BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

The Night, and The Day - END - page 111

16667697172117

Comments

  • emang mau ngapain @yuzz ? kok pindah warung segala??

    oh,sprtinya @yuzz berusaha menyingkirkan ku krna takut kenny nya diambil,,, NGGAK! aku NGGAK MAU!!
    >,<
    *geje
  • Mana nihhhh aaaaaaaaaa Щ(ºДºщ) (✖╭╮✖) betee mampus nunggu 2 hariiii . Aaaaaaa Щ(ºДºщ)
  • edited December 2012
    syukurlahh....
    awas aja kalo tiba2 ada apdetan.. wkwkwk
    Lapeerrrrrr...........
    #peluk kenny
  • masih lama y??
  • lanjut....
  • Noh si @Silverrain nya lagi jalan2 di lapak orang T.T . Ъk tu apa gmn perasaan ku nunngu updatean ini cerita (º̩̩́~º̩̩̀) \(˚̩̩̩⌣°̩̩̩")/ \("˚̩̩̩⌣°̩̩̩)/ *lebai*
  • ini yg punya lapak kmna sih?? hey bang silver, kamu hrz tanggung jwb krna udh bikin aku kecanduan!!
  • lama amat gak diapdet

    pasti lagi pacaran ma om om
    #lirik 0m @yuzz
  • edited December 2012
    ahahahaha....
    #baca komen2 sambil nyemil stroberi
    lumayan dapet 2 bungkus stroberi..
    ada yg lupa bawa @pokemon :))

    setelah muter2 tuh kelinci dan nonggeng2 nge poto nya akhirnya nemu angle yg pas..
    #ribet bgt cm ngepoto tuh kelinci,wkwk
  • Axel's View

    "Sampai hari ini mereka sudah 8 kali menyerang North Wall, tapi tampaknya pertahanan kita tak tertembus sama sekali. Kita bahkan hanya menderita sedikit kerugian dari serangan mereka, sedangkan mereka tampaknya cukup banyak kehilangan orang saat penyerangannya."
    Humm....
    Aku memasukkan sebuah lagi cemilan berwarna hijau berbentuk cicak itu ke dalam mulutku, sambil mendengarkan para "bos" saling berbicara satu sama lain.
    Aku sekarang berdiri di belakang Arsais yang menguap berkali kali karena kami terus berbicara sedari pagi.
    Tampaknya semua orang sedang kebingungan karena belum menemukan rencana yang tepat untuk menyerang Harmonia.
    Ya, jelas saja, walaupun aku bukan ahli strategi, aku paham kalau keadaan kami sekarang sudah mulai terdesak.
    Semenjak pertarungan pertama kami dengan Harmonia dan merebut kembali wilayah Aronia, ternyata malah semakin banyak negara yang bergabung dengan Harmonia, dan jumlah mereka semakin membengkak sampai 4 kali lipat jumlah pasukan aliansi kami.
    "Ya, dan sampai hari ini, North Wall masih belum tertembus, kita harus berterima kasih pada duo wanita cantik itu, berkat mereka pertahanan kita jadi ga tertembus sama sekali, ya kan?"
    Wyatt mengedipkan sebelah matanya sambil mengacungkan jempolnya.
    Pixel yang mendengar hanya menghela nafas sambil memejamkan matanya.
    "Sekarang, masalah kita adalah bagaimana kita bisa menyerang maju dan tetap bertahan..."
    Rex membuka pembicaraan, dia tampak selalu serius.
    ya, benar benar karakteristik Alvin, tidak pernah sama sekali bercanda.
    = 3=
    Benar benar membosankan, entah kenapa kok Kevin bisa terus betah berteman dengannya, bahkan sampai dekat sekali.
    Kalau yang kudengar sih, dulu mereka bermusuhan, tapi setelah dikalahkan Arsais, Caesar, karakter Kevin yang lama akhirnya bergabung dengan Harmonia dan menjadi teman dekat Arsais.
    Walau aku dengar desas desus kalau Arvyn dan Arsais juga teman dekat banget dulu.
    Tapi kayaknya ga mungkin.
    (=_=)a
    Kalau mereka ketemu aja, mereka bisa menghancurkan separuh pasar hanya untuk saling bertarung satu sama lain.
    (- -")
    Mana mungkin orang kayak mereka bisa akur.
    Yang ada kalau mereka akur, pasti sekarang bumi bakal berhenti berputar terus jatuh dan menggelinding di lantai deh.
    Bentar, emang langit ada lantainya?
    Ah, aku asal ngomong deh
    XD
    Rex menatap tajam ke arahku.
    Aku bergeser ke kiri.
    Matanya mengikutiku
    Aku bergeser ke kanan
    Matanya juga mengikutiku.
    Aduh, kayaknya dia barusan membaca pikiranku deh
    (=_=")
    Rex mengalihkan pandangannya, kembali ke peta di depannya.
    "Kita bisa saja menyerang Valerie dan mengambil alihnya, aku pikir kita akan cukup kuat, apalagi Valerie adalah distrik paling sempit di Harmonia. Tetapi, masalahnya adalah di sini."
    Rex menunjuk ke arah ketiga benteng yang mengelilingi Valerie.
    Ahh, kalau bicara Valerie, aku jadi kangen sama Valerie...
    Apa kabar ya tante tante yang jualan gulali di dekat istana.
    Masih jualan disana gak ya dia.
    Gulalinya enak...
    :3
    ahh!
    Jangan mikir yg lain lain!
    Fokusss
    Fokuss!
    "Bila kita berhasil menyerang dan mengambil alih, maka Rupanda dan North Wall akan aman, apalagi Rupanda berbatasan dengan pegunungan, yang tidak memungkinkan serangan dari arah belakang kita, masalahnya adalah tiga gerbang yang mengelilingi Valerie, kita akan kesulitan mempertahankan ketiganya karena jumlah pasukan kita terbatas..."
    Semuanya terdiam, tidak ada yang bisa membantah perkataan Rex, benar katanya, walaupun kami cukup kuat untuk menyerang dan mengambil alih Valerie, tapi mereka pasti akan membuat kami membagi pasukan kami menjadi tiga untuk mempertahankan ketiga benteng yang membatasi Valerie dangan Central, dan kedua Distric lainnya.
    Kemungkinannya akan sangat besar untuk kami tercerai berai dan mudah disapu bersih oleh tentara mereka.
    "Satu satunya yang bisa kita lakukan adalah menunggu Lady Kanna datang, dan berharap mereka membawa banyak pasukan bersama mereka, dengan begitu, keadaan kita akan jadi 1:2 dari pasukan musuh, dan itu lebih memungkinkan kita untuk bertahan..."
    Cardinal Yue berbicara dengan tenang, seulas senyum tak pernah pergi dari bibirnya, begitu tenang, begitu santai.
    Kadang aku jadi teringat Dokter Rio kalau aku berbicara dengannya.
    Hmm, oia, apa kabar dokter Rio ya?
    Lama ga ketemu...
    AAAHH!
    Kok jadi mikir kemana mana sih
    Fokus rapat!
    (= 3=)
    Kayaknya otakku udah mulai capek nihh.
    Kugigit lagi sebuah permen berbentuk cicak dari dalam bungkusan kertas itu.
    "Yeah, untuk sementara kita bertahan..."
    Greg yang sedari tadi terus diam akhirnya berbicara, dan mengetuk ketuk meja dengan telunjuknya.
    "Ya, benar, misi kita hanya jangan sampai tertembus, selama itu, kita hanya fokus untuk melatih pasukan yang ada..."
    Semua orang mengangguk angguk.
    Yah, tampaknya memang harus nunggu Lady Kanna datang membawa bala bantuan ya?
    Hmm, pasukan kami sekarang sudah cukup banyak, paling tidak jumlahnya cukup untuk mempertahankan wilayah Aronia sampai Lady Kanna datang dan kami bersiap memulai peperangan.
    Sampai sekarang kami hanya bisa bertahan, dan paling tidak, dari hasil yang didapat, kami bisa menyimpulkan kalau kami tidak perlu kuatir akan kelolosan dalam pertahanan kami.
    Walaupun jumlah pasukan kami cukup banyak, tapi pasukan kami kebanyakan terdiri dari negara negara yang jarang berperang, selain itu, mereka juga tidak pernah bekerja sama dengan pasukan lain sebelumnya.
    Selain masalah kerjasama, pasukan kami juga terdiri dari banyak ras yang menurutku sendiri lumayan aneh.
    Bayangkan saja.
    Sekarang kami berperang dengan pasukan yang merupakan gabungan dari:
    1. Penyihir2 kutubuku anak buah Leknaat yang sama sekali tidak terlatih dalam serangan jarak dekat
    2. Serombongan tentara bayaran yang langsung mengamuk sejadi jadinya begitu di medan perang
    3. Segerombolan orang orang aneh dengan jubah panjang menutupi mereka, ga pernah ngomong, Aku sendiri sangsi kalau mereka manusia
    4. Setumpuk mayat hidup yang mengaku kalau mereka adalah golongan terpelajar, tapi begitu berperang langsung berubah jadi kelelawar dan mencicit cicit gaje
    So?
    Apa yang bisa lebih buruk daripada ini?
    Sungguh keberuntungan kami sampai sekarang berhasil bekerja sama dan bisa maju sampai sejauh ini.
    Lamunanku terpecahkan oleh seorang pria paruh baya yang masuk dan segera membisikkan sesuatu ke telinga Cardinal.
    Cardinal mengangguk angguk padanya, dan segera berdiri.
    Dia menatap kami sejenak, sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling meja.
    "Ahem"
    Cardinal berdehem pelan, kemudian melipat kedua tangannya di dada.
    "Lady Kanna baru saja datang! Mereka sedang menuju kemari sekarang!"
    Semua orang segera bediri dan melotot tak percaya.
    "Sungguh?"
    Cardinal mengangguk sambil tersenyum senang.
    "Aku akan menyambut mereka diluar, rapatnya kita cukupkan sampai disini. Mungkin kita akan rapat lagi setelah semua persiapan dan pelatihan pasukan kita dengan pasukan baru selesai..."
    Cardinal membubarkan pertemuan kami, dan semua orang tampaknya bergegas keluar, untuk menemui teman teman baru yang akan membantu kami dalam peperangan ini.
    "Kuharap, tentara yang baru bisa menutup ketimpangan pasukan kita..."
    Rex bergumam pelan sambil berjalan beriringan denganku dan Arsais.
    Aku bisa memahami perasaannya sekarang.
    pasti pusing jadi dia.
    Harus mencoba menyusun rencana dan strategi matang padahal dia sendiri ga menguasai pasukan kami dengan begitu matang.
    "Semoga ga ada pasukan pasukan aneh lagi, itu kan maksudmu Rex?"
    Arsais mengedipkan matanya sambil tertawa, Rex hanya mendengus sebal mendengarnya.
    Kami menyusuri lorong panjang dengan langit langit yang luarbiasa tinggi dan berlukiskan ratusan malaikat yang mengarah ke aula utama Rupanda.
    Gerbang besar yang menjadi pintu Rupanda segera bergerak membuka begitu kami sampai di hadapannya, dan padang rumput luas segera terbentang di hadapan kami.
    Ahh, segar rasanya kalau melihat pemandangan Rupanda, dibandingkan dengan pemandangan di Valerie, hanya tanah tanah tandus kemerahan sepanjang mata memandang.
    Tapi aku tetap suka sama Valerie!
    Dan ga ada yang lebih indah daripada Valerie!
    Ya, kalau bisa dikasi tanaman pasti lebih bagus sih.
    XD
    "Itu mereka!"
    Cardinal menunjuk ke arah depan kami, dimana beberapa ratus meter kedepan, segerombolan bayangan hitam tampak merayap perlahan medekati kami.
    Semua orang bersorak, bersama dengan rombongan prajurit yang berkumpul di depan Rupanda.
    Semua orang melambai dengan bersemangat ke arah mereka, sementara Rex, Cardinal, dan para Bishop segera bergerak maju ke gerbang depan Rupanda.
    Aku mengikuti dari belakang Arsais, sambil mengamit jubahnya.
    Arsais tersenyum dan mengusap rambutku perlahan.
    "Mereka sudah mendekat!"
    Bayangan itu semakin membesar seiring dengan semakin mendekatnya mereka dengan kami.
    "B...Banyak banget..."
    Aku melongo kagum melihat mereka, barisann yang luarbiasa banyak, mungkin perkiraan kami salah, dengan pasukan sebanyak ini, mungkin kami bisa berada di posisi seimbang dengan Harmonia.
    Aku mulai bisa melihat bayangan itu dengan jelas, samar kami bisa mendengar sorakan sorakan dari arah mereka, dan warna warni pakaian mereka mulai menghiasi pemandangan kami.
    Kami yang awalnya bersorak sorai dan berteriak perlahan mereda, digantikan dengan pandangan bingung dan takjub pada pemandangan di depan kami.
    "Ih, waw..."
    Arsais hanya berceletuk takjub melihat komposisi pasukan di hadapan kami.
    Rex menepuk dahinya sambil melongo ke arah mereka.
    "Ya Tuhan, jangan lagi..."
    Rex hanya melongo sambil mengelus elus ikat kepala hijaunya, sementara Cardinal tidak bisa menutup tawanya.
    "kwekk... kwekk....kwekk...."
    Hanya suara itu berulang ulang yang bisa kudengar dengan jelas di antara ramainya sorakan dari pasukan bantuan yang datang.
    Pixel tertawa renyah sementara Greg hanya menatap kosong ke arah pasukan yang datang.
    "Apa apaan itu? Bebek? Kadal? Manusia Serigala?"
    Viktor menunjuk tak percaya sambil berkali kali mengerjapkan matanya, kuatir kalau matanya sudah membohongi dirinya.
    Jelas saja semua orang terkejut, karena ternyata pasukan yang datang dari Grassland jauh lebih menakjubkan (baca:aneh) dari pada yang kami pikirkan.
    Selain beberapa orang dengan beragam warna kulit dan warna rambut, di pasukan itu juga terdapat sepasukan bebek dan Kadal raksasa yang berjalan dengan dua kaki serta membawa kapak besar di tangan kanan mereka. Sementara itu, sepasukan serigala yang juga berjalan dengan dua kaki, ratusan bajing terbang, manusia dengan sayap kelelawar, dan anjing dengan pakaian lengkap ala manusia juga turut menghiasi pemandangan di depan kami.
    "Aku mau pingsan..."
    Rex bergumam pelan sambil memijit mijit kepalanya.
    Kanna memimpin pasukan itu dengan senyuman lebar sambil berjalan cepat ke arah kami.
    Setelah jarak kami cukup dekat, Kanna segera mempercepat langkahnya mendahului pasukannya dan menghadap ke arah Cardinal.
    "Kanna menghadap, Cardinal, saya membawa bala bantuan dari Jowston dan Grassland. Cardinal?"
    Kanna berusaha menyadarkan Cardinal yang masih tertawa terpingkal pingkal melihat Rex yang melongo dengan bodohnya sambil melihat pasukan yang terus mendekat perlahan.
    "Lady Kanna, ini, dari kebun binatang mana...?"
    Kanna menatap tajam pada Arsais yang bertanya sambil terus menahan tawanya yang sedari tadi meloloskan diri perlahan lahan dari mulutnya.
    "Jangan sembarangan, walaupun penampilannya seperti itu, mereka semua adalah petarung petarung handal dan kuat! Kamu sendiri belum tentu bisa bertahan berhadapan dengan mereka!"
    Arsais segera menutup mulutnya.
    "Baiklah, bawa para pemimpin mereka ke ruang rapat, aku ingin berkenalan dengan mereka..."
    Kanna mengangguk paham, kemudian segera kembali ke arah pasukannya.
    "Ini adalah perang teraneh yang pernah kualami..."
    Ujar Rex sambil menggeleng heran dan segera mendahului kami ke ruang rapat.
    ***
    Yue's View

    Meeting Hall, Rupanda

    Kanna berdiri di belakangku masih dengan senyuman lebarnya. Rex sedari tadi hanya memijit mijit kepalanya dengan bingung, sementara para Bishop yang lain memilih untuk tidak ambil pusing.
    Di sudut lain meja kami, Viktor, Cyrdan, dan Lazlo juga memilih duduk dalam diam daripada mencari tahu tentang identitas pemain baru kami.
    "Baiklah sebelumnya, aku sudah pernah mendengar tentang Grasslanders sebelumnya, kudengar kalian terdiri dari berbagai Clan, tapi aku tidak menyangka kalian akan begitu..."
    Rex tampak kehilangan kata katanya, dia berusaha mencari kata yang tepat untuk menggantikan kata "aneh"
    "Berbeda..."
    Ujarnya akhirnya, berusaha menjaga perasaan mereka.
    "Yeah..."
    Ujarku menyambung perkataan Rex.
    "Baru kali ini aku duduk satu meja dengan seekor Kadal raksasa, bajing terbang, Bebek raksasa, Kelelawar, dan Anjing..."
    Ujar Rex lagi tanpa menghilangkan kebingungannya sambil melihat mereka.
    Seorang dari mereka, berkulit cokelat dengan pakaian berwarna warni berdiri dan tersenyum ke arahku.
    "Aku adalah Lucia, Chief dari Karayan, mewakili Grassland untuk memberikan bantuan kami dalam menghadapi Harmonia, walaupun kulihat ada beberapa Bishop harmonia disini.."
    Lucia menatap tajam ke arah kelima Bishop, kemudian kembali mengalihkan perhatiannya padaku.
    "Tapi kami percaya kalau kita bisa bekerja sama dengan baik..."
    Ujarnya lagi.
    Seekor kadal raksasa yang sedari tadi diam berdiri, dia menatap ke arah kami dari mata kecilnya.
    "Aku Zepon.... Lizard Clan..... Yaa...."
    Dia berbicara dengan suaranya yang lebih cenderung mendesis, tubuhnya sangat besar, dan pakaiannya hampir sama dengan Lucia. Aku yakin mereka adalah perwakilan dari Grassland untuk bertemu dengan kami.
    Seekor bebek yang duduk di samping Zepon hanya mengangguk angguk sambil menutup matanya.
    Dia tampaknya juga adalah seorang Grasslanders.
    "Umm...."
    Kami semua menoleh ke arah Axel yang mengelus dagunya sambil menatap ke arah Bebek itu.
    "Ada apa Axel...?"
    Rex memandang bingung ke arah Axel.
    "Apa ada Mickey Mouse juga di Grassland...?"
    Semua orang segera meledak dalam tawa mendengar pertanyaan polos darinya, sedangkan bebek itu hanya mendengus sebal karena pertanyaan barusan.
    "Aku bukan donald duck, kwekk... Dan aku adalah Sergeant Joe dari Duck Clan. Kwekk..."
    Wyatt tampak tak bisa menahan dirinya, tertawa sambil menghantam hantamkan tangannya ke meja, airmata tampak menuruni wajahnya.
    "Oh, iya, om Joe, maaf..."
    Axel mengigit bibir bawahnya, membuat semua orang kembali tertawa.
    "Dan kalian? Adalah Jowston?"
    Seorang wanita berambut keriting mengangguk, di belakanganya, berdiri seekor anjing yang berdiri dengan dua kaki berpakaian bangsawan, dan seorang wanita berambut putih dengan sayap kelelawar.
    "Aku Mayor Anabelle dari Muse, ibukota Jowston, dan di belakangku, adalah Lord Ridley, dan Lady Susu, dari Two River..."
    Aku mengangguk paham.
    "Dan kamu?"
    Rex dengan kasar mengarahkan telunjuknya ke seekor bajing terbang berjubah yang sedari tadi duduk sambil menggigiti sebuah kacang raksasa di tangannya.
    Makhluk itu menyadari arah telunjuknya, dan segera melepaskan kacangnya, kemudian naik ke atas meja.
    Tubuhnya hanya sekitar setengah meter, cukup besar untuk seekor bajing, dan menggunakan jubah merah seperti superman di belakangnya.
    "Mu! Mumumumu! Muu! Mumumu!!! Muuu!"
    "..............."
    "....................."
    "..................."
    bajing terbang itu kemudian kembali duduk dan mengigiti kacang di tangannya lagi.
    Semua orang terdiam seribu bahasa.
    Aku menoleh ke arah Kanna, berusaha mencari keterangan darinya, tapi Kanna hanya mengangkat bahunya.
    "Entah, kami menemukan mereka dalam perjalanan melewati Jowston, dan mereka segera bergabung dengan kami, jadi, biarkan saja..."
    Kanna mengalihkan pandangannya dariku, berusaha melarikan diri dari pertanyaanku selanjutnya.
    Aku hanya menghela nafas.
    Bajing terbang itu sekarang sedang berada di pelukan Axel yang mencubit dan mengelusnya berkali kali.
    "Yahh, paling tidak ada yang bisa menjinakkannya..."
    Ujarku dengan pandangan mengejek ke arah Axel yang sekarang bergumul dengan Bajing terbang raksasa itu.
    "Yahh, paling tidak, aku harus melihat kemampuan kalian masing masing bertarung, bisakah? Agar memudahkanku dalam menyusun strategi peperangan untuk perang ini?"
    Keenam orang di hadapan kami segera mengangguk.
    "Tidak ada masalah...... apa....... kami harus...... melakukannya sekarang......... hmmm,,,,,"
    Kadal raksasa itu mendadak berdiri dan menarik kapak raksasa dari belakang tubuhnya, dia menghantamkan kapaknya ke meja, menghancurkan meja itu dalam sekali ayunan.
    "CUKUP! Jangan disini, tapi diluar! Kita akan melakukan simulasi perang, dan yang ingin kulihat adalah pasukanmu dalam bertarung, bukan KAU menghancurkan ruangan rapat!"
    Rex yang dengan sigap melompat dari meja saat Zepon menebasnya segera berteriak dengan panik, sebelum ia merusak semakin banyak perabotan di ruang rapat.
    Lucia hanya tertawa.
    "Jangan diambil hati, dia cuma terlalu bersemangat!"
    Lucia kemudian merapikan rambut kuningnya.
    "Jadi, apa harus kita mulai sekarang, Tuan Cardinal?"
    Lucia tertawa pelan, kemudian segera keluar diikuti oleh Joe dan Zepon dari Grassland.
    "Ya, kami juga harus bersiap siap. General Ridley, bisa anda mempersiapkan Kobold dan Winger untuk simulasi ini?"
    Anabelle memberikan perintahnya sambil lalu, yang segera disanggupi oleh manusia separuh anjing yang ada di belakangnya.
    "Oke, semua sudah bersiap, dan gimana soal yang satu ini...?"
    Wyatt berbicara sambil melirik ke Bajing raksasa yang sedari tadi sibuk menggerogoti sebuah kacang dalam pelukan Axel.
    "Lupakan!"
    Rex berbicara dengan sebal sambil berjalan keluar dari ruangan rapat.
    "Ahahaha, masih saja dingin seperti biasa..."
    Pixel tertawa santai, dia kemudian menyandarkan tubuhnya di kursi.
    "Pergilah kalian, aku lelah setelah semalaman menjaga North Wall bersama Leknaat dan Windy, Pasukan Harmonia benar benar ga tau waktu kalau soal menyerang!"
    Ujarnya lagi sebelum menutup mata dan terlelap di kursinya.
    Tampaknya dia benar benar kelelahan.
    "Baiklah, Lord Lazlo, Viktor, dan Cyrdan, kalau berminat silahkan ikut..."
    Aku berdiri dan berjalan keluar dari ruangan rapat.
    "Oh, ya, Kanna, tolong minta seseorang mengganti meja itu dengan meja baru..."
    Ujarku sambil melirik puing puing meja yang hancur berkeping keping.
  • update update

    pertamax
  • aku yang ketiga... silvy gak kehitung

    up...up...up...update lagi donk #plak... gak bersyukur
Sign In or Register to comment.