BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

ITEM (TAMAT)

1356782

Comments

  • 05nov1991 wrote:
    hahahaa.. hawatos pisan atuh bageur.
    sok atuh mangga reureuhkeun heula..
    hehe
    supados ngkin wengi salira na pres deui.. hahaha

    #terjemahan d bawah layar

    hwhwhw. tadi tidur cuma 2 jam doank euy. tapi karena emang lagi semangat"na posting, ngarasa tetep seger...hahahha.

  • kiki_h_n wrote:
    hayoh kang tanggung waler, diantos tah ku penggemarna.. :-*

    ampun paralun juragan, sim kuring mah rakyat...
  • mana s item nyaaaaaaaa
    (╰﹏╯)
  • sebelumnya w mo minta maaf dulu nih. karena cerita ini sebenarnya cerita w skarang. ya w tambah"in dikit fiksinya. n kmaren dia (si item) mulai sms" w lg. bininya kan lagi di kampung. hwa...w jadi mungkin bakal agak lama posting cerita ni, karena w juga nunggu perkembangan cerita hidup w sendiri. tapi kalo bro-bro semua mo w lanjutin crita ni yang full imajinasi w, w coba deh..
  • w coba pake pov di cerita ni. meski w gtw pa yang sebenarnya dia rasain ke w. cekidot ya.
  • POV AGA

    Maafin aku, Sal...

    Rafi Ahmad masih berkoar-koar membawakan acara musik yang didampingi Olga dengan tingkah genitnya. Tapi yang mendengarkan hanya lemari kayu yang sedang kusenderi. Pikiranku melayang, memikirkan banyak hal. Tanpa sadar mataku mulai terasa perih dan berair, meski tak sempat meneteskan air mata. Aku dengan segera mengusap mataku agar air mata itu tak sempat jatuh, karena pantang bagiku untuk menangis.
    Aku menaikkan volume tivi ketika ku dengar lagu Krispatih. Rasanya lagu ini sangat mengena terhadap apa yang sedang kualami sekarang. dilema, ya, dilema. Aku harus melakukan sessuatu yang akan membuat banyak pihak tersakiti, termasuk aku sendiri. Tapi aku yakin bahwa ini adalah jalan keluar, setidaknya ini tidak menyalahi kodrat. Tapi apakah hal ini benar-benar harus kulakukan? Tuhan, kalau apa yang kulakukan ini benar, tolong kuatkan aku.
    Aku segera mengenaikkan kemeja dan jasku.
    “Hemh...tuhan, kuatkan aku, aku memang belum mencintainya sekarang, tapi aku yakin bahwa waktu kan membuat aku mencintainya.” Lirihku.
    Kupandangi diriku di cermin, aku berkemeja dan ditutupi jas hitam, karena hari ini aku akan melamar seorang gadis yang baru sebulan kukenal. Aku memang tidak mencintainya, tapi orang tuanya telah menyetuji kami berdua, mungkin karena aku sudah mapan secara materi. Dan sekarang aku akan menuju ke tempat orangtuaku menginap, setelah itu aku akan langsung menuju ke rumah Sabrina.
    Aku mengenal Sabrina ketika aku baru pulang dan melewati halte, dan aku hendak membalas SMS dari Isal. Lalu kulihat seorang gadis sedang sendirian menunggu taksi. Sebagai seorang manusia aku agak khawatir karena seorang gadis sendirian di malam hari sangat bahaya. Lalu aku iseng bertanya padanya,
    “mau pulang mbak?” tanya sambil sedikit tersenyum.
    Awalnya dia tak menghiraukanku, mungkin memang dia curiga kalau aku akan macam-macam, tapi cewek baik-baik memang harus waspada.
    “Maaf Mbak, jangan curiga dulu. Saya kerja di Wormtail, baru pulang. kalo percaya sama saya, dan bersedia saya antar pulang, ayo. Setahu saya taksi jam segini jarang yang lewat sini.” Kataku meyakinkan.
    Wormtail adalah salah satu perusahaan yang cukup bonafit di kotaku. Dia terlihat menimbang-nimbang sesuatu.
    “Bagian apa?” katanya tampak senyum sedikitpun.
    “Design” jawabku pasti.
    Dia agak kaget.
    “kenal Pak Ramli?” selidiknya.
    Aku tersenyum,” tentu saja. Beliau itu atasan saya. Saya juga sering mancing dengan beliau. Saya juga pernah ke rumahnya yang di Perumnas itu..” kataku panjang lebar.
    “memang mbak siapanya beliau?” tanyaku.
    Kulihat rautnya sedikit berubah, mulai mencar, tak sedingin tadi.
    “beliau omku.” Jawabnya singkat.
    “oh...jadi gimana, bersedia saya antar?” kucoba menawarkan lagi.
    “ ya udah deh, lagian juga udah malem” jawabnya singkat.
    Begitulah awal perkenalanku dan hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk melamarnya.

    *****

    “tut.tut.tut” hapeku berbunyi tanda ada pesan masuk. Kulihat sekilas, Isal. Ah..ternyata dia. Aku sebenarnya enggan membacanya, tapi aku memang harus mengakhiri ini, sebelum semuanya terlambat. Aku bulatkan tekad, lalu kuraih hapeku, kubuka SMSnya,
    “Tem, lo lg dmn? W lg d tempt lo”.
    Aku terdiam, kemudian segera kubaalas,
    “w lg pulkam, paling bsk baliky”.
    Sebenarnya aku tak niat berbohong, tapi tak mungkin rasanya aku ujug-ujug bilang kalo hari ini aku tunangan dengan Sabrina, bisa kubayangkan bagaimana reaksinya.

    *****
  • alabatan wrote:
    W anak garut.tp jgn samain w ma domba garut y.#siap" ngasah golok.
    Tp skrg w domisili d cikarang.
    Ntr dh,kl gda krjaan d pabrik,w posting lg. #nasib kuli,yg laen bkin pulau,w malah maen oli.uwo huwo..
    ah.. sama gw juga kuli pbrik..
    mainnya tali.(lho koq tali??*bingung sndiry).. q tunggu dirimu, eh update nya..
  • zimad wrote:
    alabatan wrote:
    W anak garut.tp jgn samain w ma domba garut y.#siap" ngasah golok.
    Tp skrg w domisili d cikarang.
    Ntr dh,kl gda krjaan d pabrik,w posting lg. #nasib kuli,yg laen bkin pulau,w malah maen oli.uwo huwo..
    ah.. sama gw juga kuli pbrik..
    mainnya tali.(lho koq tali??*bingung sndiry).. q tunggu dirimu, eh update nya..

    hahaha. okelah. nih mangga dibaca. selamat mem-ba-ca- nak-penuh semangat, rajin lah membaca biar kaw pintar.hahaha
  • The_jack19 wrote:
    Cool

    hatur nungging bang jack. (viking loh,hahah) tapi disini kita buktiin the jack-viking bisa damai..
    sok lah, dibaca, jangan lupa dikripik yah.

  • Aku segera keluar dari motel ini dan mengetuk pintu kamar sebelah dimana orang tua dan adikku tidur.
    “tok tok tok..Mbu..Abah...kumaha, tos siap?” kataku pelan.
    (Mbu, Abah, gimana, udah siap?)
    “Ke sakedap..”
    (tunggu sebentar)
    Lalu pintupun dibuka. Aku merapikan blazerku. Mbu yang sudah tak muda lagi muncul dengan kebaya cokelatnya didampingi ayah yang tampak gagah dengan kemeja putih berjasnya. Sedang adikku yang baru kelas tiga STM itu tampak manis dengan kemeja ungu mudanya.
    “Cep, tolong liat ke depan. Mobilnya udah siap belum.”
    Kulihat keluargaku dan kerabat-kerabatku sudah berkumpul. Sebagian lagi sedang mengepak barang-barang untuk seserahan. Aku menarik nafas panjang, bismillah, batinku.
    “ayo ayo. Udah jam enam. Semua naik ke mobil” kata omku.
    Semuanya lalu masuk kedalam mobil kijang dengan ribut sekali. Semuanya ada 5 mobil. Ya, memang gak semua kerabat bisa ikut. Maklum, sodara dari Garut yang bisa ikut Cuma yang paling dekat-dekat aja. termasuk beberapa teman-teman STM-ku dulu.
  • Resepsi Pernikahan, 20.00 wib

    Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. para tamu masih saja berdatangan. Maklum, keluarga Sabrina memiliki banyak sekali rekanan. Sebenarnya aku menghendaki acara yang sederhana saja yang dihadiri oleh kerabat dekat saja, tapi keluarga Sabrina menginginkan resepsi yang cukup mewah. Tentu saja karenaa Sabrina adalah anak semata wayang mereka.

    Hiburan kali ini adalah acara hiburan keluarga. Para kerabat diperkenankan mengisi acara dengan bernyanyi karena di gedung ini tersedia stage kecil yang juga telah tersedia alat musiknya,cukup lengkap. Bergantian keluarga Sabrina yang notabene orang-orang berada tampil ke depan dan membawakan lagu-lagu nostalgia. Lagu-lagu kenangan ketika mereka masih muda dulu.

    Sebenarnya aku diminta untuk menyumbangkan sebuah lagu. Tapi tahu sendiri kualitas suaraku yang bisa membuat orang terharu. Aku hanya tersenyum dan dengan halus menolak. lalu tiba-tiba, Ragiel, teman kostanku menarik-narik tangan Isal ke arah stage. Isal terlihat ogah-ogahan dan berusaha berontak. Lalu teman-temannya yang lain ikut menariknya hingga ke tenganh stage.

    Ibunya Sabrina pun terlihat sangat antusias sekali melihatnya.
    “Ayo Nak Isal. Nyanyiin lagu lah buat Saby. Suara nak Isal kan bagus banget. nak isal yang waktu itu nyanyi di pensi SMA dulu kan?”
    “iya Sal, ayo...anggap aja ni kado buat pernikahan Saby..” lanjut ayahnya sabrina.

    Kulihat Isal gelagapan. Dia memandang kearahku, tapi aku mengalihkan pandanganku ke arah para tamu undangan, aku tak sanggup memandangnya, setidaknya untuk saat ini. Kulihat semua mata tampak memerhatikannya. Menanti lagu apa yang akan dibawakan oleh isal. Isal lalu mengambil microphon.

    “hmmm...baik lah. Don, tolong mainkan slide ini. Proyektornya ada di bawah meja.” Katanya sambil menyerahkan flashdisk ke arah Doni,asistennya.
    “Sebelumnya aku mau ngucapin selamat menempuh hidup baru buat sahabatku, Saby. Sab, u got the best.”
    “ Saby itu teman SMA-ku. Sahabat lah. kamu masih ingat gak Sab, dulu kita sering maen berdua,yang lain sekolah, kita malah mabal terus jalan-jalan ke Metropololitan Mall. Main ke time zone, nyari-nyari baju bwat kamu yang mau ikutan pensi. Nyari boneka. Diomeli waria yang suka ngamen karena waktu itu kakinya keinjak sama kamu waktu kita mau nyari makan di tempat yang sekarang dekeet BCP (Bekasi Cyber Park). Hehe. Aku masih ingat itu Sab.”

    Slide-slide pun mulai terlihat. Tulisannya, Sabrina, Age by Age.

    Slide pertamanya berisi gabungan gambar Sabrina dari orok sampai sekarang. Alunan musik instrumental mulai terdengar pelan, syahdu sekali.

    Lalu muncul slide berikutnya. Mulai dari sabrina yang masih orok, hingga balita. dia tersenyum, menangis tertawa dengan giginya yang baru dua biji. Slide itu muncul bergantian.

    “si imut ini lahir pada xx Agustus 19xx. Lihatlah, tangisnya itu telah membaw tawa di keluarga Bapak H. Gufron. Lihatlah mata bulatnya, binar matanya. Ya, bayi kecil ini telah mampu melengkapi kebahagiaan keluarga ini.” Katanya bernarasi.

    Kuperhatikan semua tersenyum melihat slide-slide lucu ini. Sedang ayah dan ibunya mulai berkaca-kaca. Kedua tangan ayahnya menggenggam tangan ibunya.

    Lalu muncul slide-slide ketika Sabrina TK. Ketika wisuda, lomba tari merak. Menangis sambil membawa boneka, mungkin sudah dijahili sama sepupu atau temannya.

    “sabrina kecil ini memang jadi kebanggan keluarga ini. Lihat, betapa lihaynya dia ketika menari merak, dengan make up yang aduhai.”

    Semua tertawa melihatnya. Sabrina tampak malu-malu sekali karena waktu itu make up-nya benar-benar bikin geli. Pipinya mungkin pake pewarna yang saking merahnya seperti orang yang habis ditampar genderewo. Lalu muncul slide ketika dia menunjukkan giginya yang ompong sambil tangannya memegang es krim.

    “dan si ompong yang jelita ini, memang suka sekali sama es krim. Tapi sekarang, lihatlah, senyumnya menawan sekali, tapi kalau liat pict yang ini, hmmm..(berlagak mikir) masih tetap manis kok, meski ompong.”
    Semua tertawa lagi.

    Lalu tampil slide selanjutnya ketika dia nangis saat pesta ulang tahunnya yang mungkin ke-7. Niup lilin ulang tahun yang ke-9. Foto SMP-nya yang culun dengan rambutnya yang dikepang dua sambil memegang piala.

    “dan sabrina sekarang sudah ABG. ABG berprestasi. Lihatlah ke rumahnya. Dulu, waktu aku pertama main kerumahnya, aku kira dia mengajakku main ke toko piala, karena di lemari besar itu berjejer piala-piala. Lomba makan kerupuk tingkat kabupaten, lomba panjat pinang, dan lain-lain.”

    Semua tertawa mendengarnya. Sabrina pun tampak tersipu.
    Lalu ketika SMA, dan muncullah slide-slide dia bersama teman-teman wanitanya, dan yang paling banyak adalah kebersamaan nya dengan isal. Di rumahnya ketika masak, di sekolahnya,ada yang di taman sekolah, di kantin, bahkan di di depan WC. Ada juga ketika tangan kiri-kanannya menenteng belanjaan di mall. Di Gramed dengan kaca matanya sambil memamerkan dua buku komik. Di Islamic Center lagi ngadem, di Gor bekasi, di Dufan.

    “dan inilah kebersamaan kita. Semua bilang masa SMA adalah masa-masa paling indah. Masa-masa yang akan paling kau rindukan. Dan benar saja, saat aku menyusun slide ini, aku sempat tertawa sendiri kayak orang gila.”
    “aku juga masih ingat, waktu itu kita sempat digosipkan pacaran di sekolah, kamu bukannya menjauh, kamu malah menggandeng tanganku dan teman-teman riuh menyoraki kita. Dan lihatlah sekarang, kamu trerlihat lebih cantik dari seorang dewi sekalipun. Ga, harusnya aku loh yang ada disebelah Seby itu sekarang...”katanya menggoda.

    Yang lain riuh tertawa. Kedua orang tua Saby terlihat mulai mengusap air mata terharu.
    Mataku kembali tertuju lagi ke layar. Tampilan selanjutnya diganti dengan gabungan gambar-gambarku.

    Muhammad Arga Samudera, getting older, and also getting better..

    “dan sekarang, kita lihat, siapa bocah kecil yang sedang membawa sapu lidi dan mengacungkannya itu? Dia adalah sahabatku. Si item.”

    Musik berganti dengan alunan musik yaang agak trance.
    Lalu muncullah poto-poto masa kecilku. Ketika aku menangis saat ikut lomba pidato. Aku yang sedang main ayunan.

    “huft, aku gak tau musti komentar apa. Sahabatku yang satu ini kalau dilihat dari foto-fotonya cukup menggemaskan. Lihatlah, rambut keritingnya itu. Mungkin karena ibundanya sedang ngidam Ahmad Albar waktu mengandungnya.” Katanya sambil melirik ke arah Mbu. Mbu hanya tertawa kecil sambil mengusap matanya.
    “dan lihatlah, dari kecil memang rajin.” Katanya ketika slide yang menampilkan aku sedang nyapu di halaman sekolah
    “dan lihatlah, dia memang jagoan keluarga keluarga Bapak H. Jafar ini. Ketika yang lain hobi mengumpulkan jangkrik, dia dari SMP sudah hobi mengoleksi piagam-piagam penghargaan. Malas sekali sebutin satu persatu karena saking banyaknya. Tapi kalau masih penasaran, datang aja langsung ke rumahnya, sekalian nyicip masakan ibunya. Hmm...Mbu..masakan Mbu is the best lah. Semur jengkolnya, sambel terasi, gurame bakar, hmmm..yang lain, lewat lah..” Katanya sambil mengacungkan jempol ke arah Mbu.

    Ibu tersipu. Aku memang pernah mengajak Isal main ke rumahku di Garut. Dia ku ajak jalan-jalan ke sawah dan ke kebun. Dia begitu antusias ketika diajak abah memetik cabe, mentimun dan singkong di kebun. Dia juga sempat ikut berbasah-basahan memandikan si Jagur, domba milik abah.

    Lalu muncullah gambar-gambarku ketika STM dulu. Ketika aku sedang overhaul engine, sedang makan di kantin Simbok dengan muka cemonk, dan slide yang sedang mengibarkan bendera bergantian.

    “dan inilah si Item yang sudah mulai berkumis.” Katanya sambil tersenyum.
    “pernah jadi Paskibraka tingkat kabupaten tahun 20xx, memang sangat pantas kalau dilihat dari fisiknya. Juara LKS untuk Debat Contest ini juga sangat hobi sekali main oli. Dan dari sumber yang tidak mau disebutkan namanya, sebut saja Bunga, bukan nama sebenarnya, motto hidupnya ketika STM adalah, ‘terima bongkar. Tidak terima pasang’..”

    Semua tertawa riuh. Aku tersenyum saja mendengarnya.

    “tapi, aku yakin, dia memang jago kalo soal otak-atik mesin ato baris berbaris, tapi soal cinta, hmm aku kasih jempol terballik deh...” katanya mencibir sambil mengangkat tangan dengan jempol yang menunjuk ke lantai. Yang lain riuh lagi.

    Aku memang belum pernah pacaran sama sekali. Ditambah lagi dengan kondisi STM yang hampir semuanya batangan. Dan aku tak terlalu memusiangkan hal itu.

    “so, Sab, kamu beruntung banget loh, dia tuh..masih disegel. Masih ada tulisan, dont accept if seal is broken.” Katanya lagi. Keluarga Sabrina juga sobat-STM-ku tertawa paling kencang menyorakiku.

    Dan terakhir muncullah slide kebersamaanku dengan isal yang ntah kapan diambilnya. Aku tak pernah tahu bahwa kebersamaanku dan dia ada dokumentasinya. Yang aku ingat hanya saat ke Ciwidey, ke Tangkuban Parahu, Dufan. Ketika dikostpun, aku baru menyadari bahwa dia sering diam-diam mencuri poto diriku. Musik berganti dengan instrumental Kitaro.

    “dan ini Ga, ini adalah salah satu bukti bahwa kita pernah menikmati saat-saat yang indah. Aku masih ingat, waktu itu aku sangat kesal sama seseorang. Sampai di kost kamu, aku terus saja uring-uringan, bahkan sampai hendak tidur. Tapi aku kaget, karena pagi-pagi kamu nendang-nendang kakiku bahkan memercikan air ke mukaku buat bangunin aku. Dengan kesal aku bangun. Kamu nyuruh mandi dan kamu bawa aku gak tau kemana. Aku nanya pun kamu Cuma diem aja. dan ternyata, kamu bawa aku ke Dufan, kamu maksa aku naik tornado, halilintar, padahal kamu tahu waktu itu aku takut setengah mati. Nyuruh aku ngelampiasin kekesalan aku dengan teriak sekencang-kencangnya. Aku juga tahu kamu sudah nyiapin kantong kresek, takut aku muntah. Padahal aku kan kuat, tapi kamu gak tau aja, aku kan muntahnya di toilet..” katanya.
    Aku tercenung. Slide dia sedang merem dan aku berteriak ketika sedang naik wahana halilintar membuat aku merindukan saat kebersamaan dengannya. Bayangan kebersamaan kami mulai muncul di benakku.waktu itu Isal bertingkah tidak seperti biasanya. Dia uring-uringan seharian.aku paham, dia lagi kesal.

    Kebetulan besok aku juga libur. aku paksa dia ikut, meski dia ogah-ogahan karena bad mood. Aku juga gak mau ngasih tahu mau bawa dia kemana. Waktu sampai di depan gerbang, dia kaget sekali. Dia Cuma diam.

    Di Dufan, dia kupaksa naik semua wahana. Aku berteriak sekencang-kencangnya, ketika sedang naik halilintar.

    “lo teriak sekenceng-kencengnya..lampiasin kekesalan lo sekarang..” kataku berteriak ketika halilintar sedang menukik. Dia berteriak kencang sambil memejamkan mata, mungkin karena takut.
    “pulangnya aku benar-benar puas. Fyuh..dan ketika kamu ada tur ke Ciwidey, ketika yang lain mesra-mesraan sama pasangan masing-masing, kamu malah ngajak aku. Kita berdua Cuma gigit jari. hahaha...” katanya mengenang.

    Huft, kenangan dengannya di Ciwidey juga membuat aku begitu merindukannya. Dia ada beberapa meter di depanku, tapi aku merindukannya dengan sangat. Waktu itu Wormtail menngadakan family gathering, yang lain pergi dengan anak-istrinya, sedang yang belum berkeluarga dapat jatah satu. Aku bingung harus ngajak siapa. Akhirnya aku ngajak Isal karena dia sedang libur. aku masih ingat, sepatunya basah ketika berjalan ke reruntuhan seperti bekas bangunan di situ ciwidey (danau). Dia ngomel-ngomel. Aku lalu meminjami sandalku dan aku sendiri harus nyeker (tanpa alas kaki). Tak apalah, demi sahabatku yang manja ini.

    “mahluk item yang rupawan ini memang agak pendiam. Tapi tahukah kalian? Saby adalah gadis yang paling beruntung sejabodetabek. Kenapa? Karena sahabatku yang gak ganteng-ganteng amat ini, walaupun agak pendiam, tapi romantis. Jangan heran kalau nanti sesudah menikah, kaw akan menapati sebuah hadiah kecil ketika kaw membuka mata. Bahkan ketika kaw marah dan jengkel sekalipun, mungkin dia tak bisa mengekspresikan permintaan maafnya, tapi kata maaf itu tak penting. Hatimu akan benar-benar luluh ketika tiba-tiba dia datang padamu, dengan makanan yang kau sukai, dengan boneka yang benar-benar kamu pengen, DVD yang lagi sering kamu bilang bagus ke dia, atau tiket bioskop nonton pilm yang baru tayang di Cineplex 21, atau dengan benda yang sudah lama kamu pengenin. tak banyak kata, hanya senyuman tipis dan tatapan yang akan bisa kau artikan sendiri.”
    Aku bergetar. Kulihat Sabrina juga mulai sesenggukan.aku tak tahu kenapa dia menangis. Mataku pun pedih, pedih sekali. Tapi yang lebih pedih lagi itu adalah hatiku. Perih sekali mendengar apa yang dia katakan. Suasana hening sekali. Beberapa orang tersenyum, beberapa lagi sudah berkaca-kaca. Dan begitupun isal. Pipinya sudah basah. Bukan karena bahagia, tapi perih. Aku tahu itu. Kata-kata yang harusnya dia ucapkan langsung padaku, dia ungkapkan dengan sangat halus, membuatku merasa begitu sakit, aku begitu tega membuat dia begini. Maaf sal, maaf.

    Bukan kamu saja sal yang sakit, aku lebih sakit.
    “Kalian berdua adalah sahabat baikku. Kebahagiaan kalian adalah kebagaiaanku yang terbesar, itu jauh diatas segalanya. Ya, aku adalah mahluk yang paling bahagia sekarang. sudah lama aku merindukan saat-saat seperti ini. Saat semua orang bahagia.” Katanya sambil mengusap pipinya yang telah basah.

    Dadaku sesak, sesak sekali. Badanku bergetar. Sabrina juga terlihat menunduk. Kami diliputi rasa bersalah yang sangat. Siapa yang bahagia Sal, siapa? Aku? Kamu? Sabrina? Siapa Sal? Apa kamu bahagia? Sakit Sal, sakit sekali dadaku.
    “Aku harap, aku akan segera menyusul kalian, biar aku juga cepat punya anak, biar nanti anak-anak kita bisa jadi sahabat lagi...” katanya lirih.
    “tapi kalo memang nanti ternyata jodohku belum sekarang-sekarang, tolong buatkan item-item junior juga Saby-saby kecil buat menemani aku nanti.” Deg, aku tertohok.
    Lalu diapun duduk dan jemarinya mulai menekan tuts tuts piano. Semua hening menantikan lagu yang dia bawakan.
    “dan kalau diizinkan, aku ingin membawakan sebuah lagu...”
  • Intro dari denting piano langsung kutangkap, dan aku terlonjak. Sabrina pun juga terlihat kaget. Aku tak menyangka bahwa dia akan membawakan lagu ini. Kulihat sekarang Sabrina menunduk.

    I heard
    That you're settled down
    That you
    Found a girl
    And you're
    Married now

    Aku tertegun. Inilah bait pertama lagu Someone like you punya Adele. Tapi baru sampai segini, hatiku tertohok sekali.

    I heard
    That your dreams came true.
    Guess she gave you things
    I didn't give to you

    Old friend
    Why are you so shy?
    Ain't like you to hold back
    Or hide from the light

    What? Aku..aku..maaf sal..

    I hate to turn up out of the blue uninvited
    But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
    I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
    That for me it isn't over

    Shit..stop Sal, stop. Plese..jangan lanjutin..

    Never mind
    I'll find someone like you
    I wish nothing but the best for you too
    "Don't forget me," I begged
    "I'll remember," you said
    "Sometimes it lasts in love
    But sometimes it hurts instead."
    Sometimes it lasts in love
    But sometimes it hurts instead,
    Yeah.

    lirih sekali. Apa kamu benar-benar baik-baik saja?

    You know how the time flies
    Only yesterday
    It was the time of our lives
    We were born and raised
    In a summer haze
    Bound by the surprise
    Of our glory days

    I hate to turn up out of the blue uninvited
    But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
    I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
    That for me it isn't over.

    Never mind
    I'll find someone like you
    I wish nothing but the best for you too
    "Don't forget me," I begged
    "I'll remember," you said
    "Sometimes it lasts in love
    But sometimes it hurts instead."

    Nothing compares
    No worries or cares
    Regrets and mistakes
    They are memories made.
    Who would have known
    How bittersweet this would taste?

    Menusuk, menusuk sekali. Kenapa kamu pilih lagu ini Sal? Kamu bikin aku makin ngerasa bersalah..

    Never mind
    I'll find someone like you
    I wish nothing but the best for you too
    "Don't forget me," I begged
    "I'll remember," you said
    "Sometimes it lasts in love
    But sometimes it hurts instead"

    Lalu dikepalaku terbayang kebersamaanku dengannya. Bayangan Panda, aku memboncengnya di Harapan Indah, ngetrack di GOR Bekasi, berburu kuliner di pasar malam. dan air mataku langsung jatuh. Sakit sekali, sakit..dadaku sesak. Kulihat dia menyanyi sambil memejamkan mata sedang pipinya terus saja basah. Dan ketika bait terakhir dia nyanyikan, suaranya bergetar.

    Never mind, I’ll find some one like you..
    I wish nothing but the best, for you... two..
    Don’t forget me, i beg..
    I remember you said..
    “sometimes it lasts in love, but sometimes it hurts instead...”
    “sometimes it lasts in love, but sometimes it hurts instead...”

    Aku tahu itu bukan vibrasi suaranya, tapi getar getir perasaan yang telah disakiti. Ntahlah, apakah itu benar-benar mewakili perasaannya. Apakah dia masih fine-fine saja sekarang? tuhan...aku tak sanggup, aku tak sanggup lagi mendengarnya.
    Aku tak kuat dan aku langsung bergegas ke kamar kecil. Kukunci pintunya. Dan untuk pertama kali dalam hidupku aku menangis sesenggukan. Aku mendekap kedua lututku dan menangis sesenggukan. Aku mendengar suara gemuruh orang-orang yang bertepuk tangan.
    “tok tok tok..” tiba-tiba pintu kamar mandiku diketuk.
    Aku lantas mencuci muka dan bercermin sebentar. Aku mencoba tersenyum, tapi mataku masih merah. Kuraih gagang pintu, lalu mebukanya. Seby diam mematung, lalu tersenyum.
    “maaf...” kataku. Dia hanya tersenyum.
    “ayo, tamu undangan masih didepan. “
    Katanya. Kulihat raut mukanya dingin sekarang.
    Aku kembali ke pelaminan dan suara tepuk tangan masih riuh, cukup lama.
    Acarapun berlanjut sampai jam sepuluh malam. tapi setelah penampilanya di stage, tak kulihat lagi isal di gedung ini.
  • fyuh, nyampe sini dulu deh. mohon dikiripik yah...
    silahkan cari lagunya. tanya om gugel aja. someone like you by adele. tapi yang dinyanyiin sama Afgan tuh, widih...cekidot olangan we lah
  • Bukan dia tapi Aku, judika. Bleh jga ni cerita.
Sign In or Register to comment.