BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

A box of love, a box of Rum Raisins

12357

Comments

  • waduh romantisnya ni ceritanya
  • bagus bagus bagus :D
  • lanjut dong...
  • hahahaha hidup mengalir tanpa gelombang
  • ini ga di trusin ye
  • ampun dah
  • sorry, lagi sibuk banget kuliah... sambil nyicil nulis juga.. sorry ya :)
  • lanjutin dong T.T
  • pasti di trusskan kok .............aku percaya
  • dimaafkan... asal ntar apdetannya puanjaaaaannnggg....... [-O<
  • ayo diupdate...
  • "Nandi, Mama harus ke Jakarta. Mbak Mita harus nemenin Mas Nando ke Hongkong ada acara kantor. Nggak ada yang jagain Ruben.", kata Mama sambil mengoleskan mentega kedalam loyang. Hari ini Mama bikin pai daging.
    "Mama berangkat kapan?"
    "Besok pagi. Naik travel aja ah Ndi. Mbak Mita mau ke Bandung balik dari HK. Satria mama bawa."
    "Oooh.. Ntar mau BBM mbak Mita ah minta oleh-oleh."
    "Hush, dia kan ada acara kantor."
    "Bisa kali Ma, mampir Causeway Bay."
    "Iya kali ya? Mama juga mau nitip ah."
    "Ih Mama."
    Mama nyengir sambil memasukkan daging kedalam kulit pie.
    "Oya Ndi, Sabtu itu anaknya temen Mama nikahan di Pusdai. Kamu dateng ya? Ngga enak."
    "Siapa?"
    "Ituloh, Tante Usman. Masa lupa?"
    "Oh, yang anjingnya gede?"
    "Iya, yg kamu ngompol gara-gara dibuntutin anjingnya."
    "Yeee, salah siapa anjingnya nyeremin."
    "Hahahahaha.. Ya udah pokoknya kamu dateng yah."
    "Iya ma."
    ***
    Aku sedang merapikan dasiku. Merapikan kerah kemeja dan menyemprotka parfum. Sayang, Surya harus ke Bali. Katanya ada kerjaan disana. Alhasil aku harus kondangan sendiri.
    "Mbak, berangkat yaa!", kataku pada Mbak Minah yang sedang nonton TV. Aku menyambar kunci mobil.
    "Pintunya dikunci aja nggak A'? Bisi Aa mau kemana lagi abis kondangann."
    "Kunci aja deh Mbak. Aku bawa kunci kok."
    "Beres A'!"
    ***
    Malam minggu, ke pesta pernikahan, sendiri alamat mati gaya. Aku sedang menikmati baso tahu di pojokan, dekat stall Mie Kocok yang sepi dan juga standing AC.
    "Nandi!"
    Aku menoleh. Ternyata Graha, teman satu angkatan yang beda kelas.
    "WO?"
    "Iya nih, ngegantiin temen."
    "Ooo, rame yah?"
    "Iya, lumayan. Sendiri lo?"
    "Iya nih. Nyokap ke Jakarta. Temen nyokap sih.."
    "Ooo, yaudah atuh gue ke VIP dulu."
    "Okee.."
    Aku menyapu pandangan, "Ngga sama Surya?"
    Aku menoleh. Reza. Aku mendengus kesal.
    "Nggak. Dia ke Bali."
    "Oooh, Sean's birthday."
    Aku menatapnya bingung.
    "Surya belum cerita?"
    "Cerita?"
    "Jadi lo belum tahu?"
    "Apaan sih?" Aku melangkah meninggalkan Reza. Ia menahan lenganku.
    "Surya was married. Her ex wife and his son, Sean are living in Bali."
    Aku terdiam. Surya ngga pernah cerita. Dan aku memang ngga pernah tanya. Tapi, pengakuan Reza membuat hatiku tertonjok. I fall down in the same hole. Aku teringat satu tahun yang lalu.
    ***
    Aku menghirup coklat panas dari mug yang ku pegang. Di depanku, menara kembar Petronas berdiri gagah berwarna keperakan. Seseorang merengkuhku ke dalam pelukan. Dagunya ditaruh diatas bahu kiriku.
    "Happy birthday, cutie.", ia mengecup pipiku lembut. Aku mengusap lengannya.
    "Terima kasih.", aku tersenyum. Menghirup coklat panasku lagi. Memandang malam ke 132 di Kuala Lumpur.
    "What do you want from me as your birthday gift?", ia bertanya.
    "No Jeff. Nothing. Tak payahlah, awak sudah bawa saya pi sini pun saya senang."
    "Tak payah? Tapi, saya nak belikan awak gift."
    "Apalah. Awak nak belikan saya apa? Saya tak perlu apapun."
    Jeff tersenyum.
    "Awak selalu tak mau buat saya susah. Tapi saya selalu buat awak susah."
    "Taklah. Apalah awak cakap macam tu?"
    Jeff memelukku erat, mengecup leherku. Aku tertawa geli. Ia mengambil mugku. Memutar tubuhku dan mencium bibirku. Hangat, lembut, dan nyaman. Ciuman lembut itu berhenti ketika handphone Jeff berbunyi. Ia meraih dari coffee table. Melirik layarnya.
    "Wei?", aku hanya mampu mendengar satu kata itu. Sisanya? Aku tak paham bahasa Mandarin. Pasti dari istrinya. Aku duduk diatas kasur menatap layar TV. Meraih handphoneku dan menatap layarnya. 15 SMS dan 23 BBM. Malas, aku meletakkan kembali handphoneku. Jeff mengakhiri percakapannya dan berjalan ke arahku. Aku diam.
    "My wife waiting for me. Tomorrow is our anniversary.", ucapnya.
    "So go back. Hug your wife and Mark, your son. They need you as a husband and a father."
    "But today is your birthday."
    "Yes, and tomorrow is your anniversary day. Go back lah Jeff. I'll give you the key if we meet again."
    "Hmmmm.. Okelah, I go back this morning."
    "Don't be sad, Jeff. Cheer up!", aku memeluk tubuhnya. Entah apakah ini malam terakhirku bersamanya atau masih ada malam-malam yang lain.

    Aku terbangun ketika jam di handphoneku sudah diangka 12. Jeff sudah pergi tadi pukul 7. Untung dua hari ini libur. Aku melihat handphoneku. Membuka SMS dan BBM yang semalam dan sudah bertambah dua kali lipat dari jumlah semalam. Aku tersenyum. Aaah, bahagianya aku di umurku ini. Jeff meninggalkan pesan di atas bantalnya.
    'Have a nice day, Cutie! :*'
    Aku tersenyum. Mencium kertas itu.

    Dan malam itu, adalah malam terakhirku bersama Jeff. Aku menanti kehadirannya di departure gate KLIA, tapi ia tidak pernah muncul. Aku meninggalkan pesan via whatsapp,
    "Thank you for everything."
    ***
Sign In or Register to comment.