BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

PANGERAN KODOK (The Prince Who Turn Into a Frog)

14748495153

Comments

  • belum update ya? 8->
  • “Kamu kenapa Do?” Tanya Ibu padaku saat aku sampai dirumah, aku yakin ibu melihat dengan jelas raut wajahku saat ini yang sedang marah dan sedih

    “Aku nggak apa-apa bu” jawabku dan langsung meninggalkan Ibu

    “Jangan bohong kamu” kata Ibu yang berhasil mencegatku, aku hanya diam saja

    “Ibu yang lahirkan kamu, segala nya yang ada di kamu sudah Ibu pahami lebih dari diri kamu sendiri” aku hanya diam, mataku tak dapat ku bending untuk menangis

    Ibu lalu memelukku erat, “Ibu tahu nak, Ibu tahu semuanya” kata Ibu yang berusaha menenangkanku

    “Aku sakit bu, aku sakit melihat Boni seperti itu” kataku sambil menangis sesunggukan

    “Ini pilihanmu, kamu harus kuat, kamu juga kan yang membawa dia ke Pontianak” kata Ibu lagi, memang aku yang telah cukup memaksa Ayah James dan meyakinkannya jika Boni akan sembuh jika berada di sini, susah payah akhirnya aku mendapatkan izinnya

    “Kamu juga kan yang bilang sama Ibu kalau kamu mampu membuat Boni tertawa lagi, dan Ibu percaya kepada kamu, Ibu yakin kamu bisa” kata Ibu lagi, kata-kata itu membangkitkan asa yang sempat hilang dari ku, ya aku harus yakin, demi Boni, aku harus lebih kuat lagi, aku ingin Boni kembali ceria seperti dulu, aku tak rela dia terpuruk seperti itu

    “Kamu harus kuat Do, kamu jangan menyerah, Ibu percaya kamu pasti bisa” kata Ibu lagi sambil mengelus pundakku

    “Iya bu, Nando janji akan membuat Boni balik seperti dulu, membuat Boni mengingat Nando lagi” jawabku

    “Iya, kamu pasti bisa” jawab Ibu lagi, aku masuk ke dalam kamar dan duduk diam di sana, merenungi apa yang harus aku lakukan, semua bayang tentang Boni menghiasi otakku, dan juga dengan dia, Windra

    Aku tak mengerti mengapa rasa itu bisa muncul, yang aku tahu dalam pikiranku hanya Boni yang ku cintai selama ini, tapi hanya beberapa hari Windra sanggup mencuri hatiku,dengan senyuman manis dan perhatiannya, dengan auranya yang memancar bak pangeran, aku merasa selalu nyaman bersamanya.

    Tapi kenapa selalu harus ada dia? Mengapa harus ada James di kala aku menginginkan seseorang? Apa salahku padanya sehingga orang-orang yang kucintai harus mencintainya? Tapi kali ini aku tak akan membiarkan hal yang sama terjadi untuk kedua kali, aku tak akan sanggup meliat Windra bernasib sama seperti Boni yang akhirnya menderita seperti itu

    “Aku harus menjauhkan mereka, harus!” kataku dalam hati dan langsung bergegas keluar, aku ingin ke rumah Windra, menceritakan semua padanya.

    Dengan hati tak karuan aku datang, aku ingin semua Windra mengetahui semua sebelum terlambat, sebelum cintanya kepada bajingan itu semakin besar, tapi yang ku dapat lagi-lagi adalah kekecewaan. Mereka tak berada di rumah, si sialan itu sedang jalan di hari minggu ini dengan Windra.

    “Ehhhhh abang, kenapa kecini?” Tanya adik Windra, dia memang terlihat lucu, tapi sedikit tak bersahabat denganku,

    “Abang datang cari abang Windra” kataku, sebenarnya aku sudah tahu Windra tak ada, tadi pembantunya yang centil sudah bilang, ehhh datang pula nih anak kecil saat aku sudah ingin pulang

    “Abang gak ada di rumah, jalan-jalan sama abang James, meleka jaat, Dony gak di ajak”protesnya dengan wajah marah nan imut, aku sedikit tertawa melihat geramnya anak kecil ini ketika tak di ajak jalan

    “Ya sudah, kamu main sama abang aja ya” kataku menawarkan diri, toh aku juga nggak ada kerjaan apa-apa, sepertinya anak ini bisa di jadikan sumber informasiku, sedikit tersenyum licik di bibirku menjalankan rencana yang melibatkan anak kecil tak berdosa ini.

    “Holeeeeee” dia langsung meloncat kegirangan

    “Bik ISahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” teriak Dony seperti Guntur memecah Bumi

    “Ehhhh ehhh iya adem. Kok teriak-teriak? Bibik budeg nih” protes pembantunya itu sambil berlari dari dalam

    “Ehhhhh mas cakep masih ada, kirain udah pulang” Bik Isah tersenyum dengan gaya centilnya melihatku masih berdiri di luar

    “Iya Bik, ini Dony minta di temanin main dulu” kataku pada Bik Isah

    “Ahhh yang bener? Modus kali,,,, bilang aja masih mau ketemu saya, iya khaaaannnnn?” amit-amit sama pembantu ini, gaya centilnya persis mirip sharini lengkap dengan sapu membahana badai

    “Hehehehe, Bibik bisa aja” kataku setelah sekian lama terdiam melihatnya semakin centil

    “Mas cakep, mau minum apa? Tanya Bibik

    “Apa aja Bik” jawabku sekenanya untuk menghindari nya segera mungkin, dan ternyata aku salah, gaya centilnya makin jadi

    “Ohhh kalau gitu Bibik buatkan sirup pelangi cinta ya” jawabnya sambil tertawa cekikikan

    “Iya apa aja deh Bik” kataku malas

    “Trus mau cemilan nggak mas?” Tanya dia lagi

    “Astaaga. Terserah BIbik deh” kataku sedikit menaikan nadaku

    “Cup cup cup, jangan emosi loh mas ganteng, nanti malah cakepnya hilang lho” katanya sambil tambah cekikikan, astaga, bagaimana bisa ada pembantu seperti itu, bagaimana bisa mereka tahan melihat gayany

    “Bibikkkkkkkkkkkkkkkkkk” teriak Dony lagi yang dari tadi bengong melihat gaya pembantunya

    “Iya den, ada apa?” baru akhirnya dia menegur majikan kecilnya sedari tadi di cuekin

    “Bibik pelgi” bentak anak itu, memang sedikit terdengar kurang ajar, tapi semua pasti paham kalau yang barusan bentak itu anak kecil, dan lebih paham lagi kalau yang di bentakin itu pembantu paling alay seabad ini

    “Nah Dony mau main apa?” Tanya ku pada Dony

    “Ehhhh apa ya? Dony bingung bang” kata Dony sambil garuk-garuk kepalanya, saking lucunya langsung saja aku gendong dank u putar berkali-kali, dia berteriak kegirangan, sangat senang sepertinya

    “Yeeeee Dony terbanggggg” teriaknya

    “Ehhhh den Dony jadi superman” langsung saja tuh pembantu alay nyeletuk sekilat sambil datang membawa 2 gelas sirup dengan gaya centilnya itu yang gak tahan

    Aku menurunkan Dony, dan melihat ke arah Bik Isah, dia terlihat malu-malu kucing

    “Aduh kok Bibik di lihatin kayak gitu sih? Bibik kan malu” centilnya sambil tersenyum dan mengedipkan matanya

    “Tuh upilnya ketinggalan Bik” kataku datar,, dan dia memegang tepat di wajahnya yang ada upil

    “AHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHh” teriaknya dan langsung berlari ke dalam

    “Hahahahahahahhahaha” aku dan Dony tertawa terbahak-bahak melihat Bik Isah seperti itu

    Kami sampai berguling-guling di lantai melihatnya

    “Nando?” panggil seseorang, aku menoleh kebelakang, kulihat ada Windra dan James berdiri di depan pintu, Windra tersenyum meski Nampak wajahnya sedikit kaget, sedang James dengan wajah pucat memandang padaku, aku tersenyum….
  • akhirnya updte juga bang atwill
  • Semoga makin seru nih...
  • makin seru ceritanya :)
  • “Nando ngapain disini?” Tanya Windra lembut

    Aku hanya tersenyum, James dari tadi tak sedikitpun mengalihkan pandangannya padaku, aku merasa aku bisa membuat dia ketakutan, dan itu tak akan jadi yang terakhir, aka nada lagi yang lebih dari itu, dia akan menjadi lebih takut lagi dan aku akan meyakinkan dia tak akan mendapatkan Windra kali ini

    “Abang Nando main cama Dony bang” jawab Dony

    “Oh ya?” Tanya Windra

    “Iya, abang Nando baik deh, Dony tadi di bikin telbang, Dony jadi Supelmen bang, asikkk” girang Dony, di wajah anak lugu ini, semua terlihat indah, tanpa ada beban dan aku sangat berharap dia akan selalu seperti itu, selalu menjadi anak kecil yang riang tanpa harus merasakan beban berat yang biasa di pikul orang dewasa

    “Lho kok minumannya nggak di minum?” Tanya Windra yang melihat ke minuman yang di buat Bik Isah yang es nya sudah hampie mencair sempurna

    “Ehh iya lupa, terlalu asik main” jawabku dan aku mengambil gelas itu dan meneguknya, mataku terus ku pandang padanya. Dia tersenyum, begitu juag denganku, entah kenapa dalam hatiku aku yakin jika dia juga menyimpan sebuah rasa padaku, aku bisa melihat di matanya, mata lembut dan tulusnya. Aku sungguh telah jatuh kepada pangeran di depanku itu

    Kulihat ke arah James, dia menunjukan raut wajah yang tak dapat ku baca saat ini, seperti ada wajah benci di campur dengan ketakutan, aku sungguh merasa di atas awan saat ini.

    “Abang, udah belum? Dony mau terbang lagi nih” protes si kecil yang melihat aku malah asik duduk dan ngobrol dengan Windra

    “Husss, gak boleh gitu ahhh, sudah kamu masuk aja kedalam” usir Windra

    “Ihhh abang jaat, Kan Dony gak minta abang, Dony minta abang Nando” protesnya

    “Sudah, nggak apa-apa, namanya juga anak kecil” kataku, dan aku langsung menggendong Dony dan bermain lagi dengannya, tawanya membahana memenuhi ruangan, begitu juga dengan Windra, kami silih berganti menggendong anak kecil ini, jujur, rasanya aku sudah lama tak merasa bahagia seperti ini. Dan aku ingin rasa bahagia ini terus ada,

    “Hmmmm” akhirnya James mengeluarkan suara meski hanya berdehem, Windra seperti tersadar dan duduk di bangku, James duduk di sampingnya dan hanya diam, ada atmosfer dingin terasa. Dony juga menjadi diam dengan semua ini, mungkin dia bingung.

    “Ehhhh napa pada diam nih? Pasti lagi bingung ya siapa yang bisa dapat cinta Bibik, ahhh Bibik pun pusingggggg” neyelutuk Bik Isah yang datang dari dalam

    “Aduh Bibik, Geer bener sih, siapa juga yang ngomongin Bibik, apalagi mikir hal itu” protes Windra, aku tertawa mendengarnya, pembantu yang gokil itu bisa juga mencairkan suasana

    “Aduh, den gak usah pura-pura deh, Bibik tahu kok kalau Bibik nih paling sexy” katanya dengan bergaya bak pragawati

    “Bibikkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk”teriak Dony

    “Ehhh iya, iya ada apa Den manis?” Tanya Bik ISah

    “Dony laperrrr” jawabnya langsung menunjukan muka memelas,

    “Hahahahahaha” tawa kami lepas semua, melihat wajah Dony yang imut itu sedang kelaparan, hanya dia saja yang dia, tapi kenapa harus mikirkan, sepertinya dia tak bisa lagi menyingkirkanku dari perang ini, dan aku yakin aku akan jadi pemenangnya.

    “Ayo” Bik Isah menarik tangan Dony ke dapur,

    “Dah dah, Dony maem dulu yaaaa” katanya, dan akhirnya tinggal kami bertiga saja di sini, keadaan kaku kembali terjadi lagi

    “Nando ada keperluan apa?” Tanya Windra yang akhirnya berbicara

    “Nggak ada apa-apa” jawabku berbohong, awalnya aku berniat menceritakan tentang Boni padanya, tetapi aku rasa permainan ini tak akan seru jika semua terkuak dengan terlalu cepat.

    “Hmmm, yakin?” Tanya Windra lagi

    “Iya, aku Cuma mau minjam buku kamu aja, kemarin lupa nyatat” jawabku

    “Ohhh, kirain ada apa? Buku apa Do?” Tanya Windra

    “Sejarah” jawabku

    “Ohh, bentar ya, aku ambilin, kamu ngobrol aja dulu sama James” jawab Windra, aku hanya mengangguk dan tersenyum, dia meninggalkan kami berdua, James hanya diam sedari tadi

    “Gimana kamu senang?”tanyaku

    “Apa maksudmu?” Tanya James dengan wajah pucat

    “Aku bertanya apa kamu senang mendapatkannya?” tanyaku sedang nada sinis

    “Tentu saja, dia hidupku sekarang” jawab James

    “Ohh begitu?” sinisku lagi

    “Aku tak yakin kamu akan berkata seperti itu jika kamu tahu semuanya” kataku lagi dengan tambah sinis, wajahnya bertambah pucat, sumpah aku ingin tertawa terbahak-bahak melihatnya.

    “Apa maksudmu?” Tanya James terbata-bata

    “Aku akan merebutnya darimu” ancamku

    “Tak akan pernah ku biarkan” katanya menanggapi ancamanku

    “Ohh ya, lihat saja apa yang akan terjadi” jawabku

    “Dapat” senyum Windra padaku dan menyerahkan buku Sejarah padaku, aku tersenyum

    “Thanks ya Win, aku pulang dulu” kataku sambil berlalu plus memberi senyum perang pada James

    “Iya, hati-hati ya” jawab Windra

    Dan aku meronggoh kocekku dan mengambil handphone Boni, ku kirim sms pada James

    “Boni masih HIDUP” aku mengirim ke no James. Aku tersenyum, dan aku yakin 100% dia akan pucat pasi di dalam.
  • tetep ngerasa Nando jahat ah... kasian Windra
  • makin seru ceritanya.
    james pilih sapa ya boni atau windra ?????
  • kasian james.. nando jahat.. di satu sisi dia pingin bikin boni ketawa.. tp dia juga pingin windraa.. yauda james bole deh buat aku saja.. :D
  • makin menarik...
  • yaww, lanjuuiiitt
  • udah sebulan -_- update-an nya lama
  • Heee? Nando orang Samarinda? Kenapa aku gak ketemu dengan dia? Aku asli samarinda loh hehe :D *menggila plus menghayal*
  • belum update :'( lamaaaaaa :'(
  • lanjutannya kapan sih @Atwil ??? ngegantung bnget deh.
Sign In or Register to comment.