It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
so, aq hrap klo ad sran dr tmn2 yg ngerasa bgusny kmna konflikny slhkn kirim pm, jd bs ku prtimbngkn, sapa tau mng ssuai dgn imajinasiku n bs d kmbngkn, thanks a lot guys, trutma buat yg sring komnt, klo buat silent reader, slhkn koment jg
Saya sukaaa.....
Tp windra makan mulu, ntar gemuk loh :-D , gpp deh gemuk jg sexi kok..... :-*
Semangat berkarya bang @Atwil
mkasih udh bca y
gemuk bin chubby kyak penulisnyaaa...
enk aj, aq udh ikut ocd 2mnggu, sixpack aj dah mulai nmpk
mention gue ea
James tersenyum padaku dan menghapus air matanya, “Aku bahagia Win, bahagia sekali” jawab James
“Aku juga James, I love you” kataku, akhirnya kata itu terucap dari bibirku
“I love you so much” Jawab James dengan senyum yang berkembang di wajahnya
“Bagaimana dengan Nando?” tanyaku, tiba-tiba aku merasa hal takut, aku takut akan terjadi hal buruk
“Biarkan saja dia” jawab James dingin
“Tapi dia kan? Mantanmu!” jawabku
“Hahahahahahahaha” tawa James seketika
“Kenapa kamu tertawa?” tanyaku heran
“Pacaran dengan manusia itu? Nggak mungkin!” jawab James
“Hah?” aku kaget, ternyata aku salah mengira mereka adalah sepasang kekasih
“Dia datang untuk membalasku” Jawab James, kali ini wajahnya kembali murung, luka itu kembali ku lihat dari wajahnya yang ganteng itu
“Masalah apa?” tanyaku hati-hati, aku yakin pasti masalah yang cukup berat
“Bisa kita tidak membicarakan Nando dulu Win? Aku ingin hari ini menjadi hari bahagia untukmu dan aku, nanti akan aku ceritakan saat aku sudah siap” kata James dengan wajah yang serius, aku hanya menangguk, aku merasa tak punya hak untuk menguak masa lalu dia, aku yakin masa itu pasti cukup sulit, semua bisa di lihat dari wajahnya
“Mari kita rayakan hari jadian kita” Kata James yang lalu menarik tanganku dengan wajah ceria, ya Tuhan, aku mohon jangan renggut kebahagiaan yang aku rasakan kali ini, aku ingin bisa terus merasa seperti ini, aku berharap ini semua bukan hanya sekedar mimpi belaka
Aku yang di tariknya hanya tersenyum dari belakang, aku terus mengikutinya, aku juga tak peduli dengan beberapa pasang mata yang menatap aneh kepada kami, aku seperti merasa dunia ini milik kami berdua, yang lain hanya numpang tinggal saja
“Kali ini aku yang bawa” kata James yang langsung meminta kunciku, dengan tersenyum aku memberikan kunci ke tangannya, dan dalam sekejab kami sudah berada di atas motor, dan tanpa malu-malu aku melingkarkan tanganku di perutnya, aku menggenggam erat dia, memeluknya dengan sepenuh hati, aku sandarkan kepalaku di bahunya, merasakan aroma tubuhnya yang membuat aku serasa melayang, ohhh James, pangeran kodokku.
“Kita mau kemana James?” tanyaku pada James saat aku melihat dia melajukan motor bukan melewati jalur pulang ke rumah
“Aku juga nggak tahu Win, aku hanya ingin berdua lebih lama dengan kamu” Jawab James, senyumku kini sumringah, aku juga merasa hal yang sama, aku tak ingin cepat pulang kerumah, aku masih ingin bersama James lebih lama, laju motor cukup pelan, seirama dengan angin yang menghembus, cuaca hari ini juga tak begitu panas, Pontianak yang biasa panas membara, hari ini sangat mendukung kami, dengan awan yang menutup sang surya, mendung, ya aku tak peduli kalau akan hujan, asal terus bersama dengan James.
“Kamu tahu tempat yang bagus untuk kita Win?” Tanya James padaku, dia masih baru di Pontianak, jadi dia tak begitu tahu seluk beluk kota Pontianak
“Pondok Gede” jawabku antusias
“Pondok Gede?” Tanya James heran
“Iya, kayak kafe lesehan gitu, enak tempatnya, di jalan 28 Oktober” jawabku
“Oke deh, ikut kamu aja, habis ini lewat mana?” Tanya James
“Masuk aja ke jembatan Kapuas, terus masuk ke daerah Siantan” Jawabku, James mengikuti instruksiku, dia tetap membawa pelan motornya
“Tinggi juga ya jembatan ini, sungai di bawah sungai Kapuas kan Win?” Tanya James
“Iya James, sungai terpanjang di Indonesia
“Yeeee, tahu kali, nggak perlu di jelaskan” tawa James, aku lalu mencubit pelan pinggangnya
“Hehehehe, nggak berasa cubitanmu sayang” aku tersenyum tersipu di panggil sayang
“Panggil apa tadi?” tanyaku pura-pura nggak dengar
“Sayang” Jawabnya lagi
“Lagi” Pintaku
“Sayang” dia lagi-lagi tersenyum, pelukanku lebih erat di perutnya, James lalu meneruskan perjalanan dengan santai
“Wah itu tugu ya?” Tanya James antusias, rute yang kami lewati memang melewati tugu khatulistiwa
“Iya James, Tugu Khatulistiwa, Tugu penting di Pontianak, kalau udah pas titik kulminasi hilang lho bayangan kita kalau berdiri disana” Jawabku antusias
“Udah tahu kok sayang, kamu ini ternyata bisa jadi tour guide ya hahahahah” Tawa James, aku juga ikut tertawa
“Masuk kesana yuk!” ajak James
“Hmmm Boleh” Jawabku
Kami berdua masuk ke dalam, tak begitu ramai hari ini, hanya terlihat sedikit pengunjung dan beberapa bule yang sibuk mengambil foto, Tugu memang biasa ramai jika sudah tepat pada titik kulminasi, jika hari biasa tidak begitu ramai
“Lho ini apa Win?” Tanya James saat melihat Tugu yang kecil
“Ini tugu yang asli James, tepat di titik 0, kalau yang besar itu hanya agar orang gampang melihat aja dari luar” Jelasku, ternyata benar aku cocok menjadi tour guide
“Ohhh, yuk kesana!” ajak James yang menarik tanganku, kami berjalan ke pinggir sungai Kapuas, melihat kapal-kapal yang berlalu lalang, dia tersenyum terus memandangnya
“Kenapa kamu tersenyum?” tanyaku
“Aku bahagia Win, bahagia sekali, sudah lama aku tak merasa bahagia ini” Jawab James, aku merasa ada air yang mengalir dari mataku, entah kenapa aku menangis, tapi aku sangat teramat bahagia
“Ehhh kok kamu nangis Win?” Tanya James
“Aku bahagia James, bahagia banget” jawabku, James tersenyum dan menggenggam tanganku, kami berdua memandang lurus ke depan dengan kebahagiaan yang terpancar dari wajah kami
“Yuk lanjut Win” aku mengikuti saja pangeranku ini, kali ini kami masuk ke jalan 28 oktober, melanjutkan perjalanan kami ke Pondok Gede
“Wah banyak banget lidah buayanya Win” James terdengar antusias
“Iya, disini memang daerah yang paling terkenal dengan Aloe Vera James, bentar lagi kita lewat pusat pengembangannya”
“Wahhh keren ya, nanti aku mau beli buat mama, mamaku paling hebat loh ngolah lidah buaya” Jawab James sambil membanggakan Mamanya
“Ibuku juga hebat, jangankan aloe vera, lidah buaya yang asli aja bisa di olah” Jawabku asal
“Hahhahahaha” tawa James meledak, aku juga ikut tertawa
“Nih kita udah sampai” lalu James menepikan motor dan kami turun, ada banyak sekali pondok disini, kami memilih yang sepi dan duduk di lesehan, makanan dan minuman disini cukup mahal, tapi memang sepadan dengan tempatnya yang asik, kami duduk saling berhadapan, James memandangku lama
“Kenapa James?” tanyaku aneh
“Nggak, aku hanya ingin melihatmu lebih lama” Jawab James, aku tersipu malu karenanya dan hanya tersenyum
“Makasih ya Win” katanya
“Kenapa?” tanyaku
“Makasih sudah hadir di hidupku dan membuatku hidup kembali” Jawab James, aku hanya mengangguk saja dan tak lama jagung bakar dan es lidah buaya yang kami pesan datang, saat selesai makan dia bermain dengan tissue dan membentuk symbol hati dengan tissue itu, aku melanjutkan dengan menulis I dan U, dengan mengapitkan huruf itu di antara symbol hati
James tersenyum, aku mengambil foto dari karya sederhana kami dan segera menguploadnya di facebookku
“I love you Windra”
“I love you too James”
Kami saling berpandangan, dan dia kembali menciumku setelah memastikan tak ada yang melihat, hanya ciuman sekilas, tapi rasanya seperti getaran listrik 1000volt menyambar di dadaku, aku tersenyum memandangnya begitu juga dengan James.
Benar kata pepatah, saat cinta di hati, apapun terasa indah, sungguh indah. Terima kasih Tuhan sudah mengirimkan Pangeran Kodokku yang kudamba selama ini