It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Cuman nginvite doang sayaaanngg...," aku meraih kedua telapak tangan Anggri dan berusaha merayunya lagi, tapi Anggri terus menolak. Padahal cuma invite lho, bukan ngechat. Anggri menarik kembali tangannya, mulai mengalihkan pembicaraan ke topik lain. Membahas film horror yg kami tonton barusan lewat DVD. Iya, aku sedang main ke rumahnya. Bawa cemilan banyak, soalnya sudah berencana nonton film dari kemarin-kemarin. Kaset bajakan, biasaaa. Dan kupikir kami bakal nonton berdua, biar kalau nanti dia takut dia akan menggenggam tanganku kayak di ftv-ftv gitu. Ternyata nggak. Kita nontonnya rame-rame. Saudara-saudaranya banyak yg pada datang, cuma buat ikutan nonton. Untung saja cemilan yg kubawa tadi lumayan banyak. Groginya sih waktu mereka datang satu persatu, semua selalu bertanya aku siapanya Anggri. Anggri cuma jawab kalau aku temannya, tapi dilihat dari ekspresinya sih semua nggak ada yg percaya. Bapaknya senyum-senyum saja dari tadi, aku jadi tidak tahu bagaimana pendapatnya tentangku.
Yg kita tonton 2 film sekaligus. Judulnya Deadly Intent, ama The Other Side of The Door (kalau gak salah sih begini judulnya). Nggak begitu seram sih. Lebih ke family temanya. Anehnya cuma gitu aja si Anggri sudah nangis-nangis. Hadeuh... dasar cewek. Mau tampang laki juga tetap saja gampang mewek.
Selesai film, kita nongkrong di teras rumah. Masih ada banyak orang sih, tapi bukan hal yg sulit untukku menikmati waktu berdua dgn Anggri. Aku membicarakan soal pertemuanku kemarin dg Satria. Yg berujung aku mendapatkan pin BB Rio. Dari pertama aku cerita panjang lebar, raut wajahnya hanya datar, memandang lurus ke depan, tanpa menoleh ke arahku sedetikpun. Hingga akhirnya penolakan itu terlontarkan ketika aku minta Anggri invite pin BBnya Rio.
Anggri masih tetap ngoceh kesana kemari, tapi aku sudah tidak fokus dgn obrolannya. Mungkin karena sadar aku agak ngambek, akhirnya dia berhenti bicara. Menatapku sekian detik, kemudian menghela nafas.
"Kamu marah?" aku tidak menjawab.
"Apa alasan kamu marah?" aku masih tdk menjawab.
"Kamu harusnya tahu, saat ini yg paling punya hak utk marah itu aku." Aku melirik Anggri, tdk mengerti dgn maksudnya.
"Apapun alasanmu kemarin, aku sih nangkepnya kamu lagi membuka peluang utk cowok gay manapun di luar sana deketin kamu, karena mereka pikir kamu gay..."
"But I'm not! Kamu tau itu!"
"Sayangnya semakin ke sini, aku lihat kamu kayak ada tanda-tanda begitu."
"Kamu nuduh aku?"
"Kalau kamu marah hanya karena aku nolak ngurusin perkara Rio, ya! Tuduhanku semakin beralasan." Diam-diam aku meremas HPku yg kugenggam.
"Kamu tau kan, semua cowok normal pasti nggak akan senekat itu deketin gerombolan cowok homo meskipun itu demi sahabatnya sendiri... yg homo juga."
"..."
"Maaf kalau kalimatku agak kasar. Tapi aku harus nyadarin kamu, siapapun nggak suka dikhianati, termasuk aku. Aku ngerasa kayak... apa ya... diremehin..."
"Aku sama sekali nggak punya niat kayak gitu, sumpah!"
"Lalu?"
"Oke... maaf, aku udah keterlaluan. Tapi aku bahkan nggak punya perasaan apapun ke org lain. Yg ada di otakku cuma kamu malah!"
"Dan Rio."
"Dia temanku, sayang. Yg udah aku anggap kayak saudaraku sendiri. Posisi kamu dan posisi dia itu nggak sama. Astaga, haruskah aku jelasin ini?"
"Cukup, Arka! Kita akan terus-terusan berdebat kayak gini sampe nanti. Aku rasa kamu butuh waktu buat mikirin obrolan kita barusan...," Anggri mengubah nada suaranya menjadi datar kembali. Aku hanya memperhatikannya, masih tdk habis pikir dgn kesensitifannya hari ini.
"Dan kayaknya kamu udah kelamaan maennya, mungkin Bunda kamu udah nyariin. Mungkin juga aku butuh istirahat," lanjut Anggri. Ya Tuhan, barusan dia mengusir aku? Aku bener-bener menyesal sudah bikin masalah dgn cewek. Serius.
Nah kan mulai konfliknya hihihi
Thanks udh di update kak dan nepatin janjinya @Rhein.a
Nahh, ya kalo dugaan Anggri ttg Arka itu bener lho yaa...
masih pengantar ini, konfliknya masih kurang 1km lagi ya kurang lebih...
et daahh! Padahal ngetiknya udah sambil nangis darah (T.T)