It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
siip..aku baru bisa ngasih dikit tapinya..
thx..okeh, mungkin karena merasa terburu-buru pengen apdet kali ya.ntar kedepannya lebih diperbaikin lagi deh
halah..tapi masih kalah lah sama punya akang mah
makasih.ditunggu kripiknya ya..
awalnya sih mau kasih alur maju mundur kena gitu. okeh, diantos lah kripiknya..
Kampus nabil 21.00
Sudah sepuluh menit aku mencoba menyalakn motorku tapi tak bisa juga.aku mulai berkeringat. Mana udah malem lagi.
“eh kirain dah balik...”
Aku merengut.
“motornya kenapa?”
“gak tau...dari tadi gak mau jalan...”
Dia lalu mengambil kunci dari bawah jok dan menghampiriku. Dia coba melepaskan kabel busi lalu menytaternya.
“apinya juga kecil gini. Punya amplas?”
Aku menggeleng
“hmm, yadah gini aja..sekarang dah malem banget. motor ni dititipin di sini aja..”
“terus gua? Besok gua gawe..”
“rempong amat sih. Lo nginep di tempat gua aja. pagi-pagi gua gua anterin. “
“tapi...”
“lo mau nungguin motor nyampe jam berapa? Lagian bengkel mana yang buka jam segini?”
“...”
“buruan..”
“tapi..”
“yaudah..pengennya gimana...?”
Masa aku harus nginep ditempat orang yang baru kukenal?
“tenang aja lagi. Gua gak makan orang kok.”
“yadah deh. Tapi gak ngertepotn?”
“ya ngerepotin sih. Cepe rebu semalam..”
“mahal amat..”
“hahaha.becanda kali..”
Akhirnya aku dibonceng olehnya dan langsung meluncur ke kostannya.
****
Kostan Nabil, 22.00 wib
Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling kamar ini. Cukup nyaman dan rapi untuk ukuran kost-kostan cowok. Semuanya ditata dengan sangat apik. Ada kesan liar tapi elegant. Kulihat poster Presiden Soekarno di atas buffet yang diisi oleh botol-botol minuman keras yang mahal, seperti Jack Danill, Vodka, Red Label dan beberapa merek lain. Ada juga foto-foto keluarganya, kebersamaan dengan teman-temannya. Dan di samping kamar mandinya ada target panahan dengan anak-anak panah kecil tertancap di beberapa lingkaran target itu.
Tanpa sadar aku mulai mengagumi si penghuni kamar. Sepertinya dia memiliki selera cukup tinggi dengan interior desain. Ditambah dengan harum kamar ini yang...ah..ntah wangi apa ini, tapi mnghirupnya aku merasa tenang. Seperti aromaterapi gitu. Apalagi pendaran lampu neon biru di beberapa sudutnya menambah kesan elegant.
Dia lalu datang dengan dua botol minuman kaleng. Lalu melemparkan satu kearahku.
“lo tinggal sendiri disni?” tanyaku membuka percakapan.
“gua? Nggak. Bedua.”
“sama siapa?”
“temen lah..”
“hmm, arif?” kataku ingat nama cowok yang tadi pagi.
“haha, tahu?”
“ya..tadi waktu gua kesini, kan dia yang ngasih no lo..”
“oh...” katanya lagi.
“terus orangnya kemana?”
“dia masuk malem..” jawabnya singkat
Aku hanya mengangguk.
“lo dah punya pacar?”
“hah?” kok tiba-tiba nanya gitu?
“lo dah punya pacar?”
“..”
“kok diem..”
“be..belum...” jawabku gelagapan.
“kok belum?”
“ya...belum mau aja..” kataku bohong
“jangan-jangan gak suka cewek ya?” todongnya.
“apaan sih..”
“nyante aja kali. Gua juga gay?”
Hah? Dia gay? Dan dengan mudahnya ngaku ke orang yang baru dikenal. Aku gelagapan.
“sebenernya sih gua suka sama seseorang. Tapi dia udah nikah sekarang...” kataku ragu-ragu.
“cowok?”
“...”
“klasik ya. Orang kayak kita emang harus berakhir dengan perasaan seperti itu. Tapi, lo mesti yakin, cinta sejati itu pasti datang, dengan cara yang tidak terduga”
Deg. Aku tahu itu pasti. Tapi masih pantaskah aku mengharap cinta sejati? Apalagi cinta sejati dari seorang...cowok?
“lo sayang sama cowok itu?”
“...” tentu saja, kataku dalam hati.
“terus dia tahu?” katanya menyelidik.
“...” hmm, ntahlah. Mungkin si item tahu.
“gua Cuma minta satu hal sama lo. Jangan pernah marah dan benci sama dia. Dia juga punya pilihan hidup. Meskpun dia sayang sama lo, tapi dia gak boleh bersikap egois. Akan ada banyak orang yang tersakiti kalau dia lebih menuruti perasaan ketimbang logika.”
“...”
“mungkin dia juga suka sama lo. Tapi toh rasa sayang itu bagi beberapa orang gak mudah buat diungkapin. Bagi mereka, kata-kata sayang kalau terlalu diumbar dan terlalu sering diucapkan akan terasa hambar. Justru kata-kata sayang yang diucapkan sesekali di momen-momen tak terduga akan jauh lebih berkesan. Dan yang lebih penting, apa yang dia lakukan itu lebih penting dari apa yang dia ucapkan...” katanya dengan suara lembut.
Aku hanya diam. Apakah si item memang seperti itu. Aku kembali teringat sama Panda, boneka anjingku.
Setelah aku mendapati boneka anjing didepan pintu kamarku, aku langsung nelpon dia.
“tem..ini..boneka..buat...gua?” katakku terbata-bata.
“...”.hening
“tem...”
“iya..iya..” jawabnya ketus.
“makasih ya..”
“...”
“gua namain siapa ya...?” mancing.
“...”
“punya usul?”
“....”
“blacky? Hmm..” berlagak mikir.
“panda aja” jawabnya singkat.
“hah? Panda? Ini kan boneka anjing..masa dinamain panda...?” kataku.
“udah, namanya panda aja..klik”
Idih..malah ditutup. Panda? Hmm, gapapalah, yang penting sekarang aku punya boneka anjing.
“sal?” kata Nabil mengagetkanku.
“hah? Sory sory..”
“napa? Lo kepikiran dia lagi?”
Aku mengangguk.
“yaudah, sekarang tidur aja..”
Aku diam. Tidur sekasur sama dia?dia gay dan gua juga. nah loh?
“kenapa?” tanyanya heran.
“...”
“hahaha...tenang aja. lo bukan tipe gua..”
Fyuh, syukurlah...aku lalu rebahan.diapun lalu melepaskan celana dan kaosnya dan hanya mengenakan boxer saja lalu ikut rebahan.dadaku mulai bergemuruh. Aku lantas mengambil bantal guling sebagai pembatas.
“hahaha...dasar..tenang aja. gua gak suka ngelakuin dengan paksa. Gua sukanya dengan hati. Percuma kita bercinta kalo Cuma pake nafsu doank. Okelah nafsu itu penting, tapi kalo tanpa cinta, itu akan berbeda bila kita lakukan dengan cinta...” katanya sambil senyum ke arahku. Aku hanya diam. Huft.
Kulihat dia mulai tertidur. Aku menoleh ke arahnya. Wajahnya tenang sekali. Dia mendengkur pelan. Dan kulihat dia tersenyum dalam tidurnya.
Aku masih belum bisa memejamkan mata. Kata-kata nabil tadi terus terngiang-ngiang. Apa Item bahagia sekarang? atau dia merasakan juga apa yang kurasakan? Entahlah.
Kost nabil. 06.30
“bil..buruan..” kataku sambil menggedor pintu.
“iya iya..bentar..” jawabnya samar dali dalam.
“gua telat nih...”
“salah sendiri bukannya tidur malah gerayangin gua..”
“apaan sih..” kataku kesal.
Dan diapun keluar dengan lilitan handuk. Aku melongo tak berkedip. Rambutnya basah dan wajahnya tersenyum, juga tercium wangi sabun. Di dadanya tumbuh bulu-bulu halus sampai ke pusar dan menerobos ke bawah. Aku menelan ludah.
“heh malah bengong.katanya telat..”
“iya..iya..” kataku gelagapan.
Aku lantas masuk dan segera mandi.
******
“bil, buruan..” kataku sambil menepuk-nepuk pundaknya
“iya iya. Tau ndiri jalan sini macet kalo pagi...”
Aku sudah seperti cacing kepanasan. Dia lalu menyalib mobil dan kendaraan lain. Ngeri juga sih. Ketika sampai di depan pabrikku, aku hendak langsung lari, tapi tiba-tiba tanganku ditahan.
“inget. Cinta sejati itu pasti datang, dengan cara tak terduga..”
Aku tak hiraukan dan langsung berlari kedalam, dengan tersenyum.
*****
Dan setelah kejadian di Camping Ground itu, esoknya dia menyatakan perasaannya padaku, dengan mempersembahkan sesuatu yang takkan pernah kulupakan.
Pabrik, 18.00 (present)
Gerimis. Aduh, kenapa mesti gerimis? Kutengok jam, udah jam 12 lewat. Ku bergegas menuju loker. Ku ambil hape dari sakuku. Lalu kuketik pesan singkat.
“Bentar ya ay, aku udah di loker.” Langsung kukirim.
Tak berselang lama, hapeku bergetar. Langsung kubaca.
“sante ja ay.”balasnya.
“gerimis lg. Damn..” umpatku.
“kmu mah gitu mulu. Liat dr perspektif lain donk. Bkannya grimiss itu romantis?” balasnya lagi.
“huhuhu.km paling bisa. Makin lope lope lah.” Aku senyum-senyum sendiri.
“lope sih lope. Tp buruan donk...”
“hahhaa.iya iya.aku meluncur nih...”
Akupun bergegas dan segera menuju ke depan kantor. Dari jauh kulihat seseorang sedang duduk diatas motornya sambil memegang helm. Jaket kulit yang dia kenakan terlihat basah karena tetesan hujan. Aku tersenyum. Pangeranku sedang menungguku. ya, Nabil menungguku dengan tersenyum.
Ketika aku sudah didepannya, tak ada sun tangan, cipika cipiki atau peluk mesra ataupun acak rambut. Hanya senyum, ya, hanya senyum. Tapi itu sudah mewakili semuanya. Mewakili rasa sayangnya yang sulit dia katakan.
“Rasa sayang itu bukan untuk diumbar, tapi untuk dbuktikan dengan tindakan.”
Itulah kata-katanya dulu ketika aku sering menuntut dia mengatakan sayang padaku. Tapi bukankah itu lebih dari cukup???
Kangen sama Item *nah lho ?
Minta kripik'y dong,kurang brasa apa'y..?kurang gurih pa kurang (bkin mata) pdes?
ayo de abi diantos caritana.
Skrg otw k pante ujung genteng sukabumi ngbsin Libur jusami.mdah"an ntr pas snen dah ga bonk lg bf'y