BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

The Night, and The Day - END - page 111

18081838586117

Comments

  • @totalfreak freaky honey, si @masdabudd ngelapor klo aku lirik2 si kenny. gak papa kan hon klo cuman si kenny. lagian khan cowok kan memang gitu, gatel klo ada yang bening lewat. tapi yang pasti, hatiku tahu kok kemana harus kembali dan kuletakkan #dharu profil mode on
    oya, apdetannya sampai part 22 makasih ya... suka skali. jadi makin sayang ma honey...

    @silverrain noh, freaky honeyku saja ngapdet banyak, kok rain masih bungkam sih
    #pasang kompor nyala besar, kipas... kipas
  • @silverrain laaagggggiiiiiii.
  • Up up up yg ini . <(˘̯˘")>
  • Up up up ( ˘̶̀• ̯•˘̶́)
  • brendyyy......
    brendy bengek.. :(
    ni aku puyeng.. :(
    #cenatcenut
  • Alvin's View

    Setitik demi setitik, hujan deras mulai mengguyur tubuhku saat kami berjalan semakin dekat dengan North Wall.
    "Hujan...?"
    Anabelle menengadahkan tangannya sambil menatap bingung ke arah langit.
    Semua orang tampak sama bingungnya, mereka mengelap tubuh mereka, dan menatap seakan tak percaya pada apa yang sedang terjadi.
    "Hujan? Di game ini? Baru kali ini aku merasakan hujan disini."
    Aku hanya berdiam, memaklumi apa yang daritadi mereka kuatirkan.
    Memang di game ini tidak pernah di ciptakan adanya pergantian cuaca, sehingga kami hanya bisa menikmati cuaca cerah dimanapun, kecuali jika ada event tertentu, atau berada di daerah tertentu yang memang di ciptakan untuk selalu dalam keadaan hujan.
    Aku berdehem, mengingatkan mereka untuk terus melangkah.
    Aku memahami keraguan mereka, tapi hujan ini justru adalah penanda yang mengingatkan kami untuk segera menuju North Wall.
    Ya, Hujan ini bukan hujan alami, dan hanya satu orang yang bisa menciptakan hujan selebat ini.
    Bishop Wyatt.
    Hujan ini adalah pertanda Water Rune sedang berubah dari fase pembantu menjadi fase penyerang, fase yang sangat jarang digunakan Wyatt karena menurutnya keahlian bertarungnya sudah cukup tanpa dibantu Rune.
    Dan alasan kenapa dia menggunakan Runenya, jelas.
    Karena dia terpojok.
    "Percepat pasukan, MAJU!"
    Kami semakin tergesa berjalan menapaki tanah berumput di dataran Saqqara.
    Titik titik hujan di sekitarku mendadak mengeras, menjadi butiran butiran es padat.
    Wyatt?
    "Keith! Pasang mantra perlindunganmu yang terbaik! CEPAT!"
    Aku berteriak pada Keith, yang segera dengan terburu buru mengangkat tangan kirinya.
    "Shield Rune! Conjure the shell that will stand against anything! Omni Shield!"
    Kututup mataku saat sebuah cahaya hijau menyilaukan muncul.
    dengan perlahan aku kembali membuka dan memicingkan mataku.
    Ribuan cahaya putih berjatuhan bagaikan salju, membentuk perisai perlindungan di atas kami.
    Semua orang menatap dalam diam, saat butiran hujan yang tadinya menghujam kami berubah menjadi titik es setajam jarum dan menghujam perlindungan kami dengan keras.
    "Wah, jelas ini bukan hujan biasa!"
    Anabelle menatap kagum saat beberapa dari naga yang terlihat mulai berjatuhan dan menghantam tanah.
    GROAARR!!!
    Sesosok naga biru dari air tampak menguak dari balik dinding, dia menatap marah ke arah seberang dari mata merahnya yang menembus tubuh transparannya.
    "WATER! CORRUPT THE PURITY, GATHER THE FURIOUS EMOTION AND FLOOD OVER THE LAND! MAJOR FLOOD!"
    Naga itu membacakan incantation Water Rune seakan melolong, suaranya terdengar begitu memekakkan telinga.
    Sebuah ombak raksasa, entah dari mana, muncul, dengan deruan kencang, menghantam daerah di depan kami.
    "Astaga, ada naga raksasa!"
    Anabelle berseru girang sambil menatap dengan takjub, seakan tidak merasa takut sama sekali dengan yang sedang terjadi.
    "WATER THAT POUR OVER THE EARTH, CHILL YOURSELF IN MERCILESS EMOTION, DESTROY ALL THE LIFE YOU HAVE BROUGHT! RAIN OF RAZOR!"
    Lagi lagi, ratusan butiran hujan kembali berubah menjadi butiran es, dan menghujami perlindungan kami dengan suara berkeletak nyaring.
    "Masuk ke North Wall, aku akan naik dan berbicara dengan Wyatt..."
    "LAND OF WING! SUMMON THE DRAGON UNDER MY SERVICE!"
    Baru saja aku memberikan perintah pada pasukanku, mendadak sebuah portal kemerahan terbuka, dan ribuan ekor naga kembali muncul, menyerang secara membabi buta pada pasukan yang sedang bertempur di bagian atas North Wall. Sesekali aku melihat mereka terlempar karena Wyatt yang berubah menjadi naga raksasa menghempaskan mereka dengan ekornya.
    "Gate Rune! Open the gate to the Land Of Wings! Return all of this creature to where it was!"
    Teriakan lantang Leknaat terdengar entah darimana, saat mendadak sebuah bola putih raksasa muncul dan mengeluarkan cahaya terang, menyedot ratusan naga yang mendekat ke arah mereka.
    "Sebaiknya aku membantu Leknaat!"
    Windy segera menghilang dari sisiku, tak lama kemudian aku mendengarnya meneriakan mantra yang sama, dan sebuah bola berpijar lain, berukuran lebih besar muncul di langit.
    "Maju! Keith, pimpin pasukan bergabung dengan mereka! Pasukan North Wall sudah kacau! Aku akan menarik perhatian mereka dari atas..."
    "Baiklah, hati hati, Lord Rex!"
    Keith segera mengangkat pedang dan perisainya, kemudian memimpin pasukanku menerobos ke seberang North Wall.
    Aku masuk ke dalam benteng, menaiki tangga putar untuk mencapai bagian atas dari North Wall.
    "AKU DISINI!"
    Kuangkat tanganku, membuka sarung tanganku.
    Lambang Life and Death Rune segera berkilat di udara, menarik perhatian pasukanku.
    =Heh, bocah, lagi lagi perlu kekuatanku...?=
    Suara rune itu berngiang di telingaku.
    =Kau tidak berniat kabur? Kau pasti mati disini... Hehehe=
    Tawanya lagi dengan riang, tampak sangat senang.
    "Diamlah, aku tidak akan mati disini! Pinjamkan aku kekuatanmu, lebih lagi...!"
    Aku bergumam pada diriku sendiri, berusaha berbicara dengan rune yang bercokol di pikiranku.
    =Ingin lebih lagi? Kau memang serakah! Mari, kulihat, bagaimana kau bisa memuaskanku lebih lagi! Atau mungkin kau mati disini? Heheheheh...=
    Aku merasakan berbagai informasi memasuki kepalaku saat suara rune itu menghilang.
    Kukedipkan mataku, kemudian kembali aku memusatkan perhatianku pada naga raksasa yang sedang menyemburkan ribuan es, membekukan semua yang ada di hadapannya.
    "WYATT! KEMBALI KE BENTUK MANUSIAMU! AKU PERLU RUNE MU!"
    "WYATT!"
    Naga itu akhirnya mendengar suaraku di tengah gemuruh hujan yang menutup pandangan kami.
    Dia menatapku dari kedua mata dinginnya.
    "BAIK!"
    Dia bergumam samar, tak lama kemudian sosok naga itu menghambur, menghujani semua yang ada di bawahnya dengan ribuan gallon air.
    Kuhela nafasku lega, segera aku melompat turun ke arah pasukanku.
    "Jadi bagaimana aku bisa membantumu, sayang...?"
    Wyatt muncul dari belakangku, dengan seragam bishopnya yang tampak basah kuyup. Hujan lebat pun mereda seiring dengan lenyapnya naga raksasa itu.
    "Keith, Wyatt! Keluarkan semua mantra perlindungan yang kalian bisa lakukan! Begitu juga dengan semua bishop! DAN KALIAN SEMUA! SEMUA ORANG YANG BISA MENGGUNAKAN SKILL PERLINDUNGAN BAIK UNTUK PRIBADI MAUPUN KELOMPOK, GUNAKAN SEKARANG! AKU BERI WAKTU LIMA MENIT!"
    Wyatt dan Keith menatapku dengan heran, tapi akhirnya mereka melakukan semuanya sesuai dengan perintahku, sementara aku membantu barisan depan untuk menghadapi berbagai pasukan yang menerjang ke arah kami.
    "REX! SELESAI! Sudah semua mantraku kuberikan, apa yang mau kau lakukan?"
    Tanya Wyatt dengan bingung, semua orang tampak masih sibuk melafalkan berbagai mantra perlindungan. Ribuan kilatan cahaya menerangi malam, berbagai sihir perlindungan bertemu dengan kilatan serangan dari penyihir musuh, menerangi kegelapan dengan beragam sinar.
    "Wyatt, sekarang keluarkan mantra penyembuhan yang ROT! (Replenish over Time)!"
    Aku memberikan perintahku, yang disambut dengan delikkan heran darinya.
    Dia akhirnya hanya menaikkan bahunya, dan membuka kedua tangannya.
    "Water, Simbol of true Purity, cover us in your kind blessing! Kindness Rain!"
    "Shield Rune, Conjure the light that will wake all the people! Great Blessing!"
    Hujan kebiruan, bersama dengan bola bola cahaya kehijauan turun, melingkupi kami dalam cahaya.
    "PASUKANKU, MAAF! AKU PINJAM KEKUATAN KALIAN!"
    Aku berteriak ke arah pasukanku, yang menatapku dengan heran.
    "Sekarang, berikan aku kekuatanmu..."
    Bisikku pada kepalaku, samar aku mendengar sayupan suara rune itu kembali berbicara padaku.
    =Pintar sekali, kau menggunakan kekuatan temanmu untuk mengurangi korban? HAHAHAHA!"
    Aku menutup mataku, kembali berfokus pada kumpulan pasukan yang bertempur di hadapanku.
    "True darkness that hide inside humans, come, take all of my comrades in your hand! Soul Sealer!"
    Sebuah bayangan hitam kelam memanggul sabit muncul di atasku, ia mengacungkan tangannya ke arah pasukanku, dan mendadak ratusan cahaya berwana ungu kehitaman muncul dari pasukanku, beberapa orang segera jatuh lemas saat cahaya keunguan itu tertarik dari tubuh mereka.
    "REX! KAU MAU MEMBUNUH KAMI?! TIGA PEREMPAT NYAWAKU TERTARIK KELUAR!"
    Umpat Anabelle dengan marah, ia tampak bernafas dengan berat.
    "Wyatt, sembuhkan mereka!"
    Aku berbisik pada Wyatt yang dengan sigap segera mengeluarkan mantra penyembuhannya.
    "Aku sudah memperhitungkan semuanya! Bila tadi aku tidak meminta mantra perlindungan untuk kalian, sekarang semua orang pasti sudah mati!"
    Jawabku santai, sambil melirik ke atasku.
    Bayangan besar berwajah tengkorak itu mengambil sebuah jam pasir, dan menaruh seluruh nyawa yang diambilnya dalam jam pasir itu, sebelum ia kembali menghunus sabit raksasanya.
    Aku mengangkat sabitku, serupa dengan apa yang dilakukannya.
    "MAJU!"
    Aku mengayunkan sabitku dengan liar, bersamaan dengan iblis di atasku yang mengayunkan sabitnya, memenggal ribuan tubuh yang ada didepannya.
    Dari tubuh tubuh yang terpenggal, bayangan di atasku segera menarik cahaya cahaya lain dari mereka, dan menelannya.
    Aku mulai merasa mual dengan kekuatanku sendiri. Entah mengapa rasanya sedaritadi aku dikuasai keinginan membunuh yang luarbiasa besar.
    =mulai kesulitan mengendalikanku? Jangan sampai aku yang mengendalikanmu, bocah!=
    Suaranya kembali muncul di kepalaku, yang justru mengingatkanku untuk terus mengendalikan diriku.
    Kuhunjukkan telunjukku ke arah musuh, monster itu segera memuntahkan ratusan jiwa jiwa kecil yang menyeret musuh di hadapanku, beberapa bahkan menarik keluar jiwa dari tubuh mereka, dan membawanya ke mulut tengkorak raksasa yang duduk melayang sambil membawa sabit di atasku, tampak menikmati menelan ratusan nyawa manusia yang dibantainya.
    "BANTU REX! MAJU!"
    Pasukan di belakangku akhirnya kembali ke keadaan semula.
    Mereka berderap maju, menebas dan membentuk benteng di depanku, membuat benteng kecil di tengah kerumunan musuh yang tak terhitung, sementara aku terus mengayunkan sabitku, membuat monster di atas kepalaku semakin menyeringai puas.
    Mental pasukanku kembali meningkat, walaupun aku tahu jelas, sekuat apapun Rune ku, cepat atau lambat kami pasti akan terbantai disini. Entah apa yang akan menyelamatkan kami, yang jelas itu pasti adalah suatu keajaiban bagiku.
    Dentingan besi yang saling berpaut terdengar keras di garis belakang kami, sedangkan langit dipenuhi oleh perang berbagai mantra yang dilakukan oleh penyihir dari kedua pihak.
    "LAND OF WING! SUMMON THE DRAGON UNDER MY SERVICE!"
    Sebuah suara berseru dengan lantang dari atas kami.
    Aku menengadah ke atas, seorang lelaki menunggangi naga, ia mengangkat tangannya, bersamaan dengan itu, sebuah gerbang segera muncul dan memuntahkan ribuan naga ke langit.
    "Dragon Rider? Mereka menyerang dari langit!"
    Teriakan Wyatt menyadarkan kami pada apa yang sedang terjadi di atas, ratusan naga, bagai membentuk langit baru yang berputar dan meraung di atas langit.
    "AWAS!"
    Ribuan naga itu mendadak menukik ke tanah, terbang rendah di atas kami dan menyemburkan sinar yang menyapu dataran di bawahnya.
    Lolongan dan teriakan korban menyatu membentuk suara yang mengerikan, samar aku bisa melihat tubuh tubuh manusia lenyap menjadi abu saat naga itu menyemburnya dengan kilatan cahaya.
    Dengan sigap aku mengangkat sabitku.
    Gerakanku segera diikuti oleh makhluk di atasku.
    Ia mengangkat sabitnya, menghunus ke arah langit.
    Kusabetkan sabitku dengan sebuah gerakan memutar, tak lama kemudian ratusan naga berjatuhan dengan tubuh terpotong.
    Sesuai dugaanku, aku bisa menyerang mereka dengan Rune ku, tapi, jumlah mereka terlalu banyak!
    "Kami akan mengatasi para naga, serahkan mereka pada kami. Oh, ya, jangan lupa, Yuber masih belum memunculkan dirinya!"
    Ujar Leknaat, seraya menaikkan kedua tangannya. Windy berdiri di hadapannya.
    "Gate Rune, Open the gate in the sky high. Return all the trespassers to their origin! OPEN GATE!"
    Langit malam terkuak, menampilkan lidah lidah cahaya kemerahan, menguak dan menghisap naga yang beterbangan di langit.
    "Terlalu banyak! Joshua terus melakukan summon! Kita harus menyerang Joshua!"
    Leknaat menatap dengan panik dari kedua matanya yang tertutup, seakan berusaha mengenali sosok naga yang ditunggangi Joshua diantara ribuan naga yang datang.
    "Kami akan membantu...!"
    Para manusia bersayap kelelawar yang aku tahu dipanggil sebagai Winger segera melebarkan sayap mereka, dan terbang ke langit, maju menyerang pasukan naga tersebut.
    "Mereka tidak mungkin menang melawan naga!"
    Dalam hati aku membenarkan perkataan Windy. Naga yang sekarang beterbangan di atas kami aku yakin sama kuatnya dengan seekor boss monster yang ada di game ini, dan mereka, sepasukan karakter biasa maju menghadapi ribuann bos monster? Konyol!
    "Cyrdan, bisa kalian bantu para Winger?"
    Akhirnya aku teringat pada salah satu monster yang ada di sampingku.
    Ia mengangguk paham, sejurus dengan pasukannya yang segera mengubah arah serangan mereka.
    Cyrdan mengangkat tangannya, menatap ke arah langit.
    "Change Rune! Meteor Shower!"
    "Change Rune! Thunder Storm!"
    "Change Rune! Locust Swarm!"
    Aku tertegun mendengarnya dengan enteng merapalkan tiga serangan True Rune dengan santai.
    Raungan naga terdengar keras, tepat saat langit memerah, dan ratusan meteor, bersamaan dengan ribuan petir berjatuhan, menyambar tubuh tubuh besar di atas kami.
    naga itu berjatuhan, saat ini belasan ribu bangkai sudah memenuhi area pertarungan, baik dari monster, manusia, bercampur, membuat genangan darah di seluruh tanah tandus Valerie.
    "Kukira sudah cukup banyak..."
    Sebuah suara dari kejauhan tertangkap oleh telingaku.
    Aku memicingkan mataku, mencari asal suara itu.
    Aku tidak melihat siapapun, tapi suaranya terdengar begitu dekat, seakan ia berdiri di sampingku.
    Sejenak pandanganku tertumpu pada seorang lelaki yang berdiri cukup jauh dariku.
    Seorang Knight tampak tertancap di pedangnya, ia mengangkat pedangnya yang tertancap tubuh Knight itu dengan sebelah tangan, seakan tubuh orang itu adalah sebuah kertas.
    Seorang lelaki berpakaian hitam, dengan celana panjang dan baju kemeja hitam melirik ke arahku dari topi bulatnya.
    Ia megayunkan pedang tipisnya dengan cepat, memotong motong tubuh lawan di hadapannya dengan santai.
    Seringai licik terlihat jelas dari balik topi hitamnya.
    Ia menyibakkan rambut emasnya yang dikuncir, dan menyeringai tepat ke arahku.
    "Salam Kenal! Dan selamat tinggal!"
    Ujarnya sambil menaruh topinya di dada, seraya membungkuk, kemudian kembali menatapku.
    "I Bearer of Hachifusa, Summoned the Creature of the Darkness, I give the darkness flesh, come and serve me! Rei!"
    Bangkai dan tubuh yang tadinya terserak di tanah mendadak bergetar hebat, Kegelapan malam berubah menjadi semakin pekat.
    Tulang tulang mencuat dari tubuh tubuh mati, dan bergabung, seakan direkatkan oleh kegelapan, membentuk monster yang mengerikan. Monster itu menatap dengan lapar dari ratusan mata manusia yang ada di tubuhnya.
    Sementara itu, naga naga yang telah mati kembali berdiri, tapi hanya tulangnya.
    Tulang tulang tercabut dari tubuh naga itu dan menyusun kembali, membentuk seekor naga dari tulang belulang.
    "A..Apa apaan...."
    Wyatt melangkah mundur, ia menatap dengan ngeri ke arah monster monster yang terus bermunculan seiring semakin banyak pasukan yang terbunuh.
    "I..Ini Monster!"
    Anabelle ikut mundur bersama dengan Wyatt.
    Pasukan kami pun segera bergerak mundur, raut ketakutan tergambar jelas di wajah mereka.
    Hachifusa Rune? Aku belum pernah melihat ini sebelumnya.
    Dan pemiliknya?
    Siapa dia?
    Kenapa kekuatan sebesar ini bisa muncul disini?
    "Dark Knights?!"
    Windy menatap tak percaya pada sosok di hadapannya.
    "Dark Knights?"
    "Ya, Aku sendiri bahkan tidak bisa melacak keberadaan mereka, mereka seperti Virus di dunia Suikoworld, dan sayangnya, Hachifusa Rune, satu dari 27 true Rune melekat pada mereka. Aku tidak tahu ada berapa Dark Knights, karena seharusnya mereka memang tidak ada. Aku sudah mengatur para Sindarin untuk menghabisi mereka, mungkin ini adalah alasan kenapa Sindarin bergabung denganmu?"
    Ujar Windy sambil melirik ke arahku.
    Aku menaikkan bahuku, memberikan jawaban "tidak tahu" padanya.
    "Kalau begini terus kita akan terpojok! Windy, bantu aku, kita kembalikan monster ini ke dunianya!"
    Leknaat mengatupkan jempol dan jari tengahnya.
    "Gate Rune, Open the Gate to the World of Emptyness! Return all of this creature to where it was!"
    Sebuah gerbang terbuka, tepat di belakang monster itu, tapi tak terjadi apapun. Bahkan seekor pun tak ada yang menghilang.
    "Apa? Apa Salah mantra?"
    Windy mencoba mengatupkan tangannya.
    "Gate Rune, Open the Gate to the World of The Dead! Return all of this creature to where it was!"
    Gerbang lain terbuka, tapi tidak ada hal apapun yang tejadi.
    "Ada apa ini?! Aku tidak bisa mengembalikan mereka!"
    "Heheheheh..."
    Yuber terkekeh saat melihat Leknaat dan Windy.
    "Percuma, kalian tidak akan bisa mengembalikan mereka, karena mereka memang tidak ada tempat untuk kembali. Bukan berasal dari dunia lain, tapi mereka adalah makhluk dunia ini!"
    Tawanya semakin lepas kendali, bersamaan dengan majunya pasukan mereka ke arah kami.
    "Mundur! Semuanya mundur! Masuk ke dalam benteng!"
    Keith dengan panik memberikan aba aba pada pasukan kami.
    Pasukanku yang sudah kebingungan segera hancur lebur, tak lagi terkontrol, berlomba masuk ke dalam benteng.
    "Kalian mau lari? Hanya akan memperpanjang sedikit waktu kalian, malam ini kalian semua mati disini!"
    Yuber kembali tertawa lepas, ia melesat maju, menebas semua orang yang berhasil dikejarnya menjadi serpihan, dan segera mengubahnya menjadi monster.
    "Ini lebih mengerikan daripada Sierra!"
    Wyatt berteriak girang sambil berlari bersamaku
    Apa orang ini tidak tahu kapan waktunya serius?
    Aku menghela nafasku.
    "Tutup Gerbangnya! Kita bertahan di dalam!"
    Sebuah sekat kayu raksasa segera diletakkan di depan pintu kayu, agar pintu itu tidak bisa dibuka.
    Langit sekarang penuh dengan teriakan, aku bisa melihat sosok para winger yang berjatuhan dari langit.
    "Mereka kalah...."
    Kegetiran tampak jelas di wajah Leknaat saat ia ikut menyaksikan bagaimana satu persatu tubuh mereka jatuh ke tanah.
    "Tidak apa, mereka bertarung sesuai keinginan mereka, dan mereka gugur sebagaimana seorang prajurit harus gugur..."
    Ujar Anabelle sambil menatap jauh ke arah langit.
    Kesedihan yang tertutupi menghiasi wajahnya, dengan tabah ia menatap bagaimana pasukannya gugur satu persatu.
    "Kau tidak memanggil mereka kembali?"
    Anabelle mengangkat bahunya.
    "Mereka menolak..."
    Dia kemudian mengambil sebatang rokok dari celananya, dan menyalakannya.
    "Kehormatan bagi mereka, clan yang selalu diremehkan..."
    Ujarnya sambil menghembuskan asap dari dalam mulutnya.
    Aku menutup mataku, memandangi pasukanku, mereka mengambil panah dan senjata jarak jauh, menembaki pasukan musuh yang sudah bercampur dengan monster di bawah sana.
    Sesekali isakan terdengar dari sosok monster itu.
    Manusia?
    Masih hidup?
    Aku mengangkat sabitku, menengadah ke atas, sosok tengkorak di atasku memandang balas ke arahku.
    Ya, setidaknya aku bisa mengurangi jumlah mereka!
    Aku menengadah, membuka kedua lenganku di atas kepalaku.
    Sosok hitam itu menjerit, dan berubah menjadi kumpulan bayangan hitam.
    "Soul of the vengefull Victim, obey me, glide forward, and take all of their soul with you as I release your restrain! Scowled Soul!"
    Bayangan hitam itu berubah menjadi putih, dan segera melesat maju, menerjang tubuh tubuh pasukan musuh, menarik keluar jiwa dari tubuh mereka.
    Jiwa jiwa itu melolong marah, saat mereka perlahan melayang ke cahaya putih yang terbuka di atas langit malam.
    Aku hanya memandang kosong ke arah bayangan putih itu.
    Hanya separuh dari mereka yang bisa kusingkirkan.
    Dengan berat kuhela nafasku.
    Putus asa, tidak tahu apa yang bisa kulakukan lagi.
    "Astaga...."
    Dengan jengah aku melirik ke arah Anabelle.
    Dia tampak terpana, rokok yang dihisapnya terjatuh dari mulutnya.
    Apa yang membuatnya begitu terkejut?
    Aku membalik tubuhku, menatap ke arah Valerie dari jendela batu North Wall.
    Sebuah barisan dari kejauhan, membawa bendera berwarna biru, diterangi cahaya obor.
    Bendera biru dengan sebuah lambang lingkaran berwarna biru bergerak mendekat.
    Aku sangat mengenali lambang itu.
    Ya, lambang para elite Harmonia.
    Wyatt menatap ngeri ke arah mereka.
    "Harmonian Temple Guards? Lord Marty?!"
    Tidak cukup keterkejutanku, kata kata Wyatt kembali dipertegas dengan munculnya lambang Circle Rune di kejauhan, bersinar kebiruan.
    "Astaga! Habislah kita...."
    Anabelle akhirnya mampu menggerakkan mulutnya kembali. Ia masih menatap dengan ngeri.
    Kali ini ketakutan akhirnya berhasil menguasai dirinya.
    Sayup sayup, aku mendengar sebuah mantra Circle Rune dirapalkan.
    Sosok Lord Marty menunjuk ke arah kami, dia membacakan incantation Circle Rune dengan lantang.
    "The True Order that never been defied, Restrain all of the proditor, and reduce their prowess to nothing! Omnipotent Praegustatum!"
  • sesak bacanya... peperangan ini membuatku gila
    jyo... mana jyo... bantu alvin
  • ASTAGA !! (づ_ど)
  • idhe_sama wrote: »
    sesak bacanya... peperangan ini membuatku gila
    jyo... mana jyo... bantu alvin

    iya nihh,, Jyo ko ga muncul??
  • Wah wah si Marty ikut nyerang jg...bisa mati smua nih Rex dkk..semoga. Ada keajaiban
  • pasti lord marty dtg membantu rex! pasti!! krna di harmonia trjdi perpecahan! atau gak, itu axel yg ketemu dgn pasukan lain untuk diajak bergabung!! HARUS!!
Sign In or Register to comment.