It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
uda mah dah jd penulis kondang d bf..
*kibaskibaspompombrgtsuno
Ojekkkkkkk!!!
Kejar yg didepan itu,,!!
#:-S
gw suka bgt baaang. ada yee ayah yg tega gitu. gw tunggu lanjutannya bang. mention boleh doong
@farizpratama7 , @yuzz ,
@fuumareicchi ,
@regieallvano , @luky , @cee_gee , @novian,
@elul , @tsu_no_yanyan , @egosantoso ,
@arifinselalusial , @babayz @dafazartin, @zeva_21 ,
@bombo , @aries18 , @dhika_smg , @bi_ngung ,
@edwardlaura , @san1204, @needu, @alfa_centaury, @peace123456789, @putrasuherman1, @diyuna, @edelwis, @faisalits_d , @erickhidayat, @jhonshan26, @mr_makassar, @zhar12, @adra_84, @afif18_raka94, @indraa156, @master_ofsun, @Dimaz_Deprince63, @sasadara, @Wilhem, @tarry, @CALLISTO, @zuyy18, @bumbellbee, @alvaredza, @d_cetya, @princearga, @Joewachecho, @naraku, @just_pj, @edogawa_lupin, @lulu_75, @amira_fujoshi, @kiyomori, @jockoni, @Mr_Makassar, @wita, @cute_inuyasha
***
Malam ini udara bertiup dingin. Mencucuk sampai ke tulang sum-sum. Menggetarkan setiap pembuluh darah. Hawa yang sangat dingin tersebut tidak berlaku bagi Wika yang saat ini tubuhnya terendam dalam telaga. Sementara di tepi telaga Khalid jejadian, berdiri sambil memandangi Wika yang terendam dari leher ke bawah. Air telaga seperti membeku, tidak ada riak sedikitpun. Memasung tubuh Wika.
"Inyiak Hulu Balang Hitam, keluarkan aku dari sini! Jika tidak aku akan membunuhmu! Akan aku cabik-cabik rohmu sehingga kau tidak bisa balik lagi ke alam gaib! Kau akan menyesal telah berurusan denganku!" Entah siapa yang berbicara, karena saat ini, Wika terlihat seperti tidak sadarkan diri. Matanya terpejam. Dan suara yang terdengar barusan, sangat berat, bahkan seperti dua suara yang saling berdempetan.
Inyiak Hulu Balang Hitam mendongakkan kepalanya. Langit terlihat sangat gelap. Awan hitam menambah pekatnya malam yang kian beranjak menjemput subuh.
"Tidak banyak waktu lagi, sebelum adzan subuh berkumandang, sosok iblis dalam tubuh Wika harus aku lenyapkan!"
Inyiak Hulu Balang Hitam mengangkat tangannya ke langit. Entah dari mana datangnya, auman harimau terdengar silih berganti dan ramai sekali. Pohon-pohon yang ada di sekitar telaga bergoyang keras. Angin tiba-tiba berhembus kencang. Inyiak Hulu Balang Hitam menghentakkan kakinya ke tanah. Saat itu juga tubuhnya berubah menjadi harimau hitam yang sangat besar. Dengan mata hijaunya yang bersinar pekat. Dia menggeram dan mengaum hebat. Dia tekukkan kaki depannya, lalu sekali sentak, tubuhnya melesat ke udara, dengan kekuatan yang teramat sangat, tubuhnya berubah menjadi bayang-bayang, lalu secepat kilat, dia turun menghunjam ke arah kepala Wika. Auman harimau kembali menggelegar.
Raungan kesakitan menggelegar dari mulut Wika ketika sosok gaib Inyiak Hulu Balang Hitam merasuki tubuhnya. Mata Wika berubah dari hitam legam menjadi hijau terang. Lalu dari mulutnya menyembur darah segar. Begitu darah keluar dari mulutnya, secara tidak terduga, tubuh Wika terangkat ke atas. Keluar dari telaga nirwana. Sekarang soosk Wika mengambang di udara. Diam. Anginpun seolah enggan berhembus. Sunyi senyap mendirikan bulu roma.
Namun kesenyapan itu hanya sekejap. Di dahului auman besar, Dari tubuh Wika mencuat dua cahaya! Cahaya hitam dan cahaya putih. Begitu dua cahaya tersebut keluar, tubuh Wika dengan cepat terhempas ke bumi. Sebelum ajal berpantang mati, sesosok tubuh menyambar tubuh Wika. Membawanya melompat dan hilang ditelan kegelapan.
Sementara dua cahaya yang tadi keluar dari tubuh Wika mulai mewujud. Sosok Iblis Putih Pemasung Jiwa dan Inyiak Hulu Balang Hitam, berdiri saling berhadap-hadapan. Inyiak Hulu Balang Hitam sudah kembali ke wujud manusianya. Khalid jejadian. Matanya memancarkan cahaya hijau pekat. Sementara taringnya mulai memanjang melewati bibirnya. Inyiak Hulu Balang Hitam menggeram, lalu dengan secepat kilat menerjang, tubuhnya kembali berubah menjadi harimau besar. Dari matanya melesat cahaya hijau panas menggidikkan.
"Cahayo Harimau Bamato Hijau!" Teriak Iblis Putih Pemasung Jiwa kaget, "celaka, aku bisa celaka!" Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, cahaya yang laksana kilat itu berkiblat menghantam tubuhnya. Jeritan menyayat hati bergaung di tempat itu. Sosok Iblis Putih Pemasung Jiwa berubah kehijauan, meleleh dan akhirya membentuk asap berbau busuk.
Kesunyian kembali meraja. Inyiak Hulu Balang Hitam kembali mewujud menjadi Khalid.
"Sabai! Keluar cepat! Tidak banyak waktu!" Khalid jejadian berteriak. Belum habis gema suaranya, dari pepohonan di tepi telaga melesat sesoosk tubuh. Nenek Sabai berdiri sambil memanggul sesosok tubuh di atas bahunya.
"Masukkan dia ke dalam telaga! Cepat!" Inyiak Hulu Balang Hitam kembali berteriak. Nenek Sabai yang ternyata memanggul Wika dengan cepat menuruti perintah Inyiak Hulu Balang Hitam.
Telaga kembai membeku, Wika kembali terendam dari leher ke bawah. Matanya masih terpejam. Sementara darah masih meleleh di sudut bibirnya.
Begitu tubuh Wika terendam, Inyiak Hulu Balang Hitam dan Nenek Sabai Bersila di tepi telaga. Memejamkan mata, sementara kedua tangan terjulur ke arah telaga.
"Darah suci darah keabadian! Darah kotor darah kematian! Menghilang ditelan kelam, mewujud di cahaya! Sucikan jiwa tak ternoda! Terangkan hati tak tercela!" Inyiak Hulu Balang melafaskan mantra. Dari dalam telaga, Sosok Wika bergetar hebat. Namun air tidak beriak sedikitpun. Asap putih mengepul darii ubun-ubunnya. Lalu bau busuk menyeruak dari tempat itu. Tiba-tiba dua larik cahaya hijau dan biru melesat dari langit, menghunjam ke kepala Wika.
"Uda REKIIIIIIIIII!!!" Teriakan menggelegar keluar dari mulut Wika! Matanya terbuka membelalak lebar. Seperti mendapat kekuatan, Wika melesat ke udara, seperti terbang, tubuhnya berkelebat bagaikan bayang-bayang. Meninggalkan Inyiak Hulu Balang Hitam dan Nenek Sabai yang masih terduduk di tepi telaga. Tubuh mereka dikelilingi cahaya hijau dan biru. Duduk dalam diam seperti bersemedi. Roh mereka telah meraga sukma, meninggalkan tubuh kasar mereka.
***
Sementara itu, peti dimana berisi tubuh Reki bergetar hebat seiring dengan hancurnya Inti Sari Roh Iblis Putih Pemasung Jiwa. Jeritan kesakitan bergema di dalam peti. Reki terbangun dengan nafas terengah-engah.
"Khalid? Wika? Kalian dimana?" Dia mencoba meraba-raba sekitar. Tapi sempit. Dia tidak bisa duduk. Tubuhnya terkunci di dalam peti mati gaib. "Tuhan, tolong, aku ada dimana? Kenapa sempit sekali?"
Reki berteriak memanggil-manggil. Namun dia semakin lemah dan putus asa. Nafasnya semakin sesak karena tiba-tiba saja ruangan peti menjadi panas.
Lalu dia terkejut ketika dia merasakan ada yang memegang kakinya. Menjalar bagaikan ular. Degup jantung Reki semakin kencang. Sesosok putih muncul dari bawah. Semakin mendekat ke arah wajahnya. Reki menjerit.
Sebentuk wajah hancur dan rusak terpampang di depannya. Darah busuk menetes dari bibirnya. Reki menjerit-jerit ketika sosok tersebut mengeluarkan lidahnya. Menjilati leher dan pipi Reki. Sosok tersebut kembali mengangkat kepalanya. Dari mulutnya muncul taring yang teramat panjang. Dengan cepat dia hunjamkan taring tersebut ke lehernya Reki. Jeritan Reki kembali menggelegar.
Namun sebelum taring tersebut hinggap di leher Reki, tiba-tiba saja peti meledak. Selarik cahaya hijau menyambar makhluk tersebut. Untuk ke sekian kalinya tempat itu dihiasi jeritan kesakitan.
"Ampun bundooooo!" Tiba-tiba sebuah ratapan lelaki muncul dari tempat itu. Semua mata tertuju ke arah sosok yang tiba-tiba saja jatuh dan bergelimangan di depan Reki.
Inyiak Hulu Balang Hitam, Nenek Sabai dan Wika memandang sosok yang terluka parah dibagian dada. Cahayo Harimau Bamato Hijau telah membuat sosok tersebut cedera parah.
"A..ayahhh!" Wika memandangi lelaki yang kesakitan tersebut. Sementara Nenek Sabai yang melihat anaknya sendiri, menggerung marah!
"Anak laknat! Tidak puas-puasnya kau menghancurkan hidupku! Sekarang, ku kirimkan kau ke neraka! Mebusuklah kau disana bersama iblis!" Nenek Sabai mencabut sebuah keris dari pinggangnya.
"Karih Angku Ampek Langik!"Teriak Pandeka dengan bibir bergetar. Dia mencoba bergerak bangkit, namun, nenek Sabai lebih cepat.
"Ku ikhlaskan kau lahir batin mati di tanganku, Pandeka!" Selarik cahaya ungu gelap keluar dari ujung keris. Nenek Sabai hunjamkan keris tersebut tepat di antara dua mata Pandeka. Jeritan kematian keluar dari mulut Pandeka. Sosok pandeka berubah keunguan. Jahat sekali racun yang terkandung di dalam keris.
"A... Ayah...!"Wika memandangi sosok Pandeka yang tergeletak tidak bernyawa. Mata terbelalak lebar.
"Kita tidak punya banyak waktu, cepat kembali ke raga masing-masing! Sabai, kau bawa Wika, aku biar urus si Reki!" Kedua orang sakti tersebut dengan cepat menyambar tubuh Wika dan Reki. Tempat gaib tersebut tiba-tiba saja dipenuhi auman harimau.
***
Reki dan Wika terbujur di tepi telaga. Di kening mereka tergeletak sekuntum bunga kemboja. Sementara di samping kiri dan kanan mereka, duduk bersila nenek Sabai dan Inyiak Hulu Balang Hitam.
"Peti mati peti pinjaman! Datanglah, kembalikan darah hitam darah keabadian!" Nenek Sabai mulutnya komat kamit. Bau kemenyan memenuhi tempat itu. Lalu tiba-tiba muncul kabut yang sangat gelap. Dari dalam kabut muncul sebuah peti. Perlahan-lahan melayang dan mengawang di permukaan telaga. Peti tersebut tiba-tiba memburam. Semakin lama-semakin hilang, dan meninggalkan isinya, yaitu sesosok tubuh yang terbujur dalam diam. Mengapung di atas permukaan telaga. Siapa lagi kalau bukan Khalid. Tangannya terlipat di dada. Dari tubuhnya berkilauan cahaya kuning keemasan.
"Telaga nirwana telaga cinta! Dari sinilah bermulanya asmara! Sucikan buah hati kalian! Lindungi darah hitam darah keabadian!" Nenek Sabai meniup ke tengah telaga.
Dari tengah telaga, air beriak kecil. Lalu entah dari mana datangnya terdengar alunan seruling yang sangat merdu. Dari dalam telaga tiba-tiba muncul dua sosok tubuh.
"Pangeran Rajo Mudo! Puti Sari Rangkayo Basa!" Nenek Sabai segera menjatuhkan diri hormat. Kedua orang yang disebut Nenek Sabai tersenyum.
"Nenek Sabai mertuaku, terima kasih telah menjaga anak kami! Inyiak Hulu Balang Hitam terima kasih telah melindungi anak kami! Hari ini, sosok gaibnya akan kami bawa! Khalid akan menjadi manusia normal. Dia tidak akan ingat dengan semua yang terjadi. Begitu juga dengan Wika dan Reki, mereka akan terbangun, dan akan lupa dengan semua masa lalu mereka! Kalian berdua, akan menjadi orang tua. Ketiga anak-anak ini!" Pangeran tampan tersebut bergerak mendekati Inyiak Hulu Balang Hitam. Membelai kepala besar harimau hitam tersebut. Dari mulut harimau mengaum suara menggelegar. Sosoknya tiba-tiba berubah menjadi seorang lelaki yang sangat tampan.
Sementara itu, Nenek Sabai di dekati oleh Puti Sari, namun nenek tersebut dengan ceat melompat ke belakang.
"Tidak, aku sudah tidak mau lagi mengurusi urusan dunia! Aku sudah lelah! Aku hanya ingin menghabisi masa tuaku disini! Aku tidak apa-apa hidup dalam kesendirian! Tolong kabulkan permintaanku ini!" Nenek Sabai bersimpuh. Puti Sari tersenyum.
"Baiklah Bundo! Kalau itu kehendak bundo! Suamiku, ayo kita pergi!" Kedua sosok tersebut menapaki air seperti berjalan di atas tanah saja. Mendekati sosok Khalid yang masih tertidur diam.
"Anakku, bangun! Saatnya kita pergi!" Puti Sari mencium kening Khalid. Dari sosok Khalid tiba-tiba keluar sesosok bayangan yang semakin kuat. Memandangi tubuh Khalid yang terbaring bisu. "Aku akan merindukannya!" Bisiknya lirih. Lalu dia pegang tangan ayah dan ibunya. Dari atas langit berkiblat cahaya terang. Begitu cahaya hilang, Reki, Khalid dan Wika terbangun di atas rumah gadang.
"Anak-anak, cepat kemas-kemas, kita akan ke kota hari ini!" Seorang pemuda tampan bertelanjang dada berdiri di depan mereka. Dan Reki berdebar menatapnya.
"A...Ayah!" Panggil Wika tersenyum.
@balaka, @bronze, @marco69
Dear teman, terima kasih ya. Mungkin masih banyak misteri yang belum terungkap. Ane ga' janji, tapi someday, ane akan lebih rinci lagi dan buka satu persatu misteri yang belum terpecahkan.
Kapanpun lanjutannya, tetep ditunggu uda ^^
nenek sabai punya anak lagi? dua sosok itu siapa?
yg berubah jd ayahnya reki itu inyiak hulu balang kan?