It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Aaaaaa....aaaaaa...aaa..a.a...a.a...
#Jejeritan
nyambi curhat mengenang masa lalu yang pait ya pak??
@pyolipos mksihhh
@brendy yup
@drajat ??????
@kimo_chie hehe mksihhhh
@adam08 hehe,,, km jg asik
love u too
bdai ad tp gk lngsng, aq jg mo mrk mnikmti hr2 mrk dl
iyaaa, bsok post lg, mudh2an
@taylorheaven thanks yaaaaaaaaaaaaaaa
Indah, hanya itu yang dapat aku rasakan, rasa indah itu bersemat di hati, benar-benar indah, bahagia ini tak ingin lagi ku lepas, aku sudah berpikir dengan matang, aku mencintai Windra, meski tak bisa aku pungkiri, Boni tak akan bisa pernah hilang dari hatiku, dia masih tertidur dengan tenang di hatiku, tapi kini masa ku dengan Windra, ya dengan Windralah aku akan bahagia, aku tak ingin lagi dunia menggangguku, aku tak ingin siapapun menghancurkan rasa bahagia ini, terlebih Nando, aku tak akan biarkan dia tertawa, aku tak akan biarkan dia menghancurkanku. Aku yakin aku bisa, maafkan aku Boni, semoga kau tenang di sana.
Senyum itu dari tadi tersemat dengan indah di bibirnya, bibir yang telah berhasil ku sentuh dengan bibirku, bibir itu kini akan sering menyebut namaku dengan cinta, bibir itu sekarang akan sering memanggilku dengan sayang
Di tempat ini, aku merasa indah, aku merasa aku mendapatkan apa yang telah hilang dariku, segala kepahitan yang selama ini aku rasakan terasa hilang dengan kehadiran Windra di sampingku,
“Aku sayang kamu Win” ucapku dengan senyum tulus, ku pandang wajahnya, ada rona kemerahan dari pipinya, dia tersenyum tersipu sambil mengangguk, ohhh aku benar-benar di buat gila dengan senyumannya
“Aku lebih menyayangimu” jawab Windra, aku tersenyum dan ku genggam tangannya erat seakan tak ingin aku lepaskan
Adakah orang yang lebih bahagia dariku saat ini? Aku rasa tak ada, aku merasa menjadi orang yang paling bahagia.
“Sayang” panggilnya, kali pertama dia memanggilku dengan sebutan itu, aku tersenyum padanya
“Iya sayang” balasku
“Kok dari tadi kamu bengong?” Tanya Windra padaku
“Aku hanya bahagia sayang,, aku bahagia mendapatkanmu, kamu hadiah terindah buatku” jawabku
“Ahhh gombal”
“Ehhh siapa yang gombal, aku jujur kok” protesku
“HEheheh, iya deh percaya, kamu bisa kalah kan Andre taulani loh” candanya
“Ihh nih anak, kan aku udah bilang kalau aku nggak gombal sayang” protesku memonyongkan bibir
“Hehehehehe, iya aku percaya kok sayang” jawabnya tersipu
“Kamu tahu nggak, dari saat kamu pindah ke sini aku sudah jatuh cinta denganmu” lanjutnya yang membuat aku tersipu
“Bener?” tanyaku seakan tak percaya
“Benar, dari awal aku sudah jatuh cinta, aku merasa kamu pangeran kodokku” jawab Windra
“Hah? Pangeran kodok? Nggak ahhhh” protesku
“Loh, mau-mau aku dong, ya udah kalau kamu nggak mau jadi pangeran kodokku aku cari pangeran kodok yang lain” jawabnya
“EHhh awas aja kalau berani” geramku
“Hehehehe, bercanda kok sayang, hanya kamu pengeran kodokku” jawab Windra, aku tersenyum dan ku pegang lebih erat lagi tangannya
“Kamu bahagia sayang?” tanyaku
“Loh, kok kamu Tanya gitu” dia melepaskan tangannya dari tanganku, ekspresinya juga berubah, wah jangan-jangan aku sudah salah bicara
“Maaf sayang, maaf” kataku lagi
“Hahahahahahahaha” dia tertawa terbahak-bahak melihatku, dasar nih anak, aku di kerjain ternyata
“Huh, kamu ini” aku tersenyum
“Ya tentu saja aku bahagia James, sangat bahagia malah” jelasnya dengan mata yang berbinar-binar
“Thanks ya Win, you are my love, I promise you, I will always love you and I hope you too” kataku yang kembali merengkuh tangannya
“I will honey” jawabnya, ingin kembali aku mengecup bibirnya kalau saja tidak ada pengunjung pengganggu lain yang datang, dari tadi hanya kami berdua di tempat ini, tapi kini datang dua muda mudi yang baru datang, sepertinya mereka sedang pacaran juga, hmm jadi terganggu deh
“James, pulang yuk!” ajak Windra, mungkin dia juga merasa tak enak ada orang yang datang sama denganku, jadi kami putuskan meninggalkan pondok gede ini, sebuah kafe yang terletak lumayan jauh sebenarnya dari daerah kami, tapi tempat yang cukup bagus, setelah membayar makanan kami yang harganya lumayan itu kami melanjutkan pulang
“Sayang, bukannya kamu mau beli lidah buaya dulu?” Tanya Windra
“Ohh iya, ok” aku menepikan motorku di samping jalan, disana banyak orang yang menjual lidah buaya, harganya cukup murah, mama paling jago buat aneka minuman dengan lidah buaya, nanti malam mau minta mama buatkan, terus undang Windraku tersayang, asikkkk.
“Belinya banyak banget James?” Tanya Windra
“Iya, kan bisa buat banyak dan bisa di kasih ke calon ibu mertua di depan rumah” godaku, Windra tersenyum malu dan kembali memilih-milih lidah buaya yang besar dan bagus
“Sudah nih, yuk pulang” ajakku, dan segera membayar lidah buaya itu
“Kok senyam senyum gitu James?” Tanya Windra yang melihatku tersenyum
“Nggak kenapa-kenapa kok, Cuma ngebayangin aja kalau kita nikah nanti, malam pertamanya gimana” jawabku asal
“Huh dasar pikiran aneh, cepat jalan!” dia mencubit mesra pinggangku, aku hanya tersipu lalu meneruskan perjalanan, melewati tugu lagi yang terlihat cukup megah, aku sudah mengambil beberapa foto disana, serta melewati jembatan Kapuas yang di terangkan tour guide gantengku
“Abangggggggggggggggggggggggggg”teriak anak kecil saat kami sampai di rumah Windra, dann tak perlu di tebak lagi, semua pasti tau dengan Dony, si kecil nakal nan lucu itu berlari berhambur kepelukan Windra saat kami baru saja tiba
“Iya adikku paling manis, ada apa?” Tanya Windra pada Dony, aku melepaskan helmku dan duduk di kursi yang ada di berandanya, melihat mereka berdua aku tersenyum, aku juga sudah mengangap Dony sebagai adikku
“Kok pulangnya siang cih? Tadi abang bilang sama Dony mau pulang cepet, abang suka boong” protes Dony dengan menekuk wajahnya menimbulkan kesan yang imut banget
“Maafin abang ya Don” kata WIndra yang membelai rambut Dony
“Bukan salah bang Windra, Don. Ini salah bang James yang ngajak abang kamu jalan” potongku, Dony lalu memandang padaku dengan tatapan imutnya
“Ohhh jadi gala-gala abang James?” si kecil bergaya seperti detektif yang mau menginterogasi
“Iya, gara-gara abang” jawabku lagi
“Kalau gitu abang James yang jaat, Dony benci” ketusnya
“Ehhh nggak boleh gitu Don” tegur Windra
“Maafin abang ya, Don, nanti abang kasih kamu lidah buaya deh, nih abang beli banyak” aku menunjukan lidah buaya yang kubeli sama Dony, wajahnya langsung sumringah
“Enak gak abang?” Tanya Dony
“Wah, pasti enak dong, mama abang kalau buat nya pasti enak?” jawabku antusias
“Mau mau mau” jawabnya seperti ipin, dia langsung tersenyum lebar
“Dasar anak wajah makan, kalau udah makan lupa dah semua” protes Windra, aku hanya tersenyum, Dony lalu dengan enaknya sudah duduk di pangkuanku
“Enak ya jadi anak kecil” kata Windra yang lebih terdengar berbisik
“Kamu mau juga?” godaku pada Windra dengan ku tersenyum mesum
“Ihh amit-amit” jawabnya
“Yang benar?” aku mencolek-colek dia, dia tertawa terbahak-bahak
“Ehmm ehmm” suara orang dari dalam, ternyata Bik Isah keluar membawa 2 gelas minuman, dia terlihat kaku kali ini berbeda sekali dengan kemarin yang terlihat centil dan ceria,
“Makasih Bik” sopanku, tapi dia hanya tersenyum kecut, tak ada kata-kata centil lagi dari bibirnya
“Kok tumben pendiam hari ini Bik?” Tanya Windra
“Ehhh nggak den, nggak” jawab Bik Isah terbata-bata
“Wah jangan-jangan di putusin tukang sayur ya?” gida Windra
“Whattttt? Mana mungkin de, Bibik aja nolak cinta nya si maman itu” wah keluar deh gaya centilnya
“Ohhh jadi di putusin satpam komplek ya” goda Windra lagi, aku hanya tersenyum
“Nggak mungkin dong den, bang Joko putusin Bibik, Bibik kan wanita paling cantik di komplek ini, Surti aja gak ada apa-apanya di banding bibik”
“Hahahaha” kami tertawa terbahak-bahak, saat melihatku tertawa Bik Isah kembali bersikap aneh dan langsung masuk kedalam, sepertinya ada yang aneh dengan dia
“Kenapa ya dengan Bik Isah?” tanyaku heran pada Windra
“Mana ku tahu James, mungkin lagi dapet kali” jawab Windra asal, aku Cuma mengangguk
“Win, aku pulang dulu ya” kataku saat aku selesai minum
“Ok, see you and miss you” katanya berbisik
“I love you” kataku berbisik juga, dia mengangguk dan aku mendorong motorku ke rumahku
Ahhhh rasanya cukup lelah hari ini, tapi aku tetap sangat bahagia, memiliki Windra di sampingku kin terasa mimpi yang menjadi kenyataan
“Tingg tonggg” bel di depan berbunyi, wah sepertinya Windra masih kangen padaku, baru aja di tinggal udah kangen dan datang lagi mau, pasti kangen sama aku hehehe
“Tingg tonggg” bel kembali berbunyi
“Iya iya sabar” teriakku dari dalam, aku agak sedikit berlari
“Kangen ya sa..” kata ku sambil membuka pintu dan kataku belum habis aku melihat dia berdiri di depan dengan tatapan benci
“Senang kamu James?” sinis Nando yang telah berdiri tegap di depanku, aku langung kaku tak berkata apa-apa.