It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@fuumareicchi ,
@regieallvano , @luky , @cee_gee , @novian,
@elul , @tsu_no_yanyan , @egosantoso ,
@arifinselalusial , @babayz @dafazartin, @zeva_21 ,
@bombo , @aries18 , @dhika_smg , @bi_ngung ,
@edwardlaura , @san1204, @needu, @alfa_centaury, @peace123456789, @putrasuherman1, @diyuna, @edelwis, @faisalits_d , @erickhidayat, @jhonshan26, @mr_makassar, @zhar12, @adra_84, @afif18_raka94, @indraa156, @master_ofsun, @Dimaz_Deprince63, @sasadara, @Wilhem, @tarry, @CALLISTO, @zuyy18, @bumbellbee, @alvaredza, @d_cetya, @princearga, @Joewachecho, @naraku, @just_pj, @edogawa_lupin, @lulu_75, @amira_fujoshi, @kiyomori, @jockoni, @Mr_Makassar
***
Aku harus menyibukkan diri, membunuh dengan tega setiap kali kerinduan itu muncul. Berat sekali melakukannya karena itu berarti aku harus menikam hatiku setiap detik.
***
inyek ulu balang ntu,, harimau kumbang kah da????
awak nak kabatanyo ciek lah,, dima uda mandapek materi dlam carito ko?? hehe
agak heran setek,, secara,, skrang udah agak susah nyari crita2 tntang nan mamakai ilmu tu... meski di kampuang skali pun.. hehhehe... *piiss uda @ularuskasurius
Mungkin karena uda suka baca2 cerita2 horor! Hihi
@fuumareicchi ,
@regieallvano , @luky , @cee_gee , @novian,
@elul , @tsu_no_yanyan , @egosantoso ,
@arifinselalusial , @babayz @dafazartin, @zeva_21 ,
@bombo , @aries18 , @dhika_smg , @bi_ngung ,
@edwardlaura , @san1204, @needu, @alfa_centaury, @peace123456789, @putrasuherman1, @diyuna, @edelwis, @faisalits_d , @erickhidayat, @jhonshan26, @mr_makassar, @zhar12, @adra_84, @afif18_raka94, @indraa156, @master_ofsun, @Dimaz_Deprince63, @sasadara, @Wilhem, @tarry, @CALLISTO, @zuyy18, @bumbellbee, @alvaredza, @d_cetya, @princearga, @Joewachecho, @naraku, @just_pj, @edogawa_lupin, @lulu_75, @amira_fujoshi, @kiyomori, @jockoni, @Mr_Makassar, @wita
***
Waktu berjalan secepat kedipan mata. Tidak terasa dentingan jam! Dari pagi ke siang, dari siang ke malam, begitu terus. Di saat anak manusia terlelap dalam buaian malam, di sebuah kamar di rumah Gadang dimana Khalid berada, terjadi percakapan sengit.
"Apa yang kamu lakukan? Berani-beraninya kamu menampakkan diri di depan Uda Reki? Kamu sudah berjanji tidak akan menyakiti mereka?" Khalid berdiri di depan kembaran gaibnya. Inyiak (nenek) Hulu Balang Hitam berdiri di depan Khalid. Pendar kehijauan muncul di matanya.
"Aku... Aku hanya merasa terasing disini Khalid! Kenapa aku tidak boleh bergabung dengan kalian?" Inyiak Hulu Balang Hitam menghempaskan pantatnya di tepi ranjang. Santer bau kemenyan memenuhi ruangan sempit kamar gelap itu.
"Kamu sudah gila? Apa kata mereka kalau kamu muncul di depan mereka? Di depan Amak dan Nenek? Mereka akan ketakutan melihat kamu! Kamu jangan macam-macam! Ingat! Jika aku mati, kamu juga akan mati! Aku tidak peduli lagi dengan kehidupan yang sangat memuakkan ini!!!" Khalid memutar badannya dan hendak beranjak meninggalkan Inyiak Hulu Balang Hitam.
"Kamu egois, Khalid!" Teriaknya.
Mendengar teriakan Inyiak, Khalid memutar badannya dan mendekati Inyiak.
"Aku tidak egois! Ini demi kebaikan kita berdua! Bukankah aku memberikan kesempatan kepada kamu untuk berganti posisi dengan aku! Tapi kamunya saja yang terlalu kaku! Kamu ingat bagaimana Uda Reki mencoba mengakrabkan diri dengan kamu? Tapi kamunya ketus dan dingin gitu!"
"Aku... Aku hanya... Khawatir! Si Wika, bisa melihat wujud asliku! Dia Mentertawakanku! Mengejek aku, Khalid!"
"Kamu diejek Wika? Bagaimana bisa? Untuk bicara saja dia sudah susah! Kamu jangan mengada-ada!" Khalid mendengus.
"Kamu tidak tahu apa-apa tentang dia Khalid! Kamu hanya melihat sosok luarnya saja! Apa kamu tahu siapa yang bercokol di dalam tubuhnya?" Inyiak berdiridari duduknya.
"Siapa?" Khalid bergetar.
"Iblis Putih Pemasung Jiwa! Kamu tidak tahu apa-apa tentang iblis satu itu! Jika ingin selamat, mereka harus pergi dari sini, Khalid! Kamu tidak tahu betapa berbahayanya iblis yang telah memasung jiwa Wika! Kamu kira dia beneran lemah mental? Sakit jiwa? Hahaha! Hanya aku yang bisa menyelamatkan kamu, Khalid!" Inyiak Hulu Balang Hitam menyeringai.
"Kamu yang sakit jiwa dan mengada-ngada! Buktinya, jika beneran kamu tidak suka sama si Wika, kenapa Uda Reki yang kamu sakiti? Dan kenapa harus aku yang kamu selamatkan? Apa hubungan semua itu dengan aku???"
Inyiak Hulu Balang Hitam perlahan-lahan menggapai tangan Khalid.
"Karena, untuk membunuh iblis di dalam tubuh Wika, aku harus mematikan inti sari roh yang ditanamkan di dalam jantung si Reki!"
Aku semakin bingung.
"Astaghfirullah! Kamu semakin aneh! Tadi kamu bilang, sosok iblis ada dalam tubuh Wika, sekarang ada makhluk gaib lainnya di dalam tubuh Uda Reki? Kamu jangan bikin aku tambah bingung, Inyiak!" Khalid menggembor marah.
Inyiak Hulu Balang Hitam mengaum. Lantai yang dipijak Khalid bergetar.
"Kamu dengarkan aku Khalid! Iblis Putih Pemasung Jiwa, di dalam tubuh si Wika adalah Jasadnya, sedangkan rohnya ada di dalam tubuh Si Reki! Jika ingin membunuh Iblis tersebut, kedua anak manusia ini harus dikoyak dan dicabik seluruh tubuhnya. Yang bisa melakukannya cuma aku! Inyiak Hulu Balang Hitam! Dan asal kamu tahu, Iblis itu sudah menunggu-nunggu saat ini, dia sedang mengincar nyawa kamu Khalid! Darah hitam yang ada di dalam tubuhmu adalah darah suci! Darah yang dari seperseribu, cuma segelintir orang yang memilikinya. Darah yang bisa membuat abadi!!!"
Khalid mendelikkan matanya, "Kamu menggigau! Bilang saja kalau kamu lagi haus akan darah! Lapar akan daging! Jangan suka mengarang cerita! Pokoknya, kalau kamu berani menyakiti mereka! Aku akan menghamburkan diri di Ngarai Kematian!" Tanpa bicara lagi, Khalid keluar dari kamar nomor empat dan menutup pintu dengan pelan. Dia tersentak kaget ketika Wika berdiri di depannya. Memandangnya dengan tajam. Khalid berdiri termangu. Berusaha menganalisa arti tatapan Wika.
"Ada. Iblis. Di. Dalam. Kamar!" Wika menunjuk ke kamar nomor empat. "Jahat"
Khalid menarik nafas. Meredakan ketegangan yang muncul di dalam tubuhnya. Ketika Khalid bergerak mendekatinya, tiba-tiba dari arah belakang terdengar bunyi pintu berderit. Sesosok tubuh dengan kecepatan laksana kilat menerjang ke arah Wika. Dalam hitungan detik, dia telah membawa terbang Wika. Raungan Wika sesaat bergema lalu lenyap ditelan kegelapan malam.
"Wikaaaaaa???" Khalid menjerit dan berusaha mengejar bayangan hitam yang membawa sosok Wika.
"Uda Reki!!! Udaaaaaa!" Khalid menggedor pintu kamar Reki. Reki yang tertidur langsung tersentak bangun. Dia buka pintu, Khalid menghambur dan memeluk tubuhnya. Menggigil ketakutan.
"Khalid, adik Uda? Kamu kenapa sayang?" Reki membelai kepala Khalid.
"Wika Uda, Wikaaa di culik!"
"APAAAA?" Reki terkejut teramat sangat. Dia melihat ke atas ranjang. Sosok Wika tidak ada. Reki panik luar biasa.
"Siapa dek yang membawa lari Wika?" Reki menatap wajah Khalid yang pucat pasi.
"Harimau hitam, Uda!" Jawab Khalid dengan lidah kelu.
"Uda harus mencari Wika, Khalid! Kemanapun! Uda harus menemukannya!"
"Mau dicari kemana, Uda? Ini sudah larut malam!"
"Kemanapun! Uda tidak mau sesuatu yang buruk terjadi dengan Wika!" Reki bergegas keluar dari kamar. Tiba-tiba dia kaget melihat Nenek Sabai dan Etek Sari telah berdiri di depannya. Memandangnya dengan tajam.
"Iblis putih pemasung jiwa! Berani-beraninya kamu muncul disini!" Nenek Sabai merenggut leher Reki dan menghempaskannya ke lantai! Khalid terpekik.
"Nenek!!! Apa yang nenek lakukan?" Khalid memburu tubuh Reki yang terkapar.
"Minggir kau Khalid! Ini iblis yang telah menyesatkan anakku! Dan sekarang mau membunuh cucuku! Membusuklah kau di alam neraka, makhluk laknat!" Nenek Sabai melemparkan tasbih ke tubuh Reki. Reki menjerit kesakitan! Percikan-percikan api keluar dari tubuhnya.
"Nenek, apa yang nenek lakukan? Jangan sakiti Uda! Amak! Tolong uda Rekiiiii!" Khalid mendekati Ibunya. Namun Sari sedang memejamkan matanya. Mulutnya komat-kamit membaca sesuatu.
"Dari tanah kembali ke tanah, dari api kembali ke api! Wahai makhluk iblis di dalam tubuh manusia! Keluarlah, lepaskan pasunganmu! Menyatulah dengan hawa kematian!" Sari meniupkan sesuatu dari mulutnya. Secarik cahaya biru menyelubungi tubuh Reki. Bunyi-bunyi aneh keluar dari mulut Reki.
"Anjinggggg!" Terdengar umpatan dari mulut Reki. Dia meronta-ronta dalam libasan sinar biru yang menjeratnya laksana jala ikan. Suara Reki berubah berat dan mendirikan bulu roma.
"Udaaaa! Apa yang terjadi dengan Uda, Mak?" Khalid memeluk Sari erat.ketakutan melihat Reki yang menggelinjang-gelinjang seperti kena sembelih. Lalu dari ubun-ubun Reki keluar asap putih. Dan sesaat cahaya putih menyilaukan berkiblat. Sebuah pedang melaju secepat kilat menuju ke arah Khalid.
"Darah hitam darah keabadian! Saat kematianmu sudah dekat anak manusia!" Tiba-tiba gagang pedang telah dipegang oleh sebuah tangan yang putih berkilauan. Dari tangan mewujud terus hingga membentuk sesosok tubuh.
"Iblis Putih Pemasung Jiwa!" Teriak Sari. Dia melemparkan tubuh Khalid ke kiri berusaha menghindari tebasan pedang! Namun naas, pedang berbalik menghunjam perut Sari. Jeritan kematian keluar dari mulut Sari. Nenek Sabai melompat.
"Iblis Laknatullah! Kau telah membunuh anakku! Aku mengadu jiwa denganmu!" Dia mencabut sebuah keris dari pinggangnya dan menyerbu sosok putih berkilauan yang memegang pedang.
Sementara itu Khalid tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Sosok Sari perlahan-lahan menghitam. Tubuhnya seperti hangus terbakar.
"Khalid!" Ujarnya dengan pandangan sedih. Khalid memburu tubuh Sari.
"Amakkkkkkkk!" Khalid menjerit. Menangis. Memeluk tubuh yang mulai keracunan hebat itu. "Amaaaaakkk... Jangan tinggalin Khalid! Jangan mati, Amaaaaakkkk!"
"Maafkan Amak Khalid! Tidak bisa melihatmu tumbuh! Maafkan amak sayang!" Selesai berucap begitu, nyawa Sari terputus. Khalid mengguncang-guncang tubuh Sari. Namun suatu keanehan terjadi. Mulai dari kaki, perlahan-lahan daging dan kulit yang menutupi tubuh Sari mengelupas, dan lenyap tidak berbekas. Perubahan itu terjadi sampai ke seluruh tubuh. Sehingga, Sari hanya tinggal tengkorak yang sudah memutih. Khalid langsung pinsan tidak sadarkan diri menyaksikan semua itu.
Sementara itu Nenek Sabai membaca ayat-ayat suci. Keris dtangannya memancarkan sinar kebiruan.
"Terbakarlah kau di neraka, dajjal!" Keris berkiblat dengan sangat cepat. Sosok Iblis Putih Pemasung Jiwa terbelah dua. Jeritan menggelegar dan menggetarkan rumah gadang. Sosok gaib tersebut lenyap. Meninggalkan kesunyian di rumah gadang tersebut. Nenek Sabai oleng. Tenaganya terkuras. Perlahan-lahan dia tersandar di dinding rumah gadang.
"Penantian yang panjang! Anak durhaka! Kau telah membunuh adikmu sendiri! Aku tidak akan memaafkanmu!" Ujar si nenek. Dia meniup, dari mulutnya selarik cahaya biru keluar dari mulutnya. Cahaya biru tersebut menuju setiap pintu. Membentuk sebuah jeruji, mengunci dan memagari pintu rumah gadang secara kasat mata.
"Hebat sekali, menjadikan tubuh anaknya sebagai wadah! Pandeka, dosamu setinggi langit sedalam lautan! Aku menyesal telah melahirkanmu ke dunia ini!" Nenek Sabai berdiri dan dengan terbungkuk-bungkuk mendekati Reki dan Khalid yang tergeletak pinsan. Air mata merembes dari pipinya melihat jerongkong putih tubuhnya Sari.
Dia raih jerongkong tersebut. Dia bawa ke dalam pelukannya.
"Telaga dewa, telaga cinta! Dari sanalah munculnya sang pangeran! Ku kembalikan sang putri tambatan hati! Jaga dan rawatlah dia! Telaga dewa, telaga Nirwana!" Nenek Sabai kembali meniupkan hawa biru dari mulutnya. Membungkus tengkorak putih tersebut. Nenek Sabai memejamkan mata, ketika dia buka matanya, tengkorak tersebut lenyap dari hadapannya.
Sunyi.
Sepi.
Hilang melanda dalam jiwa.
Aq juga pecinta horor uda,,,