BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

CERITA SECANGKIR KOPI by @caramel_machiatto (re-upload) - cerita berlanjut di page 36

1356774

Comments

  • yippieeee uda d upload ...
    hhehee thnks buat pushh yg uda mau ngsih softcopynya... makasihh makasihh makasihh..
  • kemudian pak haris beranjak dari kursinya dan mengambil masing2 tumpukan kertas jawaban dari tiap baris, lalu menukarnya dengan baris lain dan membagikannya untuk kami koreksi bersama-sama jawabannya.


    "baik...ayo kita koreksi bersama jawabannya" ucap pak haris.


    "nomor satu"

    1. Prasasti Yupa di Kutai dibuat pada masa pemerintahan raja ....

    (a. Kudungga)


    "Nomor Dua"

    2. Musafir Cina yang pernah singgah ke Tarumanegara adalah ....

    (e. Fa-Hien)


    "Nomor Tiga"

    3. Sumpah Palapa yang diucapkan Gajah Mada mengandung maksud ....

    (e. mempersatukan wilayah Nusantara di bawah Majapahit)


    "Nomor Empat"

    4. Penyebab runtuhnya Majapahit adalah ....

    (e. diserang Demak)


    "Nomor Lima"

    5. Kerajaan Medang Mataram mengalami kehancuran pada masa pemerintahan ....

    (Raja Dharmawangsa)
    "ya...selesai! sekarang beri nilai. tiap soal bernilai 2, jadi jumlah soal yang benar langsung dikalikan dengan 2. nanti bapak akan absen namanya, kemudian kalian sebutkan nilainya" ucap pak haris.


    kembali suasana gaduh terdengar dari seisi kelas. semuanya sibuk menanyakan nilai nya masing-masing, ada yang muka nya nampak stress karena nilai nya kecil, tapi kebanyakan dari mereka malah tertawa karena sudah biasa mendapat nilai kecil di pelajaran sejarah. dan setelah semua murid selesai di absen, ternyata 2/3 dari populasi murid nilainya dibawah 6/10.

    untung nya gw mendapat nilai 8, hanya salah satu soal. sementara argi sibuk tertawa bersama-sama teman yang lain karena dia termasuk siswa yang nilai nya dibawah 6/10. klo ngga salah, argi cuma bener satu soal. hehe.



    "yang merasa nilai nya di atas 6/10 silahkan keluar kelas. kalian bebas. untuk yang nilai nya di bawah 6/10 tetap tinggal di kelas. bapak beri waktu kalian setengah jam untuk membaca buku, nanti bapak akan bertanya. kalau ada yang tidak bisa jawab, minggu depan kalian akan bapak suruh presentasi tentang kerajaan-kerajaan yang ada di indonesia." ucap pa haris panjang lebar.


    kemudian gw dan beberapa murid lain yang lolos dari kuis langsung bersiap-siap keluar kelas, membawa dompet dan buku seadanya. sementara argi juga sibuk menyiapkan earphone buat menemani dia sewaktu gw pergi ke luar kelas. emang dasar gelo tuh anak.



    "sop, jangan lupa bawa hp ya. ada pulsa nya kan?" ucap argi setengah berbisik



    "iya pasti dibawa da. emang kenapa gi?" tanya gw sambil beberes.



    "ya..bisi aku kangen sama kamu kan bisa sms, tapi harus dibales y!"

    (bisi = barangkali)



    "waduk maneh! paling oge maneh sms teh rek nanya ka urang mun di test ku si pak haris."

    (boong banget! paling juga kamu sms tuh pengen nanya sama aku klo di test sama si pak haris.)



    "hehehe...tau aja nie. emang ngga boleh ya sop?"



    "dasar. iya2 boleh. aku rela klo buat si kasep mah." jawab gw sambil beranjak dari kursi.



    "tah..kitu atuh. jadi makin sayang kan klo gini caranya." goda argi.

    (tah..kitu atuh = nah..gitu dong)



    "GANDENG!" ucap gw sambil berlalu meninggalkan argi.

    (gandeng = berisik)
    WAYANG GOLEK -





    Sabtu, Akhir agustus 200x




    08.00 am




    gw melirik jam dinding yang ada ruang tengah, ternyata jarum jam sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi. dengan sedikit malas,gw beranjak dari sofa, meninggalkan tv yang sedang menyala menuju ke kamar gw untuk berganti pakaian dengan kaos ekskul.

    hari ini adalah hari sabtu, hari dimana sekolah gw libur tapi masih menyisakan kegiatan ekskul. di sekolahan gw (dan beberapa sekolah yang ada di bandung) hari efektif belajar mengajar cuma 5 hari dalam seminggu, cuma hari senin sampai jumat, sementara hari sabtu nya kami libur. dan biasanya hari sabtu dimanfaatkan sebagai hari ekskul, yaitu hari dimana anak-anak yang tergabung dalam klub ekskul berlatih kegiatan nya masing-masing.

    jadi walaupun hari ini tidak ada kegiatan belajar mengajar, tapi sekolah masih tetap ramai oleh anak-anak. terkadang, hari minggu juga masih dipergunakan sebagai hari untuk latihan ekskul tertentu, seperti paskibra.

    dengan cepat gw berganti kaos bertuliskan destroyer, nama tim futsal sma gw lengkap dengan celana basket pendek. gw juga membawa beberapa kaos untuk kegiatan ekskul yang lain.

    setelah semuanya dimasukkan dengan rapih ke dalam tas gw, maka gw berjalan menuju dapur, mengisi botol minum berukuran 1 Liter dengan air putih, biasanya gw selalu menyiapkan 2 botol air minum, satu untuk gw dan satunya lagi buat argi karena argi paling males klo disuruh bawa minum sama ibunya.

    setelah 2 botol itu penuh, gw membuka kulkas dan mengambil puding yang sudah disiapkan ibu untuk gw bawa. gw sebenernya ngga terlalu suka puding, tapi berhubung ibu sudah repot-repot menyiapkan untuk gw ya mendingan di bawa aja deh, toh nanti juga puding nya pasti dihabisin sama si ucing pemakan segala, argimon.

    setelah semua ransum sudah gw bereskan, gw kembali ke kamar mencari hand-band dan tali karet untuk kacamata gw. waktu olahraga, biasanya gw selalu mengikat kacamata gw dengan tali berbahan karet silikon supaya tidak jatuh. sebenernya tali ini diperuntukkan untuk orang yang bermain basket, tapi bodo amat deh, yang penting nanti kacamata gw ngga jatuh sewaktu gw berlari.

    setelah berpamitan kepada ibu yang sedang mencuci, gw lalu mengeluarkan motor dari garasi dan langsung berangkat menuju sekolah tercinta.
    20 menit kemudian




    dari kejauhan, terlihat banyak anak-anak futsal sudah berkumpul di pengky, sebutan lain kita untuk Lapbal. dengan perlahan, gw memakirkan motor gw di dekat lapangan bersebelahan dengan motor anak yang lain.

    hari ini jumlah anak yang datang jauh lebih banyak dibanding hari biasa, mungkin karena ada anak kelas satu yang baru ikutan mendaftar di tim futsal. wah, lumayan nih ada hiburan sedikit, fikir gw sambil membuka helm.

    baru saja gw menaruh helm di atas spion, anak-anak yang lain langsung berteriak memanggil gw karena acara penerimaan anggota baru sudah dimulai. hmm...bener kan kata gw, hari ini pasti ada hiburan. lumayan bisa ngerjain anak kelas satu. hehehe.

    waktu gw bergegas menghampiri mereka, wah..ternyata ada 50 orang anak baru! banyak pisan! ini mah susah mau ngerjain nya, bisa-bisa klo mereka nya ngelawan balik malah kita yang dikeroyok. huhu.

    argi yang semula sedang merapihkan barisan anak baru tersebut, langsung berlari menuju gw ketika melihat gw yang sedang mengobrol bersama danu.




    "heh sop...maneh kakara datang? gelo siah ieu budakna meni loba pisan...kumaha atuh?"

    (heh sop...kamu baru aja dateng? gila nih anak baru nya banyak banget...gimana dong?)



    "hehe...iya gi. watir ih loba pisan, bisa-bisa dibikin 4 tim ini mah. ato rek dihijikeun weh jadi 1 tim?"

    (hehe...iya gi. watir ih banyak banget, bisa-bisa dibikin 4 tim ini mah. ato mau dijadiin satu tim aja?)



    "satu tim? gelo maneh. sisana rek dikamanakeun?"

    (satu tim? gila aja. sisanya mau dikemanain?)



    "ya..1 tim teh 12 orang, sisanya jadi cadangan weh. meh gaya kitu. hahaha."

    (ya...1 tim tuh 12 orang, sisanya jadi cadangan aja. biar gaya gitu.)




    "eleuh...kamana atuh gaya. udah mah banyak yang mau nya ngiluan futsal, nu rek ngiluan sepakbola nya mah seutik siah sop."

    (aduuh...kamana atuh gaya. udah mah banyak yang mau nya ikutan futsal, yang mau ikutan sepakbola nya sih sedikit tau sop.)




    "saeutik teh sabaraha gi?"

    (sedikit tuh berapa emang nya gi?)



    "ngan lima-an sop."

    (cuma berlima sop)




    "alah siah...moal mahi atuh 5-an mah."

    (waduh...ngga bakal cukup dong klo 5 orang.)




    "matakna urang ge lieurrrr..."

    (makanya gw juga pusinggg)



    "hehe...kalem atuh gi. aya budak kelas tilu pan?"

    (hehe...tenang atuh gi. ada anak kelas tiga kan?)



    "iya sop, untung aya budak kelas tilu."

    (iya sop, untung ada anak kelas tiga)



    "keun wae eta budak kelas tilu nu ngurusanana. hehehe."

    (biarin aja itu anak kelas 3 yang ngurusin nya. hehehe.)




    "iya. sop, naha maneh asa beuki leutik wae awak teh?"

    (iya. sop, kenapa badan kamu tambah kurusan aja?)



    "ma enya gi? rarasan urang mah naek sakilo da."

    (yang bener gi? perasaan aku mah naik satu kilo da.)



    "wah, masa? pantes."



    "pantes kunaon?"

    (pantes kenapa?)



    "pantes suku maneh asa leuwih beurat."

    (pantes kaki kamu kerasa lebih berat.)



    ternyata waktu gw liat kebawah, kaki gw tanpa sengaja menginjak kaki argi. pantesan argi nanyain berat badan gw. Huhuhu
    12. 00 pm




    gw dan argi lagi leyeh-leyeh (bersantai) duduk bersandar dibawah pohon dekat lapangan. kebetulan kita tadi udah latihan hampir 2 jam. sekarang waktunya istirahat sementara lapangan masih dipakai bermain oleh anak kelas satu.

    gw membuka tas dan menyerahkan botol minuman yang udah gw siapin buat argi plus sesembahan berupa puding coklat. tanpa basa basi, puding yang disimpan dalam kotak tupperware besar itu langsung dimangsa oleh si kucing buluk argimon dan langsung habis hanya dalam hitungan menit saja.



    "sop, masih aya keneh teu puding na? ngeunah oge euy!"

    (sop, masih ada ngga puding nya? enak juga ternyata!)



    "ah...maneh mah sagala oge dibilang ngeunah. euweuh, urang ngan mawa hiji."

    (ah...kamu mah semuanya juga dibilang enak. ngga ada, habis. aku cuma bawa satu)



    "wah...padahal urang masih lapaaaar....graaaoooooow."

    (wah...padahal aku masih laperrrrr.....graooooooow.)



    "gandeng ih maneh mah...."

    (berisik ih kamu mah)



    "graoooowww.....graooooowwww" teriak argi yang mirip teriakan kucing kelaparan.



    "hayu atuh dahar gi, karunya maneh nggeus lapar kitu."

    (hayu atuh makan gi, kasian kamu udah kelaperan.)



    "dahar di mana? urang keur leuleus yeuh...berdiri pun aku tak sanggup ay."

    (makan di mana? aku lagi lemes nih...)



    "WAE. sok geura bangun, ntar aku cium."

    (Boong banget. sok cepetan bangun, ntar aku cium)



    "hah yang bener ay?? ~ayeeeeeee........Argimon berubah menjadi kasepmooon!" teriak argi sambil berdiri dari duduknya.



    "iya dicium sama botol. nih..." ucap gw sambil menempelkan ujung botol ke pipi argi.



    "aaaaahhhh....dasar kamu pembohong! jadi yang selama ini kau katakan hanya janji-janji palsu? pendusta!" teriak argi.



    "HAHAHAHA. maneh korban telenovela pisan ih! HAHAHAHA."



    "atuda kirain teh beneran mau dicium. ya udah atuh klo ngga jadi dicium, kamu yang bayarin aku makan. wajip! kudu! pardu ain!" ucap argi.



    "hahahaha...iya2. mau makan dimana kasep? bawean?"



    "bosen ahh...aku lg kepengen makan opor! enaknya dimana ya sop?"



    "opor? banyak atuh. kamu mau yang dimana?"



    "yang deket ajalah...males jauh2, panas yeuh."



    "ya udah, ke tukang nasi gudeg aja gi, biar bisa jalan kaki."



    "ok ay."



    akhirnya kita berdua pergi makan opor di sebuah warung gerobak kecil yang terletak di perempatan jalan banda dengan jalan belitung. sebenernya warung gerobak nya si mas itu jualan nasi gudeg, tapi kebetulan disitu opornya enak. huhu.
    16.00 pm




    gw sedang duduk di atas motor di depan gerbang sekolah gw, menunggu argi yang masih saja belum datang. katanya jam setengah empat dia udah beres kumpul sama anak-anak RB.

    tapi sekarang udah jam 4, argimon belum nongol-nongol juga. beres kegiatan ekskul futsal tadi siang, gw dan argi berpisah, gw ikut latihan bersama anak-anak lises dan KIR, sementara argi mengikuti kegiatan ekskul baseball dan RB.

    gw kembali melihat layar hp, memastikan waktu belum menunjukkan pukul 5 sore. tadinya gw udah sms argi, bilang klo gw mungkin pulang duluan karena sebentar lagi ada latihan di sanggar, tapi argi bersikukuh mau mengantar gw latihan di sanggar, katanya karena argi sudah pernah berjanji sewaktu kita liburan dulu. argi berjanji untuk selalu mengantar
    dan menemani gw latihan di sanggar.

    masalahnya, klo gw harus menunggu dia terlalu lama, bisa-bisa gw telat dateng ke sanggar dan pastinya gw bakalan kena marah sama pelatih yang ada di sanggar.

    gw men-dial nomor hp argi, ini udah yang ke-5 kali nya gw misscall dia dan masih belum ada jawaban. sewaktu melihat jam di layar hp menunjukkan pukul empat lewat 15 menit, gw langsung memutuskan untuk menaikkan standar motor gw, memutar kunci dan menyalakan mesinnya, setelah mesin motor gw sudah meraung-raung, gw mengirim sms kepada argi yang isinya gw pamit mau pergi duluan karena terburu-buru. setelah delivery report nya gw terima, gw tutup kaca helm gw, lalu mulai bergerak perlahan meninggalkan sekolah gw menuju sanggar
    yang letaknya di daerah arcamanik.

    karena terburu-buru, gw memutuskan untuk melewati jalan aceh kemudian lurus terus menuju jalan taman pramuka yang berujung di sebuah belokan yudha wastu, disitu gw berbelok ke arah kanan berbarengan dengan sebuah angkot margahayu - ledeng yang berwarna kuning dan biru. di sebuah perempatan besar, gw berbelok ke kiri ke arah cicadas yang untung nya suasana saat itu masih cukup lengang karena biasanya mulai dari kandaga, jalanan sudah mulai macet.

    gw memacu motor gw semakin kencang, terlihat jarum speedometer menunjukkan angka 80km/jam. dengan kecepatan yang cukup kencang itu gw melesat menuju arah antapani, kemudian berbelok di sekitar daerah arcamanik dan mulai memasuki daerah perumahan yang nama-nama jalan nya berbau olahraga.

    setelah melihat plang jalan berwarna biru bertuliskan jalan senam, gw kemudian berbelok dan tak seberapa jauh dari belokan tadi gw berhenti di depan sebuah rumah tempat gw biasa berkumpul dahulu sebelum memulai latihan. terkadang, kalau jumlah murid yang berlatih itu sedikit, kita langsung latihan di rumah ini yang sekaligus merangkap sebagai studio tari,tapi kalo ada event-event tertentu misalnya gladi resik yang melibatkan banyak orang, kita biasanya latihan di tempat lain.

    gw kemudian membuka gerbang besi yang biasanya tidak pernah terkunci itu, kemudian memasukkan motor gw ke dalam halaman nya. sewaktu sedang melepas jaket dan helm gw, tiba-tiba paha gw merasakan sesuatu yang bergetar, hmm...pasti hp gw. ternyata setelah gw melihat hp gw, argi menelfon gw. langsung saja gw angkat telfon nya ;



    "heh sopi maneh keur dimana ayeuna???" tanya argi.

    (heh sopi, kamu sekarang lagi dimana?)



    "urang keur di arcamanik, kakara pisan datang ieu teh."

    (aku lagi di arcamanik, baru aja dateng.)



    "ah gelo siah! naha teu nungguan urang? pan urang nggeus ngomong ka maneh sop, urang teh rek nganter maneh ka sanggar! kumaha sie?!" ucap argi dengan nada yang sedikit marah.

    (ah dasar gelo! kenapa ngga nungguin aku? kan aku udah bilang sama kamu sop, aku tuh mau nganter kamu ke sanggar! gimana sih?!)




    "urang teh nggeus nungguan maneh ti jam satengah opat, salah maneh sorangan atuh! naha jadi urang nu disalahkeun?" jawab gw agak sedikit terpancing emosi.

    (aku udah nungguin kamu dari jam setengah empat, salah kamu sendiri! kenapa jadi nyalahin aku?)



    "nya urang teh keur kumpul heula sakeudeung jeung barudak. maneh mah siga nu teu nyaho urang pisan! dasar onceu!"

    (ya aku kan lagi kumpul dulu sebentar sama anak-anak. kamu mah kaya ngga tau aku aja sih! dasar oon!)



    "ai maneh belegug, nggeus nyaho urang teh keur nungguan, kalahkah ngawangkong!!!" jawab gw dengan kesal sambil melempar sarung tangan ke dalam helm.

    (dasar belegug (bego), udah tau aku lagi nungguin kamu, ini malah ngobrol!!!)



    "ah maneh siga pajabat wae sop! nungguan sakeudeung wae nepi ka heboh! geuleuh aing mah ka maneh! nasteung!!!" balas argi yang sudah mulai sedikit kasar.

    (ah kamu mah kaya pejabat aja sop! nunggu bentar aja udah heboh! kesel aku mah sama kamu!)

    (nasteung = marah sampai ke ubun2.)



    "heh argi, naha jadi urang nu salah sih??? urang teh nggeus sabar nungguan maneh di hareupeun gerbang! urang mah ngahaja teu nga-sms-an maneh wae, ngan miskolhungkul da. urang ge ngarti maneh teh keur ngumpul jeung barudak matakna urang indit weh sorangan. da aku mah ngga mau gangguin kamu lagi seneng2 gi. aku juga ngga mau ngerepotin kamu. aku juga bisa berangkat sendiri ke sanggar. tenang aja, aku mah ngga bakal gangguin kamu da! makasih udah perhatian sama aku!" jawab gw dengan nada yang sedikit gemetar karena menahan kesal.

    (heh argi, kenapa jadi aku yang salah sih??? aku teh udah sabar nungguin di depan gerbang! aku mah sengaja ngga nge-sms-in kamu terus, cuma miskol aja koq. aku juga ngarti kamu lagi kumpul sama anak-anak, makanya aku pergi sendirian aja. da aku mah ngga mau gangguin kamu yang lagi seneng2 gi. aku juga ngga mau ngerepotin kamu. aku bisa berangkat sendiri ke sanggar. tenang aja, aku mah ngga bakal gangguin kamu da! o iya, makasih udah perhatian sama aku!)



    kemudian gw langsung memutuskan telfon dari argi, dengan nafas yang agak memburu karena masih kesal. perlahan-lahan gw menenangkan diri gw, mengambil nafas panjang...kemudian menghembuskan nya pelan-pelan.

    gw lakukan itu berulang-ulang sampai gw kembali merasa tenang. huft...masalah kecil koq jadi ribet gini sih fikir gw. toh biasanya juga gw selalu pergi ke sanggar sendirian, ngga pernah di anter sama argi. katanya mau bantuin gw nganter ini koq malah jadinya ngerepotin, udah ah lain kali gw ngga mau di anter sama dia ke sanggar lagi. bikin runyam jadinya.

    mood gw juga udah terlanjur ngga karuan, padahal gw masih harus latihan dimana latihan di sanggar itu ngga bisa dilakukan dengan mood seperti ini. bisa-bisa ngga konsen. kemudian, gw melangkahkan kaki dengan gontai ke dalam sanggar.
    17.30 pm




    "aduh sakit!" pekik gw dalam hati.


    kemudian perlahan-lahan ada rasa nyeri bercampur panas yang gw rasakan di telinga kanan gw. ya, gw barusan di jewer -entah untuk yang keberapa kalinya- oleh instruktur tari gw karena lagi-lagi gw melakukan kesalahan. dan beliau bukan satu-satunya instruktur yang menjewer telinga gw sore ini, masih ada dua instruktur lain nya yang juga melakukan hal serupa kepada gw. gw merasakan telinga ini sudah mati rasa.

    panas, nyeri dan sakit yang luar biasa. akhirnya, karena beberapa kali melakukan kesalahan, gw dikeluarkan dari barisan dan disuruh untuk mencuci muka. katanya bisa mengurangi beban pikiran, ucap beliau.

    dengan langkah gontai, gw pergi ke kamar mandi. di dalam, gw menyalakan kran air sampai pol, kemudian airnya mengalir dengan deras sekali. dengan kedua tangan, gw membasuh muka gw berkali kali sampai gw merasa sedikit tenang. selesai membasuh muka dengan air, gw mengelap wajah gw dengan sapu tangan bermotif wayang yang selalu gw bawa di saku belakang celana.

    setelah kering, gw melihat ke arah kaca, mengamati muka gw yang nampak lelah. lelah bukan karena habis berlatih tari, dalang dan rampak kendang sekaligus, tapi lelah pikiran. gw memperhatikan muka gw dengan seksama di kaca yang tergantung di dinding kamar mandi, melihat rambut 'belah pinggir' gw yang sedikit basah karena air barusan.

    tangan gw meraba-raba kantong celana, kemudian mengambil kacamata dan memakai nya. tampak muka gw terlihat lebih jelas dari sebelumnya. gw semakin mendekatkan muka gw ke kaca sehingga desahan nafas gw menciptakan titik-tik embun yang menyublim di atas permukaan nya. melihat itu, gw kemudian menulis sebuah nama dengan huruf besar-besar menggunakan jari telunjuk gw, gw menulis ; ARGI.

    Argi, ya, sekarang cuma satu nama itu yang terlintas di pikiran gw, yang berputar-berputar sedari tadi gw latihan. mungkin gw masih merasa kesal sama argi, klo kata abah perasaan maarah atau emosi yang meluap-luap sangat mempengaruhi perasaan cipta, rasa dan karsa seorang penggiat seni.

    sepertinya hal itulah yang gw rasakan sekarang, sedikit rasa marah ditambah seduhan rasa kecewa yang diaduk dengan sebuah rasa sayang sungguh menghasilkan sebuah perasaan yang teu pararuguh (ngga jelas).

    jujur, gw sebenernya berharap klo dia ikut mengantar gw latihan hari ini, tapi di satu sisi yang lain gw juga sadar, dia punya teman-teman yang bahkan sudah jauh lebih akrab sebelum gw dekat dengan argi. gw paham, argi itu tipikal orang yang lebih senang berkumpul beramai-ramai dibandingkan pergi berdua dengan gw, atau mungkin duduk termenung sendirian melihat gw yang sedang berlatih.

    mungkin sekarang gw sama argi memang sedang dekat dan terikat dalam sebuah hubungan, tapi anehnya gw merasa tidak ada perubahan seperti layak nya orang pacaran lainnya yang kemana-mana selalu berdua, pegangan tangan, mengumbar kemesraan dan lain-lain.

    gw atau lebih tepat nya kita, selalu menahan diri, berusaha untuk bersikap biasa di depan teman-teman yang lain, gw tetap melaksanakan peran gw sebagai seorang sofi yang bukan siapa-siapa, dan argi tetap melanjutkan peran nya sebagai seseorang yang mempunyai banyak teman. gw pernah bilang sama argi klo kita ngga harus selalu berdua pergi ke kantin, pulang atau berangkat ke sekolah juga boleh masing-masing.

    gw lebih menyukai hubungan ini tetutup oleh kabut tanpa perlu orang lain tahu betapa dekat nya atau akrab nya gw sama argi. biar cuma operator telfon yang mencatat lama nya argi menelfon gw tiap malam, dan penuhnya inbox hp gw oleh sms argi padahal kita duduk bersebelahan di kelas. yang penting, perubahan yang sudah terjadi hanyalah kita sudah saling mengetahui isi hati masing-masing, selebihnya, tetap berjalan seperti biasa. gw tetap tinggal di kelas, mencatat buku harian gw lembar demi lembar sambil sesekali mendengar suara tawa argi bersama teman-teman nya.

    gw ngga mau ada yang berubah sedikitpun dari suasana ala 'pertemanan' ini, karena memang sebelumnya hidup gw sudah berjalan dengan cukup indah.
    *tok tok tok...*




    tiba-tiba terdengar suara orang yang mengetuk pintu kamar mandi. gw segera tersadar dari lamunan kecil, dan buru-buru merapihkan diri, tidak lupa menghapus tulisan argi di kaca. dengan segera gw keluar dari kamar mandidan berjalan menuju pojokan, tempat gw menaruh kantong (tas) gw.

    gw mengambil botol berisi air minum kemudian meminum nya sambil tangan kiri meraba-raba sebuah saku kecil di samping tas gw, untuk melihat hp. sewaktu kunci lock nya sudah buka, tertera di layar ; 27 missed calls, kemudian 10 messages received.

    dari 27 missed calls, 2 diantaranya dari nomor rumah gw,sisanya dari argi. dan dari 10 messages received, semuanya sms dari argi. gw membaca satu-persatu sms nya, dan di sms ke 7 argi berkata ;



    "sop, urang nggeus nyampe di hareupeun sanggar. maneh buru kaluar."

    (sop, aku udah nyampe di depan sanggar. kamu cepetan keluar).



    gw melihat bagian paling bawah sms nya, ternyata itu sms dikirim setengah jam yang lalu. dengan bergegas gw pergi ke luar ruangan sanggar, tapi-tidak terlihat ada orang di teras atau halaman, kemudian gw meminjam sendal lalu bergegas ke luar pagar, dan melihat ada mobilnya danu terparkir di sisi jalan, gw berjalan menuju mobil sedan berwarna metalik itu.

    baru beberapa langkah gw berjalan, argi keluar dari mobil sambil menenteng tas dan sebuah bungkusan plastik. setelah menutup pintu mobil, argi berjalan menuju arah gw sambil tersenyum. mobil sedan itu pun menyalakan mesin nya kemudian terlihat akan memutar balik. dengan sedikit bantuan dari gw dan argi, mobil danu berhasil memutar balik dan pergi meninggalkan kita berdua.



    "maaf gi, tadi lagi latihan, jadi ngga baca sms kamu." ucap gw memulai pembicaraan.



    "santai weh sop. hehehe." jawab argi sambil menyerahkan bungkusan plstik berwarna hitam.



    "naon ieu teh gi? eh iya, naha maneh apal sanggar urang?" tanya gw.

    (ini apa gi? eh iya, kenapa kamu tau sanggar aku?)



    "eta..tadi urang meser awug di jalan, maneh pan resep tah. urang tadi telfon ka imah maneh, trus dipasian terang alamatna ku si abah. ya nggeus weh urang menta anter ka si danu sakalian si danu na balik."

    (itu..tadi aku beli awug (sejenis gethuk klo di jawa) di jalan, kamu kan suka tuh. aku tadi telfon ke rumah kamu, trus dikasih tau alamatnya sama si abah. ya udah aja aku minta anter si danu sekalian pulang dia nya.)



    "haturnuhun kasep. oh, pantes tadi teh aya miskol dari rumah, sigana mah si abah itu teh. ari danu imah na dimana?" tanya gw sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

    (makasih kasep. oh, pantes tadi ada miskol dari rumah. kayanya si abah yang telfon. klo danu rumah nya dimana?)



    "iya. urang ge telfon maneh teu diangkat-angkat ih. hehehe. itu deket da, di jalan renang."

    (iya. aku jg tadi telfon kamu ngga diangkat-angkat ih. hehehe. itu deket koq, di jalan renang)



    "oh...jalan renang. maaf atuh gi, da klo latihan teh hp nya disimpen di tas."



    "sop....." ucap argi.



    "apa gi?" tanya gw sambil membuka bungkusan plastik berisi awug.



    "maafin aku yah. maklum tadi habis marah2in anak kelas satu, jadi kebawa2 deh wktu telfon kamu." ucap argi sambil merangkul pundak gw.



    "oh...iya. untung kamu bawa awug, jadi dimaafin deh." ucap gw.



    "hahaha dasar. berarti klo ngga bawa awug, aku ngga dimaafin dong?"



    "teuing tah. hehehe."

    (ngga tau jg tuh. hehehe.)



    "hih...ngga boleh tau marah2 sama orang kasep teh, dosa besar sop. hahahaha."



    "heu...dasar anjeun." ucap gw sambil melihat ke arah argi.

    (anjeun = kamu)



    kemudian argi mengacak-acak rambut gw sambil tersenyum manis, akhirnya gw ikut tersenyum sambil bernyanyi riang dalam hati ;




    Teu aya deui, nu mikacinta iwal anjeun

    Teu aya deui, nu mikamelang iwal anjeun

    Pangnyaahna sadunnya, pangbageurna sadunnya

    Iwal anjeun


    (tak ada lagi yang dicintai kecuali kamu

    tak ada lagi yang perhatian kecuali kamu

    paling sayang sedunia, paling baik sedunia

    hanya kamu)



    Anu heman tur daria, anu jangji satia

    Ngan ukur anjeun


    (yang benar-benar sayang, yang janji setia

    hanya kamu)



    Duh aduh aduh aduh

    Hate bagja bisa papanggih jeung anjeun

    Duh aduh-aduh aduh

    Hate reugreug aya sagigireun anjeun


    (duh aduh aduh aduh

    hati bahagia bisa bertemu dengan kamu

    duh aduh aduh aduh

    hati tenang ada di samping kamu)
  • 19.45




    huft...akhirnya selesai juga waktu gw latihan. untungnya karena malam ini malam minggu, maka jadwal latihan dipersingkat. terkadang jadwal latihan baru selesai jam sembilan atau jam sepuluh malam.

    kita diberi pengarahan sebentar oleh instruktur, kemudian disuruh membereskan ruangan yang sedikit berantakan karena dipakai latihan. gw kebagian jatah membereskan tumpukan wayang golek yang berserakan di atas lantai.

    sewaktu akan mengangkat batang pisang yang biasa digunakan untuk menancapkan wayang, argi datang membantu gw mengangkat dan menyusun nya di tengah-tengah tumpukan wayang yang berjajar rapih di pinggir tembok. karena kelelahan akibat berat nya batang pisang, gw dan argi beristirahat sebentar di depan wayang yang berjajar rapih tersebut.

    terdengar sahutan suara anak-anak dan instruktur yang berpamitan pergi meninggalkan ruang studio berukuran agak lebar tersebut. gw membalas sahutan mereka dan berkata akan tinggal dahulu sebentar untuk istirahat.

    "BLAM..." terdengar lah suara pintu stuido ditutup oleh teman-teman. meninggalkan gw berdua dengan argi di sini. argi sedang tiduran di lantai, mungkin kelelahan karena manunggui gw yang sedang latihan. gw membiarkan nya tidur-tiduran sementara gw merapihkan beberapa wayang yang pakaian nya agak kusut sambil sesekali menggerak-gerakkan tangan nya seperti sedang bermain wayang.



    "Sop..." ucap argi.



    "kenapa gi?" tanya gw sambil mengusap-ngusap jambul putih yang terbuat dari bulu boneka wayang semar badranaya.



    "itu gerakin nya gimana sih?" tanya argi sambil menunjuk wayang yang ada di tangan gw.



    "ya tinggal digerakin aja gi. mau nyobain?" tanya gw.



    "mau dong. penasaran aku mah sop." jawab argi.



    "hehe...sini aku ajarin. bangun geura kamu nya."



    "asik..diajarin sama dalang sopi sunandar sunarya. hahaha."



    "hehe...emang nya pa asep? sok sini kamu pegang wayang nya." ucap gw sambil menyerahkan wayang semar ke tangan argi.



    "ini gimana megang nya sop?"



    "masukin aja tangan kamu ke dalem kain nya. megang nya pake tangan kanan."



    "ih...nanti kena kemaluan nya dong sop?? hahaha." ucap argi sambil memasukkan tangan nya ke dalam kain.



    "hahaha...dasar maneh. ngga ada kemaluan nya ari kamu. yang kamu pegang teh nama nya sogol" ucap gw sambil membuka kain bawah wayang.

    (sogol = bagian bawah wayang yang terdiri dari kayu panjang untuk menancapkan wayang di atas batang pisang)



    "oh sogol, eh ada tuas-tuas nya ya?" tanya argi sambil memainkan tuas-tuas yang ada di sekitar pinggang, yang fungsinya untuk membuka dan meutup mulut wayang.



    "iya, yang paling penting tuh megang sogol nya harus kuat, tapi lentur, biar gerakan wayang nya nggak kaku."



    "ooh gitu,klo ini apa nama nya sop?" tanya argi sambil memainkan kedua tangan wayang.



    "itu nama nya campurit gi, cara megangnya, digenggam, tapi jempolnya ngacung ke atas terus nanti campuritnya di gerakin pakai jempol" ucap gw sambil menjelaskan.

    (campurit adalah sebuah kayu kecil panjang yang ada di bawah telapak tangan wayang. fungsinya untuk menggerakkan bagian tangan wayang)



    "hahaha...lucu ih bisa gerak-gerak. sop, aku mau coba mainin dong? boleh ngga?" tanya argi.



    "boleh gi. sok, kamu duduk di depan batang pisang nya." tanya gw sambil bergeser ke samping.



    "asiiik. duduk nya gini sop?" tanya argi sambil duduk bersila.



    "ya bebas sih, tapi klo mau sila juga gpp gi. sok kamu tancepin dulu kayon nya..." ucap gw sambil menyerah kan kayon.




    "kayon? oh ini teh nama nya kayon ya? emang fungsinya buat apa sop?" tanya argi sambil menancapkan kayon ke tengah-tengah batang pisang.

    (kayon = gunungan wayang)




    "banyak gi, klo pertama-tama ya buat tanda dimulai nya wayang. biasanya, kayon nya di puter-puter atau digerakin dulu trus baru ditancepin, nanti habis itu sinden nya nyanyi lagu kembang gadung, klo udah selesai, baru kayon nya dicabut lagi trus baru deh dimulai wayang nya." ucap gw menjelaskan.



    "gimana cara muter2 nya sop? kamu ajarin dong? susah klo ngomong aja mah."



    kemudian gw mendekat ke arah argi, gw duduk di belakang punggungnya argi, tangan kanan gw memegang tangan kanan argi, dan tangan kiri gw memegang tangan kiri argi.



    "aduh...enak banget dipeluk sama kamu ay. deketan lagi dong. hahaha."



    "dasar. iya2." ucap gw sambil mendekatkan lagi tubuh gw dengan tubuh argi sehingga gw bisa merasakan hangat nya punggung argi.



    kemudian dengan perlahan tangan gw mulai menggerakkan tangan-tangan argi, mengajarkan caranya memutar-mutar kayon dan menggerak-gerakkannya ke kanan dan ke kiri.



    "wah aku udah bisa nih sop mainin kayon nya." ucap argi sambil memainkan kayon nya dengan tangan dia sendiri.



    "iya bener ky gitu gi. pacar aku emang pinter." balas gw sambil memeluk erat pinggang argi dari belakang.



    "nah terus klo kayon nya udah dicabut lagi, mulai cerita nya gimana sop?" tanya argi sambil menolehkan kepala nya ke arah gw.



    "disimpen di bawah, trus biasanya nanti sinden ato alok nya nembang (nyanyi) dulu sebentar. baru kamu mulai nancepin wayang yang mau kamu mainin." ucap gw.

    (alok = mirip sinden, tapi laki-laki. bisanya sebagai backsound ketika ada adegan-adegan tertentu.)



    "oh iya iya...berarti sekarang wayang nya aku tancepin nih. bebas nih sop mau nancepin wayang apa aja?" tanya argi sambil memilih-milih wayang yang berjajar rapih di sisi kanan dan kiri dari batang pisang.



    "ya tergantung kamu mainin lakon apa gi. kan ada cerita nya masing-masing."



    "emang ada cerita apa aja gitu sop?"



    "loba pisan. aku juga baru hafal sedikit gi."

    (loba pisan = banyak banget)




    "hmm...klo wayang yang ini nama nya siapa gi?" tanya argi sambil mengambil sebuah wayang dengan jubah biru.



    "oh..itu namanya yudhistira gi, puntadewanata atau pandawa yang tertua." jawab gw.



    "pandawa?" tanya argi penuh heran.



    "iya, pandawa lima. kamu tau cerita mahabrata kan gi?"



    "hmm...cuma tau sedikit. yang pandawa lawan kurawa ya? aku pernah nonton ceritanya sop, yang di candi prambanan itu lho. kamu tau ngga?"



    "oh yang di candi prambanan? itu mah biasanya lakon nya anoman obong."

    (anoman = hanoman, kesatria berwujud kera berwarna putih) ; (obong = terbakar)

    (lakon anoman obong : cerita tentang hanoman yang menyelamatkan dewi shinta ketika diculik oleh rahwana).



    "iya bener sop. anoman obong. emang klo cerita mahabrata nya teh yang kaya gimana?"



    "hmm...panjang sih gi. tapi ya singkat nya mah cerita waktu perang Bharatayudha di Kurusethra antara pandawa lawan kurawa. singkatnya, pandawa menang trus yudhistira yang kamu pegang itu diangkat menjadi raja di hastinapura karena merupakan anak tertua yang terkenal adil dan bijaksana."



    "emang pandawa ada berapa sop anak nya?"



    "eh ari kamu. pandawa teh bukan nama bapak/orang tua."



    "lho...terus kenapa disebut nya pandawa sop? teu ngarti urang mah. huhuhu"

    (teu ngarti urang mah = gw mah ngga ngerti).




    "hehe...ya udah, mau aku ceritain ga?"



    "mau! ayo ay ceritain..." jawab argi dengan antusias.



    gw berdiri sebentar untuk mengambil beberapa buah wayang, kemudian menancapkan semuanya di batang pisan, kemudian gw kembali duduk di belakang argi sambil memeluknya dengan erat.
    "gini kasep, Pandawa (Panca Pandawa/ Pandawa lima) teh anak dari Prabu Pandu Dewanata, Raja negeri Hastinapura. nah, sang prabu teh punya dua orang istri, yang pertama namanya Dewi Kunti, terus istri yang kedua namanya Dewi Madrim. Nah, dari Dewi Kunti, Prabu Dewanata punya 3 orang anak, yaitu Yudhistira, Bima sama Arjuna." ucap gw sambil menunjukkan yang mana wayang bima dan arjuna.



    "oh..berarti pandawa teh sebutan buat lima bersaudara tadi ya sop? ari yang 2 lagi siapa?" tanya argi.



    "iya bener kasep. nah yang 2 lagi itu, anak nya prabu dewanata dari dewi madrim, yaitu nakula sama sadewa." jawab gw.



    "oh...gitu. tapi dirawatnya sama ibunya masing-masing baru nanti bergabung jadi pandawa lima yah sop?"



    "bukan kasep, jadi waktu anak-anak nya masih kecil, prabu dewanata sama dewi madrim teh wafat. akhirnya dewi kunti yang membesarkan dan mengurus kelima orang anak itu." jawab gw.



    "innalillahi. meni karunya eta dewi kunti jadi single parent."

    (innalillahi. kasian banget dewi kunti jadi single parent).



    "hihihi. sok aya2 wae kamu mah gi."

    (hihihi. suka ada2 aja kamu mah gi.)



    "eh, tadi yang mana arjuna, nakula sama sadewa sop? aku lupa lagi." tanya argi.
    yudhistira


    "nih aku jelasin lagi satu-satu ya kasep. yang ini, namanya yudhistira, kakak tertua nya pandawa. diantara saudara-saudaranya yang lain, yudhistira itu paling sabar,jujur sama cinta damai." jawab gw sambil memainkan tangan yudhistira.



    "wah...kaya kamu dong sop. hehe... klo yang kaya rocker ini siapa sop?" tanya argi sambil menunjuk wayang bima.



    "hah rocker? itu mah bima. naha rocker?" tanya gw.

    (naha = kenapa)
    bima


    "oh ini teh bima, habis itu ada lancip-lancip nya. siga tangan rocker sop, metal! jawab argi.

    (siga = kaya)



    "AHAHAHA. dodol ih kamu mah, itu teh yang lancip-lancip namanya kuku pancanaka, senjata andalannya bima. makanya banyak orang yang bikin obat atau jamu pakai nama kuku bima sakti,dll. soalnya kuku nya bima memang terkenal sakti gi."



    "oh kuku, sugan teh spike-spike gitu sop, kaya anak metal biasa pake itu. hahaha. eh, tapi naha cuma bima yang badan nya paling badag sendiri sop?"

    (sugan = kirain)

    (badag = besar/gagah)



    "dasar blegug. huhu. bima teh lambang nya kekuatan di pandawa, paling berani, paling tegas sama gurat batu. makanya awakna paling badag."

    (awakna = badan nya)



    "ari gurat batu teh naon sop?"

    (klo gurat batu tuh apa sop.)



    "pageuh kana jangji."

    (selalu menepati janji /setia pada satu sikap / tidak plin-plan / )




    "wah...si bima berarti paling macho atuh yah. urang pisan ieu mah sop. hahaha."



    "macho naon ari maneh? diteke ku urang weh langsung ceurik."

    (macho apanya kamu gi? ditendang sama aku aja langsung nangis.)



    "hahaha. biarin atuh ih. ari yang ini siapa sop?" tanya argi sambil memainkan tangan arjuna
    arjuna


    "yang itu nama nya arjuna gi. Pangkasepna, paling cerdik, paling sakti, sama jago pakai panah."

    (pangkasepna = paling ganteng)



    waaaah...urang ganti ah, lain bima tapi arjuna. urang pan kasep gitu loh. hahahaha."

    (waaah...aku ganti ah, bukan bima tapi arjuna. aku kan ganteng gitu loh. hahahaha.)




    "hiyaaaa...maunya. tapi gpp deh, kan si kasep udah ada yang punya ini. hehehe."



    "hehe...iya nih, arjuna nya takluk sama arjuni." ucap argi sambil memegang kedua tangan gw yang melingkar di pinggang nya.
    "saha arjuni teh?"

    (saha = siapa)



    "pacarnya arjuna."



    "ngarang."



    "hahaha...biarin atuh ih. terus ini yang mana nakula, yang mana sadewa? bedanya apa sop?"
    "hmm..emang kembar sih gi. tapi nakula teh kakak nya sadewa. klo nakula identik dengan ahli pertanian, klo sadewa identik dengan ahli peternakan. biasanya nakula sama sadewa tuh simbol kemakmuran."



    "oke sop. sekarang aku udah ngerti. pandawa teh lima bersaudara kan? 3 dari dewi kunti, 2 dari dewi madrim."



    "hmm...bener gi. tapi sebenernya, ada 1 orang lagi anak dari dewi kunti teh, yang lahir sebelum pandawa lima,jadi masih saudara nya pandawa juga. namanya Karna." jawab gw sambil menempelkan dagu gw ke pundak argi.



    "hah, seriusan?? berarti ganti jadi pandawa genep atuh yah?" tanya argi.

    (genep = enam)



    "ngga, tetep lima, soalnya karna ada di pihak kurawa, bukan pandawa."



    "lho, koq bisa gitu sop? bukan nya masih saudara nya pandawa?"



    "iya gi. panjang ceritanya. nanti kamu bosen dengernya."



    "ya ngga atuh sop. aku malah jadi penasaran. sok atuh ceritain."



    "bener?"



    "iya atuh ay."



    "ya udah gini aja, biar kamu gampang nangkep ceritanya. aku mainin wayang nya, nanti kamu nonton sambil dengerin."



    "hmm...tapi aku jg mau mainin wayang nya ay."



    "hahaha...ya udah atuh, kamu duduk di depan, aku di belakang kamu ajah bantuin ngegerakin wayang nya. nanti sambil kamu mainin wayang nya,aku sambil ngedalang juga. biar kamunya lebih ngerti lagi. ok?"



    "OK pisan! kamu teh emang pangbageurna sadunnya ay. hehehe." ucap argi sambil membalikkan badan nya kemudian mencium kening gw.

    (pangbageurna sadunnya = paling baik sedunia)



    beberapa menit kemudian, gw dan argi mengatur posisi. argi duduk bersila di depan, sementara gw mendampingi nya di belakang. kita berdua mulai memainkan wayang golek dengan lakon perang mahabrata, dengan Karna sebagai tokoh sentralnya.

    gw membimbing argi memainkan tiap adegan demi adegan nya, membantu tangan nya menggerakkan wayang sementara mulut gw terus bercerita teng lakon nya. argi yang menggerakkan wayang nya sementara gw yang melafalkan dialog-dialog antar tokoh nya.

    sesekali argi ikutan berdialog dengan arahan yang gw berikan. maklum, dalam bermain wayang, tiap lakon sudah mempunyai dialognya masing-masing yang tidak begitu saja bisa kita rubah. runut ceritanya harus kita ikuti satu demi satu.

    argi pun perlahan-lahan sudah mulai bisa menggerakkan wayang walaupun masih terlihat kaku, dan yang paling penting argi terihat bahagia sewaktu kita berdua bermain wayang. jrek nong!
  • *SIDE STORY*



    - KARNA, PANDAWA YANG TERBUANG -




    Karna adalah salah satu tokoh penting dalam Mahabharata. Ia adalah putra tertua Kunti, sehingga merupakan saudara seibu Pandawa dan merupakan yang tertua dari keenam saudara tersebut.

    Kunti, selagi masih belum menikah, memutuskan untuk mencoba mantra duryasa (mantra agar bisa melihat para dewa) dan memanggil dewa matahari, Surya. Ketika Surya menampakkan diri didepannya, Kunti terpesona. Karena terikat mantra Durvasa, Surya memberinya seorang anak secemerlang dan sekuat ayahnya, walaupun Kunti sendiri tidak menginginkan anak.

    Dengan kesaktian Surya, Kunti tetap tidak ternodai keperawanannya. Sang bayi adalah Karna, lahir dengan baju besi dan anting-anting untuk melindunginya.

    Kunti kini berada dalam posisi yang memalukan sebagai seorang ibu seorang anak tanpa ayah. Karena tidak mau menanggung malu ini, ia meletakkan Karna ke dalam keranjang dan menghanyutkannya bersama dengan perhiasannya (mirip dengan kisah Nabi Musa), berdoa agar bayi tersebut selamat.

    Bayi Karna terhanyut di sungai dan ditemukan oleh seorang pengemudi kereta bernama Adhiratha, seorang Suta (campuran antara Brahmin dengan Ksatria). Adhiratha dan istrinya Radha membesarkan Karna sebagai anak mereka.

    Karna ingin menjadi seorang prajurit besar. Maka ia mengembara ke Hastinapura bersama dengan ayah dan adik angkatnya. Di sana, Karna menguasai ilmu kanuragan dengan belajar kepada Resi Dorna (guru Pandawa dan Kurawa), walaupun ia belajar tidak bersama dengan para pangeran (Pandawa dan Kurawa) karena dipandang berasal dari kasta yang rendah.

    Ketika Pandawa diusir ke hutan selama 14 tahun, Duryodhana (saudara tertua dari kurawa) meminta Karna untuk menguasai Brahmastra, salah satu senjata terkuat yang ada. Hanya beberapa orang yang mengetahui hal ini termasuk Dorna, Arjuna, Bhisma dan Ashwathama (anak Dorna).

    Karna pertama-tama mendekati Dorna, guru Pandawa dan Kurawa, tetapi Downa menolak untuk mengajarinya karena kastanya yang rendah. Ia kemudian meminta Parashurama, guru besar yang lain, untuk mengajarinya seni berperang terutama untuk mnguasai Bhramashtra.

    Parashurama tidak akan mengajari seorang ksatria karena rasa bencinya pada kaum ksatria yang telah membunuh orang tuanya. Maka untuk mendapatkan ilmu, Karna berbohong tentang asal usulnya dan mengaku sebagai seorang Brahmin (kasta brahma).

    Suatu saat, ketika Parashurama sedang tidur dengan kepala di pangkuan Karna, seekor serangga menggigit pahanya. Ini menyebabkan paha Karna berdarah dan ia pun merasakan kesakitan yang amat sangat. Namun Karna bertahan untuk tidak bergerak agar gurunya tidak terbangun.

    Darah yang menetes dari paha Karna memercik ke muka Parashurama dan membuatnya terbangun. Melihat apa yang terjadi Parashurama mengetahui bahwa Karna bukanlah seorang Brahmin karena hanya seorang ksatria yang dapat menahan sakit seperti itu.

    Karna mengaku bahwa ia telah berbohong, dan Parashurama yang marah mengutuk Karna : "ia tidak akan bisa mengeluarkan ilmunya pada saat di mana ia paling membutuhkannya."

    Sebelum Parashurama, seorang brahmin yang lain pernah mengutuk Karna bahwa Karna akan dibunuh ketika ia dalam keadaan tak berdaya, hal ini disebabkan karena Karna telah membunuh sapi kesayangan brahmin tersebut.

    Suatu saat sebuah turnamen diadakan untuk menentukan perajurit yang terkuat setelah 'lulus' dari pendidikan Drona. Dalam perlombaan itu Arjuna keluar sebagai yang terbaik dan Duryodhana (saudara tertua di kurawa) takut padanya. Kemudian Karna muncul dan menantang Arjuna. Dalam pertanding yang berlangsung kemudian, Karna dapat mengimbangi semua keahlian Arjuna.

    Untuk menentukan pemenang yang sesungguhnya, Karna menantang Arjuna untuk bertempur satu lawan satu di mana kemenangan salah satu pihak ditentukan dengan kematian lawannya. Dengan alasan bahwa Karna berasal dari kasta yang lebih rendah dari Arjuna, Dorna menolak usul Karna tersebut.

    Ketika Pandava mengasingkan diri, Karna membebankan kepada dirinya sendiri tugas untuk menjadikan Duryodhana penguasa dunia. Karna memimpin pasukan ke negara-negara sekitar untuk menaklukkan raja-rajanya di bawah kekuasaan Duryodhana.

    Karna berhasil menang dalam semua pertempuran yang dilaluinya, walaupun kepatuhan raja-raja tersebut tidak semuanya berlangsung lama (sebagian tetap memihak kepada Pandawa dalam perang Bharatayudha).
    Pertemuan Dengan Kunti -



    Sebelum perang Bharatayudha Dewi Kunti (ibu dari karna dan pandawa) mendekati Karna dan memintanya untuk bergabung dengan Pandawa dan menyatakan bahwa Karna adalah pewaris sebenarnya tahta Hastinapura (sebagai sulung dari Pandawa). Karna menolak tawaran ini karena Kunti membuangnya waktu kecil dan juga setelah ia dewasa.

    Kunti lalu meminta Karna untuk berjanji untuk tidak membunuh kelima anaknya. Karna berjanji bahwa setelah perang Bharatayudha, lima anak Kunti akan tetap hidup.

    Yang tersembunyi dari janji ini adalah bahwa sebenarnya Kunti memiliki enam orang anak (termasuk Karna sendiri), maka bila Karna bertemu dengan para Pandawa ia akan melepaskan mereka kecuali satu orang: Arjuna. Karena Karna adalah salah satu dari sedikit yang sanggup menghadapi Arjuna dan di antara mereka telah terjadi persaingan yang sengit.
    Pertemuan Dengan Indra -




    Indra, raja para dewa,menyadari bahwa baju besi dan anting Karna tidak dapat ditembus oleh senjata apa pun, dengan demikian menjadikan Karna tidak terkalahkan.

    Ia memutuskan untuk menyamar sebagai seorang brahmana miskin tepat sebelum Karna mandi. Khrisna mengetahui keutamaan moral Karna dan bahwa Karna tidak akan menolak permintaan apapun baik dari seorang brahmana maupun seorang pengemis pada saat tersebut (setelah pemujaan terhadap Surya).

    Surya, dewa matahari dan ayah Karna, mengingatkan Karna dalam mimpi bahwa Indra akan menyamar sebagai seorang brahmana dan meminta baju besi serta antingnya. Sayangnya, Karna tidak mengetahui bahwa Surya adalah ayahnya.

    Seperti yang telah diduga oleh Surya, atas nasihat dari Khrisna, Indra yang menyamar mendekati Karna dan meminta sedekah berupa baju besi (kawacha) dan antingnya (kundala). Karna tahu bahwa dengan memberikan kedua hal tersebut, ia tidak lagi tak terkalahkan.

    tetapi karena telah menjadi komitment-nya maka ia tetap memberikan kedua benda tersebut. Indra kagum akan kebaikan hati Karna, menawarkan Karna untuk memakai senjatanya (Shakti) tetapi hanya untuk satu kali saja.
    Perang Bharatayudha -




    Pada saat perang, Karna bertemu dengan masing-masing Pandawa (kecuali Arjuna), mengalahkan mereka, dan bahkan mampu untuk membunuh mereka. Tetapi Karna menepati janjinya kepada Kunti untuk tidak membunuh mereka.

    Pada perang hari ketigabelas, Drona mengatur formasi pasukan yang disebut Chakrabyuha. Hanya Khrisna dan Arjuna di pihak Pandawa yang mengetahui cara membuyarkan formasi ini; tetapi Khrisna dan Arjuna dengan sengaja dialihkan perhatiannya oleh pihak Kurawa ke bagian lain dari pertempuran.

    Abhimanyu, anak Arjuna, memiliki sebagian pengetahuan tentang formasi ini. Ia mendengarnya ketika masih dalam kandungan saat Khrisna menjelaskan tentang formasi ini kepada ibunya (ibu Abhimanyu adalah Subadra, adik Khrisna). Tetapi saat itu Khrisna tidak menjelaskan sampai selesai. Sehingga Abhimanyu mengetahui cara memasuki formasi tersebut, tetapi tidak mengetahui cara keluar darinya.

    Pada hari itu tidak seorang pun sanggup mengalahkan Abhimanyu yang telah berada di dalam formasi Chakrabyuha. Sendirian ia menandingi jendral-jendral pihak Kurawa termasuk Karna, Dorna, dan Duryodhana.

    Atas perintah Dorna, Duryodhana dan Karna mengeroyok Abimanyu (Karna memanah busur Abimanyu dan melumpuhkan keretanya, kemudian para Kurawa membunuh Abhimanyu. Jadi bukan Karna sendiri yang membunuh Abhimanyu).

    Pada perang hari keempat belas, perang berlangsung sampai malam. Gatotkaca, putra Bima yang setengah raksasa, makin memporak-porandakan barisan Kurawa (golongan Ashura, termasuk raksasa, makin kuat di malam hari).

    Karna terpaksa memakai senjata Shakti yang dipinjamnya dari Indra untuk membunuh Gatotkaca. Karena Indra hanya memperbolehkan Karna memakai senjata Shakti sekali saja, maka Karna kini tanpa senjata pamungkas dan baju besi serta antingnya yang tak tertembus senjata. Karna hanya bisa mengandalkan kesaktiannya sendiri dalam melawan Arjuna nanti.

    Pada perang hari kelima belas, Dorna terbunuh dan Karna menjadi senapati pasukan Kurawa.

    Pada hari ketujuh belas, Karna akhirnya bertemu dengan Arjuna dalam pertempuran yang seru dan setanding. Karena telah kehilangan senjata pamungkas dan baju besinya, Karna hanya mengandalkan keahlian dan kesaktiannya sendiri.

    Dalam suatu kesempatan, Karna melakukan trik cerdik dengan keahliannya. Ia membuat Arjuna lumpuh sejenak dengan memanah dada Arjuna.

    Ketika Arjuna belum pulih dari pukulan pertama tadi, Karna melepaskan panah ke arah kepala Arjuna untuk membunuhnya. Khrisna menyelamatkan Arjuna dengan menekan kereta mereka sampai amblas ke tanah beberapa senti, sehingga panah Karna meleset dari kepala Arjuna.

    Saat pertempuran berlangsung, salah satu roda kereta Karna selip di tanah berlumpur. Ini diakibatkan oleh kutukan Brahmana yang sapinya pernah dibunuh oleh Karna. Shalya yang menjadi kusir kereta Karna tidak bisa membantu karena telah dilumpuhkan oleh Arjuna.

    Karna meminta Arjuna untuk menghentikan pertempuran untuk menunggunya mengeluarkan roda kereta dari tanah berlumpur tadi. Arjuna setuju. Tetapi Khrisna menyuruh Arjuna melanggar kode keprajuritan dan membunuh Karna yang sedang tidak berdaya.

    Roda kereta Karna tidak bisa digerakkan dan kutukan Parashurama membuatnya tidak bisa membela diri. Khrisna mengingatkan Arjuna kekejaman Karna ketika ikut mengeroyok Abimanyu yang sampai mati ketika bertarung tanpa kereta dan senjata.

    Dengan penuh kemarahan dan kesedihan Arjuna melepaskan panah Anjalika ke arah Karna. Karna jatuh ke tanah dengan luka yang mematikan. Tetapi ujian untuknya belumlah berakhir.

    Khrisna menyamar sebagai seorang pertapa dan meminta sedekah kepadanya. Karna yang terluka parah tidak memiliki apa pun untuk diberikan, kemudian ia ingat masih memiliki satu gigi emas.

    Dengan penuh kesakitan Karna melepaskan gigi emasnya, membersihkannya kemudian memberikannya kepada Khrisna. Dengan demikian Karna menjadi satu-satunya manusia yang telah memberikan sedekah kepada Wisnu (Dewa Tertinggi dalam agama hindu) sendiri.

    Terharu dengan kemurahan hati Karna, Khrisna memberikan kesempatan kepada Karna untuk mengajukan satu permintaan kepadanya. Karna meminta agar jenasahnya diperabukan di tempat yang paling suci di dunia. Sebagai Wisnu, Khrisna kemudian memperabukan jenazah Karna ditelapak tangannya.

    Setelah kematian Karna, Kunti memberitahu Pandawa bahwa Karna adalah putranya dan saudara tertua mereka. Para Pandawa kemudian berkabung untuk Karna. Yudhistira, terutama, begitu terpukul mengetahui ibunya merahasiakan kenyataan bahwa Karna adalah saudara tertua mereka yang seharusnya mereka hormati dan patuhi.

    Ia kemudian mengeluarkan sabda agar sejak saat itu semua perempuan tidak lagi bisa menyimpan rahasia apapun untuk diri mereka sendiri. Pada hari kedelapanbelas, Kaurava tertumpas. Perang Bharatayudha berakhir, dan Yudhistira menjadi raja Hastinapura.
  • edited October 2011
    Setelah lakon nya selesai kita mainkan, gw langsung menancapkan kayon, pertanda pertunjukan telah berakhir. karena kelelahan, gw langsung merebahkan badan gw ke lantai. melemaskan otot-otot lengan yang sedikit kram karena bermain wayang.

    sedetik kemudian, argi pun merebahkan dirinya, menindih perut gw dengan punggung nya. kemudian gw memeluk argi sambil menerawang ke atas langit-langit, menikmati momen yang dulu hanya pernah ada di mimpi gw.

    kita berdua hanya terdiam dalam suasana yang juga hening di studio. hanya ditemani dan disaksikan oleh puluhan pasang mata wayang-wayang yang tadi kita mainkan. gw menggenggam erat tangan argi, merasakan tiap bulir keringat dari telapak tangannya yang basah.



    "sop..." ucap argi memecah kesunyian.



    "apa gi?" tanya gw.



    "Arjuna ganteng banget yah?"



    "hmm...iya. soalnya banyak yang jatuh hati sama arjuna."



    "klo bima, kuat banget yah?"



    "iya, emang nya kenapa gi?"



    "gpp, emang kenyataan nya ada yah orang yang kaya karna, arjuna, bima ato pandawa lima yang lain?"



    "hmm...ngga tau gi. menurut kamu?"



    "kalau pun ada, pasti indah banget, karena sosoknya mereka tuh sempurna."



    "iyalah, apalagi sih yang kurang dari seorang laki-laki kalau dia ternyata kuat, perkasa, gagah, kasep pula."



    "ada yang kurang sop."



    "masa? emang apa nya yang kurang?"



    "banyak."



    "banyak? emang kurang apa gi?"



    "mata nya kurang minus, kurang pendiam, sama ngga bisa main rampak kendang."



    "hahaha...ada2 aja kamu mah gi."



    "kenapa aku bisa suka sama kamu ya sop?"



    "mmm...ngga tau atuh gi. yang tau kan kamu."



    "soalnya kamu dalang."



    "ha? maksudnya apa gi?"



    "ya karena kamu dalang. dan aku wayang nya"



    "hmm...koq kamu bisa bilang gitu gi?"



    "aku tadi baru sadar, dalang tuh orang yang paling tahu karkteristik wayang yang dimainkannya. yang paling mengerti sifat wayangnya, ya dalang nya itu sendiri."



    "mmm...iya bener, trus, apa hubungan nya sama aku?"



    "dasar onceu! artinya, cuma kamu yang paling tau karakteristik aku, cuma kamu yang paling ngerti sifat aku. dan itu yang paling susah sop."



    "susah apanya gi?"



    "susah cari orang yang bisa ngertiin kita. yang tau kebutuhan kita apa."



    "emang aku kaya gitu gi?"



    "ya iyalah. ga tau kenapa, tapi klo ada kamu aku tenang sop."



    "hehehe...bisa aja kamu gi."



    "beneran ini mah."



    "iya, aku juga sama gi."



    "sop, aku boleh nitip ga?"



    "nitip apa gi?"



    "nitip hati aku"



    "GOMBAL"



    "hahahahaha....udah ngga mempan ya sekarang mah?"



    "iya. gi, jangan ngegombal lagi atuh ih."



    "emang kenapa sop?"



    "sumpah, hati aku deg-degan banget. udah kaya orang gila klo denger kamu ngegombal teh."



    "ya udah, sekarang kamu pilih sop."



    "pilih apa gi?"



    "pilih aku sering ngegombal, atau pilih aku sering cium kamu?"



    "masyaalloh."



    "lho kenapa?"



    "pilhan yang sulit. ahahaha."



    "yee...jadi pilih yang mana nih?"



    "pilih di dicium aja ah! ahahahaha....."



    "bener? okeeeeee......."



    tiba-tiba argi membalikkan badan nya sehingga muka gw dan dia saling berhadap-hadapan. argi perlahan mendekatkan muka nya ke muka gw,
    kemudian dengan lembut argi mencium kening gw, pipi kanan gw, pipi kiri gw, hidung gw, dagu gw, dan terakhir mencium bibir gw.

    gw menyambut ciuman argi dengan lembut. membiarkan bibirnya menyentuh bibir gw, merasakan hawa hangat yang keluar dari mulutnya. dan membiarkan bibir gw basah oleh cinta yang argi berikan waktu itu.
    ciuman nikmat itu berlangsung singkat, mungkin kurang dari satu menit. tapi dalam waktu yang sesingkat itu mampu mencairkan perasaan gw yang beku. ciuman itu mampu menghangatkan udara disekitar gw yang sedari tadi terasa begitu dingin menusuk tulang. dan gw sekarang percaya, bahwa sedikit cinta bisa membuat hatimu menjadi jauh lebih hangat.
  • 16 tahun.

    BANDUNG, Akhir Agustus 200x

    STI





    gusti, aku ingat dulu sewaktu masih kecil, aku paling maling malas kalau disuruh latihan mendalang oleh abah. aku berkata kepada abah, "abah untuk apa sih jaman sekarang aku masih diajari caranya mendalang?" tapi abah hanya diam saja dan tidak menjawab.

    suatu ketika, aku juga pernah bertanya kepada abah, "abah, kenapa klo di sekolah, teman-teman yang lain selalu bercerita tentang gadis penjual korek api, hans n gretel, snow white, hamlet dan berbagai cerita anak-anak lainnya dari buku karya hans christian andersen, sementara abah sedari dulu hanya bercerita tentang mahabarata, tiap aku mau tidur pasti abah selalu bercerita siapa itu abimanyu, siapa itu gatot kaca, siapa itu hanoman, dan siapa itu pandawa lima." lagi-lagi abah hanya diam dan tersenyum. tapi hari ini, aku bersyukur! aku bersyukur pernah menjadi dalang!

    aku belum pernah sebahagia ini menjadi dalang!

    dan di malam minggu ini, bisa bermain wayang berdua bersama argi, merupakan salah satu momen terindah yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidup.
    REGENTIJD - (Musim Penghujan)





    "Argiii...nggeus tabuh sabaraha ieu teh? buru angkat ka sakola, bisi kabeurangan." teriak nyokap gw memecah kesunyian di suatu pagi.

    (Argiii...udah jam berapa sekarang? cepet berangkat ke sekolah, nanti kesiangan.)



    "Satengah tujuh mah, sakedap deui. keur ngantosan si sopi." jawab gw sambil melihat ke arah pagar, berharap sofi segera datang.

    (setengah tujuh mah, sebentar lagi. masih nungguin si sopi)



    Dengan perasaan cemas gw kembali melihat arloji di tangan kiri gw. tepat jam setengah tujuh. aneh, biasanya jam segini gw udah berangkat ke sekolah sama sofi, tapi koq sekarang malah belum dateng yah tuh anak.

    gw kembali duduk di kursi rotan berbentuk setengah lingkaran di teras depan rumah, meresletingkan jaket biru kesayangan kemudian menaikkan kedua kaki gw ke atas kursi sambil kedua tangan gw memeluknya karena cuaca bandung pagi hari ini sangat dingin. jauh lebih dingin dari biasanya.

    kedua telapak tangan gw gesekkan dengan perlahan, berharap merasakan sedikit kehangatan tapi nampaknya sia-sia melawan hawa dingin yang membuat telapak tangan gw berwarna pucat dan sedikit keriput.

    Entah sudah berapa kali gw mengusir rasa bosan menunggu dengan cara menghitung tetesan air hujan yang jatuh dari talang air membasahi pot-pot bunga milik nyokap gw. apa sopi telat datang karena hujan? tanya gw dalam hati.

    bulan ini, bulan september, bandung mulai memasuki siklus dari angin muson barat yaitu angin yang berhembus ketika matahari sedang berada di bumi bagian selatan, menyebabkan benua asutralia bersuhu panas dengan tekanan minimum, sebaliknya benua asia bersuhu dingin dengan
    tekanan maksimum.

    dari pelajaran fisika yang gw baca dari buku catatan sofi, om buys ballot bilang kalau angin akan selalu bergerak dari daerah bertekanan maksimum ke daerah yang bertekanan minimum.

    angin dari benua asia yang kaya curah hujan pun berhembus melewati indonesia menuju benua australia maka dari itu, di pagi hari di bulan september ini awan yang bergelantungan di langit bandung menurunkan hujannya.

    Awan kumulus yang berkumpul dengan banyaknya membentuk gugus awan kumulonimbus sebenarnya sudah terlihat dari kemarin sore, tapi hujan baru turun pagi harinya seakan-akan meyambut rasa malas orang-orang yang akan beraktivitas di pagi hari ini.
    5 menit kemudian, sayup-sayup gw mendengar bunyi raungan khas knalpot motor sofi. sejurus kemudian sebuah motor berwarna hijau muda terlihat samar dari balik pagar rumah gw, sementara ada sebuah tangan yang basah oleh air hujan berusaha membuka kunci pagar dari sebuah lubang kecil berbentuk persegi dibawah pegangan pagar.

    Dengan sekuat tenaga tangan itu mendorong pagar sampai terbuka lalu terlihat jelas sosok seseorang yang memakai helm half-face memasuki halaman rumah dengan baju seragamnya yang basah kuyup oleh hujan sementara tas nya terlihat dibungkus oleh kantong keresek berwarna hitam yang tergantung di bagian depan motor.

    dengan segera gw masuk ke dalam rumah, mengambil sebuah payung besar untuk sofi kemudian berlari sambil memayungi sofi yang masih memakai helmnya. kami berdua berlari kecil menuju teras rumah, dan disaat gw menutup payung, sofi pun membuka helmnya.



    "ya ampun ay, kamu basah banget." ucap gw sambil mengambil helm sofi lalu menaruhnya di atas kursi.



    "hehe...iya gi. tadi waktu di jalan kehujanan ini teh." jawab sofi sambil mengelap kacamatanya yang juga basah oleh air hujan.



    "kamu ngga bawa jas hujan ay?" tanya gw sambil membantu melepas sepatu sofi.



    "lupa gi, tadi teh buru-buru pisan berangkatnya. mau balik lagi kagok, ya udah tancap gas weh kesini. tiris pisan euy." jawab sofi sambil menggigil.

    (weh = aja) ; (tiris pisan euy = dingin banget nih)




    "duh karunya pisan sih maneh sop. itu yang ada di kresek item apaan?" tanya gw sambil mengambil kresek item milik sofi.

    (duh, kasian banget sih kamu sop.)




    "oh...itu mah tas gi, sengaja dipalastikan biar bukunya ngga basah."



    gw menaruh tas sofi yang selamat dari air hujan di atas kursi sementara sofi sedang mengibas-ngibaskan baju seragamnya sambil sesekali memeras celananya yang juga basah.

    gw lalu mengambil tisu dari ruang tamu dan mengelap muka sofi yang sedikit basah. kasian banget si sofi, semua yang dia pakai mulai dari baju, celana, sepatu sampai kaos kakinya pun ikut-ikutan basah.
    "ya alloh gusti, sopi? naha babasahan kitu?" tiba-tiba nyokap gw datang.

    (ya alloh gusti, sopi? kenapa basah-basahan gitu?)



    "kehujanan tante. tante maaf ini lantainya jadi basah gara-gara sofi." jawab sofi sambil mencium tangan nyokap gw.



    "eh, meni karunya pisan ieu budak teh. mak iciiiiih...tolong bawa handuk kering buat sopi. cepetan. " ucap nyokap sambil mengusap-ngusap rambut sofi.

    (eh, kasian banget ini anak satu.)



    "pantesan datengnya telat, ternyata kehujanan. ngga bawa jas hujan gitu si kasep teh?"



    "ngga tante, lupa. soalnya tadi sofi buru-buru."



    kemudian mak icih pun datang membawakan handuk kering untuk sofi, nyokap gw pun langsung mengelap muka, tangan dan badan sofi dengan handuk.



    "itu celananya dilipet dulu aja kasep, terus nanti di lap sendiri yah. klo udah, langsung masuk ke dalem, mandi terus ganti baju. argi, pinjemin seragam kamu buat si sopi. itu pakaian dalem kamu basah juga kasep?" tanya nyokap gw.



    "iya tante. kayanya sofi langsung ganti baju aja deh tante, klo mandi dulu nanti bisa telat." jawab sofi sambil mengelap kakinya yang basah dengan handuk.



    "udah kamu mandi dulu aja, biar nanti tante yang telfon ke sekolah. sekarang gurunya siapa yang ngajar?" tanya nyokap.



    "pa..pa rahmat tante." jawab sofi gugup.



    "ya udah biar nanti tante yang urus. sopi udah sarapan belum kasep?"



    "be...belum tante."



    "duh ieu budak teh karunya pisan. argi, eta si sopi diuruskeun nya."

    (duh ini anak kasian banget. argi, itu si sopi diurusin ya.)



    "siap jendral." jawab gw.



    "nanti klo semuanya beres, sarapan dulu. nanti tante siapin. udah sana cepetan bisi asup angin."

    (bisi asup angin = nanti masuk angin)



    "i...iya tante makasih." jawab sofi.


    gw lalu mengajak sofi masuk ke dalam, mengambil handuk baru lagi kemudian menyuruhnya mandi. sementara menunggu sofi mandi, gw menyiapkan semuanya, mulai dari pakaian dalem, baju seragam, celana dan ikat pinggang. 15 menit kemudian sofi selesai mandi dan berganti pakaian di kamar gw.
    "waaaaaaaa......" teriak gw.



    "aya naon gi?" tanya sofi heran.



    "ayo buka handuknya! ayo cepetan! hahahaha."



    "enak aja. tutup mata sana, aku mau ganti baju."



    "NGGA MAU! mau liat kamu ganti baju. ayo cepetan bukaaaa...hahahaha."



    "Dih...dasar cabul! atulah gi, aku mau pakai celana nih."



    "gpp atuh sop, sama pacar ini. sini aku bantuin pakai celana nya. hihihihi."



    "ngga mauuuuu....." teriak sofi.



    "ngga mau kenapa ari kamu?"



    "malu atuh gi..."



    "oh...malu gara-gara tit*t kamu kecil ya sop? hahahaha."



    "sia euy! emangnya maneh gi."

    (kamu tuh!)



    "tenang aja sop aku mah terima kamu apa adanya...biar kecil juga yang penting punya. lumayan kan bisa buat gantungan kunci. hahahaha."



    "argiiiiii! gandeng sia maneh!!!!" teriak sofi sembari melempar buku dari meja belajar ke arah gw.

    (argiiiiii! dasar berisik!!!!)



    "aw aw aw....ampun sop ampun. huhu. ya udah sok atuh ganti baju. aku ngga liat da. demi."

    (demi = sumpah)



    "awas kamu klo liat-liat!!!" teriak sofi.



    "hii...atut."



    sofi kemudian berganti pakaian sementara gw kembali sibuk dengan kegiatan gw sebelumnya, menggambar sebuah desain kaos di atas sebuah kertas binder.
    "maneh keur naon gi?" tanya sofi tiba-tiba.

    (kamu lagi apa gi?)



    "eh, udah beres ay? gimana baju sama celananya pas ga? lagi gambar ini teh."



    "pas gi, tapi ini lengan bajunya pendek teuing gi. gambar naon kitu?"

    (pas gi, tapi ini lengan bajunya kependekan gi. gambar apa gitu?)



    "ah..ga kependekan da sop. pas. ini, lagi gambar desain kaos panitia."



    "panitia apa gi?"



    "itu, panitia bazaar, bentar lagi kan ada bazaar sop."

    (bazaar = pensi)



    "oh iya bener, naha kamu yang bikin kaos? bukannya kamu mah jadi seksi acara ya?"

    (naha = kenapa)



    "ah...da aku mah acara iya, danus juga nanti ikutan, dekor apalagi, pasti anak2 RB. lieur."

    (lieur = pusing)



    "meni karunya pacar aku teh. trus ini kaos kamu disuruh bikin juga?"

    (kasian banget pacar aku teh)



    "hehe...iya. soalnya anak-anak mau desain nya yang bagus, jadi weh aku yang kena suruh."



    "deuh gaya...nggeus lah fix ieu mah, lulus sma maneh buka lapak di suci. jadi tukang sablon. hahaha."

    (aduh gaya...udah fix berarti ini mah)

    (suci ; jalan/daerah di bandung yang dipenuhi oleh toko-toko sablon/spanduk di sepanjang jalan nya.)



    "hahaha...embung ah! maneh mah kitu sop."

    (hahaha...ngga mau ah! kamu mah suka gitu sop.)



    "hehe. emang kamu bikin desain nya gimana gi?"



    "simpel weh sop, warna acukna hideung, aya tulisanna di hareup make ambigram ngan engke pas disablon, make glitter."

    (simpel aja sop, warna kaosnya item, ada tulisannya di depan pake ambigram trus nanti waktu disablon , pake glitter)

    (ambigram ; teknik menulis yang dibuat sedemikian rupa sehingga nanti tulisannya klo dibaca dari depan atau belakang tetap sama,
    biasanya sering dijumpai di hiasan2 mural/grafiti/tato)
    "Dih...kenapa sih tiap kaos panitia teh sering nya warna item?"



    "hehe...biar gahar weh. emang kamu mau nya warna apa ay?" tanya gw sambil tetap menggambar di atas kertas.

    (gahar = garang)



    "yang cerah gitu gi. hmm...klo orange gimana?"



    "orange? embung ah, bisi digebugan ku viking."

    (orange? ga mau ah, nanti digebukin sama viking)

    (viking ; suporter persib) (orange ; warna kebangsaan the jack, supporter persija, musuhnya persib.)



    "klo kuning gimana gi?"



    "kuning? embung ah, bisi diseblok. hahaha"

    (kuning? ngga mau ah, entar disiram. haha) (kuning ; yg suka ada di wc. ;p)



    "atulaaaah giii...aku teh serius, kamu mah kalahkah heureuy ih!"

    (ya ampun argiii...aku teh serius, kamu nya malah becanda!)



    "atulah aaaay...aku teh heureuy, kamu mah kalahkah serius ih. hahahaha."

    (ya ampun aaaay...aku teh becanda, kamu nya malah serius ih. hahaha)



    "hih...bisa gelo ngobrol jeung maneh mah." ucap sofi sambil melempar bantal ke arah kepala gw.

    (hih...bisa gila ngobrol sama kamu mah)



    "ahahaha...tong pundung atuh ay. sini geura." ucap gw sambil menarik badan sofi kemudian memeluknya.

    (ahahaha...jangan marah atuh ay. sini deh.)



    "gi..." ucap sofi sambil bersandar di badan gw, sementara tangan gw memeluknya dari belakang.



    "kenapa ay?"



    "enak yah..."



    "enak kenapa?"



    "dipeluk kamu. anget. hehe..."



    "haha iya atuh...meni wangi badan kamu ay."



    "kamu juga gi."



    "ada untungnya juga yah sekarang ujan."



    "emang untung nya apa gitu? yang ada malah aku kehujanan." gerutu sofi.



    "ada dong. untungnya, gara-gara sekarang ujan, aku jadi bisa cium kamu. hehehe." ucap gw sambil mencium pipi sofi.



    "waaaa..." teriak sofi mengagetkan gw.
    lho kenapa ay? ngga suka?"




    "bukan. lagi dong. lagi lagi lagi." jawab sofi semangat.



    "hahahaha. dasar." ucap gw sembari mencium sofi sebanyak yang gw bisa.



    "aduh gi, pipi aku jadi bau iler kamu nih."



    "hahahaha...biarin. iler aku mah wangi tau."



    "dih...klo emang bener wangi mah udah aku tadahin iler kamu, lumayan buat parfum."



    "gyahahaha...boleh2 sop. sini biar tambah wangi aku ciduhan sekalian."

    (ciduhan = di ludahin)



    "sia wae eta mah. teu hayang urang mah."

    (kamu aja sana diludahin. ngga mau aku mah.)



    "hahaha. eh sop, aku boleh pinjem telunjuk kamu sebentar ngga?"



    "buat apa gi?"



    "mau aku ramal."



    "hah? sejak kapan diramal pake jari telunjuk? bukannya telapak tangan?" tanya sofi sambil memberikan jari telunjuknya.



    "eeh...cicing maneh. kieu2 oge masih turunan prabu siliwangi, masih boga elmu." jawab gw sambil memegang telunjuk sofi.

    (eeh...diem kamu. gini2 juga masih turunan prabu siliwangi, masih punya ilmu.)



    "ilmu naon? ilmu jadi tukang sablon?"

    (naon = apa)



    "heup ah. tong loba omong. ini teh lagi khonsenthrasi." jawab gw sambil mendelatlan jari telunjuk sofi ke mata gw.

    (heup. jangan banyak omong, ini teh lagi konsentrasi.)



    "maneh mah siga tukang ramal nu sok mangkal di gasibu tea gi."

    (kamu mah kaya peramal yang suka mangkal di gasibu gi.)



    "hmm...bentar lagi kamu bakal mengalami suatu kejadian sop." ucap gw dengan nada dan mimik muka yang serius.



    "hah? kejadian apa gi?"



    "kejadian yang bisa buat kamu teriak." jawab gw masih dengan nada serius.



    "maenya? waduk ah. moal waka percaya aku mah."

    (masa sih? bohong ah. ngga akan percaya aku mah)



    "perlu bukti?"



    "iya atuh."



    "nih buktinya." ucap gw sambil memasukkan jari telunjuk sofi ke dalam hidung gw, kemudian gw putar-putar telunjuk sofi di dalam hidung gw.



    "ANJISSSSSSSS!!! ETA TELUNJUK AING AYA LEHO MANEH!!! AAAAAAAAAAAAAAARRRRGGHHHHHHHH!!!!" teriak sofi kencang sambil menarik telunjuk nya dari hidung gw.

    (ANJRITTTTTT!!! ITU TELUNJUK AKU ADA INGUSNYA KAMU!!! AAAAAAAAAAARRRRGGGGGGGHHHHHHH!!!)



    "Bwahahaha...tuh kan bener ramalan aku, kamu bakalan teriak. gyahahaha."



    "GEULEUH IH!" teriak sofi seraya loncat dari tempat tidur kemudian bergegas membuka pintu dan lari ke kamar mandi untuk cuci tangan.

    (JIJIK IH!)



    "HAHAHAHAHAHAHA......." gw tertawa puas.
    beberapa menit kemudian



    "ANJIS! fix ini mah gi! telunjuk aku pasti kena tetanus!"



    "AHUAHUAHUA...berlebih ah. paling gatel-gatel doang."



    "harus dicuci sama alkohol gi! boorwater kalo perlu!" teriak sofi.



    "hahaha...sama air aki aja sekalian sop."



    "punya pacar teh ASTAGFIRULOH pisan gelo nya!"



    "hahahaha...aduh udah sop udah ah...cup ah nyerah. hahaha...lemes nie ketawa aja dari tadi."



    "dasar kamu mah gi. blegug permanen. udah ah, aku mau ke bawah aja, ibu kamu udah nyuruh aku sarapan tuh."



    "heuheu...maaf atuh ay...kan cuma becanda." pinta gw.



    "iyaaa..." jawab sofi datar.
    15.30





    "Gi...pulangnya gimana nih? masih ujan aja. motor aku di rumah kamu lagi." tanya sofi ketika kita bertemu di lorong kelas, sesaat setelah pulang kegiatan ekskul.




    "iya eung. kamu bawa payung ngga sop?"



    "ngga. mau naik angkot aja gi? tapi lumayan jauh juga jalan nya."



    "ya udah, aku telfon mang oleh aja deh, nyuruh jemput."



    "oh...ya udah gi."
    beberapa menit kemudian



    "sop...mang oleh nya lagi nganter mamah, sejam lagi baru bisa jemput katanya. gpp?"




    "ya gpp juga, mau buru-buru juga percuma gi, masih ujan soalnya. enaknya ngapain dulu?"



    "hmm...nontonin anak cheers latian aja sop di aula! hahaha."



    "euweuh gawe maneh gi."

    (dasar ga ada kerjaan kamu gi)




    "matakna ieu teh neangan pagawean. hayu atuh nongton, biasanya suka hot da. hahaha."


    (makanya ini teh nyari kerjaan.)
    *rrrt...rrrrt...rrrrt...rrrrt...*



    "eh gi..bentar dulu yah, aku ada telfon." ucap sofi sambil sedikit menjauh dari gw.



    "ok."



    gw sedikit memperhatikan sofi sewaktu menerima telfon, entah kenapa sofi yang semula terlihat kalem tiba-tiba raut mukanya berubah menjadi panik. terdengar sofi agak berteriak, mungkin karena sinyalnya kurang jelas atau karena ada sesuatu dengan lawan bicaranya.

    sejurus kemudian sofi terlihat semakin panik, tangan nya memegang kepalanya dan mengacak-acak rambutnya sementara sofi terlihat mondar-mandir di sekitar lorong. tiba-tiba sofi jatuh terduduk di lorong sambil bersandar di tembok.

    melihat hal itu, gw langsung mendekat ke arah sofi, penasaran dengan apa yang sedang terjadi, gw berusaha bertanya dengan bahasa isyarat tapi tidak digubris oleh sofi.

    terdengar nada suaranya begitu panik, sementara raut mukanya terlihat sedih, dan matanya mulai nampak berkaca-kaca. gw lalu duduk di sebelah kiri sofi, berharap untuk segera tahu apa yang sedang terjadi. selesai menutup telfon, terlihat sofi mengusap-ngusap matanya, sedikit menahan tangis. gw pun memberanikan diri untuk bertanya.
    "sop...kenapa? tadi telfon dari siapa?" tanya gw dengan lembut.



    "......"



    "Sop?"



    "Gi...aku pergi duluan yah." tiba-tiba sofi berdiri dari duduknya kemudian berjalan cepat ke arah pintu gerbang.



    "sop...kamu mau pergi kemana???" tanya gw setengah berteriak sembari menyusul langkah sofi.



    "gi, ke rshs dari sini naik angkot apa?" tanya sofi sembari menengok ke arah gw sambil berjalan dengan cepat.

    (rshs = rumah sakit hasan sadikin)



    "hah? rshs? emang siapa yang sakit sop?"



    "udah jangan banyak nanya. naik angkot apa aja?" jawab sofi ketus.



    "iya2 sop. aduh bingung juga nih, 3 kali naik angkot soalnya sop."



    "apa aja?"



    "kamu naik stasiun hall-sadang serang didepan, turun di merdeka terus naik kalapa-ledeng, nanti di cipaganti, deket jalan eyckman kamu turun, terus naik caheum-ciroyom sop."



    "oke. makasih gi." jawab sofi sambil berlari ke arah gerbang, menerobos hujan.



    "sop! aku ikut sop!" teriak gw sambil mengejar sofi menerobos hujan.



    cukup lama kita menunggu angkot di depan pengky sekaligus berteduh di bawah pohon yang besar. tapi angkot tak kunjung datang. terlihat sofi mulai tampak gelisah.
    "gi, klo naik angkot lain bisa ga?"



    "ya, klo stasiun hall-sadang serang ga ada, naik anatapani-ciroyom juga bisa sop."



    kembali kita berdua menunggu angkot dalam diam, gw merasa takut untuk bertanya sama sofi.



    "sop, harus sekarang banget ya ke rshs nya? ngga habis ujan aja?" tanya gw.



    "iya." jawab sofi singkat.



    "ya udah sop, gw tanya anak-anak dulu, siapa tau ada yang belum pulang." jawab gw sembari menelfon satu persatu teman gw yang biasanya membawa mobil.
    *beberapa menit kemudian



    "sop, si danu katanya bentar lagi mau ke sini, kita ikut dia aja. oke?"



    "masih lama ga? itu angkotnya udah ada."



    "bentar lagi sop, dia lagi di warq (baca; warki) da...sabar yah." bujuk gw.



    "ok."



    10 menit kemudian danu datang menjemput kita berdua, tanpa basa-basi lagi gw n sofi langsung masuk ke dalam mobil dengan baju yang sudah mulai basah oleh air hujan
    "kemana kita bos?" tanya danu.



    "rshs dan, teu make lila. ok?" jawab gw.

    (rshs dan, ga pake lama, ok?)



    "sip bos. mane rek naon ka rshs? mane gering?" tanya danu lagi.

    (sip bos. lo mau ngapain ke rshs? lo sakit?)



    "laing aing, eta nganterkeun si sopi."

    (bukan gw, itu nganterin si sofi)




    "emang mane rek naon sop ka rshs?" tanya danu.

    (emang lo mau ngapain sop ke rshs?)



    "abah urang kecelakaan." jawab sofi datar.



    "hah?????? seriusan sop??????" tanya gw dengan nada yang sekaget-kagetnya.



    "iya, masa becanda."



    "gusti, kecelakaan kunaon sop? iraha?" tanya danu.



    "sop, sing baleg ieu teh??????" tanya gw panik.

    (sop, yang bener ini teh????)



    "iya. harus bilang berapa kali lagi sih?? barusan tadi gw di telfon dan, katanya mobilnya tabrakan." jawab sofi yang langsung menjawab 2 pertanyaan sekaligus.



    "maaf sop, habis aku kaget banget. trus skrg si abah kondisinya gimana? baik-baik aja?" tanya gw berusaha menenangkan suasana.



    "iya gi, aku juga lagi panik ini teh. makanya bingung dari tadi. alhamdulillah selamat, tapi katanya lagi kritis gi." jawab sofi dengan suara parau.



    melihat tatapan sofi yang kosong, gw memutuskan untuk pindah ke tempat duduk di belakang, berusaha membuat sofi tenang. gw rangkul pundaknya dan sesekali mengusap rambutnya.

    sebenarnya gw pengen peluk dia sekarang, tapi berhubung ada danu, gw harus bersikap sewajarnya. terlihat kepala sofi mulai tertunduk, membuat danu yang masih penasaran ingin banyak bertanya menjadi enggan untuk melakukannya. sekarang bukan waktunya bertanya, fikir gw dan danu yang saling berpandangan satu sama lain.
    20 menit kemudian kita bertiga sudah sampai di instalasi gawat darurat rshs, kita bertiga berjalan di sebuah lorong besar penuh sesak oleh pasien dan keluarga nya. dari waktu terakhir gw datang ke sini sampai dengan sekarang sekarang, instalasi gawat darurat rshs tidak berubah, selalu nampak kumuh, penuh sesak oleh pasien yang tidak terawat dengan baik oleh pihak rumah sakit.

    sebenarnya ada beberapa ruangan kamar disana, tapi entah kenapa tidak semua pasien tidak semuanya diizinkan untuk masuk, sebagian besar berada di luar ruangan, berjajar di setiap dinding lorong dengan kondisi yang sesekali membuat gw merasa 'ngeri' untuk melihatnya. inilah salah satu potret buram rumah sakit milik pemerintah.

    tiba-tiba sofi berlari ke arah ujung lorong, dan persis di depan sebuah ruangan yang tertutup pintu besi lebar berwarna hijau, gw melihat ibunya sofi ditemani oleh beberapa orang berseragam, mungkin teman kantornya. ibunya sofi langsung memeluk sofi dan menangis sejadi-jadinya sementara sofi terlihat bingung, berusaha menanyakan keadaan abahnya yang hanya dijawab oleh tangisan dan pelukan erat dari ibunya.


    setelah tenang, dengan dibimbing oleh kedua rekan kerjanya, ibunya sofi bercerita tentang keadaan abah dengan suara yang terbata-bata. gw dan danu hanya bisa melihat dan mendengarkan saja apa yang sedang terjadi, kita berdua tidak berani berucap sepatah kata pun karena takut membuat suasana menjadi lebih buruk.

    akhirnya ibunya sofi sudah bisa bersikap tenang sambil mengusap-ngusap rambut sofi yang basah, melihat itu gw lalu memberanikan diri untuk mencium tangan ibunya sofi, sementara ibunya sofi hanya mampu mengucap kata terima kasih berulang-ulang karena sudah mengantar sofi.

    hampir setengah jam sudah gw dan danu berdiri di dekat sofi. dan semua yang ada disitu menunggu abah keluar dari ruangan. kata ibunya sofi, abah sedang di-scan tubuhnya karena kecelakaan yang menimpanya membuat kaki nya terluka cukup serius. gw hanya bisa mengusap-ngusap punggung sofi, berharap agar sofi bisa sedikit lebih tenang karena sedari tadi sofi masih terlihat bingung, tatapan matanya juga masih kosong, mungkin masih shock karena keadaan yang serba mendadak ini.

    sekitar 10 menit kemudian, lampu merah di atas pintu nyalanya berubah menjadi warna hijau, pertanda proses scanning telah selesai, sejurus kemudian pintu ruangan pun terbuka. dibantu oleh 2 orang suster, terlihat seorang laki-laki yang sudah berumur mendorong sebuah ranjang yang langsung disambut oleh tangisan ibunya sofi. dari situ gw tau kalo yang
    ada di ranjang itu abah. sofi terlihat mendekat ke arah ranjang tersebut, kemudian sejenak membuang pandangan nya ke arah lorong sambil menangis.

    karena penasaran, gw dan danu coba mengintip abah dari balik kerumunan orang. gusti, sekarang gw ngerti kenapa tadi sofi sejenak mengalihkan pandangannya, ternyata kondisi abah cukup kritis, sisi kanan kepalanya terlihat dipenuhi luka dan darah, deretan luka membujur di sepanjang tangan dan dadanya, sebagian memang sudah dibersihkan tapi masih mengeluarkan banyak darah, kedua kakinya pun diperban.

    perban yang semula berwarna putih terlihat kotor oleh bercak-bercak darah. kondisinya yang cukup naas benar-benar membuat gw dan danu tidak mampu berkata apa-apa. kita berdua masing-masing berpandangan dengan tatapan yang dipenuhi rasa iba.

    setelah seorang dokter muda menyerahkan sebuah berkas kepada suster, maka kami pun langsung mendorong ranjang abah ke arah lorong. tadinya gw kira abah mau langsung dimasukkan ke icu melihat kondisinya yang sudah sedemikian parah, tapi lagi-lagi sebuah kejadian khas 'rshs bandung' ruang icu penuh sehingga abah masih harus menunggu di sini. di lorong yang penuh sesak oleh orang sakit lainnya. ya, memang beginilah rshs, sebuah rumah sakit yang membuat gw dan keluarga merasa kapok dan enggan untuk berobat ke sana.
    cukup lama kami menunggu abah 'diparkir' di lorong ini tanpa mendapatkan perawatan untuk kondisi yang se-kritis ini. sesekali gw mendengar rintihan kesakitan dari arah ranjang abah. sementara sofi dan ibunya dengan telaten membersihkan noda-noda darah yang ada.

    untuk yang kesekian kalinya gw menelfon nyokap gw, mengabarkan keadaan yang terjadi dan berharap untuk segera datang. satu-satunya orang yang bisa gw mintai tolong sekarang hanya nyokap gw. 10 menit berselang dari ujung lorong satunya terlihat nyokap gw setengah berlari menghampiri ke arah gw berada. melihat nyokap gw datang, ibunya sofi langsung memeluk erat dan kembali menangis.

    gw mendengar nyokap gw menenangkan ibunya sofi, meyuruhnya untuk sabar dan perkataan semacamnya kemudian sambil dituntun oleh nyokap gw, ibunya sofi perlahan menceritakan seluruh kejadian yang menimpa abah sekarang.

    dan begitu tau abah tidak segera mendapat pertolongan, nyokap gw langsung terlihat kesal. kebetulan dulu kakek gw pernah satu kali dirawat di rshs, tapi mendapat pelayanan yang kurang semestinya yang akhirnya segera dipindah ke rumah sakit yang lain. nyokap kemudian berkata kepada ibunya sofi untuk menunggu sebentar, sementara itu nyokap gw terlihat menelfon seseorang dengan nada suara yang kesal.

    ajaibnya, beberapa menit setelah nyokap selesai menelfon, datang seorang dokter wanita yang sudah berumur ditemani seorang dokter muda menghampiri tempat dimana kita berada, bersalaman sebentar dengan nyokap dan terlibat sebuah omongan yang cukup serius karena gw bisa mendengar nada kesal dari setiap kata yang terlontar dari mulut nyokap.

    akhirnya dua orang dokter itu masuk ke sebuah ruangan dan menyuruh nyokap untuk menunggu sebentar. nyokap gw berkata kepada ibunya sofi agar abah bersiap-siap untuk dipindahkan ke rumah sakit lain karena percuma menunggu disini karena ruang icu nya memang sedang penuh.

    semula ibunya sofi terlihat ragu, tapi nyokap gw menyakinkan segala sesuatu akan diurus olehnya sampai tuntas. dokter paruh baya itu kembali menghampiri nyokap gw, menyerahkan sebuah berkas yang berisi surat rujukan ke rumah sakit lain, nyokap gw hanya tersenyum kemudian berkata agar dokter itu yang menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari ambulans, reka medik, dsb.

    setelah semua urusan administrasi yang sebelumnya sempat terhambat sudah dibereskan semuanya oleh nyokap, kami segera memindahkan abah ke dalam sebuah ambulans untuk segera dibawa ke Rs. Borromeus.
    ada 5 orang termasuk ibunya sofi yang ikut ke dalam ambulans, sementara gw sofi mengikuti dari belakang dengan mobil danu.

    sesampainya di borromeus, sudah terlihat 3 orang suster yang menunggu kedatangan ambulans. disini segala sesuatunya jauh lebih siap dan teratur. tidak ada keruwetan proses administrasi karena pasien yang datang langsung dirawat tanpa perlu bertanya ini-itu lagi. prosesnya pun jauh lebih cepat, tidak perlu menunggu ruangan icu nya kosong seperti sebelumnya.

    bahkan setelah melewati serangkaian pemeriksaan, abah terlihat keluar dari ruangan dengan kondisi yang jauh lebih bersih dari sebelumnya, tidak ada noda darah sedikitpun, pakaiannya pun sudah diganti sehingga tidak terlihat mengenaskan seperti sebelumnya
    20.00 pm




    keadaan sudah mulai tenang, ibunya sofi dan sofi sudah tidak menangis lagi. kondisi abah juga sudah sedikit membaik, setidaknya sudah melewati masa kritis. abah masih dirawat di ruang icu dengan berbagai macam selang terpasang di tubuhnya.

    kami semua yang ada disitu terlihat lelah, bukan karena lelah menunggu tapi lelah karena terus mengkhawatirkan kondisi abah. saat ini hanya ada ibunya sofi, sofi, gw, uwa nya sofi,nyokap gw dan mang oleh sementara yang lainnya termasuk danu sudah pulang dari tadi.

    nyokap gw sudah mulai terlihat letih, sehingga memutuskan untuk segera pulang. tadinya, sofi keukeuh ingin menemani abah di icu sampai abah sadar. tetapi atas saran uwa nya, maka sofi disarankan untuk pulang
    terlebih dahulu karena ata dan ita nanti tidak ada yang mengurus, ditambah lagi ruang icu tidak bisa ditunggui oleh banyak orang. akhirnya sofi pun mengalah dan ikut bersama gw dan nyokap untuk pulang ke rumah.



    "mah...nanti argi mau nginep di rumah sopi ya mah? kasian sopi ngga ada yang nemenin." pinta gw kepada nyokap.



    "oh...ya udah, tapi sekarang pulang dulu ke rumah ya gi, baru nanti kamu pergi ke rumah sopi." jawab nyokap gw.



    "mah, nanti argi boleh bawa mobil dulu ngga? takutnya nanti hujan lagi kaya hari ini. tadi aja kita repot waktu mau ke rshs, untung ada danu. susah juga kan mah klo momotoran pas musim hujan teh." bujuk gw.



    "nanti motor sopi kumaha gi?" tanya nyokap.

    (kumaha = gimana)



    "ya, disimpen di garasi aja mah, tinggal nanti tiap hari dipanasin aja sama mang oleh."



    "ya udah, mamah sih it's ok. tapi nanti kamu minta izin dulu sama papah yah." ucap nyokap gw.



    "hehe...siap jendral."



    setibanya tiba di rumah, secepat kilat gw langsung beberes pakaian dan kebutuhan lainnya yang gw perlukan selama nanti gw menginap di rumah sofi. sofi terlihat lesu, dudukdiatas kasur sambil memencet-mencet hpnya,
    mungkin menanyakan kabar abah. gw juga memilih untuk tidak banyak berbicara untuk saat ini, takut merusak suasana hati sofi. setelah selesai beberes, gw mencium kening sofi, kemudian mengajaknya untuk segera pergi.
    "mah...argi berangkat dulu yaa." ucap gw sambil mencium pipi nyokap.



    "eh udah mau berangkat lagi ini teh? sopi, ngga istirahat dulu?" tanya nyokap.



    "ngga tante, kasian si ata sama ita soalnya. hehe." jawab sofi dengan senyum yang sedikit dipaksakan.



    "ya udah atuh sok berangkat, nih kasep,sekalian dibawa pernekel nya. tante udah siapin buat sopi." ucap nyokap.

    (pernekel = perkakas yang terbuat dari krom / seng, khas perkakas jaman dulu)



    "ini teh apa tante? meni beurat. hehe."



    "itu teh nasi sama lauknya, kan sopi sama argi belum makan. nih, pernekel yang ini, buat makan malem, yang satunya lagi disimpen di magic jar buat sarapan besok. ok?"



    "ya ampun tante, sopi jadi ngerepotin. haturnuhun pisan tante."



    "eeh...ya ngga atuh kasep, nanti klo ada apa-apa bilang aja sama tante atau sama argi." ucap nyokap gw.



    "siap tante. maaf ya tante jadi banyak ngerepotin tante."



    "kamu yang sabar yah kasep, doain abah biar cepet sembuh, da doa anak soleh mah dijabah ku gusti alloh."



    "iya tante...sopi mah pasti doain abah terus." jawab sofi sambil menahan tangis.



    "udah udah...jangan nangis yah kasep, abah udah baikan sekarang. kamu mah sekarang jangan kepikiran abah terus, nanti biar tante sama om yang urus abah sama mamah. besok juga tante mau ke rumah sakit. jangan jadi pikiran yah kasep."



    "iya tante. haturnuhun pisan. punten klo sofi sama ibu udah banyak ngerepotin tante sama argi." jawab sofi sambil mencium tangan nyokap.



    "ya udah atuh, kamu sekarang cepetan pulang terus istirahat, jangan lupa makan. argi, kamu jagain sopi yah. klo ada apa-apa, telfon mamah."



    "siap jendral!" jawab gw sembari merangkul sofi untuk mengajaknya pulang kembali ke rumahnya.
    sepanjang perjalanan, sofi akhirnya bisa menumpahkan semua emosinya yang sempat tertahan. mungkin sofi tidak tega menangis di depan ibunya, takut membuat hati ibunya semakin sedih.

    sangat wajar dalam kondisi seperti ini seorang sofi merasa sedih karena sosok abah adalah sosok yang paling ia kagumi dan ia sayangi sekarang sedang tergeletak tak berdaya di rumah sakit dengan kondisi yang cukup memprihatinkan. selama itu pula sofi hanya bisa menangis dalam diam, menumpahkan buliran-buliran air mata kesedihan.

    yang bisa gw lakukan saat ini hanyamemberikan sentuhan-sentuhan kecil tanpa kata-kata. karena gw yakin tidak ada kata-kata yang mampu menghibur sofi saat ini.

    sebelum menuju rumah sofi, kita terlebih dahulu mampir ke rumah uwa-nya sofi di cijagra,menjemput ata dan ita yang waktu itu sudah terlelap, mungkin tertidur karena terlalu lama menunggu kami datang.

    sesampainya di rumah sofi, ia langsung membopong kedua adik nya ke kamar tidur, kemudian menyelimutinya. sementara itu gw memilih untuk menyiapkan makanan yang sudah disiapkan oleh nyokap gw untuk makan kita berdua.

    setelah selesai makan, mandi dan sedikit beberes, kita berdua memutuskan untuk segera tidur karena hari ini benar-benar melelahkan, baik fisik maupun mental.

    gw lalu membantu sofi menggotong kasur ke ruang keluarga. kita memutuskan untuk tidur disini untuk berjaga-jaga seandainya tengah malam nanti ata atau ita tiba-tiba terbangun. kalau kita tidur di kamar, bisa-bisa ata dan ita menangis karena tidak menemukan siapa-siapa di dekat mereka, kebetulan ruang keluarga letaknya persis di depan kamar ata dan ita, pintu kamarnya pun sengaja kita biarkan terbuka.

    entah kenapa kasur sofi terasa begitu empuk di badan gw, atau memang tubuh gw yang sudah terlalu letih. yang jelas, kasur ini terasa nyaman. gw menyempatkan diri untuk bercanda dengan sofi, sekadar melepas penat dan membuat sofi sedikit melupakan kejadian yang menimpanya hari ini. setelah kita berdua bosan bercanda, gw lalu memeluk sofi dengan erat sampai sofi sedikit meronta. Hehe
    gi..." bisik sofi lembut.



    "apa ay?" balas gw sambil mengusap-ngusap rambutnya.



    "makasih yah. aku bisa gila klo hari ini ngga ada kamu. demi-nya ini mah."



    "iya ay. kamu yang sabar ya. klo ada apa-apa teh cerita sama aku, siapa tau aku bisa bantu."



    "aku mah kebayang gi klo misalnya tadi kamu ngga telfon ibu kamu, bisa-bisa sekarang si abah masih di rshs, dan pasti masih belum diapa-apain."



    "sssh...udah atuh gpp, yang penting mah sekarang abah udah baikan, udah lewat masa kritisnya."



    "seumur-umur aku baru da ngeliat abah luka sampe berdarah-darah gitu gi, apalagi waktu masih di rshs teh si abah sempet bilang sakit, bilang perih,ngga tega sumpah gi ngeliatnya." ucap sofi sambil menahan tangis.



    "iya aku sama danu juga tadi ngga kuat liatnya sop, darahnya banyak banget. ari itu teh gimana kejadiannya sop?" tanya gw sembari mengusap-ngusap punggung sofi.



    "kata ibu mah waktu abah lagi nyetir teh tiba-tiba ditabrak dari belakang sama angkot, ya karena di depan nya ada mobil lagi jadi si abah teh kajempet gi. cuma untungnya sempet ngerem jadi lukanya ngga terlalu parah."



    "gusti, untung masih salamet sop. trus itu mobil yang nabrak nya teh gimana?"



    "ga tau itu mah gi, katanya sih ikutan ringsek oge."



    "ya udahlah sop itu mah ngga usah diurusin, yang penting mah abah sekarang baik-baik aja."



    "iya gi. duh, besok teh harus bangun pagi-pagi eung. harus nyiapin sarapan, mandiin ata sama ita, nganter ke sekolah juga. huaaaa....lieur aku gi. huhu."

    (lieur = pusing)



    "hehe...jadi ibu rumah tangga ini teh ceritanya. tenang aja atuh, kan ada suaminya yang kasep siap membantu."



    "sia euy! masa aku dibilang ibu-ibu sih. ngga mau ah. hehe."



    "yaudah atuh maunya dibilang apa? tante-tante?"



    "yee...udah ah, mendingan aku tidur aja. ngantuk."



    "hehehe....pundungan ih si ayank mah. hayu kita bobo ay. sini atuh deketan, pengen peluk kamu."



    "sok atuh peluk, jangan sampe lepas ya. huhu."



    "ngga akan atuh. udah ah tidur. bismikaallohummaahyawabismikaemuttt."



    "heh...wabismikaammut ai kamu. maunya emat-emut aja."



    "hihihi....iya iya...bismikaallohummaahyawabismikaammut."



    "met bobo gi."



    "argi sayang sopi" bisik gw ke telinga sofi.



    "sofi sayang argi." balas sofi.
    16 tahun.

    BANDUNG, September 200x

    Santo Borromeus





    sudah hampir 1 minggu abah di rawat disini dan selama itu pula aku bergantian menjaga abah dengan uwa dan ibu. uwa berjaga dari pagi sampai siang,sedangkan aku berjaga dari sepulang sekolah sampai malam kemudian dilanjutkan ibu menjaga abah sampai pagi menjelang.

    banyak sekali perkembangan yang sudah dicapai abah selama satu minggu dirawat disini, abah sudah bisa berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya, sudah bisa makan walaupun masih harus disuapi, hanya saja yang membuat aku miris yaitu melihat abah yang hanya bisa berbaring di tempat tidur.

    kaki abah masih luka sehingga masih belum bisa digerakkan sebagaimana mestinya dan aku yakin hal itulah yang membuat abah tersiksa. abah termasuk orang yang tidak bisa diam, selalu ingin melakukan sesuatu.

    sewaktu hari libur dan tidak bekerja, abah selalu bepergian bersama ibu atau sekadar membuat patung di halaman belakang. sendiri dan tidak bisa melakukan apa-apa adalah sebuah siksaan bagi abah yang selalu mencintai kesibukan.

    aku yakin baik ibu atau abah tidak bisa tidur dengan nyenyak disini, masalahnya hampir tiap jam selalu ada suster yang datang untuk mengecek kondisi pasien, memang bagus kalau aku lihat dari segi pelayanan, tapi terkadang mengganggu karena kita pasti terjaga tiap jam nya.

    kasihan ibu dan abah, mereka berdua mungkin kurang istirahat. tapi banyak hal yang membuat aku senang selama menjaga abah, disini susternya ramah-ramah bahkan aku sering diberi roti dan kueh oleh mereka.

    dokter yang tiap sore datang untuk melihat kondisi abah juga sangat baik, beliau selalu senang mendengar cerita abah tentang berbagai macam hal, kebetulan dokter nya juga senang dengan dengan hal-hal yang berbau budaya sunda, entah itu cerita tentang wayang golek, cerita tentang sinden, atau beliau sesekali mendengarkan aku nembang lagu yang beliau minta. aku juga suka diberi uang jajan oleh beliau, katanya sekedar uang tip karena aku sudah mau menyanyikan lagu untuknya. hehe...

    sudah banyak hal yang berubah semenjak abah dirawat di rumah sakit, buat aku sendiri, tiap usai belajar di sekolah yang biasanya aku selalu betah berlama-lama tinggal di sekolah harus berganti menjadi rutinitas menemani abah di rumah sakit.

    dan biasanya setelah isya ibu baru datang ke rumah sakit membawa makanan yang selalu kami makan bertiga karena abah hanya mau makan masakan ibu saja, tidak mau makan makanan yang disediakan rumah sakit. kata abah mah rasanya hambar.

    setelah jam 8 lewat, barulah argi datang menjemput aku pulang ke rumah di buah batu. semenjak abah dirawat, tiap malamnya argi selalu menginap
    di rumah, menemani gw,ita dan ata. dan pagi nya aku dan argi mengantar ata dan ita ke sekolah terlebih dahulu baru kemudian kita pergi ke sekolah.

    sungguh suatu hal yang tidak pernah aku duga sebelumnya, membayangkan nya saja bahkan aku belum pernah. mungkin kebersamaan bersama argi adalah secuil kebahagiaan yang Gusti Alloh sisipkan di tengah-tengah cobaan yang tengah aku jalani ini.

    tidak pernah ada kesedihan tanpa sebuah kebahagiaan yang menyertainya. Gusti, semoga aku selalu diberi kesempatan untuk menjadi hamba yang tidak pernah berhenti bersyukur. Alhamdulillah ya Allah.

    semoga abah lekas sembuh. amin.
  • 1997


    aku sedang mengendarai motor mengelilingi jalan kota bandung. hari ini kebetulan hari minggu, sehingga aku libur dari rutinitas pekerjaan sehari-hari. sudah hampir satu tahun aku bekerja sebagai pns di kantor pemprov jabar. sebuah pekerjaan yang susah payah aku dapatkan setelah melalui seleksi yang sangat ketat melawan ribuan orang.

    aku ingat ketika pertama kali melihat namaku ada di dalam daftar cpns yang lolos seleksi tahap akhir, benar-benar suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri buatku. yah, walaupun orang bilang pns itu gajinya kecil, kerjaannya cuma baca koran dan nulis surat, tapi aku tidak peduli, itu hanya tanggapan yang keluar dari mulut orang-orang yang tidak lulus seleksi test saja pikirku.

    yang penting abah dan ambu dikampung sangat bahagia mendengar kabar bahagia itu, bagaimana tidak, sebab banyak orang di kampung aku yang rela mengeluarkan uang belasan bahkan puluhan juta hanya untuk lolos sebagai pns, sementara aku, uang yang aku keluarkan hanya untuk sekedar ongkos bolak-balik test nya saja. kabar kelulusanku itu langsung menyebar bak bunga dandelion yang tertiup angin. menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru kampung karena di kampungku, sangat jarang orang yang lulus tes cpns tanpa mengeluarkan uang sepeserpun, apalagi untuk tes cpns di daerah, yang benar-benar sarat dengan KKN.

    hari jumat kemarin, aku dan teman-teman kantor sepakat untuk rekreasi bersama-sama mengelilingi daerah lembang dan sekitarnya. kami mengawali 'tur' kecil-kecilan ini disebuah kolam renang air hangat di kawasan cipaku, setiabudi. sebenarnya letaknya cukup jauh dari kost-kostanku yang berada di sekitar jalan bawean, tapi tak apalah, sekali-kali refreshing itu memang perlu.

    setelah selesai berenang, tur dilanjutkan menuju gunung tangkuban parahu, dan pulangnya kami menyempatkan diri untuk singgah disebuah kebun strawberry, permintaan khusus dari kaum perempuan yang ikut dalam tur kali ini yaitu ingin mampir ke kebun strawberry dan memetiknya langsung.

    aku berjalan menyusuri jalan setapak yang dikelilingi oleh barisan pohon perdu strawberry yang kebanyakan sudah berbuah berwarna merah tua. beberapa orang tampak sibuk berlomba memasukkan strawberry sebanyak-banyaknya ke dalam sebuah keranjang kecil yang mereka bawa, tetapi aku lebih memilih untuk mengelilingi kebun ini terlebih dahulu sementara keranjang kosong milikku ini aku tenteng di tangan kiriku, persis seperti ibu-ibu yang sedang menenteng tas belanjaannya kala pergi ke pasar.

    dari kebun strawberry ini, aku bisa melihat pemandangan luar biasa indah dari tatar parahiangan ini. lansekap perbukitan di daerah lembang membuat mataku sempat tak berkedip barang beberapa saat saking indahnya. pohon-pohon pinus dan hamparan sawah terhampar luas sejauh mata memandang, sementara alveoli di dalam paru-paruku pasti merasa kegirangan karena sudah lama mereka tidak memompa udara yang sebersih dan sesejuk ini.

    hmm...aku mulai mengambil nafas yang sangat panjang sehingga hidunggku terasa dingin, setelah paru-paru terasa penuh barulah aku menghembuskannya secara perlahan. udara pegunungan memang menyenangkan. tanpa sadar, kedua tanganku aku angkat agak tinggi, berpose layaknya jack dalam film titanic, yes, i'm the king of the world! teriak aku dalam hati.

    tapi tiba-tiba...bruk! tangan kananku seperti menyenggol sesuatu yang berat, dengan cepat aku buka kedua mataku yang sempat terpejam kemudian melihat ke arah sekeliling. ternyata disebelah kanan dari tempat aku berdiri, ada seorang gadis yang jatuh terduduk di tas tanah sambil tangannya mengusap-ngusap dahinya.

    barulah aku sadar kalau tadi tanganku mengenai dahi gadis itu sampai-sampai ia terjatuh. dengan sopan aku mengulurkan tangan, bermaksud untuk menolongnya. tangan aku ternyata disambut hangat olehnya, gadis itu menggenggam erat tanganku kemudian berdiri seperti sebelumnya. aku lalu tersenyum sopan kepadanya, sementara dia masih tampak bingung melihat aku yang seuseurian sorangan. (senyum-senyum sendiri)


    "neng ngga kenapa-kenapa kan?" tanya aku dengan sopan sambil tersenyum ke arahnya.


    "iya a, ngga apa-apa. cuma jatuh." jawabnya cuek sembari membersihkan tanah yang menempel di celana jeansnya.


    "tadi kena tangan saya ya?" tanya aku lagi dengan nada yang sangat lembut.


    "kayanya sih iya a, habis ngga ada orang lain lagi sih disini. hehe..." jawab gadis itu sambil menyeringai lebar.


    "oh kitu...aduh...maaf atuh yah neng, da aa tadi ngga tau ada orang disamping aa." jawab aku setengah panik.


    "ngga apa-apa a, lain kali jangan merem ya a klo lagi jalan, nanti bisa bahaya." balas gadis itu.


    "haha...bisa aja si neng. eh iya, kalau aa boleh tau, neng namanya siapa?" tanya aku memberanikan diri.


    "nila. kalau aa namanya siapa?" jawab gadis itu sembari mengulurkan tangan kanannya.


    "nila? oh klo aa mah, namanya mujaer." balas gw nakal lalu menerima uluran tangannya dengan hangat.


    "ih si aa mah, ditanya serius malah heureuy (becanda)." jawab gadis itu tersipu malu.


    ***
    ternyata, dari perkenalan iseng dan sederhana itu, hubungan aku dan nila terus berlanjut sampai ke jenjang pernikahan. masa berpacaran kami terbilang singkat, hanya 3 bulan dan aku langsung memutuskan untuk menikah atas desakan orang tua nila.

    akhirnya dengan modal nekat aku berkata kepada kedua orang tuaku di kampung, mereka berdua tampak sangat terkejut karena keputusanku yang sangat mendadak ini apalagi ambu. ternyata jauh-jauh hari ambu sudah berniat untuk menjodohkan aku dengan seorang gadis desa pilihannya bahkan orang tua gadis itu pun sudah setuju.

    Dengan halus aku menolak perkataan ambu, aku beralasan karena aku ingin mencari jodohku sendiri tanpa menyusahkan orang tua. akhirnya dengan berat hati, ambu merestui hubungan aku dan nila.

    sampai saatnya tiba hari 'H' pernikahan aku dan nila, ambu masih saja menawarkan perjodohan dengan gadis pilihannya, 'setidaknya lihatlah dulu orangnya baru berkata iya atau tidak' begitu ucap ambu. tapi kali ini dengan tegas aku menolak sehingga ambu pun akhirnya menyerah.

    Resepsi pernikahan pun akhirnya digelar secara sederhana disebuah gedung yang terletak di jalan gatot subroto bandung. ratusan undangan datang untuk memberi selamat di hari bahagia kami berdua.

    tiba-tiba, di tengah kerumunan undangan yang hadir, mataku menangkap sosok seorang perempuan di kejauhan. perlahan tapi pasti, perempuan itu berjalan mendekat ke arah pelaminan untuk memberi ucapan selamat.

    Aku langsung tercekat ketika sosok perempuan itu ternyata adalah sosok yang sangat aku kenal selama ini, hampir 4 tahun lamanya tidurku tidak nyenyak karena memikirkan dia. sosok perempuan yang sudah aku hafal tiap helai rambutnya, tiap gurat wajahnya, tiap lekuk tubuhnya bahkan aku masih hafal bahasa tubuhnya ketika dia berjalan.

    YA! dia adalah perempuan yang dulu selalu lewat di depan rumahku ketika aku sedang menyapu halaman di pagi hari. aku masih ingat selama empat tahun aku hanya mampu memandangi dan mengagumi parasnya saja tanpa mampu berkata apa-apa, tapi kali ini, dia hadir, sunguh nyata, sangat nyata. sosok itu sekarang sedang berdiri persis dihadapanku, memakai kebaya berwarna putih, dia terlihat sangat-sangat mempesona.

    benar-benar sosok yang dahulu pernah sangat kudamba, kucinta dan kupuja. akhirnya setelah sekian lama aku bisa bersentuhan tangan dengannya, tangan aku mungkin terasa begitu dingin sekarang, keringat pun mengucur deras dari keningku, sementara hati ini mau meledak rasanya. tiba-tiba aku mendengar suaranya yang langsung membuatku serasa terbang melayang-layang. dengan penuh kelembutan dia berucap ; "wilujeng ngiring bingah kang." (selamat berbahagia kang).

    kenapa? kenapa momen yang aku tunggu-tunggu selama empat tahun ini terjadi dalam suasana yang salah? kenapa hanya aku yang memakai baju pengantin? jujur, di dalam lubuk hatiku yang terdalam aku menginginkan dia yang berada bersama di pelaminanku sekarang, bukan nila.

    tapi apa daya, tangan lembutnya hanya bisa kurengkuh barang sebentar
    saja. kemudian dia pun berlalu meninggalkan aku di pelaminan dengan perasaan nelangsa. melihat perempuan itu berlalu, ibu menggamit lenganku kemudian berbisik ;


    "Cep, eta teh si mesti, anu ku ambu dek dijodohkeun ka kamu. kumaha, geulis nya? pilihan ambu mah moal gagal atuh." ucap ibuku dengan penuh rasa bangga.

    (Cep, itu tuh si mesti, yang mau ibu jodohin sama kamu. gimana, cantik kan? pilihan ibu mah ngga mungkin salah.)


    aku langsung menatap dengan tatapan yang penuh rasa kaget ke arah ambu, sementara ambu hanya menyunggingkan bibirnya. serta merta aku langsung terduduk lemas di pelaminan, meratapi nasibku yang tak mau menuruti nasihat orang tua, nasihat ambu, seseorang yang seharusnya aku kecup kakinya yang harum wangi surga. tapi apa daya, sesal memang datangnya selalu belakangan.
    18.30 pm



    Kedatangan ibu mengagetkan gw yang sedang asik menulis cerita di buku harian, refleks gw langsung menutup buku harian itu lalu dengan segera memasukkannya kembali ke dalam tas. ketika gw sedang mencium tangan ibu, tiba-tiba argi datang bersama teman-temannya. ada danu, fanny, rashid, dll.

    satu per satu dari mereka semua mencium tangan ibu, kemudian menyerahkan hantaran berupa buah dan yang lainnya. setelah itu baru mereka bersalaman dengan abah sambil memperkenalkan diri satu persatu.

    ibu gw sampai kaget melihat keramaian mereka semua karena selama gw sekolah baru kali ini ibu melihat teman-temanku yang ajaib seperti ini, biasanya rata-rata temanku dulu ngga seramai dan selucu ini. abah juga merasa sangat terhibur oleh kedatangan mereka semua dan bilang kalau abah tidak percaya mereka semua mau berteman sama gw yang pendiam ini. hehehe.

    karena merasa senang, ibu akhirnya menyuruh mereka semua untuk makan masakan yang ibu bawa, dan benar saja, mereka langsung kesetanan sewaktu menyantap masakan ibu. ternyata mereka semua belum makan semenjak pulang sekolah.

    selesai makan, argi dan teman-temannya memutuskan untuk pamit pulang karena mau kerja kelompok (baca : nyontek pr) biologi yang penyelesaian soalnya cukup panjang. gw pun ikut pulang, meninggalkan ibu sendirian di rumah sakit bersama abah.

    semenjak argi menginap di rumah gw, maka otomatis argi tidak bisa main seperti biasanya, makanya kali ini anak-anak yang mendatangi argi di rumah gw.

    sesampainya di rumah, anak-anak langsung berebut buku pr gw. laris manis deh buku gw tiap kali ada pr yang butuh jawaban agak panjang. kebetulan pr biologi sekarang tentang gambar struktur tumbuhan yang terbagi dua menjadi jaringan meristem (akar) dan jaringan dewasa. simpel sih soalnya, cuma disuruh menggambar dan diberi penjelasannya di bawahnya. masalahnya, anak-anak cuma senang menggambar tapi tidak senang menjelaskannya. hehehe.
    "ih ini apaan sih membran sel perismatik teh? bingung fanny mah. mending belajar reproduksi aja tau." ucap fanny sambil memilin-milin rambutnya.



    "eh...fanny, hayu atuh kita belajar reproduksi aja, sini cepetan ke kamer." ajak danu.



    "Dih...ngga mau ah sama kamu mah. fanny mah maunya cuma sama argi." elak fanny sambil memegang tangan argi.



    "emangnya kamu mau belajar apaan fan?" tanya argi



    "itu...fanny mah belum tau klo sel sperma teh kaya apa bentuknya, emang kaya kecebong yah gi?"



    "oh itu...shid, cepetan coli. katanya si fanny pengen liat." suruh argi.



    "iiih...koq rashid sih! fanny kan pengen liat punya argi." teriak fanny sambil mengerlingkan matanya.



    "hehehe...dasar maneh gelo fan." balas argi.

    (hehehe...dasar kamu gelo fan)



    "heureuy atuh ih...tapi klo mau serius juga fanny layani dengan senang hati gi. hahaha." kilah fanny.

    (becanda atuh ih...tapi klo mau serius juga fanny layani dengan senang hati gi. hahaha.)



    "fanny, maneh keur ngagambar naon sih? naha beda sorangan?" tanya meira.

    (Fanny, kamu lagi gambar apa sih? kenapa beda sendiri?)



    "oh ini teh fanny lagi gambarin tato buat si abang, desainnya fanny yang bikin."



    "lanceuk maneh dek di tato naon fan?" tanya febi.

    (abang (kakak) kamu mau di tatto apa fan?)



    "eta...gambar phoenician kitu feb, siga mural weh. argi mau di tato ngga? nanti fanny yang gambarin desainnya."

    (itu...gambar phoenician gitu feb, kaya mural aja.)



    "hmm? tato? mau ah...tapi ngga mau gambar." jawab argi



    "maunya apa gitu?" tanya fanny.



    "argi mah maunya tatto tulisan aja biar bisa dibaca sama orang."



    "ih mau tulisan apa gi? ambigram?" tanya fanny.



    "ngga ah, maunya tulisan 'DOA IBU'" jawab argi sambil tetap menggambar di buku tulisnya.



    "HAHAHA...alus gi, aing ge hayang ah di tato model kitu, tulisanna 'KUTUNGGU JANDAMU'" timpal rashid.

    (HAHAHA...bagus gi, gw juga mau di tato model itu, tulisannya 'KUTUNGGU JANDAMU')



    "FIX ini mah! aing ge erek ah, tulisanna 'JAGA JARAK, REM BLONG'" kali ini febi yang menimpali.

    (FIX ini mah! gw juga mau ah, tulisannya 'JAGA JARAK, REM BLONG')



    "Ih...kalian mah dasar supir treuk semua! yang manfaat atuh klo mau bikin tulisan teh." ujar meira.



    "oh ya udah atuh argi ganti tato nya jadi 'MUSOLA SEBELAH KANAN'" balas argi cuek.



    "wah brader...alus euy! aing kabita dek nato 'KEBERSIHAN SEBAGIAN DARIPADA IMAN'" ucap danu bangga.

    (wah brader...bagus euy! gw kepengen juga di tato 'KEBERSIHAN SEBAGIAN DARIPADA IMAN')



    "ah maraneh mah kempina salerana, jiga urang atuh, 'INGSUN TITIP TAJUG LAN FAKIR MISKIN' " seno mencoba untuk unjuk gigi.

    (ah lo semua seleranya kampungan, kaya gw dong, 'SAYA TITIP TAJUG DAN FAKIR MISKIN')
    "wuooo...dasar wong ndhermayu edhan! kelek mu mambu ora?" serang danu.

    (wuooo...dasar orang indramayu edan! ketek lo bau ngga?)

    *dulu ada teman orang indramayu yang punya kebiasaan ngomong 'kelek mu mambu ora?'*



    "ya beli jeh...kelek kita sih wangi." balas seno dengan sengit.

    (ya ngga dong...ketek gw sih wangi)



    "jah jeh jah jeh...iya tah? ngga jeh. hahahahahahaha" ejek argi.

    *logat indramayu/cirebonan selalu memakai imbuhan 'jeh' untuk kalimat berita dan 'tah' untuk kalimat tanya. sama seperti 'teh' dan 'mah' pada orang sunda.*



    "wah gi, aja mentang-mentang ira ganteng isun blesak trus dadi wani ngenyek." balas seno dengan logat dhermayu nya yang kental.

    (wah gi, jangan mentang-mentang lo ganteng gw jelek trus jadi berani ngehina.)



    "hahahahaha. maneh ngomong naon sia jurig? buru balikkeun eta pilem bokep urang nu diinjeum maneh!" ucap argi.

    (hahahahaha. lo ngomong apa sih? cepet balikin itu film bokep yang lo pinjem!)



    "waduh mainannya euy...ampun juragan. aing can beres nontonna. kalem atuh gi da heureuy." jawab seno kembali dengan logat sunda nya.

    (waduh mainannya euy...ampun juragan. gw belum beres nontonnya. sabar atuh gi kan cuma becanda.)



    sewaktu seno dan argi sedang berbicara tiba-tiba datang satu orang lagi, kemal yang terlambat datang, padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. bertambahlah lagi satu orang perusuh di rumah gw. huhu.
    "assalamualaikum!" teriak kemal sambil mengangkat kedua tangan nya ala salam abang none jakarte punye.



    "waalaikum salam pa haji. tos balik ceramah ti mana ieu teh?" tanya fanny.

    (waalaikum salam pa haji. habis pulang dari ceramah di mana ini teh?)



    "heh...saha maneh? ojol-ojol datang ka imah batur bari jeung telat deui." ucap febi.

    (heh...siapa lo? tiba-tiba dateng ke rumah orang pake telat segala lagi.)



    "waalaikum salam. hapunten sadayana, nepangkeun wasta pun kawula kemal, kawit ti bandung, yuswa 16, linggih di padasuka." jawab kemal sok jaim.

    (waalaikum salam. mohon maaf semuanya, perkenalkan nama saya kemal, asal dari bandungm umur 16, tinggal di padasuka (cicaheum).)



    "anjis maneh siga nu keur ngiluan mojang jajaka siah. naha maneh telat mal?" tanya argi.

    (anjrit lo kaya lagi orang yang ikutan mojang jajaka. kenapa lo telat mal?)



    "anjis gi, aing teu bisa kaluar, jalan di komplek imah urang diblokir." jawab kemal sembari duduk di sofa.

    (ajnrit gi, gw ngga bisa keluar, jalan di komplek rumah gw diblokir.)



    "diblokir kunaon kitu? aya galian pipa? atawa galian singset?" tanya argi lagi.

    (diblokir kenapa? ada galian pipa? atau galian singset?)



    "Sia euy! eta aya nu gantung diri deukeut imah aing siah gi. watir pisan. tadi ge loba pulisi jeung wartawan. rame pisan lah." jawab kemal dengan semangat.

    (itu ada yang gantung diri deket rumah gw tau gi. menghawatirkan banget, tadi juga banyak polisi sama wartawan. rame banget lah.)



    "alah siah. gantung diri dimana mal?" tanya danu.



    "eta dina tangkal cau." jawab kemal asal.

    (itu di pohon pisang)



    "hush...ulah ngomong lalawora. maenya dina tangkal cau, pasti dina tangkal toge nya mal?" ucap argi.

    (hush...jangan ngomong sembarangan. masa gantung diri di pohon pisang, pasti di pohon toge ya mal?)



    "hahaha...dasar manaeh gi. eta bunuh diri kunaon mal?" tanya rashid.

    (hahaha...dasar lo gi. itu kenapa bisa bunuh diri mal?)



    "teuing, cenah mah dipegatkeun ku kabogohna matak stres trus gantung diri weh." jawab kemal.

    (ngga tau, katanya mah diputusin sama pacarnya makanya stres trus gantung diri aja gitu.)



    "wah...siga maneh atuh mal? kade ah bisi maneh rek bunuh diri, eta utang maneh ka urang dibayar heula nya." ucap febi.

    (wah...kaya lo dong mal? awas ah nanti lo juga mau bunuh diri lagi, itu utang lo sama gw dibayar dulu ya.)



    "wah...emang kemal putus ya? kenapa ih? ko fanny baru tau sekarang yah." ujar fanny ikutan nimbrung.



    "enya fan, eta kabogohna si kemal dimaok ku dulurna sorangan." sergah danu.

    (iya fan, itu pacarnya si kemal direbut sama sodaranya sendiri.)



    "anjis si kemal karunya pisan. karek ge dipegat ku kabogohna eh isukan ulangan fisika." ucap rashid ikut memanas-memanasi si kemal.

    (anjrit si kemal kasian banget. baru juga diputusin sama pacarnya eh besoknya langsung ulangan fisika.)



    "wah...eta mah mun ceuk paribasa teh sudah jatuh tertimpa taleus!" argi ikut-ikutan memanas-manasi kemal.

    (wah...itu mah klo kata peribahasa, sudah jatuh tertimpa taleus!)



    "mal, aing turut berduka cita lah. hirup maneh karunya pisan. ieu aing ge nepi ka seuseurian pedah ku sedih pisan." kali ini seno yang ikut-ikutan mengompori.

    (mal, gw turut berduka cita lah. hidup lo kasian banget. ini gw sampe ketawa saking sedih banget mal.)



    "anjis maraneh garelo kabeh! gandeng pisan! cicing heula, ieu aing dek nyontek heula ka si sopi." teriak kemal sembari sibuk menyalin jawaban dari buku gw.

    (anjrit lo semua emang gila! berisik banget! diem dulu dong, ini gw mau nyontek dulu ke si sopi.)
    22.30 pm




    anak-anak yang super berisik itu akhirnya pulang meninggalkan gw dan argi dalam kesunyian. huhu. tapi efek dari kedatangan mereka terlihat dengan jelas, ruang tamu yang tadi dipakai nongkrong jadi super berantakan, banyak gelas dan piring kotor pula. haduh-haduh....banyak banget kerjaan yang mesti diberesin malem ini padahal besok paginya ada ulangan fisika ditambah biologi lagi. parahu pisan ini mah.

    minggu ini, di sekolah gw sudah dimulai musim ulangan yang disebut pekan ulangan. dan selama satu minggu itu full diisi dengan ulangan-ulangan plus pr yang cukup banyak. parahnya, yang namanya pekan ulangan itu tidak ada her/remedial, jadi kita harus legowo menerima nilai yang ada walau merah sekalipun.

    biasanya saat-saat pekan ulangan seperti ini, tiap siswa berlomba-lomba memfotokopi catetan dari anak-anak yang termasuk golongan rajin mencatat atau sibuk mencari bocoran soal ke kelas sebelah lalu sibuk untuk membuat contekannya. namanya juga anak sma. hehehe.



    "sop...cucian pring sama gelas udah beres semua nih. kamu udah belum beberes ruang tamu nya?" tanya argi sambil mengelep keningnya yang berkeringat sehabis mencuci piring.



    "udah beres juga gi. makasih yah gi, kamu baik banget." jawab gw sembari mencium kening argi.



    "hehehe...lagi dong, masa cuma satu kali doang. kan nyuci piring nya banyak." pinta argi.



    "ya udah nanti klo mau tidur ajah. aku mau cuci kaki gosok gigi dulu." ucap gw.



    "ok ay...aku tunggu." balas argi sambil tidur-tiduran di atas kasur.


    ***
  • edited October 2011
    NIGHTMARE 105,9 ARDAN FM BANDUNG -

    Hoahm...entah sudah yang kesekian kalinya gw menguap disepanjang perjalanan. sekarang gw sedang berada di jalan banteng yang masih ramai dipenuhi orang yang berlalu-lalang di dekat sebuah kedai mi kocok yang sangat terkenal di bandung, mi kocok mang dadeng.

    macetnya jalan akibat mobil yang diparkir sembarangan membuat gw semakin mengantuk padahal argi dan teman-teman yang ada di belakang terdengar ramai membicarakan sesuatu sambil sesekali tertawa keras. mungkin karena hari ini benar-benar terasa melelahkan buat gw. ulangan kimia di jam pertama masuk sekolah yang langsung dilanjut ulangan matematika membuat otak gw habis diperas sarinya, baru sekarang gw benar-benar merasa otak gw kosong melompong karena sudah dipakai habis-habisan.

    melihat argi dan teman-temannya yang asik bercanda membuat gw iri,
    mereka selalu bisa santai dan tertawa lepas tiap hari walau ada ulangan apapun yang menghadang, mereka tetap tegar tertawa. mungkin mereka tidak merasakan perasaan aneh seperti gw, merasa aneh ketika kepala dan otak ini terasa kosong dan tidak mampu berpikir apa-apa lagi, atau memang mereka mah sudah terbiasa membawa otak yang kosong setiap harinya? hehehe.

    hari ini hari kamis, besoknya hari jumat (ya iyalah sop!). yang membuat gw senang hari ini adalah karena besok, hari jumat merupakan hari terakhir dari pekan ulangan. yeah! akhirnya satu minggu penyiksaan ini akan segera berakhir dan besok hanya tinggal tersisa satu buah ulangan hura-hura, ulangan sejarah.

    biasanya ulangan sejarah mah ngga ada yang belajar soalnya pasti ada yang dapet bocoran soalnya. guru sejarah kita mah terkenal ngga kreatif, semua kelas soalnya sama persis, jadi kelas yang paling terakhir kebagian jatah pasti nilainya paling besar karena soal dan contekannya sudah dipersiapkan dengan sangat matang. dan karena besok adalah hari hura-hura, malam ini, argi dan beberapa teman yang lain memutuskan untuk menginap rame-rame di rumah gw.

    buat gw, ini pengalaman pertama kalinya ada temen-temen gila macam mereka mau nginep di rumah gw. ya gw tau sih, mereka nginep karena ada argi, tapi seenggaknya gw juga sekarang udah dianggap temen sama
    mereka yang ternyata dibalik kegilaannya, mereka semua termasuk anak yang baik dan sangat setia kawan.

    ada lima orang yang akan menginap, rashid, danu, febi, seno dan kemal. sebenarnya, selain gw dan argi, lima orang yang lainnya salig berbeda kelas, cuma danu dan kemal saja yang satu kelas. tapi lucunya mereka terlihat sangat kompak, mungkin karena sudah sama-sama nyekrup jadi klo orang gila ya cocoknya sama orang yang gila lagi. hehehe.

    sesampainya di rumah, mereka berlima disuruh beberes rumah dulu sama argi dan untungnya mereka nurut-nurut aja, sementara gw sendiri terlebih dahulu menina-bobokan ata dan ita.

    setelah semuanya rapih, bersih, aman dan terkendali, kita beramai-ramai menggotong tiga buah kasur ke ruang keluarga. tiga kasur itu disusun sedemikian rupa sehingga membentuk huruf 'U'. di tengah-tengah kasur, kita sudah menyiapkan sesajen berupa martabak telor san frans spesial pakai telor bebek ditemani segelas minuman spesial buatan kita ; susu beruang dicampur dengan milo kemudian dihangatkan.

    semua persiapan ini dilakukan untuk menemani kita semua yang sedang menunggu sebuah acara favorit anak-anak sma di bandung pada waktu itu, NIGHTMARE 105,9 ARDAN FM.

    Jadi sewaktu di rumah sakit, argi dan danu mempunyai usul untuk mengajak teman-teman nginep di rumah gw kemudian mendengarkan siaran NIGHTMARE beramai-ramai. bukannya apa-apa tapi klo dengerin acara itu sendirian mah ngga berani euy soalnya acara NIGHTMARE nya ardan adalah siaran cerita horor! tiap hari kamis malam jumat, ardan selalu menyiarkan cerita-cerita horor yang terjadi di sekitar kota bandung dan biasanya diilhami dari kisah nyata.

    gilanya lagi, suasana malam ini sangat-sangat mendukung untuk mendengarkan radio ardan. rumah gw yang kebetulan sedang sepi, sementara di luar, hujan gerimis serta udara kota bandung yang dingin membuat suasana semakin mencekam. radio gw letakkan di tengah, sementara posisi kita semua tiduran mengelilingi radio sembari menutupi badan dengan selimut. lampu ruang keluarga sengaja dimatikan setelah sebelumnya pintu kamar dan pintu ke ruang dapur kita tutup semua, habisnya klo ngga ditutup bawaannya takut waktu liat ke arah kamar/ruangan yang kosong. tepat pukul 22.00 , acara pun dimulai.
    22.00 pm




    (On Air)

    Halo, ketemu lagi dengan saya Inge Lestari dalam acara Nightmare side Ardan FM pada malam jumat ini, seperti biasa kita akan mendengarkan kisah-kisah mencekam dari insan muda Bandung selama satu jam kedepan, Sebelum kita mendengarkan pengalaman mencekam dari seseorang yang telah mengirimkan ceritanya ke Radio Ardan, sebelummya Inge akan memutarkan sebuah lagu 'Abang Pulang' dari Benyamin S dan Ida Royani, biar yang di rumah tidak pada tegang.


    ……………………….(Play)


    Nah, abang pulang, bakul nasi goyang-goyang…

    Dik, abang pulang, dari kota pulang kandang…

    Abang bawa apaan?
    Abang bawa bungkusan…
    E bungkusannye apaan?
    Beginian…
    Apaan sih isinye, Bang?
    Ntar aje lu liat…
    Buka dong, aye liat…
    Lu liat pasti melotot!

    Buka dong, Bang, buka…
    Udeh gak sabar nih aye, Bang… Apaan sih isinye?
    E eh, sabar, sabar… Nyebut…

    Duh, Abang sayang, pulang pasti banyak uang…
    Duh, Adik sayang…
    Hahah, gua gak bisa bilang dah… Terseraaah… Ha…

    Abang bawa apaan?
    Abang bawa bungkusan…
    E bungkusannye apaan?
    Beginian…
    Apaan sih isinye, Bang?
    Ntar aje lu liat…
    Buka dong, aye pengen liat nih, Bang…
    Lu liat pasti melotot…
    Nih!
    Hmmh… Sepatu butut!


    ……………………….(Stop)
    (On Air)

    kembali lagi bersama Inge Lestari dalam acara nightmare side ardan fm , sekarang kita akan mendengarkan sebuah cerita dari Agus di Cisitu Lama yang dikirim melalui faks ke radio Ardan FM Bandung, kisah ini merupakan pengalaman yang dikirim oleh Acep pada hari Senin Kemarin, cerita ini akan dibacakan oleh rekan saya, Victor Dyan Sandy… oh iya, sekali lagi Inge ingetin jangan pernah dengerin nightmare side ini sedirian………. kenapa jangan sendirian? karena nanti ada yang nemenin. (background sura ketawa kuntilanak)
    (Voice Over Victor Dyan Sandy)



    Halo insan muda ardan bandung, perkenalkan, nama gw Agus Gurniwa, alhamdulillah gw baru aja diwisuda. okey, gw tau itu ngga penting. tapi klo insan muda bandung mau tau bahwasanya kejadian yang gw alamin ini berlangsung cukup lama, selama gw mengerjakan tugas akhir gw.

    ceritanya begini, gw adalah salah seorang seorang mahasiswa teknik elektro itb yang gemar bermalam di lab, bukan karena gw ngga punya kosan, tapi karena gw sedang mati-matian mengejar deadline TA (tugas akhir) 5 bulan kedepan. selama 4 tahun gw kuliah di itb, hampir tiap minggu gw pernah nginep atau sekedar mengerjakan tugas di lab. dan gw ngga cuma sendiri, banyak teman, senor dan junior gw melakukan hal yang sama. dan gw sudah tidak merasa takut lagi berjalan kaki di sekitar kampus itb yang menurut teman-teman gw, angker!

    kejadian ini gw alami sekitar 2 bulan yang lalu, saat gw mengerjakan bab III dari TA gw. disuatu malam, kira-kira hari senin, gw berjalan dari kosan teman gw yang berada di daerah kebon bibit, awalnya gw berjalan berdua dengan teman gw itu, kita sempat melewati jalan gelap nyawang yang suasana nya waktu itu sangat hening dan mencekam. singkat kata, gw dan teman gw berpisah di dekat salman, karena teman gw berjalan menuju arah dago, sedangkan gw berjalan menuju kampus.

    biasanya, gw langsung menuju Labtek VIII yang berada di lantai tiga, tapi
    entah kenapa malam ini gw memutuskan untuk menengok ruangan himpunan elektro, yang terletak di basement. niat gw tadinya mau mengambil buku yang gw jadikan sumber dalam penulisan TA gw ini.

    setelah sampai di ruang himpunan, kemudian mengobrol bersama beberapa teman yang ada disana, gw segera mengambil buku yang dimaksud dan bergegas keluar menuju ruangan lab. gw melihat arloji di tangan, waktu menunjukkan pukul 10 malam. ah masih sore fikir gw. tiba-tiba, gw berhenti di depan lift. gw bimbang, antara naik lift atau tidak.

    akhirnya setelah sepersekian milisekon, gw memutuskan naik lift yang
    anehnya pada waktu itu pintunya langsung terbuka padahal gw tidak memencet tombolnya sama sekali. waktu itu, tanpa berpikiran macam-macam, gw langsung naik lift dan memencet tombol 3 karena labtek VIII berada di lantai tiga.

    anehnya, baru sampai lantai 2, lift tiba-tiba berhenti. kemudian pintu lift terbuka sendiri memperlihatkan suasana lorong yang gelap di lantai dua. gw mengeluarkan kepala dan menengok ke kanan dan ke kiri. karena tidak ada orang, gw memutuskan untuk menutup lift.
    akhirnya, pintu lift pun terbuka tepat di lantai 3, ketika gw berjalan keluar dari lift, tas yang gw selempangkan di bahu tiba-tiba terasa seperti ada yang menyenggol. gw sempat terdiam beberapa saat tetapi karena terburu-buru, gw mengacuhkan kejadian barusan.

    setibanya di labtek, gw sedikit terkejut karena ternyata teman-teman gw sudah ada disana. mereka nampak sibuk mengutak-atik beberapa alat, gw sempat mengucap salam tapi anehnya tidak ada yang menjawab. mungkin mereka sedang serius, fikir gw dalam hati. karena tidak mau menganggu akhirnya gw memutuskan untuk duduk di depan sebuah komputer dan mulai tenggelam dalam kegiatan menulis TA.

    tak terasa, sudah hampir 3 jam gw menikmati suguhan layar monitor model lama dan komputer lab yang sudah usang itu. gw melihat sekeliling, ternyata teman-teman masih asyik mengerjakan tugasnya. aneh juga sih sedari tadi gw tidak mendengar suara apapun, padahal biasanya selalu terdengar celotehan-celotehan kecil ketika seseorang sedang gagal bereksperimen. tapi lagi-lagi gw mengacuhkannya. dengan penuh rasa lelah, gw mengambil tas, kemudian berjalan keluar dari lab, meninggalkan teman-teman gw di sana.

    hampir 2 bulan lebih gw melalui hari-hari di lab dengan suasana sunyi seperti itu, padahal teman-teman gw ada disana. gw sebenarnya merasa heran kenapa selama berada di lab, mereka mengacuhkan gw ya? tetapi karena otak gw dipenuhi deadline TA, gw menafikan pikiran-pikiran aneh tersebut sampai akhirnya datang lah hari dimana gw sidang, dan alhamdulillah lulus dengan nilai memuaskan. singkat cerita, sewaktu hari wisuda, di sabuga, hati gw merasa tergelitik untuk bertanya kepada teman- teman.
    "hey, kalian kok sombong sekali waktu ada di lab? tiap aku salam ndak pernah dijawab?" tanya gw kepada tiga orang teman gw yang juga lulus bersamaan dengan gw.



    "di lab? memang kapan gus?" tanya adri, teman asal jakarta.



    "iya, memangnya kapan kau pernah menyapa aku?" tanya uli, teman asal sibolga dengan logat bataknya yang kental.



    "lho...tiap kali aku datang ke lab, aku kan selalu menyapa kalian? mengajak ngobrol kalian tapi kalian malah diam saja. sombong benar." tanya gw dengan kesal.



    ketiga teman gw saling berpandangan satu sama lain, kemudian dengan tatapan heran mereka memandangku.



    "memang kapan kamu ke lab?" tanya tito, teman asal pekalongan.



    "lho...selama 2 bulan terakhir ini kan aku selalu mengerjakan TA di lab, bersama kalian kan? masa lupa? parah betul kalian ini." tanya gw tak kalah heran.



    "heh...jangan asal bicara kau. aku pergi ke lab hanya berdua dengan tito. tidak pernah bertemu kau." teriak uli dengan nada tinggi.



    "iya gus, saya juga 3 bulan terakhir ini tidak pernah bertemu kamu di lab, hanya bertemu senior saja." jawab adri yang menatap lekat ke arahku.



    "wong edhan! lha wong aku tiap hari bertemu kalian koq." jawab gw.



    "lha...memang kau pergi ke lab jam berapa?" tanya uli.



    "jam 10 atau jam 11." jawab gw.



    "bodoh kali kau, aku saja jam 8 sudah pulang! mana mungkin aku bertemu kau jam 10!" teriak uli yang disambut oleh anggukan tito.



    "saya juga gus, sebelum isya sudah pulang ke kosan. pernah sekali waktu telat kemudian bertemu uli dan tito, tapi tidak pernah bertemu kamu." ucap adri.



    "masa? tapi aku jelas-jelas melihat kalian di...." jawab gw dengan nada bicara yang mulai ragu.



    "di mana?" tanya uli.
    gw tidak menjawab pertanyaan uli, gw langsung tenggelam dalam lamunan gw sendiri, berusaha memutar balik kejadian-kejadian aneh yang terjadi selama 2 bulan terakhir gw mengerjakan TA. iya, gw ingat sekarang, lift yang pintunya selalu terbuka sendiri, teman-teman yang ada di lab begitu hening tak bersuara sedikitpun, dingin nya tangan uli waktu kupegang di lab, entah itu benar tangan uli atau bukan yang kupegang.

    kemudian entah bau wangi aneh yang sesekali menusuk hidung ketika gw sedang asik mengetik dan pernah suatu waktu gw mengerjakan TA sampai subuh, tiba-tiba ketika adzan subuh berkumandang, semua orang yang ada di lab tiba-tiba menghilang. awalnya gw sempat berpikir mereka solat subuh di salman, tapi....aneh, karena gw tidak mendengar suara pintu dibuka atau langkah kaki mereka ketika meninggalkan ruangan.

    untuk menuntaskan rasa penasaran, gw kemudian mengajak 3 orang teman gw untuk mendatangi kembali labtek VIII di malam hari, tepat pukul 10 malam, kami mendatangi lab tersebut dan ternyata, normal. tidak ada sesuatu hal yang mencurigakan. ketika berjalan keluar dari lab gw tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh, kenapa lorong ini terasa berbeda dari tempat yang biasa gw lewati tiap malam?

    kecurigaan gw semakin bertambah, dengan rasa cemas, gw menaiki lift kembali diikuti teman-teman gw, ketika memencet angka 2, ternyata tidak bisa karena tombol lift hanya bisa berhenti pada lantai-lantai tertentu saja. gw mengajak ketiga teman gw untuk menaiki tangga menuju lantai dua, dan benar saja, suasana di lorong lantai dua yang gelap dan sepi itu terasa jauh lebih familiar dibandungkan dengan suasana di lorong lantai tiga.

    gw lalu tersadar, kenapa akhir-akhir ini pintu lift selalu terbuka di lantai dua, dan kenapa gw terkadang merasa asing dengan suasana labtek. ternyata, selama 2 bulan terakhir ini gw tidak pernah mengerjakan TA di ruang labtek. gw bahkan tidak pernah sampai di lantai tiga karena entah bagaimana caranya, selama dua bulan gw mengerjakan TA di lantai 2!

    tiba-tiba sewaktu kami berempat terdiam di tengah lorong, tiba-tiba pintu lift kembali terbuka disertai bunyi berisik dari dalam ruangan kelas di sebelah. setelah beberapa detik kami saling berpandangan, akhirnya kami berempat langsung lari terbirit-birit menuruni tangga meninggalkan gedung fakultas kami tercinta ini. untung kita semua sekarang sudah lulus!!!
    (Voice Over Inge Lestari)


    kembali lagi bersama Inge Lestari dalam acara nightmare side ardan Fm. baru saja kita mendengarkan sebuah cerita yang mencengangkan dari saudara agus gurniwa. memang terkadang kita tidak menyadari suasana
    yang ada di sekeliling kita dan bersikap acuh tak acuh saja. untuk saudara agus gurniwa, selamat atas kelulusannya dan segera mendapatkan pekerjaan yang diingnkan. pesan saya untuk saudara agus, kalau sudah suksed, silahkan datang ke rumah saya, saya siap untuk dilamar anda.

    baiklah insan muda bandung semuanya, inge akan putarkan sebuah lagu yang akan melemaskan syaraf otak kita yang sempat tegang. kembali sebuah lagu lawas yang melegenda, 'Aryati' karya komposer legendaris indonesia, ismail marzuki. selamat mendengarkan.


    ……………………….(Play)

    Aryati,
    dikau mawar asuhan rembulan
    Aryati,
    dikau gemilang seni pujaan

    Dosakah hamba mimpi berkasih dengan tuan
    Ujung jarimu kucium mesra tadi malam
    Dosakah hamba memuja dikau dalam mimpi
    Hanya dalam mimpi

    Aryati,
    dikau mawar di taman khayalku
    Tak mungkin
    tuan terpetik daku
    Walaupun demikian nasibku
    Namun aku bahagia seribu satu malam

    ……………………….(Stop)
    105,9 Ardan Fm Bandung, bersama saya Inge Lestari yang akan membawa anda menikmati detik demi detik suasana mencekam malam ini. sudah siapkah insan muda bandung mendengarkan kisah selanjutnya?

    cerita selanjutnya kali ini dikirim oleh seorang wanita bernama tantya, seorang remaja yang sedang diliputi perasaan takut yang amat sangat karena kejadian yang baru saja menimpanya. insan muda bandung, pastikan jendela kamar anda tertutup rapat sebelum mendengar cerita ini karena bisa saja jendela anda tiba-tiba terbuka dengan sendirinya.

    selamat mendengarkan kisah selanjutnya.
    (voice Over Kristy Nelwan)



    nama aku tantya. umurku sekarang sudah menginjak 17 tahun yang kata orang-orang umur yang sakral, sweet seventeen istilahnya. aku sekarang bersekolah di sman 3 bandung, kelas tiga. awalnya aku takut untuk menceritakan kembali peristiwa yang sudah lama aku pendam dalam hati. sebuah peristiwa yang berlangsung sekian lama tapi anehnya, kemarin aku kembali bermimpi tentang kejadian waktu itu. hal itulah yang membuat aku ingin menceritakan kisah yang kualami.

    hari itu sama seperti hari ini, hari kamis. aku yang sudah kelas tiga ini, sepulang sekolah dari jalan belitung langsung menuju ssc yang terletak di daerah sumur bandung. ya, aku sedang mengikuti kelas intensif sebagai persiapan mengikuti uan dan spmb. sebenarnya, kelas baru dimulai setelah magrib, tapi biasanya bersama teman-teman yang sebagian besar bimbel disana sepulang sekolah langsung ke sini. sambil menunggu waktu masuk kelas, biasanya kami berjalan-jalan di sekitar simpang dago atau mencari makanan di daerah tubagus ismail.

    biasanya aku pulang bimbel sekitar jam 9 malam. tapi hari itu, sampai jam menunjukkan pukul 21.45, aku masih tinggal di ssc. bukannya tidak mau pulang, tapi kebetulan diluar hujan deras dan aku lupa membawa payung. menunggu hujan yang tak kunjung reda, aku memutuskan untuk menelfon ibu, meminta untuk dijemput disana. biasanya, aku selalu pulang naik angkot caheum-ledeng karena rumahku berada di di jalan citarum, yang berdekatan dekat dengan de risol. hampir setengah jam lamanya aku menunggu, tapi jemputan tak kunjung datang.

    perlahan-lahan hujan pun mulai reda dan beberapa anak yang belum pulang pun berhamburan keluar untuk segera pulang ke rumahnya masing-masing. hanya ada beberapa anak dan seorang satpam yang
    masih tinggal di ssc, mungkin anak-anak itu juga seedang menunggu jemputan seperti aku. satu persatu dari mereka dijemput oleh orang tuanya, tinggal aku sendirian yang ada disana. masih ada
    pa satpam sih, tapi kan tetap saja aku tidak ada teman seumuran. tiba-tiba aku mendapat telfon kalau mobil yang menjemputku ban nya bocor dan sedang berhenti di sekitar jalan diponegoro untuk
    diganti ban nya. jujur aku kesal sekali waktu itu karena sudah menunggu lebih dari setengah jam. tiba-tiba aku melihat ada sebuah angkot caheum-ledeng berhenti persis di depan ssc. angkot itu
    kosong, mungkin sedang ngetem menunggu penumpang.
    daripada menunggu jemputan lama-lama, aku memutuskan untuk naik angkot itu. dan berencana turun di jalan diponegoro, tempat mobilku yang sedang mengganti ban yang bocor baru kemudian nanti pulang ke rumah bersama jemputan. waktu aku naik angkot, entah kenapa suasana nya agak berbeda dari biasanya. agak seram dan aneh saja. mungkin karena angkotnya kosong, pikirku.

    tiba-tiba aku melihat pa satpam berjalan ke luar, maka aku pun melambai ke arah nya dan berteriak kalau aku pulang duluan. anehnya, pa satpam itu tiba-tiba jatuh terduduk di atas lantai sambil tangannya gemetaran menunjuk kearahku. pa satpam nampak sangat ketakutan. aku bingung, dan melihat ke arah sopir, tapi sopir itu lempeng-lempeng saja koq.

    dalam keadaan yang masih diliputi perasaan heran,angkot yang aku naiki tiba-tiba berjalan. supirnya nampak tenang dan kalem, anehnya, pak supir hanya menatap lurus ke depan. biasanya kan supir suka tengok kanan-kiri mencari penumpang. tapi kali ini tidak. radio yang bisanya dinyalakan pun kali ini mati.

    angkot pun berjalan perlahan melewati sabuga, batan kemudian kebun binatang di jalan taman sari. lagi-lagi aku merasa aneh. biasanya, angkot kalau melewati daerah ini langsung memacu gas dengan kecepatan tinggi karena daerah ini sangat angker di malam hari. bahkan supir angkot pun enggan melewati daerah ini kalau angkotnya kosong, pokoqnya harus ada penumpangnya. tapi pak supir yang satu ini lain daripada yang lain. dengan santai nya dia melewati daerah taman sari yang ditutupi pohon rimbun, dan gelap disana sini. bulu kudukku sebenarnya sudah merinding dari tadi, tapi aku tahan karena merasa ada teman.

    akhirnya sampai juga aku di daerah jalan sulanjana, kemudian berhenti di perempatan dukomsel karena ada lampu merah. sewaktu lampu hijau menyala dan melewati perempatan dse (dago stok eksport), tiba-tiba aku mendengar teriakan beberapa orang waria yang memang biasa mengamen disitu. dari dalam angkot, aku melihat mereka lari terkocar-kacir sambil berteriak ; setan! setan! setan! setan!

    aku mengerenyitkan dahi, kenapa mereka teriak setan ya? aku pun melihat-lihat sekeliling, tidak ada setan sepertinya. atau jangan-jangan mereka lari sambil berteriak histeris karena melihat kamtib? entahlah, yang jelas, banyak sekali pertanyaan yang menggantung di pikiranku saat itu.

    di dekat jalan arya jipang, aku melihat papah sedang menunggu di luar mobil, di depan sebuah bengkel kecil. aku pun refleks bilang 'kiri' kepada supir angkot. di dalam angkot, kubuka jendelanya, kemudian aku berteriak kepada papah dan melambaikan tangan. anehnya, papa yang waktu itu sedang memegang hp, refleks menjatuhkan hp dari tangannya. air muka papah pun berubah pucat sambil melihat ke arahku.

    aku mendengar papah berteriak memanggil tukang bengkel yang ada disitu. ketika tukang bengkel melihat ke arahku, dia jauh lebih terkaget-kaget lagi. sama seperti pa satpam di ssc, tukang bengkel itu kembali terjatuh di atas aspal dengan mulut yang menganga, kemudian, pingsan.
    aku yang keheranan, langsung turun dari angkot, dan ketika akan menyerahkan ongkos kepada supir, tiba-tiba angkot itu berjalan sendiri. aku sempat terjatuh di trotoar karena kaget. koq supirnya langsung pergi, padahal aku belum bayar? ah entahlah, terlalu banyak kejadian ganjil malam ini.

    dengan semangat aku menyebrang ke arah papah yang langsung disambut papah dengan pelukan yang erat, sangat erat bahkan seakan-akan tidak bertemu selama beberapa tahun. aku mendengar papah mengucapkan istighfar dan doa-doa lainnya. sesampainya di rumah, papah masih belum bercerita banyak kepadaku tentang apa yang sebenarnya terjadi.

    aku menceritakan semua keanehan-keanehan yang terjadi tetapi papah hanya diam saja sambil melihat serius ke arahku. aku pun mengalah dan akhirnya masuk ke dalam kamar untuk istirahat.

    keesokan paginya saat sarapan, dengan sangat berhati-hati sekali ayah bercerita tentang apa yang dilihatnya semalam dengan mata kepalanya sendiri, dan mungkin juga sama dengan apa yang dilihat dengan pa satpam, waria di perempatan dan tukang bengkel. saat papah mulai bercerita, aku refleks menjatuhkan sendok yang sedang aku pegang.

    aku terhenyak mendengar cerita papah. mamah langsung memegang
    punggung tanganku dan mengusap-ngusap tanganku agar aku tenang. papah bercerita kalau tadi malam tidak melihat aku sedang naik angkot! yang papah lihat dengan mata kepalanya sendiri adalah waktu itu aku sedang digendong oleh P*C*NG!!!!

    entah kenapa, seketika itu juga tubuhku mendadak merinding dan terasa dingin dan tak berapa lama kemudian aku jatuh pingsan.
    (Voice Over Inge Lestari)



    insan muda bandung, kembali bersama saya, Inge Lestari, masih dalam acara Nightmare Side Ardan Radio Bandung. sungguh pengalaman yang luar biasa menyeramkan yang baru saja dialamai oleh saudari tantya.
    insan muda sekalian pasti pernah dong merasakan yang namanya digendong oleh seseorang. tapi apakah anda semua pernah merasakan digendong p*c*ng? kalau belum, maka pertanyaan nya adalah apakah anda mau digendong p*c*ng?

    berhati-hatilah pada guling disamping anda yang bisa berubah menjadi bentuk yang menakutkan dan menyeramkan. jangan ikat kencang tali guling anda. kenapa? karena kalau insan muda sekalian mengikatnya dengan kencang, guling itu akan berubah dan meminta anda untuk melepaskan ikatannya. selamat malam semuanya, sampai berjumpa lagi minggu depan dalam Nightmare Side 105, 9 Ardan Fm Bandung. saya Inge lestari undur diri. selamat menikmati malam jumat yang mencekam.
    *CTEK*



    gw langsung mematikan radio. sambil menahan nafas, kami berdelapan saling berpandangan satu sama lain. tidak ada yang berani berbicara saat itu. semuanya ketakutan! mereka yang bisanya suka bercandapun sedari tadi hanya bisa berkomentar seadanya, dan ketakutan. tidak ada yang berani beranjak dari kasur, semuanya meringkuk ketakutan.



    "wanjessss...eta cerita horor pisan! aing sieun nyaan! sumpah aing sieun pisan! ucap rashid.

    (wanjrittt...itu cerita horor banget! sumpah gw takut banget!)



    "sarua shid...aing ge ti tadi nggeus babacaan." balas seno.

    (sama shid...gw juga daritadi udah baca-baca.)



    "baca naon maneh? alfatehah wae teu apal!" hina febi.

    (lo baca apaan? alfatehah aja ngga apal!)



    "anjis! aing apal siah alfatehah! ngan tadi mah maca ayat kursi." jawab seno membela diri.

    (anjis! gw apal tau alfatehah! cuma tadi mah baca ayat kursi.)



    "emang mane apal ayat kursi no?" tanya danu.

    (emang lo apal ayat kursi no?)



    "nya maca wae kursi kursi kursi. mudah bukan?" sahut kemal asal.

    (ya baca aja kursi kursi kursi. mudah bukan?)



    "gelo siah mal! anjis aing ti tadi hayang boker ngan sieun!" teriak argi.

    (dasar gila lu mal! anjrit dari tadi gw pengen boker tapi takut!)



    "ari ayeuna masih hayang boker gi?" tanya gw.

    (klo sekarang masih pengen boker gi?)



    "teu ayeuna mah. pan nggeusan bokerna mah." jawab argi

    (sekarang mah ngga. kan udah bokernya mah.)



    "hah? iraha gi? asana mah maneh di dieu wae. teu kamamana." ucap danu.

    (hah? kapan gi? perasaan mah lo di sini aja. ngga kemana-mana)



    "tadi barusan." jawab argi.




    "dimana?" tanya gw heran.



    "eta di calana."

    (itu di celana.)[/i]



    "Gobl*g maneh! jorok!!!! geuleuh!!! buru maneh ka kamar mandi!!! tong deukeut2 urang!!!" teriak gw sambil bergeser menjauh dari argi.

    (goblo*k lo! jorok!!!! jijik!!!! cepetan sana ke kamar mandi!!! jangan deket2 sama gw!!!)




    "hahahaha....heureuy atuh sop." jawab argi sambil nyengir ngga jelas.

    (hahahaha....becanda atuh sop.)



    "ah maneh mah pengecut gi. sieun ka jurig! lemah maneh!" teriak kemal.

    (ah lo mah pengecut gi. takut koq sama setan! lemah lo!)



    "anjis sompral maneh! di imah batur tong ngomong lalawora siah!" balas argi.

    (anjrit lo sompral banget! di rumah orang jangan ngomong sembarangan tau!)



    "bae weh aing mah pemberani dan tangguh."

    (biarin aja gw kan pemberani dan tangguh.)



    *BRAKKKK*


    tiba-tiba terdengar suara barang jatuh dari arah dapur yang langsung mengagetkan kita semua. kita semua langsung terdiam dan tidak ada yang berani mengucap sepatah katapun. karena ketakutan, kita semua memutuskan untuk langsung tidur sampil menutupi badan dengan selimut sambil menahan kencing saking ketakutan.
    NISTA MAJA UTAMA -






    "Sop...kamu hari ini mau ke sanggar?" tanya argi.



    "iya gi. kenapa gitu?" tanya gw.



    "jam berapa sop?" tanya argi lagi.



    "ya beres pulang sekolah atuh gi. emang kenapa?" tanya gw lagi.



    "aku ada kumpul panitia bazaar euy. kamu nunggu sebentar mau nggak sop?" tanya argi untuk yang kesekian kalinya.



    "eh kirain teh ada apa. ya udah atuh aku naik angkot aja gi." jawab gw.



    "atulah sop...aku kan mau nganter kamu."



    "kamu lama ngga rapatnya?"



    "ngga tau sop. takutnya sih agak lama. kamu nungguin aja atuh sebentar. biar aku bisa nganter kamu."



    "hmm...aku naik angkot aja deh. takut kamunya lama gi, nanti aku bisa telat latihan."



    "ya udah atuh aku ngga ikutan kumpul panitia aja sop." ucap argi dengan raut muka yang sedikit cemberut.



    "jangan atuh gi, nanti kamu dimarahin. udah, daripada kamu repot mah mending ngga usah nganter. naik angkot mah udah biasa gi." jawab gw sambil menarik-narik pipi argi.



    "graoooow...." ucap argi dengan lemas sambil dagu nya memukul-memukul meja.



    "ahahaha...meni leuleus kitu ucing aku teh."

    (ahahaha...kucing aku koq loyo gitu sih.)



    "pengen nganterrrrrrr"



    "maneh mah siga budak leutik gi."

    (kamu mah kaya anak kecil aja gi.)



    "wae...budak leutik oge nu penting kasep."

    (biarin...anak kecil juga yang penting ganteng.)



    "hahaha. gandeng siah gi. nggeus ah urang rek indit." ucap gw sambil merapikan buku kemudian memasukkannya ke dalam tas.

    (hahaha. berisik kamu gi. udah ah aku mau pergi.)



    "sooooop..."



    "apa sih gi? nanti klo aku udah beres latihan pasti sms kamu da." ucap gw sambil beranjak dari kursi.



    "sooooop..."



    "apa sih gi?"



    "urang hayang modol. mun maneh euweuh saha nu dek ngombehan?" tanya argi dengan muka memelas.

    (aku mau boker. klo kamu ngga ada nanti siapa yang mau nyebokin?)



    "GELO SIAH! JUG WEH SORANGAN!" jawab gw sambil meninggalkan argi di kelas.

    (dasar gelo! cebok sendiri sana!)



    "hahahahahahaha." suara tawa argi mengiringi langkah gw ketika pergi keluar kelas.
    15 menit sudah gw menunggu angkot di depan rumah makan padang 'trio jaya' yang berada persis di depan sekolah gw. tetapi tiap angkot yang lewat semuanya penuh. pasti susah sih dapet angkot klo berbarengan dengan waktunya pulang sekolah. apalagi angkot antapani-ciroyom yang gw tunggu biasanya terlebih dahulu ngetem di dekat perempatan sekolah sebelah yang waktu pulang sekolahnya berbarengan dengan sekolah gw.

    akhirnya gw memutuskan untuk berjalan kaki menuju perempatan yang ada di depan sekolah sebelah. benar saja, di perempatan itu terdapat banyak sekali anak dari sekolah sebelah yang terlihat bergerombol ditambah beberapa anak berseragam smp. sialnya gw waktu itu cuma sendirian jadi sewaktu ada angkot kosong, langsung diserbu anak-anak yang bergerombol.

    cukup lama juga gw menunggu angkot disitu, dari yang semula terdapat kerumunan anak sekolah sampai tinggal tersisa dua orang saja, yaitu gw dan seorang laki-laki dari sekolah sebelah, terlihat dari seragam batik yang dikenakannya. sekilas gw perhatikan anak laki-laki itu sewaktu menunggu angkot lain yang datang.

    ia terlihat sedang asik membaca sebuah buku yang lumayan tebal. mungkin novel, karena melihat buku yang ukurannya lebih kecil dibanding buku cetak pelajaran. sesekali ia menoleh ke samping, melihat siapa tau ada angkot yang berhenti. tak beberapa lama kemudian ada sebuah angkot antapani-ciroyom berwarna coklat muda berhenti di depan anak itu.

    gw lalu berjalan mendekat ke arah angkot yang lumayan penuh itu, tinggal 2 bangku tersisa, satu di depan bersama seorang ibu-ibu, satu lagi di belakang, di sebuah kursi kayu kecil yang terletak di pinggir pintu. anak itu memilih untuk duduk di depan, sementara gw mendapat sisa tempat duduk di belakang.

    angkot yang sedang berjalan cukup kencang karena penumpangnya penuh itu tiba-tiba berhenti mendadak di dekat jalan gandapura. ternyata ibu-ibu yang duduk di depan itu turun disini. setelah ibu itu turun, angkot kembali berjalan dengan kencang.

    namun lagi-lagi angkot berhenti mendadak, kali ini karena ada penumpang yang menyetop. seorang perempuan yang mengenakan jilab panjang hitam bercadar dengan bajunya yang longgar dan panjang itu terlihat seperti menyapu jalan saat berjalan mendekat ke arah angkot yang berhenti.

    sewaktu melihat angkot hanya menyisakan satu tempat kosong di depan, perempuan itu tidak mau naik. mungkin dia tidak mau duduk bareng laki-laki (anak sma yang tadi).
    supir pun akhirnya menyuruh gw untuk pindah ke depan agar perempuan itu mau naik angkot.dan benar saja, sewaktu gw pindah di depan, perempuan itu mau naik angkot.

    sewaktu angkot sudah kembali melaju, gw mulai mencuri-curi pandang ke arah sebelah melalui kaca spion. "gila nih anak, daritadi masih baca aja", gumam gw dalam hati. dan sewaktu angkot melewati daerah kandaga, arus lalu lintas mulai sedikit macet. biasanya kemacetan di daerah cicadas dimulai dari sini sampai pasar yang ada di depan.

    karena tidak ada kerjaan lain, gw kembali mengamati anak yang ada disebelah gw itu. walaupun mukanya terlihat sedang serius membaca, sebenarnya wajahnya sangat manis. rambutnya yang dipotong cepak membuat wajahnya terlihat lebih ouval.

    hidungnya yang kecil itu sesekali diusapnya dengan jari telunjuk, seolah-olah dia sedang berfikir layaknya seorang detektif. sementara bibirnya yang merah pucat itu sering tersenyum ketika membaca halaman demi halaman buku yang ia pegang dengan tangan kanannya itu.

    yang gw suka dari dia adalah alis matanya yang tebal dan melengkung sesuai dengan gurat mukanya yang ouval itu. biasanya alis cenderung lurus dan hanya melengkung diujungnya saja tapi alisnya terlihat melengkung mengikuti bentuk kelopak matanya itu.

    karena stres menunggu angkotnya yang tak kunjung maju akibat terjebak macet, pa supir menyalakan radio. beberapa kali pak supir mencari saluran yang menurut nya enak. akhirnya pilihannya dijatuhkan pada sebuah stasiun radio yang memutar lagu-lagu dangdut.

    merasa sedikit terganggu dengan suara yang agak berisik, anak disebelah gw terlihat memperhatikan tangan pak supir yang sedang memutar-mutar tuning radio itu. tiba-tiba terdengar suara ; "GE-GE-GE-GE-GE-GE-GE-BOYYYY", sebuah jingle khas dari radio Rama FM Geboy Mania, sebuah radio yang kheuseus menyiarkan lagu-lagu dangdut yang terkadang suka diselingi lagu-lagu gentra pasundan atau lagu pop di bandung.
    anak yang ada disebelah gw tertawa sewaktu mendengar jingle radio tersebut, memperlihatkan barisan giginya yang tersusun rapih dan memakai behel. kemudian ia menutup buku yang sedang dibacanya itu.

    pelan-pelan gw mengintip judulnya yang sedikit tertutup oleh jari tangannya. dengan susah payah gw membaca judul buku yang sampulnya sudah terlihat bergaris-garis karena dimakan usia.

    buku yang dia baca berjudul "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck", sebuah buku karangan pesohor di bidang sastra dan agama di Indonesia, Buya Hamka. "hmm...dasar anak sekolah sebelah, bacaannya berat euy." pikir gw dalam hati. agaknya anak itu menyadari kalau gw sedang mengintip-ngintip judul buku yang ia baca. dia pun menyodorkan buku itu ke arah gw
    sambil berkata ; "mau baca?"

    sontak gw kaget sewaktu dia menyodorkan itu. dengan rona muka yang tak jelas, campuran antara kaget dan malu, gw hanya bisa menggelengkan kepala untuk menolaknya. dia lalu tersenyum manis sambil menarik kembali buku yang tadi disodorkannya.

    sambil menahan malu, gw membuang muka ke arah jalan raya sambil sesekali mencuri-curi pandang ke arahnya melalui kaca spion. sialnya sewaktu gw kembali tertangkap basah sewaktu sedang mencuri-curi pandang lewat kaca spion. mata kita berdua sempat berpandangan selama beberapa detik tapi lagi-lagi karena malu, gw langsung menunduk dan memalingkan muka ke arah jalan.

    terlihat dari kaca spion, anak itu menahan tawanya sampai pundaknya berguncang ketika melihat ke arah gw. "sial! gw diketawain!", pikir gw dalam hati. susahnya jadi orang yang pemalu.
    "KIRI!" teriak gw dan anak itu bersamaan.
    gw sempat kaget juga ternyata sewaktu tahu kita turun di tempat yang sama. anak itu membayar dengan uang lima ribuan sementara gw membayar dengan uang lima puluh ribuan. karena tidak ada kembalian sopir itu berkata supaya ongkos gw dan anak itu digabung saja karena jumlahnya pas lima ribu, sesuai dengan uang yang ia serahkan.

    anak itu kemudian mengangguk tanda setuju, sementara gw masih memandang dia dengan heran sekaligus bingung. heran karena dia mau saja membayar ongkos gw yang bahkan belum dikenalnya dan bingung karena gw niatnya menukar uang lima puluh ribuan dengan uang receh untuk nanti membayar ojek.
    "Besok aja dibayar" jawab anak itu dengan santai sewaktu gw bertanya kepadanya. dengan segera dia menaiki ojek setelah sebelumnya terlihat terburu-buru berlari.
    akhirnya gw memutuskan untuk segera naik ojek karena mengejar waktu latihan di sanggar. lucunya, setelah sampai di rumah tempat biasa gw latihan, gw melihat anak itu juga berhenti dan terlihat sedang membayar ojek.

    nasib sial rupanya dua kali menghampiri gw hari ini, lagi-lagi tukang ojek tidak punya uang kembalian padahal dia sudah bertanya kepada temannya yang tadi membonceng anak itu. setelah kebingungan melanda gw dan tukang ojek, lagi-lagi anak itu dengan baik hati meminjamkan gw uang lima ribuan untuk membayar ojek. setelah transaksi dengan tukang ojek selesai, gw mengucapkan terima kasih kepada anak itu yang dibalas dengan senyuman manis.
    "bayarnya gimana nih?" tanya gw.



    "besok aja." jawab dia singkat.



    "klo besok ngga ketemu gimana?" tanya gw.



    "lusa." jawab dia singkat sambil membuka pintu pagar.



    "klo lusa ngga ktemu juga?" tanya gw lagi.



    "ngga usah bayar juga gpp. santai aja." jawab dia kalem.
    mendengar gaya bicaranya yang santai, gw jadi teringat oleh sosok argi. entah kenapa tapi kesan cuek dan santai nya mirip pisan sama argi, cuma bedanya dia terlihat lebih jauh lebih kalem dibandingkan dengan argi yang berisik itu.

    yang membuat gw lebih kaget lagi, ternyata anak itu juga ikut latihan di sanggar! padahal selama beberapa tahun gw latihan disini, baru satu kali ini gw melihat dia.

    setelah masuk ke sebuah ruangan tempat kita biasa latihan sudah berkumpul banyak sekali orang yang sedang serius mendengarkan arahan dari guru gw, seorang penari handal yang semasa presiden soekarno terpilih menjadi penari istana, beserta seorang laki-laki yang merupakan perwakilan dari SAU (Saung Angklung Udjo).

    kebetulan bulan depan akan diadakan event yang akan digelar di pendopo kota bandung (tempat kediaman walikota bandung) dalam rangka menyambut tamu dari perwakilan beberapa negara di eropa. rencananya sanggar kami akan berkolaborasi bersama dengan SAU. dari situ gw baru sadar klo anak yang tadi bersama gw pasti termasuk dalam tim yang dibentuk oleh SAU.

    sesi latihan dibagi menjadi dua, giliran pertama dari sanggar gw, yang dilanjutkan latihan dari SAU. sewaktu latihan dari SAU dimulai, dengan semangat gw mencari-cari anak yang tadi naik angkot bareng gw. tapi sampai akhir latihan, anak itu masih belum terlihat juga.

    latihan terakhir dari SAU menampilkan salah satu tarian favorit gw, yaitu tari topeng. penarinya keluar langsung memakai topeng, padahal biasanya tidak seperti itu. mungkin karena waktu latihan yang sudah mendekati selesai. tari topeng yang ditampilkan yaitu tari topeng kelana gandrung, sebuah tarian yang sangat lincah, enerjik dan terlihat garang karena menggambarkan sosok rahwana yang identik dengan sifat angkara murka. sekilas gw mengamati penarinya yang ternyata seorang laki-laki. pantas saja gerakannya dari tadi cukup enerjik dan tegap khas laki-laki.
    setelah tarian yang dibawakannya selesai dan mendapat applause yang meriah dari penonton yang ada di sanggar, penari itu membuka topengnya. kali ini gw dibuat tercekat ketika melihat wajah yang terbuka di balik topeng itu. itu kan anak laki-laki yang tadi! anak laki-laki yang satu angkot dengan gw!
    senyumnya terkembang, memperlihatkan kembali barisan giginya rapih yang tertutup sebagian oleh behel yang dipakainya, ketika menerima tepuk tangan dari kami.

    jujur, gw langsung jatuh hati sewaktu tahu dia yang menarikan tarian barusan. bukan apa-apa, tapi cuma ada tiga hal yang gw suka dari daerah cirebon : mangga gedong gincu, sirup tjampolay dan tari topeng!

    dan sewaktu melihat ada anak seumuran gw yang juga turut serta dalam pagelaran kali ini benar-benar mengaduk-aduk perasaan gw. hanya dalam waktu beberapa jam saja bertemu dia sudah mampu membuat hati ini tak karuan rasanya, ada rasa kagum, suka dan simpatik.

    sekali lagi gw mengkhayal tentang anak itu, "pembawaannya yang kalem serta santai, baik dan karena dia anak sekolah sebelah, sudah pasti pintar" , ucap gw dalam hati.

    bola mata gw mengikuti kemanapun dia bergerak seolah-olah seekor singa yang tak mau melepaskan pandangan terhadap mangsanya. melihat dia sedang bercanda bersama teman-temannya, melihat dia sedang menengguk air mineral atau sekadar melihatnya mengusap keringat.

    sial, padahal namanya aja gw belum tau siapa. otak kanan gw sedang berpikir keras memikirkan cara supaya gw bisa ngobrol dengan dia, ya walaupun sekadarnya. parah juga nih orang, bisa bikin hati gw jadi ngga karuan gini padahal baru sekali ini liatnya. dengan cepat gw berusaha membayangkan wajah argi dan berusaha mengalihkan pandangan dari anak itu. gw melihat hp kemudian membuka folder gambar, tempat dimana gw menyimpan foto argi, kemudian memandanginya lekat-lekat.
    "eh...duluan ya." ucap sebuah suara yang terdengar berat tiba-tiba mengganggu kedamaian gw.



    sewaktu gw melihat ke arah datangnya suara tersebut seketika itu juga gw langsung kaget. ternyata anak itu yang menyapa gw! dengan senyum manisnya itu dia mengangkat tangan kanannya pertanda dia akan pamit.



    "i...i...iya. ma...ma...mangga." jawab gw terbata-terbata saking kagetnya.



    kembali dia tersenyum lebar, mungkin karena melihat tingkah konyol gw yang kaget sewaktu melihat dia. setelah itu dia pun pergi bersama temannya, meninggalkan gw yang sedang mematung akibat efek melihat senyumnya itu. "dasar medusa!" umpat gw dalam hati.

    setelah mengatur nafas yang sempat terhenti karena melihat senyumnya yang memabukkan itu, gw kembali menatap layar hp, melihat foto argi yang juga sedang tersenyum. orang seperti dia harus dilawan sama orang yang ganteng, fikir gw dalam hati. susah payah menghilangkan wajah anak itu dan untungnyaberhasil. ternyata foto argi selain cocok sebagai pengusir tikus, cocok juga buat menentramkan hati. hehehe....
    18.30




    "Lagi ngapain sop?" tiba-tiba sebuah suara yang berasal dari arah belakang kembali mengagetkan gw.




    "eh...kamu gi. kirain siapa." jawab gw.



    "kamu lagi ngapain sih ay? koq serius amat mukanya." tanya argi sambil merebut hp yang ada di tangan gw.



    "eh...ja..jangan gi."



    "HUAHAHAHAHAHAHA...." argi pun tertawa dengan kencang.



    "kenapa ketawa gi? sini atuh balikin hp nya."



    "kamu kangen berat sama aku ya ay?"



    "ngga ih. enak aja."



    "trus ngapain kamu liatin foto aku segala?"



    "emangnya ngga boleh liatin foto kamu?"




    "hahahaha...boleh2. nih mumpung ada orangnya, puas-puasin deh ay."



    "ngga mau ah...udah bosen liat orangnya mah."



    "hihihihi...kamu mah ada-ada aja. nanti kamu aku kasih deh foto aku yang super gede biar puas liatinnya."



    "males banget! udah ah cepetan pulang gi."



    "hihihihi...malu nih yang ketangkep basah."



    "berisik!"



    "hahahaha."
    *Keesokan Harinya*




    gw berlari secepat mungkin ke arah sebuah angkot yang sedang berhenti. "gw harus naik angkot itu", teriak gw dalam hati.

    sebenernya sih angkot masih ada banyak. di belakang nya juga masih terlihat dua angkot yang sama sedang berjalan perlahan. tapi gw ngga peduli, setelah berlari dengan kencang, gw langsung menyerobot masuk ke dalam angkot, menghalangi seorang bapak-bapak yang tampak kesal karena gw menyerobot seenaknya.

    beberapa menit kemudian angkot pun mulai berjalan dan mempercepat lajunya melewati jalan belitung yang suasananya pada waktu itu sedikit ramai. sambil mengipas-ngipas badan gw dengan tangan dan menyeka keringat yang bercucuran sehabis berlari kencang.

    setelah kondisi mulai tenang dan terkendali, mata gw dengan awas langsung mengamati ke satu titik di pojokan sana. gw mengamati seseorang yang sedang serius membaca novel tanpa memperdulikan keadaan di sekitarnya yang penuh sesak.

    ya anak itu, anak yang kemarin satu angkot dengan gw, adalah alasan mengapa gw ngotot harus naik angkot ini. tadi, dari kejauhan gw melihat sosoknya yang sedang berdiri menunggu angkot. maka dari itu gw berlari sekuat tenaga mengejar angkot ini.

    setelah beberapa jalan terlewati dan keadaan angkot sedikit kosong, gw pindah tempat duduk ke pojok satunya lagi, maksudnya sih supaya berhadap-hadapan dengan anak itu.

    gw berdehem sedikit kencang, berusaha mengalihkan perhatian anak itu dari buku yang dia baca. tapi usaha gw ternyata sia-sia, dia tetap asik membaca novel tanpa peduli keadaan disekitarnya. gw akhirnya menyerah, pasrah menatap wajahnya saja.

    tadinya sih gw pengen nyapa dia, tapi gw bingung gimana cara nyapanya. bisa-bisa nanti dikira sok akrab. yang jelas target gw hari ini yaitu bayar utang sama itu anak. kemarin ongkos angkot sama ojek gw dia yang bayarin, makanya hari ini gw gantian yang bayarin dia. tapi gw masih bingung gimana cara ngomongnya sama dia, nanti dikira sombong klo gw tiba-tiba ngomong mau bayarin.

    mau langsung ngasih duitnya aja juga bingung, dikira ngga sopan. karena tidak ada pilihan lain selain menunggu, akirnya gw memilih untuk diam disepanjang perjalanan. gw hanya berani memandangi dia dari dekat, menilai dia dari ujung rambut sampai ujung kaki.

    "anak ini bajunya rapih", celetuk gw dalam hati. bajunya dimasukkan ke celana dan benar-benar masih rapih, tidak kusut seperti punya gw atau argi.

    ada sebuah hand-band berwarna hitam yang dia pakai di tangan kirinya. biasanya sih yang suka pakai hand-band itu anak basket, ditunjang dengan postur badannya yang cukup tinggi, sedikit lebih tinggi dari argi.

    sewaktu dia membuka halaman buku, terlihat di ujung jari telunjuk dan jempolnya terdapat coretan pulpen dan bekas tip-ex, berarti dia tipikal anak yang rajin mencatat.

    ketika gw sedang asik mengamati wajahnya, tiba-tiba matanya menatap lurus ke arah gw yang duduk persis dihadapannya. serta merta gw langsung mengalihkan pandangan ke samping, ke sebuah kaca belakang yang besar berpura-pura melihat pemandangan di jalan raya.

    dia masih menatap gw selama beberapa menit, entah apa maksudnya tapi yang jelas gw merasa sangat grogi waktu itu. dia tersenyum tipis ke arah gw, dan gw membalasnya dengan senyum yang sedikit terpaksa, bukan karena gw sombong, tapi karena gw grogi. grogi tingkat akut.

    dia kembali melanjutkan membaca novelnya dan gw kembali mencuri-mencuri pandang ke arahnya, memastikan dia sedang terfokus membaca. sebenernya nyesel juga sih tadi. kenapa gw ngga ajak dia ngobrol aja toh kemarin kan dia sempat pamit sama gw. pasti dia juga masih inget sama gw.

    yang paling penting, klo tadi gw ajak dia ngobrol, gw pasti bisa tau namanya. nah sekarang, ngbrol pung ngga, tau namanya boro-boro. gw udah ngintip-ngintip sih badge nama dia di seragam, kebetulan sekarang lagi pake seragam putih abu biasa jadi pasti ada namanya dipasang di dada sebelah kanan. sayangnya, buku yang dia baca menutupi namanya di seragam.

    haduh-haduh...gw koq jadi orang pemalu amat yaaaaa. padahal rugi jadi orang pemalu teh, mau kenalan, susah. mau ngobrol, takut. masa nasib gw cuma bisa ngeliatin dia aja sih. gw kan mau mengenal dia lebih jauh lagi.

    pengen bisa ngobrol akrab sama dia, berbagi pengalaman sama dia karena gw merasa dia sama-sama penggiat seni seperti gw ini. gw mencoba berdehem sekali lagi dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya. namun hasilnya sama saja, nihil. tidak sedikitpun dia bergeming apalagi melihat ke arah gw.
    Terdiam -




    mataku terus tertuju padamu
    saat kulihat dirimu tersenyum
    ingin aku menyapa
    namun ku terdiam tak kulakukan

    mungkinkah kau pun juga begitu
    tahu kau masih malu mungkin
    sungguh ingin ku sapa
    namun ku terdiam tak kulakukan



    *chorus*


    apakah kau rasakan
    getaranku pada dirimu
    ku hanya duduk terdiam
    menunggu untuk tahu namamu

    ku menunggu untuk tahu namamu
    namun ku terdiam tak kulakukan


    *repeat chorus*


    mataku terus tertuju padamu
    inginku sapa dirimu
    namun ku masih malu tuk hampiri dirimu
    diriku terdiam, aku menunggu, aku terpaku


    *repeat chorus*



    .:by Maliq n D'Essentials
    "biar gw yang bayar ongkosnya" ucap gw kepada anak itu, ketika dia hendak membayar ongkos kepada supir angkot.



    dia hanya membalas ucapan gw dengan tersenyum sambil berdiri menunggu gw yang sedang menerima kembalian dari pak supir.



    "ojek lo gw yang bayarin jg ya? kan kemarin gw punya utang.



    lagi-lagi anak itu hanya tersenyum manis ke arah gw sambil berjalan menuju tukang ojek masing-masing. argh! itu anak bener-bener bikin gw melayang deh, ngga banyak omong, cuman sekedar senyum yang anehnya terasa hangat di dada gw.



    "makasih ya." tiba-tiba anak itu berkata sambil sedikit menundukkan kepalanya dengan sopan.



    "iya. sama-sama, makasih juga yah buat kemarin." balas gw dengan intonasi yang kurang jelas karena grogi melihat senyumnya itu.
    anak itu kembali tersenyum ke arah gw dan mempersilahkan gw untuk masuk terlebih dahulu. masyaalloh...hati gw serasa mau meledak klo terus-terusan liat senyumnya dia. senyuman yang sangat manis dan benar-benar terasa sampai ke hati.

    saat berjalan menuju ke dalam sanggar kami masih hening dalam diam. mungkin gw dan anak itu sama-sama bingung harus memulai obrolan dari mana. akhirnya kami tenggelam dalam latihan yang masing-masing kami jalani tanpa pernah bertegur sapa sedikitpun, padahal hati gw sudah panas saking tidak sabar untuk bisa berbincang-bincang dengannya.

    ketika gw sedang berlatih rampak kendang, tiba-tiba gw melihat dia dan beberapa orang temannya sedang menonton kami. akhirnya karena merasa ingin unjuk gigi, gw pun mulai bersemangat latihan dan mempertunjukkan keahlian gw sebaik-baiknya. hasilnya? dia dan teman- temannya memberikan tepuk tangan yang meriah. dan lagi-lagi gw menangkap sebuah senyuman kecil menghiasi wajahnya yang manis itu.

    entah untuk yang kesekian kalinya hati gw terdesak oleh perasaan yang aneh, perasaan yang sama ketika gw sedang senang saat berada di dekat argi.

    setelah giliran sanggar kami latihan, tiba giliran yang gw tunggu daritadi, yaitu giliran dia dan teman-temannya dari saung angklung udjo latihan. lagi-lagi dia tampil di sesi latihan paling akhir. dia tampil sedikit berbeda dari kemarin, kali ini dia tampil bersama beberapa orang membawakan sebuah lagu kroncong yang liriknya sangat ciamik.

    mulut gw hanya bisa menganga ketika anak itu dan seorang gadis belia berduet menyanyikan lagu keroncong. memang suara anak itu bukan tipikal suara yang sesuai untuk menyanyi lagu keroncong, tetapi suara 'bariton' nya terasa pas berpadu dengan suara lembut dari gadis belia itu. titi nada diatonis yang harmonis itu ditambah lagam keroncong yang lemah lembut benar-benar membuat gw semakin jatuh hati.

    entah hanya perasaan kagum semata atau ada perasaan lain yang menghinggapi batin gw saat ini. lirik lagu yang dia nyanyikan waktu itu sebenarnya simpel sekali, hanya sebuah pantun lama, tapi terasa mengena di hati.
    Keroncong Selayang Pandang - *Lagam Keroncong Kemayoran*




    Dari Mana Datangnya Lintah


    jiwa manis indung di sayang
    la la la la la la la la laaa


    ooooh...darilah sawah
    darilah sawah turun ke kali


    Dari Mana Datangnya Cinta
    Darilah Mata Turun ke Hati


    la la la la la la la la laaa


    Dari Mana Datangnya Lintah


    jiwa manis indung di sayang
    la la la la la la la la laaa


    ooooh...darilah sawah
    darilah sawah turun ke kali


    dari mana datangnya cinta
    darilah mata turun ke hati


    la la la la la la la la laaa


    Kalau Ada Sumur di Ladang


    jiwa manis indung di sayang
    la la la la la la la la laaa


    ooooh...bolehlah saya
    bolehlah saya menumpang mandi


    kecipir berayun-ayun
    jangan dipikir berlarut-larut


    la la la la la la la la laaa


    Kalaulah ada umurku panjang


    jiwa manis indung di sayang
    la la la la la la la la laaa


    ooooh...bolehlah kita
    bolehlah kita berjumpa lagi


    kedondong di atas peti
    ini keroncong sampai disini
    gw berjalan menuju tempat dimana pak taufik, sebagai perwakilan saung udjo, berada. gw bermaksud untuk menyerahkan sebuah kertas yang berisi not-not lagu yang akan digunakan SAU sebagai musik pengiring dari sanggar kami ketika akan pentas.

    dengan penuh harap gw mencari anak itu, anak yang gw sangat kagumi, dan mampu membuat gw jatuh hati. gw sengaja menerima tugas untuk mengantarkan kertas ini karena rencananya gw tidak langsung menyerahkannya kepada pak taufik, melainkan kepada anak itu.

    cukup bisa dijadikan alasan untuk mengobrol. sayangya sewaktu gw mendekat ke arah tempat dia berkumpul bersama teman-temannya, dia sedang tidak berada disana. tapi berhubung hati ini sudah tidak bisa kompromi lagi, gw nekat duduk menunggu di dekat tumpukan tas mereka. "mungkin mereka sedang ganti baju", fikir gw dalam hati.

    sewaktu sedang menunggu, mata gw tertuju kepada sebuah tas punggung berwarna hitam mengkilat yang letaknya tidak jauh dari tempat gw berada. gw yakin dan hafal dengan persis klo tas yang gw liat adalah tas anak itu.

    di atasnya, ada sebuah baju seragam yang dilipat degan rapih. sambil melihat sekeliling, dengan nekat gw duduk mendekat ke arah tas itu, kemudian menarik bajunya sedikit. sialnya, sewaktu gw tarik bajunya, baju itu malah jatuh ke lantai. dengan secepat kilat gw bersihkan debu yang menempel kemudian melipat bajunya kembali dengan rapih.

    sewaktu melipat bajunya, gw iseng melihat nama yang biasanya dijahit di bagian atas sebelah kanan baju. wah, ternyata ada namanya. dengan seksama gw baca nama yang terjahit rapih di bajunya itu ; "PANJI K. PUTRA".
    "ehem.." tiba-tiba terdengar suara seseorang di dekat gw.



    "@#$*&;%" saking gugup dan bingungnya gw mau jawab apa, mulut gw cuma bisa megap-megap ngga jelas.



    "itu baju kamu?" tanya anak itu sembari mengerenyitkan dahinya sementara matanya menatap tajam ke arah gw.



    "bu..bu..bu..kan. i..i..ni baju kamu. ta..tadi jatuh te..terus gw am..ambil." jawab gw dengan nada yang teramat sangat gugup sambil menyodorkan baju seragam yang tadi gw pegang.



    muka nya yang semula nampak heran berangsur-angsur mulai terlihat bersahabat lalu kembali anak itu tersenyum manis sewaktu mengambil baju dari tangan gw.



    "makasih ya. maaf ngerepotin." jawab anak itu kemudian.



    "sa..sa..ma-sama." balas gw dengan suasana hati yang masih tak karuan saking terkejutnya.



    "mau?" tanya anak itu sambil menyodorkan sebuah wadah tupperware kecil berbentuk persegi yang dia ambil dari dalam tas nya, tidak lupa terlihat sebuah senyum tipis sebagai pemanis.
    "ini teh apa?" tanya gw dengan muka polos.



    "kueh. itung-itung terima kasih." jawabnya singkat.



    "terima kasih buat apa?" tanya gw seraya mengambil kueh yang dia tawarkan.



    "koq cuma satu ngambilnya? yang banyak atuh." ucap dia lalu meletakkan wadah tupperware itu di antara kedua paha gw yang sedang duduk bersila.



    "hehe...iya. makasih ya. kuehnya enak. bekel dari rumah ya?"



    "harusnya aku yang bilang terima kasih bajunya udah dirapihin sama kamu. iya bawa dari rumah." jawab anak itu seraya sibuk membereskan barang-barang yang akan dimasukkan ke dalam tas.



    "kueh nya enak banget. ibu kamu yang bikin ya?"



    "bukan."



    "oh...kirain. beli dimana kuehnya? nanti aku mau beli buat ibu sama abah."



    "bukan beli juga sih." jawab anak itu sambil menutup resleting tas nya yang tampak menggembung karena penuh oleh barang.



    "lho terus? dikasih?"



    "ngga. bikin sendiri." ucapnya sambil tetap tersenyum manis sambil melihat ke arah gw.



    "hah? baleg???"

    (hah? seriusan???)
    "hehe...jangan melotot gitu atuh." jawabnya sambil tersenyum.



    "hahaha...masa sih melotot? eh seriusan kueh nya bikin sendiri?"



    "iya serius. ngga enak ya kueh nya?"



    "eh ngga, sumpah meni raos pisan kueh na."

    (eh ngga, sumpah enak banget kueh nya.)



    "hehe...klo enak mah dihabisin atuh kueh nya." ucapnya ramah. dan lagi-lagi tersenyum super manis.



    "beneran boleh dihabisin?"



    "mangga..."

    (silahkan)
    "eh iya lupa kita kan belum kenalan? hehe...maaf ya telat, padahal udah makan kueh nya. nama gw, eh aku, sofi." ucap gw sambil menyodorkan tangan kanan ke arah nya.



    "panji." jawabnya singkat lalu tangan nya menggenggam tangan gw ditambah sebuah senyum terukir manis di wajahnya.



    "oh iya lupa, ini ada titipan buat pa taufik nji." ucap gw sambil menyerahkan kertas partitur.



    "oh...buat pentas ya. tunggu sebentar sof. mau ngasih partiturnya sama om taufik dulu." jawabnya sopan kemudian beranjak pergi.



    fyuhhh....gumam gw merasa lega sewaktu panji beranjak pergi. asli gw gugup, grogi, stres, bingung deh namanya apa. yang pasti jauh di lubuk hati ini gw merasa teramat sangat senang bisa ngobrol sama panji. udah bisa kenalan, pegang tangan nya yang terasa hangat buat gw. gila nih anak, bikin gw jadi ngga jelas gini.

    duh...argi mana ya? koq ngga dateng-dateng. bisa bahaya juga nih klo lama-lama ngobrol sama panji, bisa beneran suka nantinya. itu bibirnya mau gw plester aja deh supaya ngga bisa senyum lagi. ngga kuat gw liat senyumnya. tapi mau gimana lagi, suka ngga suka, gw emang suka! argh! lieur aing mah! (pusing gw!)
    "sofi, kata om taufik, haturnuhun." tiba-tiba suara panji mengagetkan gw yang sedang asik bermonolog dengan diri gw sendiri.



    "iya sama-sama nji. kamu ngga pulang?"



    "ngusir ini teh ceritanya?"



    "hahaha...ngga atuh nji. kemarin kan kamu jam segini udah pulang."



    "hehe..iya bentar lagi. kamu ngga pulang?"



    "nunggu dijemput."



    "oh..."



    "eh iya nji, tadi kamu nyanyinya bagus banget. suka banget waktu dengerin kamu nyanyi keroncong."



    "makasih sof. tapi ngga sebagus kamu waktu main rampak kendang."



    *JLEB*

    jawaban yang diucapkan dengan santai tapi disertai senyuman manis langsung menusuk tepat ke sasaran. ternyata si panji satu spesies sama argi tapi dengan watak yang jauh lebih kalem. melihat gw yang sedang melamun, panji membuka kembali tas nya dan mengeluarkan dua buah buku tulis beserta tempat pinsil.
    "mau ngapain nji?"



    "ngerjain pr." jawabnya sambil mulai asik menulis.



    "wah...aku juga ada pr yang belum dikerjain euy. ikutan ah."



    "sok atuh." jawab dia singkat tetap dengan senyuman andalannya.



    hampir setengah jam gw dan panji mengerjakan pr masing-masing. panji menegerjakan tiga buah pr sekaligus, fisika, matematika dan biologi. sementara gw mengerjakan pr bhs. inggris dan bhs. indonesia. tingkat keautisan panji sewaktu mengerjakan pr memang luar biasa. tangan kanannya sibuk menulis sementara tangan kirinya dia pakai untuk menghitung.

    anehnya dia terkadang berhenti menulis dan terdiam selama beberapa menit, tapi setelah itu tangannya kembali menulis dengan lancar jawaban dari soal-soal yang menurut gw lumayan sulit kalau tidak melihat contoh soal dari buku cetak tapi panji malas membuka buku cetak, sudah khatam dibaca katanya. dasar anak sekolah sebelah.

    akhirnya panji selesai terlebih dahulu dibandingkan gw yang masih berkutat mengerjakan pr bhs. indonesia.
    "nji...mau tanya dong?"



    "tanya apa?" jawabnya sambil kembali memasukkan buku dan tempat pinsil ke dalam tas punggung besar berwarna hitam miliknya.



    "bhs. indonesia doang sih, tapi lagi males mikirnya."



    "emang soalnya apa sof?" tanya dia sambil menengguk air mineral.



    "cuma bikin pantun aja nji, aku paling ngga bisa ngarang pantun."



    "oh...pantun nya berapa kerat?"



    "kerat teh apa nji?"



    "baris."



    "oh...sory ngga tau. yang biasa aja nji, empat baris."



    "jenisnya pantun jenaka, nasihat atau apa?"



    "jadi gini nji, tugasnya teh disuruh bikin cerita, nah di tengah ceritanya harus disisipin pantun. ceritanya sih udah aku bikin, tinggal pantunnya aja."



    "boleh liat buku nya?" tanya panji.



    kemudian panji mulai membaca cerita yang gw tulis dengan seksama. cukup cepat juga sih bacanya. kebetulan cerita yang gw tulis temanya sedikit romantis.



    "a-b-a-b atau a-a-b-b sof pantunnya?



    "bebas nji."



    "hmm...pantunnya asal ngga apa-apa ya?"



    "emang pantunnya apa nji?"
    "Layang-layang Selayang Pandang
    Hati di Dalam Rasa Bergoncang
    Layang-layang Jatuh di Kali
    Sekali Pandang Langsung Jatuh Hati"
    "........"



    "ngga bagus ya?"



    "bagus sih, tapi..."



    "kenapa?"



    "hahaha...ngga apa-apa nji. pantunnya asa menohok euy."



    "menohok siapa?"



    "hahaha..bukan siapa-siapa. udah ah lewat. makasih ya pantunnya nji."



    "sama-sama."
    *rrrt...rrrt...rrrt...*


    hape gw bergetar, ternyata ada sms dari argi, katanya sih dia udah nunggu di depan dan gw disuruh langsung ke sana. dengan segera gw membereskan buku dan alay-alatnya kemudian bersiap-siap untuk pulang.



    "nji, aku pulang duluan ya. udah di jemput."



    "mangga..."



    "kamu mau sekalian ikut ngga?"



    "emang kamu mau ke arah mana?"



    "buah batu. klo kamu ke mana?"



    "wah beda arah sof. nanti aja bareng sama yang lain. makasih ya."



    "oh...oke deh. duluan nji." ucap gw sambil beranjak pergi.



    "mangga..."
    22.30 pm





    "Sop, besok pagi ke sabuga mau ga?" tanya argi.



    "mau ngapain emangnya gi? tumben ke sabuga."



    "mau jualan surabi."



    "hah? seriusan? emang kamu bisa bikin surabi?"



    "dasar onceu! dimana-mana ke sabuga teh pengen olahraga. dudul ih kamu mah."



    "huhuhu...habisnya tadi kamu bilang mau jualan surabi. besok kan masih harus ke sekolah gi?"



    "ah, besok kan hari sabtu ini, cuma ekskul doang. kita pagi-pagi aja ke sabuga nya sop. okeokeokeoke?"



    "hmm...si ata sama ita gimana? masa ditinggal sendirian di rumah?"



    "hih..dasar awewe. ribet amat diajakin teh. ya dibawa aja atuh ata sama ita mah. beres perkara."

    (awewe = perempuan)



    "huhu...maaf atuh gi. iya aja deh aku mah."



    "nah gitu dong biar cepet. hehe..."
    Pagi ini kabut masih menyelimuti daerah babakan siliwangi, tempat dimana sabuga berada. setelah membayar karcis masuk yang masih seharga 1000 rupiah per orang, gw, argi, bersama ata dan ita memasuki area SARAGA (sarana olah raga ganesha) terkadang ada juga yang menyebutnya SORGA, dengan akronim yang sama.

    saraga mempunyai beberapa spot untuk olahraga yang berbeda, ada kolam renang, tenis court, lapangan basket, lapangan softball, lapangan bola dan pastinya jogging track yang mengelilingi lapangan bola. untungnya karena masih pagi, jogging track nya masih lengang, mungkin satu jam kemudian jogging track mulai dipenuhi banyak orang.
    walaupun masih sedikit orang yang berolahraga tapi di dekat jogging track sudah dipenuhi oleh tukang jualan yang kebanyakan didominasi oleh tukang bubur,sesuai dengan nama tempatnya, sabuga (sarapan bubur sambil olahraga).

    setelah stretching yang lebih mirip gerakan ngulet-ngulet dibanding pemanasan, kami berempat mulai berlari kecil melintasi jogging track yang sudah diberi garis yang membagi track menjadi 8 jalur. buat kami yang
    cuma lari santai maka berlari di track 7 dan 8. kita cuma lari-lari kecil selama setengah putaran, sisanya sih jalan kaki soalnya ata sama ita bisa pingsan klo diajak lari keliling lapangan.

    lelah mengelilingi lapangan, argi memutuskan untuk mencoba track refleksi yang berisi batu-batu kecil. katanya sih fungsinya untuk memperlancar peredaran darah tapi gw baru nyoba sebentar malah sakit kakinya habis batunya lancip-lancip banget. gw, ita dan ata akhirnya hanya melihat argi yang nampak senang bermain di track refleksi, mungkin cocok buat argi supaya peredaran darah ke otaknya lancar, klo lancar kan nanti 'gelo' nya bisa sedikit berkurang.
    setelah argi puas bermain-main di tumpukan batu ngga jelas itu, kita berempat langsung pergi meninggalkan jogging track menuju area parkiran. tadinya mau sarapan bubur di deket jogging track tapi waktu liat bubur ayam nya memakai kuah gulai berwarna kuning, ata dan ita tidak mau. ata dan ita kebetulan suka nya bubur ayam yang polos atau kuah bening. sempat bingung juga sih mau makan dimana, tapi argi memutuskan untuk pergi di sekitar jalan ganeca atau gelap nyawang yang sering dijadikan tempat mangkalnya tukang bubur sekaligus bisa bersantai di taman ganesha, salah satu taman favorit ata dan ita selain taman lalu-lintas.

    pusing karena cukup lama berputar-putar akhirnya kita menemukan si mamang bubur yang cocok dengan ata dan ita, lokasinya di jalan ganeca, persis di depan gerbang masuk itb. karena masih pagi dan kebetulan berbarengan dengan musim hujan, suasana di jalan yang dipenuhi grafiti-grafiti (baca : kotoran) burung ini masih sepi dan nampak kabut tipis menyelimuti ujung-ujung dahan pohon yang ada disepanjang jalan.
    selagi kita berdua makan bubur, ata dan ita tampak asik berkejar-kejaran di lapangan rumput yang disampingnya ditancapkan sebuah papan bertuliskan : "do not walk on the grass". awalnya sempet takut juga sih dimarahin sama petugas atau siapa gitu, tapi kata argi si ata sama ita ngga bakal dimarahin, soalnya mereka berdua kan lari di atas rumput, bukan jalan. kali ini gw setuju dengan pendapat argi. harusnya tulisan "do not walk on the grass" diganti sama "don't touch me"

  • selesai makan, gw dan argi mengantar ata dan ita ke rs. borromeus yang letaknya tak seberapa jauh dari situ. ata dan ita dititipkan ke sana karena ibu gw yang meminta supaya ada teman sewaktu menunggui abah. beres mengantar ata dan ita, kita berdua sempat mampir ke rumah argi sebentar untuk mandi dan berganti baju ekskul kemudian baru pergi ke sekolah, dimana seharian nanti kita tenggelam dalam kegiatan ekskul masing-masing.
    16 tahun

    Bandung, September 200x

    KANTIN SEHAT




    Dari Mana Datangnya Lintah
    Darilah Sawah Turun ke Kali
    Dari Mana Datangnya Cinta
    Darilah Mata Turun ke Hati



    sebuah lagu yang pertama kali kudengar dinyanyikan oleh seseorang yang saat ini sosoknya sedang menari-nari di alam bawah sadarku. pertama kali melihat dia di angkot, aku sudah menduga ada sesuatu yang spesial dari anak itu.

    entah apa yang spesial, sampai saat ini aku belum bisa menemukan jawabannya. ada sedikit perasaan suka sewaktu melihat dia tersenyum, perasaan kagum sewaktu melihat dia menari topeng dan perasaan nyaman sewaktu mengobrol dengannya. sumpah aku bingung mau nulis apa di buku harian ini.

    hari ini, setelah selesai kegiatan ekskul aku menyempatkan diri duduk di kantin ini, kantin yang letaknya ada di sekolah sebelah. aku sudah sering pergi ke kantin ini sebelumnya, tapi kali ini ada perasaan lain yang menggerakkan kaki untuk duduk dan mengamati suasana kantin ini.

    tidak ada alasan lain lagi! anak itu, yang membuatku kagum, seharusnya juga ada di kantin ini, karena ini kantin sekolahnya. tapi sayang, sedari tadi aku duduk lama disini, tidak ada tanda-tanda kalau dia ada. sebenarnya aku juga bingung, andaikan dia ada, apa yang mesti aku perbuat. mau menegur, takut.

    apa aku suka anak itu? tapi bisa jadi hanya sebuah kekaguman sesaat. entahlah yang mana yang benar. aku bingung.

    pelan tapi pasti, aku juga mendengar suara supaya aku tidak terlalu terbawa arus ini. mungkin perasaan aneh ini hanya sebuah kesan sesaat yang membahayakan. aku harus berhati-hati bermain arus, bisa-bisa nanti hanyut.

    anak itu tidak salah. mungkin dia memang tersenyum kepada semua orang yang dia kenal, tidak hanya kepadaku saja. bukan salahnya kalau aku merasa kagum yang teramat mendalam. terkadang yang namanya perasaan itu sulit dibendung, mudah-mudahan perasaan ini tidak meluap.

    aku harus ingat, disisi aku sekarang sudah ada seseorang yang luar biasa baiknya. aku tidak ingin meminta lebih dari apa yang sudah aku terima. mudah-mudahan perasaan aneh terhadap anak itu segera sirna.

    13.00 pm
    setelah selesai menulis di buku harian, gw memasukkannya kembali ke dalam tas dan melihat keadaan di sekeliling kantin, berharap akan kehadiran seseorang. sudah satu setengah jam lebih gw disini, tapi hasilnya nihil.

    ketika gw memutuskan untuk membayar roti bakar yang tadi gw makan, tiba-tiba terdengar teriakan beberapa orang anak yang memanggil-manggil nama seseorang yang terdengar tidak asing di telinga gw. dengan cepat gw mengalihkan pandangan ke arah gerbang, ternyata benar, anak itu ada disitu.

    dia baru saja masuk dari jalan kalimantan menuju ke kantin ini, membawa kantong kresek berwarna hitam ukuran sedang. tak beberapa lama kemudian tampak beberapa orang anak mendekati dia dan terjadi sedikit
    kehebohan disitu.

    panji terlihat sedang membuka tas nya dan mengeluarkan sebuah boks plastik berukuran sedang berwarna biru gelap. anehnya, sewaktu boks dibuka, ada beberapa anak yang langsung menyerbu isinya. setelah cukup lama melihat kejadian aneh itu, gw memberanikan diri untuk mendekat ke arah panji, yang waktu itu terlihat sedang sibuk menghitung lembaran uang ribuan dan menumpuk beberapa buah koin di atas meja.
    "hei nji..." sapa gw sambil mencolek pundaknya.



    "sofi?" tanya dia heran ketika membalikkan badannya dan melihat ke arah gw.



    "iya nji. lagi sibuk nih kayanya." tanya gw sembari duduk di kursi sebelahnya.



    "oh...ngga juga. koq ada disini sof?" tanya dia sambil tetap sibuk menghitung lembaran uang ribuan yang ada ditangannya.



    "emang biasanya juga gw makan di kantin sini nji. cie...banyak duit nih kayanya."



    "emang di sekolah sebelah ngga ada kantin ya?" tanya dia sambil melipat uang kertas dan memasukkannya ke dalam dompet yang terbuat dari kain yang berwarna hitam.



    "hahaha...ada lah, emang gw sering kesini aja kali. tiap istirahat juga seringnya makan disini."



    "oh..pantes kantin di sini penuh terus klo istirahat, anak sebelah juga makannya ke sini." jawab dia, kali ini sambil menghitung uang logam yang ditumpuk di atas meja.



    "haha...sinis gitu jawabnya nji. sibuk banget daritadi, emang lagi ngapain sih?"



    "oh...lagi ngitung duit. hehehe."



    "adeuh gaya yang banyak duit. eh, ini dikantong kresek apaan nji? koq banyak komik gini sih?" tanya gw sambil membuka kantong plastik hitam yang ditaruh di atas meja.



    "oh...itu mah barang dagangan." jawab dia sambil tersenyum ke arah gw.



    "barang dagangan?" tanya gw heran.
    "kamu suka baca komik ngga sof?"



    "suka dong. emang kenapa nji? ini komik nya mau dikasihin ke gw?"



    "hehe...bisa aja kamu sof. ngga,siapa tau ada komik yang kamu baca disitu."



    "hmm...ada nih, gw baca harlem beat. yang barunya ada ngga nji? ini mah nomor lama semua."



    "aku jualnya komik bekas semua sof, ngga ada yang baru. hehe." jawabnya sembari melebarkan senyumnya yang malas aku lihat itu. bukan apa-apa, tapi takut kesambet.



    "oh..ini teh dijual??"



    "iyalah...gimana sof? barangkali kamu mau koleksi komik-komik lama."



    "harga satu komiknya berapa nji?" tanya gw sambil mengangkat beberapa komik yang sudah gw pilih.



    "klo beli satu mah 3000, tapi klo beli lima, aku kasih diskon jadi 10.000 aja sof. hehe."



    "wah...mending beli 5 sekalian dong. ntar ya gw pilih-pilih dulu."



    "mangga..." jawab panji sambil tetap tersenyum
    "eh, klo yang di wadah biru itu apa nji? komik juga?"



    "bukan sof, itu mah kueh. kamu mau beli juga?"



    "hah? kamu jualan kueh juga??"



    "iya sof, ngga kalah enak lho sama kueh yang tadi malem. sok atuh diliat dulu." ucapnya sambil membuka boks berwarna biru tua itu.



    "wah, tinggal tiga biji nji. berapaan tuh?"



    "hehe...iya, habis kamu telat, tadi mah masih banyak. harga penghabisan deh, 2000 aja."



    "wuih...murah amat. mau dong, gw udah makan sih, tapi nanti mau gw kasih sama temen aku aja deh, pasti suka."



    "buat pacar ya sof? hehehe. dijamin suka deh pacar kamu." jawab panji sambil membungkus kueh itu dengan tisu dan menyerahkan nya ke gw.



    "ada deh. eh, ini sekalian sama komik nya 5, jadi berapa nji?"



    "12.000 sof. diskon spesial ini teh."



    "gitu atuh dikasih diskon, biar laku dagangannya. nih uang nya nji, 15.000" ucap gw sambil menyerahkan uang kepada panji.



    "sip bos, ini kembalian nya 3000. haturnuhun sof. hehe." balas panji sembari merapihkan kembali barang dagangannya yang sudah gw acak-acak.
    "lo tiap hari jualan nji?"



    "klo komik mah iya sof, tapi klo kueh mah jarang, klo sempet bikinnya aja."



    "ari kueh teh bikin sendiri???"



    "iya sof. ngga parah-parah amat kan rasanya?"



    "ngga tau yang ini mah belum dicoba. tapi yang tadi malem mah enak banget. demi ini mah."



    "hehe...nanti deh klo aku bikin kueh, aku bawain lagi, tapi harus beli ya?"



    "hahaha...iya-iya. padahal tadinya mah mau minta aja."



    "gampang itu mah sof."



    "emang kamu teh jualan apa aja nji?"



    "ya ngga tentu juga sof, tergantung pesenan."



    "maksudnya?"
    "misalnya komik, klo udah banyak yang pesen, baru aku beliin. tapi kadang2 ada komik sisa juga sih yang aku jualin."



    "oh, berarti gw bisa pesen juga nih?"



    "bisa banget. sok kamu mau komik apa sof? nanti aku cariin. tapi ngga semuanya ada lho, soalnya komik bekas jadi agak susah nyarinya."



    "wah asik tuh... komik harlem beat dulu aja. aku udah tamat sih, tapi koleksinya belum lengkap. aku pesen nomer 10-20 ya?"



    "oke bos. tapi sedapetnya ya sof. ngga janji lengkap dari nomor 10-20."



    "iya ngga apa-apa. terus kamu teh jualan apa lagi nji?"



    "macem-macem sof."



    "macem-macem teh apa aja?"
    "hmm...kamu ke sekolah naik motor atau mobil?"



    "motor nji. emang kenapa?"



    "nah...klo misalnya kamu mau ganti knalpot atau mau beli body kit, atau mau modif, bilang sama aku aja sof."



    "lho, emang kamu punya bengkel ya nji?"



    "ngga sih, tapi aku kerja di toko spare part gitu sof. klo lewat aku mah, nanti dapet harga khusus." ucap panji dengan nada yang sedikit berbisik.



    "seriusan? dimana toko nya nji?"



    "itu di banceuy. dijamin cincay deh harganya sof."



    "hahaha...udah kaya kokoh-kokoh aja kamu mah nji. emang kamu kerja jadi apanya?"



    "aku mah cuma nyari orang yang mau ngemodif aja, nyari pelanggan sof."



    "ooh...kirain kamu yang buka toko."



    "hehe...ya ngga atuh. nanti klo mau ngemodif, bilang sama aku aja ya sof."



    "hahaha...beres nji. trus kamu teh jualan apa lagi? masih ada lagi ya?"



    "masih dong. hehe"



    "waw, dagang apalagi? narkoba? ato miras?"
    "hehehe...parah ah kamu mah. gini sof, klo misalnya kamu mau bikin jaket atau kaos angkatan, bisa pesen sama aku juga."




    "wah, yang bener? kamu buka toko apalagi emangnya nji? banyak bener."



    "hehehe..ngga atuh. aku punya kenalan aja sama orang yang usaha sablon kaos."



    "ohh...nanti desain nya gimana?"



    "ya bisa sendiri sof. tapi bisa juga kita yang desain, dijamin bagus hasilnya. aku punya contoh bahan nya, nanti klo kamu mau liat, aku bawain."



    "ngga sekarang atuh nji. kan cuma nanya aja ini teh."



    "iya sof, siapa tau nanti kamu mau bikin kaos atau jaket kelas atau angkatan. bisa hubungin aku. harga, cincay deh."



    *rrrt...rrrt...rrrt...*



    hp yang gw simpan di saku celana tiba-tiba bergetar, sewaktu gw cek, sms dari argi yang isinya ajakan untuk segera pulang karena argi sudah menunggu di lapbal."



    "nji, gw pulang dulu yah. udah ditungguin soalnya."



    "mangga...." jawabnya santai sambil tersenyum manis.



    "oh iya, boleh minta no hp kamu ngga? siapa tau mau pesen komik atau pesen knalpot?"



    "hahaha...oke bos. nih, aku punya kartu nama, mangga..." ucapnya sembari menyodorkan sebuah kartu nama berwarna biru dongker.



    "buset...punya kartu nama segala. udah kaya om2 aja nji."



    "hehe...klo orang dagang, harus punya kartu nama sof."



    "sip deh. nanti gw sms klo mau pesen komik."



    "mangga. makasih banyak ya sof."



    "iya nji." jawab gw kemudian berjalan pergi meninggalkan panji sambil membaca kartu namanya dengan perasaan girang. =D


  • "lama banget ay. habis ngapain gitu?" tanya argi di dalam mobil.



    "maaf atuh, tadi habis beli komik."



    "hah? beli komik dimana? gramed?"



    "bukan, di temen aku. dia kan jualan komik bekas gi. lumayan buat koleksi."



    "wah...ada komik apa aja sof? gong ada ngga? di gramed waktu aku cari mah ngga ada yang nomer-nomer awalnya, padahal aku juga mau koleksi."



    "tadi mah ngga ada gi, tapi kita bisa pesen lho mau komik apa, nanti dia yang cariin."



    "wew, boleh tuh. berapaan harganya? "



    "klo satu mah 3000, tapi klo kaya aku langsung beli lima, cuma sepuluh ribu. murah banget kan gi?"



    "hah? murah pisan itu mah. aku mau dong ay pesen komik gong. yah yah yah."



    "oke deh, ntar aku sms-in. mau nomer berapa aja gi?"



    "hmm...dari nomer 1-10 dulu aja deh ay. tolong yah pang-sms-in."



    "iya gi. eh, mau langsung pulang ini teh?"



    "ke rumah aku dulu yah, mandi. terus aku mau jalan-jalan. malem minggu nih."



    "oh iya, ntar malem teh malem minggu. emang kamu mau jalan-jalan kemana gi?"



    "ngga tau ay, liat ntar aja deh. eh, kayanya aku nyium bau wangi apa gitu yah..." ucap argi sambil hidung nya mengendus-ngendus sesuatu.



    "hahaha...dasar ucing!!! tau aja klo aku bawa kueh. nih, aku beliin kueh buat kamu." ucap gw sambil menyerahkan kueh yang langsung dilahap ucing argimon.



    "ngeunah euy. ti kantin sabelah ini teh ay?"

    (enak euy. beli dari kantin sebelah ini teh ay?)



    "bukan. beli dari temen aku juga yang jualan komik gi. enak kan?"



    "ngeunah pisan ay. emang temen kamu buka toko ya disebelah?"



    "hahaha...nanti deh aku ceritain di jalan."



    "oke." jawab argi sambil menyalakan mesin mobil dan memacu mobil meninggalkan sekolah menuju rumahnya.
  • - WILUJENG SUMPING - *Selamat Datang*

    JUNI 200x




    'SELAMAT DATANG DI KOTA BANDUNG' sebuah tulisan berukuran besar terpampang dengan jelas di atas sebuah gapura berkeramik. Tulisan berwarna emas itu seolah-olah menyambut kedatangan dua orang bocah yang pergi dari kampung halamannya yang terletak di kaki gunung ciremai menuju sebuah kota yang belum pernah sekalipun dikunjungi oleh mereka sebelumnya.

    Dari dalam bus yang melaju pelan itu, dua bocah kecil itu berlomba-lomba melihat pemandangan yang terhampar di luar kaca. dengan mata yang berbinar-binar, kedua bocah ingusan itu terlihat bersemangat menunjuk setiap bangunan yang mereka lihat di luar sana. sebenarnya tidak ada bangunan yang megah atau bangunan pencakar langit yang mereka lihat, hanya deretan rumah atau toko yang berjajar di pinggir jalan tapi anehnya membuat mereka berdua merasa takjub.
    "ngana bae bae toh? muka ngana pucat jo." tanya seorang bocah kepada teman nya.

    (kamu baik-baik aja? muka kamu keliatan pucat.)



    "iya nih agak pusing. kayanya masuk angin." jawab bocah satunya yang terduduk lemas di samping jendela.



    "badan ngana itu kembau, sadiki sadiki sudah sakit. minum obat lah..." ucap anak yang berambut sedikit gondrong itu.

    (badan kamu itu agak lemah, sedikit-sedikit sudah sakit. minum obat lah...)



    "hei...usahlah ngana bicara manado. torang sudah sampai di bandung ini." balas anak berkepala pelontos yang duduk di samping jendela.

    (hei...kamu jangan ngomong bahasa manado lagi. kita sudah sampai di bandung nih.)



    "iyo dang..." ucap anak berambut gondrong itu sedikit mengalah.

    (iya deh....)



    "hey andreas, panji, siap-siap, sebentar lagi kita turun." sahut sebuah suara yang terdengar gagah dari kursi seberang.
    kedua anak itu berdiri, mengambil beberapa buah tas besar yang mereka simpan di bagian atas bus yang biasa digunakan untuk menyimpan barang-barang penumpang. masing-masing anak membawa dua buah tas besar yang berisi pakaian dan perlengkapan yang mereka siapkan dari rumah.

    bus patas berwarna biru tujuan cirebon-bandung itu bergerak perlahan melewati sebuah pasar tradisional yang ada di daerah ujungberung. bus bergerak perlahan, merayap melewati kemacetan di jalan yang hampir setengahnya tertutup oleh pedagang. dengan rona wajah yang berseri-seri mereka berdua melihat ke arah kaca yang ada di depan, dandengan perasaan yang tidak sabar, keduanya mulai berbicara satu sama lain mengapa bus tak kunjung sampai di terminal.

    setelah hampir setengah jam lamanya terjebak kemacetan, bus patas yang membawa mereka berdua akhirnya berhenti di terminal cicaheum, bandung. sambil berlarian, kedua bocah itu berlomba untuk terlebih dahulu menginjakkan kakinya di bandung.

    andreas yang keturunan manado-aceh itu ternyata jauh lebih cekatan dari panji yang masih keturunan jawa-sunda. sementara seorang lelaki muda berbadan tegap dan gagah, dengan kulit nya yang coklat menenteng dua buah tas besar kepunyaan dua anak itu terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya menyaksikan tingkah bodoh mereka berdua. lelaki muda itu kemudian menyuruh mereka untuk naik ke sebuah angkot berwarna hijau dengan garis merah di bawahnya yang bertuliskan kalapa-aceh.
    Mas rizky dengan sabar menjelaskan kepada kami berdua tentang nama gedung, nama jalan dan apapun yang kami tunjuk selama perjalanan di angkot. rasa penasaran kami berdua akan suatu hal memang tinggi, terlebih untuk sebuah kota yang belum pernah kami kenal sebelumnya, bandung.

    mas rizky adalah adik kandung dari ibuku yang kebetulan asli orang sukabumi. Mas rizky ditugaskan dan diamanatkan oleh masing-masing kedua orang tua kami di kuningan untuk menemani dan mengurusi segala keperluan yang kami butuhkan selama berada di bandung. pa'e (bapak) sebenarnya tadi mau ikut mengantar kami ke bandung, tapi kebetulan bu'e (ibu) sedang tidak enak badan.

    sementara kedua orang tua andreas, teman satu smp-ku di kuningan, kebetulan sedang sibuk membantu mengurusi hajatan besar dari salah satu kerabatnya. walhasil mas rizky seorang lah yang menjadi guide kami selama berada di bandung.

    kebetulan mas rizky sudah tinggal hampir lima tahun di bandung. ia adalah seorang tentara yang saat ini sedang dinas di pusdikpassus, sebuah sekolah awal untuk melatih pasukan para komando, khususnya yang akan bergabung ke Kopassus. Memang selama hampir lima tahun mas rizky tinggal di bandung, tetapi ia juga belum hafal betul seluk beluk kota bandung karena selama ini ia tinggal di daerah batujajar, cimahi.
    aku dan andreas, dua orang bocah tanggung yang baru saja lulus dari sebuah smp negeri favorit di kota kuningan. kebetulan kami berdua, dan sejumlah anak dari sekolah lain mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolah di beberapa buah sma favorit yang ada di pulau jawa.

    awalnya aku tidak berniat untuk mendaftar sekolah di bandung, aku lebih memilih untuk mendaftar di sebuah sma semi militer yang ada di kota magelang, sayang seribu sayang, sewaktu menjalani tes akhir, yaitu tes fisik, aku dinyatakan tidak lulus karena di betis kiriku masih terpasang pen, alat penyambung tulang sementara, buah dari kecelakaan motor yang pernah aku alami.

    pupus sudah harapanku untuk bisa mengikuti jejak mas rizky yang pernah sekolah disana sebelumnya. tetapi atas saran mas rizky juga, aku diminta untuk mendaftar di sebuah sma yang ada di bandung. kata mas rizky, sma itu juga bagus karena merupakan sekolah unggulan nomor satu di jawa barat.

    awalnya aku masih enggan karena aku belum pernah pergi ke bandung, tapi mas rizky terus mendesak dan membujuk aku dengan cerita-cerita jaman dahulu tentang sekolah itu. akhirnya aku mengangguk tanda setuju ketika mas rizky bercerita bahwa dulu, tokoh idolaku, Henkie, atau yang lebih dikenal dengan Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengenyam pendidikan sma-nya di sma itu, yang dulu masih bernama HBS (Horgere Burger School).
    sementara temanku yang satu lagi, Andreas Hasjmy Parengkuan, seorang anak yang ayahnya berasal kawanua, minahasa (manado). sementara ibunya asli orang langkat, aceh. ia memutuskan untuk hijrah ke bandung karena ada satu cita-cita yang dikejarnya, seorang gadis belia pujaan hatinya, Irene Mokoginta, yang juga keturunan menado tetapi lebih dahulu bersekolah di bandung.

    dulu, irene bersekolah di smp yang sama dengan kami di kuningan, tetapi sewaktu menginjak kelas tiga smp, irene pindah ke bandung karena mengikuti ayahnya yang ditugaskan di bandung. bedanya denganku, andreas tidak perduli dengan sekolah apa yang ia pilih yang penting irene ada disitu karena gadis itu adalah cinta pertamanya.

    sebenarnya, usia mereka terpaut satu tahun. irene lebih senior dibandingkan andreas, tapi perbedaan umur tak menyurutkan langkahnya mengejar irene. cinta memang gila, mampu menggerakkan hati siapapun bahkan untuk seorang bocah ingusan seperti andreas yang rela meninggalkan ayah ibunya di kuningan demi mendapatkan cintanya itu.
    13.30 pm




    angkot yang kami tumpangi berhenti di sebuah perempatan dekat sebuah stadion. mas rizky bilang kalau stadion yang ada di belakang kami itu namanya stadion siliwangi, yang biasa dipergunakan untuk pertandingan sepakbola.

    dari perempatan itu kami bertiga masih harus berjalan kaki lagi, katanya sih dekat jadi tidak usah naik angkot lagi sekaligus mengenalkan lingkungan baru kepada kami berdua. mas rizky memberitahu kalau jalan yang kami lewati namanya jalan belitung.

    yang aku suka dari jalan ini yaitu banyak tumbuh pohon-pohon besar di sisi jalannya sehingga membuat kami merasa teduh berjalan kaki di siang hari bolong. perasaanku ketika pertama kali menginjakkan kaki di terminal cicaheum sebenarnya tidak terlalu spesial, tetapi sewaktu pertama kali menginjakkan kaki di jalan belitung ini aku baru merasakan suasana bandung asli yang sering ibu ceritakan, yaitu teduh dan rindang. udaranya pun masih sejuk padahal jalan begitu ramai dilewati oleh kendaraan bermotor.

    selain banyak pohon tinggi nan rimbun, rumah-rumah yang ada di pinggir jalan ini juga membuatku tertarik, hampir semuanya berasitektur jadul, mas rizky berkata kalau rumah disini kebanyakan dihuni oleh mantan petinggi (pensiunan) tentara / militer. karena daerah ini memang dekat dengan markas kodam III siliwangi bandung.

    setelah berjalan agak jauh, tibalah kami di depan sebuah gedung berarsitektur art deco, benar-benar gedung tua. bangunannya tinggi bercat putih dengan jendela-jendela kayu super besar berwarna hijau. aku dan andreas dengan bodohnya berteriak dan berlarian di halaman depan gedung, yang di tengahnya terdapat nama sekolah, yaitu SMAN X & Y BANDUNG Jalan Belitung No. 8 Bandung.

    aku baru tahu kalau bangunan besar ini dibagi menjadi dua sekolah yang saling bersebelahan tanpa ada pembatas atau pemisah. yang membedakan keduanya adalah pintu masuk masing-masing sekolah, yang satu masuk dari jalan kalimantan, sedangkan yang satunya lagi masuk dari jalan bali.

    sementara sekolah yang mas rizky maksud, yang pintu masuknya dari jalan kalimantan. tapi waktu itu, kami masuk dari pintu depan karena untuk pendaftaran siswa baru harus dari pintu depan untuk kedua sekolah.
    keadaan di dalam ruangan waktu itu sangat ramai, banyak orang tua yang sedang menunggu di sebuah ruangan besar dengan beberapa meja yang berderet panjang. tiap deretan, terdapat beberapa petugas TU yang bertugas untuk menerima map dari calon siswa yang nantinya akan diurutkan dari nem tertinggi sampai nem terendah.

    setelah bertanya sebentar, mas rizky memintaku untuk menyerahkan map berisi ijazah, surat keterangan dari pemda setempat, dll. setelah menyerahkan map kepada petugas, kami menunggu cukup lama di ruang tunggu karena aku masuk melalui jalur beasiswa pemda, jadi banyak dokumen yang harus diperiksa.

    sewaktu aku mengamati keadaan di ruang itu, hampir tiapmenit ada orang tua yang bertanya kepada petugas TU berapa passing grade terakhir saat itu. biasanya, tiap kali ada map baru masuk, passing grade pun akan langsung berubah yang langsung diteriakkan oleh salah seorang petugas disana.

    sewaktu aku duduk, passing grade nya sudah menyentuh angka 47,00. aku agak khawatir juga karena waktu itu nem aku selisihnya tidak terlalu besar dengan passing grade, masih di kisaran 48. sementara peringkat sepuluh besar dihuni oleh siswa yang nem nya mencapai 49. agak terkejut juga karena waktu aku mendaftar di magelang, sempat masuk peringkat dua puluh besar, tapi disini malah masih belum jelas. melihat wajahku yang mulai panik, mas rizky berusaha menenangkan hatiku kalaupun tidak bisa masuk di sma ini, biasanya berpeluang untuk dipindahkan ke sma sebelah.
    setelah map punyaku selesai diurus dan dinyatakan sah, mas rizky menitip pesan kepada petugas disana untuk mengurus map aku sampai tuntas karena kita masih harus pergi ke sma lain, sma yang akan dituju andreas demi mengejar cintanya terhadap irene.

    kami pun keluar dari gedung sekolah itu dan berjalan kembali menuju perempatan di dekat stadion, kami menyetop sebuah angkot jurusan stasiun hall-sadang serang, menuju ke arah jalan ciliwung, tempat dimana sekolah irene berada.

    sesampainya kita di sekolah yang dimaksud, andreas sempat merasa ragu karena gedung sekolahnya masih kalah bagus dengan gedung sekolah tempatku barusan mendaftar. aku sih sebenarnya suka suasana disekolah ini, sama asrinya dengan sekolah tadi. masih banyak pohon-pohon tinggi besar dipinggir jalan. di sekitar sekolahnya pun ada beberapa pohon terlihat menghiasi lapangan basket nya.

    di sekolah ini, andreas boleh bernafas lega karena nem nya sudah dipastikan aman, kebetulan passing grade disini lebih rendah daripada sekolah yang tadi. bahkan andreas sudah mendapatkan selebaran kertas berisi jadwal mos dan perlengkapan yang harus dibawa karena petugas disana sudah menjamin andreas pasti masuk di seolah itu. tanpa berpikir pajang, andreas langsung mengangguk dan mulai mengurus proses administrasi dan biayanya. memang sih kita berdua mendapat beasiswa, tapi itu hanya untuk membayar uang gedung dan spp saja, sementara untuk membayar iuran lain yang tertera disitu, andreas harus merogoh koceknya sendiri.

    hanya dalam waktu setengah jam, proses administrasi pun selesai dan saat ini andreas sudah berstatus sebagai calon siswa sma tersebut dan itu artinya, ia akan bersekolah di sekolah yang sama dengan irene. sementara aku masih diliputi perasaan khawatir apakah diterima atau tidak disekolahan tadi. untuk mengalihkan perhatian, mas rizky mengajak kami sholat di masjid besar yang letaknya ada di sebelah sekolah itu kemudian dilanjutkan dengan makan nasi timbel yang letaknya juga tidak jauh dari masjid.

    "ndre, emang kamu inget alamatnya irene di bandung?" tanyaku kepada andreas sewaktu kami sedang melahap nasi timbel.



    "Dulu tau, sekarang so lupa. nanti mau inga-inga dulu, sapa tau dapa inga." jawab andreas masih dengan logat manado nya yang kental.

    (dulu tau, tapi sekarang sudah lupa. nanti mau diingat-ingat dulu, siapa itu bisa diingat.)



    "dasar cah gemblung kamu ndre. piye tho carane iso ketemu irene?" tanyaku lagi.

    (dasar anak edan kamu ndre. nanti gimana caranya bisa ketemu irene?)



    "e do do eee....klo jodoh tak kan lari kemana jo. makang dulu saja lah." jawab andreas sambil melahap ayam ketiga yang dia pesan.

    (e do do eee....kalau jodoh tidak akan lari kemana-mana nji. sekarang makan dulu aja lah.)



    "Ndre, cepetan makannya ya soalnya kita masih harus pergi lagi ke sekolahnya panji, masih harus memantau keadaan disana." sahut suara mas rizky memecah pembicaranku dengan andreas



    "oke mas. torang pigi naik oto jo?" tanya andreas

    (oke mas. kita pergi naik mobil <angkot> kan?)
    mas rizky menatap heran ke arahku, menanyakan arti dari kata-kata yang andreas sampaikan. lalu aku menjelaskan kalau andreas menanyakan nanti kita pergi ke sekolah itu naik mobil (angkot), bukan dengan berjalan kaki.

    setelah paham, mas rizky kemudian mengangguk kepada andreas. sebenarnya aku juga tidak bisa bahasa manado, tapi setelah 3 tahun berteman dengan andreas membuatku sedikit paham maksud dari perkataannya walaupun tidak mengerti betul arti dari tiap kata yang diucapkannya.

    seingatku dulu kami berdua tidak begitu akrab sewaktu duduk di bangku kelas satu padahal kami sekelas, tapi lambat laun karena kita memiliki kesamaan : sama-sama tidak mengerti bahasa sunda dan sama-sama orang perantauan, kami pun mulai akrab.

    parahnya, dia masih tetap berbicara bahasa manado yang jauh lebih tidak aku pahami dibandingkan bahasa sunda. tapi lucunya, lama-lama aku bisa menangkap sendiri maksud dari omongannya itu. dan yang membuat aku suka berteman dengannya karena cara dia berbicara dengan logat manado nya yang kental terdengar sangat lucu, terkadang dia hanya berkata selamat pagi dalam bahasa manado tapi sudah bisa membuat aku tertawa terpingkal-pingkal karena logatnya yang khas itu.
  • 15.30
    kami kembali berjalan ke arah sekolah yang terletak di jalan belitung itu, walaupun waktu sudah mulai bergeser menjadi sore tetapi tetap saja ruangan itu penuh sesak oleh orang tua yang sedang mendaftarkan anaknya sekolah.

    memang biasanya saat-saat seperti inilah yang membuat orang tua kelimpungan kesana-kemari mendaftarkan anaknya, berharap anaknya bisa bersekolah di tempat yang terbaik bagaimanapun caranya. ada orang tua yang memaksa-maksa petugas TU, meminta belas kasihan, mengusahakan jalur khusus atau jalur samping, pokoknya cara apapun ditempuh agar anaknya bisa bersekolah di sekolah paling favorit di bandung itu.

    sebuah bukti bahwa yang namanya orang tua pasti akan selalu melakukan yang terbaik untuk anaknya walau terkadang mereka sampai rela membuang harga dirinya di depan orang lain, sebuah bentuk pengorbanan yang tidak akan pernah bisa dibalas oleh seorang anak kepada orang tuanya.
    pendaftaran hari itu dibuka sampai pukul empat sore saja dan besok adalah hari pengumuman passing grade sekolah ini jadi kalau tidak melakukan keputusan yang tepat di hari ini, bisa-bisa anaknya terlempar ke sekolah lain.

    orang tua harus jeli apakah akan tetap mendaftarkan map anaknya atau mengambil map tersebut lalu beralih ke sekolah yang lain. tiba-tiba datang seseorang, yang belakangan aku ketahui sebagai kepala sekolah, memecah kesunyian di ruangan itu.

    bapak itu mengumumkan peringkat siswa dari nomor satu sampai seratus dari tiga ratus orang yang akan diterima di sekolahnya. kepala sekolah itu berucap kalau peringkat satu sampai seratus sudah bisa dipastikan aman dan masuk ke sekolahnya karena perubahan passing grade tidak akan terlampau besar. dan bagi orang tua yang anaknya ada di dalam peringkat seratus ke bawah diharapkan untuk tetap datang memantau keesokan harinya.

    pengumuman yang singkat itu langsung membuat suasana di ruangan menjadi sangat gaduh, tapi dengan cepat bapak itu bergegas masuk ke dalam ruangannya berusaha menghindari serbuan orang tua yang akan memohon belas kasihan.
    tubuh kecilku ikut berdesak-desakkan dalm himpitan tubuh besar lain yang tinggi menjulang, terbawa ke arah kanan dan kiri, seperti berada di atas sampan yang terombang-ambing oleh ombak di laut, aku berusaha menyelinap diantara kerumunan orang dewasa yang semuanya berebut ingin melihat daftar peringkat 100 nem teratas.

    dengan seksama aku menelusuri nama yang tertera di sana. aku mulai mencari dari daftar 10 besar sampai dua puluh besar, ternyata tidak ada karena nem yang menghuni peringkat dua puluh besar semuanya diawali dengan angka 49.

    aku mulai mencari nem yang awalnya diawali angka 48, cukup banyak memang karena dari peringkat 100 besar itu hanya diisi nem dengan angka 49 dan 48 saja, hanya terpaut selisih koma yang begitu kecil.

    setelah lama mencari, akhirnya aku menemukan nama 'Panji Kresna Putra' hinggap di posisi 43. waw, aku sempat terkejut karena disini aku terlempar ke posisi 50 besar. tadinya aku berfikir paling jauh terlempar sampai posisi 20 besar saja, ternyata kesombongan anak kampung ini tidak berlaku di bandung, masih ada 42 orang anak lainnya yang jauh melebihi aku. bolehlah di kampungku sana aku termasuk anak yang paling pintar, tapi disini? tunggu dulu.
    segera aku mengabarkan kepada mas rizky kalau namaku ada di dalam daftar itu. dan aku melihat mas rizky dan andreas sedikit bernafas lega, setidaknya posisiku aman walaupun belum seaman andreas yang sudah resmi terdaftar.

    aku memberikan selembar kertas berisi jadwal pendaftaran ulang bagi siswa yang akan dimulai lusa, lengkap dengan rincian biaya yang harus dibayarkan. setelah berbicara sebentar sambil mengucapkan uang terima kasih dan memberikan amplop kepada petugas TU, mas rizky langsung mengajak aku dan andreas keluar dari gedung sekolah itu, berjalan melewati lorong sekolah dan ruangan kelas yang mungkin akan kutempati.

    aku lihat ada sedikit raut penyesalan terpancar dari muka andreas sewaktu melihat-lihat ke dalam bangunan sekolah ini yang lebih bagus dari sekolah tempat ia mendaftar barusan.
    mas rizky kemudian mengajak kami berjalan menyusuri jalan kalimantan, katanya akan mengantarkan kami mencari kos-kosan. disepanjang jalan kalimantan yang teduh itu, berjajar rumah-rumah antik dengan halaman yang luas dan terpelihara.
    setelah sampai diujung jalan kalimantan, mas rizky mengajak kami untuk menyebrang, dan kali ini berjalan di bahu jalan yang diberi nama jalan jawa. disini ada seorang kenalan, atau lebih tepatnya kenalan dari atasan mas rizky yang seorang pensiunan tentara membuka kos-kosan di jalan ini.

    setelah berjalan beberapa puluh meter, mas rizky mengajak kami untuk masuk ke sebuah rumah yang halaman depannya cukup luas. dari luar, rumah bercat putih pucat itu terlihat sangat antik tapi terawat.

    banyak tanaman hias berjajar rapih di halaman depan. berbagai macam pot kembang tertata apik di depan teras rumah yang cukup lega. benar-benar tipe rumah jaman belanda. dindingnya tinggi dengan saluran angin berbentuk bulat di atasnya, sementara kaca mozaik berwarna-warni menghiasi bagian depan dinding rumah itu.
    aku dan andreas duduk di kursi rotan yang berlaskan bantal bermotif bunga lili, menunggu sang empunya rumah membukakan pintu. sudah dua kali mas rizky mengetuk pintu rumah dan mengucap salam tapi pintu masih belum dibuka juga.

    aku mulai memeperhatikan keadaan di sekeliling, hmm..tegel berwarna merah pualam yang aku injak ini masih terlihat bagus, meja dan kursi rotan nya pun masih terawat, lengkap dengan asbak berbentuk kura-kura dengan tempurungnya yang terbuka.

    tiba-tiba bunyi pintu yang dibuka mengagetkan aku dan andreas, nampak seorang wanita yang sudah sepuh (berumur) tapi parasnya masih tetap terlihat ayu, dengan kulit putih bersih nya itu menyambut kami dengan senyuman manis yang khas.

    aku langsung yakin kalau ibu itu adalah orang sunda. dengan mengenakan kebaya bermotif bunga dipadu kain simping (songket) yang membelit bagian bawah tubuhnya, wanita yang sudah telihat sepuh itu menyuruh kami bertiga untuk masuk ke dalam. dengan sopan aku dan andreas mencium tangan wanita itu.

    ah, melihatnya aku jadi teringat eyang putriku (nenek) yang ada di jogja yang selalu menyambut hangat tiap kali ada tamu yang datang berkunjung
    Dengan sopan, beliau menanyakan nama kami satu persatu yang dijawab oleh mas rizky sebagai perwakilan dari kami. mas rizky menjelaskan maksud kedatangan kami secara terperinci dan menjelaskan darimana ia mendapatkan informasi tentang rumah ini yang katanya menerima kos-kosan untuk laki-laki.

    setelah paham dan sadar bahwa mas rizky juga seorang tentara seperti suaminya, dengan penuh keanggunan dan kelembutan beliau kemudian menjawab kalau disini masih ada 3 buah kamar yang kosong. tetapi sebelum berbicara lebih lanjut, beliau terlebih dahulu menawarkan kami minum, setelah dijawab oleh mas rizky, beliau pamit sebentar untuk membuatkan minum di belakang dan menyuruh kami untuk menunggu.

    jujur, melihat sosok beliau, aku jadi teringat oleh sosok ibuku yang sama-sama berdarah sunda. senyum yang khas, nada bicara yang lemah lembut dan sopan. sebuah keramahan yang dipadu dengan kecantikan khas wanita pasundan benar-benar membuat laki-laki manapun langsung jatuh hati.
    aku mengarahkan pandanganku ke seluruh penjuru, menikmati tiap detail bangunan tua yang masih terwat dengan baik ini. tegel bercorak yang khas, langit-langit yang tinggi, meja dan kursi antik berbahan katu jati, lengkap dengan taplak meja dengan gambar sulaman bunga rose merah. lampu gantung antik serta belasan bahkan puluhan pigura yang tergantung di dinding benar-benar membuat suasana antik ruang tamu ini lebih terasa.

    rumah jaman dahulu menag terkenal lega dan tanpa sekat antar ruangnya.
    ruang tengah yang memanjang panjang, menyatu langsung dengan ruang makan membuat rumah ini terkesan lapang
    mas rizky tiba-tiba langsung berdiri dan memberi hormat sewaktu ada seorang kakek-kakek dengan tubuh yang tak kalah tegap berjalan ke arah kami. dengan sikap sempurna, mas rizky masih tetap berdiri sebelum kakek itu duduk di kursi, setelah kakek itu duduk, barulah mas rizky berani duduk di kursi.

    ternyata, kakek itu adalah pemilik rumah ini seorang pensiunan tentara berbintang dua yang masih nampak sehat dan gagah di usia yang sudah bisa dibilang senja.

    dari banyak foto yang dipajang di ruang tamu, aku tahu kalau kakek yang sedang duduk dihadapanku saat ini dulunya merupakan prajurit TNI Angkatan Darat karena di foto tersebut terlihat baret yang beliau kenakan berwarna hijau dengan lambang Cakra Sapta Agni, lambang khas dari Kostrad (komando cadangan strategis angkatan darat).

    dengan suara yang tegas dan berwibawa, beliau menanyakan kepada mas rizky siapa saja yang akan indekost di rumahnya, dengan penuh rasa santun dan hormat, mas rizky memperkenalkan kami berdua, lengkap dengan nama dan sekolah masing-masing yang akan kami tuju.

    mas rizky juga sempat bercerita kalau aku dulu sempat mendaftar di sebuah sekolah yang ada di magelang tapi karena masalah kesehatan, aku tidak jadi diterima disana. beliau dengan antusias menanyakan alasan mengapa aku mau masuk ke sekolah semi militer itu. dengan tangkas aku menjawab ingin menjadi tentara seperti mas rizky atau menjadi tentara sehebat beliau.

    mendengar jawaban khas anak kecil yang keluar dari mulutku, beliau hanya tertawa dan akhirnya tanpa bertanya macam-macam lagi, beliau langsung menyuruh kami menaruh barang-barang di kamar kosan yang letaknya ada di belakang, terpisah dari rumah induk.
    kami berdua kemudian diantar oleh seorang pembantu laki-laki yang mungkin berumur sekitar 30 tahunan. Di belakang rumah, ternyata masih ada halaman yang cukup luas yang memisahkan antara rumah induk dengan kos-kosan. ada sekitar 10 kamar yang berjajar mengelilingi halaman yang ditumbuhi pleh rumput jepang tersebut.

    kamar kos-kosan pun tak kalah antiknya dengan bangunan rumah induk, sama-sama bangunan tempo doeloe. bahkan lantai nya pun masih memakai tegel berwarna abu-abu gelap. tapi justru itu yang membuat kamar terasa lebih adem.

    pembantu yang bernama mang cecep ini menunjukkan tiga buah kamar kosong yang letaknya cukup berjauhan. aku memilih sebuah kamar yang letaknya paling dekat dengan dapur rumah induk, hanya dibatasi sepetak tanah kosong yang dipakai untuk lahan parkir.

    sementara andreas memilih sebuah kamar yang letaknya di tengah. dekat dengan kamar mandi. kebetulan disini kamar mandinya diluar, dan ada tiga buah kamar mandi tersedia, dua kamar mandi berukuran besar dan satu kamar mandi berukuran sedang.

    sewaktu aku masuk ke dalam kamar, terlihat ruangan yang cukup
    rapih. cat temboknya berwarna hijau agak gelap, ada satu buah ranjang kayu pendek unkuran single bed lengkap dengan spreinya. satu buah lemari kayu antik dan sebuah meja belajar yang terbuat dari kayu jati lengkap dengan kursi berwarna merah.

    kamarnya terasa adem, mungkin karena ini bangunan lama dan langit-langitnya cukup tinggi. mang cecep kemudian menjelaskan beberapa peraturan standar kosan, kemudian memberitahu dimana menaruh pakaian kotor,dsb. aku mendengarkan dengan seksama sambil melihat keadaan sekeliling kamar. lumayan asik tempatnya, ucapku dalam hat

    19.00 pm





    "nji, bagimana deng kamar ngana? betah so?" tanya andreas sambil menghampiriku yang sedang memebereskan baju di lemari.

    (nji, gimana dengan kamar kamu? udah betah?)



    "hmm...lumayan ndre. kamu sendiri gimana?" jawabku.



    "bulum lah...mar ngana sasadiki senang deng ngana punya kamar."

    (belum lah...tapi aku sedikit senang dengan kamarku)



    "kiapa?" tanya aku sambil duduk di atas kasur.

    (kenapa?)



    "dingin." jawab andreas singkat.



    "ahh...lamu ngana."

    (cape dehh...)



    "haha...eh nji, kita so lapar..."

    (haha...eh nji, aku laper nih...)



    "oh iya ndre...tadi ibu kos sama bapak kos ngajak kita makan malem bareng di rumah induk, bareng sama mas rizky juga."



    "e dodo eee..dorang baik sakali...ayo mari jo makang!" ajak andreas dengan penuh semangat.

    (e dodo eee..mereka baik sekali...ayo kita makan nji!)
    kemudian aku dan andreas pergi ke ruang makan yang ada di rumah induk. disana sudah menunggu bapak dan ibu kosan, mas rizky, kedua orang anaknya dan 3 orang cucu nya. awalnya aku merasa agak canggung duduk bersama keluarga mereka, tapi bapak kosan ternyata orangnya ramah dan pandai melucu, jadi suasana kaku pun hilang seketika.

    aku dan andreas ditanya macam-macam oleh ibu kosan, asalnya dari mana,
    dan lain sebagainya. dan pada akhirnya mereka meminta supaya kami tidak merasa sungkan kepada mereka berdua apabila butuh sesuatu dan menganggap mereka sebagai pengganti orang tua di kampung. Buatku, basa-basi seperti itu sangat berarti, setidaknya bisa membuat hati anak-anak ingusan yang baru pertama kali pergi jauh dari orang tua ini merasa tenang.
    "nji, kita tidor lebih dulu neh..." ucap andreas sewaktu kami berdua berdiri di depan pintu kamarku.

    (nji, aku tidur duluan ya...)



    "dasar kebo, baru jam segini udah ngantuk." jawabku sambil membuka pintu kamar.



    "haha..ngana so lala...." jawabnya sambil mencubit pinggangku.

    (haha..aku udah cape tau...)



    "aw...sakit tau. ya udah sana tidur, nanti mau dibangunin jam berapa?"



    "jam lima aja deh nji. makasih ya."



    "iya." jawabku singkat sambil menutup pintu kamar lalu menguncinya.

    aku merebahkan diri di atas kasur yang terasa begitu empuk, mungkin karena hari ini terasa melelahkan buatku. sambil menatap langit-langit kamar, aku melamun membayangkan wajah pa'e dan bu'e di kuningan.
    juga membayangkan wajah kedua adikku yang biasanya kita suka bercanda sehabis makan.

    membantu adik perempuanku mengerjakan pr, dan meladeni adikku yang laki-laki bertanding gulat. belum juga genap satu hari, tapi rasa kangen sudah menyelimuti hati ini. seingatku, kemarin malam sewaktu melamun di kamar, aku malah ingin esok hari cepat datang supaya bisa segera pergi ke bandung, eh tapi hari ini malah ingin segera pulang ke kuningan.

    memang, ini bukan kali pertama jauh dari orang tua. aku pernah menginap di rumah nenek atau di rumah teman selama beberapa hari, atau pergi berkemah atau hiking bersama kawan selama beberapa hari. tapi tetap saja rasanya lain, sekarang aku seperti merasa kehilangan sesuatu, kehilangan kebersamaan dengan anggota keluarga di rumah. bu'e, pa'e doakan anakmu disini. semoga mampu memberikan yang terbaik buat kalian berdua.

    *rrrrt.....rrrrt.....rrrrt*



    tiba-tiba hape yang aku simpan di atas meja bergetar. sewaktu aku melihatnya, ternyata telfon dari rumah di kuningan, dengan penuh rasa senang aku langsung mengangkatnya.



    "halo asalamualaikum.." jawab aku dengan suara bahagia.



    "waalaikumsalam kasep. ini bu'e." sahut suara di ujung sana.



    "bu'eeee...aku kangen bu'e sama pa'e. gimana disana bu'e?"



    "alhamdulillah baik. iyah, bu'e sama pa'e juga kangen sama kamu. sudah dapat kosan nya?"



    "udah bu'e, tempatnya lumayan lah. bapak sama ibu kosan nya baik banget, tadi aja panji sama andre diajakin makan malem bareng."



    "syukur alhamdulillah, bu'e daritadi kepikiran kamu terus. urusan daftar ulang sudah beres belum kasep?"



    "belum bu'e, besok baru pengumuman pastinya. tapi insyaallah aku dijamin masuk. aku disini cuma masuk 50 besar lho bu'e"



    "aduh...syukurlah, hati bu'e jadi reugreug kalau kamu sudah dijamin masuk. nah, berarti disana banyak yang jauh lebih pinter dari kamu. inget pesan bu'e kan?"

    (reugreug = tenang)



    "iyah, harus rajin belajar."



    "jangan lupa sholat dan...?"



    "tadarus bu'e. eh iya, gedung sekolahnya bagus lho bu'e. jauh lebih bagus dari sma yang ada di kuningan sana."



    "ya iya atuh, itu mah memang sekolahan bagus. ya sudah, bu'e mau istirahat dulu, badan bu'e masih pegal-pegal."



    "bu'e masih sakit? istirahat yah, jangan lupa makan sama minum vitamin. nanti bu'e sama pa'e jenguk panji ke bandung kan?"



    "insyallah. inget yah kasep, jangan lupa belajar, sholat jangan ketinggalan, tadarus nya jangan sampai terlewat. makan dijaga, jangan kebanyakan tidur, ngga baik."



    "iya bu'e. salam buat pa'e, bagas sama nini."



    "iya nanti bu'e sampaikan. nanti besok pagi bu'e telfon lagi. assalamualaikum."



    "waalaikum salam." balasku sambil menutup pembicaraan di telfon.



    aku kembali menaruh hp di atas meja belajar dengan perasaan yang sangat senang. belum pernah aku merasa sesenang ini sewaktu di telfon bu'e. saat sedang tidur-tiduran di kasur, aku kembali teringat oleh bayang-bayang bu'e dan yang lainnya.

    entah sudah berapa lama aku melamun sampai akhirnya aku tidak sadarkan diri dan mulai hanyut terbawa ke alam mimpi.
  • edited October 2011
    #CHAPTER 3






    - Votre Oeur Est à Moi...J’y Règne, C’est Assez -





    Jumat, 30 Oktober 2009





    22.15 pm



    "A...udah beres belum nge-post ceritanya?" tanya argi sambil membaca buku.



    "Yap...udah nih. pegel oge euy, mana koneksi teh teu pararuguh kieu." jawab saya sambil memutar-mutar badan karena kelelahan.

    (yap...udah nih. pegel juga euy, mana koneksi teh ngga jelas gini.)



    "puguh ti isuk eta mah, masih lila keneh wae koneksi teh. modem na eror deui kitu a?"

    (udah jelas dari tadi pagi itu mah, masih lelet aja koneksi teh. modem nya eror lagi gitu a?)



    "teuing ah, nu penting mah nggeus beres. kamu geser atuh beib, meni hayang ngahunjar ieu teh..." ucap saya sambil merebahkan badan di samping argi.

    (ga tau ah, yang penting mah udah beres. kamu geser dong beib, mau selonjoran nih...)



    "a, isukan konsultasi deui wae nya ka Pa Faisal? can puguh ieu teh." tanya argi sembari iseng mencolek pinggang saya.

    (a, besok konsultasi lagi aja ya sama pa faisal? belum jelas nih.)



    "naon nu can puguh teh?"

    (apanya yang belum jelas teh?)



    "pembimbingna teh can puguh aa...da minggu kamari mah kakara nyerahkeun hasil penelitian tea."

    (pembimbing belum jelas aa...kan minggu kemarin mah baru nyerahin hasil penelitian tea.)



    "naha bisa kitu beib?"

    (kenapa bisa gitu beib?)




    "pembimbing aku teh kebetulan ditunjuk juga jadi promotornya disertasi siapa gitu a, jadi aku teh mau minta ganti, biar bimbingannya tesisnya bisa bener."



    "susah atuh minta ganti mah, da udah ditunjuk."



    "eta pisan a. rieut nya? hehehe."

    (bener banget a. pusing ya? hehehe.)



    "kalem atuh kasep, isukan dianter da ku aa."

    (tenang atuh kasep, besok dianter deh sama aa.)



    "puguh eta mah a. hahaha."

    (jelas itu mah a. hahaha)

    That Heat (X4)
    So take off ya clothes
    relax yah soul
    unwind yah spine....*


    tiba-tiba sebuah lagu 'the heat' dari sergio mendes mengalun lembut dibarengi dengan sebuah getaran yang cukup kencang dari hp saya, pertanda ada panggilan masuk. dengan perasaan malas, saya mengangkat telfon itu, ternyata dari teh tirza, teman dekat saya.

    hallo sis..." ucap saya dengan lembut kepada seseorang di ujung sana.




    "hai panjiiii...i'm so sory for making a call lately at this time. am i bothering you my dear?" tanya teh tirza dengan suara yang lembut dan penuh sopan santun.



    "take it easy sis. lagi santai koq. as you know, friday night...hehehe"



    "syukur deh klo gitu, aku sebenernya gambling lho mau telfon kamu ji..."



    "i won't ignore you sist...even while i was driving. so, tumben nih telfon jam segini. ada yang bisa aku bantu sis?"



    "aduh, kamu itu emang paling pengertian deh sama aku. itu yang bikin aku sayang sama kamu. aku langsung to the point aja yah ji?" tanya teh tirza dengan sopan.



    "as long as i can help you my lovely sistah..." jawab saya tak kalah lembut dan sopan.



    "aku punya planning untuk bikin party ji. and i really-really need your help...please?"



    "apa sih yang ngga buat si cantik yang satu ini...rencananya beberapa minggu lagi nih?"



    "jangan kaget yah ji, planning aku hari rabu. kamu bisa?"



    "rabu kapan yah sis?"



    "i'm so sory panji, my dear. rabu, 4 november."



    "are you serious?? wait a minute....there just only 5 days left. mmm...i don't think so"



    "maaf yah panji, semuanya serba mendadak my dear. aku benar-benar cuma bisa percaya sama kamu lho..." bujuk teh tirza.



    "hmm...evening party rite? how many people should i handle?"



    "yes my dear. less than a hundred, cuma kamu yang aku percaya ji. no one else." bujunya lembut.



    "moctail or coctail?"



    "aku pikir moctail is the most suitable deh ji. menurut kamu?"



    "aku ngga ada masalah dengan itu sis, it's all up to you. gosh, i'm hardly thinking up about the whole things right now sist...hehehe"



    "i'm very sory my dear...would you mind for helping me this time?"



    "oke. aku fikir masih bisa aku handle sis. when did i can get the detail?"



    "of course tomorrow my dear. bisa?"



    "jam berapa sis? aku ada rencana mau ke kampus argi."



    "oh, it's okay. kira-kira kamu selesai urusan dari sana jam berapa?"



    "hold a second sis..." ucap saya lalu bertanya kepada argi perihal masalah waktu kosong besok sambil tangan saya menutup speaker hp supaya pembicaraan kami tidak terdengar.



    *beberapa menit kemudian*



    "hai sis, maaf yah sedikit lama..."



    "nevermind ji...how is it?"



    "i think, lunch time is the perfect time for both of us, right? hehehe."



    "as smart as always. tempat biasa yah my dear. i really need your help."



    "and i really want to help you. hehe. see you there tomorow my lovely sist..."



    "itu yang aku suka dari kamu. a goddess kiss buat kamu my dear, buat argi juga yah. good nite..."



    "it's very nice of you. good nite..." ucap saya dengan sopan, kemudian memutuskan sambungan telfon sambil sedikit menghela nafas.
    "siapa a?" tanya argi sambil memijat-mijat bahu saya.




    "teh tirza beib. biasa, mau bikin party. tolong agak keras sedikit atuh mijitnya kasep. hehe."



    "hmm...hari rabu besok? beneran bisa a?"



    "mudah-mudahan. aku masih bingung lho sekarang. apa hari rabu aku cuti aja yah?"



    "ya terserah aa, cuma satu hari ini kan? ngga enak yah sama teh tirza?"



    "iyah beib, termasuk klien penting juga tuh. klo aku cancel, reputasi aku bisa rusak nih. hehe."



    "detailnya besok kan a?"



    "yap. aku hubungin siapa lagi yah enaknya? 4 orang cukup ngga beib?"



    "tim inti aja a, ngga lebih dari seratus orang ini kan?"



    "okay. dan seperti biasa, nanti aku butuh banget assist dari kamu."



    "siap a. hehehe. hayu atuh sekarang kita susun menunya."



    "kamu ngga belajar dulu?"



    "udah bosen a. hehe. sekarang kita bikin daftar menu. moctail apa coctail?"



    "moctail beib, punten yah kasep, kamu tolong bikin list beverage nya, yang healthy."



    "siap a." jawab argi sambil beranjak mengambil kertas kosong dan sebuah buku berisi daftar menu.
    hmm...barusan saya mendapat telfon dari seorang sahabat yang biasa saya panggil teh tirza, kebetulan teh tirza meminta saya untuk menolongnya karena rencana nya hari rabu besok, 4 november, mau menggelar moctail party. moctail party tidak jauh berbeda dengan coctail party, hanya saja moctail party terasa lebih 'ringan' karena tidak ada alkohol yang include disana. klo coctail party, pasti selalu ada alkohol yang menyertainya. kenapa saya yang dimintai tolong?

    hehe...kebetulan, selain berprofesi sebagai seorang akuntan, saya punya sampingan atau lebih tepat saya menyebutnya hobi yang menghasilkan uang, yaitu memasak. sebuah hobi yang saya wariskan dari bu'e semenjak masih sd dan terus saya asah setiap waktu. bermula dari belajar membuat kueh, kemudian mencoba resep-resep makanan dan segala hal yang berhubungan dengan hal masak-memasak membuat saya akhirnya menekuni bidang culinary. belum seberapa jauh memang, cuma sekedar hobi yang saya jalani dengan sedikit serius. hehe.
    memasak makanan tentunya.hehe. yah, simpelnya usaha saya bisa disebut katering kecil-kecilan (kecil sekali bahkan). usaha ini berawal sewaktu saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti training course ACCA (Association of Chartered Certified Accountants) di negara tetangga, guna memperoleh CA (Chartered Accountant), semacam sertifikasi profesi akuntansi setingkat akuntan yang telah lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP).

    selama beberapa bulan tinggal di sana, dengan kondisi keuangan yang terbatas, saya akhirnya memikirkan cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan. saya pernah menjadi tour guide bagi turis indonesia yang sedang berkunjung ke sana. pernah juga menjadi 'artis dadakan' sewaktu KBRI menggelar acara seni budaya indonesia karena kebetulan saya bisa sedikit menarikan tarian daerah.

    waktu itu saya tinggal di sebuah kompleks flat yang dihuni oleh sejumlah mahasiswa indonesia yang sedang kuliah disana. beberapa orang indonesia yang tinggal di flat yang sama dengan saya ternyata mempunyai problem yang sama yaitu soal makanan. selain masalah harga, problem lainnya yaitu agak sulit mencari restoran yang halal tapi enak. biasanya klo tidak restoran chinese, restoran india, restoran timur tengah, incaran kita pasti restoran melayu. tapi tetap saja terasa kurang pas di lidah.

    dari situlah akhirnya saya mempunyai ide untuk menjadi tukang masak dari sekitar 25 orang mahasiswa asal indonesia yang tinggal di sana. setiap harinya, saya memasak dua kali sehari, sarapan dan makan malam. bahan masakan saya peroleh dari 'pasar' lokal di daerah little india yang sebagian besar sayuran dan buah yang dijual disana diimpor dari riau dan beberapa daerah di sumatera tetapi dengan harga jual yang lebih mahal dari daerah asalnya.
    setiap hari, masing-masing orang biasanya membayar SGD 8 kepada saya untuk bisa mendapatkan menu masakan komplit berupa nasi, sayur dan dua macam lauk. bandingkan ketika mereka harus makan di foodcourt suntec city, atau mencari restoran chinese dengan harga SGD 4-5 per porsi, yang hanya terdiri dari dua jenis makanan saja yaitu nasi dan lauknya.

    dari uang hasil patungan mereka itu, saya akhirnya bisa menabung dan membiayai keperluan saya sehari-hari selama masa course disana. sampai pada suatu hari, ada seorang mahasiswa asal indonesia yang merayakan kelulusan kuliahnya dengan menyelenggarakan syukuran di KBRI. karena dia tahu saya pernah memasak untuk beberapa orang temannya, akhirnya saya dipercaya untuk menghandle semua menu dalam acara tersebut. alhamdulillah, ternyata masakan saya mendapat respon positif dari tamu undangan yang hadir disana.

    kebetulan, ayah dari mahasiswa yang merayakan syukuran tersebut ternyata seorang pejabat penting di salah satu bumn, dan dari beberapa orang kolega ayah nya yang hadir disitu, beberapa diantaranya adalah pengusaha lokal yang perusahaanya ternyata menggandeng firma tempat saya bekerja sebagai partnernya. dari sanalah segala sesuatunya bermula, dari perkenalan singkat dan obrolan ringan mereka mengetahui kalau saya menekuni sebuah hobi yang mempunyai nilai jual.
    suatu hari, setelah saya menyelesaikan course disana dan kembali pulang ke indonesia, tiba-tiba saya bertemu dengan salah seorang pengusaha yang waktu itu hadir dalam acara syukuran di KBRI. beliau tiba-tiba menawari saya sebuah job untuk menghandle acara coctail party perusahaannya. beliau fikir acara di KBRI waktu itu saya yang mengorganize nya, padahal saya hanya menghandle bagian konsumsinya saja.

    setelah saya pikir-pikir, saya merasa kesempatan yang ditawarkan beliau adalah kesempatan emas, saya akhirnya menerima job untuk mengorganize acara tersebut. alhamdulillah semuanya berjalan lancar dan terkendali padahal waktu itu saya belum pernah mempunyai pengalaman (di jakarta) untuk menerima job semacam itu, bukan karena tidak mampu, tetapi lebih karena kesibukan jadwal saya dalam bekerja yang sangat menyita waktu.

    entah bagaimana caranya, tetapi kemudian Allah membuka pintu 'samping' rezeki saya dari usaha seperti itu. Di kemudian hari, atas rekomendasi dari pengusaha itu saya mulai sering mendapatkan job untuk menghandle acara-acara sejenis. memang tidak semuanya bisa saya terima karena saya masih harus menyesuaikan dengan jadwal kantor yang super padat itu.

    alhamdulillah, setelah selama hampir dua tahun saya jungkir balik menekuni hobi yang menghasilkan ini, sekarang saya sudah mempunyai beberapa klien tetap yang selalu meminta bantuan saya untuk sekedar meng-arrange party mereka atau benar-benar menghandle semuanya. memang usaha ini tidak 100% saya jalani dengan serius, karena saya harus pandai membagi waktu seefisien mungkin agar pekerjaan utama saya sebagai akuntan tidak terganggu.

    lucunya, income perbulan yang saya peroleh dari usaha sampingan ini ternyata jauh lebih besar dibandingkan dengan income perbulan yang selama ini saya terima sebagai seorang akuntan. alhamdulillah dari usaha sampingan ini saya bisa ikut membantu biaya sekolah kedua adik saya dan juga bisa sedikit membahagiakan bu'e. keuntungan lainnya? income bulanan dari kantor saya selalu sukses mengendap di rekening tabungan tanpa pernah saya sentuh sedikitpun.
  • 23.30 pm




    "a, ini list bagian aku udah beres. tinggal dicocokin aja sama punya aa."



    "okay, makasih beib. nanti aku periksa. sekarang kamu tolong contact Ivy sama Nanda. kita berempat ketemu besok, after lunch."



    "siap a."
    argi kemudian mulai menghubungi dua orang sahabat terdekat kami yang sering membantu saya ketika mendapat job seperti ini. awalnya, saya melakukan semuanya hanya berdua dengan argi. lambat laun, kedua sahabat saya mulai ikut andil dalam setiap acara yang saya organize. tim inti pun akhirnya terbentuk, beranggotakan empat orang, yaitu saya, argi, nanda dan ivy.

    masing-masing dari kami berempat sudah mempunyai mempunyai jobdesk masing-masing, saya sebagai master planner nya sudah pasti membuat konsep acara maupun konsep menunya sekaligus membuat rincian awal biaya, sementara argi yang pernah menjadi barista saya percayakan untuk menghandle bagian beverages atau minuman. ivy, seorang interior designer, saya percayakan untuk menghandle urusan yang menjadi keahliannya, yaitu mendesain konsep dan segala sesuatunya supaya terlihat lebih artistik dan catchy. sementara nanda, sebagai seorang pns, saya percayakan dia menghandle transportasi, akomodasi, dan menghandle konsep acara "tambahan" yang diminta oleh klien.

    terkadang ada klien yang meminta kami untuk menyelipkan sedikit unsur entertainment dalam acaranya, dan hebatnya, nanda dengan jiwa padang nya yang terkenal irit itu mampu menghadirkan hiburan murah meriah tetapi tetap berkelas. seringkali kami berempat merangkap menjadi penghibur semacam, pemain musik, penari, dan sebagainya. kebetulan nanda pernah menjadi mayoret dari grup marching band yang dipimpinnya sewaktu bersekolah di tarakanita, maka dari itu dalam urusan mengaransemen lagu, she's the perfect ones.
    tim inti beranggotakan empat orang sahabat ini sewaktu-waktu bisa bertambah menjadi delapan atau bahkan dua puluh orang, tergantung dari seberapa besar acara yang saya handle. memang saya lebih memilih acara yang bertemakan coctail party, arisan, corporate party dan acara lain dimana orang yang saya handle tidak terlalu banyak. maksimal saya hanya mampu menghandle sekitar 500 orang, itu pun jarang sekali saya terima, hanya klien-klien tertentu saja.

    ketika butuh 'tim dadakan', saya langsung menghubungi semua teman yang bisa saya percaya. saya lebih nyaman bekerja dengan orang-orang yang pernah saya kenal sebelumnya karena saya bisa memberikan kepercayaan sepenuhnya. pernah sekali waktu saya menerima partner tambahan secara asal,tanpa pernah saya kenal sebelumnya, ternyata berdampak sangat buruk sekali.

    sudah hampir dua jam lebih saya menyusun konsep menu secara kasar, sehingga ketika besok bertemu dengan teh tirza, saya bisa langsung menyerahkannya. dalam setiap acara, klien selalu saya beri previllage khusus untuk menentukan menu yang mereka suka. sambil menghitung rincian biaya, saya juga mulai membuka-buka file kantor. memperkirakan tugas saya di kantor selama tiga hari, senin,selasa dan rabu.

    saya mulai menyusun jadwal perhari dan mulai membuat list apa saja yang sudah harus saya selesaikan tiap harinya. masalah pekerjaan kantor memang selalu menjadi penghambat, apalagi menjelang akhir tahun dan akhir kwartal ke empat tahun 2009 ini, hampir tiap perusahaan melakukan penyesuaian pembukuan. sebagai sebuah firma akuntan publik, sudah barang tentu kami bekerja ekstra keras ketika laporan keuangan akhir kwartal perusahaan dibuat, apalagi ditambah dengan laporan akhir tahun yang selalu berhasil membuat saya kurang tidur selama hampir satu bulan.
    Sabtu, 31 Oktober 2009



    00.30 am



    argi yang tampak mengantuk mulai menarik-narik lengan baju saya, pertanda saya harus meninabobokan si ucing yang satu ini.



    01.00 am



    saya kembali melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda. dengan berat hati saya mulai mencicil sedikit demi sedikit pekerjaan kantor yang seharusnya saya kerjakan untuk hari senin dan selasa, sengaja saya lakukan supaya nantinya saya mempunyai sedikit waktu di kedua hari itu untuk mempersiapkan acara party. niatnya malam ini mau tidur lebih cepat dari biasanya tapi ternyata gagal total. hehe.




    02.00 am



    karena sudah tidak kuat menahan kantuk, saya akhirnya menyerah dan memutuskan untuk beristirahat walaupun masih ada beberapa pekerjaan yang belum terselesaikan. bodo amat deh.



    06.00 am



    tiba-tiba terbangun karena mendapatkan serangan fajar dari si ucing argimon. dengan mulut yang masih beraroma nafas naga, saya dengan semangat 45 menerima serangan fajar tersebut. hell yeah, early morning is the best time for doing this naughty things. 'morning xxx' selalu menjadi moment yang mengejutkan, menyenangkan sekaligus
    menyegarkan di pagi hari. i'm loving it. hehe. :">



    07.00 am



    menyiapkan sarapan : nasi tim + mashed potatoes + telur rebus + susu.



    08.00 am



    mandi + beres2 kamar.



    09.30 am



    berangkat menuju kampus argi di daerah depok untuk menemui dosen pembimbing thesisnya. kebetulan pertengahan bulan oktober ini argi sudah mulai mempersiapkan bahan-bahan penelitian untuk thesisnya nanti. mengisi waktu luang ketika menunggu argi bimbingan, saya membaca koran sambil sesekali tengok kanan kiri, lumayan bisa cuci mata mumpung banyak brondong berkeliaran di sekitar kampus.



    11.00 pm



    pergi menuju tempat pertemuan kami dengan teh tirza yaitu sebuah cafe yang terletak di kawasan senayan.



    12.00 pm



    kita berdua sudah sampai di salah satu cafe favorit kita di jakarta, black cat. sebuah cafe yang khusus disediakan untuk para jazzlovers yang ada di jakarta terutama untuk fans berat 'dedengkot' atau 'mbah' nya musik jazz indonesia, ada Idang Rasjidi, Ireng Maulana, Margie Segers, dll. semuanya ada disini. hehehe.

    berhubung waktu itu cafe nya baru buka jadi suasana nya belum begitu ramai. sebenarnya masih ada waktu setengah jam lagi untuk bertemu dengan teh tirza, tapi prinsip saya adalah harus datang ke tempat pertemuan lebih awal sebelum kedatangan klien dan jangan sampai datang terlambat karena nanti akan menjadi nilai minus di mata seorang klien.

    12.30 pm



    tepat pukul setengah satu siang, teh tirza datang. dari kejauhan terlihat sosok seorang yang anggun tetapi sopan dengan busana andalan nya yang berwarna cerah, teh tirza selalu terlihat chic disetiap penampilannya. setelah berbasa basi sebentar, kami pun masuk ke tahap obrolan yang lebih serius mengenai detail acaranya.



    "sis, kira-kira nanti tema acaranya apa?" tanya saya dengan sopan kepada teh tirza.



    "savoury ropponggi meets enchanting moroccan my dear..." jawab teh tirza dengan suara yang lembut.

    (savoury roppongi, tema yang identik dengan suasana oriental ala jepang sementara enchanting moroccan, sudah jelas, maroko)



    "are you serious??"



    "definitely. ada masalah ji?" tanya teh tirza dengan rona muka yang sedikit pucat.



    "hmm...i think it's not a big deal ." jawab saya sambil memaksakan tersenyum simpul.



    "sounds great. aku ngerti kamu lho ji, dan kamu juga orang yang paling tau selera aku. makes it perfect okay?"



    "if you say so, then i'll do it. untung tadi malem aku udah antisipasi, ini daftar menu yang aku susun." ucap saya sambil menyodorkan sebuah note berisi daftar menu yang dibuat oleh saya dan argi.



    "as well prepared as always, tapi ji, rules nya agak sedikit berbeda untuk hari rabu." ucap teh tirza sambil menyodorkan kembali kertas itu ke arah saya.



    "what rules?" tanya saya dengan heran sambil menatap serius ke arahnya.



    "omakase." jawabnya singkat sambil meminum segelas hennessey city shanghai dengan anggun.

    kali ini saya tidak langsung menjawab, tetapi memilih untuk diam dulu sejenak untuk memikirkan sesuatu. melihat saya yang sedang bingung, argi langsung mengambil alih pembicaraan dan mulai membicarakan hal yang lain bersama teh tirza, maksudnya untuk memberikan saya sedikit waktu agar bisa berpikir dengan jernih.

    omakase adalah sebuah istilah yang berlaku di restoran jepang (asli restoran jepang, bukan semacam hokben, kedai teppan atau kedai sushi franchise) yang mempunyai artian untuk percaya pada pilihan juru masak. dengan memesan omakase, tamu bisa menikmati hidangan pilihan sang juru masak di luar menu reguler. masalahnya, omakase itu ibaratnya sebuah taruhan, kalau cocok dengan selera tamu, maka tamu akan memberi nilai lebih karena menu yang disajikan di luar menu reguler, tetapi kalau salah, kapasitas juru masak itu sudah barang tentu akan dipertanyakan.

    oleh karena itu untuk melakukan omakase, sang juru masak haruslah orang yang sudah dipercaya dan sudah mengenal selera tamunya dengan baik. walaupun tema savoury moroccan sudah ditentukan, tetapi ketika klien menyuruh kita untuk membuat pilihan menu sendiri, maka akan menjadi sebuah dilema besar. sisi positifnya, klien sudah percaya dengan kita, tetapi sisi negatifnya kita harus mampu menciptakan menu kreasi yang mampu mengagetkan tamu sementara taste nya harus tetap terjaga.
    "ok sis, i'll take it." ucap saya dengan nada yakin, memotong pembicaraan seru yang sedang terjadi antara dia dan argi. keduanya sempat terhenyak sesaat karena merasa kaget, tetapi kemudian keduanya tersenyum ke arah saya.



    "that's why i always like you my dear, dare to face the risk." ucapnya sambil menyeringai lebar ke arah saya dan argi.



    "you have the guest list haven't you?" ucap argi menengahi pembicaraan kami berdua.



    "i've got your point...here it is." jawabnya tenang sambil menyerahkan sebuah note yang berisi daftar tamu yang hadir. sebuah notes yang sangat bernilai dan teramat penting fungsinya ketika aturan omakasu akan kami mainkan. karena kami harus tahu siapa saja tamu yang datang untuk dapat menebak selera mereka.



    "hmm...less than one hundred, it must be a good news for us." gumam argi sambil membolak-balik notes berisidaftar nama tamu tersebut.



    "baguslah, jadi nanti kalian bisa kasih surprise sama aku. hehe." jawabnya sambil tertawa renyah.



    "mudah-mudahan nanti surprisenya berkesan ya sis. nanti evening party kan?" tanya saya sambil mencatat sesuatu di popi.



    "iya, at seven pm a clock. held at moroccan house. be prepared yah my dear. i trust you." ucapnya sambil mencondongkan badannya ke arah saya sembari tangannya menggenggam tangan saya, pertanda kepercayaan klien sudah diserahkan kepada saya.



    "i will." jawab saya singkat sambil tersenyum manis ke arahnya.
    setelah pembicaraan mengenai masalah budget dan segala macamnya selesai, teh tirza kemudian berpamitan kepada kami berdua lalu meninggalkan kami dengan wajah yang berseri-seri. ketika sosoknya menghilang dari pandangan, barulah wajah stres yang sedari tadi saya sembunyikan akhirnya saya perlihatkan juga. melihat itu, argi hanya bisa tertawa.

    argi sudah sangat mengerti perangai saya yang sering nekat mengambil resiko demi kepuasan klien, walaupun pada akhirnya saya harus berpikir ekstra keras untuk mencari jalan keluarnya. buat saya, memasak untuk diri sendiri itu mudah, tetapi memasak untuk orang lain baru susah. posisi kali ini cukup sulit, teh tirza itu termasuk klien penting yang tidak bisa saya tolak begitu saja permintaannya. setidaknya saya memang sudah membuat beberapa list klien yang tidak mungkin saya tolak permintaannya bahakan dalam kondisi yang sulit untuk diwujudkan sekalipun karena saya takut kalau sekali saja mengecewakan hati klien, maka hubungan baik yang sudah terjalin erat bisa berantakan.

    biasanya, saya selalu mempunyai syarat minimal 3 minggu sebelum hari 'H' harus sudah ada pembicaraan yang serius, kalau lewat dari masa itu pasti saya tolak, tapi sekali lagi, konsumen/klien adalah raja, harus diberikan servis sebaik mungkin layaknya seorang raja.
    sewaktu saya sedang berpikir tentang menu dan berbagai macam hal lainnya, argi nampak terlihat serius mengamati daftar tamu yang tadi sudah diberikan. satu persatu dia tandai di bagian orang yang sudah dikenalnya. mengenali tamu juga salah satu hal penting karena kita harus menyesuaikan dengan kebiasaan makannya, apa jenis makanan yang pantang bagi dia untuk dimakan, dan sebagainya. untungnya argi mempunyai kelebihan di bidang itu, dia dengan cepat mengingat karakter orang-orang yang sudah pernah dikenalnya, bukan dengan cara menebak, tapi kenal secara personal.

    kebetulan argi orangnya mampu mingle (berbaur) dengan siapa saja jadi tidak sulit baginya untuk sekedar menanyakan hal-hal yang sifatnya personal. ternyata setelah dilihat-lihat, lebih dari separuh tamu yang diundang memang sosok yang sudag pernah kami kenal sebelumnya, banyak diantara mereka juga kami sudah hapal betul taste nya. cukup mampu menghibur hati saya sedikitlah. hehe.
    dengan cekatan, argi mulai menyusun daftar beverages (minuman) yang akan dia buat untuk acara tersebut. walaupun terlihat mudah, tapi sebenarnya tugas dia cukup berat. dalam acara coctail party atau moctail party, makanan hanya sebagai pelengkap, sedangkan minuman apa yang disuguhkan itulah yang nanti akan menjadi primadona.

    untung kami sudah saling mengenal satu sama lain jadi masing-masing dari kami sudah bisa memperkirakan kombinasi apa yang sesuai antara makanan dan minuman. setelah masing-masing dari kami menulis menu kemudian mencocokkannya, akhirnya proses selanjutnya bisa saya kerjakan yaitu memperkirakan bahan-bahan apa saja yang harus dibeli dan berapa banyak jumlahnya.

    setelah perkiraan awal sudah kami buat, tahap selanjutnya yaitu membagi daftar belanjaan dengan cermat, kami memilah-milah bahan makanan dan minuman berdasarkan tempat dimana kami harus membelinya. kami hanya membaginya menjadi dua, pertama bahan-bahan yang hanya ada di supermarket dan bahan-bahan yang bisa kami beli di fresh market supaya lebih irit. tiba-tiba, sewaktu kami sedang asik mencatat, terdengar kencang suara teriakan dari seorang wanita HBL (Haus Bentakan Lelaki).
    "Panjiiiiiii......" teriak ivy dengan heboh sambil berjalan mendekat ke arah kami berdua.



    "hey....lama banget vy?" tanya saya dengan raut muka yang agak kusut.



    "biasa lah nji, habis nyalon dulu gue. eh,muka lo kenapa say? koq kusut? belum disetrika yah?" tanya ivy usil sambil menggoda argi yang sedang sibuk menulis.



    "masa sih vy?" tanya saya penasaran.



    "ngga koq sayang, cuma keliatan sedikit muram aja. heh marvel, koq tumben lo diem aja ngeliat gue dateng?" tanya ivy kepada argi. kebetulan akhir-akhir ini ivy dan nanda senang memanggil argi dengan panggilan 'marvel'.



    "ivy...lo mau gue teriak heboh waktu ngeliat lo?" tanya argi sok-sok jutek.



    "iya dong marvel, lo harus teriak-teriak histeris klo habis liat gue."



    "emang lo setan? ya udah nanti lain kali klo gue ketemu lo, gue bakal teriak maling yang kenceng. biar lo puas."



    "ih koq kamyu gitchu sih sama akyuuuu...."



    "hahaha...najong lo vy. eh si nanda kemana? koq ngga bareng sama lo?" tanya argi sambil mengelus-ngelus rambut ivy.



    "tau tuh, katanya sih dia lagi naik taksi sekarang, bentar lagi mungkin nyampe. eh iya, gimana ceritanya buat hari rabu? tumben kita ngga diceritain detailnya nji?" tanya ivy sambil memilin-milin ujung rambutnya.



    "gue juga baru dapet detailnya tadi vy, ntarlah klo nanda udah dateng, kita briefing dulu sebentar. eh, lo pesen minum apa vy?" tanya saya kepada ivy.



    "gue mau pesen teh tubruk dong...kayanya gue masuk angin deh hari ini."




    "lo mau minum teh dulu baru ditubruk? ato ditubruk dulu baru minum teh?" tanya argi.



    "gue maunya minum teh sambil liatin lo ditubruk ama mikrolet gi." jawab ivy sambil melotot ke arah argi.



    "hahaha...habisnya lo pesen minuman yang aneh-aneh. ngga sekalian pesen bandrek?" goda argi lagi.
    "hai guuuyyssss!" tiba-tiba pertengkaran argi dan ivy dihentikan oleh teriakan nanda yang dari kejauhan terlihat sedang mendorong sebuah koper kecil dengan tangan kanan sementara tangan kirinya memegang payung.



    "hai cintaaaa." teriak ivy menyambut kedatangan nanda, kemudian mereka berdua saling bercipika-cipiki ria.



    "ya ampun cin, lo bawa koper mau ngapain sih?" tanya ivy penasaran.



    "lho, katanya hari ini sampai besok kita mau nginep di rumahnya panji?" tanya nanda heran sambil memendekkan gagang kopernya kemudian meletakkannya di samping kursi
  • "hello? kita mau nginep di rumah panji cin, bukan mau kemping di cibubur. trus ini ngapain coba lo bawa-bawa payung segala?"



    "hehe...kan sedia payung sebelum rihanna cin. hai panji, marvel, makin lengket aja nih kalian berdua. gimana kabar kalian, baik-baik aja kan?" sapa nanda.



    "hai nand...baik nand alhamdulillah. waw, lo keliatan fresh banget hari ini." tanya saya.



    "oh jelas nji, ngga sia-sia selama dua minggu ini gue terapi microdermabrasion. gimana hasilnya, oke kan?" tanya nanda sambil berpose ala foto model.

    (microdermabrasion = terapi kulit menggunakan alumunium oxyde crystal)



    "adeuh meni gaya si nanda...mentang2 sering DL jadi rajin perawatan. banyak duit nih..." tanya argi menggoda nanda.

    (DL = Dinas luar)



    "iya nih nampaknya si miss sppd kita yang satu ini lagi banyak pemasukan..." ucap ivy ikutan nimbrung.

    (sppd = surat perintah perjalanan dinas, yang di dapat oleh pns ketika melakukan kunjungan dinas ke luar daerah.)



    "ih boro-boro guys, biro gue aja sekarang anggarannya udah mau habis, tau sendirilah akhir tahun anggaran kondisinya kaya gimana. yang ada sekarang gue dieksploitasi habis-habisan sama kabag gue. pusing deh gue." curhat nanda panjang lebar.



    "curcol nih ceritanya, tapi lo keliatan fine-fine ajah koq cin. ngga keliatan overstressed gimana gitu..." ucap ivy.



    "oh pastinya cin, namanya juga pns, pegawai nan sejahtera." ucap nanda dengan bahagia.



    "hahaha...panji likes it nand. ya udah, sekarang kita mulai briefing yah guys?" ucap saya sambil berusaha untuk mengarahkan obrolan ke arah yang lebih serius.



    "siap bos!" ucap argi, ivy dan nanda serempak.
    kemudian kami berempat memulai diskusi santai tapi serius, membicarakan detail acara yang akan dilaksanakan pada hari rabu. karena sebelumnya argi sudah tahu, kali ini hanya nanda dan ivy saja yang tampak kaget ketika mendengar permasalahan yang nanti akan kami hadapi. nanda dan ivy sudah lama bekerja sama dengan saya dan argi jadi mereka juga sudah paham betul kondisi dan permasalahan yang saya terangkan. setelah saya selesai menjelaskan detailnya secara rinci, maka tiba giliran mereka berdua untuk memberikan masukan untuk acaranya. walaupun saya sudah membuat konsep sendiri, tetapi saya tidak akan merealisasikannya kalau argi,ivy dan nanda tidak setuju. karena konsep yang akan dijalankan harus berdasarkan kesepakatan kami bersama.

    setelah berdiskusi selama hampir satu setengah jam, yang sesekali diselingi oleh perdebatan maupun candaan, akhirnya keputusan final sudah didapat. menu dan konsep pun sudah tersusun dengan sempurna. kami lalu membuat sebuah catatan di sebuah binder notes notes besar yang berisi notes-notes kami setiap kali mendapatkan order. semuanya yang kami diskusikan dicatat disalin dengan rapih oleh nanda ke dalam binder notes itu. setelah selesai, baru kami mempersiapkan sebuah daftar yang berisi langkah-langkah yang harus kita lakukan dari awal sampai akhir. semua point itu harus kita ikuti, patuhi dan dilaksanakan secara berurutan dan tidak boleh ada yang terlewat. tidak banyak memang catatannya, karena kami berempat mempunyai prinsip 'KISS', Keep It Simple and Sequence.
    setelah selesai briefing, kami langsung pergi meninggalkan black cat. kegiatan pertama yang harus kami lakukan adalah : keliling-keliling mall yang sudah kita pilih di jakarta. hehehe. biasanya, untuk mencari inspirasi dekor, menu makanan, dan segala macamnya, kita selalu berkeliling dari satu mall ke yang lainnya. di setiap mall, kita wajib mengunjungi booth cakes and pastisseries untuk sekedar mencari inspirasi.

    tidak lupa juga mengunjungi booth gift and hobbies. setiap kali menemukan inspirasi, kami langsung berembuk saat itu juga kemudian mencatatnya ke dalam notes. tidak lupa kami juga pergi makan di restoran yang nuansanya sama dengan tema untuk acara hari rabu nanti. untuk survey citarasa maroko, kita mendatangi 'restoran maroush' yang ada di kawasan gatot subroto. sementara untuk survey citarasa jepang, kita mendatangi 'restoran La Tour d'Ebeya' yang ada di FX. dari dua buah restoran itu, kita langsung mendapatkan inspirasi untuk menu-menu apa saja yang nanti akan kita buat. thanks god for saving my life.

    dari sore sampai tengah malam, total sudah ada 5 buah mall superbesar yang kita intip dan ketika kita merasa informasi yang dikumpulkan sudah cukup, maka kami langsung memutuskan untuk pulang ke rumah. kebetulan malam ini sampai besok, ivy dan nanda menginap di rumah saya dan argi. sesampainya di rumah , kami tidak langsung beristirahat tapi kembali melakukan briefing singkat untuk menentukan hal-hal yang jauh lebih detail lagi. setelah semuanya sepakat, masing-masing dari kami mencatat bahan yang akan kami butuhkan untuk acara tersebut. rencananya hari minggu besok akan kami gunakan untuk berbelanja semua bahan dan keperluan lain yang kami butuhkan. saya juga mulai menyiapkan beberapa bumbu yang nanti akan saya gunakan, kebetulan masih ada beberapa stok bumbu dapur yang tersisa. sementara ivy dan nanda membereskan peralatan untuk memasak keesokan harinya, lalu argi mulai terlihat sibuk bereksperimen dengan muddlernya, sebuah alat berbentuk stik kayu kecil yang biasa digunakan bartender untuk mengeluarkan sari buah, herbs atau biji-bijian, untuk menciptakan kreasi minuman yang baru.
    Minggu, 1 November 2009



    08.30 pm
    kita berempat langsung berangkat menuju arah utara jakarta dengan membawa catatan panjang berisi daftar belanjaan. biasanya sih untuk belanja bahan-bahan masakan, saya lebih sering pergi ke daerah selatan, di pasmod bsd. tapi berhubung si lumba-lumba (argi) lagi kangen sama habitatnya di air jadi saya memutuskan untuk belanja di daerah utara. tujuan kita adalah sebuah fresh market dan waterbom pik yang terintegrasi di dalam satu komplek. begitu sampai di sana, sempet kaget juga sih melihat banyak kembang ucapan selamat berjajar di dekat waterboom, rupanya Grand Openingnya baru tanggal 27 Oktober kemarin padahal dibukanya mah udah lama. saat berjalan menuju pintu masuk, sempat kaget waktu baca tulisan "WATERBOM - The Urban Cool". maksudnya apaan yah? saya mah bingung da. hehehe.

    sampai disana, argi, ivy dan nanda langsung berenang dengan semangat, sementara saya? saya mah cuma mainan kecebong sambil nyelup-nyelup kaki aja dipingir kolam, ya sama beberapa kali saya numpang cuci tangan. hehe. kebetulan kalau saya lebih suka berenang di waktu sore atau malam hari. sempet ada kejadian lucu sih, jadi waktu si lumba-lumba (argi) mau main seluncuran, sama pengawasnya dikasih ban berukuran besar yang biasanya dipakai untuk 2 sampai 3 orang, berhubung argi cuma sendirian karena kebetulan ivy dan nanda takut main seluncuran, tiba-tiba ada seorang om-om dengan perut super bureuteu (buncit) dan agak sedikit berbulu menawarkan diri untuk ikut meluncur bersama argi, walhasil selama meluncur terdengar jelas suara teriakan argi yang cukup histeris. histerisnya bukan karena seluncurannya yang serem tapi karena om-om yang belakangan kita tahu sama-sama 'belok' berusaha untuk memeluk argi dari belakang, makanya selama beberapa menit di dalam terowongan seluncuran itu argi berteriak sekencang mungkin karena takut dipeluk. hahahaha. makan tuh om-om.
    11.30 - 15.30 pm



    selesai renang, saya langsung mengajak mereka berbelanja. untungnya fresh market disini termasuk lengkap jadi semua bahan yang ada di daftar 'harus beli di fresh market' sudah terpenuhi. untung saya membawa dua orang teman saya, ivy dan nanda, karena perempuan paling cocok untuk disuruh menawar, terutama nanda dengan darah padangnya yang terkenal super irit sukses membuat penjual bertekuk lutut dan memberikan potongan harga dari harga yang sudah di diskon (nah lho, bingung kan?). beres belanja di sini, kami langsung meluncur menuju arah selatan, ke daerah kemang, tujuan kita adalah untuk makan siang dan belanja beberapa bahan makanan dan bumbu impor yang kebetulan cuma dijual disini.



    16.00 - 20.00 pm



    pulang ke rumah sebentar untuk menaruh barang-barang belanjaan yang sudah memenuhi mobil dan disimpan sementara di dalam coolbox. satu jam kemudian, kita kembali berkeliling ke tujuan yang lainnya, masih ada tiga tempat lagi yang belum kita datangi yaitu kelapa gading, bintaro dan gajah mada untuk membeli bahan-bahan pastry, garnish dan coleslaw (sejenis salad). setelah semua bahan sudah di dapat, kami menyempatkan untuk makan malam sebentar baru kemudian pulang ke rumah untuk memulai ritual memasak. sialnya sewaktu akan kembali pulang ke rumah, kami terjebak macet yang cukup parah di dekat kawasan cempaka putih. karena stres, saya akhirnya menyalakan radio, tiba-tiba di radio itu diputar sebuah lagu yang berjudul 'who do you think you are' nya spice girl. awalnya kita berempat masih tenang-tenang aja
    waktu dengerin lagu itu, tapi sewaktu sampai di reff ;


    "I Said, 'Who Do You Think You Are?'
    (Think, Think You Are)
    I Said, 'Who? Some Kind Of Superstar'"



    argi, ivy dan nanda sontak langsung tertawa sementara saya juga ikut-ikutan menahan tawa karena sedang fokus menyetir. tanpa ba-bi-bu lagi, argi dan ivy langsung mereka ulang adegannya ;



    "Lagu ini buat temen-temen sd gue, yang suka nyakitin gue. Adinda mutiara sabila purnomo sidi, makan nih..." ucap argi berbicara ke arah ivy.



    "Heh...gue tau lo ketua,lo apa, dari kelas satu sd lo rangking satu terus. gila lo.... lo paling jago." kali ini ivy membalas omongan argi.



    "keren kan gue??? lo ngeadd gue di facebook gue approve lo man..." balas argi lagi.



    "gue tau lo muhammad davi widodo yang pernah insult gue di depan kelas. ueeek...sok ganteng lo vi...jijik tau gak!" ucap ivy tak mau kalah.



    "buat semua mantan gue!! i hate you now...so go away from me! i can do better, i can do better!!!" teriak argi sambil menyanyikan lagu i can do betternya avril lavigne.



    "hahahahaha....cocok banget vel lo jadi marshanda!" ucap ivy sambil tertawa terbahak-bahak.



    "bener banget cin, gue kira si argi mirip marvel, ternyata lebih mirip marshanda! hahahaha." kali ini nanda yang tertawa terbahak-bahak.



    "hahaha...klo gue marshanda, berarti si aa vj ben dong?"



    "ciee...ben kasyafani vel?" tanya ivy sambil menahan tawa.



    "bukan vy..." jawab argi.



    "lho, terus si panji ben apaan dong vel?" tanya nanda



    "ben-conggggggggg...!!!" teriak argi.



    *wadezigh!*


    tangan saya langsung meninju pinggang argi dengan keras, argi yang semula sedang tertawa bahagia langsung meringis kesakitan.



    "ampun a...ampuuuuun...heureuy atuh a..." ucap argi pelan sambil meringis keakitan.

    (heureuy = becanda)



    "wah...pantesan marshanda curhat di youtube yah cin, ternyata vj ben nya galak bo!" ucap nanda kepada ivy.



    "hahahaha...sory, gue baim wong, jadi gue ngga ada sangkut pautnya sama masalah kalian. no comment. hahaha." ucap ivy sambil sedikit bercanda.
    22.00 - 23.30 pm



    setibanya di rumah, kita langsung memilah-milah barang belanjaan dan memisahkannya berdasarkan menu yang sudah disusun sebelumnya. kebetulan rumah ini mempunyai tiga buah kamar tidur, satu untuk kamar saya dan argi, satu ruangan untuk kamar tamu dan ruangan yang satu lagi oleh saya disulap menjadi ruang memasak. memang di rumah ini juga sudah tersedia dapur tetapi ukurannya kurang memadai untuk dipakai memasak dalam jumlah yang banyak. ruang memasak itu sebenarnya hanya ruangan kamar biasa, berukuran 4x6 meter persegi, yang didalamnya saya isi dengan perabot- perabot layaknya pantry restoran.

    ada dua buah kulkas besar di sudut kanan ruangan untuk menyimpan daging dan ikan, kemudian satu buah coolbox berukuran 1x2 meter yang biasa dipakai untuk menyimpan buah-buahan dan sayuran dan bahan pastry, kemudian deretan rak kabinet yang memanjang di sisi kiri ruangan yang diisi oleh peralatan makan mulai dari piring,sendok,garpu dan gelas dalam jumlah yang banyak, di atas rak kabinet itu terdapat juga beberapa peralatan elektronik untuk memasak, ada food processor, meat grinder, power slicer, multi grater, blender dan hand blender, 5-quart mixer, food steamer, toaster, jar pot, pasta maker, oven, dll. semuanya adalah alat-alat masak yang rutin saya gunakan ketika ada job memasak. dan ditengah ruangan, saya taruh sebuah meja kayu berukuran 1x3 meter yang digunakan untuk berbagai macam hal.

    untung tema menu kali ini ada unsur maroko nya karena itu menunya sudah bisa disiapkan jauh-jauh hari, berbeda dengan menu ala jepang yang harus serba fresh. untuk makanan maroko yang identik dengan roti kering, daging sapi atau kambing yang bumbunya bercita rasa campuran antara manis yang menusuk lidah dengan pedas yang membakar lidah. sementara masakan jepang mempunyai citarasa yang sedikit unik karena mempunyai aturan baku tersendiri dalam soal bumbu yaitu sa-shi-su-se-so, singkatan dari sato (gula pasir), shio (garam), su (cuka), shoyu (kecap asin), dan yang terakhir adalah miso (bumbu khas jepang dengan rasa yang sedikit mirip tauco cianjur). untuk main course, makanan maroko dibuat terlebih dahulu karena daging sapi dan daging ayam harus dibumbui minimal satu hari sebelum dimasak. bumbu yang digunakan adalah berbagai macam rempah-rempah dan cabai bubuk, biasanya dalam waktu 12 jam, daging yang dilumuri bumbu itu akan matang dengan sendirinya karena panas yang ditimbulkan dari bumbu bercitarasa pedas tersebut.
    Senin, 2 November 2009



    00.00 am - 01.30 am



    setelah sempat istirahat beberapa menit, kami kembali melakukan pekerjaan tahap awal ini. ada beberapa pekerjaan lagi yang belum sempat terselesaikan dalam daftar yang kami buat. masing-masing dari kami mengerjakan tugas yang berbeda, saya menghaluskan beberapa macam bumbu untuk main course, argi sedang menghancurkan kulit buah kenari yang keras itu untuk memperoleh bijinya, ivy sibuk menimbang beberapa bahan makanan, sementara nanda sedang asik membuat muffin. setelah semua tugas untuk hari ini yang tercatat di notes sudah kami selesaikan, kami lalu membereskan ruangan pantry kemudian pergi ke kamar tidur. kami masih harus istirahat karena besok sudah mulai masuk kerja.



    07.30 am



    kami berempat sudah berdandan rapih dan bersiap-siap untuk berangkat ke kantor, nanda terpaksa berpisah dari kami bertiga, kebetulan kantor nanda terletak di lapangan banteng, daerah gambir, sementara saya dan ivy di rasuna said, dan argi sendiri di sudirman.


Sign In or Register to comment.