It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Crita lu topikna kgak jauh2 dr dunia kulliner..
Lu skrg rintis karir jd chef???
"Chocolate sama Old Town. Berapa hari?"
"Seminggu.", Great!
"Okay Ma. Ati-ati."
Aku beralih ke Messenger.
"Morning, Sunshine!", 30 minutes ago.
"Alay."
"Baru bangun?"
"Iya."
"Kalah sama ayam."
"Aku manusia ."
"Hahah."
"Bete nih, Mama ke KL seminggu. Baru ngabarin lagi tadi pagi."
"Yaudah, tidur di rumah aja. Nanti Om jemput pulang kantor."
"Nggak ah."
"Ayolah. OK? Udah dulu ya, Om mau meeting."
":]x"
***
Aku mengemasi baju dan peralatanku ke dalam backpack. Okay, seminggu di rumah Surya.
"Mbak, aku pergi!"
"Iya A'!"
"Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam!"
***
"Ndi, mampir Supermarket dulu yah?"
"Kok ke arah sini?"
"Lah?"
"Bukannya rumah Om katanya di Kopo?"
"Kan mau yang di Sersan Bajuri."
Aku melirik Surya. Berapa rumah lagi sih yang dia punya?
"Om cuman punya dua rumah kok, Ndi."
"Ooo.. Kirain. Jangan-jangan rumah saya rumah Om juga lagi."
"Bukan, tapi kamu yang bakalan Om bawa ke rumah Om."
"Ih, nanti yang nemenin Mama siapa?"
"Emang kamu suka nemenin Mama? Kerjaannya kelayapan nggak jelas juga."
Aku menggembungkan pipi. Ngambek. Surya tertawa.
"Iya.. Om kan cuman ngomong. Yuk turun. Om mau belanja."
Aku menurut. Masuk ke supermarket, mendorong trolley.
"Malam mau makan apa?", tanya Surya.
Aku mengedikkan bahu. "I have no idea."
"Hmm.. Pasta would be nice. Spaghetti or fettucinni? Or lasagna?"
Aku mengambil fussili.
"Apa tuh?"
"Fussili. Kind of pasta"
"Saus daging?"
"Cream sauce."
"You are my Chef."
"And you will pay all the bill."
"Absolutely!"
Aku tersenyum. Aku mengambil fillet ayam, butter, dua packs susu, dan sekotak ice cream. As usual.
"Bentar, Ndi.", Surya berjalan menuju counter obat. Menunjuk sebuah produk dan tersenyum nakal. Aku melirik, a box of condom.
***
Aku sedang mencincang bawang bombay. Fussili sedang direbus dan hanya menunggu waktu sebentar untuk al dente. Surya masuk ke dapur dan memelukku dari belakang. Aroma sabun dan kulitnya yang masih dingin terkena air membuatku berhenti sejenak. Surya mendekatkan bibirnya ke tengkukku. Mencium dengan pelan. Aku terpejam. Nikmat. Dan, malam itu, didapur aku memberikan tubuhku, padanya.
***
Surya menindih tubuhku. Lidahnya bermain dengan lidahku. Bajuku sudah ditanggalkannya di dapur. Aku beralih pada lehernya. Ia melenguh nikmat. Ia menatapku. Aku memberinya tatapan hangat. Ia tersenyum. I'm yours...
***
"Good morning, Honey. Wake up.", Surya berbisik. Tubuhku masih didalam pelukannya. Dan masih polos tanpa seutas benang, kecuali selimut yang membungkus kami berdua. Aku membuka mataku. Memutar badanku hingga menghadap Surya. Mencium dagunya.
"You should have a meeting with Gilette."
Surya meraba dagunya.
"But, I like it.", ujarku sambil tersenyum. Ia memagut bibirku.
"Aku buatin sarapan.", aku bangkit dari kasur. Menyambar boxer dan kemeja Surya. Mengacak rambut, keluar menuju dapur.
Aku membuka lemari es, mengambil telur, susu, dan roti tawar. Omelette, french toast, a glass of milk for me, a cup of coffee for him.
Setengah jam kemudian, Surya muncul dengan setelan kantornya. Kemeja putih bergaris ungu, dengan dasi yang senada. Aku membantunya memakai dasi.
"You do the right way, as a boyfriend. It's looks like you are my wife."
"Don't look!", ujarku sambil merapihkan semuanya.
"But I love to look it."
"Whatever.", aku meraih cangkir kopi dan menuangkan kopi panas dari coffee maker.
"Sugar or cream, Sir?"
"Yes, please."
Aku memasukkan cream dan dua sendok teh gula.
"Wow, omelette. Ini kita nggak di hotel kan?"
Aku menggeleng sambil meneguk susu.
"Kenapa?"
"Besok sarapan apalagi?"
"Liat besok ah, kalo mood."
"Kamu ngga kuliah?"
"Nanti jam sebelas."
"Pake mobil aja. Kuncinya di laci."
Aku mengangguk malas.
"Kenapa?"
Aku tersenyum. "Nggak papa."
Lanjut lagi kang...