It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
pengen nyoba colek @silverrain
#tuwil-tuwil
tapi kayakx @silverrain doyan tuh klo soal pipis memipis
silver ganteng mo dibantu pipis... or mo dipipisin
xixixi
tapi kayakx @silverrain doyan tuh klo soal pipis memipis
silver ganteng mo dibantu pipis... or mo dipipisin
xixixi
Eitz..jangan macem2 ya.. udah bagian ane tuh kl soal bantu megangin pas pipis...
#kok jd ngomongin pipis ya..?wkwk
Hai ferry....
hehehe hai juga yuzz
salam kenal ya!!
ada yang mau kenalan nih,.. [-O<
"Jadi karena urusan konyol ini dia dengan panik meneleponku seakan kau baru saja jatuh dari atas jurang..."
Aku meringis, berusaha mendinginkan Alvin yang menatapku dengan tatapan tajam dan penuh amarah.
Dia tampak tak bergeming, matanya masih tampak bengkak dan wajahnya sekarang menampakkan campuran dari marah, kaget dan kusut.
"Iya, maaf, dia panik mungkin..."
Kukira kalimat barusan akan mendinginkan keadaan, tapi tampaknya itu semakin menyulut kemarahan Alvin.
Dia menatapku dengan mata berkilat, seakan dia bisa saja menggunakan Soul Eater Rune nya disini kepadaku sekarang.
".................."
Alvin menatapku dengan pandangan marah, rambutnya masih tampak teracak.
"Bocah tengil, beraninya membangunkanku dari tidurku..."
Aku hanya bisa tersenyum kecut saat Alvin kembali mengumpat.
Ya, memang sih, kesalahan pertama Kenny adalah dia membangunkan Alvin dan menyuruhnya buru buru kemari untuk melihat keadaanku, padahal aku baik baik saja.
Masalahnya bukan di dia datang kemari dan ternyata aku baik baik saja, tapi pada =Dia Membangunkan Alvin=
Ya, sudah bertahun tahun aku bersahabat dengan Alvin, dan hal yang paling kuhindari adalah membangunkan Alvin, karena apapun alasannya, membangunkannya harus dibayar mahal.
Jika ada yang membangunkannya di dunia game, mungkin orang itu harus membayarnya dengan nyawanya.
Sisi terkejam Alvin adalah saat dia terbangun dari tidurnya diluar keinginannya.
Saat Alvin tidur, berarti tidak ada yang boleh menyentuh atau mengganggunya, dan itu adalah aturan nomor satu.
Dan yang dilakukan Kenny?
Dia dengan sukses membangunkan Alvin
1
Dia menyuruh Alvin buru buru kemari
2
dan Ternyata aku baik baik saja
3
Kenny dalam sekali jalan berhasil membuat tiga hal konyol yang mungkin akan membahayakan kepalanya, dan yang terpenting adalah.
Saat ini dia pergi meninggalkanku di ruangan ini bersama dengan hasil karya agungnya.
"Apa yang kamu tertawakan?!"
Aku nyaris berlari keluar dari ruang tamu saat Alvin menghardikku dengan keras.
Ahh, aku tertawa?
Ga mungkin aku tertawa, jelas jelas aku sekarang sedang ketakutan karena harus seruangan dengannya.
"Mana lukamu?"
Alvin berjalan ke arahku, dan melihat lukaku dengan seksama.
"Dan karena luka kecil ini Cecunguk kecil itu berani mengganggu tidurku?!"
Aku kembali meringis saat Alvin lagi lagi mengamuk secara spontan.
Hmph.
"Dan dia merampas motorku di depan RUMAH! Apa maksudnya!!!"
Alvin meraung marah, tampaknya dia berada dalam mimpi terindahnya saat Kenny tadi membangunkannya.
Astaga, Kenny ayo cepat kembali.
Kalau lebih lama lagi mungkin aku bakal ditemukan tergeletak tak bernyawa!!!
"Jadi, jawab, kemana Cecunguk kecil itu?!"
Aku menundukkan kepalaku dengan panik.
Gawat!
Alvin benar benar marah...
Tolooong
T^T
=======================================
Kenny's View
"Stop, menepi ayo..."
Seorang polisi yang mengendarai motor tiba tiba muncul entah darimana dan memerintahkanku untuk menepi.
Ahh!
Kenapa lagi sih
Ruwet pasti ini polisi!
Kutepikan motorku, dan segera kubuka helm sambil melihat ke arahnya.
"Astaga! Bule lagi! Susah nih!"
Aku langsung mesem mendengar kata katanya.
Apa maksudnya?
Aku bule trus aku bodoh gitu?
Enak aja!
"Saya ngerti yang bapak omongin kok!"
Polisi itu terkejut sejenak, kemudian segera berdehem.
"Ahem..."
"Iyah, ada apa pak...?"
Aku menatapnya dengan tidak sabar.
"Kamu tadi melanggar rambu lalu lintas..."
"Yang mana?"
"Yang belok kiri ikuti arah lampu..."
"... Kan tadi lampunya ijo pak..."
"Hah? Emang iya ya? Ahem, maksud saya, iya yang itu..."
Polisi itu menatapku dengan panik.
"Aku belok pas ijo kok!"
Dengan sewot aku kembali menunjuk ke arahnya.
"Heh! Ga sopan kamu ya! Lagipula kamu masih kecil juga! Pelanggaran tau kamu umur segitu naik motor! sini ikut saya ke pos!"
Hah?! Ikut ke pos?
Aku kan ga salah apa apa!
"Pak, saya kan udah 17 tahun..."
"Ga punya SIM kan?"
"Punya!"
"Jangan bohong sini cepat ke kantor!"
Polisi itu dengan marah menarikku kasar mendekatinya.
"Pak, jangan dong, saya ga bohong..."
Ujarku, aku merasa mataku mulai memanas.
"Heh, nanti diomongin aja di kantor!"
Ujar polisi itu dengan ketus
"Tapi, saya mesti cepat, pak, nanti, kalau saya ke pos, ga bisa beli obat buat Kevin... Nantii...."
Hueee
Aku ga bisa menahan tangisku lagi
Kalo aku ditahan polisi nanti aku ga bisa beliin Kevin obat
Nanti Kevin kenapa kenapa gimana...
"Hiks..."
Isakan pelan mulai muncul dari mulutku.
"Eh, Eh, kamu mau pura pura nangis ya?"
Polisi itu mulai terdengar panik.
Aku mengangkat kepalaku, menatap kearahnya dari mataku yang bersimbah airmata.
"Mana bohongnya.... Aku mau beli obat.... Buat Kevin... Nanti kalau aku ditahan, Kevinnya... Kevinnya.. Ahh...."
Aku tak mampu meneruskan kata kataku, aku segera berjongkok dan menangis sejadi jadinya di trotoar jalan yang sepi.
"Eh, iya, kamu pergi beli obat, iya, jangan nangis, om polisi minta maaf ya! Ayo bediri!"
"Jangan Boong!"
"Boong apanya, Om Polisi boong apa?"
"Udah tua masih minta dipanggil Om! Udah kakek kakek gitu!"
"Ehh, iya deh, Kakek Polisi minta maaf ya, kamu jangan nangis, ayo pergi beli obat, sana, sana..."
Ujarnya dengan pandangan tidak nyaman karena beberapa pasang mata mulai menepi untuk melihat ke arah kami.
"Hei, ayo, nanti Kevinnya nunggu lho..."
Ujar Kakek Polisi lagi.
Aku segera berdiri, menatapnya dengan pandangan masam.
"Kok ga percayanya dari tadi aja! Yaudah!"
Dengan sewot kembali kuambil motor milik Alvin dari tangannya, dan membawa motorku meninggalkannya yang masih menggaruk garuk kepalanya.
"Silahkan..."
Seorang perawat muda tersenyum ke arahku sambil membukakan pintu apotik.
Hufh.
Aku lagi bete sekarang, gara gara si kakek polisi, jadi aku ga bisa balas senyumannya kakak perawat deh.
Dengan gontai aku berjalan masuk kedalam apotik besar itu.
Apotik ini memang cukup jauh dari rumahku, tapi dibanding apotik lain, ini adalah apotik terdekat yang ada di sekitar sini.
Apotik ini jadi satu dengan rumah sakit yang kemarin menjadi tempat Alvin dirawat.
Ya, Jarak rumahku dan Kevin memang dekat dari rumahsakit ini, karena itulah kami rajin datang kemari untuk membesuk Alvin (ketahuan deh)
Aku segera berjalan ke arah Kasir, disana seorang wanita paruh baya tersenyum ramah sambil menatapku.
"Gimana dikk? Ada yang bisa dibantu?"
Wanita itu tersenyum sambil beralih dari depan mejanya untuk mendekatiku.
Aku membalas senyumannya dengan senyuman masam.
Kan aku lagi bete!
"Ini, aku, Kevin jatuh, bu, mau cari obat..."
Wanita itu menyimak ceritaku dengan seksama, tampaknya dia sedikit kebingungan dengan masudku.
"Jadi? Temanmu jatuh? Luka?"
Well, sebenarnya pacarku sih bu, tapi ibu ga usah tau deh!
Aku mengangguk lemas. Wanita itu segera tersenyum.
"Ohh, cuma luka lecet ya pasti?"
Apanya yang cuma buu!
Kevinku terluka, dan itu gawat!
T^T
Kok bisa bisanya dibilang cuma
"Yaudah sini, kamu kasih plester luka ini aja, nih..."
Wanita gemuk itu mengambil sebuah kemasan kertas berwarna putih dengan gambar plester di atasnya.
Aku mengamatinya sebentar.
"Bu..."
"Iya...?"
"Ini berapa ya...?"
"32ribu dik..."
"Uangku kurang....."
"...................."
Aku dan wanita itu berpandangan dengan sama sama bingung.
"Kamu kok jujur banget, yaudah ini, kain kassa steril aja, nanti lukanya kamu kasih salep aja..."
Aku tersenyum dan mengangguk cepat pada ibu itu.
Wanita itu membalasnya dengan cengiran singkat, kemudian membawa semua yang aku beli ke meja kasir.
"Nih, semuanya cuma 17ribu, uangnya pasti cukup kann..."
Ujarnya sambil mengedipkan sebelah mata padaku.
Aku membuka dompetku, mengambil satu satunya uang 20ribu yang ada di dompetku.
"Iya bu! Pas pasan nih!"
Ujarku seraya membalik dan menghentak hentakkan dompetku di hadapannya.
Wanita itu tertawa, dan segera memberiku 3 lembar uang seribuan.
"Aduh, kamu jujur banget sih jadi orang, nih!"
Wanita itu menyerahkan sebatang lolipop bersamaan dengan plastik belanjaanku.
Tanpa menunggu segera aku membuka lolipop itu, memakannya dan tersenyum ke arahnya.
"Makasih yaa..."
"Aduh lucunya anak ini, iya iya, hati hati ya pulangnya!"
Aku tersenyum, dan segera berlari keluar secepat yang aku bisa.
Kevin! Aku bawa obat!
Aku segera berlari, ke arah parkiran motor tempat motorku berada.
"The Beast Rune saat ini masih di bawah kendali kita..."
Aku terkesikap saat mendengar sebuah suara berbisik bisik di balik pagar tumbuhan yang tersusun sebagai pengganti dinding parkiran motor di rumah sakit ini.
Apa?
The Beast Rune?
Itu kan salah satu dari 27 True Rune?
Rune yang pernah disegel Alvin dan keempat bishop bersama dengan dua Bishop kembar itu?
Bukankah sekarang The Beast Rune masih tertidur di Great Shrine?
"Tentara dari Kannakan dan dari Nameless Land pun sudah datang malam ini, mereka semua memutuskan untuk bergabung dengan Harmonia..."
Ujar suara itu lagi.
Aku menahan nafasku, semakin mendekatkan tubuhku ke pagar tumbuhan itu.
"Baguslah...."
Suara itu, berat, dan sangat kukenal.
Logat nya jelas milik Pontiff Marty,
Tapi tunggu dulu, aku pernah mendengar suara itu, dimana ya...
"Yuber, dan Joshua sudah berada di Valerie..."
Ujar suara yang satu lagi.
"Apa yang kau pikirkan, Edmund?"
Ujar Pontiff Marty dengan tegas.
"Apakah kita harus melakukan semua ini, Lord Marty...?"
Sejenak keheningan mengisi kegelapan malam.
Siapa sebenarnya dia?
Aku benar benar penasaran, siapa Lord Marty sebenarnya!
>,<
"Terkadang, ada hal yang tidak ingin kau lakukan, tapi tak bisa kau hindari, dan itu bukan karena siapapun melainkan dirimu sendiri, dan jika kau sudah melakukannya, bertanggung jawablah..."
Ujar pria itu lagi, suaranya tampak bergetar, dia tampak menyesali apa yang terpaksa dikatakannya.
"Aku mengerti..."
Ujar pria yang satunya lagi.
Ahh, aku mau melihat siapa mereka!
Tapi aku ga mungkin menyeruak masuk ke dalam tumpukan pohon ini kan.
Dan itu pasti akan membuat suara yang bisa menyadarkan mereka tentang keberadaanku.
Bisa bisa aku malah dibunuh lagi
(==")
"Malam ini aku akan online, tolong persiapkan pertemuanku dengan para General dari masing masing negara, Aronia sendiri juga terus bertambah jumlahnya dari hari ke hari. Kita harus bersiap menghadapi mereka, cepat atau lambat."
"Saya mengerti..."
Kudengar langkah kaki perlahan menjauh bersamaan dengan berhentinya pembicaraan mereka.
"Bertanggung jawab..."
Ujar Marty, yang berhasil membuatku mengurungkan niatku untuk menyeberangi dinding tanaman ini.
Hampir aja aku ketahuan!
XD
Suara Pontiff terdengar bergetar, tak lama kemudian dia terkekeh dengan geli.
"Ahh, aku tampaknya sudah dipermainkan oleh nasib..."
Ujarnya meneruskan monolognya.
Aku akhirnya memutuskan untuk berjongkok, meneruskan mencuri dengar.
"Apa karena aku dulu begitu membencimu, dan berusaha menyingkirkanmu, sekarang aku harus jadi begini?"
Ujarnya lagi.
Aku terus membisu.
Mendengarkan dengan seksama pembicaraannya.
"Sekarang nasib mempermainkanku, nasib sendirilah yang mengirimkanmu untuk menghakimiku, membuatku bertekuk lutut dihadapanmu..."
Sebuah helaan nafas panjang terdengar dari seberang dinding.
"Orang yang kubenci, sekarang membuatku jatuh cinta untuk pertama kalinya dengan kejam...."
Dia kembali terkekeh pelan
Aduh, apa Lord Marty sudah jadi gila ya?
Ketawa ketawa sambil berpuisi malam malam
=_=
untung aku sudah bukan bawahannya lagi.
"Aku mencintaimu, Alvin...."
Kata kata berikutnya membuatku membatu.
What the...?!
Apa maksudnya?!
Lord Marty jatuh cinta dengan Alvin?
Gimana bisa?!
"Bisakah kau memaafkanku? Aku memang begitu kejam di masa lalu, aku menjadikanmu pelampiasan karena kecewa pada sahabatku sendiri, karena aku kecewa dengan Rio, maka aku melimpahkannya padamu..."
Rio?
Dokter Rio?
Ingin rasanya aku melompat ke seberang, mencengkram kerahnya dan melihat siapa dia sebenarnya, kemudian menanyakan semuanya ini padanya.
"Bisakah kau mengampuniku, Alvin..."
Ujar suara itu lagi, terdengar begitu sedih.
"Bahkan sekarang aku harus bersaing dengan sahabatku, aku harus bersaing dengan Rio, dan aku jelas kalah darinya untuk segala hal..."
Ujar Marty lagi dengan sedih.
Astaga, sebenarnya ada apa ini?!
"Kenny?"
"WAA!"
Aku melompat dengan terkejut saat sebuah tangan menyentuh pundakku.
"GYAAAAAA~~!!!"
"AAAA! Tenang tenang! Ini aku, Rio, oke! Ini aku!"
Aku megap megap ketakutan, sedangkan Dokter Rio tampak menenangkanku dengan panik.
"Astaga, maaf, aku gatau kamu bakal kaget kayak gini! Kukira ngapain kamu melamun disini!"
Ujarnya lagi.
Gawat! Pasti aku ketahuan sekarang! Aku harus berdalih supaya orang di seberang dinding ini tidak mencurigaiku!
"Ah, Iya, maaf Dokter, aku tadi terima telepon dari mama, jadi aku tadi melamun, maaf maaf!"
Ujarku dengan suara sok dinyaring nyaringkan.
"Ohh, ya, maaf dehh! Aku gatau kamu bakal terkejut begitu!"
Ujarnya dengan senyuman manis yang selalu bertengger di bibirnya.
Dia sejenak menatapku dengan lekat, kemudian kembali tersenyum.
"Ah, oke, aku pulang dulu deh Dok!"
Aku tersenyum (Padahal dalam hati deg degan) dan segera berjalan ke arah motor Alvin.
"Ah, oke! Hati hati dijalan!"
Ujar dokter Rio lagi sambil tersenyum.
Aku menyalakan motorku, saat aku mendengar Dokter Rio menyibakkan dinding tanaman di belakangku.
"Hai Christ!"
Ujarnya lagi, membuatku menoleh.
Dokter Christ, tersenyum ke arah Dokter Rio dari seberang dinding tumbuhan itu.
Sejenak ia mencuri pandang ke arahku, sebelum kembali tenggelam dalam obrolannya dengan Rio.
Aku hanya bisa ternganga, menatapnya dengan tak percaya.
=======================================
@Just_PJ @adhiyasa
@princeofblacksoshi @littlebro
@danielsastrawidjaya
@hwankyung69
@ularuskasurius @rulli arto
@congcong @Dhika_smg
@seventama @prince17cm
@rarasipau @catalysto1 @fian_pkl
@marvinglory @chachan
@idhe_sama @totalfreak
@rarasipau @bb3117
@adywijaya @adinu @dewaa91 @nero_dante1 (maaf lupa XD )
APDETT!!!
MAAF BARU APDET SEKARANG YAA
SOALNYA KEMARIN SIBUUUUUUUUUUUUUUUUUU~UK BANGET
>,<
@masdabud
selamat datang! Mau minum apa?
Kopi? Teh? Cola?
Wahh, analisis bagus
XD
Lagi diarahkan untuk membuka semuanya
>,<
Ahem, bebz @yuzz, jangan peluk peluk sembarangan
#peluk @totalfreak
@FeRry_siX hallo selamat datang!
Awas dimodusin si @yuzz
Sini deket2 aku biar ga dimodusin
#hallah
Hehehe salam kenal juga!
@idhe_sama apa?
#liriksinis
#buangmuka
@rarasipau iyaa kemarin lagi sibukk bgt maaf yaa baru bisa balas dan apdett
>,<
sumpah, gak puas, ayok di update lagi nah, pas perang na ayok na huhu
#jongkokbarengkakekpolisi
sumpah, gak puas, ayok di update lagi nah, pas perang na ayok na huhu
#jongkokbarengkakekpolisi
@silverrain kok sinis trus ma aku... tapi klo dicerita2 versi bf, yg sinis di awal bakal jatuh cinta di akhir. jadi.... silver ganteng bakal ..................... padaku? oh... no, eh salah. oh... yes
pantes ga ada notif