It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ya..terispirasi dari kisah nyata. tapi setting tempatnya bisa dicek sendiri kok
hahaha. sok atuh dilajengkeun nu sanes. ieu aya saalit ti akang kanggo bekel di bumi. heheh
yah..mo gimana lagi. namanya juga hati, gak bisa dibohongi
wkakaka
Isal POV
Hari ini kerjaan benar-benar menggila. Dari awal bel sampai hampir tiba jam makan siang, satupun belum kelar. Padahal target hari ini ada lima mesin yang harus kelar. Apalagi bos yang baru ini emang super rese. Katanya sebelum pindah kesini, dia masih supervisor (pengawas) di pabrik yang lama. Pindah kesini dia langsung jadi section head (kepala seksi). Maklum saja, orang-orang yang berasal dari pabrik Jepang mau pindah kesini karena diiming-imingi oleh jabatan yang berbanding lurus dengan gaji dan fasilitas yang lebih.
Tiba-tiba saku kiriku bergetar. Ada pesan singkat
“Sal, kamu ntar baliknya jam berapa?”
Huft, setelah seminggu gak ada kabar, kami ketemu lagi di acara Training seasonnya dia di Camping Ground cikarang kemarin. Dan sekarang dia baru sms lagi.
Kutengok jam tanganku, sekarang sudah jam 14.30.
“aku lom tau balik jam brapa. Kerjaan hari ini banyak banget.tapi kayaknya kehandle sebelum jam balik reguler” balasku.
Kumasukkan lagi hapeku ke saku celanaku. Dan tak lama masuk lagi SMS dari dia.
“yadah, gua tungguin di depan jam setengah lima ya..”
Sekarang tinggal ngelarin modif mesin Tien Jin. Untung aja programnya udah kelar, jadi sekarang tinggal upload program aja. Kalo program untuk monitoring data tinggal ngopy aja dari mesin sebelahnya, kan masternya masih disave di drivernya. Sip. Mudah-mudahan aja ntar test drive-nya lancar.
Lalu aku pergi kemesinnya dan segera menghubungkan laptopku ke PLC. Yap, ku upload programku, lalu kusetting parameternya. Sip, tinggal test drive. Ketekan tobol on dan tiba-tiba , tut tut tut...alarm berbunyi. Aduh..error lagi kayaknya nih. Huft.
*******
Aku masih saja berkutat dengan trouble mesin. Aih, jam berapa ini ya? Kuambil hapeku dari saku celanaku dan ternyata ada sms masuk.
“sal, w dah d dpan nh...”
Hah? Smsnya masuk dari jam setengah lima, sekarang sudah hampir jam enam.
“sorry, bru kbuka sms’y. W gtw kelar jm brapa. Programnya error.” Jadi ngerasa gak enak juga. langsung kubalas smsnya.
“oh, gpp. Yadah, w tungguin mpe jam 7 ya..”
Aku lalu melanjutkan kerjaanku.
19.00
“sal, dah kelar?” sebuah sms masuk lagi.
“belum.maaf nih..”
“oh..” balasnya.
Cuman segitu? wah jangan-jangan dia marah. Haduh. Kuketik pesan permohonan maaf tapi...gak kekirim? Kucek pulsaku, hah tinggal 45 perak? Hajuh...gimana ini. Aku emang jarang ngontrol saldo pulsaku. Ah..jadi gak enak. Dia pasti marah dan sekarang pasti sudah pulang.
Aku keluar dari loker setelah mengganti seragam serta sepatuku. Fyuh..hari ini lumayan melelahkan. Tapi aku masih kepikiran sama Nabil. Aku mesti cepet-cepet ngisi pulsa nih, tapi jam segini konter masih buka? Ah, mini market kan sekarang sudah nonstop. Aku lantas keluar hendak menunggu angkot, tapi setelah di depan, dari kejauhan terlihat ada motor ninja dan diatasnya duduk seseorang yang sedang duduk. Dia terlihat memakai kemejaja lengan panjang yang digulung. Bentar, rasanya aku kenal perawakan itu. Hah, itu kan Nabil? Aku bergegas menuju ke arahnya.
“nabil..” sapaku setengah berteriak.
Dia lalu membalikan badannya dan tersenyum. Kulihat dia berbeda sekali malam ini. Dengan kemeja panjang yang dilipat, celana bahan khaki dan sepatu pentofel. dia juga memakai kacamata. Terlihat seperti seorang esmud yang baru pulang ngantor.
“eh udah pulang.” kata dia dengan senyum manisnya.
“lo dari tadi?” tanyaku dengan tatapan gak percaya.
Dia hanya tersenyum. Kulihat jam tanganku sekarang menunjukan jam sepuluh malam.
“kesini jam berapa? Jangan-jangan lo bolos kuliah lagi..”selidikku.
Dia malah cengengesan
“kita mo kemana sih?...” tanyaku penasaran.
“udah ikut aja...”katanya lalu mulai menstarter motornya. Aku langsung naik ke jok belakangnya.
“tapi...”
“...” dia masih saja fokus ke jalanan.
“bil...”
“apa?”
“maaf. Tadi pulsa gua abis. Terus kita mo kemana?”
Dia lalu menghentikan laju motornya.
“udah sekarang gini aja, lo mau ikut pa nggak?”
“...”
“kalo gitu diem aja.”
Nabil lalu kembali melajukan motornya dengan kecepatan cukup tinggi menyalibi kendaraan-kendaraan besar lalu berbelok ke arah President University dan melalui jalan ke Cikarang Baru. Disitu dia mulai melambatkan laju motornya.
“lo...masih suka sama kecengan lo?”
“napa nanya gitu?”
“ya..pengen tau aja”
“...”
“kok diem?”
“lagian tadi gua tanya lo mo bawa gua kemana, lo juga gak jawab.”
“oh..”
Hah, kok cuman oh doank? Kenapa gak bilang, ‘jadi lo mau balas dendam’?
“lo gak mau tau?” tanyaku penasaran dengan responnya.
“hmm..gak penting juga sih buat gua.” Katanya datar.
“kok gitu?”
“kenapa emang?”
“kata lo, lo sayang sama gua..”
“kapan?”
“...” hah, sialan, jadi malu sendiri aku.
“hahaha...lo itu lucu yah?”
“kok lucu? Dimana lucunya?” tanyaku mulai nyolot.
“emang gua harus peduli ya perasaan lo ke dia sekarang gimana?”
“ya..ya..” kataku gelagapan.
“gua cuman pengen lo tau, gua sayang sama lo. Itu aja..”
“terus?”
“hmm..”
“kok hmm..lo Cuma bilang lo suka sama gua, terus pengen lo gimana?” tanyaku mulai bercampur kesal. Dia memang aneh, masa Cuma bilang dia suka sama aku, tapi gak ada permintaan buat jadi pacarnya?
“gak gimana-gimana” jawabnya datar.
“lo gak pengen jadi pacar gua?” kataku akhirnya.
“hahaha..kok jadi lo yang ngarep?”
Blushing.
Arghht..kok aku bego banget...apa aku emang ngarep dia jadi pacarku?
Tapi aku kan sayangnya sama si item..
Lalu tiba-tiba dia berhenti di marketing office lippo cikarang depan pom bensin.
“turun” perintahnya
“ketus amat..kita mo kemana?” tanyaku masih agak nyolot.
“hmm..kemana ya?” kata dia pura-pura bingung.
“heh, lo gila apa? Ngajak gua bolos tapi...”
“ikut yuk” kata dia tanpa mendengar kata-kataku dan langsung menarik tanganku.
Aku lalu mengekornya dan kulihat dia berjalan ke arah sebuah danau. Aku baru tahu disini ada danau dengan joging track di sekelilingnya. Mungkin karena letaknya yang tak begitu terlihat dari jalan karena terhalang pepohonan. Dia lalu memasuki sebuah anjungan lalu duduk diatas pagar pembatasnya.
“sini duduk..” katanya
Aku lalu duduk disampingnya.
“ternyata gak gampang ya ngelupaian seseorang” mulai deh gak jelasnya..
“...”
“menurut lo salah gak sih kalo kita masih ngarepin orang yang udah jadi milik orang lain?”
“kok nanya gitu?” tanyaku dangan tatapan marah, karena selalu saja dia menyindirku.
“jadi ceritanya gua punya temen. Dia itu jatuh cinta sama seseorang, tapi sayang, orang yang dia sukain sekarang udah jadi milik orang lain..” katanya sambil memandang ke tengah danau.
“...”
“menurut lo orang itu bego gak sih?” retoris dan sangat menohok sekali ulu hatiku.
“...”
“padahal diluar sana ada orang yang mau membantunya membuka hati sama orang lain..”
“menurut gua sih nggak” belaku setelah merasa terpojok oleh statement yang konyol itu.
“kok?” katanya datar dengan ekspresi pura-pura kaget.
“ya...karena..” kataku gelagapan. Aku memang tadi asal menjawab karena kesal. Dan sekarang aku bingung harus jawab apa.
“hmm...gua rasa sih itu salah besar. Karena dalam hati kecilnya dia pasti mengharapkan orang yang dia suka itu pisah sama kekasihnya. Apa itu gak jahat? Kita mendoakan agar orang lain itu gak bahagia agar kebahagiannya jadi milik kita? Menurut gua sih orang kayak gitu tuh egois banget...” jelasnya panjang lebar.
“gua pulang sekarang” kataku langsung balik kanan.
“lho? Kok?” katanya lalu turun dan menarik tanganku.
“gua...”
“eh..ikut gua bentar yuk” kata dia lagi. Arrgght..kenapa sih kamu selalu aja bikin aku kayak gini? Ngeselin dan tanpa rasa bersalah sedikitpun dan bersikap seolah-olah aku gak ngerasa apa-apa.
“...”
“kayaknya disitu ada kunang-kunang” katanya sambil menunjuk ke arah seberang danau.
Kunang-kunang? Di tengah kota? Hari memang telah malam dan aku pun memang melihat ada cahaya-cahaya kecil dari kejauhan.
Dia lalu berjalan menyusuri jogging track. Aku dengan ragu mengikutinya. Aku sebenarnya sudah sangat ingin pulang karena dia terus saja menyindirku. Tapi aku juga penasaran dengan kunang-kunang. Jujur, sampai sekarang aku hanya lihat cerita di film-film romantis saja tentang kunang-kunang. Atau hanya di film fiksi atau animasi. Keliahatannya kunang-kunang itu indah, lalu kunang-kunang yang asli apakah seindah yaang digambarkan di film-film? Aku lalu setengah berlari mengejarnya yang sudah cukup jauh meninggalkanku.
Air danau itu tampak indah dengan riak kejinggaan karena pendaran cahaya bulan. Sesekali kulihat ada ikan berkecipak di pinggirannya. Aku tersenyum kecil melihatnya. Kulihat sekeliling, pohon-pohon dipinggiran joging track juga banyak yang berguguran daunnya.
“kamu tahu kenapa daun itu gugur?” tanya dia ketika aku sudah berada disamping kirinya.
“hmm..karena udah tua aja” jawabku ngasal.
“ckckck..picik banget ya pikiran kamu”
Kamu? Kok. Gak lo gua?
“menurut lo?” tanyaku ketus.
“daun itu mengorbankan dirinya untuk kehidupan, untuk banyak mahluk hidup. Dia sadar bahwa hidup itu untuk memberi, bukan meminta, atau bahkan memelas. Semasa hidupnya dia membuatkan makanan untuk seluruh bagian pohon, dia hasilkan oksigen untuk manusia yang bahkan mungkin suatu hari akan membunuhnya, menahan agar air hujan yang jatuh tak menyakiti mahluk-mahluk kecil di permukaan tanah dibawahnya..”
“...”
“dan ketika kemarau...dia menggugurkan dirinya agar pohon inangnya itu tak cepat kehabisan kadar air, dan bahkan setelah gugur kebumi pun, dia masih bisa menyuburkan tanah untuk membuat pohon itu tetap hidup. Kalau sudah begitu, masih pantaskah manusia untuk egois?”
Aku terpekur mendengarnya. Baru kali ini aku mendengar sebuah pilosofi yang dalam hanya dari sebuah daun yang mungkin jarang sekali kuperhatikan keberadaannya. Aku lantas menatap wajahnya yang teduh. Mahluk yang satu ini memang aneh. Kadang membuat ku jengkel, dan diwaktu bersamaan dia membuatku kagum akan pandangannya tentang hidup.
“sudah sampai..” katanya sambil tersenyum.
Deg, aku kaget melihat apa yang kulihat didepan. Pemandangn yang tak kusangka ada di depan mataku. Kulihat ada patung angsa yang dikombinasikan dengan sangat indah, seakan angsa yang paling besar melindungi angsa yang terlihat lebih manis, sedang angsa satunya seakan tersenyum ikhlas. Ditambah pendaran lampu halogen warna keemasan dari bawah pasaknya. Dari statue angsa itu ada sebuah jalan kecil kedepan mengarah ke anjungan yang yang menjorok ke danau.
Di sekelilingnya tumbuh pohon-pohon dan beberapa jenis bunga yang dipadupadankan dengan sangat cermat. Pendaran lampu disekelilingnya serta cahaya bulan semakin membuat tempat ini...lebih dari kata indah.
Dan ternyata kunang-kunang yang kulihat dari kejauhan itu adalah lampu-lampu ini. Aku hendak menuju ke patung itu, tapi tiba-tiba nabil meraih tanganku. aku terdiam.
“tunggu, liat dulu kebawah.” Katanya sambil menarik tangaku lalu berjalan ke tengah jembatan yang panjangnya sekitar 6 meter dan kami berdua berdiri di tengahnya.
Oh tuhan, dibawah jembatan tempatku berdiri adalah kolam yang didalamnya disusun batu-batu melingkar dan disela-selanya ada gnomeo kura-kura besar menghadap ke arah danau. Batu-batu itu disusun secara tak teratur tapi terkesan sangat natural.
“kura-kura itu ingin bebas dari masa lalunya menuju masa depan yang luas itu...dia gak mau terkukung di kolam sempit itu. Dia ingin berenang bebas, dia ingin mengecap dunia yang dulu disangkanya tak adil..dia yakin, diluar sana masih banyak cara untuk bahagia...”
Pohon-pohon jarum yang menjuntai dipinggir jembatan itu tampak meliuk-liuk seakan mengiyakan kata-kata Nabil dan menyemangati kura-kura itu.
Apakah kura-kura itu adalah aku? Aku yang masih saja terkukung oleh harap dan rasa tentang si item? Tapi apa aku salah kalau aku masih memendam rasa sama dia? Toh sama sekali gak mudah buat rasa yang tumbuh dan sekarang akarnya telah menjadi serabut yang tunggang di hati dan pikiranku?
Tapi, apa aku selamanya akan memendam rasa yang sudah tentu salah ini? Apa aku akan menghabiskan waktuku hanya untuk mengharapnya? Tidak, aku masih harus bahagia. Aku sudah katakan bahwa, ‘never mind, i’ll find someone like you’. Aku bakal nemuin orang yang seperti kamu, bahkan lebih dari kamu, Tem. Ya, aku akan seperti kura-kura itu..aku akan menjemput kebahagianku.
“kang..kok sama cowok..” aku dikagetkan oleh teriakan seseorang..
Hah, kucari-cari sumber suara itu dan aku mendapati ada orang yang berdiri di pos security. Aku baru sadar bahwa ternyata ini adalah boulevard sebuah perumahan elit. Boulevard ini tepat di gerbang perumahannya.
“gladi resik dulu pak, takut gagal ntar..” jawabnya.
Aku melihat ke arah satpam itu lalu ke arah nabil. Aku bingung, apa yang mereka bicarakan?
Dia lalu membawaku ketengah boulevard yang diatasku ada patung-patung angsa yang memesonaku tadi.
“pak, tolong nyalain musiknya..” teriak nabil.
Lalu terdengar sebuah musik instrumental.hah, ini kan lagu kesayanganku?
“oke, jadi gini, gua nanti mau nembak seseorang. Lo tolong bantuin gua ya..” katanya lantang padaku, mungkin biar satpam yang berjaga di pos yang kurang lebih berjarak 5 meter itu juga dengar.
Aku bingung, harus mengangguk saja atau harus gimana.
“sekarang coba pegang tangan gua. Nanti gua mau dansa sama dia.”
Tangan kanannya lalu menggenggam tanganku sedang tangan kirinya memegang pinggangku. Aku seperti terhipnotis oleh gerakannya yang cepat. Dan musik pun mengalun dengan syahdunya. Dia lalu mengayunkan tangan serta badannya mengikuti alunan musik. Aku yang seumur-umur belum pernah berdansa merasa kikuk. Aku hanya mengikuti saja gerakan yang dia lakukan. Jujur, aku sekarang merasa bingung dengan perasaanku. Apa aku ini kesal, bingung, marah, biasa saja, atau...senang?
Dia masih saja memegang erat tanganku sedang aku hanya mengikuti gerakan badannya saja. aku melihat wajahnya, damai sekali. Perasaanku berkecamuk.
“pak, tolong nyalain lampunya..”
Dan, trep tep tep...dari boulevard ini sampai anjungan menyalalah lampu. Aku tersentak kaget. Ini seperti red karpet di hollywood. Bukan lilin yang dipilm-pilm, tapi lampu hias yang ah..aku tak mampu berkata-kata lagi. Aku hanya membuka mulutku dan mengedipkan mataku. Aku bahkan sekarang tak mempercayai lagi mataku. Ini seperti mimpi.
“nanti gua ajak dia ke anjungan itu..” katanya lantang sambil meraih tangaku dan menuntunku ke arah anjungan itu.
Aku seperti tersihir oleh kata-katanya. Tak ada penolakan sedikitpun. Aku menatap riak-riak danau kejinggaan itu dan merasa seperti sedang berada di tempat yang begitu damai. Dia membuka pintu pagar kecil anjungan itu dan nampak di ujung anjungan itu tergelar sebuah tikar kecil dan diatasnya ada botol serta dua buah gelas saji, keranjang makanan dan juga piring serta satu ikat bunga krisan. Dan disampingnya ada sebuah gitar.
Aku menatap wajahnya. Dia masih menatap lurus kedepan dengan sebuah sunggingan senyum.
“aku mau nembak seseorang disini. Entah dia mau terima ato enggak. Aku sempat bertanya-tanya dalam hati, kenapa aku bisa mencintainya? Padahal dia itu orang paling bodoh dan paling naif yang kukenal.”
“...”
“aku memang orang yang mudah menyatakan cinta. Tapi kenapa, untuk satu orang ini, aku merasa kembali mendapati cinta pertamaku dulu. Aku selalu gelisah, tertawa sendiri waktu mengenang saat-saat sama dia, kesal sendiri waktu dia sebut nama idolanya. Dan dalam hatiku tumbuh rasa ingin membuatnya nyaman, rasa ingin melindunginya. Aku...sudahlah” katanya lalu berjalan cepat ke arah tikar itu.
Setelah sampai, dia lalu duduk sedang aku masih berdiri mematung. Apa dia benar-benar akan menyatakannnya disini? Dia lantas menuangkan isi botol itu kedalam masing-masing gelas.
“gak mau duduk?” katanya tanpa menoleh ke arahku.
Aku duduk dengan ragu.
“menurut kamu, kalo aku bilang aku sayang sama orang bodoh itu disini, dia bakal terima gak?”
“...”
“tapi seblum aku menyatakan perasaanku, aku juga mau bilang kalo aku sudah punya pacar..”
Hah, dia mau nembak orang dan dengan konyolnya mengaku kalau dia sudah punya pacar? Bodoh sekali kalau orang yang dia tembak itu menerimanya.
“lo mau nembak seseorang, tapi ngasih tau kalo lo udah punya pacar? Hahah, kedengarannya menarik” sindirku
Dia hanya tersenyum tipis.
“aku gak minta dia jadi pacarku. Aku Cuma mau bilang kalo aku sayang sama dia, kalo dia udah ganggu waktu tidurku, merubah moodku sesuka hatinya, menghancurkan impian yang kususun sebelumnya. Pacarku yang sekarang juga gak bakal aku putusin. Aku gak punya hak buat sakitin dia. Tapi aku rasa aku masih punya hak untuk sayang sama orang lain. Terdengar egois kan?”
Tak hanya egois, tapi konyol sekonyol-konyolnya.
“terus, hubungannya sama gua?”
Tapi kenapa aku mengharap orang bodoh itu adalah aku?
“gua pengen lo pura-pura jadi orang bodoh itu..”
Deg. Gila. Dia sudah tak waras. Kata-katanya melantur sekali. Tapi kenapa aku merasa senang sekali. Bodoh, ternyata aku memang bodoh.
Dia lantas mengambil gitarnya dan memainkan sebuah lagu. sebuah lagu dari Bung citra Lestari.
Jika ada yang bilang ku lupa kau
Jangan kau dengar
Jika ada yang bilang ku tak setia
Jangan kau dengar
Banyak cinta yang datang mendekat
Ku menolak
Semua itu karena ku cinta kau
Aku tertegun mendengarnya. Aku memang sering melihatnya menggoda gadis lain. Tapi entahlah, aku tak tahu pasti apa yang dia pikirkan
Jika ada yang bilang ku tak baik
Jangan kau dengar
Jika ada yang bilang ku berubah
Jangan kau dengar
Banyak cinta yang datang mendekat
Ku menolak
Semua itu karena ku cinta kau
Dia lalu mengerlingkan matanya padaku. Yap, aku memang hafal liriknya.
Saat kau ingat aku ku ingat kau
Saat kau rindu aku juga rasa
Ku tahu kau s'lalu ingin denganku
Ku lakukan yang terbaik
Yang bisa ku lakukan
Tuhan yang tahu ku cinta kau
Lalu dia menimpali
Jika kau tak percaya padaku
Sakitnya aku
Jika lebih dengar mereka
Sedih hatiku
Banyak cinta yang datang mendekat
Ku menolak
Semua itu karena ku cinta kau.. kau..
Saat kau ingat aku ku ingat kau
Saat kau rindu aku juga rasa
Ku tahu kau s'lalu ingin denganku
Ku lakukan yang terbaik
Yang bisa ku lakukan
Tuhan yang tahu ku cinta kau
Lalu kamipun bernyanyi bersama
Saat kau ingat aku ku ingat kau
Saat kau rindu aku juga rasa
Ku tahu kau slalu ingin denganku
Kau tahu ku juga ingin denganmu
Ku tahu kau s'lalu ingin denganku
Ku lakukan yang terbaik
Yang bisa ku lakukan
Tuhan yang tahu ku cinta kau
Aku tertegun mendengarnya. Lagu itu terdengar sendu. Seperti kerinduan akan seorang kekasih dan usahanya untuk meyakinkan kekasihnya. Dia mampu menghadirkan sebuah lagu yang membuatku merasa bersukur tuhan telah menurunkan musik ke bumi. Kalaulah cassanova itu ada, mungkin saat ini dia kerasukan hantunya cassanova. Aku tak tahu, siapa yang akan menolaknya dengan keadaan yang dia hadirkan saat ini. Meski dia dengan konyolnya mengakui bahwa dia sudah punya pacar.
Dan ketika musik yang dia mainkan selesai, aku menatapnya. Dia terlihat salah tingkah.
“cewekku tadi bilang, dia gak jadi balik ke cikarang. Masih ada yang belum kelar. Jadi..” katanya tak meneruskan kata-katanya.
“udah lama pacaran?” tanyaku penasaran.
Aku jadi teringat sama Tania, gadis yang sekarang sedang praktek di jawa sana. Sudah 3 tahun dia disana. Kasih kabarpun paling sebulan sekali. Itu juga tak lebih dari 5 menit. Just say hello, dah makan belum, dan hal-hal gak penting lainnya. Apakah itu masih disebut pacar?
“hmm..udah 3 tahun.” Jawabnya singkat.
Hah, 3 tahun?
“terus sekarang dia di..”
“jauh, jauh banget.” katanya dengan senyum tipis.
“sekarang, mau lo gimana?” tanyaku kembali ke topik utama.
“...” dia hanya diam menunduk.
“bil..” kataku lagi.
“...” dia masih saja membisu.
“bil..bilang bil..” kataku memaksa.
“aku gak bisa...”
“you just ask..” kataku lirih.
“what?” tanya dia sambil mengangkat wajahnya dengan ekspresi mengharap.
“you just say, ‘be mine’” kataku lagi.
“what, itukah permintaanmu?”
“apa?” aku bingung.
“kamu mau aku jadi pacarmu?”
Hah, itu bukan pernyataanku...
“hey. Itu kan..” kataku tapi langsung diputus olehnya.
“ya..karena kamu mau aku jadi pacarmu, yaa..dengan berat hati aku menerimanya..” katanya sambil tersenyum jahil.
“hey, tadi kan..” kataku misuh-misuh.
“udah deh, gak usah malu-malu..”
“nabill.. lo kan yang..”
“ssttt...get relax. Sekarang minum dulu ya..” katanya menggantung.
“ya apa..?”tanyaku penasaran. Sekarang dia akan memanggilku dengan sebutan apa.
“ya minum dulu. Hahaha”
“nabill..jadi sekarang kita ini apa?”
“kita?”
Aduh..ni orang ngeselin banget...
“oke. Sekarang gua mau temuin si item, dan bilang kalo sayang dia dan gua bersedia jadi yang kedua” kataku cepat lalu berdiri.
“hey..” katanya dan berdiri, memegang tanganku lalu menarik badanku dan...cup, dia mencium bibirku, cukup lama.
Aku masih melongo. Aku merasa sedang berada dalam kotak yang terisolasi. Waktu seakan melambat bahkan aku tak mendengar suara apapun, hanya desah nafasnya saja, dan itu terdengar merdu sekali.
“aku sayang kamu, be mine?” katanya tanpa berkedip. Matanya masuk kedalam mataku.
Aku mengangguk cepat dan cup, kucium pipi kanannya.
“hey” katanya protes sambil melotot tajam kearahku.
Aku kaget, dia sepertinya marah dan tak terima.
“ke..kenapa?” tanyaku gelagapan.
“kenapa Cuma yang kanan aja? kenapa gak bibir sekalian..?”
“ah..nabilll..yadah, sini..” kataku sedikit merengek gemas.
“gak mau” katanya sambil membuang muka.
Idih ni orang, bener-bener..
“aku gak mau kalo diminta. Aku sukanya stollen kiss..”
“ahh..my man..” kataku lalu berusaha menciumnya karena gemas dan dia masih saja menghindariku.
“love you, my baby boy” katanya lirih lalu menciumku lagi.
Hah, aku menengok ke belakang dan..
“tenang, satpamnya tadi ke toilet.” Katanya dengan senyum nakal.
Fyuh, untung saja.
"sal, liat, kunang-kunang.." katanya sedikit berbisik dan tangannya menunjuk ke arah pohon seperti pinus. aku tersenyum. ya, kunang-kunang itu indah sekali, seindah kamu, bil.
Tuhan, apakah ini cinta? Benarkah aku telah jatuh cinta lagi? Tapi yang sekarang aku rasakan, aku benar-benar bahagia. Aku benar-benar dilambungkan rasa nyaman. Kamu bil, kamu dengan segala sifat tak terdugamu ternyata mampu membuatku merasakan lagi rasa ini. Tapi satu hal yang kupikir, benarkah aku benar-benar telah mampu lupakan si item?
ditunggu komen dan kripiknya..
terus gazebo.
lanjut ke anjungan tempat gelar tiker nabil waktu nembak isal. bayangin waktu malem. pict malem di kamera w kurang okeh.
terus kolam ikan tempat gnomeo kura-kura
lalu boulevard dari arah anjungan.
posting gambar mah lola pisan lah
:-(
pengen nangiss.. huaaa
dmana t?
keren cerita ny bang,pertamax gan...
lanjut dah..
Tp kok gak tau tempat2 itu ya..!
Omg, romantis juga tuh tmp.