BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

The Night, and The Day - END - page 111

17475777980117

Comments

  • edited December 2012
    Arsais's View

    "........."
    "Kwek! Kwek~!"
    "..........."
    "Kevin...."
    "Ya Axel...?"
    "Boleh aku bakar mereka semua? Lama lama aku sebel..."
    "Ga boleh Ax, kita harus pura pura berperang dengan mereka, supaya Rex bisa menganalisa kemampuan mereka...."
    "Tapi jujur aja..."
    Tambah Pixel dengan kerutan urat di dahinya.
    "MEREKA BENAR BENAR MENYEBALKAN! DAN LIHAT! MEREKA BERTARUNG DENGAN GAYA APA? APA APAAN INI!!!"
    "Umm...."
    Aku sendiri jujur saja tidak mampu mengatakan apapun.

    Saat ini aku, Axel (of course), Pixel dan Greg sedang bersama dengan sekitar 50ribu pasukan kami, dan saat ini sedang melakukan simulasi perang, dimana lawan kami adalah gabungan dari para Grasslanders dan Jowston. Dan jujur saja, bagiku mereka benar benar aneh.
    Aneh gimana?
    Ok, kalau kamu ga merasa aneh saat kamu bertarung melawan pasukan yang terdiri dari
    1. Serombongan Anjing berkaki dua dengan pakaian ala angkatan bersenjata Amerika, lengkap dengan Pedang dan Crossbow yang sedaritadi menghujani kami dengan panah unyu yang memiliki mata berbentuk anak anjing, oke, maksudku...
    ...apa maksudnya mereka mengubah mata panah menjadi anak anjing? lebih tajam? Mungkin tentara gabungan kami harus mulai berpikir untuk membuat mata panah berbentuk anak kucing. Atau mungkin hamster?

    2. Kawanan manusia berpakaian gembel usang dengan sayap kelelawar di punggung mereka, yang membawa tombak seadanya yang kelihatannya dibuat dari seonggok batu dan diikat pada ranting yang ditemukan di pinggir jalan. Tampak seperti manusia gua yang berfusion dengan kelelawar di gua mereka. Mungkin mereka berkeluarga dengan pasukan Sierra? Ya, maksudku, mereka sama sama kelelawar kan?

    3. Sepasukan Kadal raksasa dengan baju super nyentrik dan hiasan kepala luarbiasa alay yang membawa kapak raksasa. Scary right? Asalkan mereka melepas pakaian alaynya, mungkin mereka akan hilang dari daftar "alay dan aneh", dan kupertimbangkan masuk dalam daftar "keren dan mengerikan"

    4. Bebek. Ada yang lebih buruk? Seakan disney channel pindah ke game ini. Pernah lihat Donald Duck? Nah, sekarang bayangkan sepasukan donald duck yang membawa kapak berbentuk ikan. dan....
    Ok, mungkin selain mata panah berbentuk hamster, kami juga perlu membuat pedang berbentuk monyet capuchin.

    5. Manusia normal, yang menunggangi sekawanan serangga dengan ukuran abnormal, yang mendengung dengung membuatku tuli, dan memuntahkan sinar sinar aneh dengan suara memekakkan telinga.

    6. Mereka menyebut diri mereka Alma Kinan, awalnya aku mengira mereka serombongan warior princess nyasar, sebelum mereka menggunakan panah mereka, dan menyihir kesana kemari, membuatku lebih suka memanggil mereka nyi pelet atau sebangsanya, kecuali bagian rok mini berumbai itu.

    7. Karayans, yang mungkin merekalah the true Warrior Princess, karena sedaritadi mereka yang paling ribut menghancurkan garis depan pertahanan kami sambil berteriak teriak layaknya menggiring sekawanan sapi dari tengah padang kembali ke kandang. Sumpah, tadi aku dengar salah satu cewek hitam itu berteriak "Oleiuiuiu" Apa apaan itu?!

    8.Bajing terbang yang aku sendiri ragu kalau mereka adalah pasukan perang, tapi ternyata mereka langsung melompat dan menghilang, kemudian turun satu persatu menjatuhi kami dengan tubuhnya, sambil sesekali menggunakan rune. Apa kita sebut saja mereka "Nasty Flying Wizard Squirrel?" Atau mungkin "Capped Wizard Awful Squirrel?" Entahlah.

    Selebihnya mungkin manusia normal, manusia serigala itu, monster monster bercangkang kura kura itu, kuanggap normal, dan ada sekumpulan manusia biasa, yang membuatku bersyukur kalau mereka adalah manusia normal, sebelum mereka tiba tiba berangkat ke medan perang dengan rok panjang dan kerudung manis, serta berbagai peralatan masak. Mereka pikir kita mau kemana? Arisan? Ya Tuhan....

    Aku menyeka peluh di leherku, aku bisa membayangkan saat mereka kemarin menyerang Harmonia Selatan, mungkin pasukan Harmonia saat itu berhasil berperang berimbang melawan mereka karena para Harmonian terpukau melihat serombongan ibu ibu PKK tiba tiba menyerang perbatasan mereka? Aku yakin pasti itu yang terjadi!

    "BLARR!"
    "DRRDDTT DRRDDT!"
    Tunggu dulu, apa itu?
    "Axel, apa itu?"
    Aku segera merunduk saat sebuah bongkahan batu raksasa mendadak berjatuhan dan melesat pada ketinggian kepala manusia dewasa. Aku pasti pingsan kalau tadi pecahan itu mengenaiku.
    Axel tampaknya sama paniknya, dia segera menembakkan beragam sihir ke garis depan.
    "APA YANG TERJADI?"
    Raung Rex dalam keputus asaan.
    Ya, putus asa karena terlalu bingung pada peperangan ini.
    "Para Duck Clan! Mereka mengeluarkan Pelontar Mortir dan Mounted Rifle! Mereka punya senjata api!"
    Apa?
    Rupanya keadaan semakin membaik, sekarang itik itik sawah itu menjatuhi kami dengan granat?
    Kabar yang luarbiasa.
    Setelah ini aku akan mempertimbangkan untuk menjadi Duck Clan.
    "Prayer's Sanctuary!"
    Aku, Pixel dan Greg mengatupkan tangan dan menyembuhkan pasukan yang ada di sekeliling kami.
    Oh, ya, satu satunya orang yang masih terlihat tenang adalah Greg, sampai sampai aku ga sadar kalau dia masih ada di medan perang.
    "Hammer Of Heaven, Build down the Almighty Power dan Blaze to the Earth! Raijin Bolt!"
    Bzztt...
    Ribuan petir kecil berjatuhan ke tanah, menyambar tak tentu arah.
    "Okay, semua fallback sebelum "itu"datang!"
    Kami semua mundur, tepat pada saat sebuah tiang petir raksasa menggelegar tepat di depan kami, menciptakan kilatan biru keperakan yang nyaris membuatku menyangka aku sedang difoto.
    Greg menghela nafasnya, kemudian melirik ke atasku.
    "Support mereka..."
    "Oh, Ya!"
    Perang ini terlalu menyita perhatianku, sampai sampai aku melupakan tugasku!
    "Warm Nature, Mother of Earth, Show us Thou mercy, Canopy Defense!"
    Jalaran dari cahaya kehijauan yang membentuk miniatur tumbuhan segera muncul dan melingkupi kami, memberikan pertahanan sihir pada semua pasukanku.
    "Para Lizard itu menggali tanah! Mereka menyerang dari dalam pasukan! Awasi tanah!"
    Ha? Kadal menggali tanah? Seingatku mereka bukan tikus mondok!
    Ribuan kadal raksasa bermunculan dari dalam tanah, dengan amukan luarbiasa segera mengayun ayunkan kapaknya kearah kami, membuat pasukan kami tercerai berai tak karuan.
    Oh, Luarbiasa, akan kucatat kalau ternyata serombongan pasukan aneh ini mampu menghancurkan pasukan kami yang terlatih.
    "Lord Arsais, kami di garis depan masih bisa mengatasi mereka, mohon awasi para Lizard yang berada di depan!"
    Rover berseru padaku dari balik tameng raksasanya, masih berusaha bertahan dari cambukan membabi buta para Karayans yang mengira mereka sedang BDSM di tengah tengah medan perang, dan mencambuki semua laki laki yang mereka lihat.
    "Okay, para Ranger! Habisi para Lizard! Tembak mereka dari jauh, Bishops, tinggalkan Line support pada para Priest, bantu kami menahan para Lizard disini, Support, terus sembuhkan para Bishops, pastikan tidak ada yang mati!"
    Axel memberikan perintah, sambil melayang layang di belakangku, sekarang dia bisa melayang dan menyerang tanpa bantuan tongkatnya. Sejenak aku merasa dia mirip tokoh kartun yang ditonton sepupuku, yang berkepala botak dan ada panah menyala di kepalanya, siapa namanya?
    Saat ini medan perang kami sudah benar benar kacau, bagaikan perang zaman medieval yang tiba tiba dicampuri oleh sekawanan Swat (Thanks to that damn Ducks!) Sihir beterbangan kemana mana, bersamaan dengan Mortir, Granat, dan apa itu?
    Bom berbentuk Gurita?
    Luarbiasa.
    Setelah semua perang ini berlalu aku akan menyarankan pada dewan parlemen untuk membuka toko merchandise yang menjual ornamen hewan hewan lucu.
    "Lizard sudah teratasi! Semua, tetap Fokus, mereka mungkin masih menggali di bawah kita, segera habisi yang muncul!"
    Aku berteriak memberikan komando yang entah didengar entah tidak oleh para pasukanku, karena tampaknya semuanya sedang asik dengan kegembiraan mereka.
    Pixel tampaknya benar benar kebingungan, dan marah. Entah tampaknya karena dia merasa terintimidasi melihat segala keajaiban ini, sehingga akhirnya dia menutup matanya, membuka kedua tangannya, dan melayang di udara.
    Luarbiasa, bertambah satu orang lagi yang bisa melayang disini.
    "The ultimate Rage, that blazing through the Hell, surface, and bring the apocalypse upon the earth, Flame of Chaos!"
    Aku bisa mendengar jeritan mengerikan dari garis depan, saat mendadak tanah yang kami pijak meretak, menyemburkan kobaran api berwarna ungu kemerahan dengan percikan bola api yang menyala nyala.
    "Habis kalian!"
    Ujar Pixel.
    Aku sungguh heran melihatnya, Pixel yang biasa selalu ramah dan tersenyum hari ini tampak berbeda, dan tampak sangat terintimidasi dengan keadaan ini.
    "HANCUR KALIAN KADAL SIALANN! JANGAN BERANI MENDEKATIKU!!!"
    Oh, benci kadal rupanya.
    Separuh garis depan mereka dan kami tampaknya tersapu habis oleh serangan Pixel barusan, menyisakan tanah yang masih menyala, aku bisa mencium bau hangus dari kejauhan.
    "Nathair Reamth Avarth!"
    Tunggu, apa yang barusan dikatakan gadis gadis berrok mini itu?
    Mendadak kilatan kebiruan muncul di sekitar kami, menciptakan kilatan kilatan kecil, membuatku merasa seperti kesemutan dan sedikit kesetrum.
    "Mereka membuat kita paralyzed! Alma Kinan Clan pasti!"
    Pastinya, siapa lagi yang punya mantra seaneh itu kalau bukan mereka.
    Axel dengan gemas menarik keatas kesepuluh tongkatnya, kesepuluh tongkat itu segera berputar dan melayang bersamanya.
    Dia menunjuk ke arah Zepon, yang memimpin Lizard Clan
    "Darkness, Engulf their soul, dan bring them to world of emptyness! Sphaera Contritio!"
    Wow Wow Wow! Tunggu dulu, Walaupun Axel dalah Runemaster dan hobby coppas rune, tapi meng-copas Circle Rune sudah lebih dari keterlaluan kan!
    Sebuah bola keunguan muncul di udara, perlahan membesar, dan menyedot semua yang ada dibawahnya.
    Aku bisa melihat beberapa tumbuhan tercabut dari akarnya, dan pasukan pasukan musuh pun mulai beterbangan dan terhisap masuk ke dalam bola keunguan itu.
    Astaga, teryata dia benar benar serius.
    Setelah bola itu mendadak memampat dan meletup di udara, menyisakan lahan kosong, kecuali Lord Zepon yang tampaknya tidak ikut terhisap karena sihir Axel memang jauh lebih lemah jika dibandingkan True Rune yang asli.
    Tapi tetap mengerikan.
    "Sphere of Fire! Descend, and por down to the world! Blaze Pearl!"
    Lagi lagi Axel meniru true Rune, dia menggunakan True Fire Rune, dan memanfaatkannya untuk menghujani Zepon dengan bola bola api.
    "Sphere of Fire! Descend, and por down to the world! Blaze Pearl!"
    Pixel tampakya tak mau kalah, dia akhirnya menggunakan skill yang sama dan menghujani orang yang sama, hanya saja kali ini terlihat lebih menyakitkan.
    Aku akhirnya menyaksikan hasil karya mereka, Kadal raksasa itu terkapar tak berdaya dengan tubuh terpanggang yang perlahan lahan menghilang menjadi serpihan cahaya.
    "YEAH!"
    Ujar Axel dan Pixel bersamaan, dan mereka melakukan Toz di udara, seakan barusaja berhasil menghabisi sepasukan tentara Harmonia.
    Apa hebatnya menjatuhkan kadal besar itu hingga harus menggunakan sihir begitu banyak?
    Apa yang membuat mereka membenci kadal besar itu?
    Dia hanya terlalu besar
    dan terlalu bodoh...
    "Okay, Cukup...."
    Mendadak medan pertempuran kami memudar, menyisakan interior batu batuan khas Rupanda.
    Aku melihat Rex hanya menggeleng dari atas anjungan, dan segera menghilang dari jendela pandangnya.
    "Axel, ayo pergi..."
    Axel mengangguk.
    "Ah, Kak Rover, Kak Clive, tolong urus pasukannya ya, aku harus pergi, terimakasih!"
    Ujar Axel sebelum berlari mengikutiku meninggalkan Ruangan besar yang menjadi tempat latihan kami.
    Aku berjalan hingga memasuki ruang kerja Rex.
    Rex, Cardinal, dan sisa bishop lain tampak berkumpul melingkari meja.
    Rex memijit mijit kepalanya.
    "Bagaimana dengan hasil pengamatanmu? Apa ada yang bisa kau pelajari dari peperangan ini? Campaign yang unik ya?"
    Ujar Wyatt setengah tergelak, tapi Pixel segera melihatnya dengan pandangan membunuh.
    "Ups..."
    Wyat memperagakan gerakan merisleting mulutnya kemudian menyimpan kuncinya di sakunya, dan duduk diam menatap ke atas meja.
    "Rex, apa kau sudah bisa menguasai cara bertarung mereka semua?"
    Rex memijit mijit kepalanya, masih belum menjawab pertanyaan Greg.
    Hmm, Rex dan Cardinal masih saja tidak akur ya?
    Apa karena Rex masih dendam karena Cardinal pernah membunuhnya?
    "Euhh..."
    Keluh Rex sambil melepas bandana hijaunya.
    "Tidak ada! Kalian lihat sendiri kan tadi? Bebek bebek itu, mendadak mengeluarkan senjata api, dan lihat! Kadal kadal itu mendadak menggali tanah sendiri! Belum lagi para wanita berkerudung itu! Apa maksud mereka memasak ditengah medan perang?"
    "Well, Para Chisa Clan bilang mereka adalah pasukan support, jadi mereka tidak ikut berperang."
    Rex menatap Cardinal dengan pandangan berbahaya.
    "Dan mereka memasak? Mereka pikir apa yang kita lakukan? ARISAN?"
    Ya, setidaknya Rex sependapat denganku....
    "Jadi?"
    Rex menghela nafasnya.
    "Mereka adalah tentara paling Versatile yang pernah kutemui setelah para Sindarin, aku yakin mereka harus punya peleton Khusus. Tampaknya yang bisa bergabung langsung dengan pasukan kita adalah Lizard, Safir, Jowston, dan sisanya, sedangkan yang harus memiliki peleton khusus adalah Duck Clan, Para peternak Kumbang itu dan Chisa Clan..."
    "Jangan lupa para bajing terbang itu."
    Ujar Pixel.
    "Ya! Dan para Bajingan terbang itu."
    "Okay..."
    Ujar Pixel lagi.
    "Yah, Cukup, kita cukupkan sampai disini, aku perlu istirahat!"
    Ujar Rex dengan gerah.
    Aku pun gerah.
    Otakku lelah, aku merasakan penderitaan para tentara Harmonia saat mereka harus membendung serangan lady Kanna di perbatasan selatan mereka.
    "Okay, Axel, kita jalan yukk...?"
    Ujarku pada Axel yang sekarang bersamaku berjalan menuju kamar kerjaku.
    "Ah! Kevin ajak aku nge-date?"
    Aku menghela nafasku.
    Kadang anak ini oonnya ga ketulungan.
    "Ya iya dong Kenn, kamu siap siap, nanti aku jemput ya?"
    Kenny mengangguk dengan bersemangat, tapi tiba tiba ia seakan teringat sesuatu, dan menarik lenganku.
    "Jangan! Aku aja yang jemput Kevin!"
    Aku mengerutkan dahiku.
    "Memangnya kenapa Kenn?"
    Kenny menatapku dengan kuatir.
    "Nanti Kevin jatuh lagi, nanti Aku mesti panggil Alvin lagi..."
    Aku bergidig ngeri membayangkannya.
    Bukan takut karena harus terjatuh, tapi kalau membayangkan Alvin dalam mood buruknya kembali menemaniku sampai Kenny kembali.
    Kemarin pun sudah buruk.
    Apalagi sekarang.
    Mood Alvin sudah benar benar hancur hari ini.
    Tapi, masa aku dijemput Kenny sih, maksudku, kan dia lebih....
    lebih....
    ya begitulah, masa aku sebagai cowoknya ga jemput dia?
    "Kenapa? Kevin ga setuju ya...?"
    Ujar Axel dengan pandangan sedih ke arahku.
    "Masa Kennyku jemput Kevin sih?"
    Axel dengan kuat mencubit perutku karena aku lagi lagi melanggar larangannya untuk menambahkan embel embel -ku di belakang namanya.
    Aku meringis kesakitan.
    "Ya, Kevin pokoknya tunggu aja! Aku bakal kesana secepatnya oke!"
    Aku hanya bisa mengangguk pasrah mendengarnya, karena aku tahu, dia tidak mungkin bisa ditentang kalau sudah urusan kuatir.
    Yah, ya sudahlah, sekali sekali aku jadi ceweknya.
    ups....
    ***
    "Jadi kita mau jalan kemana Kev...?"
    Aku hanya duduk diam di bangku belakang dan melipat kedua tanganku di dadaku.
    "Ihh, Kevin masih ngambek gara gara aku nyetir? C'mon, Kev, daripada nanti Kevin jatuh kan sakit..."
    Ujarnya dengan nada bicaranya yang sedikit childish.
    Aku menghela nafasku, masig mengunci mulutku rapat rapat.
    Kenny menghela nafasnya dengan sebal, kemudian menepikan motornya di pinggir jalan raya.
    Dia memutar tubuhnya, membuka helmnya dengan sebal.
    Seorang cewek yang sedang duduk lumayan jauh dari kami melihat kami dari kejauhan.
    Apa yang diinginkannya?
    Kenny menghela nafasnya dengan sebal, kemudian memegangi helmku, dan
    Dia menciumku
    Ditengah jalan raya.
    Dan, yang lebih hebat.
    Cewek itu berteriak kegirangan melihat adegan homo di depan matanya.
    "Kalo masih ngambek bakal aku cium lagi!"
    Apa anak ini gila?!
    Dia menciumku di tengah jalan raya?
    Dan sekarang cewek itu berteriak memanggil temannya.
    Dan, ya ampun!
    Belasan cewek dengan histeris mendekati kami.
    "Ken,,,"
    "Ngambek ga?"
    "Ken, cepat jalan ken..."
    Ujarku dengan ketakutan, tapi Kenny malah menggembungkan pipinya.
    "Iya aku ga marah, ayo cepat jalan!"
    Kenny segera tersenyum, membalik tubuh, dan melajukan motornya, tepat sebelum tangan pertama cewek cewek mahomania itu berhasil menggapai kami.
    "Aaah!~"
    Sayup aku bisa mendengar keluhan sebal dari seorang cewek itu dari kejauhan.
    "Kevin mau kemana...?"
    Aku masih belum bisa menjawab, jujur saja, tampaknya cewek itu tidak berhasil menggapai tubuhku, tapi sepertinya separuh nyawaku berhasil terambil oleh remasan tangan mereka.
    "Kevin? mau aku minggir dan cium Kevin lagi?"
    "NO!"
    ***
    Akhirnya setelah beberapa (puluh (maybe ratus)) kali saling mengucapkan kata terserah setiap kali ditanya mau kemana, kami pun memutuskan untuk pergi ke mall.
    Aku menggosok kedua tanganku, aku jarang menggunakan motor, apalagi malam malam, dan tampaknya tubuhku tidak bisa kompromi dengan dinginnya angin malam.
    Sebenarnya aku bisa saja menggunakan mobilku, tapi Kenny bersikeras kalau dia harus menyetir, dan dia tidak bisa menyetir apapun kecuali motor!
    Akhirnya kami harus berkeliling selama satu jam menaiki motor berkeliling kota sebelum masuk ke dalam mall.
    Dan jujur saja, tanganku sudah membeku!
    Slep.
    Jantungku nyaris melompat keluar, saat Kenny menyisipkan jari jarinya di antara jari jari tanganku, meremas kuat tanganku yang dingin.
    "Kevin kedinginan? Sini gandengan aku biar anget..."
    Ujarnya setengah berbisik seakan tidak mau menarik perhatian, padahal yang dilakukannya sekarang sudah lebih dari cukup untuk menarik perhatian seantero mall.
    "Udah, Kevin ga apa apa Kenn, yuk kita makan aja, sekarang udah malam, nanti Kenny kemalaman pulangnya..."
    Ujarku seraya melepaskan peganganku dari tangannya.
    Kenny hanya tersenyum manis, kemudian segera melangkah dengan riang di sisiku menuju food court yang terletak di pucuk mall ini.
    Yahh, mungkin kalau tadi kami gandengan kami bakal dikira kakak adik ya? Kalau tingkahnya kekanak kanakan begini?
    Tapi, muka beda, etnis juga beda.
    Sebaiknya aku pikir ulang ide menggandeng tangannya di tengah mall.
    "Ayo, kita cari kursi..."
    Aku berjalan dengan cepat, menyusuri food court yang lumayan ramai oleh pengunjung, sedangkan Kenny berusaha mengikutiku sambil menarik lengan bajuku.
    "Gimana kalau kita duduk disini? Ah! Itu Alvin!"
    Ujarku dengan bersemangat saat aku menemui sosok sahabatku duduk sekitar enam meter dari kursiku.
    Aku memicingkan mataku, tampaknya dia bersama dengan seseorang.
    Hmmm?
    "Ken, Itu Alvin sama sama Dokter Christ ya? Wah! Jangan jangan mereka pacaran!"
    Aku berbicara sekenanya, sambil menoleh kearahnya, berharap Kenny akan tertawa, tapi ternyata yang kudapati justru sebaliknya.
    Kenny menatap dengan ngeri ke arah Alvin dan dokter Christ, tubuhnya tampak menegang, dan ia menggigit kedua bibirnya.
    Tangannya semakin keras meremas lengan bajuku, sampai sampai aku berpikir dia akan mengoyak pakaianku hingga aku bertelanjang dada di foodcourt.
    "D..Dia..."
    Ujar Kenny terbata bata.
    "I...Iya, kenapa....?"
    Aku yang tadinya tenang jadi ikut gugup melihat kegugupan yang tidak biasa dari Kenny.
    Ada apa sebenarnya?
    "Dia.... Dokter Christ..."
    "Iya aku tahu dia dokter Christ! Tapi kenapa?"
    Kenny mengatupkan giginya, kemudian berucap pelan.
    "Dia... Lord Marty...."
    Aku terperangah.
    "Maksudmu? Christ adalah Pontiff Marty?
    "Apa....?"
    Belum selesai keterkejutanku, kami harus kembali melompat ke depan saat sebuah suara mengejutkanku dari arah belakang.
    "Dokter Rio...?!"
  • Yeyeey tq di update .
  • edited December 2012
    auhhhh...... abis ketawa2 karna perang gaje, diakhir malah disuguhi yg bikin jantungaaannn.....huhuhuhuhu.....

    udah apdet nih.. @reyputra , @masdabudd , @FeRry_siX
    perbarui mentionannya beib.. :*
  • Haizz . Awal2 ketawa2 sendiri . Tp di akhirnya jd ikut deg2an --"
  • tuh kan,, aku ga dimensyen?? :( :-S
  • Aq gak dimention.
  • yuzz wrote: »
    auhhhh...... abis ketawa2 karna perang gaje, diakhir malah disuguhi yg bikin jantungaaannn.....huhuhuhuhu.....

    udah apdet nih.. @reyputra , @masdabudd , @FeRry_siX
    perbarui mentionannya beib.. :*

    kok ga masuk ke notifku ya @yuzz?? error kali yak??
  • wkwkwk.. mungkin... kadang gitu.. @masdabudd
    @reyputra TS nya lg khilaf.. bantai aja..haha
  • @silverrain aduh... rain, keren amat bikin ceritanya... ngakak2, ser2an, trus tegang di akhir...
    gak rugi dah gua di sinis-sinisi. oya, gak papa kan skarang manggilx rain, coz kesanx jadi keren gimana gitu...
    xixixi...
  • yuzz wrote: »
    wkwkwk.. mungkin... kadang gitu.. @masdabudd
    @reyputra TS nya lg khilaf.. bantai aja..haha

    boleh juga tuch idenya @yuzz
  • @reyputra ,
    @masdabudd , @FeRry_siX
    T T
    mohhon maaf....
    T T
    aq udh ga cek mentionan.
    I'll keep that in mind!
    nanti brikutnya pasti di mensyen
    soalnya td mlm apdet jam 2.
    udh teler2an n ga kkonsen
    takut critanya jadi ngawur jg sbnrnya.
    @yuzz thanks ya ay
    untung km ngasi tauw
    :*
    @yuzz @raraaipau sukur deh kalo jadi ktawa
    udh takut aja bakal jadi gaje soalnya sambil antuk2
  • @reyputra ,
    @masdabudd , @FeRry_siX
    T T
    mohhon maaf....
    T T
    aq udh ga cek mentionan.
    I'll keep that in mind!
    nanti brikutnya pasti di mensyen
    soalnya td mlm apdet jam 2.
    udh teler2an n ga kkonsen
    takut critanya jadi ngawur jg sbnrnya.
    @yuzz thanks ya ay
    untung km ngasi tauw
    :*
    @yuzz @raraaipau sukur deh kalo jadi ktawa
    udh takut aja bakal jadi gaje soalnya sambil antuk2
    @idhe_sama hmmm
    #liriksinis
    emang namaku ren kok.
    renowati.
    #tinggalpergi
  • Silverrain wrote: »
    emang namaku ren kok.
    renowati.
    #tinggalpergi

    wkwkwkw.... =)) hei tante @pokemon , akhirnya dia mengakui nama itu..
    Btw, sms ga bls malah ol bf duluan.. X(
  • hmm, ok nggak masalah kok, walaupun gak di mensyen pasti bakalan ngcek juga,..
    thank's,. :D
Sign In or Register to comment.