darma dengan setengah tubuh atasnya berada di dalam mengulurkan tangan.
“Baik!
Semuanya, cepat bergandengan!
Kita akan ditarik keluar dari sini!”
Aku menggenggam tangan Feo yang memegang tangan Reo, disusul dengan hantu-hantu lainnya yang saling berpegangan.
Aku melayang menuju pak Darma dan mengulurkan sebelah tanganku. Setelah dapat, aku merasakan tubuhku ditarik keluar.
Zaaappp....!!
Kami berhasil!
Masih memegang tangan Pak Darma yang berteriak memimpin hantu-hantu di luar.
“Semuanya! Tarik lebih kuatt!”
Siapp...!
Tariikk....!
Tariiikk...!
Tarikkk....!
Tarikk lebiihh kuaatt...!
Tariikk...!
“Sedikit lagi...!”
Plakkk..!
Ahhh....?!?!
Bapak tua itu!
Tiba-tiba saja dia sudah ada disamping Ferro dan menepis tangannya berusaha merebut tabung bambu. Untung dengan sigap Ferro berhasil menghindar dan menyikut perut bapak tua itu.
“Ugghh... apa yang kau lakukan! Kembalikan bambu itu!” bapak tua itu berteriak sembari memegang perutnya.
“Kembalikan!”
“Bapak sudah ditipu tahu!
Perempuan itu memanfaatkan manusia agar dirinya bisa berubah wujud!” Ferro menghardik dan berlari menjauh.
“Omong kosong! Cepat kembalikan!” dia mengejar Ferro yang berlari menjauh.
“Nggak!” Ferro terus berlari sambil memegang tabung bambu di depan dadanya.
Bruukkk!
Ferro terjatuh terjerembab menyandung batu. Tabung bambu yang tadi dipegangnya kini menggelincir menjauh.
Sial kurang sedikit lagi!
Tap..!
“Jangan buat aku repot, dasar anak kurang ajar” bapak tua itu mengambil bambu dari rumput.
Akhirnyaa kitaa keluarr...
Kitaa tertoloongg...
Hantu terakhir berseru gembira, seorang pria dan ibu-ibu tua yang paling terakhir keluar.
“Kumpulkan ulang dari awal lagi,hemm..” Bapak tua itu mengarahkan tabung bambu ke arah hantu yang baru saja keluar. Sial!
Aaaaa....
Tidaaakkkk....
Akuu tidaakk mauu kembalii ke situu.....
Hantu ibu-ibu tua itu meraung meronta ketika badannya hampir tersedot masuk dalam bambu.
Sett..!
Mendadak bapak tua itu menutup lubang bambu dengan telapak tangannya.
“Ibu..” bapak tua itu mendongak memanggil hantu yang akan dihisapnya tadi.
Hantu ibu-ibu yang dipanggil menoleh ke belakang, ekspresinya ketakutannya tadi kini berubah menjadi terkejut melihat siapa yang memanggilnya barusan.
“Aa..ayahh...”
“Bagaimana bisa?? Aku tidak ingat pernah menghisapmu!” raut muka bapak tua itu terlihat shock.
“Mungkin dia tertangkap oleh orang yang tertipu sebelumnya..” Pak Darma bergumam.
Deg!
“Si Iblis Wanita! Dia datang!” aku berseru menunjuk ke arah pohon-pohon besar dari dalam taman.
Iblis wanita itu muncul diantara pepohonan , auranya yang gelap membuat suasana malam semakin mencekam, dedaunan di sekitarnya bergerak hebat seperti ditiup angin kencang, padahal tidak ada angin yang sedang berhembus.
Iblis wanita itu melayang perlahan dengan gaun putih polosnya yang menjuntai, rambut panjang gelombangnya berwarna hitam pekat, menutupi mukanya yang merunduk.
“Kau..bohong..” Bapak tua itu gemetar dan menggenggam tabung bambu erat.
“Kau bilang istriku ditangkap oleh roh jahat dan dibawa ke neraka..
Kau bilang aku bisa menyelamatkannya bila mengumpulkan seribu jiwa
SEMUANYA ITU BOHONG KAN!!” Bapak tua itu berteriak keras meluapkan emosinya kepada iblis wanita yang melayang kian dekat.
SIAPAA YANGG MENIPUU..?
KALIANN LAKI-LAKI YANGG MENIPUU!
PENGKHIANATTT...!!!
Iblis wanita itu menampakkan wujud aslinya, wajahnya kotor sepucat mayat, sebelah bola matanya keluar dan mengucurkan darah dari celah mata, hidung dan mulutnya. Kukunya meruncing kotor dan kuning, berusaha menerkam si bapak tua.
“Ibu! Menyingkirlah!” bapak tua itu berseru pada istrinya agar menjauh.
“Kau lihat iblis...
Di dalam sini adalah tempat peristirahatanmu yang terakhir!!”
GYYYAAAAA........
TIDDAAAKKKKK......!!!!!
Si bapak tua tadi mendadak mengarahkan tabung bambu ke arah iblis wanita dan menghisap masuk si iblis kedalamnya.
Syuutt...!
Plop!
Ia menyumbat kembali lubang bambu itu.
Aku dan pak Darma segera melayang mendekat padanya setelah sedari tadi mengambil jarak darinya.
“Benda ini.. akan kubawa ke pulau seberang untuk disucikan..
Maaf, sudah mengganggu kalian selama ini..” bapak itu berjalan pergi tanpa menoleh lagi.
.......
“Yahh..orang itu memang benar-benar mengganggu” Pak Darma menggerutu, namun juga menghela napas lega.
“Aku.. nggak bisa menyalahkannya juga...” aku menghela napas memandang punggung bapak tua itu pergi.
“Rico! Rico!! Hei!! Cepat kembali!!”
Aku menoleh kaget melihat Ferro yang berlutut disamping ragaku, berteriak-teriak memanggil namaku.
“Oh iya..hampir saja aku lupa masih lepas dari ragaku,hehe” aku berpandangan dengan pak Darma, yang juga memandangku.
“Ah!” Pak Darma terkejut saat aku mendadak memeluk tubuhnya.
“Terimakasih pak.. mumpung masih dalam wujud seperti ini, kita bisa saling bersentuhan”
Sejenak pak Darma terdiam, namun akhirnya dia balas memelukku dan mengusap rambutku.
“Apapun akan kulakukan untuk melindungimu...” Pak Darma tersenyum.
“Nah, sekarang cepat kembali ke ragamu”
Aku melepaskan pelukanku dan tersenyum memandangnya. Pak Darma menepuk punggungku pelan.
Aku melayang ke atas tubuhku, berkonsentrasi, memposisikan diri duduk diatas tubuhku.
Sesaat aku tertegun melihat tangan Ferro yang menggenggam tangan kananku.
Aku hanya tersenyum melihatnya. Dan berbaring mengikuti posisi ragaku.
Zaaappp!
Aku mengerjapkan mataku, memandang wajah Ferro yang berbinar melihatku membuka mata.
“Rico!
Akhirnya kau bangun juga!
Kupikir kau tidak akan kembali lagi!” Ferro meraih tubuhku dan menarikku dalam pelukannya, erat. Aku tersenyum, dan balas memeluknya, mengusap punggung lebarnya.
Deg!
Mataku sejenak terpaku saat melihat sosok yang agak samar di depanku.
Ricoo...?
Aku melepas pelukan Ferro dan berdiri.
Ternyataa benarr..
Kamuu Ricoo muridkuu..
Kamuu tidakk banyakk berubaah yaa...
Sosok pria muda itu melayang menghampiriku.
Pak Guru.....
“pak..guru.. la..lama tidak jumpa..” aku menyapanya gugup.
Iyaa.. terimaa kasihh sudaahh menoloongkuu..
Ahh.. kauu benarr-benarr bisaa bicaraa dengaann hantuu yaa..?
“Iya”
Kalauu gituu, kitaa bisaa bertemuu lagii.. sungguhh luar biasaa...
Aku tertegun memandang wajahnya, meski agak samar, tapi masih terlihat..
Senyumnya...
Masih sama seperti yang dulu..
Hangat...
“te..terima kasih..” aku tersenyum padanya, merasakan wajahku hangat.
* * * * * *
“Eng.. Fer.. Apa.. aku pernah mengatakan sesuatu yang melukai hatimu?
Kalau iya bilang saja” Aku menggigit rotiku pelan, melirik ke arahnya. Sekarang kami sedang istirahat kedua, duduk bersandar di bawah batang pohon besar di taman belakang sekolah.
“Ehh.. Gak pernah kok! Kenapa?” Ferro memandangku.
“Ung..gak apa-apa. Mungkin hanya perasaanku saja, sepertinya kemarin-kemarin kau berusaha menghindariku”
“Ha? Ah? ng..nggak! gak pernah!” Ferro memalingkan mukanya dan menyedot susu kotaknya.
“Ah, lagipula.. syukurlah kau bisa menyelamatkan cinta pertamamu Co, Pak Chris!”
Uhuk!
Aku menepuk-nepuk dadaku pelan, sial!
“Ci..cinta..pertama..?”
“Iya kan?”
“Uhm..
Entahlah.. tapi..bisa bertemu dengannya saja aku sudah merasa senang. Bisa berbicara dengannya lagi setelah sekian lama..”
Aku melihat pada gumpalan awan putih di langit biru.
Setelah ngobrol sebentar dengan Pak Guru kemarin.. Pak guru mengucap pamit. Dan pergi entah kemana.. mungkin ke surga, semoga saja..
Srek..!
Eh?
Aku melihat telapak tangan kiriku , kemudian menatap wajah Ferro.
“Lain kali jangan melakukan tindakan konyol seperti kemarin lagi! Jantungku hampir berhenti berdetak membayangkan kau tidak akan kembali!” Ferro menggerutu dan memalingkan wajahnya ke arah lain, lagi-lagi mukanya memerah.
Aku tersenyum mendengarnya.
“iya..”
Aku menggenggam balik telapak tangan Ferro yang memegang erat tanganku di atas rumput.
* * * * * *
FIN
Case 2: First Love -CLOSED-