It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"No problem, Bunglon.", Surya tersenyum sambil mengacak rambutku. Aku membuka pintu mobil. Kaca mobil terbuka.
"Hati-hati di jalan!". Surya hanya tersenyum, melambaikan tangan dan mobilpun berlalu. Aku membuka pagar rumah. Sepi. Mobil Mama tidak ada di carport. Hmmm...
"Mbak, Mama kemana?", tanyaku pada Mbak Minah sambil membuka tudung saji.
"Mama kan ada arisan, A'. Aa teh belum makan? Sok atuh kalo mau makan Mbak angetin."
"Udah, Mbak. Tapi pengen ngegado kering kentang aja deh."
"Yaudah, mbak kekamar heula A'."
Aku mengangguk sambil membuka pintu kulkas. Meraih botol susu dan menuanglannya kedalam gelas. hmmm... Aahhh, akhirnya aku minum susu juga hari ini. Aku berjalan menuju kamar. Mandi dulu ah!
Handphoneku berbunyi ketika Kylie Kwong sedang mengiris jahe untuk ayam kukus yang akan ia buat. Aku melirik layarnya.
"Kenapa?"
"So there's no 'Hello baby, I miss you so'?"
"Wrong number."
"Heheheh. Iya deh. Ini botol minum kamu ketinggalan di mobil saya."
"Ooh. Yaudah besok saya ambil."
"Memang kamu tau rumah saya?"
"Nggak."
"Terus?"
"Nggak tahu."
"Ih. Yaudah, buat saya saja ya?"
"Emang Om mau bawa apaan ke kantor? Kayak anak SD aja."
"Biarin, biar aku inget sama kamu terus."
"Gombal."
"Biarin, this is my way to express my love."
"Udah ya, Om. Saya ngantuk."
Surya menghela nafas. "Yaudah deh. Bye, Bunglon."
"Bye, Om."
"I love you."
Aku hanya diam. Dan klik, teleponpun terputus.
***
"Huh, siapa lagi sih?", aku melirik layarnya.
"Ya?"
"Kamu dimana?"
"Saya lagi di Kota Kembang, Om."
"Ngapain?"
"Nyewa preman."
"Hahaha! Saya kangen kamu, Ndi."
"Saya nggak."
"Ah, saya jemput ya? Saya baru keluar kantor."
"Ngga usah, Om. Saya naik angkot aja."
"Ngga, saya mau makan sama kamu. Kamu tunggu dimana?"
"Di Yogya aja ya, Om."
"OK."
Klik. Telepon terputus. Aku mengunyah kue apeku kembali.
***
Setengah jam kemudian aku sudah duduk di dalam mobil Surya. Tanganku memasukkan potongan-potongan kue cubit ke dalam mulut. Mengunyahnya pelan sambil memandang ke arah luar.
"Kamu ngapain ke sana sendirian?"
"Abis hunting DVD, Om. Sama lagi pengen makan kue ape, kue cubit, bandros, cilok, pisang bolen, pastel ayam, keripik pedes, banyak deh!"
"Buseet."
"Masa pertumbuhan, Om.", ujarku sambil tersenyum lebar. Tapi langsung mengakhirinya. Membuang pandangan ke arah luar lagi.
"Saya harus gimana sih, Ndi, biar kamu ga cuek sama saya?", tiba-tiba Surya berkata. Aku memandangnya.
"Saya memang kayak gini Om. Cuek. Kalau Om benar-benar sayang sama saya, Om nanti bakalan tahu gimana cara saya buat perhatian sama Om."
Surya mengacak rambutku.
"Mau makan dimana sih, Om?"
"Dago."
"Pasti tempat mahal."
"Kenapa emang? Kamu nggak mau? Maunya makan apa?"
Aku tersenyum.
***
"Mari makan!", ucapku sambil membasuh tangan. Memotong ikan lele goreng menjadi dua bagian, mencuil dagingnya, dan hap! Masuk kedalam mulut. Ya, kami tidak jadi ke Dago. Sekarang kami sedang berada di salah satu warung tenda di kawasan Jalan Rajiman. Surya menatapku sambil menggelengkan kepala.
"Kenapa, Om? Ngga suka yah?"
"Ngga, cuman masih kagok saja. Saya sudah lama nggak makan di warung kayak gini."
"Ah, Om mah mainnya ke cafe terus yah?"
Surya tertawa. "Reza, Ndi."
"Oh iya. Om kan hamba sahaya-nya Reza."
"Tapi sekarang saya hamba sahaya-nya kamu."
"Saya ngga mau ah punya hamba sahaya kaya Om."
"Kenapa?"
"Karena, Om itu, pacar saya.", ucapku sambil tersenyum. Surya tersenyum lebar.
***
Taeyang sedang bernyanyi di earphoneku ketika Surya memelukku dari belakang. Ia meletakkan dagunya dipundakku. Melepas earphone dengan lidahnya dan berbisik lembut.
"Hey boyfriend, let's have a nice dream of us. Sleep beside me, and wake me up with your love."
Aku tersenyum. Mengecup pipinya.
"Let's."
***
"Ndi, mending di kentelin pake maizena apa terigu?", tanya Airin, yang sedang di sauce line.
"Pake maizena aja. Keep warm ya!", ujarku dari aboyeur.
"Ndi, ini appetiser gue udah siap!", teriak Bayu.
"Sip, Yu!"
Aku memanggil Dara, service manager. "Udah bisa open."
"Beres, Chef!"
Aku tersenyum. Praktek hari ini, lancar!
***
Aku sedang memasukkan apron, chef's hat, side towel, pisau dan peeler ketika Raka, adik kelasku memanggil.
"Ndi!"
"Iya?"
"Ada yang nungguin tuh!"
"Hah? Siapa?"
"Nggak tau. Gue duluan ya!"
"Oke. Thanks ya!"
Aku bergegas berjalan keluar gedung. Menuju tempat parkir. Aku tersenyum.
"Evening, Chef!", ujarnya sambil tersenyum. Lengan kemeja birunya sudah digulung hingga siku, dasinya juga sudah dilepaskan.
"Kok Om ada disini? Dari jam berapa?"
"Dari pulang kantor."
Aku melirik jam tanganku yg masih melingakar di kancing bajuku. Dua jam?
"Pasti bosen."
"Nggak kok. Kan mau ketemu kamu."
"Hahaha.."
"Yuk jalan!"
Aku mengangguk.
"Om, besok libur kemana?"
"Nggak tau, kamu mau kemana?"
"Nggak kemana-mana. Males ah."
"Kamu itu, kalo udah males mau digimanain lagi juga susah."
Aku tersenyum.
"Om senyum-senyum mulu. Lagi seneng ya? Naik jabatan? Dapet bonus?"
Surya menggeleng.
"Ih!"
***