It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
bwt sy mah km teh msh brondong atuh, da sy lulusan 2004. hhahay..
Brusan manta bf w nelpon.cma bilang,"trnyata palsu".hiks hiks.
Trus sms,nduh w dh pnya yg bru,cz dh ga prnah ngbrin dy.
Pdhal w skrg bnr" jalanin hubngan ma cwe w,mski long distance.huft
meski ma mantan komunikasi masih perlu bro, cuman tetep perlu ada batasan jg. :-)
iddih curcol dia, hahaha. ldr mah yg penting komunikasi ma kpercayaan kang. #nasihatom2
sok ah dilanjut lg critanya. hidup stm.....!
huhuhu
tp gk apa2lah.. hehe
hohoho.nih dilanjut.tong hilap nya, dikiripik..
taram taram...setelah semalaman menyiksa si lepi, ku persembahkan (halah..) cerita lanjutannya. sok lah, selamat menikmati
ni aku kasih part 2. moga tidak mengecewakan pamiarsa..
Isal POV
Aku termangu sendiri. Kejadian kemarin sungguh berdampak bagiku. Aku tau kalo perjalanan cinta seperti ini sangat sangat rentan. Ya, satu yang bisa kupastiin kalo gak ada happy ending dalam cinta sejenis ini. Tapi kenapa aku bisa begitu sayang sama dia? Bahkan sampai saat ini dan setelah apa yang terjadi kemarin. Sakit, sakit sekali.Aku sudah berusaha menjadi seorang yang arif menyikapi hidup ini, tapi tetap saja aku merasa rapuh.
Aku melihat jam tangan Luminor-ku, hadiah dari kekasihku yang sekarang sedang praktek di Singapura. Seorang calon dokter yang cantik sekali yang usianya 4 taun lebih tua dariku.
“Maaf aku dah khianatin kamu, Beib..” lirihku pelan.
Udah jam 3 sore, bentar lagi aku mesti kerja. Huft, males bangett...apalagi sekarang hujan gak brenti-brenti. Tapi untung sekarang lagi gak ujan. Yap, aku sambar handukku dan langsung ke kamar mandi untuk mandi.
******
Halte Plasa JB, Cikarang
Aku melajukan motorku dengan kecepatan sedang. Tapi sial, gerimis, mana anginnya kenceng banget lagi. Sialll...tadi kan cuacanya cerah, kenapa sekarang mau ujan...mana gak pake jaket lagi. Mana perjalanannya masih sejaman lagi. Huft, tiba-tiba mataku menangkap ada seseorang sedang berteduh di halte dengan sepeda United warna putih terparkir di depannya. akupun menepikan motorku dan ikut berteduh. Aku memperhatikannya sekilas. Dia mengenakan kaos warna hijau yang bertuliskan GO GREEN yang dibalut jaket sweeter warna merah bertuliskan INDONESIA dan celana pendek quickdry serta sepatu nike.dan diapun tersenyum, aku hanya balas senyum yang agak kupaksakan.
Karena dingin, otomatis aku menyalakan sebatang rokok untuk menghangatkan badanku. Ya, entahlah, sejak kapan aku mulai merokok.
“Rokok Mas? “ tawarku sambil menyodorkan sebungkus rokok.
Dia tersenyum kecut.
“Bumi ini udah cukup rusak, aku gak mau nambah rusak lagi..” katanya singkat.
Anjrit, menohok hati banget kata-katanya, sialan. Belum juga kenal, udah sinis gitu. Aku lalu menarik lagi tanganku dan jadi salah tingkah. Lalu aku membuang rokokku dan menginjaknya. Dia melirik tajam ke arahku. Aku jadi tambah salah tingkah. Aku melihat ke arahnya lagi.
Apa lagi salahku? Pikirku. Dia lalu melirik ke arah rokok yang kuinjak. Sial, mungkin maksud dia jangan buang sampah sembarangan. Damn, belum 2 menit, orang ini udah bikin aku salah tingkah dua kali. Aku lalu memungutnya dan berjalan ke arah tong sampah. Sialll...hari ini aku benar-benar sial...udah kepegat ujan, ketemu orang sok idealis yang super rese lagi.
Aku lalu memutuskan untuk langsung cabs, daripada lama-lama deket ma orang aneh kayak dia.
“mau kemana?”
Aku agak kaget. Ternyata dia bertanya padaku.
“e..mau brangkat lagi..” kataku kikuk.
“ujan-ujan gini? Ntar sakit..” kata dia datar.
“gak papa..” kilahku agak kesal.
“gak papa? Kalo kamu sakit, ntar nyusahin orang lagi”
“...” rese....masalah buat lo?, pikirku
“tunggu ujan reda aja..” kata dia sambil menalikan tali sepatunya.
“...” nunggu ujan reda dan terjebak bedua ma orang kayak lo disini? ogah ya.
Aku terdiam sebentar. Lalu kilihat dia berjalan ke arahku.
“Ya udah, mungkin lo lagi buru-buru. “ kata dia sambil mencoba tersenyum.
Lalu dia membuka tasnya dan mengeluarkan dua botol minuman vitamin C. Lalu melemparkan satu padaku. Aku lalu menangkapnya dengan kikuk.
“minum dulu, daripada lo ntar kena flu.” Kata dia sambil membuka tutup botolnya lalu meminumnya.
Aku Cuma melongo.
“Mang mau kemana sih? Buru-buru amat..”
“e..ke kerawang..” kataku kikuk.aku memang kalo ke cikarang lebih suka lewat jalur sini, lewat Giant dekat bunderan President University, lalu tembus ke depan Al Azhar, dan masuk ke perumahan Graha. Malas kalu lewat stasiun Lemah Abang. Macet, dan jalannya sempit.
“Kerawang? Masih jauh atuh euy..yadah, ni pake jaket gua.” Katanya sambil membuka jaket yang dia kenakan. Aku makin melongo. Tak tahu harus berkata atau berbuat apa.
Lalu dia mulai menaiki sepedanya.
“Mas mas tunggu..ini..aku gapapa kok” kataku berusaha menghampirinya.
“pake aja, aku deket sini kok rumahnya. “ kata dia. Dia tuh juteek, tapi care?
“terus balikinnya?” kataku sambil memicingkan mata.
“ya kalo ktemu aja..”
“tapi, kalo gak ketemu..”
“ya kapan-kapan aja kalo ketemu..” kata dia sambil tersenyum.
Dia lalu mengayuh sepedanya dan berbelok. Aku hanya melongo. Sial..aku lupa nanya nomer hapenya. Aku lalu naik ke motorku dan melajukan motorku dan mengejarnya. Tapi sial, karena ternyata tempat yang ditujunya ramai sekali, seperti pasar tumpah. Setiap hari minggu, di dekat Plaza JB Cikarang sampai jalan arah PT Mattel memang ada pasar tumpah. Aku coba menerobos dan beberapa kali kena omel orang karena jalan jadi sempit. Akhirnya akupun pasrah dan kembali melajukan motorku ke karawang.
****
Tiba-tiba aku melihat ada seseorang yang mengendarai Ninja berhenti tepat di depanku berdiri. Aku melongo, mengantisipasi apa yang akan dia tanyakan. Mungkin orang yang mau nanyain alamat, pikirku.
Kulihat matanya memicing, seperti mengingat-ingat sesuatu. Lalu melihat jam tangannya sendiri.
“gak berangkat kerja Mas?” tanya dia tanpa membuka helmetnya.
Aku cuma tersenyum pahait.
“Udah jam segini loh..ketinggalan jemputan?” tanya dia.
Aku hanya mengangguk pelan.
Dia lalu melirik ke arah sakuku lalu mengangguk.
“Kerja di PT. Xxxx ya? Yadah sekalian aja, aku juga mau pergi ke Cibarusah, kan lewat situ. “ ajaknya.
Aku mengantisipasi. Dapat ajakan dari orang tak dikenal, aku harus sedikit waspada. Zaman sekarang kejahatan udah pakai banyak modus. Tapi dilihat dari apa yang dia kenakan, jaket kulit dari Garut, sepatu kulit dan Ninja yang dia kendarai, kecil kemungkinan dia emang penjahat. Lagipula sekarang udah telat banget.
“Emang gua ada tampang penjahat ya?” tanya dia, mungkin dia ngerasa dicurigain.
“Ngerepotin gak..?” tanyaku ragu.
Dia cuma geleng sebentar.
“Hehe, maaf. Kalo gak ngerepotin sih...” kataku malu-malu.
“Ya udah, buruan. Tiap menit berarti loh..”kata dia.
Akupun lalu naik. Dan memegang ke handle di belakang. Gak berani aku memegang pinggangnya.
“Yaoloh..pegangan aja ke pinggang. Lo kata gua tukang ojeg. “kata dia agak kurang jelas karena masih tetap memakai helm.
“hehe..maaf..” gumamku gak jelas. Akupun memegang pinggangnya.
Dan benar saja, kalo aku gak pegangan ke pinggangnya, aku pasti udah jatuh terpelentang ke belakang. Dia mengendarai Ninja-nya seperti kesetanan. Diatas kecepatan seratus. Akupun semakin erat memeluk pinggangnya.dan benar saja, baru 15 menit motornya berhenti. Biasanya kalo aku pake motor butuh waktu hampir setenganh jam. Akupun turun dan hendak mengucapkan terima kasih.
“te..”
Belum sempat aku bilang terima kasih dia telah melajukan lagi motornya. Uh...dasar. gak sopan banget tuh orang, pikirku. tapi mungkin dia emang lagi buru-buru. Ah..padahal aku kan belum tau dia. Udahlah, gasah dipikirin. Tuhan pasti balas kebaikan dia kok.
Dan ketika aku hendak membalikan badan, aku melihat i-pod jatuh di aspal. Wah, kayaknya punya orang tadi, pikirku.Tapi karena belum terlalu jauh, aku sempat mengingat plat nomor motornya. Aku lalu catat di hapeku. Aku lalu buru-buru masuk karena lima menit lagi bel tanda masuk menjerit-jerit.
******
Pulang kerja aku langsung masuk kamarku dan hendak merebahkan badan. Ketika aku akan menggantung jaket, aku menyentuh sebuah benda di saku kanan bawahnya. Kubuka resletingnya dan...i pod. Kalau dia tahu i podnya hilang, dia pasti sedih sekali. Fyuh, gimana cara balikinnya? Jangankan alamat rumah atau nopenya, namanya aja aku gak tahu.
Aku lalu iseng menyalakan i podnya. Kuperhatikan foldre-folder lagunya, lagu lawas, RaBBit, Pasundan, Jazzy, Country, Rap and Hip Hop, Holly Qoran dan dangduters,. Melihat folder lagu terakhir, dangduters, aku tertawa sendiri. Hari gini dangdut? Pikirku sambil geleng-geleng.
Mungkin karena badanku terasa capek banget, pegal-pegal dan lemes tingkat dewa, aku rebahan tapi rasa penasaran masih meliputi kepalaku. Dangdut. Aku coba putar lagu-lagu dangdutnya dan..jeng jeng...aku gak tau judulnya, yang pasti terdengar aneh di telingaku. Aku mulai memejamkan mataku dan meresapi liriknya. Entah karena musiknya yang mendayu-dayu atau karena capek yang sangat, akhirnya aku tertidur ditemani lagu-lagu dangdut lawas.
Hari-hariku masih diliputi perasaan aneh. Aku sering sengaja duduk di halte itu. Tak tau melakukan apa. Biasanya aku melewatkan waktu hampir sejam disitu, berharap dia muncul lagi. Sudah semingggu rutinitas ini aku lakukan. Duduk berlama-lama disini sambil mendengarkan lagu Bang Haji Rhoma Irama. Baru aku tahu bahwa lagu-lagu tersebut memiliki lirik yang meaningful. Penuh dengan nasihat dan petuah. Dan lama-lama aku mulai menyukai lagu-lagunya.
Aku juga mulai hafal lagu-lagu Michael Buble, Frank sinatra, Marry J. Blight. Satu hal yang kudapati dari cita rasa si pemilik i-pod ini. Selain soal enaknya didengar, aku menemukan isi dari lirik-liriknya yang benar-benar berisi. Seperti lagu Breakaway-nya Kelly Clarkson. Lagu ini menceritakan tentang seorang yang berasal dari desa tapi berani bermimpi dan mau bekerja keras meraih mimpinya. Juga lagu-lagu yang lainnya. Ternyata orang itu unik juga.
*****
Sudah kurang lebih setengah jam aku menunggu disini, di depan sebuah kos-kosan.ya, dari informasi omku yang kerja di kepolisian, plat nomor itu tinggal di daerah sini. Aku ragu, aku mesti masuk ke dalam ato Cuma nunggu disini. Kalopun ke dalam terus ditanya mau nyari siapa, aku juga bingung. Aku kan belum tau namanya. Yadah deh, aku putusin nunggu aja.
Aku liat udah tiga botol kosong teh botol. Udah sejam aku nunggu diwarung sini kayak orang tolol. Arght...udah lama-lama nunggu disini, taunya ntar dia gak ada di rumahnya, kesel banget pastinya. Aku lalu ngumpulin keberanian buat coba masuk.
Aku lalu berjalan ke arah rumah kos-kosan yang ada di depan. Aku terus pencet bel. Agak lama, baru keluar seorang remaja, mungkin umurnya duapuluhan. Badannya kecil junkies gitu. Putih dan rambutnya agak gondrong.
“Nyari siapa Kang?” tanyanya ramah.
Aku bingung. Aku musti bilang nyari siapa ya?
“Ehm, nyari siapa?” tanya dia masih dengan senyum manisnya.
“e..e..anu..” kataku gelagapan
Dia mengerutkan alisnya.
“aku..aku..nyari orang yang plat nomernya B xxxx Fxx.” Kataku
Dia terlihat berpikir sejenak.
“Bentar. Ninja ijo?” katanya
“Iya..”
“Oh..Kang Nabil?” katanya sambil tersenyum tipis
“e..e.. iya..” oh namanya nabil..
“Jam segini mah masih di kampus atuh..mang tadi gak sms dulu?” tanya dia
“gak... mang dia kuliahnya dimana sih?” tanyaku penasaran.
“ Di xxxx kerawang. Biasanya sih baliknya jam 9an. Coba aja atuh sms ato telpon..” sarannya.
“nomernya ilang. Hape aku kan ilang waktu itu. Makanya tadi gak sms dulu. Boleh minta nopenya?” bohongku.
“hmm...bentar..mas bukan temennya ya?” selidiknya.
Aku langsung kikuk. Ketauan deh..dia lalu memerhatikanku dari atas sampe bawah.
“secret admirer?” tebaknya asal.
Secret admirer? Sotoy banget.
“bukan...aduh, bingung jelasinnya..” kataku.
“oh..itu i podnya Kang Nabil kan?” tanya dia setelah melihat aku menggenggam sebuahi pod.
“nah itu dia, aku mau balikin.”
“yaudah titip aku aja..”
“Hehe. Aku boleh balikin langsung kan? Sekalian mo bilang makasih..”
“oh..yadah deh. Ni catet nomernya.” Kata dia.
“ berapa?”
“0857xxxxxxxx”
“okeh, thx ya.”
“masama. Btw, aku Arif” katanya sambil ngulurin tangan ngajak salaman.
“Isal. Oke, aku cabs dulu ya. Takut dia keburu balik”
“oke..ati ati ya..”
Aku balas dengan sneyuman. Lalu akupun bergegas menuju ke motorku dan langsung cabs ke kampusnya di Kerawang.
****
Sesampainya di kampus, aku langsung sms dia. Daripada kayak tadi, nunggu sejam kayak orang bingung, yang di tunggu gada di rumah. Kulangsung kirimkan pesan singkat padanya.
“bang, lg dmn? Q mau balikin i pod km yang jatoh.”
“ni sapa?”
“isal”
“yg mn?”
“yg wktu dianterin ke pt xxx” balasku
“bntar. Msh da 1 mta kulyah lg.”
“wokeh” jawabku singkat.
“eh, lo ksni ja. W di lt.3. kelas 3E, gdung rektorat”
Lantai 3 kelas 3E, gedung rektorat dimana? Sial, aku dikerjain. Aku lalu samperin seorang mahasiswa yang berkacamata yang lagi duduk sambil baca buku.
“Kang, Lantai 3 kelas 3E, gedung rektorat dimana ya?”
“oh..tuh disitu” katanya sambil nunjuk ke arah gedung yang didepannya ada kolam kecil dan air mancur.
“naek lift aja. Ntar pas keluar lift lurus aja. Ruang ke-2 dari kanan.” Jelasnya.
“Okeh, makasih kang.” Kataku lalu bergegas masuk.
Aku lalu bergegas ke arah gedung yang ditunjuk tadi. Aku masuk dan mencari-cari lift. Setelah tengok kanan-kiri aku lihat lift disamping tangga. Aku lalu naik dan menuju ke lantai 3. Setelah lift berhenti di lantai 3, aku keluar dan mendapati suasana yang hingar bingar. Ada yang duduk bersender tembok sambil tertawa terbahak-bahak. Ada yang suit-suit ke lantai yang di bawah karena disitu banyak mahasiswi sedang kumpul-kumpul. Bahkan ketika melewati kelas, ada yang nonton film dari laptop pake proyektor. Gila. Bahkan ada yang sedang terang-terangan merokok di tangga. Parahhh...
Aku bingung, karena aku mmang belum tau persis orangnya yang mana. Aku langsung smsin dia.
“kang, dmn? Q dah di lante 3”
“masuk ja” balasnya.
“gila, q kan ga kenal”
“lg ngerjain tugas. tanggung”
Damn, terpaksa aku membuka pintu dan..ketika pintu terbuka, otomatis semuanya melihat ke arahku. Aku salting. Ada yang langsung buang nafas lega. Mungkin mereka sangka aku dosen yang mau ngasih kuliah. Ada yang memandang heran. Tentu aja, muka aku kan gak familiar.
“nyari siapa kang?” tanya seorang yang berkaca mata tebal.
“e..e..aku nyari Nabil..”
“Cie..Bil..ada yang nyriin lo tuh..” timpal seseorang
“heh..oh iyah, bentar.” Katanya melirik ke arahku bentar, lalu kmebali ke bukunya. “mal, ntar gua nyontek ya. Gua da urusan bentar.”
“widih..nabil maenannya sekarang Men...” goda temannya yang pake jaket berhoodie.
“Paan siloh. Sarap” katanya mengepalkan tinju ke arah mukanya.
“hahaha..sama ekeu aja cyinnn..hahahah” timpalnya.
“kumaha sia we lah.” Jawab Nabil sengit.
“hahaha”
Orang yang bernama nabil itu lantas mengajakku ke luar. Aku seperti kerbau dicocok hidungnya. Aku bingung, rasanya ak pernah ngeliat orang ini, tapi dimana ya? Damn, dia kan yang waktu itu bikin aku keki pas ketemu di halte. Tai kok dandangannya sekarang? waktu pertama ketemu, dia pake sepeda lengkap dengan kostum biking-nya. Terkesan dewasa, cenderung memiliki idealisme tentang kesadaran lingkungan, terus sekarang dia pake topi dibalik, kaos item dan jaket sama celana skatter. Lebih kayak anak hip hop.
Sesampainya di kantin, dia memesan 2 gelas minuman.
“yap..” katanya.
“eu...gua..mau balikin i pod lo..” kataku gelagapan.
“oh..kirain..”
Lalu aku menyodorkan tas kecil berisi i pod.
“bentar, lo yang waktu itu kan?”
“yang mana?”
“yang di halte. Yang pake sepeda itu..”
“iya...”
“aduh...lupa..sweeternya masih di kostan...”
“oh...”
Dasar ni orang, pelit banget ngomongnya, pikirku.
“makasih ya. Buat sweeter sama tumpangannya.”
“sip..”
“lo kenapa sih?”
“hah?”
“dari tadi, yap, sip, oh, panjangin dikit napa..”
“okelah.” Katanya sadikit tertawa.
“hwa...”
“sariawan?” tanyaku mulai kesal.
“nggak”
“terus?”
“terus?” balik nanya.
“iya. Lo kenapa?”
“gua lagi pusing nih...”
“pusing kenapa? Tugas?” mulai mencari tau.
“yap”
“tuh kan..”
“iya iya. Tadi dosen ngasih tugas. “
“tugas paan?”
“inggris”
“bikin?”
“karangan.”
“huh. Cuman karangan doang?”
“cuman?” matanya mengernyit.
“mang lo bisa bikinin?”
“jiah, cetek. Mana kertas sama pulpen?” kataku geregetan.
“bentar”Katanya, lalu dia minta sama seoranbg yang entah siapa. Lalu datang dengan dua lembar kertas beserta pulpennya. Aku langsung menjawilnya dan kutuliskan karangan bebas.
Dia masih memerhatikan tulisanku. Hap, 5 paragraf cukup kayaknya.
“cukup?”
“lebih dari cukup ini mah. Ternyata lo jago juga ya..” aku hanya mencibir. Matanya berbinas sekali.
“yaudah, gua balik dulu. “
“eh tunggu, lo ikut masuk aja bentar.” Katanya sambil memegang tanganku.
“masuk?” tanyaku bingung.
“iya, bentar lagi ada kuis...lo di sebelah gua ya?”
“hah? Tapi..”
“please..ya..dosennya gak bakal tau kok...”
Aku hanya pasrah dan garuk-garuk kepala. Ya, itung-itung bales budi.
Jangan lama updatenya yah
huft, cerita segitu ge begadang semaleman. hahaha.
masih lah..ditunggu aja kelanjutannya..